Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Ning Lihiap, saya hanya kebetulan berada dalam track yang sama dengan chae Lihiap dalam soal aurat ini. Kalau larangannya berada pada hadits ; maka pembahasan juga akan makin luas, kita akan melihat 'azbabul nuzul-nya' apakah itu fardhlu ZAMANI atau berlaku sepanjang jaman untuk semua golongan. karena TIDAK SEMUA hadits bisa dijadikan dasar hukum, banyak sekali kriterianya, dari segi kemutawatiran, mumet pokoknya. Mungkin para muhaditsun WM bisa memberikan pencerahan. salam On 2/5/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote: Serasa baca komik silat aja lho, membaca tulisan mas Sabri ini. Terimakasih atas sanjungannya, mas. Kalau aurat itu tidak universal seperti kata mas Sabri dan mbak Chae, kenapa Rasulullah memerintahkan memakai kerudung ke dada kepada para perempuan dahulu itu ? Bukankah pada waktu itu kebiasaan terbuka dada juga tidak apa-apa, dan dianggap sesuatu yang biasa dalam masyarakat sekitar beliau? Wass, -Ning
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Mba Ning, Kalau saya sendiri memahami konsep dari menjaga pandangan lebih kepada bagaimana kita memanage atau mengolah apa yang kita pandang apapun itu objectnya sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan effek negatif bagi si pelaku. Tentu saja batasan mana yang boleh/halal dilihat, makruh dilihat, sunah dilihat, subhat dilihat sampai kepada haram dilihat ini menjadi sangat subjective dan relatif bagi setiap orang. Setiap diwajibkan menjadi subject, pribadi yang aktif dlm meningkatkan kemampuan dirinya sendiri karena pada akhirnya tanggung jawab ada didalam diri setiap individu. Manusia kan pada dasarnya adalah makhluk sosial yang telah menjadi fitrahnya untuk bisa berinteraksi satu sama lain tanpa memandang kelas sosial, bangsa dan juga jenis kelamin. Interakasi sosial diantara individu ini akan berjalan baik dan membawa berkah jika konsep menjaga pandangan dimana setiap individu mampu secara aktif mengeliminasi pengaruh2 buruk yang mungkin timbul dimulai dari dirinya sendiri. Ini juga termasuk bagaimana kita mnejaga pandangan pada diri kita sendiri. Artinya jika si cewe ini berbadan rambo, oto besi tulang baja dan punya ilmu bela diri ban hitam bawa senjata pula ..terus dia mau pake bikini doang pulang malam2 lewat jalan sepi ketemu gerompolan preman juga enggak masalah...tapi coba ada tiga orang cewe pake jilbab naik angot jam 01:00 dini hari dan didalam angkot ada 4 cowok maka yang terjadi 2 orang perempuan berjilbab meninggal di aniaya dan satu orang masuk rumah sakit (kasus santri DT). --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya tidak tahu jawaban yang pastinya, mbak Chae. Yang saya tahu, kita tidak boleh pula mendekati zinah. Jadi aktivitas kita apapun yang kira-kira berpotensi menimbulkan zinah juga dilarang. Apakah memandang sesuatu yang bukan aurat, kemudian merasa terangsang itu berpotensi zinah, itu saya tidak tahu. Mungkin yang lain tau ? Wallahu'alam bishowab. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Monday, February 05, 2007 12:51 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Ok...dech...Mba Ning;) Definisi menjaga pandangan menurut Mba Ning = TIDAK MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat) Pertanyaan saya ulangi lagi : jadi jika memandang yang merangsang boleh saja?? sepanjang yang merangsang itu bukan bagian dari aurat?? Bagaimana Mba Ning??:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) ninghdw@ wrote: Koreksi, mbak. Saya kurang kata-kata : TIDAK. Menjaga pandangan = TIDAK MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat) From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Monday, February 05, 2007 12:40 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Waduh..ma'af kalau saya salah menafsirkan pendapat Mba Ning yang merasa ada masalah untuk laki-laki jika disekitar banyak pemandangan dari perempuan dgn penampilan seksi versi umum bagi laki-laki;) Jadi kita sepakat Mba Ning, kalau melihat yang seksi2 atau yang merangsang itu tidak termasuk dalam menjaga pandangan?? Jika definisi Mba Ning bahwa menjaga pandangan adalah MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat) jadi jika memandang yang merangsang boleh saja?? sepanjang yang merangsang itu bukan bagian dari aurat?? Mba Ning, dalam konteks Aurat ada di dalam Qs.20:121 bahwa adam dana hawa menutupi auratnya dgn daun...kira-kira bagaimana hawa menutupi auratnya jika aurat bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan?? Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang budak adalah bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher, betis dan lengan tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi perbedaan batasan aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU KONSTRUK SOSIAL?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) ninghdw@ wrote: Apa saya pernah bilang, bahwa menjaga pandangan artinya tidak boleh memandang sesuatu yang edun-edun atau sesuatu yang bikin terangsang? Mbak Chae terlalu jauh mentranslasinya. Menjaga pandangan menurut saya adalah = MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat). Masalah aurat itu edun-edun atau bikin terangsang, itu mah bisa berbeda antara satu orang dan lainnya. Bisa saja si A terangsang, dan si B tidak. Padahal yang dilihat ya itu-itu juga. Selama yang dilihat itu aurat, maka baik si A (terangsang) maupun si B(tidak terangsang) sama-sama HARAM hukumnya untuk melihat. Atau menurut mbak Chae/dik Aisha hukumnya jadi berbeda (untuk si A
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Benar sekali Mba Rita, Karena fungsi jilbab bukan untuk menutupi aurat, jadi sebenarnya bukan perbedaan batasan aurat antara perempuan merdeka dan perempuan budak, tapi ada perbedaan identitas sosial jadi jilbab di fungsikan sebagai media untuk menunjukan identitas sosial seorang perempuan. Apakah dia itu budak atau bukan. Dengan kata lain jilbab HANYA SEBATAS SIMBOL IDENTITAS SEORANG PEREMPUAN DAN TIDAK ADA KAITANYA DENGAN BATASAN AURAT. Kerancuan dalam simbol identitas ini akan menimbulkan bahaya yang besar,maka dari itu khalifah Umar ra sangat tegas menindak orang-orang yang hendak mengacaukan sistem dari simbol identitas. Ini disebabkan jika sampai jilbab sebagai simbol identitas ini hancur maka akan banyak gangguan terhadap perempuan2 merdeka dan gangguan terhadap perempuan merdeka bisa berarti peperangan antar suku/kafilah. Maka resiko yang timbul sangat besar dan merugikan. Jadi bukan gangguan pada perempuan secara per se tapi lebih kepada kestabilan dan terjaganya keamanan. Sedangkan budak, dalam bentuknya saja Qur'an masih sedikit memberikan hak-hak budak. Sehingga kejahatan pada seorang budak masih di anggap tidak menimbulkan resiko yang besar dan tidak menimbulkan kekacauan dan ketidak stabilan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote: Perempuan bangsawan kan yang dimaksud itu ya mbak? Bukan perempuan budak kan? Kalo perempuan budak kan sama khalifah Umar malah disuruh ngelepas penutup rambutnya supaya gak niru busana para bangsawati itu? Walo pun si budak beragama Islam? cmiiw
Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Wekekekekeke. Banjir... banjirr...banjir.. auratnya ditutup dulu aja... Mendingan Juragan2 WM yang ada di jakarta... berbagi untuk membantu para korban banjir hidup ini tak cukup hanya diskusi tapi perlu aksi juga.. Ny Chae, Bu Mia, Tante Rita...cung sabri kalo bsmah and etclah semuanya mari kita turun semua SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote: Ning Lihiap, saya hanya kebetulan berada dalam track yang sama dengan chae Lihiap dalam soal aurat ini. Kalau larangannya berada pada hadits ; maka pembahasan juga akan makin luas, kita akan melihat 'azbabul nuzul-nya' apakah itu fardhlu ZAMANI atau berlaku sepanjang jaman untuk semua golongan. karena TIDAK SEMUA hadits bisa dijadikan dasar hukum, banyak sekali kriterianya, dari segi kemutawatiran, mumet pokoknya. Mungkin para muhaditsun WM bisa memberikan pencerahan. salam On 2/5/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote: Serasa baca komik silat aja lho, membaca tulisan mas Sabri ini. Terimakasih atas sanjungannya, mas. Kalau aurat itu tidak universal seperti kata mas Sabri dan mbak Chae, kenapa Rasulullah memerintahkan memakai kerudung ke dada kepada para perempuan dahulu itu ? Bukankah pada waktu itu kebiasaan terbuka dada juga tidak apa-apa, dan dianggap sesuatu yang biasa dalam masyarakat sekitar beliau? Wass, -Ning - Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
mungkin bukan penyebab tunggal tapi lebih kepada faktor utama, seperti tidak semua yang menyetir sambil mabuk akan celaka tapi menyetir sambil mabuk bisa menjadi penyebab utama kecelakaan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekedar bertanya, kenapa ya kita sering terbawa pada situasi mencari 'penyebab tunggal'.. Apa iya hanya satu yang boleh/harus dilakukan: kontrol diri sendiri atau kontrol umum/ orang lain? Kenapa tidak dikembangkan pemahaman saling melengkapi.. Bukankah hasilnya akan jauh lebih baik/banyak kalau keduanya berjalan berbarengan (simultaneously).. 'Konflik' mlulu.. Capek deh.. :-P CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 2/5/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Maka dari itu Pak Ari, Istilah Qur'an sih standard berpenampilan yang baik/sopan itu yang biasa nampak artinya sesuatu yang masuk dalam nilai kewajaran setempat. Jadi batasan berpenampilan/berpakian itu bersifat lokal dan temporal. hanya saja berlandasan kewajaran atau keumuman yang sesuai dgn nilai2 yang berkembang pada saat itu. Masalahnya ada keracuan dalam pemikiran dimana aurat disamakan dengan batasan berpakian sopan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Ari Condrowahono masarcon@ wrote: Beberapa pertanyaan timbul 1. bila para manusia modern merasa lebih cocok dgn batasan aurat ala budak, apakah seluruh umat manusia lantas turun derajatnya menjadi sekelas budak saja ? bolehkah hal ini terjadi menurut hukum Islam ? ataukah 2. hukum Islam memang wajib memaksa seluruh manusia di muka bumi naik derajatnya menjadi bangsawan semua dan hidup dengan kepalsuan tata laksana kehidupan ala bangsawan persia ? antara lain dgn style seperti harus tampil layaknya oang kaya raya, hidup mewah, punya budak, ? 3. bukankah kesetaraan itu pada minimum hal yg bisa diampu orang banyak [dalam hal ini, kebersamaan minimum adalah dgn accept standar aurat adalah ala budak]. [pakai bikini, tapi bawahannya pake span, atau celana bersepeda udah masuk batas aurat]. halah ! batas minimum aurat pada lelaki contohnya, baik budak maupun bangsawan, auratnya yah, dari puser ke dengkul. itu aja kalo ketemu orang lain yg biasa berminim ria, bia kena dekonstruksi lagi ... :p Chae wrote: Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang budak adalah bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher, betis dan lengan tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi perbedaan batasan aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU KONSTRUK SOSIAL?? [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Seminar Pembaruan Islam Dibanjiri Peserta
dear wikan, ini kan upaya suara hidayatullah dan DDII untuk mengangkat tokoh tokohnya biar jadi orang terpandang. kalo udah punya reputasi, nulis dan ngobrol appun di mana mana tanggungl aku keras. namanya juga marketing. hargailah usaha orang lain. :D susah lho, carinama itu. kalau perlu fitnah orang lain sana sini. yg penting terkenal. habis perkara. Wikan Danar Sunindyo wrote: kok saya merasa aneh dengan seminar ini? judulnya seminar pembaruan islam, tapi isinya mengkritik pembaruan islam, khususnya gagasan Nurkholis Majid almarhum. pembicara2-nya juga berusaha meruntuhkan gagasan-gagasan Nurkholis tanpa saya menemukan apa solusinya. apakah pembaruan Islam hanya dilakukan oleh Nurkholis Majid? lalu kenapa tidak dihadirkan pula pendukung Nurkholis Majid, misal dari Paramadina, biar diskusinya berimbang. salam, -- wikan http://wikan. multiply. com http://wikan.multiply.com On 2/5/07, caklis [EMAIL PROTECTED] com mailto:caklis%40yahoo.com wrote: Seminar Pembaruan Islam Dibanjiri Peserta Senin, 05 Pebruari 2007 //Meski banjir melanda Jakarta, seminar Evaluasi 37 Tahun Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia yang digelar tanggal 3 Februari 2007, dibanjiri oleh peserta// Hidayatullah. com--Di tengah kepungan banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya, ternyata Seminar Evaluasi 37 Tahun Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia yang digelar 15 Muharram 1428 H/3 Februari 2007, dibanjiri oleh pesarta. Lebih dari 300 peserta memenuhi lantai dasar Gedung Menara Dakwah, Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, Jalan Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, tempat berlagsungnya acara. __ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Pak Irwank, bukannya peserta diskusi pada setuju bahwa kontrol diri dan umum sama-sama berlaku? Tapi berbeda batasan kontrol diri (wilayah pribadi) dan batasan umum itu, misalnya beda batasan ttg aurat. Yang satu pake batasan baku misalnya semua kecuali tangan dan wajah, yang satunya tergantung kultur dan kondisi setempat, termasuk bagaimana perempuan mengekspressikan dirinya. salam Mia --- IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekedar bertanya, kenapa ya kita sering terbawa pada situasi mencari 'penyebab tunggal'.. Apa iya hanya satu yang boleh/harus dilakukan: kontrol diri sendiri atau kontrol umum/ orang lain? Kenapa tidak dikembangkan pemahaman saling melengkapi.. Bukankah hasilnya akan jauh lebih baik/banyak kalau keduanya berjalan berbarengan (simultaneously).. 'Konflik' mlulu.. Capek deh.. :-P CMIIW.. Wassalam, Irwan.K Do you Yahoo!? Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. http://new.mail.yahoo.com
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Makasih Pak Sabri, telah mengingatkan betapa ngeyelnya saya;) he..he..he.. Mba Ning, sebenarnya hadis yang dijadikan rujukan mengenai batasan aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan sebenarnya sangat bermasalah dan dimasukan kedalam hadis dhaif. Ini saya kutip dari suara Rahima sbb: Hadis riwayat Abu Dawud. Aisyah ra berkata: Suatu ketika Asma bint Abi Bakr ra masuk ke rumah Rasullah Saw. Saat itu dia memakai baju yang tipis dan tembus pandang. Rasulullah Saw berpaling darinya seraya berkata: Wahai Asma, seorang perempuan apabila sudah mencapai (umur) haid, dia tidak layak untuk dilihat, selain ini dan ini, Rasulullah menunjuk kepada muka dan kedua telapak tangan beliau. Hadis ini cukup populer di kalangan penulis fikih, padahal jalur periwayatannya (sanad) dianggap bermasalah. Abu Dawud, perawi hadis ini, menyatakan hadis ini lemah karena sanadnya terputus (maqthu'), tidak menyambung langsung dengan penyampai berita (Sunan Abu Dawud, juz IV, h. 62). Khalid bin Duraik, yang menerima hadis ini dari Aisyah, adalah orang yang tidak banyak dikenal (majhul) di kalangan pakar hadis. Duraik tidak mendengar langsung hadis ini dari Aisyah, karena tidak pernah bertemu, sehingga periwayatannya tidak bisa diterima. Periwayatan hadis ini menyimpan tiga kemungkinan. Pertama, Khalid menerima hadis dari orang lain selain Aisyah, dan untuk alasan tertentu dengan sengaja ia mengklaim dari Aisyah. Dalam hal ini, ia dianggap tidak jujur, dan orang yang tidak jujur tidak berhak meriwayatkan hadis. Kedua, ia lupa dari siapa ia mendengar hadis tersebut, sehingga kemudian tanpa sengaja meriwayatkannya dari Aisyah. Dalam keadaan ini juga ia tidak pantas meriwayatkan hadis, karena pelupa. Ketiga, ia menulis hadis sendiri, lalu mengklaim dari Aisyah. Yang ini cukup fatal, karena hadis dianggap palsu (maudlu') dan harus ditolak mentah-mentah. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote: Ning Lihiap, saya hanya kebetulan berada dalam track yang sama dengan chae Lihiap dalam soal aurat ini. Kalau larangannya berada pada hadits ; maka pembahasan juga akan makin luas, kita akan melihat 'azbabul nuzul-nya' apakah itu fardhlu ZAMANI atau berlaku sepanjang jaman untuk semua golongan. karena TIDAK SEMUA hadits bisa dijadikan dasar hukum, banyak sekali kriterianya, dari segi kemutawatiran, mumet pokoknya. Mungkin para muhaditsun WM bisa memberikan pencerahan. salam On 2/5/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote: Serasa baca komik silat aja lho, membaca tulisan mas Sabri ini. Terimakasih atas sanjungannya, mas. Kalau aurat itu tidak universal seperti kata mas Sabri dan mbak Chae, kenapa Rasulullah memerintahkan memakai kerudung ke dada kepada para perempuan dahulu itu ? Bukankah pada waktu itu kebiasaan terbuka dada juga tidak apa-apa, dan dianggap sesuatu yang biasa dalam masyarakat sekitar beliau? Wass, -Ning
[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
Abah, dalam kasus Zaid dalam Qs.33:37, Nabi di tegur atau dikoreksi karena tidak memahami atau salah dalam memahami wahyu yang diturunkan. Kemudian ada juga ketika Nabi diminta untuk re-check kebenaran Al-Qur'an pada para ulama Yahudi. Kalau menurut saya Abah ada peran aktif dari Nabi Muhammad saw dalam hal menyampaikan wahyu dan mengaplikasikanya dalam kehidupan masyrakat arab. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Menafsirkan itu dilatar belakangi oleh upaya untuk memahami yang ditafsirkan. Nabi Muhammad SAW tidak perlu menafsirkan wahyu baik yang verbal maupun yang non-verbal, karena Allah sudah menanamkan dalam diri Nabi SAW makna wahyu yang diturunkan, sesuai ayat: Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu (untuk memahamkan dan menghafal) dengannya. (S. Al Furqan, 25:32). Sebagai bahan komparasi: Einstein tidak pernah menafsirkan: The Special and The General Theory of Relativity, wong itu teorinya sendiri kok. Yang menasfirkan teori Relativitas itu orang lain. Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 01, 2007 20:14 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Jadi Abah ulangi: Di situlah keterbatasan manusia dalam hal mengenal PROSES. WaLlahu a'lamu bisshawab Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae chairunisa_mahadewi@ To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 01, 2007 10:41 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, Terima kasih atas tambahanya...kalau boleh tanya bagaiman process penerimaan wahyu ketika wahyu datang seperti bunyi gemerincing Bell seperti yang dikatakan oleh Rasul...bagaimana bunyi bell ni bisa di transform ke dalam bahasa arab??;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Chae: Pak Her, Tuhan itu transenden karena dia beyond our imagination kalau bahasa Qur'an sih Lam Yalid walam Yulad dan tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Ning: Nyelak dikit : Koreksi mbak Chae. Lam Yalid wa Lam Yuulad artinya Tidak beranak, dan tidak dilahirkan. Lam Yaqullahuu kufuwwan ahad, baru artinya dan tidak ada satu pun yang menyamai-Nya.. HMNA: Yang lebih pendek ayatnya: Laysa kamitslihi. Kemudian dari pada itu saya tambahkan sikit seperti di bawah Saya pakai diagram: --- input [proses] --output |--| ---wahyu (transenden} | Nabi Muhammad SAW | verbal |--| Proses dalam kotak artinya Nabi Muhammad SAW menerima langsung wahyu itu secara verbal, ataupun melalui Jibril. Output berupa yang verbal itu adalah teks berupa kalimat-kalimat yang terkumpul dalam Al-Quran yang berbahasa Arab, yang mengandung Risalah (message). Bahasa Arabnya bersifat lokal, tetapi Risalah (message) permanen, tekstual, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Yang tekstual bisa dikembangkan secara kontekstual dan takwil, tanpa melanggar yang tekstual. Bahkan bahasa Arab yang mulanya lokal itu berubah menjadi tidak lokal lagi dalam wilayah pada zaman Khlafah Islamiyah, dan sekarang juga tidak lokal lagi karena dipakai sebagai bahasa pengantar dalam PBB, sehingga juga sudah bersifat internasional. The textual approach, tends to view religious phenomena merely on the level of core element. On the other hand, the contextual approach can likely reduce the substantial element of religion, for it tends to view religion on the level of periphery. Frankly speaking the textual and contextual approaches , thus, open new awareness of religious studies formed in the synthesis of the two approaches. And again: Methodologically speaking, this combined-approach enables us to obtain the holistic picture of the religion and to escape from its distorted-meaning. Alhasil, kalau pakai akal yang jernih yang tekstual itu mesti sejalan bergandeng tangan dengan yang kontekstual hingga bisa mencapai yang holistik. Contohnya? Baca Seri 559 di bawah..Alhasil tidaklah perlu a priori dan alergi pada yang tekstual. - Wassalam, HMNA *
