[teknologia] Re: Fwd: [if2k] Fwd: [ruhul-istijabah] Persamaan Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB
atrinia wrote: On 5/19/06, Edo Caligula [EMAIL PROTECTED] wrote: On 5/19/06, Monang Setyawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Persamaan Helmholtz Pecah di Tangan Dosen ITB (Persamaan matematika Helmholtz dipakai untuk mencari titik lokasi minyak bumi) Harian Republika baru turun cetak dengan berita yg sama di bulan Mei 2006, beda fase 5 bulan. Memang benar demikian kayaknya. Kalau dibandingkan isinya, di Republika ada isi wawancara langsung dengan Bapak Yogi dan cukup mendetil, sementara di Detik sedikit banyak mirip dengan press release TU Delft: http://www.tudelft.nl/live/pagina.jsp?id=05bc36fe-b8cf-461d-bf1a-0e8af957e45alang=en yang paling mengena buat saya adalah bagian akhir artikel tersebut , kayaknya obsesi engineer2 hitek indonesia di pusat riset dunia sama ya dimana2. Karena, kata dia, saat ini Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan India. Padahal, Indonesia dan India sama-sama sebagai negara berkembang dan banyak masyarakatnya yang miskin. ''Meskipun miskin, tapi India sekarang bisa menjadi pusat informasi teknologi (IT) di dunia. Saya ingin Indonesia seperti India, kemiskinan bukan berarti tidak bisa berkembang,'' ujar Yogi kepada Republika. Khusus untuk ITB, sambung pria kalem kelahiran Tasikmalaya 8 Oktober 1974, obsesinya adalah ingin ITB bisa lebih besar lagi. ... --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: sekolah di rumah
Ikhlasul Amal wrote: On 5/19/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: tergantung yang ngajar. di negara lain banyak lulusan pesantren (gak hanya pesantren islam saja) yang jadi engineer IT , maklum yang bikin pesantrenya juga mantan orang Sun Microsystems :)) -mcp Sayang saya sebutkan di atas untuk kondisi di Indonesia lho... hehehe... :) Betul. Kalau soal tergantung sih, memang banyak faktor, termasuk kondisi lapangan pekerjaan juga (alumni Pondok Pesantren di tempat yang jauh dari perkotaan tentu lebih realistis bekerja di sektor pertanian/peternakan). kalau pesantren yang saya maksudkan itu, tempatnya malah ada yang di tengah hutan :) carlos --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Persamaan Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB
Ikhlasul Amal wrote: On 5/20/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa tidak bisa kita cukup yakin bahwa kita perlu bekerja keras untuk memperbaiki negara kita tanpa terlalu membanding-bandingkan dengan negara lain? betul, dan salah satu cara bekerja keras itu dengan cara mengetahui bagaimana negara/tempat lain bisa maju. -mcp X-Google-Language: INDONESIAN,ASCII-7-bit Received: by 10.11.53.63 with SMTP id b63mr77022cwa; Fri, 19 May 2006 22:53:00 -0700 (PDT) X-Google-Token: UiEtogwPL4zKNoKQEE_gdveOHll6 Received: from 71.135.57.252 by u72g2000cwu.googlegroups.com with HTTP; Sat, 20 May 2006 05:52:59 + (UTC) From: m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] To: teknologia teknologia@googlegroups.com Subject: Re: Persamaan Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB Date: Fri, 19 May 2006 22:52:59 -0700 Message-ID: [EMAIL PROTECTED] In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED] References: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] User-Agent: G2/0.2 X-HTTP-UserAgent: Mozilla/5.0 (Windows; U; Windows NT 5.0; en-US; rv:1.8.0.3) Gecko/20060426 Firefox/1.5.0.3,gzip(gfe),gzip(gfe) Mime-Version: 1.0 Content-Type: text/plain Ikhlasul Amal wrote: On 5/20/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa tidak bisa kita cukup yakin bahwa kita perlu bekerja keras untuk memperbaiki negara kita tanpa terlalu membanding-bandingkan dengan negara lain? betul, dan salah satu cara bekerja keras itu dengan cara mengetahui bagaimana negara/tempat lain bisa maju. -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: sekolah di rumah
