Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik SIR BATS
Ning Lihiap,

saya hanya kebetulan berada dalam track yang sama dengan chae Lihiap
dalam soal aurat ini. Kalau larangannya berada pada hadits ; maka
pembahasan juga akan makin luas, kita akan melihat 'azbabul nuzul-nya'
apakah itu fardhlu ZAMANI atau berlaku sepanjang jaman untuk semua
golongan.

karena TIDAK SEMUA hadits bisa dijadikan dasar hukum, banyak sekali
kriterianya, dari segi kemutawatiran, mumet pokoknya. Mungkin para
muhaditsun WM bisa memberikan pencerahan.

salam

On 2/5/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Serasa baca komik silat aja lho, membaca tulisan mas Sabri ini.
  Terimakasih atas sanjungannya, mas.

  Kalau aurat itu tidak universal seperti kata mas Sabri dan mbak Chae,
  kenapa Rasulullah memerintahkan memakai kerudung ke dada kepada para
  perempuan dahulu itu ? Bukankah pada waktu itu kebiasaan terbuka dada
  juga tidak apa-apa, dan dianggap sesuatu yang biasa dalam masyarakat
  sekitar beliau?

  Wass,
  -Ning



[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Chae
Mba Ning,

Kalau saya sendiri memahami konsep dari menjaga pandangan lebih kepada
bagaimana kita memanage atau mengolah apa yang kita pandang apapun
itu objectnya sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan effek
negatif bagi si pelaku. Tentu saja batasan mana yang boleh/halal
dilihat, makruh dilihat, sunah dilihat, subhat dilihat sampai kepada
haram dilihat ini menjadi sangat subjective dan relatif bagi setiap orang.

Setiap diwajibkan menjadi subject, pribadi yang aktif dlm meningkatkan
kemampuan dirinya sendiri karena pada akhirnya tanggung jawab ada
didalam diri setiap individu.

Manusia kan pada dasarnya adalah makhluk sosial yang telah menjadi
fitrahnya untuk bisa berinteraksi satu sama lain tanpa memandang kelas
sosial, bangsa dan juga jenis kelamin. Interakasi sosial diantara
individu ini akan berjalan baik dan membawa berkah jika konsep menjaga
pandangan dimana setiap individu mampu secara aktif mengeliminasi
pengaruh2 buruk yang mungkin timbul dimulai dari dirinya sendiri. Ini
juga termasuk bagaimana kita mnejaga pandangan pada diri kita sendiri.
Artinya jika si cewe ini berbadan rambo, oto besi tulang baja dan
punya ilmu bela diri ban hitam bawa senjata pula ..terus dia mau pake
bikini doang pulang malam2 lewat jalan sepi ketemu gerompolan preman
juga enggak masalah...tapi coba ada tiga orang cewe pake jilbab naik
angot jam 01:00 dini hari dan didalam angkot ada 4 cowok maka yang
terjadi 2 orang perempuan berjilbab meninggal di aniaya dan satu orang
masuk rumah sakit (kasus santri DT).
 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Saya tidak tahu jawaban yang pastinya, mbak Chae. 
 
 Yang saya tahu, kita tidak boleh pula mendekati zinah. Jadi aktivitas
 kita apapun yang kira-kira berpotensi menimbulkan zinah juga dilarang.
 Apakah memandang sesuatu yang bukan aurat, kemudian merasa terangsang
 itu berpotensi zinah, itu saya tidak tahu.
 
 Mungkin yang lain tau ?
 
 Wallahu'alam bishowab.
 Wassalaam,
 -Ning
 
 
 
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
 Sent: Monday, February 05, 2007 12:51 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
 
 Ok...dech...Mba Ning;)
 
 Definisi menjaga pandangan menurut Mba Ning = TIDAK MELIHAT YANG TIDAK
 BOLEH DILIHAT (Aurat)
 
 Pertanyaan saya ulangi lagi : jadi jika memandang yang  merangsang
 boleh saja?? sepanjang yang merangsang itu bukan bagian dari aurat??
 
 Bagaimana Mba Ning??:)
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
 \(Ning\) ninghdw@ wrote:
 
  Koreksi, mbak. Saya kurang kata-kata : TIDAK.
   
  Menjaga pandangan = TIDAK MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat)
  
  
  
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
  Sent: Monday, February 05, 2007 12:40 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
  
  
  
  Waduh..ma'af kalau saya salah menafsirkan pendapat Mba Ning yang 
  merasa ada masalah untuk laki-laki jika disekitar banyak pemandangan
 
  dari perempuan dgn penampilan seksi versi umum bagi laki-laki;)
  
  Jadi kita sepakat Mba Ning, kalau melihat yang seksi2 atau yang 
  merangsang itu tidak termasuk dalam menjaga pandangan??
  
  Jika definisi Mba Ning bahwa menjaga pandangan adalah MELIHAT YANG 
  TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat) jadi jika memandang yang  merangsang 
  boleh saja?? sepanjang yang merangsang itu bukan bagian dari aurat??
  
  Mba Ning, dalam konteks Aurat ada di dalam Qs.20:121 bahwa adam dana 
  hawa menutupi auratnya dgn daun...kira-kira bagaimana hawa menutupi 
  auratnya jika aurat bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka 
  dan telapak tangan??
  
  Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang budak 
  adalah bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher, betis dan 
  lengan tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi perbedaan 
  batasan aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU 
  KONSTRUK SOSIAL??
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Tri Budi Lestyaningsih 
  \(Ning\) ninghdw@ wrote:
  
   
   
   Apa saya pernah bilang, bahwa menjaga pandangan artinya tidak boleh 
   memandang sesuatu yang edun-edun atau sesuatu yang bikin
 terangsang?
   Mbak Chae terlalu jauh mentranslasinya. Menjaga pandangan menurut 
   saya adalah = MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat). Masalah 
   aurat itu edun-edun atau bikin terangsang, itu mah bisa berbeda 
   antara satu orang dan lainnya. Bisa saja si A terangsang, dan si B 
   tidak. Padahal yang dilihat ya itu-itu juga. Selama yang dilihat itu
 
   aurat, maka baik si A (terangsang) maupun si B(tidak terangsang) 
   sama-sama HARAM
  hukumnya
   untuk melihat. Atau menurut mbak Chae/dik Aisha hukumnya jadi 
   berbeda (untuk si A 

[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Chae
Benar sekali Mba Rita,

Karena fungsi jilbab bukan untuk menutupi aurat, jadi sebenarnya bukan
perbedaan batasan aurat antara perempuan merdeka dan perempuan budak,
tapi ada perbedaan identitas sosial jadi jilbab di fungsikan sebagai
media untuk menunjukan identitas sosial seorang perempuan. Apakah dia
itu budak atau bukan. Dengan kata lain jilbab HANYA SEBATAS SIMBOL
IDENTITAS SEORANG PEREMPUAN DAN TIDAK ADA KAITANYA DENGAN BATASAN AURAT.

Kerancuan dalam simbol identitas ini akan menimbulkan bahaya yang
besar,maka dari itu khalifah Umar ra sangat tegas menindak orang-orang
yang hendak mengacaukan sistem dari simbol identitas. Ini disebabkan
jika sampai jilbab sebagai simbol identitas ini hancur maka akan
banyak gangguan terhadap perempuan2 merdeka dan gangguan terhadap
perempuan merdeka bisa berarti peperangan antar suku/kafilah. Maka
resiko yang timbul sangat besar dan merugikan. Jadi bukan gangguan
pada perempuan secara per se tapi lebih kepada kestabilan dan
terjaganya keamanan.

Sedangkan budak, dalam bentuknya saja Qur'an masih sedikit memberikan
hak-hak budak. Sehingga kejahatan pada seorang budak masih di anggap
tidak menimbulkan resiko yang besar dan tidak menimbulkan kekacauan
dan ketidak stabilan.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Perempuan bangsawan kan yang dimaksud itu ya mbak? Bukan perempuan 
 budak kan? Kalo perempuan budak kan sama khalifah Umar malah disuruh 
 ngelepas penutup rambutnya supaya gak niru busana para bangsawati 
 itu? Walo pun si budak beragama Islam? cmiiw
 




Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Rye Woo
Wekekekekeke. Banjir... banjirr...banjir.. auratnya 
ditutup dulu aja...
  Mendingan Juragan2 WM yang ada di jakarta... berbagi untuk membantu para 
korban banjir hidup ini tak cukup hanya diskusi tapi perlu aksi juga.. 
Ny Chae, Bu Mia, Tante Rita...cung sabri kalo bsmah and etclah semuanya mari 
kita turun semua
   
  
SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ning Lihiap,

saya hanya kebetulan berada dalam track yang sama dengan chae Lihiap
dalam soal aurat ini. Kalau larangannya berada pada hadits ; maka
pembahasan juga akan makin luas, kita akan melihat 'azbabul nuzul-nya'
apakah itu fardhlu ZAMANI atau berlaku sepanjang jaman untuk semua
golongan.

karena TIDAK SEMUA hadits bisa dijadikan dasar hukum, banyak sekali
kriterianya, dari segi kemutawatiran, mumet pokoknya. Mungkin para
muhaditsun WM bisa memberikan pencerahan.

salam

On 2/5/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Serasa baca komik silat aja lho, membaca tulisan mas Sabri ini.
 Terimakasih atas sanjungannya, mas.

 Kalau aurat itu tidak universal seperti kata mas Sabri dan mbak Chae,
 kenapa Rasulullah memerintahkan memakai kerudung ke dada kepada para
 perempuan dahulu itu ? Bukankah pada waktu itu kebiasaan terbuka dada
 juga tidak apa-apa, dan dianggap sesuatu yang biasa dalam masyarakat
 sekitar beliau?

 Wass,
 -Ning



 

 
-
Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Chae
mungkin bukan penyebab tunggal tapi lebih kepada faktor utama, seperti
tidak semua yang menyetir sambil mabuk akan celaka tapi menyetir
sambil mabuk bisa menjadi penyebab utama kecelakaan.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sekedar bertanya, kenapa ya kita sering terbawa pada situasi mencari
 'penyebab tunggal'..
 Apa iya hanya satu yang boleh/harus dilakukan: kontrol diri sendiri atau
 kontrol umum/
 orang lain? Kenapa tidak dikembangkan pemahaman saling melengkapi..
 Bukankah hasilnya akan jauh lebih baik/banyak kalau keduanya berjalan
 berbarengan
 (simultaneously)..
 
 'Konflik' mlulu.. Capek deh.. :-P
 CMIIW..
 
 Wassalam,
 
 Irwan.K
 
 On 2/5/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Maka dari itu Pak Ari, Istilah Qur'an sih standard berpenampilan
yang
  baik/sopan itu  yang biasa nampak artinya sesuatu yang masuk dalam
  nilai kewajaran setempat. Jadi batasan berpenampilan/berpakian itu
  bersifat lokal dan temporal. hanya saja berlandasan kewajaran atau
  keumuman yang sesuai dgn nilai2 yang berkembang pada saat itu.
 
  Masalahnya ada keracuan dalam pemikiran dimana aurat disamakan dengan
  batasan berpakian sopan.
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
  Ari Condrowahono
 
  masarcon@ wrote:
  
   Beberapa pertanyaan timbul 
  
   1. bila para manusia modern merasa lebih cocok dgn batasan aurat ala
   budak, apakah seluruh umat manusia lantas turun derajatnya menjadi
   sekelas budak saja ? bolehkah hal ini terjadi menurut hukum Islam ?
   ataukah
  
   2. hukum Islam memang wajib memaksa seluruh manusia di muka bumi
naik
   derajatnya menjadi bangsawan semua dan hidup dengan kepalsuan tata
   laksana kehidupan ala bangsawan persia ? antara lain dgn style
seperti
   harus tampil layaknya oang kaya raya, hidup mewah, punya budak, ?
  
   3. bukankah kesetaraan itu pada minimum hal yg bisa diampu orang
banyak
   [dalam hal ini, kebersamaan minimum adalah dgn accept standar aurat
   adalah ala budak]. [pakai bikini, tapi bawahannya pake span, atau
   celana bersepeda udah masuk batas aurat]. halah ! batas minimum
aurat
   pada lelaki contohnya, baik budak maupun bangsawan, auratnya
yah, dari
   puser ke dengkul.
  
   itu aja kalo ketemu orang lain yg biasa berminim ria, bia kena
   dekonstruksi lagi ... :p
  
  
  
   Chae wrote:
   
   
Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang budak
adalah bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher,
betis dan
lengan tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi
perbedaan
batasan aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU
KONSTRUK SOSIAL??
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Seminar Pembaruan Islam Dibanjiri Peserta

2007-02-05 Terurut Topik Ari Condrowahono
dear wikan,

ini kan upaya suara hidayatullah dan DDII untuk mengangkat tokoh 
tokohnya biar jadi orang terpandang.  kalo udah punya reputasi, nulis 
dan ngobrol appun di mana mana tanggungl aku keras.  namanya juga 
marketing.  hargailah  usaha orang lain. :D  susah lho, carinama itu.  
kalau perlu fitnah orang lain sana sini. yg penting terkenal.  habis 
perkara.


Wikan Danar Sunindyo wrote:

 kok saya merasa aneh dengan seminar ini?
 judulnya seminar pembaruan islam, tapi isinya mengkritik pembaruan
 islam, khususnya gagasan Nurkholis Majid almarhum.
 pembicara2-nya juga berusaha meruntuhkan gagasan-gagasan Nurkholis
 tanpa saya menemukan apa solusinya.
 apakah pembaruan Islam hanya dilakukan oleh Nurkholis Majid?
 lalu kenapa tidak dihadirkan pula pendukung Nurkholis Majid, misal
 dari Paramadina, biar diskusinya berimbang.

 salam,
 --
 wikan
 http://wikan. multiply. com http://wikan.multiply.com

 On 2/5/07, caklis [EMAIL PROTECTED] com mailto:caklis%40yahoo.com wrote:
 
 
 
 
 
 
  Seminar Pembaruan Islam Dibanjiri Peserta
 
  Senin, 05 Pebruari 2007
 
  //Meski banjir melanda Jakarta, seminar Evaluasi 37 Tahun Gerakan
  Pembaruan Islam di Indonesia yang digelar tanggal 3 Februari 2007,
  dibanjiri oleh peserta//
 
  Hidayatullah. com--Di tengah kepungan banjir di wilayah Jakarta dan
  sekitarnya, ternyata Seminar Evaluasi 37 Tahun Gerakan Pembaruan
  Islam di Indonesia yang digelar 15 Muharram 1428 H/3 Februari 2007,
  dibanjiri oleh pesarta. Lebih dari 300 peserta memenuhi lantai dasar
  Gedung Menara Dakwah, Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, Jalan Kramat
  Raya 45 Jakarta Pusat, tempat berlagsungnya acara.

 __



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Mia
Pak Irwank, bukannya peserta diskusi pada setuju bahwa
kontrol diri dan umum sama-sama berlaku? Tapi berbeda
batasan kontrol diri (wilayah pribadi) dan batasan
umum itu, misalnya beda batasan ttg aurat. Yang satu
pake batasan baku misalnya semua kecuali tangan dan
wajah, yang satunya tergantung kultur dan kondisi
setempat, termasuk bagaimana perempuan
mengekspressikan dirinya.

salam
Mia  

--- IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sekedar bertanya, kenapa ya kita sering terbawa pada
 situasi mencari
 'penyebab tunggal'..
 Apa iya hanya satu yang boleh/harus dilakukan:
 kontrol diri sendiri atau
 kontrol umum/
 orang lain? Kenapa tidak dikembangkan pemahaman
 saling melengkapi..
 Bukankah hasilnya akan jauh lebih baik/banyak kalau
 keduanya berjalan
 berbarengan
 (simultaneously)..
 
 'Konflik' mlulu.. Capek deh.. :-P
 CMIIW..
 
 Wassalam,
 
 Irwan.K



 

Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail.yahoo.com


[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Chae

Makasih Pak Sabri, telah mengingatkan betapa ngeyelnya saya;)
he..he..he..

Mba Ning,

sebenarnya hadis yang dijadikan rujukan mengenai batasan aurat
perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan
sebenarnya sangat bermasalah dan dimasukan kedalam hadis dhaif.

Ini saya kutip dari suara Rahima sbb:

Hadis riwayat Abu Dawud. Aisyah ra berkata:  Suatu ketika Asma bint
Abi Bakr ra masuk ke rumah Rasullah Saw. Saat itu dia memakai baju
yang tipis dan tembus pandang. Rasulullah Saw berpaling darinya seraya
berkata: Wahai Asma, seorang perempuan apabila sudah mencapai (umur)
haid, dia tidak layak untuk dilihat, selain ini dan ini, Rasulullah
menunjuk kepada muka dan kedua telapak tangan beliau.

Hadis ini cukup populer di kalangan penulis fikih, padahal jalur
periwayatannya (sanad) dianggap bermasalah. Abu Dawud, perawi hadis
ini, menyatakan hadis ini lemah karena sanadnya terputus (maqthu'),
tidak menyambung langsung dengan penyampai berita (Sunan Abu Dawud,
juz IV, h. 62). Khalid bin Duraik, yang menerima hadis ini dari
Aisyah, adalah orang yang tidak banyak dikenal (majhul) di kalangan
pakar hadis. Duraik tidak mendengar langsung hadis ini dari Aisyah,
karena tidak pernah bertemu, sehingga periwayatannya tidak bisa
diterima. Periwayatan hadis ini menyimpan tiga kemungkinan. Pertama,
Khalid menerima hadis dari orang lain selain Aisyah, dan untuk alasan
tertentu dengan sengaja ia mengklaim dari Aisyah. Dalam hal ini, ia
dianggap tidak jujur, dan orang yang tidak jujur tidak berhak
meriwayatkan hadis. Kedua, ia lupa dari siapa ia mendengar hadis
tersebut, sehingga kemudian tanpa sengaja meriwayatkannya dari Aisyah.
Dalam keadaan ini juga ia tidak pantas meriwayatkan hadis, karena
pelupa. Ketiga, ia menulis hadis sendiri, lalu mengklaim dari Aisyah.
Yang ini cukup fatal, karena hadis dianggap palsu (maudlu') dan harus
ditolak mentah-mentah. 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ning Lihiap,
 
 saya hanya kebetulan berada dalam track yang sama dengan chae Lihiap
 dalam soal aurat ini. Kalau larangannya berada pada hadits ; maka
 pembahasan juga akan makin luas, kita akan melihat 'azbabul nuzul-nya'
 apakah itu fardhlu ZAMANI atau berlaku sepanjang jaman untuk semua
 golongan.
 
 karena TIDAK SEMUA hadits bisa dijadikan dasar hukum, banyak sekali
 kriterianya, dari segi kemutawatiran, mumet pokoknya. Mungkin para
 muhaditsun WM bisa memberikan pencerahan.
 
 salam
 
 On 2/5/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Serasa baca komik silat aja lho, membaca tulisan mas Sabri ini.
   Terimakasih atas sanjungannya, mas.
 
   Kalau aurat itu tidak universal seperti kata mas Sabri dan mbak Chae,
   kenapa Rasulullah memerintahkan memakai kerudung ke dada kepada para
   perempuan dahulu itu ? Bukankah pada waktu itu kebiasaan terbuka dada
   juga tidak apa-apa, dan dianggap sesuatu yang biasa dalam masyarakat
   sekitar beliau?
 
   Wass,
   -Ning
 





[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab

2007-02-05 Terurut Topik Chae
Abah,

dalam kasus Zaid dalam Qs.33:37, Nabi di tegur atau dikoreksi karena
tidak memahami atau salah dalam memahami wahyu yang diturunkan.
Kemudian ada juga ketika Nabi diminta untuk re-check kebenaran
Al-Qur'an pada para ulama Yahudi. 

Kalau menurut saya Abah ada peran aktif dari Nabi Muhammad saw dalam
hal menyampaikan wahyu dan mengaplikasikanya dalam kehidupan masyrakat
arab.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Menafsirkan itu dilatar belakangi oleh upaya untuk memahami yang
 ditafsirkan. Nabi Muhammad SAW tidak perlu menafsirkan wahyu baik yang
 verbal maupun yang non-verbal, karena Allah sudah menanamkan dalam
diri Nabi
 SAW makna wahyu yang diturunkan, sesuai ayat:
 Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu (untuk memahamkan dan menghafal)
 dengannya. (S. Al Furqan, 25:32). Sebagai bahan komparasi: Einstein
tidak
 pernah menafsirkan: The Special and The General Theory of
Relativity, wong
 itu teorinya sendiri kok. Yang menasfirkan teori Relativitas itu
orang lain.
 Wassalam,
 HMNA
 
 - Original Message - 
 From: Chae [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, February 01, 2007 20:14
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh
budaya arab
 
 
  Abah,
 
  Terima kasih atas informasinya;)
 
  Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai
  keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah
  penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai
  manusia??
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
  mnabdurrahman@ wrote:
  
 
   Jadi Abah ulangi: Di situlah keterbatasan manusia dalam hal
mengenal
   PROSES. WaLlahu a'lamu bisshawab
  
   Wassalam,
   HMNA
  
  
   - Original Message - 
   From: Chae chairunisa_mahadewi@
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Sent: Thursday, February 01, 2007 10:41
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh
  budaya arab
  
  
Abah,
   
Terima kasih atas tambahanya...kalau boleh tanya bagaiman process
penerimaan wahyu ketika wahyu datang seperti bunyi gemerincing
Bell
seperti yang dikatakan oleh Rasul...bagaimana bunyi bell ni
bisa di
transform ke dalam bahasa arab??;)
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
mnabdurrahman@ wrote:

 Chae:
 Pak Her, Tuhan itu transenden karena dia beyond our imagination
kalau bahasa
 Qur'an sih Lam Yalid walam Yulad  dan tidak ada sesuatupun yang
 menyamai-Nya.

 Ning:
 Nyelak dikit : Koreksi mbak Chae. Lam Yalid wa Lam Yuulad
artinya
Tidak
 beranak, dan tidak dilahirkan.  Lam Yaqullahuu kufuwwan ahad,
  baru
 artinya dan tidak ada satu pun yang menyamai-Nya..

 HMNA:
 Yang lebih pendek ayatnya: Laysa kamitslihi.

 Kemudian dari pada itu saya tambahkan sikit seperti di bawah

 Saya pakai diagram:
 --- input [proses] --output


  |--|
 ---wahyu (transenden} |  Nabi Muhammad SAW |
verbal

  |--|
 Proses dalam kotak artinya Nabi Muhammad SAW menerima langsung
  wahyu itu
 secara verbal, ataupun melalui Jibril. Output berupa yang
verbal itu
adalah
 teks berupa kalimat-kalimat yang terkumpul dalam Al-Quran yang
  berbahasa
 Arab, yang mengandung Risalah (message). Bahasa Arabnya bersifat
  lokal,
 tetapi Risalah (message) permanen, tekstual, tidak dibatasi oleh
ruang dan
 waktu. Yang tekstual bisa dikembangkan secara kontekstual dan
takwil, tanpa
 melanggar yang tekstual. Bahkan bahasa Arab yang mulanya
lokal itu
berubah
 menjadi tidak lokal lagi dalam wilayah pada zaman Khlafah
  Islamiyah, dan
 sekarang juga tidak lokal lagi karena dipakai sebagai bahasa
pengantar dalam
 PBB, sehingga juga sudah bersifat internasional.

