Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh
Iyolah ki sanak, kalau itu tontonan bisa dielakkan, kalau surek nan disorongkan ka e-mail awak, kan tapaso dibaco. OK bapak2 polemik ditutup saja... Salam, Adrial - Original Message - From: Muhammad Rijal [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 02, 2003 7:28 PM Subject: Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh Tak usah muak, namanya juga negara demokrasi Kalau tontonan tak bagus, tak usah menontonitu solusi terbaik:) RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh
Mengeritik gampang? Tidak semua kritik gampang Bung apalagi bagi yang malas mikir. Keputusan MPR (emper) tahun 2000, masalah Aceh diselesaikan deng dialog! bukan cara-cara militer, basisnya hak azasi manusia dan demokrasi. Sudah jelas sekali solusinya, sayangnya kawan-kawan TNI itu kebelet sekali buat nembak. Sekarang masalah jadi bertambah dengan keengganan kawan itu plus sikap kebanyakan ummat yang fasis ini. Tidak ada penyelesaian yang lebih holistik selain dari penegakan ham, memberantas KK tentunya dalam kerangka demokrasi. Jelas ini bukan om-do, tinggal soal kemauan RI1s/d...n Perlu waktu ya, karena bangsa ini sedang sakit, yang jelas jangan main tembak dulu. Salam SBN - Original Message - From: Adrial Sj. To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, June 01, 2003 5:43 AM Subject: Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh Sungguh, mengeritik dan menuntut ini itu pekerjaan gampang. Solusi nya apa bung ?? Yang saya sayangkan dari LSM-LSM ini adalah cara pandang mereka yang sektoral, sedangkan penyelesaian yang diperlukan harus secara holistik. Menurut saya, sepanjang undang-undang darurat militer diperlakukan di Aceh, maka hal-hal yang disebutkan kontras itu akan terus terjadi. Soalnya, dimana Kontras dapat berpartisipasi untuk membantu penyelesaian konflik Aceh, katimbang cuma OMDo (alias omong-doang). Bukan tidak setuju lho sama yang dikemukakan Kontras, cuman ya itu sering sekali masalah kompleks di pergampang oleh kawan-kawan Kontras ini.. Sekali lagi ngritik, nuntut dll. itu mah gampang, solusi nya itu lho. (Maaf kali ko indak caro alas doh, rasono bahaso nasional labiah elok untuak komentar ko). Salam, Adrial (sabanta lai KTP saumua hiduik) - Original Message - From: Yulmizar To: RantauNet Sent: Thursday, May 29, 2003 3:57 PM Subject: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh - Original Message - From: Munjarra Morwey To: A A Sent: Wednesday, May 28, 2003 1:14 AM PRESS RELEASE No: SP-Kontras/V/03 Tentang Tanggapan Terhadap Tindakan Berlebihan Pemerintah Selama Darurat Militer di Aceh RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh
hutan Ujung Pancu Aceh Besar, sehari sebelumnya. Sabtu, 31 Mei 2003 Aparat Kopassus yang berpos di Kantor Camat Lhoknga, Aceh Besar. Memanggil lagi Mawardi (25 th) warga desa Lam Ateuk, Lhoknga. Korban sebelumnya pernah ditahan selama 3 bulan oleh aparat, kemudian dibebaskan semasa adanya Penanda-tanganan CoHA 9 Desember 2002 antara RI-GAM. Jika dia tidak datang maka abang korban bernama M. Dahlan yang bekerja sebagai penjahit di pasar Lhoknga, akan ditembak. Sabtu, 31 Mei 2003 Sekitar pukul 16.00 WIB, aparat Brimob dengan satu mobil Kijang menggerebek sebuah rumah janda bernama Hafsah (50 th) warga Bayu, Kec. Darul Imarah, Aceh Besar. Penggerebekan ini karena anak korban salah seorang anggota TNA/GAM. Pelaku yang sama kemudian melakukan penyiksaan terhadap 10 orang warga sipil di desa Lamdon, sepulang mereka dari rumah Hafsah. HAMZAH Presidium Sekretariat: Jln TP.Polem, No 13 Kp.Laksana Banda Aceh, Telp.0651-24043,Email:[EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: Adrial Sj. To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, June 01, 2003 5:43 AM Subject: Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh Sungguh, mengeritik dan menuntut ini itu pekerjaan gampang. Solusi nya apa bung ?? Yang saya sayangkan dari LSM-LSM ini adalah cara pandang mereka yang sektoral, sedangkan penyelesaian yang diperlukan harus secara holistik. Menurut saya, sepanjang undang-undang darurat militer diperlakukan di Aceh, maka hal-hal yang disebutkan kontras itu akan terus terjadi. Soalnya, dimana Kontras dapat berpartisipasi untuk membantu penyelesaian konflik Aceh, katimbang cuma OMDo (alias omong-doang). Bukan tidak setuju lho sama yang dikemukakan Kontras, cuman ya itu sering sekali masalah kompleks di pergampang oleh kawan-kawan Kontras ini.. Sekali lagi ngritik, nuntut dll. itu mah gampang, solusi nya itu lho. (Maaf kali ko indak caro alas doh, rasono bahaso nasional labiah elok untuak komentar ko). Salam, Adrial (sabanta lai KTP saumua hiduik) - Original Message - From: Yulmizar To: RantauNet Sent: Thursday, May 29, 2003 3:57 PM Subject: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh - Original Message - From: Munjarra Morwey To: A A Sent: Wednesday, May 28, 2003 1:14 AM PRESS RELEASE No: SP-Kontras/V/03 Tentang Tanggapan Terhadap Tindakan Berlebihan Pemerintah Selama Darurat Militer di Aceh RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh
Bung juga sama. Hanya bisa mengkritik kontras :) Reaslistis lah sedikit. Kita cuma penonton. Tapi emang ada masanya suara penonton mempengaruhi pemain. BTW, Bukan kah dahulu kala suara penonton sempat menjatuhkan Suharto!? Udah lahir? Tabik .ymz - Original Message - From: Adrial Sj. Sent: Sunday, June 01, 2003 5:43 AM Sungguh, mengeritik dan menuntut ini itu pekerjaan gampang. Solusi nya apa bung ?? Yang saya sayangkan dari LSM-LSM ini adalah cara pandang mereka yang sektoral, sedangkan penyelesaian yang diperlukan harus secara holistik. Menurut saya, sepanjang undang-undang darurat militer diperlakukan di Aceh, maka hal-hal yang disebutkan kontras itu akan terus terjadi. Soalnya, dimana Kontras dapat berpartisipasi untuk membantu penyelesaian konflik Aceh, katimbang cuma OMDo (alias omong-doang). Bukan tidak setuju lho sama yang dikemukakan Kontras, cuman ya itu sering sekali masalah kompleks di pergampang oleh kawan-kawan Kontras ini.. Sekali lagi ngritik, nuntut dll. itu mah gampang, solusi nya itu lho. (Maaf kali ko indak caro alas doh, rasono bahaso nasional labiah elok untuak komentar ko). Salam, Adrial (sabanta lai KTP saumua hiduik) RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh
Anda betul sekali bung, saya cuma rakyat kecil yang cuma jadi penonton. Cuma si penonton pun bisa muak sama kelakuan pemain yang suka over acting, yang menyebabkan penonton ini stop menonton. Jadi sayang kan, maksud kontras itu baik, hanya tidak realistik seperti yang bung bilang. Apalagi penonton yang ini (Munjarra Morwey) juga over acting berkoar-koar dari LN, pulanglah, lihat kenyataan negeri ini. Siapapun tidak akan suka akan kekerasan. Tapi realistik bung bilang, apakah tidak realistik suatu kekerasan terjadi dalam suatu keada an darurat militer?? Realistik sajalah bung. Soal jatuh menjatuhkan presiden, sudah tiga periode presiden RI yang saya ikuti kejatuhannya, tapi nggak ada yang separah jaman ini suara2 asbun itu. Tabik juga, Adrial (pemuda tiga zaman) - Original Message - From: Yulmizar [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, June 01, 2003 11:40 PM Subject: Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh Bung juga sama. Hanya bisa mengkritik kontras :) Reaslistis lah sedikit. Kita cuma penonton. Tapi emang ada masanya suara penonton mempengaruhi pemain. BTW, Bukan kah dahulu kala suara penonton sempat menjatuhkan Suharto!? Udah lahir? Tabik .ymz RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh
Tak usah muak, namanya juga negara demokrasi Kalau tontonan tak bagus, tak usah menontonitu solusi terbaik:) - Original Message - From: Adrial Sj. [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 02, 2003 5:45 PM Subject: Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh Anda betul sekali bung, saya cuma rakyat kecil yang cuma jadi penonton. Cuma si penonton pun bisa muak sama kelakuan pemain yang suka over acting, yang menyebabkan penonton ini stop menonton. Jadi sayang kan, maksud kontras itu baik, hanya tidak realistik seperti yang bung bilang. Apalagi penonton yang ini (Munjarra Morwey) juga over acting berkoar-koar dari LN, pulanglah, lihat kenyataan negeri ini. Siapapun tidak akan suka akan kekerasan. Tapi realistik bung bilang, apakah tidak realistik suatu kekerasan terjadi dalam suatu keada an darurat militer?? Realistik sajalah bung. Soal jatuh menjatuhkan presiden, sudah tiga periode presiden RI yang saya ikuti kejatuhannya, tapi nggak ada yang separah jaman ini suara2 asbun itu. Tabik juga, Adrial (pemuda tiga zaman) - Original Message - From: Yulmizar [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, June 01, 2003 11:40 PM Subject: Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh Bung juga sama. Hanya bisa mengkritik kontras :) Reaslistis lah sedikit. Kita cuma penonton. Tapi emang ada masanya suara penonton mempengaruhi pemain. BTW, Bukan kah dahulu kala suara penonton sempat menjatuhkan Suharto!? Udah lahir? Tabik .ymz RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php === --- RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh
Sungguh, mengeritik dan menuntut ini itu pekerjaan gampang. Solusi nya apa bung ?? Yang saya sayangkan dari LSM-LSM ini adalah cara pandang mereka yang sektoral, sedangkan penyelesaian yang diperlukan harus secara holistik. Menurut saya, sepanjang undang-undang darurat militer diperlakukan di Aceh, maka hal-hal yang disebutkan kontras itu akan terus terjadi. Soalnya, dimana Kontras dapat berpartisipasi untuk membantu penyelesaian konflik Aceh, katimbang cuma OMDo (alias omong-doang). Bukan tidak setuju lho sama yang dikemukakan Kontras, cuman ya itu sering sekali masalah kompleks di pergampang oleh kawan-kawan Kontras ini.. Sekali lagi ngritik, nuntut dll. itu mah gampang, solusi nya itu lho. (Maafkali ko indak caro alas doh, rasono bahaso nasional labiah elok untuak komentar ko). Salam, Adrial (sabanta lai KTP saumua hiduik) - Original Message - From: Yulmizar To: RantauNet Sent: Thursday, May 29, 2003 3:57 PM Subject: [RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh - Original Message - From: Munjarra Morwey To: A A Sent: Wednesday, May 28, 2003 1:14 AM PRESS RELEASE No: SP-Kontras/V/03 Tentang Tanggapan Terhadap Tindakan Berlebihan Pemerintah Selama Darurat Militer di Aceh
[RantauNet.Com] Fw:Tindakan Berlebihan Pemerintah Indon Selama Darurat Militer di Acheh
