RE: RE: [R@ntau-Net] Re: Ondeh Mandeeehhhh....! Ranggah Mandeh lah kanai Laleh ...

2017-04-09 Terurut Topik Novenri (novenri)
Botua mamak….

Apo pemda ba-reaksi manunggu habih tandeh mangrove tu……..!

wassalam

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On Behalf 
Of Fashridjal M. Noor
Sent: Monday, April 10, 2017 10:08 AM

Jaan dinanti sampai Kawasan Mandeh

...
Tandeh



On Apr 10, 2017 09:56, "Novenri (novenri)" 
> wrote:
Mak Ngah…..
 Sampai bilo bisa kito tunggu hasie e….. apo iyo lai talok dek Bupati berbuat 
bantuak nan liau sabuik tu…. Jan beko jd sipongang sajo, hutan bakau nan di 
tanam sakian lamo bisa tandeh cando itu.

Mungkin habih puaso kito danga hasie e….?

Wassalam dari tongah hutan sawit l lintas riau sumut
nov

From: rantaunet@googlegroups.com 
[mailto:rantaunet@googlegroups.com] On 
Behalf Of Sjamsir Sjarif
Sent: Monday, April 10, 2017 9:47 AM
Bupati Pessel: Mereka Anggap Mandeh Negeri Tidak Bertuan, Saya Akan Usut Tuntas 
Pelakunya

Minggu,09 April 2017 - 20:11:59 WIB
[Bupati Pessel: Mereka Anggap Mandeh Negeri Tidak Bertuan, Saya Akan Usut 
Tuntas Pelakunya]Bupati Pessel Hendrajoni saat melakukan kunjungan keduanya ke 
Mandeh, bersama sejumlah OPD dan perwakilan masyarakat setempat. (Okis 
Mardiansyah)

PAINAN, HARIANHALUAN.COM - Bupati Pesisir Selatan 
(Pessel), Hendrajoni terus menelusuri sejumlah kerusakan hutan bakau 
(mangrove), di Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh. Menurutnya 
pengrusakan tersebut ditenggarai melibatkan sejumlah oknum pejabat tinggi 
daerah maupun provinsi.

 Pada kunjungan kedua kalinya, Jumat (7/4), Bupati Hendrajoni semangkin 
meradang, sebab Kawasan Mandeh yang terdapat di kenagarian Sungai Nyalo, 
kecamatan Koto XI Tarusan, Kaaten Pessel itu, sudah dikuasai oleh sejumlah 
pejabat yang menganggap Mandeh seperti negeri tidak bertuan. Namun, ia masih 
enggan menyebutkan nama-nama pelaku tersebut.

 "Ini pejabat tinggi semua yang bermain, sudah jelas tidak ada izin. Namun, 
mereka anggap daerah ini (mandeh) seperti negeri tidak bertuan. Hal ini harus 
menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengusutnya," tegas Hendrajoni saat itu.

 Menurut Bupati Hendrajoni, dari sejumlah data yang dikumpulkan, kerusakan yang 
paling terparah terdapat di Kenagarian Sungai Nyalo Mudiek Aia, di lokasi 
tersebut kurang lebih 480 meter persegi kawasan hutan bakau (mangrove) sudah 
dirambah tangan-tangan jahil sejak tahun 2016 lalu. Sehingga pada akhir 
(Februari 2017), luas kawasan yang dirambah terus saja bertambah dengan luas 
kurang lebih 56x15 meter, atau setara dengan 750 meter persegi, dengan total 
kerusakan mencapai 1.230 meter yang sudah di babat habis.

 "Tidak hanya kawasan Bakau saja yang mereka babat, terumbu karang juga diambil 
untuk pembangunan dermaga pribadi oleh tangan jahil yang tidak bertanggung 
jawab," ujar Bupati dengan nadgeram.

 
1

 *   
2
 *   Halaman 
Selanjutnya
.ba kuduank…….
.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


RE: [R@ntau-Net] Re: Ondeh Mandeeehhhh....! Ranggah Mandeh lah kanai Laleh ...