On 5/20/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: sama seperti pesantren, kalau pesantrenya mempunyai visi/dimiliki oleh yg bervisi dan berpengalaman/memiliki pengajar yang mempunya expertise dibidang tertentu, nantinya disitu malah bisa muncul lapangan pekerjaan baru. Mereka yg ciptakan lapangan pekerjaan. Bisa sih... Agar tidak disalahpahami juga, pernyataan saya sebelumnya bahwa, belum terdengar yang berkarir di dunia TI semata-mata dalam konteks di sini mailing list Teknologia yang banyak membicarakan teknologi informasi. Sama sekali bukan mengindikasikan bahwa ada persoalan dengan kondisi tersebut. Nanti dikira saya tidak puas atau meremehkan hasil pesantren. Bukan! :) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: berapa baris kode bisa anda baca/hari
Aku pribadi sih bisa baca 3000-an baris perhari, tp yg lebih penting itu *logic* nya. Itu pun harus rapi ampe komen strukturnya jelas, kalo libet 100 baris aja bs di-review itu udah sukur. Masalahnya yg sering timbul clash itu logika owner nya ngawur, trus yg dimarah2in programmernya. Mending cm komplain, trus lekas ditangani. Lah kalo bilangnya pas program lg running sekitar 40 jam, baru lapor salah itu khan yg bikin wasting ngulang lg. Mau nunggu 40 jam doang utk yg nothing? Xixixixi... Teknologi makin canggih n mudah, kenapa ga di track line aja per unit sistem? Syukur2 ada program otokorek, pasti sistem belajar juga ya idealnya... percuma dunk ada mesin develop subsys n simulasi testing kl ga terpakai... cmiiw --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: sekolah di rumah
m.c. cptrwn wrote: Ikhlasul Amal wrote: On 5/19/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: Sayang saya sebutkan di atas untuk kondisi di Indonesia lho... hehehe... :) Betul. Kalau soal tergantung sih, memang banyak faktor, termasuk kondisi lapangan pekerjaan juga (alumni Pondok Pesantren di tempat yang jauh dari perkotaan tentu lebih realistis bekerja di sektor pertanian/peternakan). kalau pesantren yang saya maksudkan itu, tempatnya malah ada yang di tengah hutan :) btw , sebelum threadnya agak melenceng saya coba jelaskan dulu maksud tergantung pengajar itu ya. analoginya begini, kalau rudi hartono dan susi susanti bikin bulutangkis camp di tengah hutan di sumatra selatan, kalau digali serius setelah beberapa tahun akan muncul talents pemain bulu tangkis nasional dari sumatra selatan. sama seperti pesantren, kalau pesantrenya mempunyai visi/dimiliki oleh yg bervisi dan berpengalaman/memiliki pengajar yang mempunya expertise dibidang tertentu, nantinya disitu malah bisa muncul lapangan pekerjaan baru. Mereka yg ciptakan lapangan pekerjaan. -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Persamaan Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB
On 5/20/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: yang paling mengena buat saya adalah bagian akhir artikel tersebut , kayaknya obsesi engineer2 hitek indonesia di pusat riset dunia sama ya dimana2. Maksudnya bagian India itu? ;) Asal jangan memindahkan perasaan minderwaardig sebagian dari kita dari Barat ke India/Cina. :) Apa tidak bisa kita cukup yakin bahwa kita perlu bekerja keras untuk memperbaiki negara kita tanpa terlalu membanding-bandingkan dengan negara lain? -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Sharing tentang Programming Competition
