On 11/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:
Carlos, apa sudah ada contoh keberhasilan dengan menggunakan linkedin ini? (Success story?) Kebanyakan social network sih (friendster, multiply, 360, apa lagi???)Friendster kan untuk cari bekas teman atau next-pacar online,lebih ke
Social
Ternyata saya sudah pernah join dulu (medio agustusan)... kok bisa lupa
ya... kebanyakan social networking sih. OpenBC juga kayaknya mirip - mirip
Saya juga sudah sering dapat invitation dari dulu tapi saya
hiraukan.Tapi begitu saya lihat isi database kualitas orang2nya
(termasuk dari
Untuk yang interest,register di
https://www.linkedin.com/home dan kemudian invite saya di [EMAIL PROTECTED]Halo pak, saya add ya. Untuk yang mau nge-add saya di
[EMAIL PROTECTED] atau di URL ini:https://www.linkedin.com/profile?viewProfile=key=31698 [harus logindulu]
Saya add juga yah? kalo mau
Wah, kok bahasannya nyampe ke korupsi, kkn, dll. :) Gampang aja jadinya bikin
stereotype.
Orang Indonesia kulturnya tidak hormat ama orang tua! (contoh)
Buktinya? Karena negara indonesia negara paling korup no 3 !
( Pejabat-pejabat korup itu tidak hormat terhadap orang tua mereka ! )
-
Pada hari Minggu, tanggal 13/11/2005 pukul 03:51 +0700, Oskar Syahbana
menulis:
Nyambung dikit ah :-). Kalau dilihat dari jaman nenek moyang Indonesia
sampe yang dulu - dulu, maka potret kebudayaan kita:
1. Makan bangsa sendiri. Ya itu, mandor - mandor tanah yang
biasanya nilep
On 11/12/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:
Melalui www.linkedin.com,kita bisa cari para professional kita sudah
kenal atau untuk kontak di masa depan.Bisa dicari untuk tujuan
mencari kerja (terutama di US/Europe),proyek atau bahkan
outsourcing/BPO.Kita bisa lihat atau contoh
On 11/12/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:
Karena budaya sharing harus dikembangkan,ini saya mencoba Sharing
Professional Network saya.
Melalui www.linkedin.com,kita bisa cari para professional kita sudah
kenal atau untuk kontak di masa depan.Bisa dicari untuk tujuan
mencari
Carlos, apa sudah ada contoh keberhasilan dengan menggunakan
linkedin ini? (Success story?)
Kebanyakan social network sih (friendster, multiply, 360,
apa lagi???)
Friendster kan untuk cari bekas teman atau next-pacar online,lebih ke
Social Networks. Linkedin lebih ke profesional network.
Pada hari Minggu, tanggal 13/11/2005 pukul 14:10 -0800, Patriawan,
Carlos menulis:
Entah kalau buku ini dibaca lagi atau diterbitkan di Indonesia akan
tersandung SARA atau tidak, karena banyak cerita2 lucu, misalnya Suku Z
Bos Damt, Bukunya dalam bahasa apa sih ? Ada versi Inggirsnya gak ?
On 11/12/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:
Karena budaya sharing harus dikembangkan,ini saya mencoba SharingProfessional Network saya.Melalui www.linkedin.com,kita bisa cari para professional kita sudah
kenal atau untuk kontak di masa depan.Bisa dicariuntuk tujuanmencari kerja
Untuk yang interest,register di https://www.linkedin.com/home dan kemudian
invite saya di [EMAIL PROTECTED]
Wah menarik banget. Thanks for the info ;-) (posting one liner gini boleh
engga ya? Substansinya jelas, untuk berterima kasih, tapi boleh atau engga?)
Tenang aja men,kita rubah
--- Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tenang aja men,kita rubah kultur Indonesia yang gak bisa sharing,gak
bisa tolong menolong dan ngeyel/sirik/ hasad (definisi aa gym ttg
hasad: seneng kalo ngeliat orang susah,susah kalo ngeliat orang
seneng) paling tidak dari diri dan komunitas
[EMAIL PROTECTED] Tenang aja men,kita rubah kultur Indonesia yang gak
bisa sharing,gak
bisa tolong menolong dan ngeyel/sirik/ hasad (definisi aa gym ttg
hasad: seneng kalo ngeliat orang susah,susah kalo ngeliat orang
seneng) paling tidak dari diri dan komunitas sendiri.Apa g
Apa memang
--- Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:
[EMAIL PROTECTED] Tenang aja men,kita rubah kultur Indonesia yang gak
bisa sharing,gak
bisa tolong menolong dan ngeyel/sirik/ hasad (definisi aa gym ttg
hasad: seneng kalo ngeliat orang susah,susah kalo ngeliat orang
seneng) paling tidak
On 11/13/05, James A [EMAIL PROTECTED] wrote:
--cut--Bicara kultur dan budaya, ini cakupannya sangat mendalam, membawa kita ke zaman kakek nenekmoyang kita zaman dahulu hingga sekarang.Apakah benar sejak dahulu (budaya) bangsa Indonesia potretnya seperti yang disebutkan Carlos
...
Nyambung dikit
--- Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 11/13/05, James A [EMAIL PROTECTED] wrote:
--cut--
Bicara kultur dan budaya, ini cakupannya sangat mendalam, membawa kita
ke zaman kakek nenek
moyang kita zaman dahulu hingga sekarang.
Apakah benar sejak dahulu (budaya) bangsa
On 11/12/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 11/13/05, James A [EMAIL PROTECTED] wrote:
--cut--
Bicara kultur dan budaya, ini cakupannya sangat mendalam, membawa kita
ke zaman kakek nenek
moyang kita zaman dahulu hingga sekarang.
Apakah benar sejak dahulu (budaya)
Kalau memang ada sekelompok orang yang bertingkah seperti itu (seperti yang
ditulis Carlos), apa
bisa itu mewakili kultur budaya Indonesia? :)
Mungkin penggunaan istilah kultur ini yang tidak tepat, seharusnya pakai
istilah sifat ?
Karena menurut saya, sifat lebih berkesan individu. Loh
18 matches
Mail list logo