2017-04-09 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
Jaan
dinanti
sampai
Kawasan
Mandeh

...
Tandeh



On Apr 10, 2017 09:56, "Novenri (novenri)"  wrote:

> Mak Ngah…..
>
>
>
> Sampai bilo bisa kito tunggu hasie e….. apo iyo lai talok dek Bupati
> berbuat bantuak nan liau sabuik tu…. Jan beko jd sipongang sajo, hutan
> bakau nan di tanam sakian lamo bisa tandeh cando itu.
>
>
>
> Mungkin habih puaso kito danga hasie e….?
>
>
>
> Wassalam dari tongah hutan sawit l lintas riau sumut
>
> nov
>
>
>
> *From:* rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] *On
> Behalf Of *Sjamsir Sjarif
> *Sent:* Monday, April 10, 2017 9:47 AM
> Bupati Pessel: Mereka Anggap Mandeh Negeri Tidak Bertuan, Saya Akan Usut
> Tuntas Pelakunya
>
>
>
> Minggu,09 April 2017 - 20:11:59 WIB
>
> [image: Bupati Pessel: Mereka Anggap Mandeh Negeri Tidak Bertuan, Saya
> Akan Usut Tuntas Pelakunya]Bupati Pessel Hendrajoni saat melakukan
> kunjungan keduanya ke Mandeh, bersama sejumlah OPD dan perwakilan
> masyarakat setempat. (Okis Mardiansyah)
>
> PAINAN, HARIANHALUAN.COM - Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Hendrajoni
> terus menelusuri sejumlah kerusakan hutan bakau (mangrove), di Kawasan
> Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh. Menurutnya pengrusakan tersebut
> ditenggarai melibatkan sejumlah oknum pejabat tinggi daerah maupun provinsi.
>
>  Pada kunjungan kedua kalinya, Jumat (7/4), Bupati Hendrajoni semangkin
> meradang, sebab Kawasan Mandeh yang terdapat di kenagarian Sungai Nyalo,
> kecamatan Koto XI Tarusan, Kaaten Pessel itu, sudah dikuasai oleh sejumlah
> pejabat yang menganggap Mandeh seperti negeri tidak bertuan. Namun, ia
> masih enggan menyebutkan nama-nama pelaku tersebut.
>
>  "Ini pejabat tinggi semua yang bermain, sudah jelas tidak ada izin.
> Namun, mereka anggap daerah ini (mandeh) seperti negeri tidak bertuan. Hal
> ini harus menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengusutnya," tegas
> Hendrajoni saat itu.
>
>  Menurut Bupati Hendrajoni, dari sejumlah data yang dikumpulkan, kerusakan
> yang paling terparah terdapat di Kenagarian Sungai Nyalo Mudiek Aia, di
> lokasi tersebut kurang lebih 480 meter persegi kawasan hutan bakau
> (mangrove) sudah dirambah tangan-tangan jahil sejak tahun 2016 lalu.
> Sehingga pada akhir (Februari 2017), luas kawasan yang dirambah terus saja
> bertambah dengan luas kurang lebih 56x15 meter, atau setara dengan 750
> meter persegi, dengan total kerusakan mencapai 1.230 meter yang sudah di
> babat habis.
>
>  "Tidak hanya kawasan Bakau saja yang mereka babat, terumbu karang juga
> diambil untuk pembangunan dermaga pribadi oleh tangan jahil yang tidak
> bertanggung jawab," ujar Bupati dengan nadgeram.
>
>  1
> 
>
>- 2
>   
> 
>   - Halaman Selanjutnya
>   
> 
>
> .ba kuduank…….
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan 

RE: [R@ntau-Net] Re: Ondeh Mandeeehhhh....! Ranggah Mandeh lah kanai Laleh ...

2017-04-09 Terurut Topik Novenri (novenri)
Mak Ngah…..

Sampai bilo bisa kito tunggu hasie e….. apo iyo lai talok dek Bupati berbuat 
bantuak nan liau sabuik tu…. Jan beko jd sipongang sajo, hutan bakau nan di 
tanam sakian lamo bisa tandeh cando itu.

Mungkin habih puaso kito danga hasie e….?