On 5/16/06, Dicky Arinal [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya saya pingin tau.. misalkan Alan Turing ikutan kompetisi kayak ginian, apa dia bisa menang? Masalahnya ada pada waktu sih.. sempit sekali. Kalau real world problem kan bisa di solve dengan waktu yang manusiawi CMIIW. Problem2 yang di design di programming contest itu solvable untuk waktu yang dikasih. Kalau alasannya adalah waktunya sempit, semua contestant juga mempunyai waktu yang sempit yang sama :D, sekarang tinggal masalah siapa yang bisa memanfaatkan waktu yang sempit tersebut untuk memikirkan solusi dari problem tersebut dan code it without a single error. Yup, without bug (the output must be match exactly to the given format). Tapi biasanya untuk dapet solusinya aja udah setengah mati, banyakan bengong-bengong buangin waktu mikirin solusinya :D, setelah dapet, codingnya sebentar paling 30 barisan. Lix, kamu kalau baca buku kayak MIT Press' Intro to Algorithm atau Donald Knuth's Algorithm apakah definisi2 formal penuh dengan persamaan matematikanya juga dilahap? Saya baca buku Intro to Algorithms by CLR, persamaan matematikanya saya baca semampu saya. Kalo gak ngerti diskip.. mudah2an beberapa tahun lagi mengerti maksudnya apa :D Kalo Donald Knuth itu udah jereng deh bacanya, keliatannya teralu dalem. Yang Intro to Algorithms itu jauh lebih manusiawi. Itu buku cocok tuch untuk programming contest sebagai background + collection of algorithms. Kalo mau dapet tips lebih banyak lagi, lihat website koko saya: http://www.comp.nus.edu.sg/~stevenha/programming/acmoj.html disitu direkomendasiin buku2 yang bagus untuk programming contest, serta beberapa hints untuk solving problems di UVA (http://acm.uva.es/p). Felix Halim X-Google-Language: INDONESIAN,ASCII-7-bit Received: by 10.54.68.5 with SMTP id q5mr149665wra; Sat, 20 May 2006 09:52:42 -0700 (PDT) Return-Path: [EMAIL PROTECTED] Received: from nz-out-0102.google.com ([64.233.162.202]) by mx.googlegroups.com with ESMTP id v23si425165cwb.2006.05.20.09.52.41; Sat, 20 May 2006 09:52:42 -0700 (PDT) Received-SPF: pass (googlegroups.com: domain of [EMAIL PROTECTED] designates 64.233.162.202 as permitted sender) DomainKey-Status: good (test mode) Received: by nz-out-0102.google.com with SMTP id 16so44085nzp for teknologia@googlegroups.com; Sat, 20 May 2006 09:52:41 -0700 (PDT) DomainKey-Signature: a=rsa-sha1; q=dns; c=nofws; s¾ta; d=gmail.com; h=received:message-id:date:from:to:subject:in-reply-to:mime-version:content-type:content-transfer-encoding:content-disposition:references; b=ZflKaKuC4U1gS/hWL2GR8KXn4KDaf75rw0MQvPS8LGNjjjN4xpYz+++4bbV5HYro+tA89sOQAdVGSEXBZYrsHFlhpK2XX/EcwDyzU7BTY/x4GUg+wLCzyqjyPvFAIT5zkR0H+FWoqovAUYxD8M8HAZbuzz9eg3dVSLGBcZ3b9tsReceived: by 10.36.41.3 with SMTP id o3mr1797279nzo; Sat, 20 May 2006 09:52:41 -0700 (PDT) Received: by 10.36.134.19 with HTTP; Sat, 20 May 2006 09:52:41 -0700 (PDT) Message-ID: [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 20 May 2006 23:52:41 +0700 From: Felix Halim [EMAIL PROTECTED] To: teknologia@googlegroups.com Subject: Re: [teknologia] Re: Sharing tentang Programming Competition In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED] Mime-Version: 1.0 Content-Type: text/plain Content-Transfer-Encoding: quoted-printable References: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] On 5/16/06, Dicky