 The textual approach, tends to view religious phenomena
merely on
the level
 of core element. On the other hand, the contextual approach can
   likely
 reduce  the  substantial element of religion, for it tends
to view
religion
 on the level of periphery. Frankly speaking the textual and
  contextual
 approaches , thus,  open  new  awareness  of  religious  studies
formed in
 the synthesis of  the  two  approaches. And again:
  Methodologically
 speaking,  this combined-approach  enables  us  to obtain the
  holistic
 picture of the religion and to escape from its
distorted-meaning.
 Alhasil, kalau pakai akal yang jernih yang tekstual itu mesti
  sejalan
 bergandeng tangan dengan yang kontekstual hingga bisa
mencapai yang
 holistik. Contohnya? Baca Seri  559 di bawah..Alhasil tidaklah
  perlu a
 priori dan alergi pada yang tekstual.
 -
 Wassalam,
 HMNA
 *

 

Re: [wanita-muslimah] Re:Mba Lina Re: Warisan Wanita - Cinta Mama

2007-02-05 Terurut Topik jano ko
Mbak Dhaniar berkata :
kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta sekali kepada Tuhan 
 saya, 

===

Jano-ko :

So pasti jano-ko tidak mempunyai alasan untuk berargumentasi dengan insan yang 
telah mencintai Allah SWT 

---

Al Qur'an

Surat Ali 'Imran

[31] Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,  
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi  
Maha Penyayang. 

---

Sangat tidak sopan bagi jano-ko berargumentasi dengan Insan yang mencintai 
Allah SWT


:)

Salam







dhaniar [EMAIL PROTECTED] wrote:  pak 
jano-ko, sudah kehabisan argumentasi ya?:D
 kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta sekali kepada Tuhan 
 saya, sehingga saya benar2 menggunakan karunia Allah terbesar kepada 
 manusia, yaitu akal, untuk berpikir, dan tdk menerima begitu saja 
 semua yg disodorkan kpd saya.
 
 salam,
 dhaniar
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Dhaniar berkata :
 
Kalau masalah tanggung jawab antar saudara saya kira
  di masa sekarang bukan masalah bahwa laki2 harus
  bertanggung jawab terhadap saudara perempuannya, tapi
  siapa yang punya kemampuan lebih untuk membantu
  saudaranya ya silakan bantu, tdk memandang apakah
  laki2 atau perempuan.
  

 
Jano-ko
 
Jano-ko salut dan hormat dech dengan dhaniar yang telah melakukan 
 dan melaksanakan tugas kemanusiaan kepada sesamanya, kepada sesamanya 
 saja perhatian dhaniar begitu besar sekale, tentunya perhatian 
 dhaniar kepada Allah SWT pasti yang paling besar, hiya engga ?,  jano-
 ko sangat yakin pasti dhaniar akan menerima dengan bulat, utuh semua 
 firman-firman Allah SWT yang ada didalam Al Qur'an, Hadis dan Sunah 
 Rasul, setuju kan ?
 
Salam

  
  dhaniar [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalau masalah tanggung jawab antar saudara saya kira
  di masa sekarang bukan masalah bahwa laki2 harus
  bertanggung jawab terhadap saudara perempuannya, tapi
  siapa yang punya kemampuan lebih untuk membantu
  saudaranya ya silakan bantu, tdk memandang apakah
  laki2 atau perempuan.
  saya seorang perempuan, terkadang saudara kandung saya
  yang laki2 dan sudah berkeluarga meminjam uang ke saya
  kalau dia lagi butuh. ya saya kasih pinjam kalau
  memang saya ada uang.
  terus soal merawat orang tua, dari pengalaman saya,
  justru banyak orang tua yang lebih dekat kepada anak2
  perempuan dan dirawat oleh anak perempuannya setelah
  mereka tua. jadi sekali lagi bahwa kewajiban anak
  laki2 lebih besar itu sangat relatif.
  oh ya, dalam berjihad, siapa bilang perempuan leyeh2
  di rumah kalau ditinggal suaminya. lha yang ngerawat
  anak, mencukupi kebutuhannya itu siapa kalau suami
  nggak di rumah? atau menurut Jano-ko merawat anak dan
  mengerjakan tugas domestik itu termasuk leyeh2?
  
  salam,
  dhaniar
  
  --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko
  ko_jano@  wrote:
  
   DP berkata :
   
   Tapi kalau aturan pembagian hak warisnya itu
  dianggap sudah kurang pas
   dengan rasa keadilan di abad ke 21, ya ubah saja
  interpretasinya atau
   buat UU yg lebih sesuai dengan perasaan keadilan
  masa kini. Makanya
   kita butuh demokrasi, bukan teokrasi
   
    = =
   
   Jano-ko
   
   Pe,...katanya harus menghormati HAM, lha koq you mau
  seenaknye aje
  ngrubah-ngrubah, ,,kepiye iki ?, penghormatan dikau
  terhadap keyakinan
  orang lain dimana tuch ?
   
   Tak kasih pencerahan dikit tentang indahnya ajaran
  Islam, ini
  pengalaman pribadi gue, walau gue engga dapet warisan,
  tapi gue
  lakukan dengan ikhlas untuk menyantuni ortu gue sampai
  akhir hayat beliau.
   Mami gue ( sebelum meninggal dunia ) tiap malam
  sebelum tidur
  selalu mendatangi rumah gue, beliau selalu ingin
  dijaga oleh gue pada
  saat beliau tidur, uendah tenan tho peeeuntung aja
  istri gue juga
  wanita yang indah, jadi istri gue pengertian banget
  dengan keadaan
  yang gue alami.
   
   You sebaiknya memahami Islam secara utuh, didalam
  Islam itu ada
  kewajiban bagi anak laki-laki untuk berbakti dan
  menyantuni mama-nya,
  jadi apa salahnya kalau anak laki-laki dapat lebih
  dari anak
  perempuan, lha wong kewajiban lelaki itu lebih banyak
  dari anak
  perempuan, itu salah satu contohnya peee...laki- laki
  dapat lebih dari
  wanita tapi kemudian semua dikembalikan juga kepada
  perempuan, ngono
  lhooo pe...
   
   Contoh soal yang lagi terjadi dimasyarakat
   Ibu H ( ibunda dari artis X yang barusan meninggal
  dunia)
  ternyata terlibat hutang sampai kurang lebih Rp. 300
  juta, Ibu H
  tersebut tidak bisa melunasi hutangnya, terus akhirnya
  paman dari
  artis X tersebutlah yang harus melunasi hutang dari
  Ibu H tersebut.
   
   Kalau adik gue yang perempuan dulu pernah juga
  kejiret hutang
  kurang lebih Rp. 500 juta, tidak ada saudara yang mau
  membantu, tapi
  akhirnya gue yang handle masalah hutang adik gue
  tersebut sampai
  selesai, 

[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Dana Pamilih
Kalau kita kembali ke pertanyaan awal apakah laki2 terlangggar HAMnya
jika mengalami frustrasi seksual?  Ya tentu tidak dong.

Apakah manusia itu terlanggar HAMnya jika lagi lapar ada yg jual
makanan terbuka di depannya, ya tentu tidak dong.

Keduanya memerlukan kontrol diri.

Hasrat seksual itu adalah motivator utk prokreasi. Prokreasi yg sehat
dan baik bagi masyarakat itu banyak persyaratannya.  Ada persyaratan
agama, ada hukum, penghargaan thd aspirasi perempuan, rasa kepantasan,
tanggung jawab keuangan, dsb, dsb.

Kita harus melihat dalam konteks yg lebih luas, bahwa hasrat seksual
itu sehat dan bagian dari kehidupan manusia. Termasuk sunatuLlah.
Bukan hasratnya yg salah tetapi pelampiasannya yg harus terarah dan
bertanggung jawab.  Saya kita ini esensi dari aturan zina dan aurat
dalam Islam.

Tapi dengan kemajuan teknologi moderen (pasca th. 1950, bukan abad ke
7 lho) dua hal yg paling tidak diinginkan dalam hubungan seks yaitu
kehamilan yg tidak diinginkan dan sexually transmitted diseases itu
sdh dapat dikendalikan sehingga menimbulkan fenomena baru yaitu
terpisahkannya rekreasi dan prokreasi dalam hubungan seks.  Inilah
revolusi seksual yg didengung2kan itu.

Sekarang tentu kembali pada pilihan kita: sampai dimana kita
bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan kita.

Sekali kontrol diri laki2 atas syahwatnya adalah salah satu tiang
ketertiban dari kehidupan masyarakat.  Kalau laki2 sering frustrasi ya
memang demikianlah desain dari the survival of the fittest.  Laki2
harus berupaya memenuhi persyaratan yg ditetapkan masyarakat dan
perempuan kalau mau melampiaskan hasrat seksualnya.

Bukannya perempuan yg menutup aurat, tetapi laki2 menahan syahwat.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] 

 Aisha :
 Jadi mba Ning, masalah kontrol diri vs mengontrol orang lain itu tidak
 bisa dibenturkan dengan hukum memandang aurat perempuan adalah HARAM
 bagi yang mudah tergoda, dan HALAL(MUBAH) bagi yang tidak mudah
 tergoda, tapi kendalikan diri untuk tidak mudah tergoda dan aturan
 jelas untuk masalah aurat ini misalnya tayangan di tv, aturan berbusana
 di kantor, dll. Halal haram sekedar di tingkat wacana sih tidak akan
 berdampak selama tidak ada penegakan hukum (misalnya produsen dan
 distributor VCD dan bacaan porno), zina haram, mabuk haram, dll kan
 tetap saja ada yang melakukan.
 
 Ning:
 Dik Aisha, bukankah dasar pengambilan keputusan bagi Muslimin memang
 hukum Islam yang 5 itu ? Bukankah orang mengendalikan diri dan
 sebagainya juga asal muasalnya adalah dari hukum Islam yang 5 itu ? Atau
 menurut dik AIsha, ada dasar lain yang mengharuskan pengendalian diri
 tersebut ? Saya rasa hal di atas bukannya tidak bisa dibenturkan, tetapi
 susah menjawabnya ya ;-)
  
 Anyway, pembicaraan kita sudah agak melebar rupanya. Sebenarnya ini
 bermula dari pertanyaan saya, apakah laki-laki yang ingin godhul bashor
 itu terlanggar HAM-nya, ketika ada wanita yang mempertunjukkan auratnya
 di depannya. Sampai tulisan yang terakhir ini, tidak ada yang menjawab
 ya atau tidak. Malahan pembicaraan berbelok ke arah kontrol-mengontrol
 ini... salah saya juga,, tidak keep the discussion on track.
 Saya tidak percaya bahwa HAM seutuhnya akan bisa diterapkan. Karena
 pasti akan tergantung dari siapa yang menilai. Masalah wanita yang
 ber-HAM boleh mempertunjukkan apa yang ingin dia pertunjukkan tanpa ada
 yang mengganggu atau melarang, sementara lelaki yang ber-HAM mustinya
 boleh keluar rumah memandang berkeliling tanpa ada yang mengganggu
 yang kita discuss ini kan hanya contoh kecil saja.
  
 Wallahu'alam,
 -Ning
  
 
 
 
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Aisha
 Sent: Sunday, February 04, 2007 7:49 AM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com; keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
 
 
 
 Mba Ning,
 Mungkin mba Ning tidak tidak mengharamkan kontak mata, tapi saya sering
 melihat laki-laki yang umumnya berjenggot atau ustadz di beberapa
 pengajian yang sangat hot ketika menjelaskan pornografi itu berperilaku
 seperti itu, saat saya bicara padahal pakai jilbab, kepalanya nunduk
 atau matanya lari-lari ke arah lain. Padahal yang dibicarakan dengan
 ustadz itu misalnya tentang perpustakaan mesjid atau tentang kebersihan
 toilet mesjid. Atau dengan teman sekerja misalnya sedang membicarakan
 materi untuk satu pelatihan. Jadi topiknya bukan sesuatu yang ngeres,
 saya herannya saat muslim itu dituntut serius untuk masalah yang sama
 sekali tidak ada kaitannya dengan urusan seks, kenapa harus nunduk atau
 matanya lari-lari kemana-mana? Apakah muslim seperti ini tidak bisa
 fokus ke satu masalah?
 
 Kemudian saya perhatikan muslim yang tidak berjenggot, non muslim yang
 orang Indonesia atau non-Indonesia, ketika bicara kerjaan ya fokus aja
 ke urusan kerjaan, mereka berkomunikasi dengan kontak mata. Jadi mungkin
 ini bukan masalah muslim-non 

[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Dana Pamilih
Masihkah kita memperdebatkan status budak dalam masa kini? 
Diskriminasi spt ini sudah lama harus ditanggalkan.

Koq status budak vs non budakmasih digunakan sbg referensi utk
membahas issue masa kini?

Wah wah ... kita hidup di abad keberapa Non 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
 \(Ning\) ninghdw@ wrote:
 
  
  Serasa baca komik silat aja lho, membaca tulisan mas Sabri ini.
  Terimakasih atas sanjungannya, mas.
  
  Kalau aurat itu tidak universal seperti kata mas Sabri dan mbak 
 Chae,
  kenapa Rasulullah memerintahkan memakai kerudung ke dada kepada 
 para
  perempuan dahulu itu ? 
 
 
 Perempuan bangsawan kan yang dimaksud itu ya mbak? Bukan perempuan 
 budak kan? Kalo perempuan budak kan sama khalifah Umar malah disuruh 
 ngelepas penutup rambutnya supaya gak niru busana para bangsawati 
 itu? Walo pun si budak beragama Islam? cmiiw
 
  Bukankah pada waktu itu kebiasaan terbuka dada
  juga tidak apa-apa, dan dianggap sesuatu yang biasa dalam 
 masyarakat
  sekitar beliau? 
  
  Wass,
  -Ning
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of sir bats
  Sent: Monday, February 05, 2007 2:33 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang 
 Lain?
  
  Ning :
  Kedua, kayanya definisi aurat kita berbeda, mbak Chae. 
  Kalau menurut pemahaman saya, aurat perempuan adalah seluruh 
 tubuhnya,
  kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi bila ada yang terbuka di 
 luar
  yang dua itu, akan saya katakan membuka aurat.  
  Menurut mbak Chae, apa sih aurat itu ? 
  
  Chae :
  Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang budak 
 adalah
  bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher, betis dan lengan
  tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi perbedaan 
 batasan
  aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU KONSTRUK
  SOSIAL??
  
  sabri:
  saya tidak ingin menengahi diskusi dua Li-Hiap dari Gunung Pasir 
 dan
  Tanah Pasundan. Dua-duanya menunjukkan jurus-jurus indah, gerakan
  gemulai namun bertenaga; tebasan lembut tapi penuh ketajaman. 
 Kalimat
  demi kalimat mengalir tenang bagai sungai arak dalam surga. Thanks 
 for
  the beautiful reading. dan Amitaba.
  
  tapi bukan haram hukumnya untuk sedikit nimbrung. Diskusi tentang 
 aurat
  pernah cukup lama mewarnai milis ini dan seperti biasa acuan-
 acuannya
  sangat banyak dari mulai logika manthik ala imam Hanafi sampai 
 kitab
  fiqih klasik tulisan ulama besar.
  
  Ning Lihiap, seperti biasa menggunakan jurus kuat dari
  perguruan-perguruan terkemuka seperti bu tong pai atau kun lun pai;
  karena mbak Ning mengikuti arus main stream dan merasa aman 
 didalamnya;
  kalau Chae Lihiap memang dikenal ngeyel (pinjem istilah Bu Flora)
  berguru pada suhu2 dari hutan liar dan pegunungan kendeng; 
 membentuk
  wataknya sendiri.
  
  Menyenangkan dua pendekar perempuan mendiskusikan AURAT perempuan. 
 Fakta
  bahwa aurat budak dan aurat perempuan bebas berbeda, mungkin sangat
  mengejutkan, tapi juga tidak terlalu aneh; dalam ranah fiqih, para
  fuqaha diyakini memang mencoba memberikan jawaban kepada 
 permasalahan
  masyarakat pada masa itu di wilayah tertentu. Saya tidak ingin 
 mengutip
  bahasa arab yg bisa menimbulkan diskusi lebih panjang lagi. Tapi 
 asumsi
  simpel : Aurat adalah YG TIDAK BIASA TAMPAK  kata tidak biasa 
 sangat
  menyiratkan apa yg sekarang disebut kepantasan publik. Dengan 
 redaksi
  seperti ini, maka al-Qur'an menjadi KOMPATIBEL diterapkan di 
 wilayah
  manapun di dunia ini.
  
  Bagi suku dhani (contoh kesukaan saya) di lembah baliem; payudara
  perempuan adalah BIASA ditampakkan dan tidak perlu ditutupi. 
 Perempuan
  dhani bisa dengan tentram pergi ke pasar tanpa penutup dada dan
  payudaranya keleleran. Ternyata di pasar2 lelaki dhani tidak serta 
 merta
  sibuk mengamati yg keleleran itu tadi, para lelaki dengan tenang
  berdagang dan tidak terganggu dengan keleleran tsb. Andai perempuan
  dhani dengan penampilan sperti di lembah baliem dibawah ke stasiun 
 senen
  di jakarta, ditanggung bakal menjadi tontonan ramai atau ditangkep
  satpol PP DKI karena meresahkan masyarakat.
  
  Pemudi-pemudi Jakarta di bilangan jalan Thamrin atau sudirman, 
 dengan
  necis mengenakan blazer, celana panjang, rok selutut (dan ada yg 
 mini)
  mereka memenuhi gedung2 perkantoran atau menunggu bis kota/taxi,
  jemputan pacar/selingkuhan dan masyarakat biasa saja melihatnya. 
 Andai
  penampilan mereka dipindah ke Madinah, mungkin lelaki arab akan 
 gempar
  melihat betis-betis mulus berbunting padi dengan bulu-bulu indah 
 atau
  licin habis luluran. Mata lelaki arab saudi pasti menghijau 
 melihat dua
  kancing atas terbuka dan dua bukit indah mengintip transparan. Tapi
  lelaki jakarta tenang saja dan tidak melakukan tindakan apapun. 
 Tentu
  saja ada yg model ari condro, 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-05 Terurut Topik Dana Pamilih
Bung Chodjim,

Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya.  Yg
saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman
tanpa adanya proses updating yg formal.

Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
karena harus dapat terus berkembang.

Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
abad yg lalu.

Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya
ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak
jumlah kepala manusia.  Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi
marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?

Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya
mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari
Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya.  Membaca ayat2 sudah
dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan
tahun.  Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
bertanya: dimana missing linknya?

Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt
bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg
menurut bung Chodjim paling optimal.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mas Dana,
 
 Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal
ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap
manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan
pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak
apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu,
bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te
Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang
Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam.
 
 Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan
para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri,
yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya.
 
 Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas
Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam.
 
 Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata.
Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS
42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya,
kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di
dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang
digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan
bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya
manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53).
 
 Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima
wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran
oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku
beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran
belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi
logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. 
 
 Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat?
Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta
maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon
petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya
berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam
membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan terkutuk.
 
 Wassalam,
 chodjim
  
 
   - Original Message - 
   From: Dana Pamilih 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
 
   Salam kembali,
 
   Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final
   tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan
   manusia terus berkembang? 
 
   Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg
   diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2
   suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal.
 
   Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha menyampaikan sesuatu yg
   baru dan lebih relevan bagi generasi manusia penerus seperti kita? 
   Mengapa tidak ada lagi communication channel dari Allah utk memberi
   petunjuk kepada umat Islam. Padahal kalau kita lihat apa yg terjadi
   di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya itu peranan petunjuk
   Allah sangat sangat dibutuhkan saat ini dimana sesama muslim saling
   membunuh atau terperangkap dalam kesengsaraan ekonomi.
 
   Saya kira ini cuma ulah para teokrat agar mereka tetap dapat
   memonopoli hak utk menafsir kalimatuLlah sesuai dengan kehendak dan
   kepentingan mereka. Monopoli memiliki nilai ekonomis tinggi.
 
   Bagi saya dilihat secara netral, hadits 

[wanita-muslimah] Re:Mba Lina Re: Warisan Wanita - Cinta Mama

2007-02-05 Terurut Topik Dana Pamilih
Dalam perdebatan agama memang akan selalu muncul bahwa pengalaman
spritual individu tidak dapat dipaksakan pd orang lain.  Oleh karena
itu pemaksaan suatu pengalaman dan aspirasi spiritual seseorang pada
orang lain dg mekanisme penegakkan hukum negara akan runyam hasilnya.

Pengalaman spiritual itu tdk akan sama dari satu orang ke orang
lainnya.  Oleh karena itu aspek agama sbg pengalaman spiritual hanya 
relevan secara pribadi dan konsekuensinya harus dipisahkan dari negara.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mbak Dhaniar berkata :
 kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta sekali kepada Tuhan 
  saya, 
 
 ===
 
 Jano-ko :
 
 So pasti jano-ko tidak mempunyai alasan untuk berargumentasi dengan
insan yang telah mencintai Allah SWT 
 
 ---
 
 Al Qur'an
 
 Surat Ali 'Imran
 
 [31] Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku,  niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha
Pengampun lagi  Maha Penyayang. 
 
 ---
 
 Sangat tidak sopan bagi jano-ko berargumentasi dengan Insan yang
mencintai Allah SWT
 
 
 :)
 
 Salam
 
 
 
 
 
 
 
 dhaniar [EMAIL PROTECTED] wrote:  pak
jano-ko, sudah kehabisan argumentasi ya?:D
  kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta sekali kepada Tuhan 
  saya, sehingga saya benar2 menggunakan karunia Allah terbesar kepada 
  manusia, yaitu akal, untuk berpikir, dan tdk menerima begitu saja 
  semua yg disodorkan kpd saya.
  
  salam,
  dhaniar
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote:
  
   Dhaniar berkata :
  
 Kalau masalah tanggung jawab antar saudara saya kira
   di masa sekarang bukan masalah bahwa laki2 harus
   bertanggung jawab terhadap saudara perempuannya, tapi
   siapa yang punya kemampuan lebih untuk membantu
   saudaranya ya silakan bantu, tdk memandang apakah
   laki2 atau perempuan.
   
 
  
 Jano-ko
  
 Jano-ko salut dan hormat dech dengan dhaniar yang telah melakukan 
  dan melaksanakan tugas kemanusiaan kepada sesamanya, kepada sesamanya 
  saja perhatian dhaniar begitu besar sekale, tentunya perhatian 
  dhaniar kepada Allah SWT pasti yang paling besar, hiya engga ?,  jano-
  ko sangat yakin pasti dhaniar akan menerima dengan bulat, utuh semua 
  firman-firman Allah SWT yang ada didalam Al Qur'an, Hadis dan Sunah 
  Rasul, setuju kan ?
  
 Salam
 




[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Dana Pamilih
Oleh karena laki2 harus menjaga pandangan thd perempuan supaya tidak
melecehkan, maka kalau mau bebas memandang silahkan baca Playboy,
Penthouse, video porno, dsb.

Jadi ada saluran memuaskan keisengan secara pribadi in a private space
tanpa ada dampak fisik langsung tdh perempuan di sekitarnya in a
public space.

Makanya majalah2 spt itu harus dibebaskan penerbitannya tetapi
dikendalikan distribusinya supaya tidak merusak anak2 dibawah umur.

Tuh kan masyarakat modern sering sudah menemukan solusi bagi
persoalan2 sosial yg belum diselesaikan secara gamblang oleh agama ...
He he ... 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Koreksi, mbak. Saya kurang kata-kata : TIDAK.
  
 Menjaga pandangan = TIDAK MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat)
 
 
 
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
 Sent: Monday, February 05, 2007 12:40 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
 
 
 
 Waduh..ma'af kalau saya salah menafsirkan pendapat Mba Ning yang
 merasa ada masalah untuk laki-laki jika disekitar banyak pemandangan
 dari perempuan dgn penampilan seksi versi umum bagi laki-laki;)
 
 Jadi kita sepakat Mba Ning, kalau melihat yang seksi2 atau yang
 merangsang itu tidak termasuk dalam menjaga pandangan??
 