Wassalam dari tongah hutan sawit l lintas riau sumut
nov

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On Behalf 
Of Sjamsir Sjarif
Sent: Monday, April 10, 2017 9:47 AM
Bupati Pessel: Mereka Anggap Mandeh Negeri Tidak Bertuan, Saya Akan Usut Tuntas 
Pelakunya

Minggu,09 April 2017 - 20:11:59 WIB
[Bupati Pessel: Mereka Anggap Mandeh Negeri Tidak Bertuan, Saya Akan Usut 
Tuntas Pelakunya]Bupati Pessel Hendrajoni saat melakukan kunjungan keduanya ke 
Mandeh, bersama sejumlah OPD dan perwakilan masyarakat setempat. (Okis 
Mardiansyah)

PAINAN, HARIANHALUAN.COM - Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Hendrajoni terus 
menelusuri sejumlah kerusakan hutan bakau (mangrove), di Kawasan Wisata Bahari 
Terpadu (KWBT) Mandeh. Menurutnya pengrusakan tersebut ditenggarai melibatkan 
sejumlah oknum pejabat tinggi daerah maupun provinsi.

 Pada kunjungan kedua kalinya, Jumat (7/4), Bupati Hendrajoni semangkin 
meradang, sebab Kawasan Mandeh yang terdapat di kenagarian Sungai Nyalo, 
kecamatan Koto XI Tarusan, Kaaten Pessel itu, sudah dikuasai oleh sejumlah 
pejabat yang menganggap Mandeh seperti negeri tidak bertuan. Namun, ia masih 
enggan menyebutkan nama-nama pelaku tersebut.

 "Ini pejabat tinggi semua yang bermain, sudah jelas tidak ada izin. Namun, 
mereka anggap daerah ini (mandeh) seperti negeri tidak bertuan. Hal ini harus 
menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengusutnya," tegas Hendrajoni saat itu.

 Menurut Bupati Hendrajoni, dari sejumlah data yang dikumpulkan, kerusakan yang 
paling terparah terdapat di Kenagarian Sungai Nyalo Mudiek Aia, di lokasi 
tersebut kurang lebih 480 meter persegi kawasan hutan bakau (mangrove) sudah 
dirambah tangan-tangan jahil sejak tahun 2016 lalu. Sehingga pada akhir 
(Februari 2017), luas kawasan yang dirambah terus saja bertambah dengan luas 
kurang lebih 56x15 meter, atau setara dengan 750 meter persegi, dengan total 
kerusakan mencapai 1.230 meter yang sudah di babat habis.

 "Tidak hanya kawasan Bakau saja yang mereka babat, terumbu karang juga diambil 
untuk pembangunan dermaga pribadi oleh tangan jahil yang tidak bertanggung 
jawab," ujar Bupati dengan nadgeram.

 
1

 *   
2
 *   Halaman 
Selanjutnya
.ba kuduank…….

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Re: Ondeh Mandeeehhhh....! Ranggah Mandeh lah kanai Laleh ...

2017-04-09 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
 Bupati Pessel: Mereka Anggap Mandeh Negeri Tidak Bertuan, Saya Akan Usut 
Tuntas Pelakunya 
Minggu,09 April 2017 - 20:11:59 WIB
[image: Bupati Pessel: Mereka Anggap Mandeh Negeri Tidak Bertuan, Saya Akan 
Usut Tuntas Pelakunya] Bupati Pessel Hendrajoni saat melakukan kunjungan 
keduanya ke Mandeh, bersama sejumlah OPD dan perwakilan masyarakat 
setempat. (Okis Mardiansyah)

PAINAN, HARIANHALUAN.COM - Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Hendrajoni 
terus menelusuri sejumlah kerusakan hutan bakau (mangrove), di Kawasan 
Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh. Menurutnya pengrusakan tersebut 
ditenggarai melibatkan sejumlah oknum pejabat tinggi daerah maupun provinsi.

 

Pada kunjungan kedua kalinya, Jumat (7/4), Bupati Hendrajoni semangkin 
meradang, sebab Kawasan Mandeh yang terdapat di kenagarian Sungai Nyalo, 
kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pessel itu, sudah dikuasai oleh 
sejumlah pejabat yang menganggap Mandeh seperti negeri tidak bertuan. 
Namun, ia masih enggan menyebutkan nama-nama pelaku tersebut.

 

"Ini pejabat tinggi semua yang bermain, sudah jelas tidak ada izin. Namun, 
mereka anggap daerah ini (mandeh) seperti negeri tidak bertuan. Hal ini 
harus menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengusutnya," tegas 
Hendrajoni saat itu.