Arinal [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya saya pingin tau.. misalkan Alan Turing ikutan kompetisi kayak ginian, apa dia bisa menang? Masalahnya ada pada waktu sih.. sempit sekali. Kalau real world problem kan bisa di solve dengan waktu yang manusiawi CMIIW. Problem2 yang di design di programming contest itu solvable untuk waktu yang dikasih. Kalau alasannya adalah waktunya sempit, semua contestant juga mempunyai waktu yang sempit yang sama :D, sekarang tinggal masalah siapa yang bisa memanfaatkan waktu yang sempit tersebut untuk memikirkan solusi dari problem tersebut dan code it without a single error. Yup, without bug (the output must be match exactly to the given format). Tapi biasanya untuk dapet solusinya aja udah setengah mati, banyakan bengong-bengong buangin waktu mikirin solusinya :D, setelah dapet, codingnya sebentar paling 30 barisan. Lix, kamu kalau baca buku kayak MIT Press' Intro to Algorithm atau Donald Knuth's Algorithm apakah definisi2 formal penuh dengan persamaan matematikanya juga dilahap? Saya baca buku Intro to Algorithms by CLR, persamaan matematikanya saya baca semampu saya. Kalo gak ngerti diskip.. mudah2an beberapa tahun lagi mengerti maksudnya apa :D Kalo Donald Knuth itu udah jereng deh bacanya, keliatannya teralu dalem. Yang Intro to Algorithms itu jauh lebih manusiawi. Itu buku cocok tuch untuk programming contest sebagai background + collection of algorithms. Kalo mau dapet tips lebih banyak lagi, lihat website koko saya: http://www.comp.nus.edu.sg/~stevenha/programming/acmoj.html disitu direkomendasiin buku2 yang bagus untuk programming contest, serta beberapa hints untuk solving
[teknologia] Re: Sharing tentang Programming Competition
Felix Halim wrote: On 5/16/06, Dicky Arinal [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya saya pingin tau.. misalkan Alan Turing ikutan kompetisi kayak ginian, apa dia bisa menang? Masalahnya ada pada waktu sih.. sempit sekali. Kalau real world problem kan bisa di solve dengan waktu yang manusiawi CMIIW. Problem2 yang di design di programming contest itu solvable untuk waktu yang dikasih. Kalau alasannya adalah waktunya sempit, semua contestant juga mempunyai waktu yang sempit yang sama :D, sekarang tinggal masalah siapa yang bisa memanfaatkan waktu yang sempit tersebut untuk memikirkan solusi dari problem tersebut dan code it without a single error. Yup, without bug (the output must be match exactly to the given format). Tapi biasanya untuk dapet solusinya aja udah setengah mati, banyakan bengong-bengong buangin waktu mikirin solusinya :D, setelah dapet, codingnya sebentar paling 30 barisan. Hmmm, cuman 30 baris ? lalu bagaimana si judge bisa menentukan siapa yg paling baik jika jawabanya singkat ? Apakah soal2nya sedikit banyak pernah dibahas di buku tertentu ? Oh ya, hambatan di bidang programming contest ini apa sich ? Apakah Fokus untuk persiapan ? stress menghadapi unpredictable questions ? Saya lihat kontesnya mirip2 dengan ccie labs dimana mikir untuk solusinya yg lama sementara waktu yg diiberikan singkat. cmiiw. -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: sekolah di rumah
On 5/19/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: tergantung yang ngajar. di negara lain banyak lulusan pesantren (gak hanya pesantren islam saja) yang jadi engineer IT , maklum yang bikin pesantrenya juga mantan orang Sun Microsystems :)) -mcp Sayang saya sebutkan di atas untuk kondisi di Indonesia lho... hehehe... :) Betul. Kalau soal tergantung sih, memang banyak faktor, termasuk kondisi lapangan pekerjaan juga (alumni Pondok Pesantren di tempat yang jauh dari perkotaan tentu lebih realistis bekerja di sektor pertanian/peternakan). -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Sharing tentang Programming Competition