- Original Message - From: Munjarra Morwey To: A A Sent: Wednesday, May 28, 2003 1:14 AM PRESS RELEASE No: SP-Kontras/V/03 Tentang Tanggapan Terhadap Tindakan Berlebihan Pemerintah Selama Darurat Militer di Aceh Hari ini Operasi Militer Terpadu di Aceh memasuki hari ke-9. Sejauh ini kita telah menyaksikan sejumlah korban sipil jatuh, sejumlah fasilitas publik rusak/hancur serta dampak lainnya seperti pengungsian, krisis pangan dan BBM, pendidikan yang terlantar, dan lain sebagainya. Akibat dari semua itu jelas dampaknya tidak semata fisik juga non fisik. Trauma dan ketakutan yang dialami masyarakat di Aceh jauh lebih serius ketimbang dampak fisik tersebut. Diluar pertempuran yang terjadi dalam Operasi Militer tersebut, kami memandang bahwa terjadi juga beberapa tindakan berlebihan yang berkaitan dengan operasi militer terpadu tersebut antara lain: 1. Sweeping terhadap warga Aceh di provinsi-provinsi di luar Aceh dan penangkapan terhadap mereka yang dianggap terkait dengan GAM. Sweeping ini berlangsung di Jakarta dan sekitarnya, Bengkulu, Solo, Semarang. Termasuk juga perintah terhadap warga di masing-masing wilayah untuk menangkap orang-orang Aceh yang dicurigai untuk diserahkan kepada Kepolisian. Tindakan ini jelas merupakan tindakan rasis dan menimbulkan sikap saling curiga yang dapat memicu konflik sosial. 2. Permintaan kepada lembaga-lembaga asing untuk keluar dari Aceh dengan alasan menghindari intervensi asing dalam penyelesaian Aceh. Dalam hal ini termasuk lembaga-lembaga yang concern terhadap persoalan kemanusiaan. Upaya ini jelas merupakan bentuk isolasi Aceh semasa konflik dari publik internasional, terutama berkaitan dengan pemantauan perkembangan kemanusiaan, karena pemerintah meminta seluruh NGO keluar termasuk pekerja HAM. 3. Kriminalisasi terhadap aktifis-aktifis Aceh yang selama ini melakukan upaya koreksi terhadap pendekatan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan Aceh. Beberapa aktifis terancam ditangkap dengan tuduhan terlibat GAM. Dengan memanfaatkan sentimen sparatisme, pemerintah berupaya membungkam kelompok-kelompok yang kritis terhadap ketidakjelasan pendekatan pemerintah. Tindakan ini jelas bertentangan dengan semangat demokrasi dan keterbukaan. 4. Tindak kekerasan terhadap masyarakat sipil Aceh sepanjang operasi militer. Termasuk pelibatan mereka dalam tindakan-tindakan operasi militer untuk membuka jalan dan mengangkat jenazah. 5. Tekanan terhadap jurnalis dalam hal pemberitaan, termasuk terhadap media lokal berupa pembatasan pemberitaan dan intimidasi akan melakukan upaya hukum terhadap media yang dianggap menyampaikan pemberitaan yang tidak benar. Intimidasi ini jelas akan mempengaruhi kerja-kerja media di lapangan. Terhadap tindakan-tindakan tersebut Kontras memandang bahwa pemerintah telah bersikap berlebihan dan diluar dari prinsip-prinsip operasi militer yang sebenarnya hanya berkaitan dengan kelompok-kelompok bersenjata di Aceh. tindakan-tindakan tersebut justru akan memicu munculnya problem-problem seperti konflik sosial dan pelanggaran hukum dan HAM yang akan berimplikasi pada delegitimasi terhadap kebijakan pemerintah tersebut. Upaya-upaya pemerintah tersebut justru akan memicu internasionalisasi persoalan Aceh yang sebenarnya tidak diinginkan oleh pemerintah. Oleh sebab itu Kontras menyatakan: Pertama, meminta pemerintah untuk menghentikan tindakan-tindakan sebagaimana disebutkan di atas yang jelas-jelas kontra produktif dan tidak berhubungan dengan operasi militer. Kedua, meminta pemerintah untuk mempertanggungjawabkan segala bentuk akibat dari operasi militer tersebut. Sebagaimana kita ketahui, justru saat ini kondisi umum di Aceh justru semakin memburuk bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, terutama di derah Pidie dan Bireun. Pertanggungjawaban tersebut berupa pertanggungjawaban hukum, sosial dan ekonomi. Dan Ketiga, meminta kepada publik untuk turut mendesak pemerintah terbuka dan tetap membuka ruang bagi publik untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di Aceh. Jakarta, 27 Mei 2003 Presidium Koordinatoriat Badan Pekerja Ori Rahman Koordinator