 

Menurut Bupati Hendrajoni, dari sejumlah data yang dikumpulkan, kerusakan 
yang paling terparah terdapat di Kenagarian Sungai Nyalo Mudiek Aia, di 
lokasi tersebut kurang lebih 480 meter persegi kawasan hutan bakau 
(mangrove) sudah dirambah tangan-tangan jahil sejak tahun 2016 lalu. 
Sehingga pada akhir (Februari 2017), luas kawasan yang dirambah terus saja 
bertambah dengan luas kurang lebih 56x15 meter, atau setara dengan 750 
meter persegi, dengan total kerusakan mencapai 1.230 meter yang sudah di 
babat habis.

 

"Tidak hanya kawasan Bakau saja yang mereka babat, terumbu karang juga 
diambil untuk pembangunan dermaga pribadi oleh tangan jahil yang tidak 
bertanggung jawab," ujar Bupati dengan nada geram.

 


   - 1 
  

  - 2 
  

  - Halaman Selanjutnya 
  

   


On Friday, April 7, 2017 at 1:07:16 PM UTC-7, Sjamsir Sjarif wrote:
>
> Ondeeh Mandeeeh. Baitulah "penghormatan" sebagian Urang Awak dan para 
> investornya terhadap Alam Minang nan Indah. Samantaro sebagian awak 
> malewa-lewakan keindahan alam dan mamajukan industri Pariwisata sarato 
> menghormati  LIndungan lingkungan Alam, sabagian urang mancabiak-cabiak 
> Keindahan Alam tu dima nan kalamak deknyo ... Kawasan Mandeh dilaleh dek 
> urang nan indak sandereh ...
>
>
> -- MakNgah
>
>
> Kito baco di Haluan pulo.
>
> Memang Hiduang Rajo Salman agak tajam. Walaupun banyak pitihnyo nan ka 
> dipaserakkannyo di Indonesia, namun bau busuakko sampai labiah dahulu ka 
> hiduangnyo: "Manga lo den ka mainvest di Mandeh tu" kecek Paduka Yang Mulia 
> Raja Salman Raja Saudi Arabia ... 
>
>
> Urang Sumba Sumbawa Nusatengara baruntuang gadang dapek kehormatan 
> investment dari Rajo Salman ko, Diporohannyo pitih sabanyak antah aa aa ...
>
> Hutan Lindung Dibabat, Bakau Dirusak, 
> Kawasan Mandeh Porak Poranda 
> Jumat,07 April 2017 - 11:49:05 WIB
> [image: Hutan Lindung Dibabat, Bakau Dirusak, Kawasan Mandeh Porak Poranda] 
> Kawasan 
> Mandeh, Pesisir Selatan, Wikipedia 
>
> *“Ini sangat kita sayangkan, kita sudah melihat kondisi di lapangan. 
> Masyarakat Mandeh hanya diiming- imingi keuntungan ekonomi tanpa kepastian, 
> terlebih lahan telah dilepaskan ke pihal luar”* Direktur Walhi Sumbar, 
> Uslaini.
>
>  
>
> *“Mandeh itu belum ada studi kelayakannya. Studi kelayakan itu sangat 
> penting sebelum investasi dilakukan. Itu sebabnya, pembebasan lahan menjadi 
> polemik”* Kepala BKPMD Sumbar, Mazwar Dedi.
>
>  
>
> PADANG, HARIANHALUAN.COM –Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Mandeh di Pesisir 
> Selatan (Pessel) yang diimpikan jadi destinasi wisata unggulan Sumbar, 
> lingkungannya kini rusak parah. Para investor terselubung merusak Mandeh. 
> Rimbanya dibabat secara ilegal, bukit-bukit digunduli untuk dibangun 
> penginapan. Hutan bakau yang jadi penyangga ekosistem malah digusur untuk 
> pembuatan dermaga. Mandeh kini tak ubahnya gadis lajang yang kusut masai 
> diperkosa banyak orang. Siapa yang bermain?
>
>  
>
> Sebagai destinasi wisata, Mandeh memang butuh investor. Sarananya butuh 
> dibangun dengan baik. Namun, tentu saja, sebelum semua dilakukan, harus ada 
> kajiannya dulu. Studi kelayakan, dan Kajian Ekonomi Khusus (KEK). Selain 
> itu, regulasi penggunaan hutan lindung, juga mesti dipikirkan karena 
> sebagian besar KWT Mandeh merupakan hutan lindung. Jika semua regulasi 
> sudah