On 5/21/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: Hmmm, cuman 30 baris ? lalu bagaimana si judge bisa menentukan siapa yg paling baik jika jawabanya singkat ? Apakah soal2nya sedikit banyak pernah dibahas di buku tertentu ? Untuk menentukan suatu program benar atau salah, Judge menggunakan Test Cases (just like how developers testing their program). Jadi juri biasanya punya Test Cases yang bisa mengeksploitasi bug di problem tersebut. Nah, jika peserta mengirim solusinya, si judge tinggal nge-run saja program dari si peserta, lalu dimasukkan input test cases dari juri. Jika semua test cases lolos, maka program peserta tersebut dianggap benar. Peserta mendapat nilai untuk problem tersebut. contoh soal gampang yang bisa disolve dalam 30 baris: soal: http://acm.uva.es/p/v4/424.html jawaban : http://felix-halim.net/oj/424.php satu lagi yang menarik, house of santa claus untuk belajar recursion: soal: http://acm.uva.es/p/v2/291.html jawaban: http://felix-halim.net/oj/291.php tapi biasanya problem2 yang ada di TopCoder itu requires Dynamic Programming kayak soal Arbitrage ini (susah): soal: http://acm.uva.es/p/v1/104.html jawaban: http://felix-halim.net/oj/104.php Untuk soal tipe2 lainnya (Recursion, BFS, Graph), bisa diliat di: http://felix-halim.net/oj/tutorials.php Btw, 30 LOC yang saya maksud itu untuk coding algonya, saya tidak menghitung LOC untuk baca inputnya. Kalo mo diitung keseluruhan, biasanya 60 baris (30 barisnya itu coding algo nya, 30 baris lagi itu coding untuk baca input). Oh ya, hambatan di bidang programming contest ini apa sich ? Apakah Fokus untuk persiapan ? stress menghadapi unpredictable questions ? Hambatan di bidang programming contest adalah (IMHO): 1. kurangnya waktu latihan skill untuk sukses si programming competition gak jauh beda dengan skill yang dibutuhkan untuk sukses di dunia sepakbola (kebetulan saya penggemar bola juga). jadi, untuk suatu pemain sepakbola supaya sukses, dibutuhkan latihan yang intensif, dan biasanya sejak anak2 sudah dilatih cara gocek, cara dribble, cara nge-shoot, cara team-works, oper one-two, etc... sehingga pas masa2 gemilangnya menjadi yang terbaik. untuk programming contest (PC) pun begitu. cara ngesolve problem Greedy, cara ngesolve problem Graph, problem Net-flow, problem Dynamic Programming, problem Ad-Hoc, etc... nah semakin banyak latihan, maka akan semakin mahir dalam menggocek bola, dalam PC akan semakin cepat dia bisa nge solve problem (otomatis jumlah problems yang bisa di solve semakin banyak, dan problem yang susah bisa dikerjakan dengan gampang oleh yang skillful ini). 2. Fasilitas kurang memadai kurangnya publikasi Di Indo hanya segelintir) anak2 indo yang tahu PC sejak waktu SMA (yang mengikuti Tim Olimpiade Komputer Indonesia). Beberapa pada tahu PC sejak masuk Kuliah dan sisanya biasanya gak ada yang tahu apa itu PC... (coba bikin polling di milist ini, siapa yang tahu ttg PC, siapa yang enggak). - ini gara2 kurangnya publikasi... berita berita di indo kebanyakan berita selebritis, berita orang ngerampok, pembunuhan, etc... sampe saya aja males bukanya. Masih belum ada suatu media kayak koran PC - kalo koran bola udah banyak :D Kalaupun publikasinya sudah mantap, udah ada Koran Programming Contest tapi itu pun belum cukup. Coba saja hitung berapa banyak anak SMA yang punya komputer pribadi dirumah dan bisa internet untuk solving problems di UVA? ato di TopCoder tiap minggu (gak harus hari minggu loh yah)? - nah kalo ini kurang fasilitas. 