Re: [wanita-muslimah] Re:Mba Lina Re: Warisan Wanita - Cinta Mama
Mbak Dhaniar berkata : kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta sekali kepada Tuhan saya, === Jano-ko : So pasti jano-ko tidak mempunyai alasan untuk berargumentasi dengan insan yang telah mencintai Allah SWT --- Al Qur'an Surat Ali 'Imran [31] Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. --- Sangat tidak sopan bagi jano-ko berargumentasi dengan Insan yang mencintai Allah SWT :) Salam dhaniar [EMAIL PROTECTED] wrote: pak jano-ko, sudah kehabisan argumentasi ya?:D kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta sekali kepada Tuhan saya, sehingga saya benar2 menggunakan karunia Allah terbesar kepada manusia, yaitu akal, untuk berpikir, dan tdk menerima begitu saja semua yg disodorkan kpd saya. salam, dhaniar --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Dhaniar berkata : Kalau masalah tanggung jawab antar saudara saya kira di masa sekarang bukan masalah bahwa laki2 harus bertanggung jawab terhadap saudara perempuannya, tapi siapa yang punya kemampuan lebih untuk membantu saudaranya ya silakan bantu, tdk memandang apakah laki2 atau perempuan. Jano-ko Jano-ko salut dan hormat dech dengan dhaniar yang telah melakukan dan melaksanakan tugas kemanusiaan kepada sesamanya, kepada sesamanya saja perhatian dhaniar begitu besar sekale, tentunya perhatian dhaniar kepada Allah SWT pasti yang paling besar, hiya engga ?, jano- ko sangat yakin pasti dhaniar akan menerima dengan bulat, utuh semua firman-firman Allah SWT yang ada didalam Al Qur'an, Hadis dan Sunah Rasul, setuju kan ? Salam dhaniar [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau masalah tanggung jawab antar saudara saya kira di masa sekarang bukan masalah bahwa laki2 harus bertanggung jawab terhadap saudara perempuannya, tapi siapa yang punya kemampuan lebih untuk membantu saudaranya ya silakan bantu, tdk memandang apakah laki2 atau perempuan. saya seorang perempuan, terkadang saudara kandung saya yang laki2 dan sudah berkeluarga meminjam uang ke saya kalau dia lagi butuh. ya saya kasih pinjam kalau memang saya ada uang. terus soal merawat orang tua, dari pengalaman saya, justru banyak orang tua yang lebih dekat kepada anak2 perempuan dan dirawat oleh anak perempuannya setelah mereka tua. jadi sekali lagi bahwa kewajiban anak laki2 lebih besar itu sangat relatif. oh ya, dalam berjihad, siapa bilang perempuan leyeh2 di rumah kalau ditinggal suaminya. lha yang ngerawat anak, mencukupi kebutuhannya itu siapa kalau suami nggak di rumah? atau menurut Jano-ko merawat anak dan mengerjakan tugas domestik itu termasuk leyeh2? salam, dhaniar --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko ko_jano@ wrote: DP berkata : Tapi kalau aturan pembagian hak warisnya itu dianggap sudah kurang pas dengan rasa keadilan di abad ke 21, ya ubah saja interpretasinya atau buat UU yg lebih sesuai dengan perasaan keadilan masa kini. Makanya kita butuh demokrasi, bukan teokrasi = = Jano-ko Pe,...katanya harus menghormati HAM, lha koq you mau seenaknye aje ngrubah-ngrubah, ,,kepiye iki ?, penghormatan dikau terhadap keyakinan orang lain dimana tuch ? Tak kasih pencerahan dikit tentang indahnya ajaran Islam, ini pengalaman pribadi gue, walau gue engga dapet warisan, tapi gue lakukan dengan ikhlas untuk menyantuni ortu gue sampai akhir hayat beliau. Mami gue ( sebelum meninggal dunia ) tiap malam sebelum tidur selalu mendatangi rumah gue, beliau selalu ingin dijaga oleh gue pada saat beliau tidur, uendah tenan tho peeeuntung aja istri gue juga wanita yang indah, jadi istri gue pengertian banget dengan keadaan yang gue alami. You sebaiknya memahami Islam secara utuh, didalam Islam itu ada kewajiban bagi anak laki-laki untuk berbakti dan menyantuni mama-nya, jadi apa salahnya kalau anak laki-laki dapat lebih dari anak perempuan, lha wong kewajiban lelaki itu lebih banyak dari anak perempuan, itu salah satu contohnya peee...laki- laki dapat lebih dari wanita tapi kemudian semua dikembalikan juga kepada perempuan, ngono lhooo pe... Contoh soal yang lagi terjadi dimasyarakat Ibu H ( ibunda dari artis X yang barusan meninggal dunia) ternyata terlibat hutang sampai kurang lebih Rp. 300 juta, Ibu H tersebut tidak bisa melunasi hutangnya, terus akhirnya paman dari artis X tersebutlah yang harus melunasi hutang dari Ibu H tersebut. Kalau adik gue yang perempuan dulu pernah juga kejiret hutang kurang lebih Rp. 500 juta, tidak ada saudara yang mau membantu, tapi akhirnya gue yang handle masalah hutang adik gue tersebut sampai selesai,
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Kalau kita kembali ke pertanyaan awal apakah laki2 terlangggar HAMnya jika mengalami frustrasi seksual? Ya tentu tidak dong. Apakah manusia itu terlanggar HAMnya jika lagi lapar ada yg jual makanan terbuka di depannya, ya tentu tidak dong. Keduanya memerlukan kontrol diri. Hasrat seksual itu adalah motivator utk prokreasi. Prokreasi yg sehat dan baik bagi masyarakat itu banyak persyaratannya. Ada persyaratan agama, ada hukum, penghargaan thd aspirasi perempuan, rasa kepantasan, tanggung jawab keuangan, dsb, dsb. Kita harus melihat dalam konteks yg lebih luas, bahwa hasrat seksual itu sehat dan bagian dari kehidupan manusia. Termasuk sunatuLlah. Bukan hasratnya yg salah tetapi pelampiasannya yg harus terarah dan bertanggung jawab. Saya kita ini esensi dari aturan zina dan aurat dalam Islam. Tapi dengan kemajuan teknologi moderen (pasca th. 1950, bukan abad ke 7 lho) dua hal yg paling tidak diinginkan dalam hubungan seks yaitu kehamilan yg tidak diinginkan dan sexually transmitted diseases itu sdh dapat dikendalikan sehingga menimbulkan fenomena baru yaitu terpisahkannya rekreasi dan prokreasi dalam hubungan seks. Inilah revolusi seksual yg didengung2kan itu. Sekarang tentu kembali pada pilihan kita: sampai dimana kita bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan kita. Sekali kontrol diri laki2 atas syahwatnya adalah salah satu tiang ketertiban dari kehidupan masyarakat. Kalau laki2 sering frustrasi ya memang demikianlah desain dari the survival of the fittest. Laki2 harus berupaya memenuhi persyaratan yg ditetapkan masyarakat dan perempuan kalau mau melampiaskan hasrat seksualnya. Bukannya perempuan yg menutup aurat, tetapi laki2 menahan syahwat. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] Aisha : Jadi mba Ning, masalah kontrol diri vs mengontrol orang lain itu tidak bisa dibenturkan dengan hukum memandang aurat perempuan adalah HARAM bagi yang mudah tergoda, dan HALAL(MUBAH) bagi yang tidak mudah tergoda, tapi kendalikan diri untuk tidak mudah tergoda dan aturan jelas untuk masalah aurat ini misalnya tayangan di tv, aturan berbusana di kantor, dll. Halal haram sekedar di tingkat wacana sih tidak akan berdampak selama tidak ada penegakan hukum (misalnya produsen dan distributor VCD dan bacaan porno), zina haram, mabuk haram, dll kan tetap saja ada yang melakukan. Ning: Dik Aisha, bukankah dasar pengambilan keputusan bagi Muslimin memang hukum Islam yang 5 itu ? Bukankah orang mengendalikan diri dan sebagainya juga asal muasalnya adalah dari hukum Islam yang 5 itu ? Atau menurut dik AIsha, ada dasar lain yang mengharuskan pengendalian diri tersebut ? Saya rasa hal di atas bukannya tidak bisa dibenturkan, tetapi susah menjawabnya ya ;-) Anyway, pembicaraan kita sudah agak melebar rupanya. Sebenarnya ini bermula dari pertanyaan saya, apakah laki-laki yang ingin godhul bashor itu terlanggar HAM-nya, ketika ada wanita yang mempertunjukkan auratnya di depannya. Sampai tulisan yang terakhir ini, tidak ada yang menjawab ya atau tidak. Malahan pembicaraan berbelok ke arah kontrol-mengontrol ini... salah saya juga,, tidak keep the discussion on track. Saya tidak percaya bahwa HAM seutuhnya akan bisa diterapkan. Karena pasti akan tergantung dari siapa yang menilai. Masalah wanita yang ber-HAM boleh mempertunjukkan apa yang ingin dia pertunjukkan tanpa ada yang mengganggu atau melarang, sementara lelaki yang ber-HAM mustinya boleh keluar rumah memandang berkeliling tanpa ada yang mengganggu yang kita discuss ini kan hanya contoh kecil saja. Wallahu'alam, -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Aisha Sent: Sunday, February 04, 2007 7:49 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com; keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Mba Ning, Mungkin mba Ning tidak tidak mengharamkan kontak mata, tapi saya sering melihat laki-laki yang umumnya berjenggot atau ustadz di beberapa pengajian yang sangat hot ketika menjelaskan pornografi itu berperilaku seperti itu, saat saya bicara padahal pakai jilbab, kepalanya nunduk atau matanya lari-lari ke arah lain. Padahal yang dibicarakan dengan ustadz itu misalnya tentang perpustakaan mesjid atau tentang kebersihan toilet mesjid. Atau dengan teman sekerja misalnya sedang membicarakan materi untuk satu pelatihan. Jadi topiknya bukan sesuatu yang ngeres, saya herannya saat muslim itu dituntut serius untuk masalah yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan urusan seks, kenapa harus nunduk atau matanya lari-lari kemana-mana? Apakah muslim seperti ini tidak bisa fokus ke satu masalah? Kemudian saya perhatikan muslim yang tidak berjenggot, non muslim yang orang Indonesia atau non-Indonesia, ketika bicara kerjaan ya fokus aja ke urusan kerjaan, mereka berkomunikasi dengan kontak mata. Jadi mungkin ini bukan masalah muslim-non
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Masihkah kita memperdebatkan status budak dalam masa kini? Diskriminasi spt ini sudah lama harus ditanggalkan. Koq status budak vs non budakmasih digunakan sbg referensi utk membahas issue masa kini? Wah wah ... kita hidup di abad keberapa Non --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) ninghdw@ wrote: Serasa baca komik silat aja lho, membaca tulisan mas Sabri ini. Terimakasih atas sanjungannya, mas. Kalau aurat itu tidak universal seperti kata mas Sabri dan mbak Chae, kenapa Rasulullah memerintahkan memakai kerudung ke dada kepada para perempuan dahulu itu ? Perempuan bangsawan kan yang dimaksud itu ya mbak? Bukan perempuan budak kan? Kalo perempuan budak kan sama khalifah Umar malah disuruh ngelepas penutup rambutnya supaya gak niru busana para bangsawati itu? Walo pun si budak beragama Islam? cmiiw Bukankah pada waktu itu kebiasaan terbuka dada juga tidak apa-apa, dan dianggap sesuatu yang biasa dalam masyarakat sekitar beliau? Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of sir bats Sent: Monday, February 05, 2007 2:33 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Ning : Kedua, kayanya definisi aurat kita berbeda, mbak Chae. Kalau menurut pemahaman saya, aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi bila ada yang terbuka di luar yang dua itu, akan saya katakan membuka aurat. Menurut mbak Chae, apa sih aurat itu ? Chae : Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang budak adalah bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher, betis dan lengan tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi perbedaan batasan aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU KONSTRUK SOSIAL?? sabri: saya tidak ingin menengahi diskusi dua Li-Hiap dari Gunung Pasir dan Tanah Pasundan. Dua-duanya menunjukkan jurus-jurus indah, gerakan gemulai namun bertenaga; tebasan lembut tapi penuh ketajaman. Kalimat demi kalimat mengalir tenang bagai sungai arak dalam surga. Thanks for the beautiful reading. dan Amitaba. tapi bukan haram hukumnya untuk sedikit nimbrung. Diskusi tentang aurat pernah cukup lama mewarnai milis ini dan seperti biasa acuan- acuannya sangat banyak dari mulai logika manthik ala imam Hanafi sampai kitab fiqih klasik tulisan ulama besar. Ning Lihiap, seperti biasa menggunakan jurus kuat dari perguruan-perguruan terkemuka seperti bu tong pai atau kun lun pai; karena mbak Ning mengikuti arus main stream dan merasa aman didalamnya; kalau Chae Lihiap memang dikenal ngeyel (pinjem istilah Bu Flora) berguru pada suhu2 dari hutan liar dan pegunungan kendeng; membentuk wataknya sendiri. Menyenangkan dua pendekar perempuan mendiskusikan AURAT perempuan. Fakta bahwa aurat budak dan aurat perempuan bebas berbeda, mungkin sangat mengejutkan, tapi juga tidak terlalu aneh; dalam ranah fiqih, para fuqaha diyakini memang mencoba memberikan jawaban kepada permasalahan masyarakat pada masa itu di wilayah tertentu. Saya tidak ingin mengutip bahasa arab yg bisa menimbulkan diskusi lebih panjang lagi. Tapi asumsi simpel : Aurat adalah YG TIDAK BIASA TAMPAK kata tidak biasa sangat menyiratkan apa yg sekarang disebut kepantasan publik. Dengan redaksi seperti ini, maka al-Qur'an menjadi KOMPATIBEL diterapkan di wilayah manapun di dunia ini. Bagi suku dhani (contoh kesukaan saya) di lembah baliem; payudara perempuan adalah BIASA ditampakkan dan tidak perlu ditutupi. Perempuan dhani bisa dengan tentram pergi ke pasar tanpa penutup dada dan payudaranya keleleran. Ternyata di pasar2 lelaki dhani tidak serta merta sibuk mengamati yg keleleran itu tadi, para lelaki dengan tenang berdagang dan tidak terganggu dengan keleleran tsb. Andai perempuan dhani dengan penampilan sperti di lembah baliem dibawah ke stasiun senen di jakarta, ditanggung bakal menjadi tontonan ramai atau ditangkep satpol PP DKI karena meresahkan masyarakat. Pemudi-pemudi Jakarta di bilangan jalan Thamrin atau sudirman, dengan necis mengenakan blazer, celana panjang, rok selutut (dan ada yg mini) mereka memenuhi gedung2 perkantoran atau menunggu bis kota/taxi, jemputan pacar/selingkuhan dan masyarakat biasa saja melihatnya. Andai penampilan mereka dipindah ke Madinah, mungkin lelaki arab akan gempar melihat betis-betis mulus berbunting padi dengan bulu-bulu indah atau licin habis luluran. Mata lelaki arab saudi pasti menghijau melihat dua kancing atas terbuka dan dua bukit indah mengintip transparan. Tapi lelaki jakarta tenang saja dan tidak melakukan tindakan apapun. Tentu saja ada yg model ari condro,
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam. Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri, yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya. Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam. Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata. Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS 42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya, kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53). Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat? Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan terkutuk. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Salam kembali, Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan manusia terus berkembang? Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2 suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal. Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi. Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi. Bagi saya dilihat secara netral, hadits
[wanita-muslimah] Re:Mba Lina Re: Warisan Wanita - Cinta Mama
Dalam perdebatan agama memang akan selalu muncul bahwa pengalaman spritual individu tidak dapat dipaksakan pd orang lain. Oleh karena itu pemaksaan suatu pengalaman dan aspirasi spiritual seseorang pada orang lain dg mekanisme penegakkan hukum negara akan runyam hasilnya. Pengalaman spiritual itu tdk akan sama dari satu orang ke orang lainnya. Oleh karena itu aspek agama sbg pengalaman spiritual hanya relevan secara pribadi dan konsekuensinya harus dipisahkan dari negara. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Dhaniar berkata : kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta sekali kepada Tuhan saya, === Jano-ko : So pasti jano-ko tidak mempunyai alasan untuk berargumentasi dengan insan yang telah mencintai Allah SWT --- Al Qur'an Surat Ali 'Imran [31] Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. --- Sangat tidak sopan bagi jano-ko berargumentasi dengan Insan yang mencintai Allah SWT :) Salam dhaniar [EMAIL PROTECTED] wrote: pak jano-ko, sudah kehabisan argumentasi ya?:D kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta sekali kepada Tuhan saya, sehingga saya benar2 menggunakan karunia Allah terbesar kepada manusia, yaitu akal, untuk berpikir, dan tdk menerima begitu saja semua yg disodorkan kpd saya. salam, dhaniar --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote: Dhaniar berkata : Kalau masalah tanggung jawab antar saudara saya kira di masa sekarang bukan masalah bahwa laki2 harus bertanggung jawab terhadap saudara perempuannya, tapi siapa yang punya kemampuan lebih untuk membantu saudaranya ya silakan bantu, tdk memandang apakah laki2 atau perempuan. Jano-ko Jano-ko salut dan hormat dech dengan dhaniar yang telah melakukan dan melaksanakan tugas kemanusiaan kepada sesamanya, kepada sesamanya saja perhatian dhaniar begitu besar sekale, tentunya perhatian dhaniar kepada Allah SWT pasti yang paling besar, hiya engga ?, jano- ko sangat yakin pasti dhaniar akan menerima dengan bulat, utuh semua firman-firman Allah SWT yang ada didalam Al Qur'an, Hadis dan Sunah Rasul, setuju kan ? Salam
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Oleh karena laki2 harus menjaga pandangan thd perempuan supaya tidak melecehkan, maka kalau mau bebas memandang silahkan baca Playboy, Penthouse, video porno, dsb. Jadi ada saluran memuaskan keisengan secara pribadi in a private space tanpa ada dampak fisik langsung tdh perempuan di sekitarnya in a public space. Makanya majalah2 spt itu harus dibebaskan penerbitannya tetapi dikendalikan distribusinya supaya tidak merusak anak2 dibawah umur. Tuh kan masyarakat modern sering sudah menemukan solusi bagi persoalan2 sosial yg belum diselesaikan secara gamblang oleh agama ... He he ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Koreksi, mbak. Saya kurang kata-kata : TIDAK. Menjaga pandangan = TIDAK MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat) From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Monday, February 05, 2007 12:40 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Waduh..ma'af kalau saya salah menafsirkan pendapat Mba Ning yang merasa ada masalah untuk laki-laki jika disekitar banyak pemandangan dari perempuan dgn penampilan seksi versi umum bagi laki-laki;) Jadi kita sepakat Mba Ning, kalau melihat yang seksi2 atau yang merangsang itu tidak termasuk dalam menjaga pandangan?? Jika definisi Mba Ning bahwa menjaga pandangan adalah MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat) jadi jika memandang yang merangsang boleh saja?? sepanjang yang merangsang itu bukan bagian dari aurat?? Mba Ning, dalam konteks Aurat ada di dalam Qs.20:121 bahwa adam dana hawa menutupi auratnya dgn daun...kira-kira bagaimana hawa menutupi auratnya jika aurat bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan?? Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang budak adalah bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher, betis dan lengan tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi perbedaan batasan aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU KONSTRUK SOSIAL?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) ninghdw@ wrote: Apa saya pernah bilang, bahwa menjaga pandangan artinya tidak boleh memandang sesuatu yang edun-edun atau sesuatu yang bikin terangsang? Mbak Chae terlalu jauh mentranslasinya. Menjaga pandangan menurut saya adalah = MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat). Masalah aurat itu edun-edun atau bikin terangsang, itu mah bisa berbeda antara satu orang dan lainnya. Bisa saja si A terangsang, dan si B tidak. Padahal yang dilihat ya itu-itu juga. Selama yang dilihat itu aurat, maka baik si A (terangsang) maupun si B(tidak terangsang) sama-sama HARAM hukumnya untuk melihat. Atau menurut mbak Chae/dik Aisha hukumnya jadi berbeda (untuk si A HARAM, dan untuk si B MUBAH)? Kedua, kayanya definisi aurat kita berbeda, mbak Chae. Kalau menurut pemahaman saya, aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi bila ada yang terbuka di luar yang dua itu, akan saya katakan membuka aurat. Menurut mbak Chae, apa sih aurat itu ? Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com ] On Behalf Of Chae Sent: Friday, February 02, 2007 12:22 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Penjelasan Mba Aisyah lebih baik ...lebih jelas dan lebih tersusun/terperinci daripada penjelasan saya, terima kasih Mba Aisyah:)) Saya hanya ingin menambahkan sedikit saja kepada Mba Ning mengenai masalah Menjaga pandangan dan masalah aurat. Pertama menjaga padangan tidak berkonotasi dengan tidak boleh memandang sesuatu yang edun-edun atau sesuatu yang bikin terangsang baik terangsang secara seksual atau terangsang yang lainya seperti materi, kecemburuan dll. Maksud dari menjaga pandangan adalah memanage atau mengatur/mengolah/mengusahakan agar apa yang kita pandang tidak menimbulkan effek negatif (mudharat) kepada diri kita. Dengan demikian setiap orang akan senantiasa belajar untuk bisa mengontrol dirinya, katanya sih bisa karena biasa.. Kedua masalah aurat, apakah aurat ini selalu berkonotasi dengan ssuatu yang merangsang?? Ada laki-laki yang terangsang melihat hidung, bibir dari seorang wanita bahkan ada banyaak laki-laki yang teransang lihat bulu ketiak cowo lainya...apakah semua termasuk aurat?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) ninghdw@ wrote: Dik Aisha, Kalau dik Aisha mengira saya menganggap
