(sambungan dari yg tadi)

Bagaimana implikasi dari dari pemikiran saya itu? Buat indigenous people
mempunyai status sosial yang sama. Untuk kasus di Sambas, disusun
rumusan-rumusan agar para penduduk asli mampu bersaing secara
ekonomi dan sosial dengan kaum pendatang, misal dari Madura.
Yang di Ambon mampu bersaing dengan pendatang dari Makasar dan
Bugis. Secara nasional, juga perlu diperhatikan bagaimana caranya
yang bumiputra mampu bersaing dengan yang keturunan. Inilah satu-
satunya obat agar kecemburuan sosial tidak terjadi. Sejak kemarin saya
mencoba bermain-main dengan istilah DISKRIMINASI barangkali ada
yang mampu memberi pandangan yang pas. Sayangnya belum
kesampean. Alih-alih malah nuduh sukuis dan rasialis.

Bagaimanakah program di AS ini? Nah, di bidang perekonomian, disediakan
pinjaman $50,000 tanpa bunga. Saya punya kenalan (orang hitam) yang
memakai fasilitas ini. Di bidang pendidikan, terdapat sekolah, jatah gratisan
untuk orang hitam. Saya juga punya teman yg memanfaatkan fasilitas ini.
Belum segala macam beasiswa dari apa itu ya ....NCAAA (?). Ya anda
lebih tahu lah. (Ini pake fakta juga lho mbak ida). Dan ini benar-benar
fasilitas dari sekolah tsb, mereka harus / disyaratkan untuk memberikan
beberapa kursi kepada orang item.

Nah, apakah segala macam fasilitas untuk minoritas ini bukan diskriminatif?
Padahal yg bule juga banyak yg miskin. Kita kan lihat banyak fasilitas yang
berat sebelah macam ini lah. Di bidang kemiliteran, US Army dituntut untuk
memberi jatah lebih kepada orang Hispanik. Setelah diteliti ternyata jatah
orang hitam yg kebanyakan, bukan jatah untuk orang putih. Nah, Bung
Blucer, apakah praktek ini bukan diskriminatif? Ini yang saya maksud dengan
segala macam tulisan saya kemarin. Apakah orang bule sudah tidak ada yg
mampu lolos dari test masuk US Army? Apakah yg putih tidak ada yang
mau masuk ke US Army? Apakah AS tidak meminta segala macam isian
tentang origin dlsb. Kalo gitu kok bisa tahu persentase yg item, yg hispanik,
dan yg putih? Nah, silakan dibaca-baca lagi deh referensinya.....

Merujuk ke posting saya bahwa harus terdapat fasilitas khusus untuk
orang bumiputra (secara nasional) thd WNI keturunan, ini juga mesti lihat
ke belakang. Di jaman ORBA, para saudara kita ini sudah mendapat
fasilitas khusus dari ORBA (terlepas dari tujuan kroniisme dan kolusiisme).
Bahkan waktu itu kan Suharto secara terbuka meminta Sudono Salim dan
para konglomerat yang lain untuk gantian memberikan fasilitas yang pernah
mereka nikmati untuk pengusaha kecil (samaran untuk kalangan bumiputra).
Ketidaktahudirian Oom Liem gemblung itu terucap dengan menyatakan
bahwa apa yg diraihnya adalah berkat usaha kerasnya sendiri. Nah, saya
nggak akan bilang apa-apa kalo anda masih ngotot berujar yang sama
dengan Oom Liem gemblung itu, toh pembaca yg menilai lah.....

Apakah ada yg terketuk dengan himbauan Suharto? Ada! Banyak! Kita tahu lah
para pengusaha keturunan yg tahu terima kasih itu. Yang nggak tahu terima
kasih macam Liem gemblung itu ada nggak? Ada! Buanyak sekaleee!

Nah, inilah mestinya yg mesti dilakukan untuk membereskan perekonomian
sekaligus tatanan sosial di Indonesia. Bukan seperti rekan-rekan yang
memberi harga mati dengan anti-diskriminasi itu. Untuk mencapai tatanan
anti-diskriminasi, langkah awal adalah menyamakan status sosial dari
seluruh lapisan masyarakat. Menyuruh bersaing masyarakat yg berbeda
kelasnya kan repot dong. Iya ndak?

Sudah ah.... capek...

'------------------------------------
Blucer Rajagukguk wrote:

> Inilah salah satu sebab kenapa kita banyak orang pinter, kebal dlsb, tetapi bisa 
>dijajah Belanda 350 tahun dengan
> tambahan bonus 3 1/2 tahun dari Jepang. Karena masih banyak tokoh masyarakat kita 
>yang lebih mendahulukan berpikir
> dengan emosi dan dendam, daripada ketenangan dan kehati-hatian.
> Saya sendiri sangat prihatin dengan nasib suku Madura, walaupun perihnya perasaan 
>saudara-saudara di Madura bisa
> lebih dari yang saya bayangkan.
> Tetapi apakah benar, suku Dayak dan Melayu yang masih manusia, dan juga banyak 
>terdapat di Malaysia, yang juga
> terkenal ramah dan beradab, benar-benar ingin membunuhi dan menganiaya masyarakat 
>Madura tanpa sebab? Apakah benar
> mereka, suku Dayak dan Melayu tidak punya lagi hati dan perasaan sebagai manusia? 
>Pertanyaan-pertanyaan ini terus
> menggugat hati saya dan mungkin kawan-kawan yang lain. Segala macam teori konspirasi 
>atau cara bayar-membayar orang
> dan kelompok untuk menimbulkan kerusuhan dlsb bisa saja terjadi, dan kalau ini benar 
>maka serangan yang jika memang
> akan dilakukan oleh pihak Madura ke suku Dayak atau Melayu, akan salah sasaran.
> Seperti digugat oleh Gus Dur, bahwa ada tokoh dari pusat yang sedang 
>menghambur-hamburkan uangnya untuk mengacaukan
> negeri ini, termasuk kasus sambas, sangat perlu untuk dipertimbangkan. Seperti kartu 
>domino, satu kerusuhan diikuti
> oleh kerusuhan lainnya, diikuti dengan masalah lainnya, menggambarkan kondisi yang 
>sulit dan hampir tidak
> terkendali. Gambaran umum bangsa menunjukkan bahwa sangat potensial terjadi, bahwa 
>suku Madura telah dijadikan
> tumbal oleh pihak-pihak yang tidak punya perikemanusiaan dalam mencapai 
>cita-citanya, yang sama halnya dengan yang
> terjadi di Ambon ataupun Cina pada pertengahan Mei.
> Mudah-mudahan para intelektual dan tokoh Madura akan lebih bersikap hati-hati dan 
>bijaksana untuk mencoba melakukan
> pemecahan lain yang lebih damai. Demikian juga untuk intelektual dan tokoh Dayak dan 
>Melayu di Kalimantan agar
> dapat lebih berpikir jernih dan menenangkan warganya, serta mencari jalan untuk 
>meminta maaf/ataupun memberi
> penjelasan kepada warga Madura.
> Semoga damai yang dari Allah menyertai suku Madura, Dayak dan Melayu dalam 
>memecahkan masalah ini.
> Demikianlah pikiran saya yang masih keroco ini.
> peace.

               \\\|///
             \\  - -  //
              (  @ @  )
------------oOOo-(_)-oOOo-----------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
--------------------Oooo------------
           oooO     (   )
          (   )      ) /
           \ (      (_/
            \_)

Kirim email ke