 Jika definisi Mba Ning bahwa menjaga pandangan adalah MELIHAT YANG
 TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat) jadi jika memandang yang  merangsang
 boleh saja?? sepanjang yang merangsang itu bukan bagian dari aurat??
 
 Mba Ning, dalam konteks Aurat ada di dalam Qs.20:121 bahwa adam dana
 hawa menutupi auratnya dgn daun...kira-kira bagaimana hawa menutupi
 auratnya jika aurat bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka
 dan telapak tangan??
 
 Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang budak
 adalah bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher, betis dan
 lengan tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi perbedaan
 batasan aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU
 KONSTRUK SOSIAL??
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Tri Budi Lestyaningsih
 \(Ning\) ninghdw@ wrote:
 
  
  
  Apa saya pernah bilang, bahwa menjaga pandangan artinya tidak boleh
  memandang sesuatu yang edun-edun atau sesuatu yang bikin terangsang?
  Mbak Chae terlalu jauh mentranslasinya. Menjaga pandangan menurut saya
  adalah = MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat). Masalah aurat itu
  edun-edun atau bikin terangsang, itu mah bisa berbeda antara satu
  orang dan lainnya. Bisa saja si A terangsang, dan si B tidak. Padahal
  yang dilihat ya itu-itu juga. Selama yang dilihat itu aurat, maka baik
  si A (terangsang) maupun si B(tidak terangsang) sama-sama HARAM
 hukumnya
  untuk melihat. Atau menurut mbak Chae/dik Aisha hukumnya jadi berbeda
  (untuk si A HARAM, dan untuk si B MUBAH)?
  
  Kedua, kayanya definisi aurat kita berbeda, mbak Chae. 
  
  Kalau menurut pemahaman saya, aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya,
  kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi bila ada yang terbuka di luar
  yang dua itu, akan saya katakan membuka aurat. 
  
  Menurut mbak Chae, apa sih aurat itu ? 
  
  Wass,
  -Ning
  
  
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
  [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com ] On Behalf Of Chae
  Sent: Friday, February 02, 2007 12:22 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
  
  Penjelasan Mba Aisyah lebih baik ...lebih jelas dan lebih
  tersusun/terperinci daripada penjelasan saya, terima kasih Mba
 Aisyah:))
  
  Saya hanya ingin menambahkan sedikit saja kepada Mba Ning mengenai
  masalah Menjaga pandangan dan masalah aurat.
  
  Pertama menjaga padangan tidak berkonotasi dengan tidak boleh
 memandang
  sesuatu yang edun-edun atau sesuatu yang bikin terangsang baik
  terangsang secara seksual atau terangsang yang lainya seperti materi,
  kecemburuan dll.
  
  Maksud dari menjaga pandangan adalah memanage atau
  mengatur/mengolah/mengusahakan agar apa yang kita pandang tidak
  menimbulkan effek negatif (mudharat) kepada diri kita.
  
  Dengan demikian setiap orang akan senantiasa belajar untuk bisa
  mengontrol dirinya, katanya sih bisa karena biasa..
  
  Kedua masalah aurat, apakah aurat ini selalu berkonotasi dengan ssuatu
  yang merangsang??
  
  Ada laki-laki yang terangsang melihat hidung, bibir dari seorang
 wanita
  bahkan ada banyaak laki-laki yang teransang lihat bulu ketiak cowo
  lainya...apakah semua termasuk aurat??
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Tri Budi Lestyaningsih
  \(Ning\) ninghdw@ wrote:
  
   
   Dik Aisha,
   
   Kalau dik Aisha mengira saya menganggap 

[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik ritajkt
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Masihkah kita memperdebatkan status budak dalam masa kini? 
 Diskriminasi spt ini sudah lama harus ditanggalkan.
 
 Koq status budak vs non budakmasih digunakan sbg referensi utk
 membahas issue masa kini?
 
 Wah wah ... kita hidup di abad keberapa Non 

Pak Dana,
kalo menurut saya, fakta budak beragama Islam yg dilarang memakai 
kerudung oleh Umar RA itu sangat relevan dengan diskusi kita karena 
fakta sejarah itu MEMATAHKAN klaim bahwa baju ala biarawati Khatolik
(yang hanya terlihat wajah dan tapak tangannya) itu adalah BUSANA 
MUSLIMAH (atau busana wajib bagi perempuan Islam). 


salam,
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt ritajkt@ wrote:
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
  \(Ning\) ninghdw@ wrote:
  
   
   Serasa baca komik silat aja lho, membaca tulisan mas Sabri ini.
   Terimakasih atas sanjungannya, mas.
   
   Kalau aurat itu tidak universal seperti kata mas Sabri dan 
mbak 
  Chae,
   kenapa Rasulullah memerintahkan memakai kerudung ke dada 
kepada 
  para
   perempuan dahulu itu ? 
  
  
  Perempuan bangsawan kan yang dimaksud itu ya mbak? Bukan 
perempuan 
  budak kan? Kalo perempuan budak kan sama khalifah Umar malah 
disuruh 
  ngelepas penutup rambutnya supaya gak niru busana para 
bangsawati 
  itu? Walo pun si budak beragama Islam? cmiiw
  
   Bukankah pada waktu itu kebiasaan terbuka dada
   juga tidak apa-apa, dan dianggap sesuatu yang biasa dalam 
  masyarakat
   sekitar beliau? 
   
   Wass,
   -Ning
   -Original Message-
   From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of sir bats
   Sent: Monday, February 05, 2007 2:33 PM
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol 
Orang 
  Lain?
   
   Ning :
   Kedua, kayanya definisi aurat kita berbeda, mbak Chae. 
   Kalau menurut pemahaman saya, aurat perempuan adalah seluruh 
  tubuhnya,
   kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi bila ada yang terbuka 
di 
  luar
   yang dua itu, akan saya katakan membuka aurat.  
   Menurut mbak Chae, apa sih aurat itu ? 
   
   Chae :
   Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang 
budak 
  adalah
   bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher, betis dan 
lengan
   tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi perbedaan 
  batasan
   aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU 
KONSTRUK
   SOSIAL??
   
   sabri:
   saya tidak ingin menengahi diskusi dua Li-Hiap dari Gunung 
Pasir 
  dan
   Tanah Pasundan. Dua-duanya menunjukkan jurus-jurus indah, 
gerakan
   gemulai namun bertenaga; tebasan lembut tapi penuh ketajaman. 
  Kalimat
   demi kalimat mengalir tenang bagai sungai arak dalam surga. 
Thanks 
  for
   the beautiful reading. dan Amitaba.
   
   tapi bukan haram hukumnya untuk sedikit nimbrung. Diskusi 
tentang 
  aurat
   pernah cukup lama mewarnai milis ini dan seperti biasa acuan-
  acuannya
   sangat banyak dari mulai logika manthik ala imam Hanafi sampai 
  kitab
   fiqih klasik tulisan ulama besar.
   
   Ning Lihiap, seperti biasa menggunakan jurus kuat dari
   perguruan-perguruan terkemuka seperti bu tong pai atau kun lun 
pai;
   karena mbak Ning mengikuti arus main stream dan merasa aman 
  didalamnya;
   kalau Chae Lihiap memang dikenal ngeyel (pinjem istilah Bu 
Flora)
   berguru pada suhu2 dari hutan liar dan pegunungan kendeng; 
  membentuk
   wataknya sendiri.
   
   Menyenangkan dua pendekar perempuan mendiskusikan AURAT 
perempuan. 
  Fakta
   bahwa aurat budak dan aurat perempuan bebas berbeda, mungkin 
sangat
   mengejutkan, tapi juga tidak terlalu aneh; dalam ranah fiqih, 
para
   fuqaha diyakini memang mencoba memberikan jawaban kepada 
  permasalahan
   masyarakat pada masa itu di wilayah tertentu. Saya tidak ingin 
  mengutip
   bahasa arab yg bisa menimbulkan diskusi lebih panjang lagi. 
Tapi 
  asumsi
   simpel : Aurat adalah YG TIDAK BIASA TAMPAK  kata tidak 
biasa 
  sangat
   menyiratkan apa yg sekarang disebut kepantasan publik. Dengan 
  redaksi
   seperti ini, maka al-Qur'an menjadi KOMPATIBEL diterapkan di 
  wilayah
   manapun di dunia ini.
   
   Bagi suku dhani (contoh kesukaan saya) di lembah baliem; 
payudara
   perempuan adalah BIASA ditampakkan dan tidak perlu ditutupi. 
  Perempuan
   dhani bisa dengan tentram pergi ke pasar tanpa penutup dada dan
   payudaranya keleleran. Ternyata di pasar2 lelaki dhani tidak 
serta 
  merta
   sibuk mengamati yg keleleran itu tadi, para lelaki dengan 
tenang
   berdagang dan tidak terganggu dengan keleleran tsb. Andai 
perempuan
   dhani dengan penampilan sperti di lembah baliem dibawah ke 
stasiun 
  senen
   di jakarta, ditanggung bakal menjadi tontonan ramai atau 
ditangkep
   satpol PP DKI karena meresahkan masyarakat.
   
   Pemudi-pemudi Jakarta di bilangan jalan Thamrin atau sudirman, 
  dengan
   necis mengenakan blazer, celana panjang, rok 

[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik ritajkt
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rye Woo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wekekekekeke. Banjir... banjirr...banjir.. 
 auratnya ditutup dulu aja...

Ini maksute apa ya Pak Rye Woo?

   Mendingan Juragan2 WM yang ada di jakarta... berbagi untuk
  membantu para korban banjir hidup ini tak cukup hanya diskusi 
  tapi perlu aksi juga.. 

Kalo Anda mau nulis posting untuk kampanye menolong korban banjir, 
(bukan cuman jkt aja yg banjir euy!), silakan menulis judul baru dan 
tulis ajakannya dengan kata-kata yang baik juga lah, jd tidak dengan 
menghina/underestimate teman-teman yang sedang diskusi dong. Itu 
namanya nggak fair. Saya kira semua member WM jg tahu kok kalo hidup 
ini nggak butuh omongan doang dan perlu aksi.

 Ny Chae, Bu Mia, Tante Rita...cung sabri kalo bsmah and etclah 
 semuanya mari kita turun semua

Mari,
Tapi tolong dong, ngajaknya yang Islami dikit, nggak usah pakai 
merendahkan orang lain segala, oke bos? 

  
 SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Ning Lihiap,
 
 saya hanya kebetulan berada dalam track yang sama dengan chae 
Lihiap
 dalam soal aurat ini. Kalau larangannya berada pada hadits ; maka
 pembahasan juga akan makin luas, kita akan melihat 'azbabul nuzul-
nya'
 apakah itu fardhlu ZAMANI atau berlaku sepanjang jaman untuk semua
 golongan.
 
 karena TIDAK SEMUA hadits bisa dijadikan dasar hukum, banyak sekali
 kriterianya, dari segi kemutawatiran, mumet pokoknya. Mungkin para
 muhaditsun WM bisa memberikan pencerahan.
 
 salam




Re: [wanita-muslimah] Seminar Pembaruan Islam Dibanjiri Peserta

2007-02-05 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
wah, beraninya kok sama yang sudah meninggal ...
kalau berani, mending melontarkan ide pergerakan sendiri
kalau di pasar, sesama pedagang dilarang saling menjelekkan
kalau meninggikan mutu sendiri boleh, tapi menjelekkan barang orang itu gak fair

ayo mas Arcon, mbok hidayatullah dan DDII diajari blue ocean :)

wassalam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/5/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote:
 dear wikan,

  ini kan upaya suara hidayatullah dan DDII untuk mengangkat tokoh
  tokohnya biar jadi orang terpandang.  kalo udah punya reputasi, nulis
  dan ngobrol appun di mana mana tanggungl aku keras.  namanya juga
  marketing.  hargailah  usaha orang lain. :D  susah lho, carinama itu.
  kalau perlu fitnah orang lain sana sini. yg penting terkenal.  habis
  perkara.


[wanita-muslimah] IBRAHIM ISA - BERBAGI CERITA -- Kongko-Kongko Dng MICHAEL BODDEN

2007-02-05 Terurut Topik IBRAHIM ISA Alias BRAMIJN
IBRAHIM ISA  -   BERBAGI CERITA
Senin, 05 Januari 2007


Kongko-Kongko  Dng  MICHAEL BODDEN
, Associate Professor Indonesian Language and Literature, University
of Victoria, Canada.

BERKENALAN  Dng Prof. MICHAEL BODDEN LEWAT E-Mail Computer

***

Yang ditulis di bawah ini,  bisa juga dibilang semacam 'ode' , 
katakanlah, suatu nyanyian-pujian terhadap para pakar dan ilmuwan
informatika, serta terhadap kemajuan luarbiasa yang  mereka telah
capai di cabang ilmu informatika dan komunikasi..

Adalah lewat media computer ini, aku bisa berkenalan dengan  teman
baru, Prof. Michael Bodden. Orang Canada sekaligus (tadinya) orang
Amerika, yang mengajar bahasa dan sastra Indonesia di Universitas
Victoria, Canada. 

Pada suatu hari kudapati di ruang penerimaan e-mail computerku,
sepucuk surat elektronik. Pengirimnya adalah Prof. Michael Bodden itu.
 Aku tanya padanya dari mana ia dapat alamat e-mail aku.  Dari Gerry
van Klinken, katanya. Gerry van Klinken adalah warganegara Australia,
seorang pakar peneliti  di salah satu lembaga ilmu sosial di Belanda.
Gerry memang kenal padaku. Nah, inilah salah satu mu'jizat kemajuan
bidang ilmu computer, iformatika, sehingga seseorang, asal saja tahu
alamat e-mail-ku,  yang terbuka tanpa menggunakan nama samaran, bisa
berhubungan langsung. Di situlah, kalau pengirim e-mail bermaksud
hendak berkenalan, dan kita meyambut tangan-perahabatan  manus
amici, itu , ya dapatlah kita teman baru.

*   *   *

Memang betullah, kata orang, bahwa kemajuan teknologi dewasa ini, a.l
 di bidang komunikasi, dengan ditrapkan dan dimanfaatkannya semaksimal
mungkin kemajuan ilmu  computer,  termasuk internet dan segala macam
software yang sehubungan dengan informatika, ---  sungguh menakjubkan
adanya. Bayangkan:  -- Dulu bila hendak menulis, misalnya sebuah
artikel atau esay politik,  orang pertama-tama harus memiliki
bahan-bahan yang memadai. Kalau tidak punya sendiri, terpaksalah 
pergi ke bibliotik. Atau pinjam pada kawan yang punya. Membalik
halaman buku atau dokumen sendiri atau pinjaman itu, juga makan waktu
 cukup panjang.

Sekarang pada zaman semua-semua dikomputerisasi, segala sesuatu
bersangkutan dengan mencari bahan atau dokumen, tidak susah-susah
lagi. Pasang saja computer, masuk internet, klik 'google.com',
'Britanica', atau 'Wikipedia', mau cari apa saja pasti dapat. Bisa
juga coba  dicari di tempat lainnya. Banyak  'website'  yang memuat
data-data penting. Sesudah dibaca dan dipelajari bahan yang
diperlukan, kalau mau simpan,  bisa. Kalau tidak, sesudah digunakan
di-'delete' saja.

Begitu juga bila sudah tiba waktunya menulis. Ngetik teks bisa lebih
cepat. Kalau ada yang salah, segera bisa dikoreksi. Bisa diedit
kembali. Teserah saja mau diapakan, sang computer itu akan nurut saja.
Tentu yang digunakan sebaiknya computer yang mutakhir. Aku  dalam hal
ini  memang termasuk mujur, karena selalu ada orang yang memperhatikan
apakah softwareku untuk bekerja dengan computer itu yang paling baik.

*   *   *

Hanya sesudah kenal dengan Michael Bodden ini, baru diketahui banyak
kawan bahwa,  nun jauh disana, di Universitas Victoria, Canada, 
seorang ilmuwan asing memberikan pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
kepada para siswanya.  Terima kasih Michael!

Michael Bodden, kira-kira sudah tahu siapa aku ini, tetapi aku
samasekali tidak tahu siapa gerangan Michael Bodden. Langsung saja
kutanyakan. Silakan Anda menjelaskan, menginformasikan Anda itu siapa,
tulisku kepadanya.

Suatu ketika pernah ada orang yang kirim e-mail padaku, menanggapi
artikelku, bahkan memberikan kritik yang bagus. Aku tanya, siapa
gerangan dia. Tidak dijawab. Ingin anonim terus rupanya. Tidak ada
maksud lainnya. Cuma tidak mau dikenal siapa aslinya. Ya, pendirian
ini harus dihormati. Lain dari orang yang menggunakan macam-macam nama
samaran dengan maksud tersembunyi yang tak sehat. Tapi kawan baruku
ini, Michael Bodden, tidak demikian. 

Michael Bodden memperkenalkan dirinya kepadaku. Bahasanya baik sekali.
Jauh lebih baik dari banyak intelektuil dan elite 'kita' , yang tata
bahasanya seperti gado-gado. Lain halnya Jaap Erkelens,   sahabatku,
rekanku di Wertheim Foundation, yang duapuluh tahun lamnya bekerja di
Indonesia sebagai wakil KITLV,  bahasa Indonesianya sungguh baik.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Aku selalu angkat topi pada
orang asing yang menggunakan bahasaIndonesia yang baik dan benar. 

Ini  singkatan cerita Michael Bodden, dalam Bahasa Indonesia dia
sendiri, tanpa ada yang aku ubah, sbb:

'Saya lahir tahun 1956 di AS dan bersekolah-tinggi di University of
Winconsin. Saya selesai dengan PhD saya tahun 1993, dan mengajar di
University of Victoria, di pantai barat Kanada mulai 1992.

'Perjalanan pertamaku ke Indonesia tahun 1986 untuk mendalami Bahasa
Indonesia. Menetap satu tahun di Yogyakarta 19887-88 dan belajar di
Gajah Mada, jurusan Sastra Indonesia, tetapi lebih sering mengunjungi
teman-teman  dari sebuah kelompok teater yang 

Re: [wanita-muslimah] Seminar Pembaruan Islam Dibanjiri Peserta

2007-02-05 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Sebabnya ialah Nurcholis ditokohkan oleh Jaringan Islam Liberal sebagai icon
pembaruan Islam. Dan para pembicara itu semuanya berasal dari Pesantren
Gontor, di mana Nurcholis sebelumnya ke Amrik (Chicago), ia menimba ilmu
ke-Islaman. Seminar itu sifatnya terbuka, undangan disampaikan kepada umum,
siapa saja boleh datang.
Fyi, saya reposting dari file lama Seri 100 di bawah.
HMNA

**

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
100. Tradisi Keilmuan Ummat Islam

Sebenarnya saya ingin sekali turut berpartisipasi dalam seminar yang
berlangsung di auditorium Aljibra UMI Kampus Baru, Selasa 12 Oktober 1993,
utamnya ingin sekali bertatap-muka lagi dengan Nurcholis Majid. Sayang
sekali keinginan itu tidak terlaksana, karena waktunya berimpit dengan
kegiatan akademik, yaitu ujian meja mahasiswa. Yang sempat saya berpapasan
adalah dengan kendaraan pemakalah Prof. Mattulada memakai songkok, suatu
penampilan yang agak langka baginya, yang dalam penampilan keseharian
biasanya tidak berpeci. Demikian pula perihal kendaraan yang dikendarai oleh
sahabat lama saya ini sejak di Sihan Gakko di Nengo dahulu, sayang untuk
tidak direkam dalam media cetak. Kendaraan itu tersesat di lapangan parker
sebelah Barat. Itu adalah peristiwa langka, tersesat dalam Kampus Baru UMI
yang relatif kecil itu pada waktu menuju ke auditorium Aljibra di pinggir
lapangan parker Timur.

Terakhir sekali saya bertatap muka secara langsung dengan Nurcholis Majid
dalam permulaan tahun 70-han di Perpustakaan Umum Makassar yang gedungnya
sudah dibongkar disulap menjadi hotel di Jalan Kajao (DR) Laliddo, dalam
majelis yang sangat terbatas, hanya berjumlah 5 orang: Nurcholis Majid,
M.Quraisy Syihab (sekarang Rektor Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah,
tempat Nurcholis Majid menjadi dosen), A.Rahman Rahim (sekarang Koordinator
Kopertis, mantan Atase Kebudayaan di Arab Saudi), Halide (sekarang Atase
Kebudayaan di Arab Saudi) dan saya sendiri. Yang dibicarakan dalam majelis
terbatas itu adalah gagasan sekularisasi Nurcholis yang menghebohkan itu.

Sekularisasi Nurcholis Majid menyimpang dari pemahaman yang dianggap mapan,
namun Nurcholis pandai berkelit dengan senjata pamungkas: bukan begitu
maksud saya. Sekularisasi bukanlah sekularisme, demikian kelit Nurcholis
Majid. Tidak ada kesimpulan yang disepakati dalam perbincangan itu, oleh
karena saya tetap bertahan, bahwa menduniakan yang dianggap sakral
(sekularisasi) dengan pemisahan dunia dengan akhirat (sekularisme), keduanya
berasal dari sumber yang sama: Geeft dan den Keizer wat des Keizers is, en
Gode wat Gods is (Marcus 12:17), berikanlah kepada Kaisar yang milik
Kaisar, dan berikanlah kepada Tuhan apa yang miliknya Tuhan. Dari Marcus
(12:17) ini diturunkanlah paradigma sekularisme yang terkenal dalam
sejarahnya orang barat: Scheiding tussen staat en kerk, pemisahan atau
dikhotomi antara negara dengan gereja. Jadi sekularisasi pada hakekatnya
tidak lain dari ungkapan pelembut (euphemism) dari sekularisme.

Maka apa yang dapat saya peroleh yang saya anggap menarik dibicarakan dalam
kolom ini hanya berasal dari sumber informasi sekunder, melalui media cetak.
Ketika Nurcholis Majid berada di Iran ia mengagumi keadaan para Mullah di
negeri itu, oleh karena tradisi keilmuan di negeri itu sudah lama terbentuk.
Menurut Nurcholis dalam dialog terasa nampak sekali perbedaan yang menyolok
antara Ahlussunnah dengan Syi'ah, tetapi tidak menimbulkan ketegangan.
Sebabnya ialah para Mullah itu walaupun menghadapi perbedaan paham, mereka
tetap menghargai pendapat orang lain. Sikap keterbukaan menghargai paham
orang lain adalah akibat para ulama Syi'ah itu memiliki perlengkapan ilmiyah
yang bagus, produk tradisi keilmuan yang telah lama terbentuk itu. Nurcholis
menganjurkan agar ummat Islam di Indonesia yang Ahlussunnah ini harus
mempersiapkan perlengkapan keilmuan yang bagus agar dapat maju dalam
pemikiran yang kontemporer.