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Masihkah kita memperdebatkan status budak dalam masa kini? Diskriminasi spt ini sudah lama harus ditanggalkan. Koq status budak vs non budakmasih digunakan sbg referensi utk membahas issue masa kini? Wah wah ... kita hidup di abad keberapa Non Pak Dana, kalo menurut saya, fakta budak beragama Islam yg dilarang memakai kerudung oleh Umar RA itu sangat relevan dengan diskusi kita karena fakta sejarah itu MEMATAHKAN klaim bahwa baju ala biarawati Khatolik (yang hanya terlihat wajah dan tapak tangannya) itu adalah BUSANA MUSLIMAH (atau busana wajib bagi perempuan Islam). salam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt ritajkt@ wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) ninghdw@ wrote: Serasa baca komik silat aja lho, membaca tulisan mas Sabri ini. Terimakasih atas sanjungannya, mas. Kalau aurat itu tidak universal seperti kata mas Sabri dan mbak Chae, kenapa Rasulullah memerintahkan memakai kerudung ke dada kepada para perempuan dahulu itu ? Perempuan bangsawan kan yang dimaksud itu ya mbak? Bukan perempuan budak kan? Kalo perempuan budak kan sama khalifah Umar malah disuruh ngelepas penutup rambutnya supaya gak niru busana para bangsawati itu? Walo pun si budak beragama Islam? cmiiw Bukankah pada waktu itu kebiasaan terbuka dada juga tidak apa-apa, dan dianggap sesuatu yang biasa dalam masyarakat sekitar beliau? Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of sir bats Sent: Monday, February 05, 2007 2:33 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Ning : Kedua, kayanya definisi aurat kita berbeda, mbak Chae. Kalau menurut pemahaman saya, aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi bila ada yang terbuka di luar yang dua itu, akan saya katakan membuka aurat. Menurut mbak Chae, apa sih aurat itu ? Chae : Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang budak adalah bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher, betis dan lengan tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi perbedaan batasan aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU KONSTRUK SOSIAL?? sabri: saya tidak ingin menengahi diskusi dua Li-Hiap dari Gunung Pasir dan Tanah Pasundan. Dua-duanya menunjukkan jurus-jurus indah, gerakan gemulai namun bertenaga; tebasan lembut tapi penuh ketajaman. Kalimat demi kalimat mengalir tenang bagai sungai arak dalam surga. Thanks for the beautiful reading. dan Amitaba. tapi bukan haram hukumnya untuk sedikit nimbrung. Diskusi tentang aurat pernah cukup lama mewarnai milis ini dan seperti biasa acuan- acuannya sangat banyak dari mulai logika manthik ala imam Hanafi sampai kitab fiqih klasik tulisan ulama besar. Ning Lihiap, seperti biasa menggunakan jurus kuat dari perguruan-perguruan terkemuka seperti bu tong pai atau kun lun pai; karena mbak Ning mengikuti arus main stream dan merasa aman didalamnya; kalau Chae Lihiap memang dikenal ngeyel (pinjem istilah Bu Flora) berguru pada suhu2 dari hutan liar dan pegunungan kendeng; membentuk wataknya sendiri. Menyenangkan dua pendekar perempuan mendiskusikan AURAT perempuan. Fakta bahwa aurat budak dan aurat perempuan bebas berbeda, mungkin sangat mengejutkan, tapi juga tidak terlalu aneh; dalam ranah fiqih, para fuqaha diyakini memang mencoba memberikan jawaban kepada permasalahan masyarakat pada masa itu di wilayah tertentu. Saya tidak ingin mengutip bahasa arab yg bisa menimbulkan diskusi lebih panjang lagi. Tapi asumsi simpel : Aurat adalah YG TIDAK BIASA TAMPAK kata tidak biasa sangat menyiratkan apa yg sekarang disebut kepantasan publik. Dengan redaksi seperti ini, maka al-Qur'an menjadi KOMPATIBEL diterapkan di wilayah manapun di dunia ini. Bagi suku dhani (contoh kesukaan saya) di lembah baliem; payudara perempuan adalah BIASA ditampakkan dan tidak perlu ditutupi. Perempuan dhani bisa dengan tentram pergi ke pasar tanpa penutup dada dan payudaranya keleleran. Ternyata di pasar2 lelaki dhani tidak serta merta sibuk mengamati yg keleleran itu tadi, para lelaki dengan tenang berdagang dan tidak terganggu dengan keleleran tsb. Andai perempuan dhani dengan penampilan sperti di lembah baliem dibawah ke stasiun senen di jakarta, ditanggung bakal menjadi tontonan ramai atau ditangkep satpol PP DKI karena meresahkan masyarakat. Pemudi-pemudi Jakarta di bilangan jalan Thamrin atau sudirman, dengan necis mengenakan blazer, celana panjang, rok
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rye Woo [EMAIL PROTECTED] wrote: Wekekekekeke. Banjir... banjirr...banjir.. auratnya ditutup dulu aja... Ini maksute apa ya Pak Rye Woo? Mendingan Juragan2 WM yang ada di jakarta... berbagi untuk membantu para korban banjir hidup ini tak cukup hanya diskusi tapi perlu aksi juga.. Kalo Anda mau nulis posting untuk kampanye menolong korban banjir, (bukan cuman jkt aja yg banjir euy!), silakan menulis judul baru dan tulis ajakannya dengan kata-kata yang baik juga lah, jd tidak dengan menghina/underestimate teman-teman yang sedang diskusi dong. Itu namanya nggak fair. Saya kira semua member WM jg tahu kok kalo hidup ini nggak butuh omongan doang dan perlu aksi. Ny Chae, Bu Mia, Tante Rita...cung sabri kalo bsmah and etclah semuanya mari kita turun semua Mari, Tapi tolong dong, ngajaknya yang Islami dikit, nggak usah pakai merendahkan orang lain segala, oke bos? SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote: Ning Lihiap, saya hanya kebetulan berada dalam track yang sama dengan chae Lihiap dalam soal aurat ini. Kalau larangannya berada pada hadits ; maka pembahasan juga akan makin luas, kita akan melihat 'azbabul nuzul- nya' apakah itu fardhlu ZAMANI atau berlaku sepanjang jaman untuk semua golongan. karena TIDAK SEMUA hadits bisa dijadikan dasar hukum, banyak sekali kriterianya, dari segi kemutawatiran, mumet pokoknya. Mungkin para muhaditsun WM bisa memberikan pencerahan. salam
Re: [wanita-muslimah] Seminar Pembaruan Islam Dibanjiri Peserta
wah, beraninya kok sama yang sudah meninggal ... kalau berani, mending melontarkan ide pergerakan sendiri kalau di pasar, sesama pedagang dilarang saling menjelekkan kalau meninggikan mutu sendiri boleh, tapi menjelekkan barang orang itu gak fair ayo mas Arcon, mbok hidayatullah dan DDII diajari blue ocean :) wassalam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/5/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: dear wikan, ini kan upaya suara hidayatullah dan DDII untuk mengangkat tokoh tokohnya biar jadi orang terpandang. kalo udah punya reputasi, nulis dan ngobrol appun di mana mana tanggungl aku keras. namanya juga marketing. hargailah usaha orang lain. :D susah lho, carinama itu. kalau perlu fitnah orang lain sana sini. yg penting terkenal. habis perkara.
[wanita-muslimah] IBRAHIM ISA - BERBAGI CERITA -- Kongko-Kongko Dng MICHAEL BODDEN
IBRAHIM ISA - BERBAGI CERITA Senin, 05 Januari 2007 Kongko-Kongko Dng MICHAEL BODDEN , Associate Professor Indonesian Language and Literature, University of Victoria, Canada. BERKENALAN Dng Prof. MICHAEL BODDEN LEWAT E-Mail Computer *** Yang ditulis di bawah ini, bisa juga dibilang semacam 'ode' , katakanlah, suatu nyanyian-pujian terhadap para pakar dan ilmuwan informatika, serta terhadap kemajuan luarbiasa yang mereka telah capai di cabang ilmu informatika dan komunikasi.. Adalah lewat media computer ini, aku bisa berkenalan dengan teman baru, Prof. Michael Bodden. Orang Canada sekaligus (tadinya) orang Amerika, yang mengajar bahasa dan sastra Indonesia di Universitas Victoria, Canada. Pada suatu hari kudapati di ruang penerimaan e-mail computerku, sepucuk surat elektronik. Pengirimnya adalah Prof. Michael Bodden itu. Aku tanya padanya dari mana ia dapat alamat e-mail aku. Dari Gerry van Klinken, katanya. Gerry van Klinken adalah warganegara Australia, seorang pakar peneliti di salah satu lembaga ilmu sosial di Belanda. Gerry memang kenal padaku. Nah, inilah salah satu mu'jizat kemajuan bidang ilmu computer, iformatika, sehingga seseorang, asal saja tahu alamat e-mail-ku, yang terbuka tanpa menggunakan nama samaran, bisa berhubungan langsung. Di situlah, kalau pengirim e-mail bermaksud hendak berkenalan, dan kita meyambut tangan-perahabatan manus amici, itu , ya dapatlah kita teman baru. * * * Memang betullah, kata orang, bahwa kemajuan teknologi dewasa ini, a.l di bidang komunikasi, dengan ditrapkan dan dimanfaatkannya semaksimal mungkin kemajuan ilmu computer, termasuk internet dan segala macam software yang sehubungan dengan informatika, --- sungguh menakjubkan adanya. Bayangkan: -- Dulu bila hendak menulis, misalnya sebuah artikel atau esay politik, orang pertama-tama harus memiliki bahan-bahan yang memadai. Kalau tidak punya sendiri, terpaksalah pergi ke bibliotik. Atau pinjam pada kawan yang punya. Membalik halaman buku atau dokumen sendiri atau pinjaman itu, juga makan waktu cukup panjang. Sekarang pada zaman semua-semua dikomputerisasi, segala sesuatu bersangkutan dengan mencari bahan atau dokumen, tidak susah-susah lagi. Pasang saja computer, masuk internet, klik 'google.com', 'Britanica', atau 'Wikipedia', mau cari apa saja pasti dapat. Bisa juga coba dicari di tempat lainnya. Banyak 'website' yang memuat data-data penting. Sesudah dibaca dan dipelajari bahan yang diperlukan, kalau mau simpan, bisa. Kalau tidak, sesudah digunakan di-'delete' saja. Begitu juga bila sudah tiba waktunya menulis. Ngetik teks bisa lebih cepat. Kalau ada yang salah, segera bisa dikoreksi. Bisa diedit kembali. Teserah saja mau diapakan, sang computer itu akan nurut saja. Tentu yang digunakan sebaiknya computer yang mutakhir. Aku dalam hal ini memang termasuk mujur, karena selalu ada orang yang memperhatikan apakah softwareku untuk bekerja dengan computer itu yang paling baik. * * * Hanya sesudah kenal dengan Michael Bodden ini, baru diketahui banyak kawan bahwa, nun jauh disana, di Universitas Victoria, Canada, seorang ilmuwan asing memberikan pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kepada para siswanya. Terima kasih Michael! Michael Bodden, kira-kira sudah tahu siapa aku ini, tetapi aku samasekali tidak tahu siapa gerangan Michael Bodden. Langsung saja kutanyakan. Silakan Anda menjelaskan, menginformasikan Anda itu siapa, tulisku kepadanya. Suatu ketika pernah ada orang yang kirim e-mail padaku, menanggapi artikelku, bahkan memberikan kritik yang bagus. Aku tanya, siapa gerangan dia. Tidak dijawab. Ingin anonim terus rupanya. Tidak ada maksud lainnya. Cuma tidak mau dikenal siapa aslinya. Ya, pendirian ini harus dihormati. Lain dari orang yang menggunakan macam-macam nama samaran dengan maksud tersembunyi yang tak sehat. Tapi kawan baruku ini, Michael Bodden, tidak demikian. Michael Bodden memperkenalkan dirinya kepadaku. Bahasanya baik sekali. Jauh lebih baik dari banyak intelektuil dan elite 'kita' , yang tata bahasanya seperti gado-gado. Lain halnya Jaap Erkelens, sahabatku, rekanku di Wertheim Foundation, yang duapuluh tahun lamnya bekerja di Indonesia sebagai wakil KITLV, bahasa Indonesianya sungguh baik. Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Aku selalu angkat topi pada orang asing yang menggunakan bahasaIndonesia yang baik dan benar. Ini singkatan cerita Michael Bodden, dalam Bahasa Indonesia dia sendiri, tanpa ada yang aku ubah, sbb: 'Saya lahir tahun 1956 di AS dan bersekolah-tinggi di University of Winconsin. Saya selesai dengan PhD saya tahun 1993, dan mengajar di University of Victoria, di pantai barat Kanada mulai 1992. 'Perjalanan pertamaku ke Indonesia tahun 1986 untuk mendalami Bahasa Indonesia. Menetap satu tahun di Yogyakarta 19887-88 dan belajar di Gajah Mada, jurusan Sastra Indonesia, tetapi lebih sering mengunjungi teman-teman dari sebuah kelompok teater yang
Re: [wanita-muslimah] Seminar Pembaruan Islam Dibanjiri Peserta
Sebabnya ialah Nurcholis ditokohkan oleh Jaringan Islam Liberal sebagai icon pembaruan Islam. Dan para pembicara itu semuanya berasal dari Pesantren Gontor, di mana Nurcholis sebelumnya ke Amrik (Chicago), ia menimba ilmu ke-Islaman. Seminar itu sifatnya terbuka, undangan disampaikan kepada umum, siapa saja boleh datang. Fyi, saya reposting dari file lama Seri 100 di bawah. HMNA ** BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 100. Tradisi Keilmuan Ummat Islam Sebenarnya saya ingin sekali turut berpartisipasi dalam seminar yang berlangsung di auditorium Aljibra UMI Kampus Baru, Selasa 12 Oktober 1993, utamnya ingin sekali bertatap-muka lagi dengan Nurcholis Majid. Sayang sekali keinginan itu tidak terlaksana, karena waktunya berimpit dengan kegiatan akademik, yaitu ujian meja mahasiswa. Yang sempat saya berpapasan adalah dengan kendaraan pemakalah Prof. Mattulada memakai songkok, suatu penampilan yang agak langka baginya, yang dalam penampilan keseharian biasanya tidak berpeci. Demikian pula perihal kendaraan yang dikendarai oleh sahabat lama saya ini sejak di Sihan Gakko di Nengo dahulu, sayang untuk tidak direkam dalam media cetak. Kendaraan itu tersesat di lapangan parker sebelah Barat. Itu adalah peristiwa langka, tersesat dalam Kampus Baru UMI yang relatif kecil itu pada waktu menuju ke auditorium Aljibra di pinggir lapangan parker Timur. Terakhir sekali saya bertatap muka secara langsung dengan Nurcholis Majid dalam permulaan tahun 70-han di Perpustakaan Umum Makassar yang gedungnya sudah dibongkar disulap menjadi hotel di Jalan Kajao (DR) Laliddo, dalam majelis yang sangat terbatas, hanya berjumlah 5 orang: Nurcholis Majid, M.Quraisy Syihab (sekarang Rektor Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, tempat Nurcholis Majid menjadi dosen), A.Rahman Rahim (sekarang Koordinator Kopertis, mantan Atase Kebudayaan di Arab Saudi), Halide (sekarang Atase Kebudayaan di Arab Saudi) dan saya sendiri. Yang dibicarakan dalam majelis terbatas itu adalah gagasan sekularisasi Nurcholis yang menghebohkan itu. Sekularisasi Nurcholis Majid menyimpang dari pemahaman yang dianggap mapan, namun Nurcholis pandai berkelit dengan senjata pamungkas: bukan begitu maksud saya. Sekularisasi bukanlah sekularisme, demikian kelit Nurcholis Majid. Tidak ada kesimpulan yang disepakati dalam perbincangan itu, oleh karena saya tetap bertahan, bahwa menduniakan yang dianggap sakral (sekularisasi) dengan pemisahan dunia dengan akhirat (sekularisme), keduanya berasal dari sumber yang sama: Geeft dan den Keizer wat des Keizers is, en Gode wat Gods is (Marcus 12:17), berikanlah kepada Kaisar yang milik Kaisar, dan berikanlah kepada Tuhan apa yang miliknya Tuhan. Dari Marcus (12:17) ini diturunkanlah paradigma sekularisme yang terkenal dalam sejarahnya orang barat: Scheiding tussen staat en kerk, pemisahan atau dikhotomi antara negara dengan gereja. Jadi sekularisasi pada hakekatnya tidak lain dari ungkapan pelembut (euphemism) dari sekularisme. Maka apa yang dapat saya peroleh yang saya anggap menarik dibicarakan dalam kolom ini hanya berasal dari sumber informasi sekunder, melalui media cetak. Ketika Nurcholis Majid berada di Iran ia mengagumi keadaan para Mullah di negeri itu, oleh karena tradisi keilmuan di negeri itu sudah lama terbentuk. Menurut Nurcholis dalam dialog terasa nampak sekali perbedaan yang menyolok antara Ahlussunnah dengan Syi'ah, tetapi tidak menimbulkan ketegangan. Sebabnya ialah para Mullah itu walaupun menghadapi perbedaan paham, mereka tetap menghargai pendapat orang lain. Sikap keterbukaan menghargai paham orang lain adalah akibat para ulama Syi'ah itu memiliki perlengkapan ilmiyah yang bagus, produk tradisi keilmuan yang telah lama terbentuk itu. Nurcholis menganjurkan agar ummat Islam di Indonesia yang Ahlussunnah ini harus mempersiapkan perlengkapan keilmuan yang bagus agar dapat maju dalam pemikiran yang kontemporer. Pada waktu kecil saya banyak mendengar ucapan yang negatif tentang Syi'ah. Namun dalam hati kecil saya kurang senang mendengarkannya, karena tidak sesuai dengan Pau-Pauanna Bagenda Ali, Hikayat Baginda Ali, yang diperdengarkan dengan gaya sinrili', dalam arti lagu dan irama, namun tanpa kesokkeso', dihikayatkan oleh penghikayat dalam sikap terlentang menengadah berbantalkan kedua telapak tangan, dengan lengan yang dilipat di belakang. Adapun yang saya kurang senangi, yang tidak seirama dengan Pau-Pauanna Bagenda Ali itu, utamanya dua hal yang berikut: Pertama dikatakan bahwa Al Qurannya Syi'ah 31 juz, yang kedua bahwa Jibril salah alamat, mestinya risalah kenabian itu ditujukan pada Ali, tetapi yang menadahnya adalah Muhammad. Setelah saya dewasa dan membaca Mahabharata versi Walmiki, saya melihat bahwa sumber inforamasi salah alamat itu berasal dari utusan dewa yang salah memberikan senjata pamungkas. Mestinya dialamatkan kepada Harjuna, tahu-tahu utusan itu memberikannya kepada Karna. Jadi
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
DP berkata = Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. = Jano-ko Mau bertanya aja, yang dimaksud you dengan mandeknya perkembangan Islam itu yang bagaimana ? gue engga mudheng nich, soale di Canada juga ada Islam, di Amerika juga ada Islam, di Inggris juga ada Islam, di Perancis juga ada Islam, di Belanda juga ada Islam, yang mandeg itu apanya dan mandegnya itu dimana ?, jangan-jangan DP ini memandang Islam itu sama dengan Arab ?! DP berkata begitu and begini, sekarang jano-ko ingin mendengarkan salam. Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam. Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri, yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya. Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam. Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata. Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS 42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya, kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53). Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat? Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan terkutuk. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Salam kembali, Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan manusia terus berkembang? Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2 suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal. Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha
Re: [wanita-muslimah] Seminar Pembaruan Islam Dibanjiri Peserta
Wikan Danar Sunindyo mencibir: wah, beraninya kok sama yang sudah meninggal ...kalau berani, mending melontarkan ide pergerakan sendiri kalau di pasar, sesama pedagang dilarang saling menjelekkan kalau meninggikan mutu sendiri boleh, tapi menjelekkan barang orang itu gak fair HMNA yang menyeimbangkan informasi: Gayung bersambut, kata berjawab ! Ach ente saja yang kurang mendapatkan informasi. Pernah sekali ditantang Daud Rasyid, terjadi debat terbuka Nurcholis vs Daudu Rasyid di TIM, namun tantangan dari MMI Nurcholis sudah merasa kecut, cuma mengirim wakilnya. Ini saya posting: ** - Original Message - From: ~Cahaya BINTANG~ [EMAIL PROTECTED] To: sabili [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, January 22, 2004 07:47 Subject: Re: [Sabili] Re: Debat Paramadina dan MMI CAK NUR K.O? Memang patut dikasihani orang-orang seperti Nurkholis Madjid itu. Sudah digembar-gembor sebagai Pembawa Gerbong Pembaharuan Islam di Indonesia, tapi malah keok di tengah jalan oleh Ustaz Daud Rasyid, MA yang saat itu belum bergelar Doktor. Debat terbuka di TIM itu bukan hanya memalukan dirinya sebagai pendekar pembaruan tapi juga ternyata berdampak buruk bagi kepercayaan beberapa kalangan yang menyebutkan bahwa ilmunya masih di level bawah Daud Rasyid. Duh kaciaan Tapi bila kita mendengarkan ceramahnya, tentu tidak sehebat tulisan-tulisannya. Ketika saya mendengarkan dia ceramah langsung, nampak tak ada yang istimewa. Tak ada hal yang baru. Barangkali karena ceramah menuntut hapalan lebih banyak ketimbang menulis buku yang bisa mengambil referensi sebanyak mungkin dari berbagai sumber. Perhatikan saja kalau Cak Nur menjawab masalah keagamaan, biasa-biasa saja. Tapi bandingkan dengan Daud Rasyid, kita akan temukan dalil-dalil Al-Quran dan Hadis serta statemen ulama fiqih yang ia hapal betul. Barangkali karena Daud Rasyid berada di jalur Syariah ketika belajar di Cairo University. Sedangkan Nurkholis di bidang Filsafat. Gaya bicaranyapun lepas dan tegas, berbeda dengan Cak Nur yang plintat-plintut. Saya kira tak perlu ada dikotomi Timur-Barat, karena ilmu bisa didapat darimana saja. Tapi yang saya heran, mengapa kedua bidang itu didudukkan seproporsional mungkin. Biarlah Cak Nur bicara saja Filsafat, tak usah membawa-bawa agama. Dan Pak DR Daud Rasyid biarlah bicara hukum agama, tak perlu berfilsafat. Memahami agama setengah-setengah seperti Cak Nur, akibatnya seperti itu. Gila tidak, waraspun tidak. Dia bicara masalah pluralisme atau mengklaim semua agama sama di mata Tuhan, sementara menghadapi anak perempuannya sendiri yang kawin dengan Yahudi, dia menangis meraung-raung. Saya kira tak perlu diperpanjang masalah keoknya Nurkholis Madjid menghadapi Majelis Mujahidin. Pengalaman pahit berdebat dengan Daud Rasyid dengan kekalahan telak, membuatnya trauma menghadapi dialog keagamaan seperti itu. Bagaimana Cak Nur bisa menghadapi MMI, sementara ketika ditanya apa arti jilbab saja dia tidak bisa menjawab? Jadi penolakan Cak Nur menghadapi debat publik itu bukan karena tidak perlu, melainkan tidak siap, tidak mampu atau takut menanggung malu. Tapi sudah ada penggantinya yaitu Zuhairi Misrawi. Mungkin semua orang sudah pada tahu kalau dia seorang keluaran S1. Tapi bagi saya, seandainya Zuhairi Misrawi tidak sholat bukan berarti dia tidak mampu berbuat benar. Karena ternyata banyak yang berbuat jahat padahal di waktu bersamaan dia juga melakukan sholat. Seandainya Zuhairi tidak sholat dan tidak juga berbuat benar, alangkah malangnya. Tugas kita adalah mendoakannya agar kembali ke jalan yang benar, agar semua karyanya bukan hanya mengajak orang untuk berbuat benar, tapi juga benar-benar sudah ia lakukan dengan benar. Setuju? Benar apa benar? Zainun Kamal? Wah, ini orang mana. Gak tahu saya. Mungkin dari antah berantah. No comment ah. Kalau pihak Paramadina menjawab debat dengan plintat-plintut dan tidak berdasarkan substansi, ya memang itu manuver mereka. [Religiusta] === - Original Message - From: Wahyudho SP [EMAIL PROTECTED] To: Eramuslim (E-mail) [EMAIL PROTECTED]; Sabili (E-mail) [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:45 AM Subject: [Sabili] Re: Debat Paramadina dan MMI Ini adalah hasil debat MMI dan pihak Paramadina yang ditulis versi MMI ada yang punya catatan dari pihak Paramadina??? --_ Debat publik menyoal buku Fikih Lintas Agama susunan tim penulis Paramadina yang diterbitkan bersama the Asia Foundation (2004) benar-benar terjadi. Debat itu berlangsung di Universitas Islam Negeri Ciputat (15/1/04) selama 3 jam, antara aktivis Majelis Mujahidin (MM) yakni Drs. Mohammad Thalib dan Halawi Makmun, Lc. melawan dua orang wakil tim penulis, yaitu Dr. Zainun Kamal dan Zuhairi Misrwai, Lc. Sayang sekali, Prof. Nurcholish Madjid tidak bisa hadir dengan alasan dia merasa tidak perlu karena bisa diwakili yang lain; sebuah alasan yang sangat arogan dan
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Islam sebagai way of life itu saya lihat mandeg karena sebagian besar rakyat negara2 anggota OIC itu berada di bawah garis kemiskinan. Berkembangnya Islam dinegara2 Barat itu akibat diakomodasikan dan dilindungi oleh pemerintah sekuler yg berasas HAM. Jadi lebih mencerminkan keberhasilan sistem sekular ketimbang Islam itu sendiri, karena buktinya kalau di negara2 Islam kebanyakan rakyat hidup dibawah operasi kediktatoran. Dan dalam negara2 sekuler ini bukan cuma Islam yg berkembang baik, agama2 lain juga. Selain itu juga tidak ada universitas Islam yg mencetak pemenang hadiah Nobel yg menunjukkan tidak adanya gebrakan penemuan pengetahuan baru yg dihasilkan oleh peradaban Islam. Wah banyak lagi kalau disebut satu persatu. Sudah matikah Islam, jelas tidak. Berkembang majukah Islam, jelas tidak juga. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: DP berkata = Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. = Jano-ko Mau bertanya aja, yang dimaksud you dengan mandeknya perkembangan Islam itu yang bagaimana ? gue engga mudheng nich, soale di Canada juga ada Islam, di Amerika juga ada Islam, di Inggris juga ada Islam, di Perancis juga ada Islam, di Belanda juga ada Islam, yang mandeg itu apanya dan mandegnya itu dimana ?, jangan-jangan DP ini memandang Islam itu sama dengan Arab ?! DP berkata begitu and begini, sekarang jano-ko ingin mendengarkan salam. Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam. Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri, yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya. Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam. Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata. Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS 42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya, kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53). Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat? Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Apakah memang keislaman itu harus ditunjukkan dengan ciri2 lahiriah belaka? Tapi yg lebih mendasar ialah apakah pembedaan status budak dan non-budak itu masih berlaku di jaman sekarang menurut agama Islam? Dengan mengakui adanya status budak berarti tidak ada pengakuan bahwa semua manusia sederajat. Ini bertentangan dg Islam sendiri apalagi DUHAM. Kecuali jika kita bilang bahwa di abad ke 7 masih ada perbudakan dan kalau dilihat dari ayat2 lainnya pembebasan seseorang dari status budak sangat disukai Allah. Artinya pembedaan status budak vs bukan budak itu cuma insidental secara historis bukan paradigma Islam yg universal. Sehingga tidak dapat digunakan utk membenarkan atau menyalahkan suatu tafsir masa kini. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih dana.pamilih@ wrote: Masihkah kita memperdebatkan status budak dalam masa kini? Diskriminasi spt ini sudah lama harus ditanggalkan. Koq status budak vs non budakmasih digunakan sbg referensi utk membahas issue masa kini? Wah wah ... kita hidup di abad keberapa Non Pak Dana, kalo menurut saya, fakta budak beragama Islam yg dilarang memakai kerudung oleh Umar RA itu sangat relevan dengan diskusi kita karena fakta sejarah itu MEMATAHKAN klaim bahwa baju ala biarawati Khatolik (yang hanya terlihat wajah dan tapak tangannya) itu adalah BUSANA MUSLIMAH (atau busana wajib bagi perempuan Islam). salam,
[wanita-muslimah] Fw: [banglarnari] Egypt's Grand Mufti says women can lead modern Islamic nations
---Original Message--- From: Mohammad Basirul Haq Sinha To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] ; american realwideminds Sent: Sunday, February 04, 2007 10:18 PM Subject: [banglarnari] Egypts Grand Mufti says women can lead modern Islamic nations . - Egypts Grand Mufti says women can lead modern Islamic nations In a landmark religious decision, the Grand Mufti of Egypt, Dr. Ali Gomaa, has upheld a fatwa (religious opinion) he issued a year ago stating that, according to Islamic law, women in contemporary Islamic societies have the right to become heads of state and lead nations based upon the legal reasoning of Imam Al-Tabari allowing women to serve in political positions as well as judges. The Grand Mufti, who is the highest ranking Islamic jurist in Egypt and one of the Muslim worlds most influential scholars, reiterated his position in response to reports published in the Egyptian and international press falsely claiming he issued a fatwa barring women from becoming heads of modern states. According to sources at Dar Al Iftah, Egypts supreme council responsible for issuing authoritative religious opinion, which is led by the Grand Mufti, the fatwa cited in the news reports referred to the historical role of the Caliph, a position that has not existed since the fall of the Ottoman Empire and dissolution of the Caliphate in 1924. Historically, traditional jurists ruled that a woman cannot fulfill the role of Caliph, but it is clear from the legal reasoning of the fatwa in question (Dar al-Ifta Fatwa # 4335, 2/26/2006) that this ruling does not refer to the head of a modern state. The fatwa states that a woman cannot be a Caliph since one of the roles of that office is to lead the believers in prayer, which is a function fulfilled by men, according to the agreed upon position in traditional Islamic jurisprudence. This ruling does not refer to the head of a modern state, Gomaa said, but to the traditional role of Caliph as both secular head of state and Imam of the Muslims. Nation-states in the 21st century Islamic world are nationalist entities created during the 20th century. The head of state in a contemporary Muslim society, whether a president, prime minister or king, is no longer required or expected to lead Muslims in prayer. Therefore, it is permissible for women to hold the highest office in modern Muslim nations. The Grand Mufti added that he has been on record with this opinion for many years and admonished reporters for not checking their facts more thoroughly. This is the position that I have always held, he said, which has been clearly stated in books I have written and lectures I have delivered. I would advise the press to be more responsible in researching their subjects thoroughly before publishing misleading stories, especially in these turbulent times. The Grand Mufti acknowledged that other religious scholars could issue opinions contrary to his Fatwa but made it clear that they these rulings would have to be based upon the ancient and traditional understanding of the political leader as the religious head of the Caliphate, not the leader of a modern political state. In my view, Islam extends equal political and social rights to both men and women. This is my opinion and belief, which is based upon thirty years of intensive study of Islamic law and research into the issue, Gomaa said. URL-http://albawaba.com/en/news/209210 © 2007 Al Bawaba (www.albawaba.com) . [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
== Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi == RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab: Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu. Jawab Zainab: Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin menikah dengannya. Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat: Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab 33:36) Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati Zainab: Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku, maka akupun tak kuasa menolaknya. Waktu terus bergulir, namun kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa pernah tumbuh berkembang. Zaid mengungkapkan situasi rumah tangganya kepada Rasulullah SAW, namun beliau menjawab, Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Dan tatkala saat Zaid kembali mengemukakan masalah rumah tangganya tsb kepada Nabi SAW, kembali beliau menjawab: Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Tak lama kemudian turunlah ayat: Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah menceraikannya. (Al Ahzab 33:37) - (*) Yang dimaksud Nabi SAW takut kepada manusia, yaitu komunitas musyrik dan munafiq akan memanfaatkannya untuk membunuh karakter Nabi SAW dengan menebar opini, berupa isu fitnah. Dan memang kenyataannya hal itu menjadikan salah satu isu fitnah komunitas musyrik untuk membunuh karakter Nabi SAW: Muhammad telah menikahi janda anak angkatnya. Isu konyol ini juga telah disebar luaskan oleh para orientalis kristian dan para kristian yang membenci Islam dan Kaum Muslimin (termasuk Sato Sakaki di milis ini). Jadi sama sekali bukan teguran dari Allah SWT karena Nabi SAW tidak memahami maksud ayat (33:37) Fyi, ayat (33:37) menceritakan proses ajaran Islam mendobrak tradisi Arab jahiliyah dalam hal mengadopsi anak yang dianggap anak sendiri, di mana sebelumnya turun ayat (33:37) bahkan sebelum masa kenabian, Zaid yang bekas budaknya Muhammad bin Abdullah mengadopsi Zaid sebagai anak beliau, maka nama Zaid adalah Zaid bin Muhammad, yang kemudian beralih nama menjadi Zaid bin Haritsah setelah turun ayat (33:37) Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 17:35 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, dalam kasus Zaid dalam Qs.33:37, Nabi di tegur atau dikoreksi karena tidak memahami atau salah dalam memahami wahyu yang diturunkan. Kemudian ada juga ketika Nabi diminta untuk re-check kebenaran Al-Qur'an pada para ulama Yahudi. Kalau menurut saya Abah ada peran aktif dari Nabi Muhammad saw dalam hal menyampaikan wahyu dan mengaplikasikanya dalam kehidupan masyrakat arab. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Menafsirkan itu dilatar belakangi oleh upaya untuk memahami yang ditafsirkan. Nabi Muhammad SAW tidak perlu menafsirkan wahyu baik yang verbal maupun yang non-verbal, karena Allah sudah menanamkan dalam diri Nabi SAW makna wahyu yang diturunkan, sesuai ayat: Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu (untuk memahamkan dan menghafal) dengannya. (S. Al Furqan, 25:32). Sebagai bahan komparasi: Einstein tidak pernah menafsirkan: The Special and The General Theory of Relativity, wong itu teorinya sendiri kok. Yang menasfirkan teori Relativitas itu orang lain. Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 01, 2007 20:14 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? --- In
Re: [wanita-muslimah] Re: Suami Tebar Pesona, Istri PM Itali Marah - Bencana alam.
Jeng Rita berkata : tp apa hubungannya ya kakangmas Janoko kok mem-posting Indonesia yang sarat bencana pada posting saya yang mengisahkan suami yang mendzolimi istri itu? = Jano-ko = Gini jeng, sebenarnya sudah beberapa saat ini jano-ko membayangkan Aa Gym, koq sudah lama jano-ko enggak melihat lagi kiprah Aa Gym di TV, ada apa gerangan ?, members dari WM ( yang resmi ) ini kan ada 2472, itu yang resmi lho, sedangkan yang tidak resmi mungkin bisa 10 kali lipatnya. Nah ini kan ladang yang uaasyik banget untuk mencari pahala, ibarat MLM dalam dunia bisnis, begitu pula diWM ini kan merupakan ladang untuk mencari pahala. Urip kuwi meng mampir ngombe, istilahnya orang jowo jadi sangat eman-eman dech kalau kita menyia-nyiakan waktu kita hanya untuk hore-hore, lebih baik jadikan TIME is pahala :),,,TIP. Tidak ada salahnya tho kalau jano-ko mengambil sedikit saja porsinya dari Aa Gym untuk sekedar mengingatkan insan-insan yang memang wajib untuk diingatkan sambil mengingatkan diri sendiri, ibarat mata pisau, kalau tidak pernah diasah kan jadi karaten :), and jangan lupa lho jeng, anggauta WM ini kan tidak hanya dari Islam ( muslim and muslimah ) saja, tapi gadho-gadho, ada yang agnostic tapi juga ada lho simpatisan dari mari... and ada juga insan-insan yang kaya gitu Nah pasti jeng Rita sudah mudheng tho sekarang ? Sedikit bicara tentang agnostic Agnostic = One who believes that it is impossible to know whether there is a God. One who is skeptical about the existence of God but does not profess true atheism a person who doubts truth of religion Robert G. Ingersoll berkata : Is there a God? I do not know. Is man immortal? I do not know. One thing I do know, and that is, that neither hope, nor fear, belief, nor denial, can change the fact. It is as it is, and it will be as it must be. - Sedikit bicara masalah Swedia, jeng Rita harus banyak bergaul dengan teman-teman kita yang dari Swedia tersebut, jangan hanya menurut berita katanya atau hanya membaca buku saja :) , teman-teman kita dari Swedia itu perlu kita sayangi, terutamanya femalenya,..perlu kita kenalkan dengan indahnya Islam. Wes gitu dulu Salam. ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Jeng Rita berkata : Jadi, tolong betulkan kalau saya salah, menurut kakangmas, saya melecehkan firman Allah karena mengkritisi keikhlasan istri Aa Gym pada poligami suaminya? Dan oleh karena itu Indonesia bertubi- tubi kena bencana? Karena oknum seperti saya? Are you sure..:-)) = Jano-ko : Jangan GR dulu dong jeng.jano-ko yakin banget kalau jeng Rita itu wanita muslimah mukmin yang ngetop dan baik hati mosok jeng Rita melecehkan ulama ? :) salam. amien, amien, maturnuhun atas the high expectation-nya kakangmas..:-)) Lha, lalu, maafkan atas ketidak-mudengan saya nih, tp apa hubungannya ya kakangmas Janoko kok mem-posting Indonesia yang sarat bencana pada posting saya yang mengisahkan suami yang mendzolimi istri itu? suwun, ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote: Rita berkata : Ngebaca berita 'dramatik' Bu Vero dan Pak Silvio itu saya ngakak sih, tapi kagum juga. Soale langsung kebayang tuh adegan lama Teh Ninih yang berdiri dengan senyum terpaksa di samping Aa Gym, bicara soal pasrah dan ahli surga untuk membenarkan poligami suaminya pada publik. Jano-ko Kita juga harus bertanya kepada diri kita masing-masing, kenapa di Indonesia bencana terjadi dimana-mana, apakah karena banyak oknum di Indonesia yang melecehkan para ulama dan melecehkan firman-firman Allah SWT yang sudah jelas-jelas kita imani bersama ? atau bagaimana ? Pertanyaannya adalah siapa yang harus bertanggung jawab terhadap bencana alam yang terjadi dimana-mana tersebut ? Yukkk kita berfikir. Sedappp...kakangmas Sutiyoso Wijano_ko sudah turun gunung memberi saya pencerahan, maturnuwun kakangmas tersayang..:-)) Jadi, tolong betulkan kalau saya salah, menurut kakangmas, saya melecehkan firman Allah karena mengkritisi keikhlasan istri Aa Gym pada poligami suaminya? Dan oleh karena itu Indonesia bertubi- tubi kena bencana? Karena oknum seperti saya? Are you sure..:-)) Hmmm...Kakang membuat saya berpikir keras (gile, hla dituding sebagai penyebab banjir ini kan dahsyat Bo!), lalu teringatlah pada sobat saya di Swedia sana, yang sama sekali nggak percaya Gusti Allah, apalagi kenabian Muhammad dan Quran. Dia ini, kalo dalam definisi kakang tsb, tentunya jelas-jelas melecehkan firman Allah dong ya? Tapi, yang namanya swedia itu ndak pernah perang or ada teror-teroran, salah satu negara paling makmur, dan juarang banget ada bencana
[wanita-muslimah] BUDAK (Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?)