3. sangat sedikit peminatnya Hanya geek yang suka. di binus sendiri aja peminatnya dikit sekali, padahal mahasiswa computer science nya ribuan. FYI, PC ini sebenarnya adalah mempertandingkan skills2 yang didapet dari courses yang ada di universitas: kayak course Data Structure Algorithms, course Artificial Intelligence, Number Theory, Numerical Methods, Linear Algebra, C Programming, etc... Heran banget kenapa pada gak suka PC. pada sukanya main game CS, Dota, sekarang ada apa lagi tuh yang baru... pokoknya tembak tembakan gitulah, gebuk2an, serang sana serang sini. Kayaknya butuh banyak seminar tentang PC agar masyarakat indo mengerti apa itu PC, dan mulai menyukai PC seperti menyukai game tembak tembakan babi buta gitu. Kalao bisa seperti ini, semua hambatan hilang deh. Saya lihat kontesnya mirip2 dengan ccie labs dimana mikir untuk solusinya yg lama sementara waktu yg diiberikan singkat. cmiiw. Saya gak tahu gimana kontest ccie.. Felix Halim X-Google-Language: INDONESIAN,ASCII-7-bit Received: by 10.54.73.16 with SMTP id v16mr159790wra; Sat, 20 May 2006 19:57:29 -0700 (PDT) Return-Path: [EMAIL PROTECTED] Received: from nz-out-0102.google.com ([64.233.162.204]) by mx.googlegroups.com with ESMTP id v11si544919cwb.2006.05.20.19.57.28; Sat, 20 May 2006 19:57:28 -0700 (PDT) Received-SPF: pass (googlegroups.com: domain of [EMAIL PROTECTED] designates 64.233.162.204 as permitted sender) DomainKey-Status: good (test mode) Received: by
[teknologia] Re: Sharing tentang Programming Competition
On 5/21/06, Felix Halim [EMAIL PROTECTED] wrote: Untuk menentukan suatu program benar atau salah, Judge menggunakanTest Cases (just like how developers testing their program). Jadi juribiasanya punya Test Cases yang bisa mengeksploitasi bug di problemtersebut. Nah, jika peserta mengirim solusinya, si judge tinggal nge-run saja program dari si peserta, lalu dimasukkan input test casesdari juri. Jika semua test cases lolos, maka program peserta tersebutdianggap benar. Peserta mendapat nilai untuk problem tersebut. Bukan generate random cases yah? Hanya geek yang suka. di binus sendiri aja peminatnya dikit sekali, padahal mahasiswa computer science nya ribuan. FYI, PC ini sebenarnyaadalah mempertandingkan skills2 yang didapet dari courses yang ada diuniversitas: kayak course Data Structure Algorithms, courseArtificial Intelligence, Number Theory, Numerical Methods, Linear Algebra, C Programming, etc...Hehhe.. ga usah maksa common people untuk menyukai hal2 teknis.. hal2 teknis itu high barrier to entry, cuma utk beberapa orang dan sebagian (besar) orang universitas itu cuma mau cari nilai, mana ada yang suka ama numerical methods, calculus, algebra.. beberapa dari mereka mungkin dapet A, tapi 'A' nya itu yaa cuma buat ujian aja. Saya rasa ini berlaku global, ga cuma di Indo. Kalau suatu saat pemrograman menjadi populer di Indonesia, nanti tidak ada Indonesian Idol, adanya Indonesian Coder, yang jadi jurinya tokoh IT Indonesia kayak Pak BR, Pak Onno, dan mungkin kalo Pak Patriawan kalau sudah pulang dari SV.. :) Heran banget kenapa pada gak suka PC. pada sukanya main game CS, Dota,sekarang ada apa lagi tuh yang baru... pokoknya tembak tembakan gitulah, gebuk2an, serang sana serang sini.Jangan salah, seandainya ada orang yang kenal programming sejak kecil, alasannya pasti mau buat game. Dan