Pada waktu kecil saya banyak mendengar ucapan yang negatif tentang Syi'ah.
Namun dalam hati kecil saya kurang senang mendengarkannya, karena tidak
sesuai dengan Pau-Pauanna Bagenda Ali, Hikayat Baginda Ali, yang
diperdengarkan dengan gaya sinrili', dalam arti lagu dan irama, namun tanpa
kesokkeso', dihikayatkan oleh  penghikayat dalam sikap terlentang menengadah
berbantalkan kedua telapak tangan, dengan lengan yang dilipat di belakang.
Adapun yang saya kurang senangi, yang tidak seirama dengan Pau-Pauanna
Bagenda Ali itu, utamanya dua hal yang berikut: Pertama dikatakan bahwa Al
Qurannya Syi'ah 31 juz, yang kedua bahwa Jibril salah alamat, mestinya
risalah kenabian itu ditujukan pada Ali, tetapi yang menadahnya adalah
Muhammad. Setelah saya dewasa dan membaca Mahabharata versi Walmiki, saya
melihat bahwa sumber inforamasi salah alamat itu berasal dari utusan dewa
yang salah memberikan senjata pamungkas. Mestinya dialamatkan kepada
Harjuna, tahu-tahu utusan itu memberikannya kepada Karna. Jadi 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-05 Terurut Topik jano ko
DP berkata =
  Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
abad yg lalu.
   
  =
  Jano-ko
   
  Mau bertanya aja, yang dimaksud you dengan mandeknya perkembangan Islam itu 
yang bagaimana ? gue engga mudheng nich, soale di Canada juga ada Islam, di 
Amerika juga ada Islam, di Inggris juga ada Islam, di Perancis juga ada Islam, 
di Belanda juga ada Islam, yang mandeg itu apanya dan mandegnya itu dimana 
?, jangan-jangan DP ini memandang Islam itu sama dengan Arab ?!
   
  DP berkata begitu and begini, sekarang jano-ko ingin mendengarkan 
   
  salam.


Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bung Chodjim,

Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg
saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman
tanpa adanya proses updating yg formal.

Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
karena harus dapat terus berkembang.

Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
abad yg lalu.

Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya
ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak
jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi
marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?

Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya
mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari
Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah
dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan
tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
bertanya: dimana missing linknya?

Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt
bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg
menurut bung Chodjim paling optimal.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mas Dana,
 
 Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal
ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap
manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan
pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak
apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu,
bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te
Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang
Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam.
 
 Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan
para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri,
yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya.
 
 Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas
Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam.
 
 Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata.
Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS
42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya,
kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di
dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang
digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan
bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya
manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53).
 
 Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima
wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran
oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku
beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran
belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi
logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. 
 
 Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat?
Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang ada di alam semesta
maupun yang ada di dalam Kitab Alquran Mushhaf Utsmani. Kita memohon
petunjuk kepada Dia agar pembacaan kita terhadap segala sesuatunya
berada di dalam track yang benar! Kita berlindung kepada Dia dalam
membaca Alquran tersebut agar kita dijauhkan dari gangguan setan terkutuk.
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
 - Original Message - 
 From: Dana Pamilih 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Friday, February 02, 2007 4:18 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
 
 Salam kembali,
 
 Ada rantai putus logika di sini. Mengapa Al-Qur'an itu harus final
 tidak boleh ditambah dan dikurangi padahal Allah Maha Hidup dan
 manusia terus berkembang? 
 
 Menyatakan Al-Qur'an sebagai final maka berarti isinya kalimatuLlah yg
 diucapkanNya sejak RasuluLlah diangkat sampai dikodifikasikan ayat2
 suci tsb; artinya ada pembatasan lokal dan temporal.
 
 Apa alasannya bahwa Tuhan tidak lagi berusaha 

Re: [wanita-muslimah] Seminar Pembaruan Islam Dibanjiri Peserta

2007-02-05 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Wikan Danar Sunindyo mencibir:
 wah, beraninya kok sama yang sudah meninggal ...kalau berani, mending
melontarkan ide pergerakan sendiri kalau di pasar, sesama pedagang dilarang
saling menjelekkan kalau meninggikan mutu sendiri boleh, tapi menjelekkan
barang orang itu gak fair

HMNA yang menyeimbangkan informasi:
Gayung bersambut, kata berjawab !
Ach ente saja yang kurang mendapatkan informasi. Pernah sekali ditantang
Daud Rasyid, terjadi debat terbuka Nurcholis vs Daudu Rasyid di TIM, namun
tantangan dari MMI Nurcholis sudah merasa kecut, cuma mengirim wakilnya.
Ini saya posting:

**

- Original Message - 
From: ~Cahaya BINTANG~ [EMAIL PROTECTED]
To: sabili [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, January 22, 2004 07:47
Subject: Re: [Sabili] Re: Debat Paramadina dan MMI

CAK NUR K.O?

Memang patut dikasihani orang-orang seperti Nurkholis Madjid itu. Sudah
digembar-gembor sebagai Pembawa Gerbong Pembaharuan Islam di Indonesia, tapi
malah keok di tengah jalan oleh Ustaz Daud Rasyid, MA yang saat itu belum
bergelar Doktor. Debat terbuka di TIM itu bukan hanya memalukan dirinya
sebagai pendekar pembaruan tapi juga ternyata berdampak buruk bagi
kepercayaan beberapa kalangan yang menyebutkan bahwa ilmunya masih di level
bawah Daud Rasyid. Duh kaciaan

Tapi bila kita mendengarkan ceramahnya, tentu tidak sehebat
tulisan-tulisannya. Ketika saya mendengarkan dia ceramah langsung, nampak
tak ada yang istimewa. Tak ada hal yang baru. Barangkali karena ceramah
menuntut hapalan lebih banyak ketimbang menulis buku yang bisa mengambil
referensi sebanyak mungkin dari berbagai sumber. Perhatikan saja kalau Cak
Nur menjawab masalah keagamaan, biasa-biasa saja. Tapi bandingkan dengan
Daud Rasyid, kita akan temukan dalil-dalil Al-Quran dan Hadis serta statemen
ulama fiqih yang ia hapal betul. Barangkali karena Daud Rasyid berada di
jalur Syariah ketika belajar di Cairo University. Sedangkan Nurkholis di
bidang Filsafat. Gaya bicaranyapun lepas dan tegas, berbeda dengan Cak Nur
yang plintat-plintut.

Saya kira tak perlu ada dikotomi Timur-Barat, karena ilmu bisa didapat
darimana saja.
Tapi yang saya heran, mengapa kedua bidang itu didudukkan seproporsional
mungkin. Biarlah Cak Nur bicara saja Filsafat, tak usah membawa-bawa agama.
Dan Pak DR Daud Rasyid biarlah bicara hukum agama, tak perlu berfilsafat.
Memahami agama setengah-setengah seperti Cak Nur, akibatnya seperti itu.
Gila tidak, waraspun tidak. Dia bicara masalah pluralisme atau mengklaim
semua agama sama di mata Tuhan, sementara menghadapi anak perempuannya
sendiri yang kawin dengan Yahudi, dia menangis meraung-raung.

Saya kira tak perlu diperpanjang masalah keoknya Nurkholis Madjid menghadapi
Majelis Mujahidin. Pengalaman pahit berdebat dengan Daud Rasyid dengan
kekalahan telak, membuatnya trauma menghadapi dialog keagamaan seperti itu.
Bagaimana Cak Nur bisa menghadapi MMI, sementara ketika ditanya apa arti
jilbab saja dia tidak bisa menjawab?

Jadi penolakan Cak Nur menghadapi debat publik itu bukan karena tidak
perlu, melainkan tidak siap, tidak mampu atau takut menanggung malu.

Tapi sudah ada penggantinya yaitu Zuhairi Misrawi. Mungkin semua orang sudah
pada tahu kalau dia seorang keluaran S1. Tapi bagi saya, seandainya Zuhairi
Misrawi tidak sholat bukan berarti dia tidak mampu berbuat benar. Karena
ternyata banyak yang berbuat jahat padahal di waktu bersamaan dia juga
melakukan sholat. Seandainya Zuhairi tidak sholat dan tidak juga berbuat
benar, alangkah malangnya. Tugas kita adalah mendoakannya agar kembali ke
jalan yang benar, agar semua karyanya bukan hanya mengajak orang untuk
berbuat benar, tapi juga benar-benar sudah ia lakukan dengan benar.

Setuju? Benar apa benar?

Zainun Kamal? Wah, ini orang mana. Gak tahu saya. Mungkin dari antah
berantah. No comment ah.

Kalau pihak Paramadina menjawab debat dengan plintat-plintut dan tidak
berdasarkan substansi, ya memang itu manuver mereka.

[Religiusta]
===

- Original Message -
From: Wahyudho SP [EMAIL PROTECTED]
To: Eramuslim (E-mail) [EMAIL PROTECTED]; Sabili (E-mail)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 20, 2004 9:45 AM
Subject: [Sabili] Re: Debat Paramadina dan MMI


Ini adalah hasil debat MMI dan pihak Paramadina yang ditulis versi MMI ada
yang punya catatan dari pihak Paramadina???
--_

Debat publik menyoal buku Fikih Lintas Agama susunan tim penulis
Paramadina yang diterbitkan bersama the Asia Foundation (2004) benar-benar
terjadi. Debat itu berlangsung di Universitas Islam Negeri Ciputat (15/1/04)
selama 3 jam, antara aktivis Majelis Mujahidin (MM) yakni Drs. Mohammad
Thalib dan Halawi Makmun, Lc. melawan dua orang wakil tim penulis, yaitu Dr.
Zainun Kamal dan Zuhairi Misrwai, Lc. Sayang sekali, Prof. Nurcholish Madjid
tidak bisa hadir dengan alasan dia merasa tidak perlu karena bisa diwakili
yang lain; sebuah alasan yang sangat arogan dan 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-05 Terurut Topik Dana Pamilih
Islam sebagai way of life itu saya lihat mandeg karena sebagian besar
rakyat negara2 anggota OIC itu berada di bawah garis kemiskinan.

Berkembangnya Islam dinegara2 Barat itu akibat diakomodasikan dan
dilindungi oleh pemerintah sekuler yg berasas HAM.  Jadi lebih
mencerminkan keberhasilan sistem sekular ketimbang Islam itu sendiri,
karena buktinya kalau di negara2 Islam kebanyakan rakyat hidup dibawah
operasi kediktatoran.  Dan dalam negara2 sekuler ini bukan cuma Islam
yg berkembang baik, agama2 lain juga.

Selain itu juga tidak ada universitas Islam yg mencetak pemenang
hadiah Nobel yg menunjukkan tidak adanya gebrakan penemuan pengetahuan
baru yg dihasilkan oleh peradaban Islam.  Wah banyak lagi kalau
disebut satu persatu.

Sudah matikah Islam, jelas tidak. Berkembang majukah Islam, jelas
tidak juga.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 DP berkata =
   Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
 finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
 abad yg lalu.

   =
   Jano-ko

   Mau bertanya aja, yang dimaksud you dengan mandeknya perkembangan
Islam itu yang bagaimana ? gue engga mudheng nich, soale di Canada
juga ada Islam, di Amerika juga ada Islam, di Inggris juga ada Islam,
di Perancis juga ada Islam, di Belanda juga ada Islam, yang mandeg
itu apanya dan mandegnya itu dimana ?, jangan-jangan DP ini memandang
Islam itu sama dengan Arab ?!

   DP berkata begitu and begini, sekarang jano-ko ingin mendengarkan 

   salam.
 
 
 Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Bung Chodjim,
 
 Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg
 saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman
 tanpa adanya proses updating yg formal.
 
 Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
 karena harus dapat terus berkembang.
 
 Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
 finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
 abad yg lalu.
 
 Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
 mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya
 ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak
 jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi
 marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?
 
 Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya
 mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari
 Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah
 dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan
 tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
 bertanya: dimana missing linknya?
 
 Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt
 bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg
 menurut bung Chodjim paling optimal.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@
 wrote:
 
  Mas Dana,
  
  Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal
 ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap
 manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan
 pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak
 apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu,
 bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te
 Ching bagi yang Taoisme, Adigrant bagi yang Sikh, Old Bible bagi yang
 Yahudi, Bible bagi yang Kristiani, dan tentunya Alquran bagi yang Islam.
  
  Hanya yang agnostik saja yang tidak menerima kitab suci. Sedangkan
 para penganut teosofi dan komunis saja punya kitab sucinya sendiri,
 yaitu yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokohnya.
  
  Jadi, jika kita harus jujur, tentunya dalam hal ini termasuk Mas
 Dana, Alquran adalah final karena Anda mengaku memeluk Agama Islam.
  
  Nah, Mas Dana harus bisa membedakan antara Alquran dan wahyu semata.
 Alquran sudah final! Namun, diinformasikan juga dalam Alquran (QS
 42:51), Tuhan tak pernah mengakhiri wahyu-Nya kepada manusia. Makanya,
 kita diberi tuntunan untuk berdoa kepada-Nya, termasuk doa yang ada di
 dalam Alfatihah ihdinaa al-shiraatah al-mustaqiim. Nah, bahasa yang
 digunakan Allah untuk berbicara dengan manusia adalah wahyu, bukan
 bahasa suara atau kata-kata. Dengan bahasa wahyu itulah akhirnya
 manusia menyadari bahwa Alquran itu benar (QS 41:53).
  
  Sekali lagi, bedakan antara Alquran dan wahyu. Lebah menerima
 wahyu (QS 16:68), tapi tak menerima Alquran. Manusia diberi Alquran
 oleh Tuhan --tentunya bagi yang mau menerima, dan bagi yang mengaku
 beragama Islam pasti wajib menerimanya. Jika kita beranggapan Alquran
 belum final, berarti kita termasuk orang yang ragu, dan konsekuensi
 logisnya bukanlah orang yang beragama Islam. 
  
  Lalu, apa tugas kita yang paling pokok dalam memajukan umat?
 Tentunya rajin membaca ayat-ayatNya baik yang 

[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Dana Pamilih
Apakah memang keislaman itu harus ditunjukkan dengan ciri2 lahiriah
belaka?

Tapi yg lebih mendasar ialah apakah pembedaan status budak dan
non-budak itu masih berlaku di jaman sekarang menurut agama Islam? 
Dengan mengakui adanya status budak berarti tidak ada pengakuan bahwa
semua manusia sederajat. Ini bertentangan dg Islam sendiri apalagi DUHAM.

Kecuali jika kita bilang bahwa di abad ke 7 masih ada perbudakan dan
kalau dilihat dari ayat2 lainnya pembebasan seseorang dari status
budak sangat disukai Allah.

Artinya pembedaan status budak vs bukan budak itu cuma insidental
secara historis bukan paradigma Islam yg universal.

Sehingga tidak dapat digunakan utk membenarkan atau menyalahkan suatu
tafsir masa kini.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih 
 dana.pamilih@ wrote:
 
  Masihkah kita memperdebatkan status budak dalam masa kini? 
  Diskriminasi spt ini sudah lama harus ditanggalkan.
  
  Koq status budak vs non budakmasih digunakan sbg referensi utk
  membahas issue masa kini?
  
  Wah wah ... kita hidup di abad keberapa Non 
 
 Pak Dana,
 kalo menurut saya, fakta budak beragama Islam yg dilarang memakai 
 kerudung oleh Umar RA itu sangat relevan dengan diskusi kita karena 
 fakta sejarah itu MEMATAHKAN klaim bahwa baju ala biarawati Khatolik
 (yang hanya terlihat wajah dan tapak tangannya) itu adalah BUSANA 
 MUSLIMAH (atau busana wajib bagi perempuan Islam). 
 
 
 salam,
  




[wanita-muslimah] Fw: [banglarnari] Egypt's Grand Mufti says women can lead modern Islamic nations

2007-02-05 Terurut Topik Kartono Mohamad
 
 
---Original Message---
 

From: Mohammad Basirul Haq Sinha 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Cc: [EMAIL PROTECTED] ; american realwideminds 
Sent: Sunday, February 04, 2007 10:18 PM
Subject: [banglarnari] Egypt’s Grand Mufti says women can lead modern
Islamic nations

.


-
Egypt’s Grand Mufti says women can lead modern Islamic nations

In a landmark religious decision, the Grand Mufti of Egypt, Dr. Ali Gomaa,
has upheld a fatwa (religious opinion) he issued a year ago stating that,
according to Islamic law, women in contemporary Islamic societies have the
right to become heads of state and lead nations based upon the legal
reasoning of Imam Al-Tabari allowing women to serve in political positions
as well as judges. 
The Grand Mufti, who is the highest ranking Islamic jurist in Egypt and one
of the Muslim world’s most influential scholars, reiterated his position in
response to reports published in the Egyptian and international press
falsely claiming he issued a fatwa barring women from becoming heads of
modern states. According to sources at Dar Al Iftah, Egypt’s supreme council
responsible for issuing authoritative religious opinion, which is led by the
Grand Mufti, the fatwa cited in the news reports referred to the historical
role of the Caliph, a position that has not existed since the fall of the
Ottoman Empire and dissolution of the Caliphate in 1924. 


Historically, traditional jurists ruled that a woman cannot fulfill the role
of Caliph, but it is clear from the legal reasoning of the fatwa in question
(Dar al-Ifta Fatwa # 4335, 2/26/2006) that this ruling does not refer to the
head of a modern state. The fatwa states that a woman cannot be a Caliph
since one of the roles of that office is to lead the believers in prayer,
which is a function fulfilled by men, according to the agreed upon position
in traditional Islamic jurisprudence. 

“This ruling does not refer to the head of a modern state,” Gomaa said, “but
to the traditional role of Caliph as both secular head of state and Imam of
the Muslims. Nation-states in the 21st century Islamic world are nationalist
entities created during the 20th century. The head of state in a
contemporary Muslim society, whether a president, prime minister or king, is
no longer required or expected to lead Muslims in prayer. Therefore, it is
permissible for women to hold the highest office in modern Muslim nations.” 

The Grand Mufti added that he has been on record with this opinion for many
years and admonished reporters for not checking their facts more thoroughly.
“This is the position that I have always held,” he said, “which has been
clearly stated in books I have written and lectures I have delivered. I
would advise the press to be more responsible in researching their subjects
thoroughly before publishing misleading stories, especially in these
turbulent times.” 

The Grand Mufti acknowledged that other religious scholars could issue
opinions contrary to his Fatwa but made it clear that they these rulings
would have to be based upon the ancient and traditional understanding of the
political leader as the religious head of the Caliphate, not the leader of a
modern political state.

“In my view, Islam extends equal political and social rights to both men and
women. This is my opinion and belief, which is based upon thirty years of
intensive study of Islamic law and research into the issue,” Gomaa said. 

URL-http://albawaba.com/en/news/209210

© 2007 Al Bawaba (www.albawaba.com)

. 
 
 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab

2007-02-05 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
==
Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi
==

RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab:
Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu.
Jawab Zainab:
Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di
antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin
menikah dengannya.

Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat:
Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi
perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu
ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan
barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang
nyata. (Al Ahzab 33:36)

Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid
akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati
Zainab:
Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku,
maka akupun tak kuasa menolaknya.

Waktu terus bergulir, namun kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa
pernah tumbuh berkembang. Zaid mengungkapkan situasi rumah tangganya kepada
Rasulullah SAW, namun beliau menjawab,
Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah.

Dan tatkala saat Zaid kembali mengemukakan masalah rumah tangganya tsb
kepada Nabi SAW, kembali beliau menjawab:
Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah.

Tak lama kemudian turunlah ayat:
Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah
telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat
kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah
kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa
yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan
mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala
Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami
kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk
menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah
menceraikannya. (Al Ahzab 33:37)
-
(*)
Yang dimaksud Nabi SAW takut kepada manusia, yaitu komunitas musyrik dan
munafiq akan memanfaatkannya untuk membunuh karakter Nabi SAW dengan menebar
opini, berupa isu fitnah. Dan memang kenyataannya hal itu menjadikan salah
satu isu fitnah komunitas musyrik untuk membunuh karakter Nabi SAW:
Muhammad telah menikahi janda anak angkatnya. Isu konyol ini juga telah
disebar luaskan oleh para orientalis kristian dan para kristian yang
membenci Islam dan Kaum Muslimin (termasuk Sato Sakaki di milis ini).

Jadi sama sekali bukan teguran dari Allah SWT karena Nabi SAW tidak
memahami maksud ayat (33:37)

Fyi, ayat (33:37) menceritakan proses ajaran Islam mendobrak tradisi Arab
jahiliyah dalam hal mengadopsi anak yang dianggap anak sendiri, di mana
sebelumnya turun ayat (33:37) bahkan sebelum masa kenabian, Zaid yang bekas
budaknya Muhammad bin Abdullah mengadopsi Zaid sebagai anak beliau, maka
nama Zaid adalah Zaid bin Muhammad, yang kemudian beralih nama menjadi Zaid
bin Haritsah setelah turun ayat (33:37)

Wassalam,
HMNA


- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Monday, February 05, 2007 17:35
Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab


 Abah,

 dalam kasus Zaid dalam Qs.33:37, Nabi di tegur atau dikoreksi karena
 tidak memahami atau salah dalam memahami wahyu yang diturunkan.
 Kemudian ada juga ketika Nabi diminta untuk re-check kebenaran
 Al-Qur'an pada para ulama Yahudi.

 Kalau menurut saya Abah ada peran aktif dari Nabi Muhammad saw dalam
 hal menyampaikan wahyu dan mengaplikasikanya dalam kehidupan masyrakat
 arab.


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Menafsirkan itu dilatar belakangi oleh upaya untuk memahami yang
  ditafsirkan. Nabi Muhammad SAW tidak perlu menafsirkan wahyu baik yang
  verbal maupun yang non-verbal, karena Allah sudah menanamkan dalam
 diri Nabi
  SAW makna wahyu yang diturunkan, sesuai ayat:
  Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu (untuk memahamkan dan menghafal)
  dengannya. (S. Al Furqan, 25:32). Sebagai bahan komparasi: Einstein
 tidak
  pernah menafsirkan: The Special and The General Theory of
 Relativity, wong
  itu teorinya sendiri kok. Yang menasfirkan teori Relativitas itu
 orang lain.
  Wassalam,
  HMNA
 
  - Original Message - 
  From: Chae [EMAIL PROTECTED]
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Thursday, February 01, 2007 20:14
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh
 budaya arab
 
 
   Abah,
  
   Terima kasih atas informasinya;)
  
   Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai
   keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah
   penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai
   manusia??
  
   --- In 

Re: [wanita-muslimah] Re: Suami Tebar Pesona, Istri PM Itali Marah - Bencana alam.

2007-02-05 Terurut Topik jano ko
Jeng Rita berkata :
  tp apa hubungannya ya kakangmas Janoko kok mem-posting Indonesia yang sarat 
bencana pada posting saya yang mengisahkan suami yang mendzolimi 
istri itu? 
   
  =
   
  Jano-ko =
   
  Gini jeng, sebenarnya sudah beberapa saat ini jano-ko membayangkan Aa Gym, 
koq sudah lama jano-ko enggak melihat lagi kiprah Aa Gym di TV, ada apa 
gerangan ?, members dari WM ( yang resmi ) ini kan ada 2472, itu yang resmi 
lho, sedangkan yang tidak resmi mungkin bisa 10 kali lipatnya.
  Nah ini kan ladang yang uaasyik banget untuk mencari pahala, ibarat MLM dalam 
dunia bisnis, begitu pula diWM ini kan merupakan ladang untuk mencari pahala. 
Urip kuwi meng mampir ngombe, istilahnya orang jowo
  jadi sangat eman-eman dech kalau kita menyia-nyiakan waktu kita hanya untuk 
hore-hore, lebih baik jadikan  TIME is pahala   :),,,TIP.
   
  Tidak ada salahnya tho kalau jano-ko mengambil sedikit saja porsinya dari Aa 
Gym untuk sekedar mengingatkan insan-insan yang memang wajib untuk diingatkan 
sambil mengingatkan diri sendiri, ibarat mata pisau, kalau tidak pernah 
diasah kan jadi karaten :), and jangan lupa lho jeng, anggauta WM ini kan 
tidak hanya dari Islam ( muslim and muslimah ) saja, tapi gadho-gadho, ada yang 
agnostic tapi juga ada lho simpatisan dari mari... and ada juga insan-insan 
yang kaya gitu
  Nah pasti jeng Rita sudah mudheng tho sekarang ?
   