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah memang keislaman itu harus ditunjukkan dengan ciri2 lahiriah belaka? Tapi yg lebih mendasar ialah apakah pembedaan status budak dan non-budak itu masih berlaku di jaman sekarang menurut agama Islam? Dengan mengakui adanya status budak berarti tidak ada pengakuan bahwa semua manusia sederajat. Ini bertentangan dg Islam sendiri apalagi DUHAM. Kecuali jika kita bilang bahwa di abad ke 7 masih ada perbudakan dan kalau dilihat dari ayat2 lainnya pembebasan seseorang dari status budak sangat disukai Allah. Artinya pembedaan status budak vs bukan budak itu cuma insidental secara historis bukan paradigma Islam yg universal. Sehingga tidak dapat digunakan utk membenarkan atau menyalahkan suatu tafsir masa kini. pak Dana, soal budak ini bisa jadi perdebatan panjang, tp sy kurang kompeten membahas hal ini (walau secara empiris sih di jmn sekarang, konon,juga banyak kok budak -- yg belum merdeka walau hidp di negara merdeka, kerja rodi tiap hari tp suaranya tak ada yg mendengar:((). So, ini my last posting utk hal ini, sorry. Tapi ada satu hal yg saya pahami, fakta perempuan budak yang oleh Umar RA dilarang berbaju serba tertutup kecuali hanya wajah dan tangan seperti baju biarawati Khatolik itu (baju yang kini secara luas diklaim sebagai busana muslimah itu) walau si Budak beragama Islam, adalah fakta sejarah. Wanita pada masa itu hanya terdiri dari dua kelompok, kaum bangsawati (maafkan ke-ngeyel-an saya yg tidak berani menyebut perempuan merdeka, hla wong sampai sekarang wanita di Saudi jg nggak punya hak utk vote, KTP aja gak dikasih ya?..:)) dan kaum budak Bahwa perbudakan ada pada masa itu, ya, itu fakta sejarah. Apakah itu relevan dengan diskusi kita? Saya menganggapnya demikian, argumen saya ya yg tersebut diatas. Anda tentu bisa berbeda pendapat dengan saya, silakan saja, bukan? Bahwa Islam diturunkan antara lain utk menghapus tindakan perbudakan itu ya. nabi SAW mengkampanyekan hal itu, baik dari Quran maupun melalui tindakan nyata. Dari Quran kita TAHU bahwa semua manusia sederajt dan perbedaan derajat itu hanya ditentukan oleh ketakwaan (mutaqin) seseorang, bukan hal lain. Di Quran pula kita menemukan ketentuan-ketentuan yang meng-encourage utk membebaskan budak (saya memahami ini sebagai step by step utk menghapuskannya). Dan bahwa pilar utama Islam adalah keadilan sehingga tindakan memperbudak manusia itu tidak sesuai dengan prinsip keadilan, dan oleh sebab itu, tentu saja, konsekuensinya perbudakan hrs dihapuskan, dsb. Dalam tindakan nyata, Nabi bahkan menikahi seorang perempuan budak dari mesir, Maria Kibtiyah, utk memerdekakannya (dan juga mengislamkannya, karna Maria seorang penganut Kristen). Jadi ini pernikahan yg sangat politis karna menjadikan salah satu tauladan nabi adalah membebaskan budak. cmiiw. salam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt ritajkt@ wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih dana.pamilih@ wrote: Masihkah kita memperdebatkan status budak dalam masa kini? Diskriminasi spt ini sudah lama harus ditanggalkan. Koq status budak vs non budakmasih digunakan sbg referensi utk membahas issue masa kini? Wah wah ... kita hidup di abad keberapa Non Pak Dana, kalo menurut saya, fakta budak beragama Islam yg dilarang memakai kerudung oleh Umar RA itu sangat relevan dengan diskusi kita karena fakta sejarah itu MEMATAHKAN klaim bahwa baju ala biarawati Khatolik (yang hanya terlihat wajah dan tapak tangannya) itu adalah BUSANA MUSLIMAH (atau busana wajib bagi perempuan Islam). salam,
[wanita-muslimah] Re: Suami Tebar Pesona, Istri PM Itali Marah - Bencana alam
Maturkesuwun email panjangnya kakangmas..:-)) Begitu to penjelasannya, jebul kakangmas iki kangen sama si Aa. Hla kalo nggak ada Aa Gym (mungkin beliau sedang repot, hla kan sekarang sibuk, maklum pengantin baru..:-)) kan ada Aa Chodjim, Aa Ari dan juga Teteh Chae Nggak kalah dahsyat to siraman rohani blio-blio tsb? hla tapi saya masih bingung je kakang, kok soal kangennya kakang sama Aa Gym itu kemarin dihubungkan sama bencana alam...? Pamit dulu ya Kang, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Jeng Rita berkata : tp apa hubungannya ya kakangmas Janoko kok mem-posting Indonesia yang sarat bencana pada posting saya yang mengisahkan suami yang mendzolimi istri itu? = Jano-ko = Gini jeng, sebenarnya sudah beberapa saat ini jano- ko membayangkan Aa Gym, koq sudah lama jano-ko enggak melihat lagi kiprah Aa Gym di TV, ada apa gerangan ?, members dari WM ( yang resmi ) ini kan ada 2472, itu yang resmi lho, sedangkan yang tidak resmi mungkin bisa 10 kali lipatnya. Nah ini kan ladang yang uaasyik banget untuk mencari pahala, ibarat MLM dalam dunia bisnis, begitu pula diWM ini kan merupakan ladang untuk mencari pahala. Urip kuwi meng mampir ngombe, istilahnya orang jowo jadi sangat eman-eman dech kalau kita menyia-nyiakan waktu kita hanya untuk hore-hore, lebih baik jadikan TIME is pahala :),,,TIP. Tidak ada salahnya tho kalau jano-ko mengambil sedikit saja porsinya dari Aa Gym untuk sekedar mengingatkan insan-insan yang memang wajib untuk diingatkan sambil mengingatkan diri sendiri, ibarat mata pisau, kalau tidak pernah diasah kan jadi karaten :), and jangan lupa lho jeng, anggauta WM ini kan tidak hanya dari Islam ( muslim and muslimah ) saja, tapi gadho-gadho, ada yang agnostic tapi juga ada lho simpatisan dari mari... and ada juga insan-insan yang kaya gitu Nah pasti jeng Rita sudah mudheng tho sekarang ? Sedikit bicara tentang agnostic Agnostic = One who believes that it is impossible to know whether there is a God. One who is skeptical about the existence of God but does not profess true atheism a person who doubts truth of religion Robert G. Ingersoll berkata : Is there a God? I do not know. Is man immortal? I do not know. One thing I do know, and that is, that neither hope, nor fear, belief, nor denial, can change the fact. It is as it is, and it will be as it must be. - Sedikit bicara masalah Swedia, jeng Rita harus banyak bergaul dengan teman-teman kita yang dari Swedia tersebut, jangan hanya menurut berita katanya atau hanya membaca buku saja :) , teman- teman kita dari Swedia itu perlu kita sayangi, terutamanya femalenya,..perlu kita kenalkan dengan indahnya Islam. Wes gitu dulu Salam.
RE: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Khas solusi liberalis. Seperti solusi untuk penyebaran HIV AIDS adalah kondomisasi dan pembagian GRATIS alat suntik bersih bagi pengguna narkoba. Moral seperti apa yang diharapkan dari solusi seperti ini ? :-( Sedih deh :-( -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dana Pamilih Sent: Monday, February 05, 2007 7:18 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Oleh karena laki2 harus menjaga pandangan thd perempuan supaya tidak melecehkan, maka kalau mau bebas memandang silahkan baca Playboy, Penthouse, video porno, dsb. Jadi ada saluran memuaskan keisengan secara pribadi in a private space tanpa ada dampak fisik langsung tdh perempuan di sekitarnya in a public space. Makanya majalah2 spt itu harus dibebaskan penerbitannya tetapi dikendalikan distribusinya supaya tidak merusak anak2 dibawah umur. Tuh kan masyarakat modern sering sudah menemukan solusi bagi persoalan2 sosial yg belum diselesaikan secara gamblang oleh agama ... He he ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Koreksi, mbak. Saya kurang kata-kata : TIDAK. Menjaga pandangan = TIDAK MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat) From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Monday, February 05, 2007 12:40 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Waduh..ma'af kalau saya salah menafsirkan pendapat Mba Ning yang merasa ada masalah untuk laki-laki jika disekitar banyak pemandangan dari perempuan dgn penampilan seksi versi umum bagi laki-laki;) Jadi kita sepakat Mba Ning, kalau melihat yang seksi2 atau yang merangsang itu tidak termasuk dalam menjaga pandangan?? Jika definisi Mba Ning bahwa menjaga pandangan adalah MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat) jadi jika memandang yang merangsang boleh saja?? sepanjang yang merangsang itu bukan bagian dari aurat?? Mba Ning, dalam konteks Aurat ada di dalam Qs.20:121 bahwa adam dana hawa menutupi auratnya dgn daun...kira-kira bagaimana hawa menutupi auratnya jika aurat bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan?? Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang budak adalah bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher, betis dan lengan tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi perbedaan batasan aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU KONSTRUK SOSIAL?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) ninghdw@ wrote: Apa saya pernah bilang, bahwa menjaga pandangan artinya tidak boleh memandang sesuatu yang edun-edun atau sesuatu yang bikin terangsang? Mbak Chae terlalu jauh mentranslasinya. Menjaga pandangan menurut saya adalah = MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat). Masalah aurat itu edun-edun atau bikin terangsang, itu mah bisa berbeda antara satu orang dan lainnya. Bisa saja si A terangsang, dan si B tidak. Padahal yang dilihat ya itu-itu juga. Selama yang dilihat itu aurat, maka baik si A (terangsang) maupun si B(tidak terangsang) sama-sama HARAM hukumnya untuk melihat. Atau menurut mbak Chae/dik Aisha hukumnya jadi berbeda (untuk si A HARAM, dan untuk si B MUBAH)? Kedua, kayanya definisi aurat kita berbeda, mbak Chae. Kalau menurut pemahaman saya, aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi bila ada yang terbuka di luar yang dua itu, akan saya katakan membuka aurat. Menurut mbak Chae, apa sih aurat itu ? Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com ] On Behalf Of Chae Sent: Friday, February 02, 2007 12:22 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Penjelasan Mba Aisyah lebih baik ...lebih jelas dan lebih tersusun/terperinci daripada penjelasan saya, terima kasih Mba Aisyah:)) Saya hanya ingin menambahkan sedikit saja kepada Mba Ning mengenai masalah Menjaga pandangan dan masalah aurat. Pertama menjaga padangan tidak berkonotasi dengan tidak boleh memandang sesuatu yang edun-edun atau sesuatu yang bikin terangsang baik terangsang secara seksual atau terangsang yang lainya seperti materi, kecemburuan dll. Maksud dari menjaga pandangan adalah memanage atau mengatur/mengolah/mengusahakan agar apa yang kita pandang tidak menimbulkan effek negatif (mudharat) kepada diri kita. Dengan demikian setiap orang akan senantiasa belajar untuk bisa mengontrol
[wanita-muslimah] Bantuan Korban Banjir melalui YISC Al-Azhar
YISC AL AZHAR YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh Tingkatkan Kepedulian Sosial Kita Mari Membantu Masyarakat Jakarta Korban Banjir Dalam rangka membantu korban Banjir di Jakarta kam,i Youth Islamic Study Club Al Azhar (YISC) mengundang khalayak umum dan civitas YISC untuk menyalurkan dananya untuk korban banjir di jakarta yang akan disalurkan melalui YISC Al-Azhar yaitu ke rekening BCA No. 1662081251 a.n. Herlin Yulianti Cabang Cimanggis. Diinformasikan pula pada hari AHAD tgl. 4 YISC bekerjasama dengan LAZ Al Azhar telah memberikan bantuan kepada korban banjir di daerah Lenteng Agung berupa bantuan Logistik seperti selimut, makanan kering, indomie dll. Semoga ALLAH membalas seluruh amalan sosial kita. Demikian kami sampaikan, partisipasi Bapak/Ibu/Saudara sangat kami harapkan. Atas perhatiannya diucapkan Terima Kasih. Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh HUMAS YISC === Sekretariat : Komplek Masjid Agung Al Azhar Jl.Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan Telp/Fax : 021-7247444, website: http://www.yisc.or.id - Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] 7021 Amalan andalan
7021 Amalan andalan. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, BERTAKWALAH KEPADA ALLAH DAN CARILAH WASHILAH (JALAN) YANG MENDEKATKAN DIRI KEPADANYA, DAN BERJIHADLAH PADA JALANNYA SUPAYA KAMU MENDAPAT KEBERUNTUNGAN. (Surah al-Maidah [5] ayat 35) Pesan Allah SWT di atas seharusnya mendorong kita untuk lebih banyak berbuat baik karena JALAN itu adalah amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah. Selanjutnya kedekatan itulah yang akan memudahkan kita sukses dalam upaya-upaya kita, khususnya ketika kita menghadapi permasalahan besar. Jika kita ingat apa yang dikisahkan oleh Rasulullah Muhammad SAW tentang tiga orang yang terperangkap di gua oleh tertutupnya pintu gua itu oleh batu. Dalam keputus-asaan masing-masing mereka berdoa dengan berwashilah (mengandalkan) pada amalan baik yang pernah mereka lakukan. Ternyata bahwa yang lebih tinggi dalam penilaian Allah adalah yag terkait dengan orang lain ketimbang yang terkait dengan diri sendiri ataupun orang tua. Akhirnya dengan mengandalkan amalan baik yang seperti itu terbukalah pintu gua; selamatlah ketiganya. . . Banyak yang dapat kita lakukan untuk orang lain di masa seperti sekarang ini, ketika banyak orang tertimpa musibah, malapetaka, kemiskinan, kebodohan, dan sebagainya! Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad. SWT. = subhanahu wa ta-'ala Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya. *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: Indeks Terjemah Qur'an. Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, H.R.M. Tauhid-al-Amien, dr., MSc., DipHPEd., AIFM e-mail: [EMAIL PROTECTED] Jl. Kendangsari Lebar 48 Surabaya INDONESIA 60292 Telp. (031)-841-7486, +6281-652-7486 Fax +6281-652-0904 www.fk.unair.ac.id mail.fk.unair.ac.id Mendunia bersama UPeDDi FK Unair ==
Re: Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an
Pertanyaannya yang lain adalah: kalo kanjeng nabi dibilang hegelian agent of reform artinya apa ya?? satu: pecintanya hegel dua: pendukungnya hegel tiga: muridnya hegel empat: agen nya hegel (loper koran kalee..) lima: kenal nggak ya sama hegel enam: siapa sih hegel? ketuju: yang mengutip tulisan ini apa berniat mensejajarkan kanjeng nabi dengan hegel ya?? opo tumon.. ojo nesu juga lhoo... :D Donnie On 03 Feb 07, at 21:50, jano ko wrote: Ada insan berkata : Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) == Jano-ko Punten, --- Al Qur'an : Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagi kamu (yaitu) bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) hari akhir dan banyak menyebut Allah (QS. 33:21). --- Pertanyaan sederhana saja, bagaimana anda tahu bahwa Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut ? Menilai Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut berarti sipenilai tersebut merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi Muhammad SAW. Nah sekarang jano-ko tunjukkan apa kata tokoh pintar tentang kanjeng Nabi Muhammad SAW. Thomas Carlyle, dalam On Heroes and Hero Worship mengatakan, Dia datang seperti sepercik sinar dari langit, jatuh ke padang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar angkasa dari Delhi hingga Granada. Thomas Carlyle : These ideas were influential on the development of Socialism, but aspects of Carlyle's thinking in his later years also helped to form Fascism. Carlyle moved towards his later thinking during the 1840s, leading to a break with many old friends and allies such as Mill and, to a lesser extent, Emerson. His belief in the importance of heroic leadership found form in his book Heroes and Hero Worship, in which he compared different types of heroes. As one of the very few philosophers who witnessed the industrial revolution but still kept a transcendental non-materialistic view of the world, Thomas Carlyle made an attempt to draw a picture of the development of human intellect by using historical people as coordinates and devoted Prophet Muhammad a special place in the book under the chapter title Hero as a Prophet. In his work, Carlyle declares his admiration with a passionate championship of Prophet Muhammad as a Hegelian agent of reform, insisting on his sincerety and commenting 'how one man single-handedly, could weld warring tribes and wandering Bedouins into a most powerful and civilized nation in less than two decades.' Observing Carlyle having such an open mind to the other puts him in a category of his own for trying to build bridges between the peoples of the West and the East as an early historical western representative of that dialogue. --- Pertanyaannya adalah apakah sipenilai tersebut levelnya sama atau sejajar dengan Thomas Carlyle ?, malu dech aku.. Dilarang nesu. Malam. st sabri [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) Dalam hidup di dunia dan manusia tidak akan mencapai kebenaran, tapi bisa menggapai percikan kebenaran, kemudian kebenaran absolut juga tidak kompatibel dengan manusia, lebih baik kebenaran tidak absolut yg bisa diuji ulang, dievaluasi dan diperbaiki. sehingga proses kehidupan berjalan dan selalu berjalan. salam Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak sampai, maka saya reposting HMNA == Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi == RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab: Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu. Jawab Zainab: Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin menikah dengannya. Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat: Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab 33:36) Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati Zainab: Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku, maka akupun tak kuasa menolaknya. Waktu terus bergulir, namun kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa pernah tumbuh berkembang. Zaid mengungkapkan situasi rumah tangganya kepada Rasulullah SAW, namun beliau menjawab, Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Dan tatkala saat Zaid kembali mengemukakan masalah rumah tangganya tsb kepada Nabi SAW, kembali beliau menjawab: Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Tak lama kemudian turunlah ayat: Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah menceraikannya. (Al Ahzab 33:37) - (*) Yang dimaksud Nabi SAW takut kepada manusia, yaitu komunitas musyrik dan munafiq akan memanfaatkannya untuk membunuh karakter Nabi SAW dengan menebar opini, berupa isu fitnah. Dan memang kenyataannya hal itu menjadikan salah satu isu fitnah komunitas musyrik untuk membunuh karakter Nabi SAW: Muhammad telah menikahi janda anak angkatnya. Isu konyol ini juga telah disebar luaskan oleh para orientalis kristian dan para kristian yang membenci Islam dan Kaum Muslimin (termasuk Sato Sakaki di milis ini). Jadi sama sekali bukan teguran dari Allah SWT karena Nabi SAW tidak memahami maksud ayat (33:37) Fyi, ayat (33:37) menceritakan proses ajaran Islam mendobrak tradisi Arab jahiliyah dalam hal mengadopsi anak yang dianggap anak sendiri, di mana sebelumnya turun ayat (33:37) bahkan sebelum masa kenabian, Zaid yang bekas budaknya Muhammad bin Abdullah mengadopsi Zaid sebagai anak beliau, maka nama Zaid adalah Zaid bin Muhammad, yang kemudian beralih nama menjadi Zaid bin Haritsah setelah turun ayat (33:37) Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 17:35 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, dalam kasus Zaid dalam Qs.33:37, Nabi di tegur atau dikoreksi karena tidak memahami atau salah dalam memahami wahyu yang diturunkan. Kemudian ada juga ketika Nabi diminta untuk re-check kebenaran Al-Qur'an pada para ulama Yahudi. Kalau menurut saya Abah ada peran aktif dari Nabi Muhammad saw dalam hal menyampaikan wahyu dan mengaplikasikanya dalam kehidupan masyrakat arab. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Menafsirkan itu dilatar belakangi oleh upaya untuk memahami yang ditafsirkan. Nabi Muhammad SAW tidak perlu menafsirkan wahyu baik yang verbal maupun yang non-verbal, karena Allah sudah menanamkan dalam diri Nabi SAW makna wahyu yang diturunkan, sesuai ayat: Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu (untuk memahamkan dan menghafal) dengannya. (S. Al Furqan, 25:32). Sebagai bahan komparasi: Einstein tidak pernah menafsirkan: The Special and The General Theory of Relativity, wong itu teorinya sendiri kok. Yang menasfirkan teori Relativitas itu orang lain. Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 01, 2007 20:14 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau
Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Du ada yg sensye ternyataaa.. Terima kasih... Yang punya aurat kebuka di tutup maksudnyaa Wahhh kayak yang ga tau aja orang2 di WM.. katanya Milis Ngladrah... Tapi kok De' Rita ini perhatiannya ke ayee aja yaa.. tapi trims lg dehhh Lho siapa yang menghina or merendahkann, makanya Jangan terlalu terkungkung dongg Qt ngajak kebaikan kokkk dg bhs ngladrahee WM.. ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rye Woo [EMAIL PROTECTED] wrote: Wekekekekeke. Banjir... banjirr...banjir.. auratnya ditutup dulu aja... Ini maksute apa ya Pak Rye Woo? Mendingan Juragan2 WM yang ada di jakarta... berbagi untuk membantu para korban banjir hidup ini tak cukup hanya diskusi tapi perlu aksi juga.. Kalo Anda mau nulis posting untuk kampanye menolong korban banjir, (bukan cuman jkt aja yg banjir euy!), silakan menulis judul baru dan tulis ajakannya dengan kata-kata yang baik juga lah, jd tidak dengan menghina/underestimate teman-teman yang sedang diskusi dong. Itu namanya nggak fair. Saya kira semua member WM jg tahu kok kalo hidup ini nggak butuh omongan doang dan perlu aksi. Ny Chae, Bu Mia, Tante Rita...cung sabri kalo bsmah and etclah semuanya mari kita turun semua Mari, Tapi tolong dong, ngajaknya yang Islami dikit, nggak usah pakai merendahkan orang lain segala, oke bos? SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote: Ning Lihiap, saya hanya kebetulan berada dalam track yang sama dengan chae Lihiap dalam soal aurat ini. Kalau larangannya berada pada hadits ; maka pembahasan juga akan makin luas, kita akan melihat 'azbabul nuzul- nya' apakah itu fardhlu ZAMANI atau berlaku sepanjang jaman untuk semua golongan. karena TIDAK SEMUA hadits bisa dijadikan dasar hukum, banyak sekali kriterianya, dari segi kemutawatiran, mumet pokoknya. Mungkin para muhaditsun WM bisa memberikan pencerahan. salam - Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta. [Non-text portions of this message have been removed]
Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya
dear Abah, Terima kasih atas penjelasanya tapi sepertinya ada kurang, maksudnya begini Abah didalam Qs.33:37 di sebutkan ...Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Apa yang Allah telah menyatakanya didalam hati Nabi Muhammad saw, saya pikir adalah wahyu. Wahyu yang salah satunya dipahami dengan salah oleh Nabi. Sehingga ada wahyu turun kembali yaitu Qs.33:37 yang berupa sindiran atau teguran dari Allah SWT kepada Rasul bahwa Rasul lebih memilih pandangan masyarakat pada waktu itu. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak sampai, maka saya reposting HMNA == Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi == RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab: Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu. Jawab Zainab: Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin menikah dengannya. Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat: Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab 33:36) Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati Zainab: Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku, maka akupun tak kuasa menolaknya. Waktu terus bergulir, namun kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa pernah tumbuh berkembang. Zaid mengungkapkan situasi rumah tangganya kepada Rasulullah SAW, namun beliau menjawab, Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Dan tatkala saat Zaid kembali mengemukakan masalah rumah tangganya tsb kepada Nabi SAW, kembali beliau menjawab: Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Tak lama kemudian turunlah ayat: Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah menceraikannya. (Al Ahzab 33:37) - (*) Yang dimaksud Nabi SAW takut kepada manusia, yaitu komunitas musyrik dan munafiq akan memanfaatkannya untuk membunuh karakter Nabi SAW dengan menebar opini, berupa isu fitnah. Dan memang kenyataannya hal itu menjadikan salah satu isu fitnah komunitas musyrik untuk membunuh karakter Nabi SAW: Muhammad telah menikahi janda anak angkatnya. Isu konyol ini juga telah disebar luaskan oleh para orientalis kristian dan para kristian yang membenci Islam dan Kaum Muslimin (termasuk Sato Sakaki di milis ini). Jadi sama sekali bukan teguran dari Allah SWT karena Nabi SAW tidak memahami maksud ayat (33:37) Fyi, ayat (33:37) menceritakan proses ajaran Islam mendobrak tradisi Arab jahiliyah dalam hal mengadopsi anak yang dianggap anak sendiri, di mana sebelumnya turun ayat (33:37) bahkan sebelum masa kenabian, Zaid yang bekas budaknya Muhammad bin Abdullah mengadopsi Zaid sebagai anak beliau, maka nama Zaid adalah Zaid bin Muhammad, yang kemudian beralih nama menjadi Zaid bin Haritsah setelah turun ayat (33:37) Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 17:35 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, dalam kasus Zaid dalam Qs.33:37, Nabi di tegur atau dikoreksi karena tidak memahami atau salah dalam memahami wahyu yang diturunkan. Kemudian ada juga ketika Nabi diminta untuk re-check kebenaran Al-Qur'an pada para ulama Yahudi. Kalau menurut saya Abah ada peran aktif dari Nabi Muhammad saw dalam hal menyampaikan wahyu dan mengaplikasikanya dalam kehidupan masyrakat arab. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Menafsirkan itu dilatar belakangi oleh upaya untuk memahami yang ditafsirkan. Nabi Muhammad SAW tidak perlu menafsirkan wahyu baik yang verbal maupun yang non-verbal, karena Allah sudah menanamkan dalam diri Nabi SAW makna wahyu yang diturunkan, sesuai ayat: Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu
[wanita-muslimah] Melanggar HAM Nggak Ya
Kemarin saya nonton liputan banjir di TV. Saya lihat banjir sudah naik hampir ke lantai 2 sebuah rumah. Terus di berita TV tersebut di katakan bahwa warga yang belum mengungsi walaupun rumahnya dah hampir klelep akan dipaksa di evakuasi. Yang jadi pertanyaan saya, itu melanggar HAM nggak ya? Khan maksa orang untuk pindah sedangkan orang itu nggak mau? Mohon para ahli HAM di WM untuk memberi pencerahan kepada saya. Terimakasih... [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] i need your vote
as-salam alaikum dear brothers and sisters i need your vote for my Jilbab please vote at http://www.urbanjilbabcompetition.com/view_big_pop.aspx?id=137 Note: 1 heart equals 1 point thank you, sister Aishah.