game keluaran terbaru kayak Gears of War tentu saja menggunakan teknologi grafis terkini. Bermain game memang menyenangkan, but the effort to create a game is no picnic. Kayaknya butuh banyak seminar tentang PC agar masyarakat indomengerti apa itu PC, dan mulai menyukai PC seperti menyukai game tembak tembakan babi buta gitu. Kalao bisa seperti ini, semua hambatanhilang deh.Ada banyak orang suka PC, tapi belum tentu suka pemrograman, dan beberapa orang yang suka pemrograman belum tentu suka computer science. Cuma creame de la creame yang mengetahui dyamic programming, memoization, automata dan sebagainya. regards,Dicky Arinal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Sharing tentang Programming Competition
On 5/21/06, Dicky Arinal [EMAIL PROTECTED] wrote: ... Kalau suatu saat pemrograman menjadi populer di Indonesia, nanti tidak ada Indonesian Idol, adanya Indonesian Coder, yang jadi jurinya tokoh IT Indonesia kayak Pak BR, ... Coding itu binatang yang berbeda. Jadi belum tentu saya cocok untuk menjadi juri coding lho. Sekarang saja masih belajar coding lagi. :) Poin saya, jangan kita terpengaruh dengan publisitas yang menganggap IT itu sama semua. Selebriti IT seperti saya ini harus di-qualify dulu :) Jangan-jangan hanya ngomong doang. he he he. -- budi X-Google-Language: INDONESIAN,ASCII-7-bit Received: by 10.54.68.12 with SMTP id q12mr161347wra; Sat, 20 May 2006 22:29:23 -0700 (PDT) Return-Path: [EMAIL PROTECTED] Received: from py-out-1112.google.com ([64.233.166.178]) by mx.googlegroups.com with ESMTP id v23si572782cwb.2006.05.20.22.29.22; Sat, 20 May 2006 22:29:23 -0700 (PDT) Received-SPF: pass (googlegroups.com: domain of [EMAIL PROTECTED] designates 64.233.166.178 as permitted sender) DomainKey-Status: good (test mode) Received: by py-out-1112.google.com with SMTP id x66so787743pye for teknologia@googlegroups.com; Sat, 20 May 2006 22:29:22 -0700 (PDT) DomainKey-Signature: a=rsa-sha1; q=dns; c=nofws; s¾ta; d=gmail.com; h=received:message-id:date:from:to:subject:in-reply-to:mime-version:content-type:content-transfer-encoding:content-disposition:references; b=trLTAnyrVDGlZwNc1foFkikYPFJ7YkvXJeFrAU/3H32XTKD1ierL7U4aUqP400ZVDoGjdsF/ekEcMGoMu4EiRBinQZTCezCBaZ+WhPYa1CIqPpPc+0ksdAPhOuoQ3oleqB1bY1twn2zA9wX23ze2DFcd65juNqJuTrZx63QmId8Received: by 10.35.127.7 with SMTP id e7mr2215626pyn; Sat, 20 May 2006 22:29:22 -0700 (PDT) Received: by 10.35.122.14 with HTTP; Sat, 20 May 2006 22:29:22 -0700 (PDT) Message-ID: [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 21 May 2006 12:29:22 +0700 From: Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] To: teknologia@googlegroups.com Subject: Re: [teknologia] Re: Sharing tentang Programming Competition In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED] Mime-Version: 1.0 Content-Type: text/plain Content-Transfer-Encoding: quoted-printable References: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] On 5/21/06, Dicky Arinal [EMAIL PROTECTED] wrote: ... Kalau suatu saat pemrograman menjadi populer di Indonesia, nanti tidak ada Indonesian Idol, adanya Indonesian Coder, yang jadi jurinya tokoh IT Indonesia kayak Pak BR, ... Coding itu binatang yang berbeda. Jadi belum tentu saya cocok untuk menjadi juri coding lho. Sekarang saja masih belajar coding lagi. :) Poin saya, jangan kita terpengaruh dengan publisitas yang menganggap IT itu sama semua. Selebriti IT seperti saya ini harus di-qualify dulu :) Jangan-jangan hanya ngomong doang. he he he. -- budi --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---