  
   
  Sedikit bicara tentang agnostic
   
  Agnostic =
   
  One who believes that it is impossible to know whether there is a God.
  One who is skeptical about the existence of God but does not profess true 
atheism
  a person who doubts truth of religion
   
   
  Robert G. Ingersoll berkata :
  Is there a God? I do not know. Is man immortal? I do not know. One thing I do 
know, and that is, that neither hope, nor fear, belief, nor denial, can change 
the fact. It is as it is, and it will be as it must be.
  
-
   
  Sedikit bicara masalah Swedia, jeng Rita harus banyak bergaul dengan 
teman-teman kita yang dari Swedia tersebut, jangan hanya menurut berita 
katanya atau hanya membaca buku saja :) , teman-teman kita dari Swedia itu 
perlu kita sayangi, terutamanya femalenya,..perlu kita kenalkan dengan 
indahnya Islam.  
   
  Wes gitu dulu
   
  Salam.
   
   
   
  


ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote:
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Jeng Rita berkata :
 
 Jadi, tolong betulkan kalau saya salah, menurut kakangmas, saya 
 melecehkan firman Allah karena mengkritisi keikhlasan istri Aa 
Gym 
 pada poligami suaminya? Dan oleh karena itu Indonesia bertubi-
tubi 
 kena bencana? Karena oknum seperti saya? Are you sure..:-))
 
 =
 
 Jano-ko :
 
 Jangan GR dulu dong jeng.jano-ko yakin banget kalau jeng Rita 
itu wanita muslimah mukmin yang ngetop dan baik hati mosok jeng Rita 
melecehkan ulama ? :)
 
 salam.

amien, amien, 
maturnuhun atas the high expectation-nya kakangmas..:-))
Lha, lalu, maafkan atas ketidak-mudengan saya nih, tp apa 
hubungannya ya kakangmas Janoko kok mem-posting Indonesia yang sarat 
bencana pada posting saya yang mengisahkan suami yang mendzolimi 
istri itu? 

suwun,

ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote: --- 
In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote:
 
  Rita berkata :
  
  Ngebaca berita 'dramatik' Bu Vero dan Pak Silvio itu saya 
ngakak 
  sih, tapi kagum juga. Soale langsung kebayang tuh adegan lama 
Teh 
  Ninih yang berdiri dengan senyum terpaksa di samping Aa Gym, 
 bicara 
  soal pasrah dan ahli surga untuk membenarkan poligami 
 suaminya 
  pada publik.
  
  
  
  Jano-ko
  
  Kita juga harus bertanya kepada diri kita masing-masing, kenapa 
di 
 Indonesia bencana terjadi dimana-mana, apakah karena banyak oknum 
di 
 Indonesia yang melecehkan para ulama dan melecehkan firman-firman 
 Allah SWT yang sudah jelas-jelas kita imani bersama ? atau 
 bagaimana ?
  
  Pertanyaannya adalah siapa yang harus bertanggung jawab 
terhadap 
 bencana alam yang terjadi dimana-mana tersebut ?
  
  Yukkk kita berfikir.
 
 Sedappp...kakangmas Sutiyoso Wijano_ko sudah turun gunung memberi 
 saya pencerahan, maturnuwun kakangmas tersayang..:-))
 
 Jadi, tolong betulkan kalau saya salah, menurut kakangmas, saya 
 melecehkan firman Allah karena mengkritisi keikhlasan istri Aa 
Gym 
 pada poligami suaminya? Dan oleh karena itu Indonesia bertubi-
tubi 
 kena bencana? Karena oknum seperti saya? Are you sure..:-))
 
 Hmmm...Kakang membuat saya berpikir keras (gile, hla dituding 
 sebagai penyebab banjir ini kan dahsyat Bo!), lalu teringatlah 
pada 
 sobat saya di Swedia sana, yang sama sekali nggak percaya Gusti 
 Allah, apalagi kenabian Muhammad dan Quran. Dia ini, kalo dalam 
 definisi kakang tsb, tentunya jelas-jelas melecehkan firman Allah 
 dong ya? Tapi, yang namanya swedia itu ndak pernah perang or ada 
 teror-teroran, salah satu negara paling makmur, dan juarang 
banget 
 ada bencana 

[wanita-muslimah] BUDAK (Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?)

2007-02-05 Terurut Topik ritajkt
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apakah memang keislaman itu harus ditunjukkan dengan ciri2 lahiriah
 belaka?
 Tapi yg lebih mendasar ialah apakah pembedaan status budak dan
 non-budak itu masih berlaku di jaman sekarang menurut agama Islam? 
 Dengan mengakui adanya status budak berarti tidak ada pengakuan 
 bahwa
 semua manusia sederajat. Ini bertentangan dg Islam sendiri apalagi 
DUHAM.
 Kecuali jika kita bilang bahwa di abad ke 7 masih ada perbudakan 
dan
 kalau dilihat dari ayat2 lainnya pembebasan seseorang dari status
 budak sangat disukai Allah.
 
 Artinya pembedaan status budak vs bukan budak itu cuma insidental
 secara historis bukan paradigma Islam yg universal.
 
 Sehingga tidak dapat digunakan utk membenarkan atau menyalahkan 
suatu
 tafsir masa kini.

pak Dana, soal budak ini bisa jadi perdebatan panjang, tp sy kurang 
kompeten membahas hal ini (walau secara empiris sih di jmn sekarang, 
konon,juga banyak kok  budak -- yg belum merdeka walau hidp di 
negara merdeka, kerja rodi tiap hari tp suaranya tak ada yg 
mendengar:((). So, ini my last posting utk hal ini, sorry.

Tapi ada satu hal yg saya pahami, fakta perempuan budak  yang oleh 
Umar RA dilarang berbaju serba tertutup kecuali hanya wajah dan 
tangan seperti baju biarawati Khatolik itu (baju yang kini secara 
luas diklaim sebagai busana muslimah itu) walau si Budak beragama 
Islam, adalah fakta sejarah. 

Wanita pada masa itu hanya terdiri dari dua kelompok, kaum 
bangsawati (maafkan ke-ngeyel-an saya yg tidak berani menyebut 
perempuan merdeka, hla wong sampai sekarang wanita di Saudi jg nggak 
punya hak utk vote, KTP aja gak dikasih ya?..:)) dan kaum budak

Bahwa perbudakan ada pada masa itu, ya, itu fakta sejarah. Apakah 
itu relevan dengan diskusi kita? Saya menganggapnya demikian, 
argumen saya ya yg tersebut diatas. Anda tentu bisa berbeda pendapat 
dengan saya, silakan saja, bukan?

Bahwa Islam diturunkan antara lain utk menghapus tindakan perbudakan 
itu ya. nabi SAW mengkampanyekan hal itu, baik dari Quran maupun 
melalui tindakan nyata. Dari Quran kita TAHU bahwa semua manusia 
sederajt dan perbedaan derajat itu hanya ditentukan oleh ketakwaan 
(mutaqin) seseorang, bukan hal lain.

Di Quran pula kita menemukan ketentuan-ketentuan yang meng-encourage 
utk membebaskan budak (saya memahami ini sebagai step by step utk 
menghapuskannya). Dan bahwa pilar utama Islam adalah keadilan 
sehingga tindakan memperbudak manusia itu tidak sesuai dengan 
prinsip keadilan, dan oleh sebab itu, tentu saja, konsekuensinya 
perbudakan hrs dihapuskan, dsb. 

Dalam tindakan nyata, Nabi bahkan menikahi seorang perempuan budak 
dari mesir, Maria Kibtiyah, utk memerdekakannya (dan juga 
mengislamkannya, karna Maria seorang penganut Kristen). Jadi ini 
pernikahan yg sangat politis karna menjadikan salah satu tauladan 
nabi adalah membebaskan budak. cmiiw. 
 
salam

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt ritajkt@ wrote:
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih 
  dana.pamilih@ wrote:
  
   Masihkah kita memperdebatkan status budak dalam masa kini? 
   Diskriminasi spt ini sudah lama harus ditanggalkan.
   
   Koq status budak vs non budakmasih digunakan sbg referensi utk
   membahas issue masa kini?
   
   Wah wah ... kita hidup di abad keberapa Non 
  
  Pak Dana,
  kalo menurut saya, fakta budak beragama Islam yg dilarang 
memakai 
  kerudung oleh Umar RA itu sangat relevan dengan diskusi kita 
karena 
  fakta sejarah itu MEMATAHKAN klaim bahwa baju ala biarawati 
Khatolik
  (yang hanya terlihat wajah dan tapak tangannya) itu adalah 
BUSANA 
  MUSLIMAH (atau busana wajib bagi perempuan Islam). 
  
  
  salam,
 



[wanita-muslimah] Re: Suami Tebar Pesona, Istri PM Itali Marah - Bencana alam

2007-02-05 Terurut Topik ritajkt
Maturkesuwun email panjangnya kakangmas..:-))

Begitu to penjelasannya, jebul kakangmas iki kangen sama si Aa. Hla 
kalo nggak ada Aa Gym (mungkin beliau sedang repot, hla kan sekarang 
sibuk, maklum pengantin baru..:-)) kan ada Aa Chodjim, Aa Ari dan 
juga Teteh Chae Nggak kalah dahsyat to siraman rohani blio-blio 
tsb? 

hla tapi saya masih bingung je kakang, kok soal kangennya kakang 
sama Aa Gym itu kemarin dihubungkan sama bencana alam...? 

Pamit dulu ya Kang, 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Jeng Rita berkata :
   tp apa hubungannya ya kakangmas Janoko kok mem-posting Indonesia 
yang sarat bencana pada posting saya yang mengisahkan suami yang 
mendzolimi 
 istri itu? 

   =

   Jano-ko =

   Gini jeng, sebenarnya sudah beberapa saat ini jano-
ko membayangkan Aa Gym, koq sudah lama jano-ko enggak melihat lagi 
kiprah Aa Gym di TV, ada apa gerangan ?, members dari WM ( yang 
resmi ) ini kan ada 2472, itu yang resmi lho, sedangkan yang tidak 
resmi mungkin bisa 10 kali lipatnya.
   Nah ini kan ladang yang uaasyik banget untuk mencari pahala, 
ibarat MLM dalam dunia bisnis, begitu pula diWM ini kan merupakan 
ladang untuk mencari pahala. Urip kuwi meng mampir ngombe, 
istilahnya orang jowo
   jadi sangat eman-eman dech kalau kita menyia-nyiakan waktu kita 
hanya untuk hore-hore, lebih baik jadikan  TIME is 
pahala   :),,,TIP.

   Tidak ada salahnya tho kalau jano-ko mengambil sedikit saja 
porsinya dari Aa Gym untuk sekedar mengingatkan insan-insan yang 
memang wajib untuk diingatkan sambil mengingatkan diri sendiri, 
ibarat mata pisau, kalau tidak pernah diasah kan jadi karaten :), 
and jangan lupa lho jeng, anggauta WM ini kan tidak hanya dari Islam 
( muslim and muslimah ) saja, tapi gadho-gadho, ada yang agnostic 
tapi juga ada lho simpatisan dari mari... and ada juga insan-insan 
yang kaya gitu
   Nah pasti jeng Rita sudah mudheng tho sekarang ?

   

   Sedikit bicara tentang agnostic

   Agnostic =

   One who believes that it is impossible to know whether there is 
a God.
   One who is skeptical about the existence of God but does not 
profess true atheism
   a person who doubts truth of religion


   Robert G. Ingersoll berkata :
   Is there a God? I do not know. Is man immortal? I do not know. 
One thing I do know, and that is, that neither hope, nor fear, 
belief, nor denial, can change the fact. It is as it is, and it will 
be as it must be.
   
 -

   Sedikit bicara masalah Swedia, jeng Rita harus banyak bergaul 
dengan teman-teman kita yang dari Swedia tersebut, jangan hanya 
menurut berita katanya atau hanya membaca buku saja :) , teman-
teman kita dari Swedia itu perlu kita sayangi, 
terutamanya femalenya,..perlu kita kenalkan dengan indahnya 
Islam.  

   Wes gitu dulu

   Salam.




RE: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)

Khas solusi liberalis. 

Seperti solusi untuk penyebaran HIV AIDS adalah kondomisasi dan
pembagian GRATIS alat suntik bersih bagi pengguna narkoba. Moral seperti
apa yang diharapkan dari solusi seperti ini ? :-( Sedih deh :-( 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dana Pamilih
Sent: Monday, February 05, 2007 7:18 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

Oleh karena laki2 harus menjaga pandangan thd perempuan supaya tidak
melecehkan, maka kalau mau bebas memandang silahkan baca Playboy,
Penthouse, video porno, dsb.

Jadi ada saluran memuaskan keisengan secara pribadi in a private space
tanpa ada dampak fisik langsung tdh perempuan di sekitarnya in a public
space.

Makanya majalah2 spt itu harus dibebaskan penerbitannya tetapi
dikendalikan distribusinya supaya tidak merusak anak2 dibawah umur.

Tuh kan masyarakat modern sering sudah menemukan solusi bagi
persoalan2 sosial yg belum diselesaikan secara gamblang oleh agama ...
He he ... 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Koreksi, mbak. Saya kurang kata-kata : TIDAK.
  
 Menjaga pandangan = TIDAK MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat)
 
 
 
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
 Sent: Monday, February 05, 2007 12:40 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
 
 
 
 Waduh..ma'af kalau saya salah menafsirkan pendapat Mba Ning yang 
 merasa ada masalah untuk laki-laki jika disekitar banyak pemandangan

 dari perempuan dgn penampilan seksi versi umum bagi laki-laki;)
 
 Jadi kita sepakat Mba Ning, kalau melihat yang seksi2 atau yang 
 merangsang itu tidak termasuk dalam menjaga pandangan??
 
 Jika definisi Mba Ning bahwa menjaga pandangan adalah MELIHAT YANG 
 TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat) jadi jika memandang yang  merangsang 
 boleh saja?? sepanjang yang merangsang itu bukan bagian dari aurat??
 
 Mba Ning, dalam konteks Aurat ada di dalam Qs.20:121 bahwa adam dana 
 hawa menutupi auratnya dgn daun...kira-kira bagaimana hawa menutupi 
 auratnya jika aurat bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka 
 dan telapak tangan??
 
 Apakah Mba Ning tahu bahwa batasan aurat perempuan seorang budak 
 adalah bagian dada,perut sampai lutut. Jadi rambut,leher, betis dan 
 lengan tangan bukan bagian dari aurat. Lalu mengapa terjadi perbedaan 
 batasan aurat?? APAKAH BATASAN AURAT ITU SESUATU YANG KODRATI ATAU 
 KONSTRUK SOSIAL??
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Tri Budi Lestyaningsih 
 \(Ning\) ninghdw@ wrote:
 
  
  
  Apa saya pernah bilang, bahwa menjaga pandangan artinya tidak boleh 
  memandang sesuatu yang edun-edun atau sesuatu yang bikin
terangsang?
  Mbak Chae terlalu jauh mentranslasinya. Menjaga pandangan menurut 
  saya adalah = MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat). Masalah 
  aurat itu edun-edun atau bikin terangsang, itu mah bisa berbeda 
  antara satu orang dan lainnya. Bisa saja si A terangsang, dan si B 
  tidak. Padahal yang dilihat ya itu-itu juga. Selama yang dilihat itu

  aurat, maka baik si A (terangsang) maupun si B(tidak terangsang) 
  sama-sama HARAM
 hukumnya
  untuk melihat. Atau menurut mbak Chae/dik Aisha hukumnya jadi 
  berbeda (untuk si A HARAM, dan untuk si B MUBAH)?
  
  Kedua, kayanya definisi aurat kita berbeda, mbak Chae. 
  
  Kalau menurut pemahaman saya, aurat perempuan adalah seluruh 
  tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi bila ada yang 
  terbuka di luar yang dua itu, akan saya katakan membuka aurat.
  
  Menurut mbak Chae, apa sih aurat itu ? 
  
  Wass,
  -Ning
  
  
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com
  [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com ] On Behalf Of Chae
  Sent: Friday, February 02, 2007 12:22 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
  
  Penjelasan Mba Aisyah lebih baik ...lebih jelas dan lebih 
  tersusun/terperinci daripada penjelasan saya, terima kasih Mba
 Aisyah:))
  
  Saya hanya ingin menambahkan sedikit saja kepada Mba Ning mengenai 
  masalah Menjaga pandangan dan masalah aurat.
  
  Pertama menjaga padangan tidak berkonotasi dengan tidak boleh
 memandang
  sesuatu yang edun-edun atau sesuatu yang bikin terangsang baik 
  terangsang secara seksual atau terangsang yang lainya seperti 
  materi, kecemburuan dll.
  
  Maksud dari menjaga pandangan adalah memanage atau 
  mengatur/mengolah/mengusahakan agar apa yang kita pandang tidak 
  menimbulkan effek negatif (mudharat) kepada diri kita.
  
  Dengan demikian setiap orang akan senantiasa belajar untuk bisa 
  mengontrol 

[wanita-muslimah] Bantuan Korban Banjir melalui YISC Al-Azhar

2007-02-05 Terurut Topik HUMAS YISC
YISC AL AZHAR
  YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB
  
   
  Bismillahirrahmanirrahim
  Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
   
  “Tingkatkan Kepedulian Sosial Kita”
   
  Mari Membantu Masyarakat Jakarta Korban Banjir
   
   
  Dalam rangka membantu korban Banjir di Jakarta kam,i Youth Islamic Study Club 
Al Azhar (YISC) mengundang khalayak umum dan civitas YISC untuk menyalurkan 
dananya untuk korban banjir di jakarta yang akan disalurkan melalui YISC 
Al-Azhar yaitu ke rekening BCA No. 1662081251 a.n. Herlin Yulianti Cabang 
Cimanggis. 
   Diinformasikan pula pada hari AHAD tgl. 4 YISC bekerjasama dengan LAZ Al 
Azhar telah memberikan bantuan kepada korban banjir di daerah Lenteng Agung 
berupa bantuan Logistik seperti selimut, makanan kering, indomie dll.
  Semoga ALLAH membalas seluruh amalan sosial kita.

  Demikian kami sampaikan, partisipasi Bapak/Ibu/Saudara sangat kami harapkan. 
Atas perhatiannya diucapkan Terima Kasih. 
   
   
  Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
  HUMAS YISC
  ===
   
  Sekretariat : Komplek Masjid Agung Al Azhar
  Jl.Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan
  Telp/Fax : 021-7247444, website: http://www.yisc.or.id

 
-
 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] 7021 Amalan andalan

2007-02-05 Terurut Topik Rasyid Moh. Tauhid Al Amien
7021

Amalan andalan.



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.


“HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, BERTAKWALAH KEPADA ALLAH DAN CARILAH
WASHILAH (JALAN) YANG MENDEKATKAN DIRI KEPADANYA, DAN BERJIHADLAH PADA
JALANNYA SUPAYA KAMU MENDAPAT KEBERUNTUNGAN.” (Surah al-Maidah [5] ayat 35)

Pesan Allah SWT di atas seharusnya mendorong kita untuk lebih banyak
berbuat baik karena JALAN itu adalah amalan-amalan yang mendekatkan diri
kepada Allah. Selanjutnya kedekatan itulah yang akan memudahkan kita
sukses dalam upaya-upaya kita, khususnya ketika  kita menghadapi
permasalahan besar.

Jika kita ingat apa yang dikisahkan oleh Rasulullah Muhammad SAW tentang
tiga orang yang terperangkap di gua oleh tertutupnya pintu gua itu oleh
batu. Dalam keputus-asaan masing-masing mereka berdoa dengan berwashilah
(mengandalkan) pada amalan baik yang pernah mereka lakukan. Ternyata bahwa
yang lebih tinggi dalam penilaian Allah adalah yag terkait dengan orang
lain ketimbang yang terkait dengan diri sendiri ataupun orang tua.
Akhirnya dengan mengandalkan amalan baik yang seperti itu terbukalah pintu
gua; selamatlah ketiganya. . .

Banyak yang dapat kita lakukan untuk orang lain di masa seperti sekarang
ini, ketika banyak orang tertimpa musibah, malapetaka, kemiskinan,
kebodohan, dan sebagainya!


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 


SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam
   Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah
Muhammad.
SWT. = subhanahu wa ta-'ala
   Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya.


*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software
sederhana: Indeks Terjemah Qur'an.




Assalamu 'alaikum wr. wb.

Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.
Sebarkanlah pelita hikmah ini langsung ataupun dengan mengajak bergabung
di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya
ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi
saya. 



Wassalam,

H.R.M. Tauhid-al-Amien, dr., MSc., DipHPEd., AIFM
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Jl. Kendangsari Lebar 48 Surabaya INDONESIA 60292 
Telp. (031)-841-7486, +6281-652-7486 Fax +6281-652-0904








www.fk.unair.ac.id
mail.fk.unair.ac.id
Mendunia bersama UPeDDi FK Unair
==




Re: Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an

2007-02-05 Terurut Topik donnie ahmad
Pertanyaannya yang lain adalah: kalo kanjeng nabi dibilang hegelian
agent of reform artinya apa ya??
satu: pecintanya hegel
dua: pendukungnya hegel
tiga: muridnya hegel
empat: agen nya hegel (loper koran kalee..)
lima: kenal nggak ya sama hegel
enam: siapa sih hegel?
ketuju: yang mengutip tulisan ini apa berniat mensejajarkan kanjeng
nabi dengan hegel ya??
opo tumon..

ojo nesu juga lhoo... :D


Donnie

On 03 Feb 07, at 21:50, jano ko wrote:

Ada insan berkata :

Anakku,
Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan
menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus
berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu
kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau
manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak
terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa
dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari
seluruh penjuru dunia :=))

==

Jano-ko

Punten,

---

Al Qur'an :

Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik
bagi kamu (yaitu) bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kebahagiaan) hari akhir dan banyak menyebut Allah (QS. 33:21).

---

Pertanyaan sederhana saja, bagaimana anda tahu bahwa Nabi Muhammad SAW
mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut ?

Menilai Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut
berarti sipenilai tersebut merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi
Muhammad SAW.

Nah sekarang jano-ko tunjukkan apa kata tokoh pintar tentang kanjeng
Nabi Muhammad SAW.

Thomas Carlyle, dalam On Heroes and Hero Worship mengatakan, Dia
datang seperti sepercik sinar dari langit, jatuh ke padang pasir yang
tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang
membakar angkasa dari Delhi hingga Granada.


Thomas Carlyle :

These ideas were influential on the development of Socialism, but
aspects of Carlyle's thinking in his later years also helped to form
Fascism. Carlyle moved towards his later thinking during the 1840s,
leading to a break with many old friends and allies such as Mill and,
to a lesser extent, Emerson. His belief in the importance of heroic
leadership found form in his book Heroes and Hero Worship, in which
he compared different types of heroes. As one of the very few
philosophers who witnessed the industrial revolution but still kept a
transcendental non-materialistic view of the world, Thomas Carlyle
made an attempt to draw a picture of the development of human
intellect by using historical people as coordinates and devoted
Prophet Muhammad a special place in the book under the chapter title
Hero as a Prophet. In his work, Carlyle declares his admiration with
a passionate championship of Prophet Muhammad as a Hegelian agent of
reform, insisting on his sincerety and
commenting 'how one man single-handedly, could weld warring tribes and
wandering Bedouins into a most powerful and civilized nation in less
than two decades.' Observing Carlyle having such an open mind to the
other puts him in a category of his own for trying to build bridges
between the peoples of the West and the East as an early historical
western representative of that dialogue.