[wanita-muslimah] Silaturahmi Akbar ULAMA UMMAT
Silaturahmi Akbar ULAMA UMMAT SEBAB-SEBAB TURUNNYA MUSIBAH DAN AZAB SERTA JALAN KELUARNYA Bersama Ulama Ahli Hadits dari Yordania Murid-murid senior Syaikh Al-Albani rahimahullah Syaikh Salim Bin 'Ied al-Hilali Syaikh Ali bin Hasan 'Abdul Hamid al-Halabi Syaikh Dr. Muhammad Musa Alu Nashr Masjid ISTIQLAL, Jakarta Sabtu, 10 Februari 2007 09.00 - Dhuhur Hadiri pula Silaturahmi Tabligh Akbar : KEMBALI kepada Al-QUR'AN AS-SUNNAH DENGAN PEMAHAMAN SALAFUS SHALIH Jakarta Islamic Centre, Jakarta Utara Ahad, 11 Februari 20007 09.00 - Dzuhur RUTE ANGKUTAN UMUM ke Jakarta Islamic Centre: KP. Rambutan PAC07/P8, Cawang/Cililitan P8A, Blok M PAC65/P89 Ciputat PAC135, Bekasi PAC25/P40, Cikarang Mayaraya, Cikampek Warga Baru, Tangeran Bus AJA Kemudian naik KWK 06, Jurusan Semper, turun di JIC Informasi: 0815 8863 543 0812 9040 267 0812 1055 616 0812 1055 891 Penyelenggara: Yayasan Imam Bukhari, Jakarta Yayasan Minhajus Sunnah, Bogor
Re: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya
Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab 33:36) Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah menceraikannya. (Al Ahzab 33:37) Baca baik-baik kedua ayat yang merupakan satu paket itu, jelas-jelas ttg Zainab, tidak ada masalah lain. tentang masalah zainab. Dan memang yang dikuatirkan atau ditakutkan Nabi SAW menjadi kenyataan, yaitu dijadikan isu fitnah terhadap Nabi SAW, yaitu character assassination, yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam, bahkan sampai sekarang oleh para orientalis kristian. Chae tidak usah terlalu jauh menerawang pikirannya sehingga tidak karu-karuan, berdasar atas asumsi yang salah, bahwa Nabi SAW bis tidak mengerti wahyu, itu adalah pikiran yang dipengaruhi setan. Banyak-banyaklah membaca S. An-Naas. Wassalam HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 06, 2007 10:31 Subject: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya dear Abah, Terima kasih atas penjelasanya tapi sepertinya ada kurang, maksudnya begini Abah didalam Qs.33:37 di sebutkan ...Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Apa yang Allah telah menyatakanya didalam hati Nabi Muhammad saw, saya pikir adalah wahyu. Wahyu yang salah satunya dipahami dengan salah oleh Nabi. Sehingga ada wahyu turun kembali yaitu Qs.33:37 yang berupa sindiran atau teguran dari Allah SWT kepada Rasul bahwa Rasul lebih memilih pandangan masyarakat pada waktu itu. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak sampai, maka saya reposting HMNA == Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi == RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab: Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu. Jawab Zainab: Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin menikah dengannya. Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat: Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab 33:36) Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati Zainab: Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku, maka akupun tak kuasa menolaknya. Waktu terus bergulir, namun kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa pernah tumbuh berkembang. Zaid mengungkapkan situasi rumah tangganya kepada Rasulullah SAW, namun beliau menjawab, Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Dan tatkala saat Zaid kembali mengemukakan masalah rumah tangganya tsb kepada Nabi SAW, kembali beliau menjawab: Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Tak lama kemudian turunlah ayat: Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah menceraikannya. (Al Ahzab 33:37) - (*) Yang dimaksud Nabi SAW takut kepada manusia, yaitu komunitas musyrik dan munafiq akan memanfaatkannya untuk membunuh karakter Nabi SAW dengan menebar opini, berupa isu fitnah. Dan memang kenyataannya hal itu menjadikan salah satu isu fitnah komunitas musyrik untuk membunuh karakter Nabi SAW:
[wanita-muslimah] banjir lumpuhkan jakarta
Banjir melumpuhkan Jakarta Pemandangan 5 tahun lalu terulang lagi. Wajah Jakarta yang megah, dengan kesibukan lebih mempercantik diri yang tidak pernah usai, akhirnya harus berhenti. Berhari-hari seluruh warga disibukkan dengan air yang menggenangi bukan hanya jalan, tapi juga rumah mereka. Kesedihan tampak dimana-mana. M ereka harus rela berada dijalan-jalan, mengungsi, karena rumah mereka terendam air bukan hanya semata kaki atau selutut tapi lebih dari 2 meter. Tidak terketukkah hati kita melihat saudara-saudara kita yang tertimpa bencana? Mereka bukan saja kehilangan harta benda yang mungkin hilang karena banjir, tapi mereka harus rela hidup dalam tenda-tenda seadanya, dengan berharap makanan dari dapur-dapur umum belum lagi kesehatan mereka terancam karena hujan deras hampir tiap hari mengguyur . Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), dengan perannya yang tak pernah berhenti dalam penanganan bencana di berbagai daerah tidak berpangku tangan dengan kondisi yang menyedihkan tersebut. BSMI tetap memberikan kontribusinya dengan segala kemampuan yang ada dari membuka posko banjir di kantor pusat yang dihuni oleh para pengungsi, membuka dapur umum, melakukan evakuasi terhadap korban banjir di berbagai daerah dengan perahu karet, pelayanan kesehatan di klinik BSMI serta melakukan mobile Clinic ke berbagai daerah yang terisolir karena jalur transportasi terputus. Mari salurkan bantuan anda melalui rekening BSMI Bank Syariah Mandiri Cab, Tg Priok No. Rek 0200038569 An Bulan Sabit Merah Indonesia Atau datang langsung ke Kantor Pusat BSMI dengan alamat Jl. Dewi Sartika No.19 Cililitan, Jakarta Timur Telp. 021 808 76 527 Dengan memforward email ini ke seluruh rekan-rekan anda berarti anda telah membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah - Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta. [Non-text portions of this message have been removed]
Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya
Abah, Qs.33:36 memang ditunjukan untuk Zainab tapi yang saya fokuskan adalah Qs.33:37 dimana ada tertulis..Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Sekarang pertanyaan saya Abah.. 1. Allah telah menyatakan kepada Nabi Muhammad saw, apakah itu bisa dikatakan sebagai wahyu?? 2. Lalu mengapa jika benar demikian apa yang telah dinyatakan Allah kepada Nabi Muhammad saw, hal tsb disembunyikan oleh Nabi?? a) Nabi salah memeprsepsikan wahyu b) Nabi jelas2 dgn berani lebih memilih menetang wahyu (dalam hal ini Nabi tidak salah mempersepsikan wahyu) salam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab 33:36) Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah menceraikannya. (Al Ahzab 33:37) Baca baik-baik kedua ayat yang merupakan satu paket itu, jelas-jelas ttg Zainab, tidak ada masalah lain. tentang masalah zainab. Dan memang yang dikuatirkan atau ditakutkan Nabi SAW menjadi kenyataan, yaitu dijadikan isu fitnah terhadap Nabi SAW, yaitu character assassination, yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam, bahkan sampai sekarang oleh para orientalis kristian. Chae tidak usah terlalu jauh menerawang pikirannya sehingga tidak karu-karuan, berdasar atas asumsi yang salah, bahwa Nabi SAW bis tidak mengerti wahyu, itu adalah pikiran yang dipengaruhi setan. Banyak-banyaklah membaca S. An-Naas. Wassalam HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 06, 2007 10:31 Subject: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya dear Abah, Terima kasih atas penjelasanya tapi sepertinya ada kurang, maksudnya begini Abah didalam Qs.33:37 di sebutkan ...Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Apa yang Allah telah menyatakanya didalam hati Nabi Muhammad saw, saya pikir adalah wahyu. Wahyu yang salah satunya dipahami dengan salah oleh Nabi. Sehingga ada wahyu turun kembali yaitu Qs.33:37 yang berupa sindiran atau teguran dari Allah SWT kepada Rasul bahwa Rasul lebih memilih pandangan masyarakat pada waktu itu. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak sampai, maka saya reposting HMNA == Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi == RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab: Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu. Jawab Zainab: Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin menikah dengannya. Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat: Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab 33:36) Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati Zainab: Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku, maka akupun tak kuasa menolaknya. Waktu terus bergulir, namun kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa pernah tumbuh berkembang. Zaid mengungkapkan situasi rumah tangganya kepada Rasulullah SAW, namun beliau menjawab, Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Dan tatkala saat Zaid kembali mengemukakan masalah rumah tangganya tsb kepada Nabi SAW, kembali beliau menjawab: Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Tak lama kemudian turunlah ayat: Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan
Re: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya
Abah tidak berani terlalu jauh membicarakan ttg Nabi SAW, takut berdosa. Pada pokoknya Nabi SAW faham semua wahyu yang diturunkan. Pernyataan Chae yang 2 butir tsb sudah dipengaruhi oleh bisikan setan. -- QL A'AWDz BRB ALNAS . MLK ALNAS . ALH ALNAS . MN SyR ALWSWAS ALKhNAS . ALDzY YWSWS FY ShDWR ALNAS . MN ALJNt WALNAS (S. ALNAS, 114:1-6), dibaca: -- qul a'u-dzu birabbin na-s . malikin na-s . ila-hin na-s . min syaril waswa-sil khanna-s . alladzi- yuwaswisu fi- shudu-rin naas . minal jinnati wanna-s, artinya: -- Katakanlah: aku berlidung kepada Maha Pencipta, Pemelihara, Pengatur, Pendidik, Penguasa (yang mencipta, memelihara, mengatur, mendidik, menguasai) manusia . Raja manusia . Sembahan manusia . Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi . Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia . Dari (golongan) jin dan manusia. - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 06, 2007 11:41 Subject: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya Abah, Qs.33:36 memang ditunjukan untuk Zainab tapi yang saya fokuskan adalah Qs.33:37 dimana ada tertulis..Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Sekarang pertanyaan saya Abah.. 1. Allah telah menyatakan kepada Nabi Muhammad saw, apakah itu bisa dikatakan sebagai wahyu?? 2. Lalu mengapa jika benar demikian apa yang telah dinyatakan Allah kepada Nabi Muhammad saw, hal tsb disembunyikan oleh Nabi?? a) Nabi salah memeprsepsikan wahyu b) Nabi jelas2 dgn berani lebih memilih menetang wahyu (dalam hal ini Nabi tidak salah mempersepsikan wahyu) salam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab 33:36) Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah menceraikannya. (Al Ahzab 33:37) Baca baik-baik kedua ayat yang merupakan satu paket itu, jelas-jelas ttg Zainab, tidak ada masalah lain. tentang masalah zainab. Dan memang yang dikuatirkan atau ditakutkan Nabi SAW menjadi kenyataan, yaitu dijadikan isu fitnah terhadap Nabi SAW, yaitu character assassination, yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam, bahkan sampai sekarang oleh para orientalis kristian. Chae tidak usah terlalu jauh menerawang pikirannya sehingga tidak karu-karuan, berdasar atas asumsi yang salah, bahwa Nabi SAW bis tidak mengerti wahyu, itu adalah pikiran yang dipengaruhi setan. Banyak-banyaklah membaca S. An-Naas. Wassalam HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 06, 2007 10:31 Subject: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya dear Abah, Terima kasih atas penjelasanya tapi sepertinya ada kurang, maksudnya begini Abah didalam Qs.33:37 di sebutkan ...Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Apa yang Allah telah menyatakanya didalam hati Nabi Muhammad saw, saya pikir adalah wahyu. Wahyu yang salah satunya dipahami dengan salah oleh Nabi. Sehingga ada wahyu turun kembali yaitu Qs.33:37 yang berupa sindiran atau teguran dari Allah SWT kepada Rasul bahwa Rasul lebih memilih pandangan masyarakat pada waktu itu. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak sampai, maka saya reposting HMNA == Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi == RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab: Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu. Jawab Zainab: Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin menikah dengannya. Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat: Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi
Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya
Abah, Terima kasih atas waktu dan diskusinya walau untuk masalah ini saya masih bingung;) mudah2an ada petunjuk dari Allah SWT...amien... Hatur nuhun abah kana wejangananaInsya Allah Abahabdi teh heunteu hilap nyuhunkeun perlindungan ti Gusti Allah;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah tidak berani terlalu jauh membicarakan ttg Nabi SAW, takut berdosa. Pada pokoknya Nabi SAW faham semua wahyu yang diturunkan. Pernyataan Chae yang 2 butir tsb sudah dipengaruhi oleh bisikan setan. -- QL A'AWDz BRB ALNAS . MLK ALNAS . ALH ALNAS . MN SyR ALWSWAS ALKhNAS . ALDzY YWSWS FY ShDWR ALNAS . MN ALJNt WALNAS (S. ALNAS, 114:1-6), dibaca: -- qul a'u-dzu birabbin na-s . malikin na-s . ila-hin na-s . min syaril waswa-sil khanna-s . alladzi- yuwaswisu fi- shudu-rin naas . minal jinnati wanna-s, artinya: -- Katakanlah: aku berlidung kepada Maha Pencipta, Pemelihara, Pengatur, Pendidik, Penguasa (yang mencipta, memelihara, mengatur, mendidik, menguasai) manusia . Raja manusia . Sembahan manusia . Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi . Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia . Dari (golongan) jin dan manusia. - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 06, 2007 11:41 Subject: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya Abah, Qs.33:36 memang ditunjukan untuk Zainab tapi yang saya fokuskan adalah Qs.33:37 dimana ada tertulis..Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Sekarang pertanyaan saya Abah.. 1. Allah telah menyatakan kepada Nabi Muhammad saw, apakah itu bisa dikatakan sebagai wahyu?? 2. Lalu mengapa jika benar demikian apa yang telah dinyatakan Allah kepada Nabi Muhammad saw, hal tsb disembunyikan oleh Nabi?? a) Nabi salah memeprsepsikan wahyu b) Nabi jelas2 dgn berani lebih memilih menetang wahyu (dalam hal ini Nabi tidak salah mempersepsikan wahyu) salam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab 33:36) Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah menceraikannya. (Al Ahzab 33:37) Baca baik-baik kedua ayat yang merupakan satu paket itu, jelas-jelas ttg Zainab, tidak ada masalah lain. tentang masalah zainab. Dan memang yang dikuatirkan atau ditakutkan Nabi SAW menjadi kenyataan, yaitu dijadikan isu fitnah terhadap Nabi SAW, yaitu character assassination, yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam, bahkan sampai sekarang oleh para orientalis kristian. Chae tidak usah terlalu jauh menerawang pikirannya sehingga tidak karu-karuan, berdasar atas asumsi yang salah, bahwa Nabi SAW bis tidak mengerti wahyu, itu adalah pikiran yang dipengaruhi setan. Banyak-banyaklah membaca S. An-Naas. Wassalam HMNA - Original Message - From: Chae chairunisa_mahadewi@ To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 06, 2007 10:31 Subject: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya dear Abah, Terima kasih atas penjelasanya tapi sepertinya ada kurang, maksudnya begini Abah didalam Qs.33:37 di sebutkan ...Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Apa yang Allah telah menyatakanya didalam hati Nabi Muhammad saw, saya pikir adalah wahyu. Wahyu yang salah satunya dipahami dengan salah oleh Nabi. Sehingga ada wahyu turun kembali yaitu Qs.33:37 yang berupa sindiran atau teguran dari Allah SWT kepada Rasul bahwa Rasul lebih memilih pandangan masyarakat pada waktu itu. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak sampai, maka saya reposting HMNA ==
[wanita-muslimah] Re:Mba Lina Re: Warisan Wanita - Cinta Mama
Betul sekali dana. pengalaman spiritual tidak bisa diseragamkan. itulah pentingnya suatu negara menjadi sekuler, dan jangan lagi ada pemaksaan suatu keyakinan tertentu terhadap pihak lain, apalagi melalui peraturan-peraturan yang dipaksakan. salam, dhaniar Posted by: Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] hifibuff007 Mon Feb 5, 2007 3:09 am (PST) Dalam perdebatan agama memang akan selalu muncul bahwa pengalaman spritual individu tidak dapat dipaksakan pd orang lain. Oleh karena itu pemaksaan suatu pengalaman dan aspirasi spiritual seseorang pada orang lain dg mekanisme penegakkan hukum negara akan runyam hasilnya. Pengalaman spiritual itu tdk akan sama dari satu orang ke orang lainnya. Oleh karena itu aspek agama sbg pengalaman spiritual hanya relevan secara pribadi dan konsekuensinya harus dipisahkan dari negara. --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Dhaniar berkata : kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta sekali kepada Tuhan saya, === Jano-ko : So pasti jano-ko tidak mempunyai alasan untuk berargumentasi dengan insan yang telah mencintai Allah SWT --- Al Qur'an Surat Ali 'Imran [31] Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. --- Sangat tidak sopan bagi jano-ko berargumentasi dengan Insan yang mencintai Allah SWT :) Salam dhaniar [EMAIL PROTECTED] .. wrote: pak jano-ko, sudah kehabisan argumentasi ya?:D kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta sekali kepada Tuhan saya, sehingga saya benar2 menggunakan karunia Allah terbesar kepada manusia, yaitu akal, untuk berpikir, dan tdk menerima begitu saja semua yg disodorkan kpd saya. salam, dhaniar --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko ko_jano@ wrote: Dhaniar berkata : Kalau masalah tanggung jawab antar saudara saya kira di masa sekarang bukan masalah bahwa laki2 harus bertanggung jawab terhadap saudara perempuannya, tapi siapa yang punya kemampuan lebih untuk membantu saudaranya ya silakan bantu, tdk memandang apakah laki2 atau perempuan. Jano-ko Jano-ko salut dan hormat dech dengan dhaniar yang telah melakukan dan melaksanakan tugas kemanusiaan kepada sesamanya, kepada sesamanya saja perhatian dhaniar begitu besar sekale, tentunya perhatian dhaniar kepada Allah SWT pasti yang paling besar, hiya engga ?, jano- ko sangat yakin pasti dhaniar akan menerima dengan bulat, utuh semua firman-firman Allah SWT yang ada didalam Al Qur'an, Hadis dan Sunah Rasul, setuju kan ? Salam We won't tell. Get more on shows you hate to love (and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list. http://tv.yahoo.com/collections/265
Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 282. Perbudakan Dari tahun ke tahun ummat Islam senantiasa memperingati Mawlid ataupun Mawlud Nabi Muhammad RasuluLlah SAW. Salah satu thema sentral yang disampaikan dalam pesan-pesan Mawlud adalah: -- WaMa- Arsalnaka Illa- Rahmatan lil'Alamiyna (S. Al Anbiya-i, 107). Dan tidaklah Kami mengutus engkau (hai Muhammad) melainkan rahmat untuk banyak alam (21:107). Diterjemahkan kata al'Alamiyn (alam dalam bentuk jama') dengan banyak alam. Dalam bahasa yang lain-lain, bahasa Inggeris misalnya kata nature tidak ada bentuk plural. Alam dalam bentuk jama' dalam ayat (21:107) dapat berarti alam non-hayati seperti batu-batuan, mineral, bumi dengan atmosfernya dll, dan alam hayati seperti: alam nabati, alam hewani, alam manusia. Dapat pula berupa kombinasi yang dikenal dengan alam sekitar sebagai sumber informasi untuk kajian ilmu, sumberdaya alam sebagai barang keperluan masyarakat, lingkungan hidup yang menderita oleh pencemaran ulah tangan-tangan manusia. Alam manusia terdiri pula atas alam masyarakat, alam bangsa-bangsa, dan alam sejarah yang di dalamnya tergolong pula alam perbudakan yang menjadi topik kolom ini. Yaitu dalam rangka menyambut Mawlud Nabi Muhammad RasuluLlah SAW, sebagai Rahmatan lil'Alamiyn dalam konteks menghilangkan alam perbudakan. Perbudakan sudah sangat tua. Pada dasarnya dahulu kala sistem perbudakan tidaklah berbeda antara orang Romawi dengan orang Mesir, Parsi, India, Arab dll. Pemilik budak mempunyai hak penuh atas budaknya, hak membunuh, hak mendera, hak menyiksa, hak menjual dan hak untuk mengekspoitasi tenaga budak tanpa ampun dan tanpa bayaran. Walaupun sistem tidak berbeda namun secara gradual dalam arti intensitas kekejaman terhadap budak, orang Romawilah yang berada di atas puncak. Jang menjadikan orang Romawi menjadi juara dalam hal kekejaman terhadap budak, yaitu orang Romawi membiadabkan (bukan membudayakan) pertunjukan duel gladiator (budak aduan) hingga tewas untuk mereka nikamti. Kebiadaban adu gladiator ini tidak pernah terjadi pada bangsa-bangsa lain. Demikianlah suasana kehidupan bangsa-bangsa, termasuk bangsa Arab, yang memiliki sistem perbudakan yang berurat berakar dalam masyarakat, tatkala Nabi Muhammad SAW datang membawa Risalah. -- Laqad Ja-akum Rasuwlun min Anfusikum 'Aziyzun 'Alayhi Ma- 'Anittum (S. Al Tawbah, 128). Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu, yang amat berat baginya akan penderitaanmu (9:128). Abraham Lincoln (1809 - 1865) Presiden ke-16 berhasil secara formal menghapuskan perbudakan di Amerika Serikat melalui Civil War (1861 - 1863). Namun ia tidak sempat mempersiapkan mental masyarakat untuk menerima kenyataan suasana kemerdekaan budak-budak. Mantan budak-budak membentuk kelompok-kelompok balas dendam atas mantan tuan-tuannya, sedangkan pada pihak yang lain terbentuk pula organisasi rasial kulit putih Khu Klux Klan. Maka situasi menjadi runyam bahkan Abraham Lincoln sendiri tertembak (14 April 1865) dan meninggal keesokan harinya. Seperti halnya dengan menghentikan kebiasaan minum miras dengan cara bertahap (sudah dibahas dalam Seri 248, 3 November 1996), maka Risalah yang dibawakan Nabi Muhammad SAW menghapuskan perbudakan secara bertahap pula. Langkah pertama yang ditempuh RasuluLlah SAW sebagai Uswatun Hasanah, contoh pemimpin yang baik, adalah persiapan mental bagi kedua belah pihak. Yaitu menghilangkan sikap mental superioritas, ataupun keangkuhan dari pihak pemilik budak atas budaknya, dan pada pihak yang lain memupus dendam dan kebencian dari pihak budak terhadap tuannya. RasuluLlah bersabda: Budak kalian adalah saudaramu. Kalian yang mempunyai tanggungan saudara hendaklah memberi makan kepadanya apa yang kalian makan, memberi pakaian kepadanya seperti yang kalian pakai. Janganlah membebaninya pekerjaan di atas kemampuannya. Apabila kalian memberikan kepadanya pekerjaan sekira di atas kemampuannya, bantulah ia. Sikap mental tidak membebani budaknya dengan pekerjaan berat memungkinkan budak-budak itu memperoleh penghasilan dengan jalan menjual jasa kepada orang lain. Tahap selanjutnya himbauan untuk memerdekakan budak(*) dengan mengemukakan kenyataan bahwa secara psikologis melepas budak adalah pekerjaan seperti mendaki pendakian terjal. -- WaMa- Adra-ka Ma l'Aqabatu. Fakku Raqabatin. (S. Al Balad, 12-13). Tahukah engkau apa jalan mendaki itu? Memerdekakan budak (90:12-13). Tidaklah semua orang mampu untuk melalui jalan mendaki itu. Maka ada pula sebuah metode yang efektif dalam pembebasan budak, yaitu dengan syari'at memberikan sanksi atas orang yang berbuat dosa. Seperti misalnya menggauli isteri dalam bulan Ramadhan pada siang hari diberikan sanksi membebaskan budak. Demikian pula membunuh orang tidak dengan sengaja
Re: [wanita-muslimah] Melanggar HAM Nggak Ya
Itu melanggar HAM, jika HAM-nya berlandaskan liberalisme, tetapi itu tidak melanggar HAM, jika HAM-nya berlandaskan Syari'at Islam, bahkan itu merupakan KAM memaksa orang-orang itu di evakuasi, agar terhindar dari bahaya. Fyi, dalam kamus HAM-liberalisme tidak dikenal istilah KAM (Kewjiban Asasi Manusia). HMNA - Original Message - From: Ari Setyawan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 06, 2007 00:47 Subject: [wanita-muslimah] Melanggar HAM Nggak Ya Kemarin saya nonton liputan banjir di TV. Saya lihat banjir sudah naik hampir ke lantai 2 sebuah rumah. Terus di berita TV tersebut di katakan bahwa warga yang belum mengungsi walaupun rumahnya dah hampir klelep akan dipaksa di evakuasi. Yang jadi pertanyaan saya, itu melanggar HAM nggak ya? Khan maksa orang untuk pindah sedangkan orang itu nggak mau? Mohon para ahli HAM di WM untuk memberi pencerahan kepada saya. Terimakasih... __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com
Re: [wanita-muslimah] Melanggar HAM Nggak Ya
1. hak untuk hidup itu adalah salah satu deklarasi awal dari HAM. 2. sementara kalo liat maqoshid syariah, untuk meilindungi kekayaan, justru dari Islam. termasuk mbah Maridjan pendukung maqoshid syariah, soale dia sangat menolerir orang orang yg ndak mau dievakuasi dari merapi, kaena sibuk menjaga hartanya. 3. nah kalo pursuit a happiness, ini baru khasnya amerika. mencarikebahagiaan, happy happy sampai gila gilaan, adalah khas amerika, yg justru ndak universal, tapi malah muncul di deklarasi kemerdekaan mereka. H. M. Nur Abdurrahman wrote: Itu melanggar HAM, jika HAM-nya berlandaskan liberalisme, tetapi itu tidak melanggar HAM, jika HAM-nya berlandaskan Syari'at Islam, bahkan itu merupakan KAM memaksa orang-orang itu di evakuasi, agar terhindar dari bahaya. Fyi, dalam kamus HAM-liberalisme tidak dikenal istilah KAM (Kewjiban Asasi Manusia). HMNA - Original Message - From: Ari Setyawan arisetyawan@ lge.com mailto:arisetyawan%40lge.com To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 06, 2007 00:47 Subject: [wanita-muslimah] Melanggar HAM Nggak Ya Kemarin saya nonton liputan banjir di TV. Saya lihat banjir sudah naik hampir ke lantai 2 sebuah rumah. Terus di berita TV tersebut di katakan bahwa warga yang belum mengungsi walaupun rumahnya dah hampir klelep akan dipaksa di evakuasi. Yang jadi pertanyaan saya, itu melanggar HAM nggak ya? Khan maksa orang untuk pindah sedangkan orang itu nggak mau? Mohon para ahli HAM di WM untuk memberi pencerahan kepada saya. Terimakasih. .. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re:Mba Lina Re: Warisan Wanita - Cinta Mama
Dhaniar berkata : Betul sekali dana. pengalaman spiritual tidak bisa diseragamkan. itulah pentingnya suatu negara menjadi sekuler, = Jano-ko Dhani...kemarin katanya cinta Tuhan, sekarang mentengke negara menjadi sekuler. Lho, koq dhani ngeyel/menentang pendapat dhaniar sendiri, disatu pihak dhaniar menolak penyeragaman tapi dilain pihak dhaniar mementingkan negara sekuler, piye iki ? selamat siang dhaniar [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul sekali dana. pengalaman spiritual tidak bisa diseragamkan. itulah pentingnya suatu negara menjadi sekuler, dan jangan lagi ada pemaksaan suatu keyakinan tertentu terhadap pihak lain, apalagi melalui peraturan-peraturan yang dipaksakan. salam, dhaniar Posted by: Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] hifibuff007 Mon Feb 5, 2007 3:09 am (PST) Dalam perdebatan agama memang akan selalu muncul bahwa pengalaman spritual individu tidak dapat dipaksakan pd orang lain. Oleh karena itu pemaksaan suatu pengalaman dan aspirasi spiritual seseorang pada orang lain dg mekanisme penegakkan hukum negara akan runyam hasilnya. Pengalaman spiritual itu tdk akan sama dari satu orang ke orang lainnya. Oleh karena itu aspek agama sbg pengalaman spiritual hanya relevan secara pribadi dan konsekuensinya harus dipisahkan dari negara. --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Dhaniar berkata : kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta sekali kepada Tuhan saya, === Jano-ko : So pasti jano-ko tidak mempunyai alasan untuk berargumentasi dengan insan yang telah mencintai Allah SWT --- Al Qur'an Surat Ali 'Imran [31] Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. --- Sangat tidak sopan bagi jano-ko berargumentasi dengan Insan yang mencintai Allah SWT :) Salam dhaniar [EMAIL PROTECTED] .. wrote: pak jano-ko, sudah kehabisan argumentasi ya?:D kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta sekali kepada Tuhan saya, sehingga saya benar2 menggunakan karunia Allah terbesar kepada manusia, yaitu akal, untuk berpikir, dan tdk menerima begitu saja semua yg disodorkan kpd saya. salam, dhaniar --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko ko_jano@ wrote: Dhaniar berkata : Kalau masalah tanggung jawab antar saudara saya kira di masa sekarang bukan masalah bahwa laki2 harus bertanggung jawab terhadap saudara perempuannya, tapi siapa yang punya kemampuan lebih untuk membantu saudaranya ya silakan bantu, tdk memandang apakah laki2 atau perempuan. Jano-ko Jano-ko salut dan hormat dech dengan dhaniar yang telah melakukan dan melaksanakan tugas kemanusiaan kepada sesamanya, kepada sesamanya saja perhatian dhaniar begitu besar sekale, tentunya perhatian dhaniar kepada Allah SWT pasti yang paling besar, hiya engga ?, jano- ko sangat yakin pasti dhaniar akan menerima dengan bulat, utuh semua firman-firman Allah SWT yang ada didalam Al Qur'an, Hadis dan Sunah Rasul, setuju kan ? Salam __ We won't tell. Get more on shows you hate to love (and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list. http://tv.yahoo.com/collections/265 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kasus Poso Bukan Kasus DPO, Melainkan Kasus Pembantaian 2000 Umat Islam Menurut Deklarasi Malino
Sekjen FUI: Kasus Poso Bukan Cuma Kasus DPO http://hidayatullah.com/index2.php?option=com_contenttask=viewid=4171pop =1page=0Itemid=1 Cetak halaman ini http://hidayatullah.com/index2.php?option=com_contenttask=emailformid=417 1itemid=1 Senin, 29 Januari 2007 Pengartian kerusuhan Poso sebagai kasus DPO dianggap sebagai penyesatan berita. Padahal, kasus Poso menurut deklarasi Malino adalah pembantaian 2000 umat Islam Pengartian kerusuhan Poso sebagai kasus DPO semata dianggap sebagai penyesatan berita. Padahal kasus kerusuhan Poso menurut deklarasi Malino pada 2001 adalah kasus pembantaian terhadap 2000 umat Islam oleh Tibo dkk, termasuk 16 aktor utama yang disebutkan Tibo, demikian pernyataan yang disampaikan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath. Pernyataan ini disampaikannya disela pertemuan Forum Umat Islam (FUI) dengan Komnas HAM yang diwakili Zoemrotin di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhari, Jakarta (25/1/07) lalu. Dia menambahkan, kasus DPO adalah dampak dari kerusuhan Poso. Karena kasus DPO lahir akibat kekecewaan warga Poso terhadap sikap aparat yang membiarkan 16 orang kristen aktor utama kerusuhan Poso yang disebut Tibo dkk. Maka FUI mendesak Komnas HAM dan DPR RI untuk meminta pemerintah mengusut kasus kerusuhan di Poso, dan menarik Densus 88 dari Poso, ujar Khathtahth. Senada dengan Khathath, Ketua Tim Pembela Muslim (TPM) M Mahendradatta SH MA MH meminta Komnas HAM untuk sesegera mungkin datang ke Poso untuk menyelidiki kasus ini, sekaligus mencegah pihak yang mencoba menghilangkan dan merekayasa bukti-bukti. Sementara itu, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq yang juga hadir sebagai pembicara mengatakan, ada upaya dari pemerintah untuk menutup-nutupi kasus ini. Dirinya mencurigai ucapan Wakil Presiden Yusuf Kalla yang mengatakan akan memutihkan kasus kerusuhan Poso yang terjadi sebelum deklarasi Malino pada 2000. Pemutihan kasus pelanggaran HAM berat ini menurutnya akan dijadikan alasan polisi untuk membiarkan 16 orang aktor utama kerusuhan Poso yang diungkap Tibo. Jadi sebenarnya ini adalah blunder bagi Yusuf Kalla, karena dia adalah salah satu penggagas deklarasi Malino, ujar Rizieq. Rizieq menambakan, jika Polri mau menahan diri, insiden yang memakan korban sipil pada 22/1 lalu sebenarnya tidak perlu terjadi. Dari beberapa pertemuan antara Polri dan keluarga DPO yang dijembataninya terbukti efektif. Hasilnya lima orang yang masuk DPO dengan suka rela menyerahkan diri. Ustad Abubakar Ba'syir yang juga hadir dalam pertemuan itu mencurigai insiden yang terjadi di Poso sebagai makar untuk menghabiskan umat Islam di sana. Dia menyayangkan sekaligus mengecam aparat kepolisian dari Densus 88 yang telah dijadikan alat untuk menghabisi umat Islam di Poso. Saya kutuk perbuatan Densus 88, dan insya Allah, Allah juga mengutuk Densus 88, ujar Ba'asyir yang disambut pekik takbir peserta pertemuan. Untuk itu Ba'asyir meminta anggota Densus 88 yang beragama Islam untuk keluar dari kesatuannya. Karena perbuatan melukai bahkan membunuhi sauadara sendiri adalah dosa besar. Di tempat berbeda, Anggota Tim Invetigasi Kasus Poso DPR Rendy Lamajido mengatakan, beberapa orang anggota DPO kasus Poso yang mengadu ke DPR menyatakan tidak ingin menyerahkan diri, karena merasa takut dengan aparat kepolisian. DPO itu mengadu kalau mereka dipukuli, dan dipaksa menandatangi berita acara lalu kemudian ditahan, wajar mereka tidak mau menyerahkan diri lagi, katanya seperti dikutip eramuslim.com disela Rapat Kerja Pansus RUU Tata Ruang, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/1). Rencananya Hari ini, Jumat (26/1) tim invstigasi Poso DPR akan berangkat ke Poso, Sulawesi Tengah untuk memantau keadaan dan melakukan pendekatan dengan masyarakat. Tim juga akan memantau peredaran senjata ilegal dan menyelidiki apakah upaya penangkapan DPO yang dilakukan Densus 88 Polri sesuai dengan prosedur. Penyerbuan harusnya dilakukan oleh TNI bukan Polri, dan penyerbuan juga ada prosedurnya, ini akan diselidiki, tandasnya. [Surya Facrizal/Jakarta] __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com
[wanita-muslimah] ACEH - IBU KOTA INDONESIA
Kawans, Dulu banget, ada ide dari Bimantara untuk memindahkan pusat pemerintahan ke sukabumi (CMIIW). Salah satunya karena alasan BANJIR Air ini. Sekarang bergulir lagi ide memindahkan ibu kota, entah kemana. Riau sedang bergolak menuntut otonomi khusus meski menegaskan tidak ingin menjadi Timor Leste. Tuntutan melepaskan diri dari NKRI paling keras (setelah Timor Leste) adalah NAD, tuntutan kemerdekaan aceh telah membuat aceh berdarah-darah dan tercabik oleh perang bertahun tahun. Th 2005 akhirnya terjadi perdamaian antara aceh dengan jakarta; meski demikian tuntutan merdeka masih tersisa dalam bentuk api dalam sekam. Meskipun agak absurd, apakah dengan memindahkan Ibu Kota indonesia dari Jakarta ke Aceh bisa meredam isu merdeka secara Total. Menurut anda kota mana paling cocok menjadi Ibu Kota, bila Jakarta tidak lagi menarik. Biarlah jakarta menjadi pusat bisnis atau apa saja yg bisa dilakukan. Pemindahan ibu kota keluar jawa mungkin ada gunanya untuk mengurangi tekanan terhadap Pulau Jawa yg kalo bisa ngomong mungkin dan merintih-rintih. bayangkan ibu kota dengan syariat islam seperti Aceh . badlathun toyyibatun warrabun ghafur :=) salam pindah :=))
[wanita-muslimah] Aurat
Ada keracuan pemahaman antara aurat yang dimaksud didalam Qur'an dengan aurat yang ada didalam hadis. Jika didalam Qur'an aurat adalah sesuatu yang bersifat universal dan permanen sedangkan didalam hadis2 Aurat adalah sesuatu yang bersifat temporal dan lokal. A.Aurat dalam defenisi Qur'an Kata aurat berasal dari akar kata âra-ya'ûru-'awran wa `awratan; jamaknya `awrât. Aurat memiliki beberapa arti: aib, cacat, atau cela; celah-celah suatu tempat; semua hal yang dirasa malu. Selama ini kita memahami bahwa aurat adalah istilah yang hanya berkenaan dengan bagian tubuh manusia sedangkan didalam Qur'an aurat bisa berarti terbukanya celah (pintu rumah) atau jeda waktu terlarang. Sehingga kalau saya sendiri menyimpulkan bahwa arti kata aurat yang lebih sesuai dengan apa yang ada di dalam Qur'an adalah sebuah celah jika pada tubuh manusia bagian celah adalah alat kelamin (kemaluan dan dubur). Celah yang ada didalam Qur'an bersifat terlarang, seperti misalnya dalam hal memasuki celah pintu tentu saja terlarang bagi setiap orang kecuali ada ijin dari si pemilik. Begitu pun aurat dalam konotasi celah/jeda waktu menjadi saat yang terlarang. Maka jika kata aurat di tunjukan kepada tubuh manusia, maka celah mana yang menjadi bagian terlarang untuk dimasuki?? pendapat saya celah yang dimasud adalah alat kemaluan dan dubur selain itu tidak ada lagi. Inilah yang dimaksud oleh Qur'an sebagau aurat yang bersifat universal dan permanen. Seperti yang kita ketahui dalam QS. 7:22, QS. 20:121 Jika Aurat adalah seluruh tubuh perempuan kecuali telapak tangan dan muka menurut Qur'an lalu bagaimana siti Hawa menutupi auratnya dengan daun?? dan sebesar apa dan bagaimana?? B. Aurat dalam defenisi hadis Walau beberapa hadis yang berkenaan tentang batasan aurat perempuan dipermasalahkan keabsahanya, hanya ada kepastian bahwa aurat yang berlaku pada waktu lebih dari sekedar kemaluan dan dubur. Penutupan dada. Aurat dalam hal ini lebih kepada aturan berpakaian sopan sesuai dengan nilai2 yang berlaku pada masyrakat saat itu. Ini pula yang ditegaskan dalam Qs.24:31-32 Kalau tidak salah sebab2 terunya ayat Qs.24:31-32 adalah peristiwa dimana seorang sahabat sampai celaka membenturkan kepalanya ketembok ketika memperhatikan seorang wanita dengan penampilan yang tidak sesuai dengan nilai2 masyrakat pada waktu itu yang telah menjadi tren baru dalam cara berpakaian. Seringkali membenturkan antara konsep aurat Qur'an yang bersifat universal dan permanen dengan konsep aurat didalam hadist yang bersifat temporal dan lokal.
[wanita-muslimah] Re: Korupsi di Indonesia Semakin Parah
Sorry ceritanya kurang lengkap sedikit info yang paling penting.. Hehehe.. Sang pasien tadi sebenarnya mengidap penyakit lain.. yakni 'buang angin akut' atau dat-dut.. :-P Dan yang mendorong si pasien untuk berobat adalah orang di sekitanya yang sangat terganggu dengan penyakit 'dat-dut' tersebut.. Wassalam, Irwan.K On 2/6/07, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote: Bicara soal korupsi di Indonesia mengingatkan pada anekdot orang yang tidak bisa mendengar dan 'mencium bau'.. Suatu ketika ada orang yang sakit pada indera pendengaran dan penciumannya.. Sampai akhirnya yang bersangkutan pergi ke dokter THT ternama (terjangkau juga boleh).. :-) Singkatnya dalam kunjungan pertama, dokter itu memberikan obat dan petunjuk penggunaan kepada si pasien dan meminta datang kembali setelah obatnya habis.. Pada kunjungan berikutnya, sang pasien justru marah dan melaporkan setelah minum obat yang diberikan, ternyata dia malah terganggu dengan suara keras.. Sang dokter hanya tersenyum dan akhirnya memberikan obat lain dengan aturan yang sama (harus diminum tepat waktu dan kembali kontrol setelah obat habis).. Pada kunjungan berikutnya, sang pasien semakin marah dan mengatakan bahwa ternyata setelah minum obat 'kedua', dia terganggu dengan suara keras dan bau yang timbul.. :-P Diakui/tidak, ORBA berhasil menciptakan (secara massal) publik yang mengalami kedua hal tersebut.. :-p Sehingga setelah publik mendapat kebebasan informasi (YANG SEMPAT COBA DIKLAIM SEBAGIAN KALANGAN DIMULAI PADA JAMAN PEMERINTAHAN SEKARANG), terkesan bahwa KORUPSI SEMAKIN MELUAS.. Padahal yang sebenarnya adalah hal itu dikarenakan publik banyak yang sudah minum 'obat' yang serupa dengan kisah di atas.. Sehingga (tanpa disadari), media massa dan publik sendiri tidak lagi TULI dan mampu 'mencium bau' kerusakan/penyimpangan secara wajar.. Kalaupun misalnya ada peningkatan, itu dikarenakan ORBA sudah berhasil membuat fondasi yang kokoh dalam pengembangannya.. :-( CMIIW.. Irwan.K On 2/6/07, fauziah swasono [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Suhaimi yth, Kantor saya sejak 2001 melakukan survey lapangan dan riset dg tema Costs of Doing Business. Sampelnya saat itu 1736 perusahaan di 60 kabupaten/kota dg sebaran 20 propinsi (saya sendiri sempat bantu survey ke dua propinsi). Survey ini diulang th 2003 sampai sekarang setiap 6 bulan sekali. Silahkan gugel untuk melihat hasilnya (ada indeks, ada beberapa tulisan/paper juga). Apa yang diceritakan bukanlah hal baru. Yang baru adalah kalau Pemerintah mau mulai membenahi cacat struktural untuk menunjukkan keseriusan penanganan korupsi, bukan sekedar kebijakan tambal sulam atau gawat darurat. Itu yang saya tunggu beritanya, sayangnya belum saya dengar sampai sekarang :( Kalau anda menganggap saya dan Pak Manneke beranggapan korupsi di Indonesia itu nihil, maka saya sarankan anda belajar reading comprehension dulu dalam memaknai tulisan2 kami di milis ini. Satu lagi, saya sayangkan anda selalu menyebut Pak Manneke dg sebutan Mbak. Walaupun ybs tidak berkata apa2 soal ini, tapi paling tidak bagi saya anda ignorant/sombong kalau tidak bisa dikatakan tidak respek pada sesama miliser ini. Sudah banyak imel disini termasuk yang didalam thread yang anda balas jelas2 menyebut Manneke dg panggilan Pak. Apakah anda mau dipanggil dg sebutan Mbak Suhaimi yang cantik? :D salam, fau --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com, Suhaimi [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih Pak.Bambang atas penjelasan nya. Moga-moga penjelasan Bapak ini dapat menjadikan pencerahan bagi Mbak.Fau Mbak.Manneke yang kirei desu Meskipun penjelasan Bapak ini mungkin saja belum begitu ilmiah dalam pandangan beliau-beliau. Salam, Suhaimi - Original Message - From: bambang adhiono Sent: Monday, February 05, 2007 2:45 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Korupsi di Indonesia Semakin Parah Korupsi itu barang yang sudah mendarah daging di Indonesia, mulai dari kere yang tinggal di trotoir sampai pejabat yang naik mobil terbagus di Indonesia.mulai tahun maraknya jual beli minyak bumi sampai pembangunan mercu suar saat ini. Dalam perhitungan besaran prosentase tentu susah, apalagi kalau dengan pembuktian hitam putih..hhh, anak bangsa ini sudah pada canggih kalau hanya untuk korupsi. Pembangunan yang berkonotasi dengan berdirinya bangunan 100 lantai, jembatan ataupun lapangan terbangtentu terkait dengan para kontraktor, konsultan, supplier bahan/ material, tenaga kerja dan banyak lagi. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Pendaki Gunung Memerangi Kebodohan dan Kemiskinan
Kisah Greg Mortenson, pendaki gunung yang beralih menjadi aktivis kemanusiaan, membangun 58 sekolah dan mendidik 24 ribu anak di Pakistan. http://www.altmuslim.com/perm.php?id=1867_0_24_0_M He Went From Climbing Mountains To Moving Them Greg Mortenson was so moved by the people he met while mountain climbing in Pakistan that he returned to build 58 schools and educate 24,000 children. By Sadia Ashraf, February 1, 2007 A heart the size of a mountain Meet Greg Mortenson, a mountaineer turned humanitarian, whose book, written with David Oliver Relin, Three Cups of Tea: One Man's Mission to Fight Terrorism and Build Nations ...One School at a Time, illustrates how he build 58 schools in Pakistan and Afghanistan. Greg Mortenson is one of the rare individuals whose benevolent feats supercede their personal boundaries of language, culture, race and religion and he epitomizes the terms philanthropy and altruism. His incredible voyage of triumph, as illustrated in the book, began in failure. In 1993, after a disastrous and catastrophic attempt at climbing K2 in Pakistan, he walked for five days, injured and emaciated, stumbling into the village of Korphe, where the villagers nurtured him for several days. While recovering, he saw their school, and the scene of 84 children sitting on a frosty ledge, with no roof over their heads, writing on the ground with sticks, promulgated his life's vocation. Since they couldn't afford their own teacher at $1 a day, they shared one with a neighboring village. Appalled, he rashly promised the villagers he would build them a school. In America, raising $12,000 was no mean task for a climber who lived out of his car. Frustrated at the lack of response from the famous people to whom he wrote 580 letters of appeal, he even sold his car. It was not until his niece's school raised $623 that fundraising success ensued. Then fortunately, Jean Hoerni, a physicist and a one-time trekker to the Karakorum Mountains, gave him $12,000. Back at the village, he realized they would have to build a bridge first to carry the school construction supplies. Undaunted, he went back to raise more money, returned to build the bridge with the villagers, and then built the first school. Now, after 31 trips over 14 years, Mortenson's non-profit Central Asia Institute has built 52 schools in Pakistan, 6 in Afghanistan, (and also 30 tent schools after the earthquake of 2005) helping educate 24,000 children, some of whom walk up to three hours a day to attend classes. Mortenson has made tremendous personal endeavors to build cultural bridges with the people of the Northern Pakistani, having learned to speak Balti, Farsi and Urdu. In addition to reading the Qur'an and studying Islam, he always portrays a constructive image of Muslims in all his interviews and publicity appearances. His journey, though, has had some treacherous bends. In Afghanistan, he was kidnapped and held captive for eight days. After September 11, he received death threats by Americans and has been debriefed by the CIA twice. Two separate fatawas issued against him to banish him from Pakistan for educating girls were repealed by enlightened clerics. Mortenson admits the book's subtitle — One Man's Mission to Fight Terrorism and Build Nations One School at a Time (chosen by the publisher) is a distortion. I don't really care about fighting terror, Mortenson tells me. The biggest issues in the world we need to address today are poverty, illiteracy, ignorance. Ignorance breeds hatred. And as the book title implies, it's important to have 'three cups of tea' to do business in that part of the world. As he explains, The first cup of dudh patti (Pakistan's sweet milk tea) or kahawa (green tea in Afghanistan) - you are a stranger. The second cup - you become a friend. And the third cup - you become family - but the process takes several years and is about relationships. When you are family, your hosts are prepared to even die for you. Here in America, we have two minute football drills, thirty minute power lunches, drive through fast food, and six second TV sound bytes, but in Pakistan and Afghanistan it takes three cups of tea... One memorable situation from his 14 years experience, as elucidated in the book, is when he built the first school and was micromanaging and trying to hasten the construction. One of the village elders led him aside and said, We've been here for hundreds of years, and we're grateful to Allah that you're helping us build a school. But you need to do something: You need to sit down and shut up and let us do the work. He learned to listen rather than deliberate and to let the communities be empowered to do the work themselves, rather than commanding them. It is no wonder then Mortenson's picture appears over hearths and on Jeep dashboards throughout northern Pakistan. Mortenson grew up in the proximity of Mount Kilimanjaro, where his father found Tanzania's first teaching hospital and his mother
Re: [wanita-muslimah] ACEH - IBU KOTA INDONESIA
Kata orang Sunda, pindah ibu kota ke Pelabuhan Ratu (Sukabumi) mah sudah ga aneh, sudah ada dalam wangsit hehehehe. Pindah ibu kota ke Sukabumi, saya kurang setuju, karena, Sukabumi secara morfologi sempit keberadaan daerah datarannya. Lagipula Sukabumi masih menghadapi ancaman letusan gunungapi (gn Gede) dan juga sering gempa (kalo bajir sih dijamin tidak ada - kalau pun ada tidak akan dahsyat mengingat kota itu punya kemiringan lahan yg cukup ideal untuk mencegah banjir). Ke Pelabuhan Ratu? bahaya juga: gempa dan kemungkinan tsunami. Syahdan menurut wangsit, suatu bencana besar semacam gempa dan tsunami suatu waktu akan terjadi, di wilayah Indonesia dan sekitarnya, termasuk Singapur. Salah satu dampaknya, kota termaju di Asia Tenggara itu akan berhenti sebagai pelabuhan internasional karena jalur lalulitas ke situ terhambat akibat bencana. Lalu, katanya, alur pelayaran internasional jadi beralih ke selatan P. JAwa. Maka terbukalah peluang kota-kota di pantai selatan P. JAwa untuk menjadi pelabuhan internasional, dan salah satunya adalah jadi ibu kota negara. Namun itu kata wangsit, kata pengalaman spiritual individual yg tidak berguna dalam kehidupan bernegara. Dan saya tidak setuju jika ibu kota NKRI ini pindah ke Sukabumi atau somewhere masih di Jawa Barat juga. Nanti isu negara pasundan bisa berkembang lagi hehehe. Saya lebih setuju jika ibukota NKRI ini dipindahkan ke daerah semacam Papua. Mungkin ke Tembagapura atau Merauke. Dari sudut sumber daya alam, khususnya air (air tanah) di Merauke ada endapan sedimen akuifer yang tebal dan bagus. Sekalian lah pemerataan kemajuan dan informasi, sehingga suatu hari nanti, penduduk Jakarta sudah biasa mendengar siaran TV dari Merauke bahkan hanya sekedar berita nenek hilang atau kucing yang bisa mijit orang. :) Salam pindah ibu kota. manAR On 2/6/07, SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote: Kawans, Dulu banget, ada ide dari Bimantara untuk memindahkan pusat pemerintahan ke sukabumi (CMIIW). Salah satunya karena alasan BANJIR Air ini. Sekarang bergulir lagi ide memindahkan ibu kota, entah kemana. Riau sedang bergolak menuntut otonomi khusus meski menegaskan tidak ingin menjadi Timor Leste. Tuntutan melepaskan diri dari NKRI paling keras (setelah Timor Leste) adalah NAD, tuntutan kemerdekaan aceh telah membuat aceh berdarah-darah dan tercabik oleh perang bertahun tahun. Th 2005 akhirnya terjadi perdamaian antara aceh dengan jakarta; meski demikian tuntutan merdeka masih tersisa dalam bentuk api dalam sekam. Meskipun agak absurd, apakah dengan memindahkan Ibu Kota indonesia dari Jakarta ke Aceh bisa meredam isu merdeka secara Total. Menurut anda kota mana paling cocok menjadi Ibu Kota, bila Jakarta tidak lagi menarik. Biarlah jakarta menjadi pusat bisnis atau apa saja yg bisa dilakukan. Pemindahan ibu kota keluar jawa mungkin ada gunanya untuk mengurangi tekanan terhadap Pulau Jawa yg kalo bisa ngomong mungkin dan merintih-rintih. bayangkan ibu kota dengan syariat islam seperti Aceh . badlathun toyyibatun warrabun ghafur :=) salam pindah :=)) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] ACEH - IBU KOTA INDONESIA
setuju, jangan ke sukabumi. selain bikin dokter boyke bankrut. nanti penduduk ibukota sibuk manjangin xxx ke mak erot :p oman abdurahman wrote: Kata orang Sunda, pindah ibu kota ke Pelabuhan Ratu (Sukabumi) mah sudah ga aneh, sudah ada dalam wangsit hehehehe. Pindah ibu kota ke Sukabumi, saya kurang setuju, karena, Sukabumi secara morfologi sempit keberadaan daerah datarannya. Lagipula Sukabumi masih menghadapi ancaman letusan gunungapi (gn Gede) dan juga sering gempa (kalo bajir sih dijamin tidak ada - kalau pun ada tidak akan dahsyat mengingat kota itu punya kemiringan lahan yg cukup ideal untuk mencegah banjir). Ke Pelabuhan Ratu? bahaya juga: gempa dan kemungkinan tsunami. Syahdan menurut wangsit, suatu bencana besar semacam gempa dan tsunami suatu waktu akan terjadi, di wilayah Indonesia dan sekitarnya, termasuk Singapur. Salah satu dampaknya, kota termaju di Asia Tenggara itu akan berhenti sebagai pelabuhan internasional karena jalur lalulitas ke situ terhambat akibat bencana. Lalu, katanya, alur pelayaran internasional jadi beralih ke selatan P. JAwa. Maka terbukalah peluang kota-kota di pantai selatan P. JAwa untuk menjadi pelabuhan internasional, dan salah satunya adalah jadi ibu kota negara. Namun itu kata wangsit, kata pengalaman spiritual individual yg tidak berguna dalam kehidupan bernegara. Dan saya tidak setuju jika ibu kota NKRI ini pindah ke Sukabumi atau somewhere masih di Jawa Barat juga. Nanti isu negara pasundan bisa berkembang lagi hehehe. Saya lebih setuju jika ibukota NKRI ini dipindahkan ke daerah semacam Papua. Mungkin ke Tembagapura atau Merauke. Dari sudut sumber daya alam, khususnya air (air tanah) di Merauke ada endapan sedimen akuifer yang tebal dan bagus. Sekalian lah pemerataan kemajuan dan informasi, sehingga suatu hari nanti, penduduk Jakarta sudah biasa mendengar siaran TV dari Merauke bahkan hanya sekedar berita nenek hilang atau kucing yang bisa mijit orang. :) Salam pindah ibu kota. manAR On 2/6/07, SIR BATS [EMAIL PROTECTED] com mailto:sirbats%40gmail.com wrote: Kawans, Dulu banget, ada ide dari Bimantara untuk memindahkan pusat pemerintahan ke sukabumi (CMIIW). Salah satunya karena alasan BANJIR Air ini. Sekarang bergulir lagi ide memindahkan ibu kota, entah kemana. Riau sedang bergolak menuntut otonomi khusus meski menegaskan tidak ingin menjadi Timor Leste. Tuntutan melepaskan diri dari NKRI paling keras (setelah Timor Leste) adalah NAD, tuntutan kemerdekaan aceh telah membuat aceh berdarah-darah dan tercabik oleh perang bertahun tahun. Th 2005 akhirnya terjadi perdamaian antara aceh dengan jakarta; meski demikian tuntutan merdeka masih tersisa dalam bentuk api dalam sekam. Meskipun agak absurd, apakah dengan memindahkan Ibu Kota indonesia dari Jakarta ke Aceh bisa meredam isu merdeka secara Total. Menurut anda kota mana paling cocok menjadi Ibu Kota, bila Jakarta tidak lagi menarik. Biarlah jakarta menjadi pusat bisnis atau apa saja yg bisa dilakukan. Pemindahan ibu kota keluar jawa mungkin ada gunanya untuk mengurangi tekanan terhadap Pulau Jawa yg kalo bisa ngomong mungkin dan merintih-rintih. bayangkan ibu kota dengan syariat islam seperti Aceh . badlathun toyyibatun warrabun ghafur :=) salam pindah :=)) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] ACEH - IBU KOTA INDONESIA
btw, tiba tiba jadi curious. kata dasar mak erot, erotnya itu ebrasal dari bahasa arab awrat --aurat yah ?.. Ari Condrowahono wrote: setuju, jangan ke sukabumi. selain bikin dokter boyke bankrut. nanti penduduk ibukota sibuk manjangin xxx ke mak erot :p [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kepatutan umum?--Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Saya tidak kebetulan berada dalam track yang sama dgn mbak Ning dalam soal aurat karena rujukannya sama: AlQur'an dan Hadist. Karena saya awam juga akan bahasa Arab, tentunya saya bergantung kepada ulama dan ahli fiqih. Siapa saja ulama dan ahli fiqih yang saya 'percaya'kan tentu bergantung siapa dan bagaimana latar belakang mereka. Sedang akal yang berdekatan dengan nafsu, saya tempatkan diurutan kesekian. Akal yang berdekatan dengan iman yang ditempatkan diurutan awal. Ini karena kita harus bertanya kepada ahlinya...ahli dzikir...:-) wan Sabri ada menyinggung soal 'kepatutan umum' ato 'public decency' di email terdahulu. 'Kepatutan umum' yang dijadikan rujukan, bukan AlQur'an dan Hadist. Padahal bukankah mengikuti 'kepatutan umum' juga akan menimbulkan situasi yang 'chaotic' yang tak berujung? Semisal di Kanada, katanya, pernah kaum wanita protes karena mereka diharuskan memakai BH ketika berada di tempat-tempat publik pada musim panas, sementara kaum pria tidak. Untuk itu, mereka meminta agar mereka juga diizinkan bisa berjalan di pinggir pantai, di jalanan raya, di toko-toko tanpa BH. Kalau seandainya diizinkan oleh pengambil kebijakan ketika itu, lalu menjadi praktek umum, akankah hal ini dianggap sebagai kepatutan umum ?. Betapa kepatutan umum itu bergantung kepada keputusan pemerintah/pemimpinnya, bukan? Kalau AlQur'an dan Hadist sudah menetapkan kepatutan umum untuk umat Islam mengapa masih ada kepatutan umum lainnya? Soal mumetnya belajar Hadist, saya juga mengalaminya. Itu artinya akal kita sangat sangat terbatas. Kalau kita mengakui akal kita terbatas (karena ketidakmampuan kita mempelajari ilmu hadist), sebaiknyalah kita bertanya or belajar pada ahli hadist tsb. Rasanya tak ada ulama, ahli hadist, fuqaha (yang berpegang pada AlQuran dan Hadist) yang menganjurkan untuk mengambil 'public decency' sebagai rujukan??? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote: Ning Lihiap, saya hanya kebetulan berada dalam track yang sama dengan chae Lihiap dalam soal aurat ini. Kalau larangannya berada pada hadits ; maka pembahasan juga akan makin luas, kita akan melihat 'azbabul nuzul- nya' apakah itu fardhlu ZAMANI atau berlaku sepanjang jaman untuk semua golongan. karena TIDAK SEMUA hadits bisa dijadikan dasar hukum, banyak sekali kriterianya, dari segi kemutawatiran, mumet pokoknya. Mungkin para muhaditsun WM bisa memberikan pencerahan. salam On 2/5/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote: Serasa baca komik silat aja lho, membaca tulisan mas Sabri ini. Terimakasih atas sanjungannya, mas. Kalau aurat itu tidak universal seperti kata mas Sabri dan mbak Chae, kenapa Rasulullah memerintahkan memakai kerudung ke dada kepada para perempuan dahulu itu ? Bukankah pada waktu itu kebiasaan terbuka dada juga tidak apa-apa, dan dianggap sesuatu yang biasa dalam masyarakat sekitar beliau? Wass, -Ning
Re: [wanita-muslimah] ACEH - IBU KOTA INDONESIA
Hahaha, Mas Ari...kau yang memulai dan kau yang melanjutkan. And then...kau pula yang mengakhiri? Jika ya, bah, maunya enak sendiri heuheu. manAR On 2/6/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: btw, tiba tiba jadi curious. kata dasar mak erot, erotnya itu ebrasal dari bahasa arab awrat --aurat yah ?.. Ari Condrowahono wrote: setuju, jangan ke sukabumi. selain bikin dokter boyke bankrut. nanti penduduk ibukota sibuk manjangin xxx ke mak erot :p [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]