---

Pertanyaannya adalah apakah sipenilai tersebut levelnya sama atau
sejajar dengan Thomas Carlyle ?, malu dech aku..

Dilarang nesu.

Malam.





st sabri [EMAIL PROTECTED] wrote:
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Abah,

 Terima kasih atas informasinya;)

 Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai
 keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah
 penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai
 manusia??

Anakku,
Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan
menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus
berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu
kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau
manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak
terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa
dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari
seluruh penjuru dunia :=))

Dalam hidup di dunia dan manusia tidak akan mencapai kebenaran, tapi
bisa menggapai percikan kebenaran, kemudian kebenaran absolut juga
tidak kompatibel dengan manusia, lebih baik kebenaran tidak absolut yg
bisa diuji ulang, dievaluasi dan diperbaiki. sehingga proses kehidupan
berjalan dan selalu berjalan.

salam

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]





Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab

2007-02-05 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak sampai,
maka saya reposting
HMNA
==
Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi
==

RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab:
Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu.
Jawab Zainab:
Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di
antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin
menikah dengannya.

Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat:
Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi
perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu
ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan
barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang
nyata. (Al Ahzab 33:36)

Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid
akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati
Zainab:
Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku,
maka akupun tak kuasa menolaknya.

Waktu terus bergulir, namun kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa
pernah tumbuh berkembang. Zaid mengungkapkan situasi rumah tangganya kepada
Rasulullah SAW, namun beliau menjawab,
Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah.

Dan tatkala saat Zaid kembali mengemukakan masalah rumah tangganya tsb
kepada Nabi SAW, kembali beliau menjawab:
Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah.

Tak lama kemudian turunlah ayat:
Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah
telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat
kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah
kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa
yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan
mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala
Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami
kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk
menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah
menceraikannya. (Al Ahzab 33:37)
-
(*)
Yang dimaksud Nabi SAW takut kepada manusia, yaitu komunitas musyrik dan
munafiq akan memanfaatkannya untuk membunuh karakter Nabi SAW dengan menebar
opini, berupa isu fitnah. Dan memang kenyataannya hal itu menjadikan salah
satu isu fitnah komunitas musyrik untuk membunuh karakter Nabi SAW:
Muhammad telah menikahi janda anak angkatnya. Isu konyol ini juga telah
disebar luaskan oleh para orientalis kristian dan para kristian yang
membenci Islam dan Kaum Muslimin (termasuk Sato Sakaki di milis ini).

Jadi sama sekali bukan teguran dari Allah SWT karena Nabi SAW tidak
memahami maksud ayat (33:37)

Fyi, ayat (33:37) menceritakan proses ajaran Islam mendobrak tradisi Arab
jahiliyah dalam hal mengadopsi anak yang dianggap anak sendiri, di mana
sebelumnya turun ayat (33:37) bahkan sebelum masa kenabian, Zaid yang bekas
budaknya Muhammad bin Abdullah mengadopsi Zaid sebagai anak beliau, maka
nama Zaid adalah Zaid bin Muhammad, yang kemudian beralih nama menjadi Zaid
bin Haritsah setelah turun ayat (33:37)

Wassalam,
HMNA


- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Monday, February 05, 2007 17:35
Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab


 Abah,

 dalam kasus Zaid dalam Qs.33:37, Nabi di tegur atau dikoreksi karena
 tidak memahami atau salah dalam memahami wahyu yang diturunkan.
 Kemudian ada juga ketika Nabi diminta untuk re-check kebenaran
 Al-Qur'an pada para ulama Yahudi.

 Kalau menurut saya Abah ada peran aktif dari Nabi Muhammad saw dalam
 hal menyampaikan wahyu dan mengaplikasikanya dalam kehidupan masyrakat
 arab.


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Menafsirkan itu dilatar belakangi oleh upaya untuk memahami yang
  ditafsirkan. Nabi Muhammad SAW tidak perlu menafsirkan wahyu baik yang
  verbal maupun yang non-verbal, karena Allah sudah menanamkan dalam
 diri Nabi
  SAW makna wahyu yang diturunkan, sesuai ayat:
  Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu (untuk memahamkan dan menghafal)
  dengannya. (S. Al Furqan, 25:32). Sebagai bahan komparasi: Einstein
 tidak
  pernah menafsirkan: The Special and The General Theory of
 Relativity, wong
  itu teorinya sendiri kok. Yang menasfirkan teori Relativitas itu
 orang lain.
  Wassalam,
  HMNA
 
  - Original Message - 
  From: Chae [EMAIL PROTECTED]
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Thursday, February 01, 2007 20:14
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh
 budaya arab
 
 
   Abah,
  
   Terima kasih atas informasinya;)
  
   Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai
   keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah
   penafsiran Beliau 

Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Rye Woo
Du ada yg sensye ternyataaa.. Terima kasih...  
  Yang punya aurat kebuka di tutup maksudnyaa
   
  Wahhh kayak yang ga tau aja orang2 di WM.. katanya Milis Ngladrah... Tapi 
kok De' Rita ini perhatiannya ke ayee aja yaa.. tapi trims lg dehhh 
   
  Lho siapa yang menghina or merendahkann, makanya Jangan terlalu terkungkung 
dongg Qt ngajak kebaikan kokkk dg bhs ngladrahee WM..
   
   
  

ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote:
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rye Woo [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Wekekekekeke. Banjir... banjirr...banjir.. 
 auratnya ditutup dulu aja...

Ini maksute apa ya Pak Rye Woo?

 Mendingan Juragan2 WM yang ada di jakarta... berbagi untuk
 membantu para korban banjir hidup ini tak cukup hanya diskusi 
 tapi perlu aksi juga.. 

Kalo Anda mau nulis posting untuk kampanye menolong korban banjir, 
(bukan cuman jkt aja yg banjir euy!), silakan menulis judul baru dan 
tulis ajakannya dengan kata-kata yang baik juga lah, jd tidak dengan 
menghina/underestimate teman-teman yang sedang diskusi dong. Itu 
namanya nggak fair. Saya kira semua member WM jg tahu kok kalo hidup 
ini nggak butuh omongan doang dan perlu aksi.

 Ny Chae, Bu Mia, Tante Rita...cung sabri kalo bsmah and etclah 
 semuanya mari kita turun semua

Mari,
Tapi tolong dong, ngajaknya yang Islami dikit, nggak usah pakai 
merendahkan orang lain segala, oke bos? 

 SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ning Lihiap,
 
 saya hanya kebetulan berada dalam track yang sama dengan chae 
Lihiap
 dalam soal aurat ini. Kalau larangannya berada pada hadits ; maka
 pembahasan juga akan makin luas, kita akan melihat 'azbabul nuzul-
nya'
 apakah itu fardhlu ZAMANI atau berlaku sepanjang jaman untuk semua
 golongan.
 
 karena TIDAK SEMUA hadits bisa dijadikan dasar hukum, banyak sekali
 kriterianya, dari segi kemutawatiran, mumet pokoknya. Mungkin para
 muhaditsun WM bisa memberikan pencerahan.
 
 salam



 

 
-
Expecting? Get great news right away with email Auto-Check.
Try the Yahoo! Mail Beta.

[Non-text portions of this message have been removed]



Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya

2007-02-05 Terurut Topik Chae
dear Abah,

Terima kasih atas penjelasanya tapi sepertinya ada kurang, maksudnya
begini Abah didalam Qs.33:37 di sebutkan ...Sedang kamu (Muhammad)
menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. 

Apa yang Allah telah menyatakanya didalam hati Nabi Muhammad saw, saya
pikir adalah wahyu. Wahyu yang salah satunya dipahami dengan salah
oleh Nabi. Sehingga ada wahyu turun kembali yaitu Qs.33:37 yang berupa
sindiran atau teguran dari Allah SWT kepada Rasul bahwa Rasul lebih
memilih pandangan masyarakat pada waktu itu.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak
sampai,
 maka saya reposting
 HMNA
 ==
 Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi
 ==
 
 RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab:
 Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu.
 Jawab Zainab:
 Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita
merdeka di
 antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin
 menikah dengannya.
 
 Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat:
 Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi
 perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu
 ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan
 barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat,
sesat yang
 nyata. (Al Ahzab 33:36)
 
 Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding
dengan Zaid
 akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu
menyentuh hati
 Zainab:
 Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid
untukku,
 maka akupun tak kuasa menolaknya.
 
 Waktu terus bergulir, namun kemesraan di dalam rumah tangga itu layu
tanpa
 pernah tumbuh berkembang. Zaid mengungkapkan situasi rumah tangganya
kepada
 Rasulullah SAW, namun beliau menjawab,
 Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah.
 
 Dan tatkala saat Zaid kembali mengemukakan masalah rumah tangganya tsb
 kepada Nabi SAW, kembali beliau menjawab:
 Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah.
 
 Tak lama kemudian turunlah ayat:
 Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah
 telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat
 kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah
 kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa
 yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan
 mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala
 Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya
(menceraikannya), Kami
 kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang
mukmin untuk
 menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah
 menceraikannya. (Al Ahzab 33:37)
 -
 (*)
 Yang dimaksud Nabi SAW takut kepada manusia, yaitu komunitas musyrik dan
 munafiq akan memanfaatkannya untuk membunuh karakter Nabi SAW dengan
menebar
 opini, berupa isu fitnah. Dan memang kenyataannya hal itu menjadikan
salah
 satu isu fitnah komunitas musyrik untuk membunuh karakter Nabi SAW:
 Muhammad telah menikahi janda anak angkatnya. Isu konyol ini juga
telah
 disebar luaskan oleh para orientalis kristian dan para kristian yang
 membenci Islam dan Kaum Muslimin (termasuk Sato Sakaki di milis ini).
 
 Jadi sama sekali bukan teguran dari Allah SWT karena Nabi SAW tidak
 memahami maksud ayat (33:37)
 
 Fyi, ayat (33:37) menceritakan proses ajaran Islam mendobrak tradisi
Arab
 jahiliyah dalam hal mengadopsi anak yang dianggap anak sendiri, di mana
 sebelumnya turun ayat (33:37) bahkan sebelum masa kenabian, Zaid
yang bekas
 budaknya Muhammad bin Abdullah mengadopsi Zaid sebagai anak beliau, maka
 nama Zaid adalah Zaid bin Muhammad, yang kemudian beralih nama
menjadi Zaid
 bin Haritsah setelah turun ayat (33:37)
 
 Wassalam,
 HMNA
 
 
 - Original Message - 
 From: Chae [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Monday, February 05, 2007 17:35
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh
budaya arab
 
 
  Abah,
 
  dalam kasus Zaid dalam Qs.33:37, Nabi di tegur atau dikoreksi karena
  tidak memahami atau salah dalam memahami wahyu yang diturunkan.
  Kemudian ada juga ketika Nabi diminta untuk re-check kebenaran
  Al-Qur'an pada para ulama Yahudi.
 
  Kalau menurut saya Abah ada peran aktif dari Nabi Muhammad saw dalam
  hal menyampaikan wahyu dan mengaplikasikanya dalam kehidupan masyrakat
  arab.
 
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
  mnabdurrahman@ wrote:
  
   Menafsirkan itu dilatar belakangi oleh upaya untuk memahami yang
   ditafsirkan. Nabi Muhammad SAW tidak perlu menafsirkan wahyu
baik yang
   verbal maupun yang non-verbal, karena Allah sudah menanamkan dalam
  diri Nabi
   SAW makna wahyu yang diturunkan, sesuai ayat:
   Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu 

[wanita-muslimah] Melanggar HAM Nggak Ya

2007-02-05 Terurut Topik Ari Setyawan
Kemarin saya nonton liputan banjir di TV.
Saya lihat banjir sudah naik hampir ke lantai 2 sebuah rumah. Terus di berita 
TV tersebut di katakan bahwa warga yang belum mengungsi walaupun rumahnya dah 
hampir klelep akan dipaksa di evakuasi.
Yang jadi pertanyaan saya, itu melanggar HAM nggak ya? Khan maksa orang untuk 
pindah sedangkan orang itu nggak mau?
Mohon para ahli HAM di WM untuk memberi pencerahan kepada saya.
Terimakasih...

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] i need your vote

2007-02-05 Terurut Topik cristina emilia stefan
as-salam alaikum dear brothers and sisters

i need your vote for my Jilbab

please vote at 

http://www.urbanjilbabcompetition.com/view_big_pop.aspx?id=137

Note: 1 heart equals 1 point

thank you, sister Aishah.



[wanita-muslimah] Silaturahmi Akbar ULAMA UMMAT

2007-02-05 Terurut Topik Ari Setyawan
Silaturahmi Akbar
ULAMA  UMMAT

SEBAB-SEBAB TURUNNYA MUSIBAH DAN AZAB SERTA JALAN
KELUARNYA

Bersama Ulama Ahli Hadits dari Yordania
Murid-murid senior Syaikh Al-Albani rahimahullah

Syaikh Salim Bin 'Ied al-Hilali
Syaikh Ali bin Hasan 'Abdul Hamid al-Halabi
Syaikh Dr. Muhammad Musa Alu Nashr

Masjid ISTIQLAL, Jakarta
Sabtu, 10 Februari 2007
09.00 - Dhuhur

Hadiri pula Silaturahmi  Tabligh Akbar :
KEMBALI kepada Al-QUR'AN  AS-SUNNAH
DENGAN PEMAHAMAN SALAFUS SHALIH

Jakarta Islamic Centre, Jakarta Utara
Ahad, 11 Februari 20007
09.00 - Dzuhur

RUTE ANGKUTAN UMUM ke Jakarta Islamic Centre:
KP. Rambutan PAC07/P8, Cawang/Cililitan P8A, Blok M
PAC65/P89
Ciputat PAC135, Bekasi PAC25/P40, Cikarang Mayaraya, 
Cikampek Warga Baru, Tangeran Bus AJA
Kemudian naik KWK 06, Jurusan Semper, turun di JIC

Informasi:
0815 8863 543
0812 9040 267
0812 1055 616
0812 1055 891

Penyelenggara:
Yayasan Imam Bukhari, Jakarta
Yayasan Minhajus Sunnah, Bogor 



Re: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya

2007-02-05 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi
perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu
ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan
barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang
nyata. (Al Ahzab 33:36)


Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah
telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat
kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah
kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa
yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan
mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala
Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami
kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk
menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah
menceraikannya. (Al Ahzab 33:37)


Baca baik-baik kedua ayat yang merupakan satu paket itu, jelas-jelas ttg
Zainab, tidak ada masalah lain. tentang masalah zainab. Dan memang yang
dikuatirkan atau ditakutkan Nabi SAW menjadi kenyataan, yaitu dijadikan isu
fitnah terhadap Nabi SAW, yaitu character assassination, yang dilancarkan
oleh musuh-musuh Islam, bahkan sampai sekarang oleh para orientalis
kristian. Chae tidak usah terlalu jauh menerawang pikirannya sehingga tidak
karu-karuan, berdasar atas asumsi yang salah, bahwa Nabi SAW bis tidak
mengerti wahyu, itu adalah pikiran yang dipengaruhi setan. Banyak-banyaklah
membaca  S. An-Naas.

Wassalam

HMNA



- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, February 06, 2007 10:31
Subject: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was
Pengaruh budaya

dear Abah,

Terima kasih atas penjelasanya tapi sepertinya ada kurang, maksudnya
begini Abah didalam Qs.33:37 di sebutkan ...Sedang kamu (Muhammad)
menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya.

Apa yang Allah telah menyatakanya didalam hati Nabi Muhammad saw, saya
pikir adalah wahyu. Wahyu yang salah satunya dipahami dengan salah
oleh Nabi. Sehingga ada wahyu turun kembali yaitu Qs.33:37 yang berupa
sindiran atau teguran dari Allah SWT kepada Rasul bahwa Rasul lebih
memilih pandangan masyarakat pada waktu itu.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak sampai,
maka saya reposting
HMNA
==
Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi
==

RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab:
Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu.
Jawab Zainab:
Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di
antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin
menikah dengannya.

Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat:
Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi
perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu
ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan
barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang
nyata. (Al Ahzab 33:36)

Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid
akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati
Zainab:
Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku,
maka akupun tak kuasa menolaknya.

Waktu terus bergulir, namun kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa
pernah tumbuh berkembang. Zaid mengungkapkan situasi rumah tangganya kepada
Rasulullah SAW, namun beliau menjawab,
Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah.

Dan tatkala saat Zaid kembali mengemukakan masalah rumah tangganya tsb
kepada Nabi SAW, kembali beliau menjawab:
Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah.

Tak lama kemudian turunlah ayat:
Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah
telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat
kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah
kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa
yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan
mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala
Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami
kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk
menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah
menceraikannya. (Al Ahzab 33:37)
-
(*)
Yang dimaksud Nabi SAW takut kepada manusia, yaitu komunitas musyrik dan
munafiq akan memanfaatkannya untuk membunuh karakter Nabi SAW dengan menebar
opini, berupa isu fitnah. Dan memang kenyataannya hal itu menjadikan salah
satu isu fitnah komunitas musyrik untuk membunuh karakter Nabi SAW:

[wanita-muslimah] banjir lumpuhkan jakarta

2007-02-05 Terurut Topik zahra rabiah
Banjir melumpuhkan Jakarta
   
  Pemandangan 5 tahun lalu terulang lagi. Wajah Jakarta yang megah, dengan 
kesibukan lebih mempercantik diri yang tidak pernah usai, akhirnya harus 
berhenti. Berhari-hari seluruh warga disibukkan dengan air yang menggenangi 
bukan hanya jalan, tapi juga rumah mereka. Kesedihan tampak dimana-mana. M 
ereka harus rela berada dijalan-jalan, mengungsi, karena rumah mereka terendam 
air bukan hanya semata kaki atau selutut tapi lebih dari 2 meter.
   
  Tidak terketukkah hati kita melihat saudara-saudara kita yang tertimpa 
bencana?
  Mereka bukan saja kehilangan harta benda yang mungkin hilang karena banjir, 
tapi mereka harus rela hidup dalam tenda-tenda seadanya, dengan berharap 
makanan dari dapur-dapur umum belum lagi kesehatan mereka terancam karena hujan 
 deras hampir tiap hari mengguyur…….
   
  Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), dengan perannya yang tak pernah berhenti 
dalam penanganan bencana di berbagai daerah tidak berpangku tangan dengan 
kondisi yang menyedihkan tersebut. BSMI tetap memberikan kontribusinya dengan 
segala kemampuan yang ada dari membuka posko banjir di kantor pusat yang dihuni 
oleh para pengungsi, membuka dapur umum, melakukan evakuasi terhadap korban 
banjir di berbagai daerah dengan perahu karet, pelayanan kesehatan di klinik 
BSMI serta melakukan mobile Clinic ke berbagai daerah yang terisolir karena 
jalur transportasi terputus.
   
  Mari salurkan bantuan anda melalui rekening BSMI
   
  Bank Syariah Mandiri Cab, Tg Priok
  No. Rek 0200038569
  An Bulan Sabit Merah Indonesia
   
  Atau datang langsung ke Kantor Pusat BSMI dengan alamat
  Jl. Dewi Sartika No.19   
  Cililitan, Jakarta Timur 
  Telp. 021 808 76 527
   
  Dengan memforward email ini ke seluruh rekan-rekan anda berarti anda telah 
membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah

 
-
Expecting? Get great news right away with email Auto-Check.
Try the Yahoo! Mail Beta.

[Non-text portions of this message have been removed]



Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya

2007-02-05 Terurut Topik Chae
Abah,

Qs.33:36 memang ditunjukan untuk Zainab tapi yang saya fokuskan adalah
Qs.33:37 dimana ada tertulis..Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan
di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya.

Sekarang pertanyaan saya Abah..

1. Allah telah menyatakan kepada Nabi Muhammad saw, apakah itu bisa
dikatakan sebagai wahyu??

2. Lalu mengapa jika benar demikian apa yang telah dinyatakan Allah
kepada Nabi Muhammad saw, hal tsb disembunyikan oleh Nabi??
a) Nabi salah memeprsepsikan wahyu
b) Nabi jelas2 dgn berani lebih memilih menetang wahyu (dalam hal ini
Nabi tidak salah mempersepsikan wahyu)

salam,


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi
 perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu
 ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan
 barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat,
sesat yang
 nyata. (Al Ahzab 33:36)
 
 
 Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah
 telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat
 kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah
 kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa
 yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan
 mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala
 Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya
(menceraikannya), Kami
 kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang
mukmin untuk
 menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah
 menceraikannya. (Al Ahzab 33:37)
 
 
 Baca baik-baik kedua ayat yang merupakan satu paket itu, jelas-jelas ttg
 Zainab, tidak ada masalah lain. tentang masalah zainab. Dan memang yang
 dikuatirkan atau ditakutkan Nabi SAW menjadi kenyataan, yaitu
dijadikan isu
 fitnah terhadap Nabi SAW, yaitu character assassination, yang
dilancarkan
 oleh musuh-musuh Islam, bahkan sampai sekarang oleh para orientalis
 kristian. Chae tidak usah terlalu jauh menerawang pikirannya
sehingga tidak
 karu-karuan, berdasar atas asumsi yang salah, bahwa Nabi SAW bis tidak
 mengerti wahyu, itu adalah pikiran yang dipengaruhi setan.
Banyak-banyaklah
 membaca  S. An-Naas.
 
 Wassalam
 
 HMNA
 
 
 
 - Original Message - 
 From: Chae [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, February 06, 2007 10:31
 Subject: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan
yangTransenden was
 Pengaruh budaya
 
 dear Abah,
 
 Terima kasih atas penjelasanya tapi sepertinya ada kurang, maksudnya
 begini Abah didalam Qs.33:37 di sebutkan ...Sedang kamu (Muhammad)
 menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya.
 
 Apa yang Allah telah menyatakanya didalam hati Nabi Muhammad saw, saya
 pikir adalah wahyu. Wahyu yang salah satunya dipahami dengan salah
 oleh Nabi. Sehingga ada wahyu turun kembali yaitu Qs.33:37 yang berupa
 sindiran atau teguran dari Allah SWT kepada Rasul bahwa Rasul lebih
 memilih pandangan masyarakat pada waktu itu.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
 mnabdurrahman@ wrote:
 
 Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak
sampai,
 maka saya reposting
 HMNA
 ==
 Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi
 ==
 
 RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab:
 Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu.
 Jawab Zainab:
 Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita
merdeka di
 antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin
 menikah dengannya.
 
 Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat:
 Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi
 perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu
 ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan
 barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat,
sesat yang
 nyata. (Al Ahzab 33:36)
 
 Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding
dengan Zaid
 akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu
menyentuh hati
 Zainab:
 Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid
untukku,
 maka akupun tak kuasa menolaknya.
 
 Waktu terus bergulir, namun kemesraan di dalam rumah tangga itu layu
tanpa
 pernah tumbuh berkembang. Zaid mengungkapkan situasi rumah tangganya
kepada
 Rasulullah SAW, namun beliau menjawab,
 Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah.
 
 Dan tatkala saat Zaid kembali mengemukakan masalah rumah tangganya tsb
 kepada Nabi SAW, kembali beliau menjawab:
 Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah.
 
 Tak lama kemudian turunlah ayat:
 Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah
 telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat
 kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan 

Re: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya

2007-02-05 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Abah tidak berani terlalu jauh membicarakan ttg Nabi SAW, takut berdosa.
Pada pokoknya Nabi SAW faham semua wahyu yang diturunkan. Pernyataan Chae
yang 2 butir tsb sudah dipengaruhi oleh bisikan setan.
-- QL A'AWDz BRB ALNAS  .  MLK ALNAS  .  ALH ALNAS  .  MN SyR ALWSWAS
ALKhNAS  . ALDzY YWSWS FY ShDWR ALNAS  .  MN ALJNt WALNAS (S. ALNAS,
114:1-6), dibaca:
-- qul a'u-dzu birabbin na-s  .  malikin na-s  . ila-hin na-s  .  min syaril
waswa-sil khanna-s  . alladzi- yuwaswisu fi- shudu-rin naas  .  minal
jinnati wanna-s, artinya:
-- Katakanlah: aku berlidung kepada Maha Pencipta, Pemelihara, Pengatur,
Pendidik, Penguasa (yang mencipta, memelihara, mengatur,  mendidik,
menguasai) manusia  .  Raja manusia  .  Sembahan manusia  .   Dari kejahatan
(bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi  .  Yang membisikkan (kejahatan) ke
dalam dada manusia . Dari (golongan) jin dan manusia.

- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, February 06, 2007 11:41
Subject: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was
Pengaruh budaya


 Abah,

 Qs.33:36 memang ditunjukan untuk Zainab tapi yang saya fokuskan adalah
 Qs.33:37 dimana ada tertulis..Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan
 di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya.

 Sekarang pertanyaan saya Abah..

 1. Allah telah menyatakan kepada Nabi Muhammad saw, apakah itu bisa
 dikatakan sebagai wahyu??

 2. Lalu mengapa jika benar demikian apa yang telah dinyatakan Allah
 kepada Nabi Muhammad saw, hal tsb disembunyikan oleh Nabi??
 a) Nabi salah memeprsepsikan wahyu
 b) Nabi jelas2 dgn berani lebih memilih menetang wahyu (dalam hal ini
 Nabi tidak salah mempersepsikan wahyu)

 salam,


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi
  perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu
  ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan
  barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat,
 sesat yang
  nyata. (Al Ahzab 33:36)
 
 
  Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah
  telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat
  kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah
  kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa
  yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan
  mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala
  Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya
 (menceraikannya), Kami
  kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang
 mukmin untuk
  menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah
  menceraikannya. (Al Ahzab 33:37)
 
 
  Baca baik-baik kedua ayat yang merupakan satu paket itu, jelas-jelas ttg
  Zainab, tidak ada masalah lain. tentang masalah zainab. Dan memang yang
  dikuatirkan atau ditakutkan Nabi SAW menjadi kenyataan, yaitu
 dijadikan isu
  fitnah terhadap Nabi SAW, yaitu character assassination, yang
 dilancarkan
  oleh musuh-musuh Islam, bahkan sampai sekarang oleh para orientalis
  kristian. Chae tidak usah terlalu jauh menerawang pikirannya
 sehingga tidak
  karu-karuan, berdasar atas asumsi yang salah, bahwa Nabi SAW bis tidak
  mengerti wahyu, itu adalah pikiran yang dipengaruhi setan.
 Banyak-banyaklah
  membaca  S. An-Naas.
 
  Wassalam
 
  HMNA
 
 
 
  - Original Message - 
  From: Chae [EMAIL PROTECTED]
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Tuesday, February 06, 2007 10:31
  Subject: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan
 yangTransenden was
  Pengaruh budaya
 
  dear Abah,
 
  Terima kasih atas penjelasanya tapi sepertinya ada kurang, maksudnya
  begini Abah didalam Qs.33:37 di sebutkan ...Sedang kamu (Muhammad)
  menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya.
 
  Apa yang Allah telah menyatakanya didalam hati Nabi Muhammad saw, saya
  pikir adalah wahyu. Wahyu yang salah satunya dipahami dengan salah
  oleh Nabi. Sehingga ada wahyu turun kembali yaitu Qs.33:37 yang berupa
  sindiran atau teguran dari Allah SWT kepada Rasul bahwa Rasul lebih
  memilih pandangan masyarakat pada waktu itu.
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
  mnabdurrahman@ wrote:
 
  Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak
 sampai,
  maka saya reposting
  HMNA
  ==
  Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi
  ==
 
  RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab:
  Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu.
  Jawab Zainab:
  Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita
 merdeka di
  antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin
  menikah dengannya.
 
  Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat:
  Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi
 

Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya

2007-02-05 Terurut Topik Chae
Abah,

Terima kasih atas waktu dan diskusinya walau untuk masalah ini saya
masih bingung;) mudah2an ada petunjuk dari Allah SWT...amien...

Hatur nuhun abah kana wejangananaInsya Allah Abahabdi teh
heunteu hilap nyuhunkeun perlindungan ti Gusti Allah;)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Abah tidak berani terlalu jauh membicarakan ttg Nabi SAW, takut berdosa.
 Pada pokoknya Nabi SAW faham semua wahyu yang diturunkan. Pernyataan
Chae
 yang 2 butir tsb sudah dipengaruhi oleh bisikan setan.
 -- QL A'AWDz BRB ALNAS  .  MLK ALNAS  .  ALH ALNAS  .  MN SyR ALWSWAS
 ALKhNAS  . ALDzY YWSWS FY ShDWR ALNAS  .  MN ALJNt WALNAS (S. ALNAS,
 114:1-6), dibaca:
 -- qul a'u-dzu birabbin na-s  .  malikin na-s  . ila-hin na-s  . 
min syaril
 waswa-sil khanna-s  . alladzi- yuwaswisu fi- shudu-rin naas  .  minal
 jinnati wanna-s, artinya:
 -- Katakanlah: aku berlidung kepada Maha Pencipta, Pemelihara, Pengatur,
 Pendidik, Penguasa (yang mencipta, memelihara, mengatur,  mendidik,
 menguasai) manusia  .  Raja manusia  .  Sembahan manusia  .   Dari
kejahatan
 (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi  .  Yang membisikkan
(kejahatan) ke
 dalam dada manusia . Dari (golongan) jin dan manusia.
 
 - Original Message - 
 From: Chae [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, February 06, 2007 11:41
 Subject: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan
yangTransenden was
 Pengaruh budaya
 
 
  Abah,
 
  Qs.33:36 memang ditunjukan untuk Zainab tapi yang saya fokuskan adalah
  Qs.33:37 dimana ada tertulis..Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan
  di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya.
 
  Sekarang pertanyaan saya Abah..
 
  1. Allah telah menyatakan kepada Nabi Muhammad saw, apakah itu bisa
  dikatakan sebagai wahyu??
 
  2. Lalu mengapa jika benar demikian apa yang telah dinyatakan Allah
  kepada Nabi Muhammad saw, hal tsb disembunyikan oleh Nabi??
  a) Nabi salah memeprsepsikan wahyu
  b) Nabi jelas2 dgn berani lebih memilih menetang wahyu (dalam hal ini
  Nabi tidak salah mempersepsikan wahyu)
 
  salam,
 
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
  mnabdurrahman@ wrote:
  
   Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula
bagi
   perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu
   ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan
mereka. Dan
   barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat,
  sesat yang
   nyata. (Al Ahzab 33:36)
  
  
   Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang
yang Allah
   telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi
nikmat
   kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan
bertaqwalah
   kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam
hatimu apa
   yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan
   mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka
tatkala
   Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya
  (menceraikannya), Kami
   kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang
  mukmin untuk
   menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah
   menceraikannya. (Al Ahzab 33:37)
  
  
   Baca baik-baik kedua ayat yang merupakan satu paket itu,
jelas-jelas ttg
   Zainab, tidak ada masalah lain. tentang masalah zainab. Dan
memang yang
   dikuatirkan atau ditakutkan Nabi SAW menjadi kenyataan, yaitu
  dijadikan isu
   fitnah terhadap Nabi SAW, yaitu character assassination, yang
  dilancarkan
   oleh musuh-musuh Islam, bahkan sampai sekarang oleh para orientalis
   kristian. Chae tidak usah terlalu jauh menerawang pikirannya
  sehingga tidak
   karu-karuan, berdasar atas asumsi yang salah, bahwa Nabi SAW bis
tidak
   mengerti wahyu, itu adalah pikiran yang dipengaruhi setan.
  Banyak-banyaklah
   membaca  S. An-Naas.
  
   Wassalam
  
   HMNA
  
  
  
   - Original Message - 
   From: Chae chairunisa_mahadewi@
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Sent: Tuesday, February 06, 2007 10:31
   Subject: Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan
  yangTransenden was
   Pengaruh budaya
  
   dear Abah,
  
   Terima kasih atas penjelasanya tapi sepertinya ada kurang, maksudnya
   begini Abah didalam Qs.33:37 di sebutkan ...Sedang kamu (Muhammad)
   menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya.
  
   Apa yang Allah telah menyatakanya didalam hati Nabi Muhammad
saw, saya
   pikir adalah wahyu. Wahyu yang salah satunya dipahami dengan salah
   oleh Nabi. Sehingga ada wahyu turun kembali yaitu Qs.33:37 yang
berupa
   sindiran atau teguran dari Allah SWT kepada Rasul bahwa Rasul lebih
   memilih pandangan masyarakat pada waktu itu.
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
   mnabdurrahman@ wrote:
  
   Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak
  sampai,
   maka saya reposting
   HMNA
   ==
  

[wanita-muslimah] Re:Mba Lina Re: Warisan Wanita - Cinta Mama

2007-02-05 Terurut Topik dhaniar
Betul sekali dana. pengalaman spiritual tidak bisa
diseragamkan. itulah pentingnya suatu negara menjadi
sekuler, dan jangan lagi ada pemaksaan suatu keyakinan
tertentu terhadap pihak lain, apalagi melalui
peraturan-peraturan yang dipaksakan.

salam,
dhaniar


Posted by: Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED]  
hifibuff007 
Mon Feb 5, 2007 3:09 am (PST) 
Dalam perdebatan agama memang akan selalu muncul bahwa
pengalaman
spritual individu tidak dapat dipaksakan pd orang
lain. Oleh karena
itu pemaksaan suatu pengalaman dan aspirasi spiritual
seseorang pada
orang lain dg mekanisme penegakkan hukum negara akan
runyam hasilnya.

Pengalaman spiritual itu tdk akan sama dari satu orang
ke orang
lainnya. Oleh karena itu aspek agama sbg pengalaman
spiritual hanya 
relevan secara pribadi dan konsekuensinya harus
dipisahkan dari negara.

--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko
[EMAIL PROTECTED]  wrote:

 Mbak Dhaniar berkata :
 kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta
sekali kepada Tuhan 
 saya, 
 
 ===
 
 Jano-ko :
 
 So pasti jano-ko tidak mempunyai alasan untuk
berargumentasi dengan
insan yang telah mencintai Allah SWT 
 
 ---
 
 Al Qur'an
 
 Surat Ali 'Imran
 
 [31] Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu.  Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. 
 
 ---
 
 Sangat tidak sopan bagi jano-ko berargumentasi
dengan Insan yang
mencintai Allah SWT
 
 
 :)
 
 Salam
 
 
 
 
 
 
 
 dhaniar [EMAIL PROTECTED] .. wrote: pak
jano-ko, sudah kehabisan argumentasi ya?:D
 kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta
sekali kepada Tuhan 
 saya, sehingga saya benar2 menggunakan karunia Allah
terbesar kepada 
 manusia, yaitu akal, untuk berpikir, dan tdk
menerima begitu saja 
 semua yg disodorkan kpd saya.
 
 salam,
 dhaniar
 
 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko
ko_jano@ wrote:
 
  Dhaniar berkata :
  
  Kalau masalah tanggung jawab antar saudara saya
kira
  di masa sekarang bukan masalah bahwa laki2 harus
  bertanggung jawab terhadap saudara perempuannya,
tapi
  siapa yang punya kemampuan lebih untuk membantu
  saudaranya ya silakan bantu, tdk memandang apakah
  laki2 atau perempuan.
  
   
  
  Jano-ko
  
  Jano-ko salut dan hormat dech dengan dhaniar yang
telah melakukan 
 dan melaksanakan tugas kemanusiaan kepada sesamanya,
kepada sesamanya 
 saja perhatian dhaniar begitu besar sekale, tentunya
perhatian 
 dhaniar kepada Allah SWT pasti yang paling besar,
hiya engga ?, jano-
 ko sangat yakin pasti dhaniar akan menerima dengan
bulat, utuh semua 
 firman-firman Allah SWT yang ada didalam Al Qur'an,
Hadis dan Sunah 
 Rasul, setuju kan ?
  
  Salam
  



 

We won't tell. Get more on shows you hate to love 
(and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list.
http://tv.yahoo.com/collections/265 


Re: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
282. Perbudakan

Dari  tahun  ke  tahun ummat  Islam  senantiasa  memperingati Mawlid
ataupun Mawlud Nabi Muhammad RasuluLlah SAW.  Salah  satu thema  sentral
yang disampaikan dalam pesan-pesan Mawlud  adalah:
-- WaMa-  Arsalnaka  Illa- Rahmatan lil'Alamiyna  (S.  Al  Anbiya-i, 107).
Dan tidaklah Kami mengutus engkau (hai Muhammad)  melainkan rahmat untuk
banyak alam (21:107).

Diterjemahkan  kata  al'Alamiyn  (alam  dalam  bentuk  jama') dengan
banyak alam. Dalam bahasa yang lain-lain, bahasa  Inggeris misalnya  kata
nature tidak ada bentuk plural. Alam dalam  bentuk jama'  dalam ayat
(21:107) dapat berarti alam non-hayati  seperti batu-batuan,  mineral,  bumi
dengan atmosfernya  dll,   dan  alam hayati  seperti:  alam nabati, alam
hewani, alam  manusia.  Dapat pula  berupa kombinasi yang dikenal dengan
alam  sekitar  sebagai sumber informasi  untuk  kajian ilmu,  sumberdaya
alam  sebagai barang keperluan masyarakat, lingkungan hidup yang menderita
oleh pencemaran ulah tangan-tangan manusia. Alam manusia terdiri pula atas
alam masyarakat, alam bangsa-bangsa, dan alam sejarah  yang di  dalamnya
tergolong pula alam perbudakan yang  menjadi  topik kolom  ini.  Yaitu dalam
rangka menyambut  Mawlud  Nabi  Muhammad RasuluLlah  SAW,  sebagai  Rahmatan
lil'Alamiyn  dalam   konteks menghilangkan alam perbudakan.

Perbudakan sudah sangat tua. Pada dasarnya dahulu kala sistem perbudakan
tidaklah  berbeda antara orang  Romawi  dengan  orang Mesir, Parsi, India,
Arab dll. Pemilik budak mempunyai hak  penuh atas  budaknya,  hak  membunuh,
hak mendera,  hak  menyiksa,  hak menjual dan hak untuk mengekspoitasi
tenaga budak tanpa ampun dan tanpa bayaran. Walaupun sistem tidak berbeda
namun secara gradual dalam  arti intensitas kekejaman terhadap budak, orang
Romawilah yang berada di atas puncak. Jang menjadikan orang Romawi  menjadi
juara  dalam  hal kekejaman terhadap budak,  yaitu  orang  Romawi
membiadabkan  (bukan  membudayakan)  pertunjukan  duel  gladiator (budak
aduan) hingga tewas untuk mereka nikamti. Kebiadaban  adu gladiator ini
tidak pernah terjadi pada bangsa-bangsa lain.

Demikianlah suasana kehidupan bangsa-bangsa, termasuk  bangsa Arab, yang
memiliki sistem perbudakan yang berurat berakar  dalam masyarakat,  tatkala
Nabi Muhammad SAW datang  membawa  Risalah.
-- Laqad  Ja-akum  Rasuwlun  min  Anfusikum  'Aziyzun  'Alayhi   Ma-
'Anittum (S. Al Tawbah, 128). Telah datang kepadamu seorang Rasul dari
kaummu, yang amat berat baginya akan penderitaanmu (9:128).

Abraham Lincoln (1809 - 1865) Presiden ke-16 berhasil  secara formal
menghapuskan perbudakan di Amerika Serikat melalui  Civil War  (1861  -
1863). Namun ia tidak sempat  mempersiapkan  mental masyarakat  untuk
menerima kenyataan suasana  kemerdekaan  budak-budak.  Mantan  budak-budak
membentuk  kelompok-kelompok   balas dendam  atas mantan tuan-tuannya,
sedangkan pada pihak yang  lain terbentuk pula organisasi rasial kulit putih
Khu Klux Klan.  Maka situasi  menjadi runyam bahkan Abraham Lincoln sendiri
tertembak (14 April 1865) dan meninggal keesokan harinya.

Seperti  halnya  dengan menghentikan  kebiasaan  minum  miras dengan
cara bertahap (sudah dibahas dalam Seri 248,  3  November 1996), maka
Risalah yang dibawakan Nabi Muhammad SAW menghapuskan perbudakan  secara
bertahap pula. Langkah pertama  yang  ditempuh RasuluLlah  SAW  sebagai
Uswatun Hasanah,  contoh  pemimpin  yang baik,  adalah  persiapan  mental
bagi kedua  belah  pihak.  Yaitu menghilangkan sikap mental superioritas,
ataupun keangkuhan  dari pihak  pemilik  budak  atas budaknya, dan pada
pihak  yang  lain memupus  dendam dan kebencian dari pihak budak terhadap
tuannya. RasuluLlah bersabda: Budak kalian adalah saudaramu. Kalian  yang
mempunyai  tanggungan saudara hendaklah memberi  makan  kepadanya apa  yang
kalian makan, memberi pakaian kepadanya  seperti  yang kalian   pakai.
Janganlah  membebaninya   pekerjaan   di   atas kemampuannya.  Apabila
kalian  memberikan  kepadanya   pekerjaan sekira  di  atas kemampuannya,
bantulah ia. Sikap  mental  tidak membebani  budaknya  dengan pekerjaan
berat  memungkinkan  budak-budak itu memperoleh penghasilan dengan jalan
menjual jasa kepada orang lain.
Tahap  selanjutnya himbauan untuk memerdekakan  budak(*)  dengan
mengemukakan  kenyataan  bahwa secara  psikologis  melepas  budak adalah
pekerjaan seperti mendaki pendakian terjal.
-- WaMa-  Adra-ka Ma l'Aqabatu. Fakku Raqabatin. (S.  Al  Balad, 12-13).
Tahukah engkau apa jalan mendaki itu? Memerdekakan budak (90:12-13).

Tidaklah  semua orang mampu untuk melalui jalan mendaki  itu. Maka ada
pula sebuah metode yang efektif dalam pembebasan  budak, yaitu  dengan
syari'at memberikan sanksi atas orang yang  berbuat dosa. Seperti misalnya
menggauli isteri dalam bulan Ramadhan pada siang  hari  diberikan sanksi
membebaskan  budak.  Demikian  pula membunuh  orang tidak dengan sengaja

Re: [wanita-muslimah] Melanggar HAM Nggak Ya

2007-02-05 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Itu melanggar HAM, jika HAM-nya berlandaskan liberalisme, tetapi itu tidak
melanggar HAM, jika HAM-nya berlandaskan Syari'at Islam, bahkan itu
merupakan KAM memaksa orang-orang itu di evakuasi, agar terhindar dari
bahaya. Fyi, dalam kamus HAM-liberalisme tidak dikenal istilah KAM (Kewjiban
Asasi Manusia).
HMNA


- Original Message - 
From: Ari Setyawan [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, February 06, 2007 00:47
Subject: [wanita-muslimah] Melanggar HAM Nggak Ya


 Kemarin saya nonton liputan banjir di TV.
 Saya lihat banjir sudah naik hampir ke lantai 2 sebuah rumah. Terus di
berita TV tersebut di katakan bahwa warga yang belum mengungsi walaupun
rumahnya dah hampir klelep akan dipaksa di evakuasi.
 Yang jadi pertanyaan saya, itu melanggar HAM nggak ya? Khan maksa orang
untuk pindah sedangkan orang itu nggak mau?
 Mohon para ahli HAM di WM untuk memberi pencerahan kepada saya.
 Terimakasih...

__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 


Re: [wanita-muslimah] Melanggar HAM Nggak Ya

2007-02-05 Terurut Topik Ari Condrowahono
1. hak untuk hidup itu adalah salah satu deklarasi awal dari HAM.

2. sementara kalo liat maqoshid syariah, untuk meilindungi kekayaan, 
justru dari Islam.  termasuk mbah Maridjan pendukung maqoshid syariah, 
soale dia sangat menolerir orang orang yg ndak mau dievakuasi dari 
merapi, kaena sibuk menjaga hartanya.

3. nah kalo pursuit a happiness, ini baru khasnya amerika.  
mencarikebahagiaan, happy happy sampai gila gilaan, adalah khas amerika, 
yg justru ndak universal, tapi malah muncul di deklarasi kemerdekaan mereka.



H. M. Nur Abdurrahman wrote:

 Itu melanggar HAM, jika HAM-nya berlandaskan liberalisme, tetapi itu tidak
 melanggar HAM, jika HAM-nya berlandaskan Syari'at Islam, bahkan itu
 merupakan KAM memaksa orang-orang itu di evakuasi, agar terhindar dari
 bahaya. Fyi, dalam kamus HAM-liberalisme tidak dikenal istilah KAM 
 (Kewjiban
 Asasi Manusia).
 HMNA

 - Original Message -
 From: Ari Setyawan arisetyawan@ lge.com mailto:arisetyawan%40lge.com
 To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, February 06, 2007 00:47
 Subject: [wanita-muslimah] Melanggar HAM Nggak Ya

  Kemarin saya nonton liputan banjir di TV.
  Saya lihat banjir sudah naik hampir ke lantai 2 sebuah rumah. Terus di
 berita TV tersebut di katakan bahwa warga yang belum mengungsi walaupun
 rumahnya dah hampir klelep akan dipaksa di evakuasi.
  Yang jadi pertanyaan saya, itu melanggar HAM nggak ya? Khan maksa orang
 untuk pindah sedangkan orang itu nggak mau?
  Mohon para ahli HAM di WM untuk memberi pencerahan kepada saya.
  Terimakasih. ..




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re:Mba Lina Re: Warisan Wanita - Cinta Mama

2007-02-05 Terurut Topik jano ko
Dhaniar berkata :
   
  Betul sekali dana. pengalaman spiritual tidak bisa
diseragamkan. itulah pentingnya suatu negara menjadi
sekuler, 
   
  =
   
  Jano-ko
   
  Dhani...kemarin katanya cinta Tuhan, sekarang mentengke negara menjadi 
sekuler.
   
  Lho, koq dhani ngeyel/menentang pendapat dhaniar sendiri, disatu pihak 
dhaniar menolak penyeragaman tapi dilain pihak dhaniar mementingkan negara 
sekuler, piye iki ?
   
  selamat siang
   
   
  

dhaniar [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Betul sekali dana. pengalaman spiritual tidak bisa
diseragamkan. itulah pentingnya suatu negara menjadi
sekuler, dan jangan lagi ada pemaksaan suatu keyakinan
tertentu terhadap pihak lain, apalagi melalui
peraturan-peraturan yang dipaksakan.

salam,
dhaniar

Posted by: Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] 
hifibuff007 
Mon Feb 5, 2007 3:09 am (PST) 
Dalam perdebatan agama memang akan selalu muncul bahwa
pengalaman
spritual individu tidak dapat dipaksakan pd orang
lain. Oleh karena
itu pemaksaan suatu pengalaman dan aspirasi spiritual
seseorang pada
orang lain dg mekanisme penegakkan hukum negara akan
runyam hasilnya.

Pengalaman spiritual itu tdk akan sama dari satu orang
ke orang
lainnya. Oleh karena itu aspek agama sbg pengalaman
spiritual hanya 
relevan secara pribadi dan konsekuensinya harus
dipisahkan dari negara.

--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko
[EMAIL PROTECTED]  wrote:

 Mbak Dhaniar berkata :
 kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta
sekali kepada Tuhan 
 saya, 
 
 ===
 
 Jano-ko :
 
 So pasti jano-ko tidak mempunyai alasan untuk
berargumentasi dengan
insan yang telah mencintai Allah SWT 
 
 ---
 
 Al Qur'an
 
 Surat Ali 'Imran
 
 [31] Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu.  Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. 
 
 ---
 
 Sangat tidak sopan bagi jano-ko berargumentasi
dengan Insan yang
mencintai Allah SWT
 
 
 :)
 
 Salam
 
 
 
 
 
 
 
 dhaniar [EMAIL PROTECTED] .. wrote: pak
jano-ko, sudah kehabisan argumentasi ya?:D
 kalau soal hubungan saya dng Allah, saya cinta
sekali kepada Tuhan 
 saya, sehingga saya benar2 menggunakan karunia Allah
terbesar kepada 
 manusia, yaitu akal, untuk berpikir, dan tdk
menerima begitu saja 
 semua yg disodorkan kpd saya.
 
 salam,
 dhaniar
 
 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko
ko_jano@ wrote:
 
  Dhaniar berkata :
  
  Kalau masalah tanggung jawab antar saudara saya
kira
  di masa sekarang bukan masalah bahwa laki2 harus
  bertanggung jawab terhadap saudara perempuannya,
tapi
  siapa yang punya kemampuan lebih untuk membantu
  saudaranya ya silakan bantu, tdk memandang apakah
  laki2 atau perempuan.
  
   
  
  Jano-ko
  
  Jano-ko salut dan hormat dech dengan dhaniar yang
telah melakukan 
 dan melaksanakan tugas kemanusiaan kepada sesamanya,
kepada sesamanya 
 saja perhatian dhaniar begitu besar sekale, tentunya
perhatian 
 dhaniar kepada Allah SWT pasti yang paling besar,
hiya engga ?, jano-
 ko sangat yakin pasti dhaniar akan menerima dengan
bulat, utuh semua 
 firman-firman Allah SWT yang ada didalam Al Qur'an,
Hadis dan Sunah 
 Rasul, setuju kan ?
  
  Salam
  

__
We won't tell. Get more on shows you hate to love 
(and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list.
http://tv.yahoo.com/collections/265 


 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kasus Poso Bukan Kasus DPO, Melainkan Kasus Pembantaian 2000 Umat Islam Menurut Deklarasi Malino

2007-02-05 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Sekjen FUI: Kasus Poso Bukan Cuma Kasus DPO
http://hidayatullah.com/index2.php?option=com_contenttask=viewid=4171pop
=1page=0Itemid=1 Cetak halaman ini
http://hidayatullah.com/index2.php?option=com_contenttask=emailformid=417
1itemid=1
Senin, 29 Januari 2007

Pengartian kerusuhan Poso sebagai kasus DPO dianggap sebagai penyesatan
berita. Padahal,  kasus Poso menurut deklarasi Malino adalah pembantaian
2000 umat Islam

Pengartian kerusuhan Poso sebagai kasus DPO semata dianggap sebagai
penyesatan berita. Padahal kasus kerusuhan Poso menurut deklarasi Malino
pada 2001 adalah kasus pembantaian terhadap 2000 umat Islam oleh Tibo dkk,
termasuk 16 aktor utama yang disebutkan Tibo, demikian pernyataan yang
disampaikan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath.

Pernyataan ini disampaikannya disela pertemuan Forum Umat Islam (FUI) dengan
Komnas HAM yang diwakili Zoemrotin di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhari,
Jakarta (25/1/07) lalu.

Dia menambahkan, kasus DPO adalah dampak dari kerusuhan Poso. Karena kasus
DPO lahir akibat kekecewaan warga Poso terhadap sikap aparat yang membiarkan
16 orang kristen aktor utama kerusuhan Poso yang disebut Tibo dkk.

Maka FUI mendesak Komnas HAM dan DPR RI untuk meminta pemerintah mengusut
kasus kerusuhan di Poso, dan menarik Densus 88 dari Poso,  ujar Khathtahth.

Senada dengan Khathath, Ketua Tim Pembela Muslim (TPM) M Mahendradatta SH MA
MH meminta Komnas HAM untuk sesegera mungkin datang ke Poso untuk
menyelidiki kasus ini, sekaligus mencegah pihak yang mencoba menghilangkan
dan merekayasa bukti-bukti.

Sementara itu, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq yang juga hadir
sebagai pembicara mengatakan, ada upaya dari pemerintah untuk menutup-nutupi
kasus ini. Dirinya mencurigai ucapan Wakil Presiden Yusuf Kalla yang
mengatakan akan memutihkan kasus kerusuhan Poso yang terjadi sebelum
deklarasi Malino pada 2000. Pemutihan kasus pelanggaran HAM berat ini
menurutnya akan dijadikan alasan polisi untuk membiarkan 16 orang aktor
utama kerusuhan Poso yang diungkap Tibo.

Jadi sebenarnya ini adalah blunder bagi Yusuf Kalla, karena dia adalah
salah satu penggagas deklarasi Malino,  ujar Rizieq.

Rizieq menambakan, jika Polri mau menahan diri, insiden yang memakan korban
sipil pada 22/1 lalu sebenarnya tidak perlu terjadi. Dari beberapa pertemuan
antara Polri dan keluarga DPO yang dijembataninya terbukti efektif. Hasilnya
lima orang yang masuk DPO dengan suka rela menyerahkan diri.

Ustad Abubakar Ba'syir yang juga hadir dalam pertemuan itu mencurigai
insiden yang terjadi di Poso sebagai makar untuk menghabiskan umat Islam di
sana. Dia menyayangkan sekaligus mengecam aparat kepolisian dari Densus 88
yang telah dijadikan alat untuk menghabisi umat Islam di Poso. Saya kutuk
perbuatan Densus 88, dan insya Allah, Allah juga mengutuk Densus 88, ujar
Ba'asyir yang disambut pekik takbir peserta pertemuan.

Untuk itu Ba'asyir meminta anggota Densus 88 yang beragama Islam untuk
keluar dari kesatuannya. Karena perbuatan melukai bahkan membunuhi sauadara
sendiri adalah dosa besar.

Di tempat berbeda, Anggota Tim Invetigasi Kasus Poso DPR Rendy Lamajido
mengatakan, beberapa orang anggota DPO kasus Poso yang mengadu ke DPR
menyatakan tidak ingin menyerahkan diri, karena merasa takut dengan aparat
kepolisian.

DPO itu mengadu kalau mereka dipukuli, dan dipaksa menandatangi berita
acara lalu kemudian ditahan, wajar mereka tidak mau menyerahkan diri lagi, 
katanya seperti dikutip eramuslim.com disela Rapat Kerja Pansus RUU Tata
Ruang, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/1).

Rencananya Hari ini, Jumat (26/1) tim invstigasi Poso DPR akan berangkat ke
Poso, Sulawesi Tengah untuk memantau keadaan dan melakukan pendekatan dengan
masyarakat. Tim juga akan memantau peredaran senjata ilegal dan menyelidiki
apakah upaya penangkapan DPO yang dilakukan Densus 88 Polri sesuai dengan
prosedur.

Penyerbuan harusnya dilakukan oleh TNI bukan Polri, dan penyerbuan juga ada
prosedurnya, ini akan diselidiki,  tandasnya. [Surya Facrizal/Jakarta]

__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 


[wanita-muslimah] ACEH - IBU KOTA INDONESIA

2007-02-05 Terurut Topik SIR BATS
Kawans,

Dulu banget, ada ide dari Bimantara untuk memindahkan pusat
pemerintahan ke sukabumi (CMIIW). Salah satunya karena alasan BANJIR
Air ini. Sekarang bergulir lagi ide memindahkan ibu kota, entah
kemana.

Riau sedang bergolak menuntut otonomi khusus meski menegaskan tidak
ingin menjadi Timor Leste. Tuntutan melepaskan diri dari NKRI paling
keras (setelah Timor Leste) adalah NAD, tuntutan kemerdekaan aceh
telah membuat aceh berdarah-darah dan tercabik oleh perang bertahun
tahun. Th 2005 akhirnya terjadi perdamaian antara aceh dengan jakarta;
meski demikian tuntutan merdeka masih tersisa dalam bentuk api dalam
sekam.

Meskipun agak absurd, apakah dengan memindahkan Ibu Kota indonesia
dari Jakarta ke Aceh bisa meredam isu merdeka secara Total. Menurut
anda kota mana paling cocok menjadi Ibu Kota, bila Jakarta tidak lagi
menarik. Biarlah jakarta menjadi pusat bisnis atau apa saja yg bisa
dilakukan.

Pemindahan ibu kota keluar jawa mungkin ada gunanya untuk mengurangi
tekanan terhadap Pulau Jawa yg kalo bisa ngomong mungkin dan
merintih-rintih.

bayangkan ibu kota dengan syariat islam seperti Aceh . badlathun
toyyibatun warrabun ghafur :=)

salam pindah :=))


[wanita-muslimah] Aurat

2007-02-05 Terurut Topik Chae
Ada keracuan pemahaman antara aurat yang dimaksud didalam Qur'an
dengan aurat yang ada didalam hadis. Jika didalam Qur'an aurat adalah
sesuatu yang bersifat universal dan permanen sedangkan didalam hadis2
Aurat adalah sesuatu yang bersifat temporal dan lokal.

A.Aurat dalam defenisi Qur'an

Kata aurat berasal dari akar kata âra-ya'ûru-'awran wa `awratan;
jamaknya `awrât. Aurat memiliki beberapa arti: aib, cacat, atau cela;
celah-celah suatu tempat; semua hal yang dirasa malu.

Selama ini kita memahami bahwa aurat adalah istilah yang hanya
berkenaan dengan bagian tubuh manusia sedangkan didalam Qur'an aurat
bisa berarti terbukanya celah (pintu rumah) atau jeda waktu terlarang.

Sehingga kalau saya sendiri menyimpulkan bahwa arti kata aurat yang
lebih sesuai dengan apa yang ada di dalam Qur'an adalah sebuah celah
jika pada tubuh manusia bagian celah adalah alat kelamin (kemaluan dan
dubur). Celah yang ada didalam Qur'an bersifat terlarang, seperti
misalnya dalam hal memasuki celah pintu tentu saja terlarang bagi
setiap orang kecuali ada ijin dari si pemilik. Begitu pun aurat dalam
konotasi celah/jeda waktu menjadi saat yang terlarang.

Maka jika kata aurat di tunjukan kepada tubuh manusia, maka celah mana
yang menjadi bagian terlarang untuk dimasuki?? pendapat saya celah
yang dimasud adalah alat kemaluan dan dubur selain itu tidak ada lagi.

Inilah yang dimaksud oleh Qur'an sebagau aurat yang bersifat universal
dan permanen. Seperti yang kita ketahui dalam QS. 7:22, QS. 20:121

Jika Aurat adalah seluruh tubuh perempuan kecuali telapak tangan dan
muka menurut Qur'an lalu bagaimana siti Hawa menutupi auratnya dengan
daun?? dan sebesar apa dan bagaimana??

B. Aurat dalam defenisi hadis

Walau beberapa hadis yang berkenaan tentang batasan aurat perempuan
dipermasalahkan keabsahanya, hanya ada kepastian bahwa aurat yang
berlaku pada waktu lebih dari sekedar kemaluan dan dubur. Penutupan
dada. Aurat dalam hal ini lebih kepada aturan berpakaian sopan
sesuai dengan nilai2 yang berlaku pada masyrakat saat itu. Ini pula
yang ditegaskan dalam Qs.24:31-32

Kalau tidak salah sebab2 terunya ayat Qs.24:31-32 adalah peristiwa
dimana seorang sahabat sampai celaka membenturkan kepalanya ketembok
ketika memperhatikan seorang wanita dengan penampilan yang tidak
sesuai dengan nilai2 masyrakat pada waktu itu yang telah menjadi tren
baru dalam cara berpakaian.

Seringkali membenturkan antara konsep aurat Qur'an yang bersifat
universal dan permanen dengan konsep aurat didalam hadist yang
bersifat temporal dan lokal.




[wanita-muslimah] Re: Korupsi di Indonesia Semakin Parah

2007-02-05 Terurut Topik IrwanK
Sorry ceritanya kurang lengkap sedikit info yang paling penting.. Hehehe..

Sang pasien tadi sebenarnya mengidap penyakit lain.. yakni 'buang angin
akut'
atau dat-dut.. :-P
Dan yang mendorong si pasien untuk berobat adalah orang di sekitanya yang
sangat terganggu dengan penyakit 'dat-dut' tersebut..

Wassalam,

Irwan.K

On 2/6/07, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bicara soal korupsi di Indonesia mengingatkan pada anekdot orang yang
 tidak bisa
 mendengar dan 'mencium bau'..

 Suatu ketika ada orang yang sakit pada indera pendengaran dan
 penciumannya..
 Sampai akhirnya yang bersangkutan pergi ke dokter THT ternama (terjangkau
 juga
 boleh).. :-)
 Singkatnya dalam kunjungan pertama, dokter itu memberikan obat dan
 petunjuk
 penggunaan kepada si pasien dan meminta datang kembali setelah obatnya
 habis..

 Pada kunjungan berikutnya, sang pasien justru marah dan melaporkan
 setelah
 minum obat yang diberikan, ternyata dia malah terganggu dengan suara
 keras..
 Sang dokter hanya tersenyum dan akhirnya memberikan obat lain dengan
 aturan
 yang sama (harus diminum tepat waktu dan kembali kontrol setelah obat
 habis)..

 Pada kunjungan berikutnya, sang pasien semakin marah dan mengatakan bahwa
 ternyata setelah minum obat 'kedua', dia terganggu dengan suara keras dan
 bau
 yang timbul.. :-P

 Diakui/tidak, ORBA berhasil menciptakan (secara massal) publik yang
 mengalami kedua
 hal tersebut.. :-p Sehingga setelah publik mendapat kebebasan informasi
 (YANG SEMPAT
 COBA DIKLAIM SEBAGIAN KALANGAN DIMULAI PADA JAMAN PEMERINTAHAN SEKARANG),
 terkesan bahwa KORUPSI SEMAKIN MELUAS.. Padahal yang sebenarnya adalah hal
 itu
 dikarenakan publik banyak yang sudah minum 'obat' yang serupa dengan kisah
 di atas..

 Sehingga (tanpa disadari), media massa dan publik sendiri tidak lagi TULI
 dan mampu
 'mencium bau' kerusakan/penyimpangan secara wajar.. Kalaupun misalnya ada
 peningkatan,
 itu dikarenakan ORBA sudah berhasil membuat fondasi yang kokoh dalam
 pengembangannya.. :-(

 CMIIW..

 Irwan.K

 On 2/6/07, fauziah swasono [EMAIL PROTECTED] wrote:

Pak Suhaimi yth,
 
  Kantor saya sejak 2001 melakukan survey lapangan dan riset dg tema
  Costs of Doing Business. Sampelnya saat itu 1736 perusahaan di 60
  kabupaten/kota dg sebaran 20 propinsi (saya sendiri sempat bantu
  survey ke dua propinsi). Survey ini diulang th 2003 sampai sekarang
  setiap 6 bulan sekali. Silahkan gugel untuk melihat hasilnya (ada
  indeks, ada beberapa tulisan/paper juga). Apa yang diceritakan
  bukanlah hal baru. Yang baru adalah kalau Pemerintah mau mulai
  membenahi cacat struktural untuk menunjukkan keseriusan penanganan
  korupsi, bukan sekedar kebijakan tambal sulam atau gawat darurat. Itu
  yang saya tunggu beritanya, sayangnya belum saya dengar sampai sekarang
  :(
 
  Kalau anda menganggap saya dan Pak Manneke beranggapan korupsi di
  Indonesia itu nihil, maka saya sarankan anda belajar reading
  comprehension dulu dalam memaknai tulisan2 kami di milis ini.
 
  Satu lagi, saya sayangkan anda selalu menyebut Pak Manneke dg sebutan
  Mbak. Walaupun ybs tidak berkata apa2 soal ini, tapi paling tidak bagi
  saya anda ignorant/sombong kalau tidak bisa dikatakan tidak respek
  pada sesama miliser ini. Sudah banyak imel disini termasuk yang
  didalam thread yang anda balas jelas2 menyebut Manneke dg panggilan
  Pak. Apakah anda mau dipanggil dg sebutan Mbak Suhaimi yang cantik? :D
 
  salam,
 
  fau
 
  --- In 
  Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com,
  Suhaimi [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Terima kasih Pak.Bambang atas penjelasan nya.
  
   Moga-moga penjelasan Bapak ini dapat menjadikan pencerahan bagi
  Mbak.Fau  Mbak.Manneke yang kirei desu
  
   Meskipun penjelasan Bapak ini mungkin saja belum begitu ilmiah
  dalam pandangan beliau-beliau.
  
   Salam,
   Suhaimi
  
   - Original Message -
   From: bambang adhiono
   Sent: Monday, February 05, 2007 2:45 PM
   Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Korupsi di Indonesia Semakin Parah
  
  
   Korupsi itu barang yang sudah mendarah daging di Indonesia, mulai
  dari kere yang tinggal di trotoir sampai pejabat yang naik mobil
  terbagus di Indonesia.mulai tahun maraknya jual beli minyak bumi
  sampai pembangunan mercu suar saat ini.
   Dalam perhitungan besaran prosentase tentu susah, apalagi kalau
  dengan pembuktian hitam putih..hhh, anak bangsa ini sudah pada
  canggih kalau hanya untuk korupsi.
   Pembangunan yang berkonotasi dengan berdirinya bangunan 100
  lantai, jembatan ataupun lapangan terbangtentu terkait dengan para
  kontraktor, konsultan, supplier bahan/ material, tenaga kerja dan
  banyak lagi.
 
 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Pendaki Gunung Memerangi Kebodohan dan Kemiskinan

2007-02-05 Terurut Topik Dwi Soegardi
Kisah Greg Mortenson, pendaki gunung yang beralih menjadi aktivis
kemanusiaan, membangun 58 sekolah dan mendidik 24 ribu anak di
Pakistan.

http://www.altmuslim.com/perm.php?id=1867_0_24_0_M

He Went From Climbing Mountains To Moving Them

Greg Mortenson was so moved by the people he met while mountain
climbing in Pakistan that he returned to build 58 schools and educate
24,000 children.

By Sadia Ashraf, February 1, 2007

A heart the size of a mountain

Meet Greg Mortenson, a mountaineer turned humanitarian, whose book,
written with David Oliver Relin, Three Cups of Tea: One Man's Mission
to Fight Terrorism and Build Nations ...One School at a Time,
illustrates how he build 58 schools in Pakistan and Afghanistan. Greg
Mortenson is one of the rare individuals whose benevolent feats
supercede their personal boundaries of language, culture, race and
religion and he epitomizes the terms philanthropy and altruism.

His incredible voyage of triumph, as illustrated in the book, began in
failure. In 1993, after a disastrous and catastrophic attempt at
climbing K2 in Pakistan, he walked for five days, injured and
emaciated, stumbling into the village of Korphe, where the villagers
nurtured him for several days. While recovering, he saw their
school, and the scene of 84 children sitting on a frosty ledge, with
no roof over their heads, writing on the ground with sticks,
promulgated his life's vocation. Since they couldn't afford their own
teacher at $1 a day, they shared one with a neighboring village.
Appalled, he rashly promised the villagers he would build them a
school.

In America, raising $12,000 was no mean task for a climber who lived
out of his car. Frustrated at the lack of response from the famous
people to whom he wrote 580 letters of appeal, he even sold his car.
It was not until his niece's school raised $623 that fundraising
success ensued. Then fortunately, Jean Hoerni, a physicist and a
one-time trekker to the Karakorum Mountains, gave him $12,000. Back at
the village, he realized they would have to build a bridge first to
carry the school construction supplies. Undaunted, he went back to
raise more money, returned to build the bridge with the villagers, and
then built the first school. Now, after 31 trips over 14 years,
Mortenson's non-profit Central Asia Institute has built 52 schools in
Pakistan, 6 in Afghanistan, (and also 30 tent schools after the
earthquake of 2005) helping educate 24,000 children, some of whom walk
up to three hours a day to attend classes.

Mortenson has made tremendous personal endeavors to build cultural
bridges with the people of the Northern Pakistani, having learned to
speak Balti, Farsi and Urdu. In addition to reading the Qur'an and
studying Islam, he always portrays a constructive image of Muslims in
all his interviews and publicity appearances. His journey, though, has
had some treacherous bends. In Afghanistan, he was kidnapped and held
captive for eight days. After September 11, he received death threats
by Americans and has been debriefed by the CIA twice. Two separate
fatawas issued against him to banish him from Pakistan for educating
girls were repealed by enlightened clerics.

Mortenson admits the book's subtitle — One Man's Mission to Fight
Terrorism and Build Nations One School at a Time (chosen by the
publisher) is a distortion. I don't really care about fighting
terror, Mortenson tells me. The biggest issues in the world we need
to address today are poverty, illiteracy, ignorance. Ignorance breeds
hatred. And as the book title implies, it's important to have 'three
cups of tea' to do business in that part of the world. As he explains,
The first cup of dudh patti (Pakistan's sweet milk tea) or kahawa
(green tea in Afghanistan) - you are a stranger. The second cup - you
become a friend. And the third cup - you become family - but the
process takes several years and is about relationships. When you are
family, your hosts are prepared to even die for you. Here in America,
we have two minute football drills, thirty minute power lunches, drive
through fast food, and six second TV sound bytes, but in Pakistan and
Afghanistan it takes three cups of tea...

One memorable situation from his 14 years experience, as elucidated in
the book, is when he built the first school and was micromanaging and
trying to hasten the construction. One of the village elders led him
aside and said, We've been here for hundreds of years, and we're
grateful to Allah that you're helping us build a school. But you need
to do something: You need to sit down and shut up and let us do the
work. He learned to listen rather than deliberate and to let the
communities be empowered to do the work themselves, rather than
commanding them. It is no wonder then Mortenson's picture appears over
hearths and on Jeep dashboards throughout northern Pakistan.

Mortenson grew up in the proximity of Mount Kilimanjaro, where his
father found Tanzania's first teaching hospital and his mother

Re: [wanita-muslimah] ACEH - IBU KOTA INDONESIA

2007-02-05 Terurut Topik oman abdurahman
Kata orang Sunda, pindah ibu kota ke Pelabuhan Ratu (Sukabumi) mah sudah ga
aneh, sudah ada dalam wangsit hehehehe. Pindah ibu kota ke Sukabumi, saya
kurang setuju, karena, Sukabumi secara morfologi sempit keberadaan daerah
datarannya. Lagipula Sukabumi masih menghadapi ancaman letusan gunungapi (gn
Gede) dan juga sering gempa (kalo bajir sih dijamin tidak ada - kalau pun
ada tidak akan dahsyat mengingat kota itu punya kemiringan lahan yg cukup
ideal untuk mencegah banjir). Ke Pelabuhan Ratu? bahaya juga: gempa dan
kemungkinan tsunami.

Syahdan menurut wangsit, suatu bencana besar semacam gempa dan tsunami
suatu waktu akan terjadi, di wilayah Indonesia dan sekitarnya, termasuk
Singapur. Salah satu dampaknya, kota termaju di Asia Tenggara itu akan
berhenti sebagai pelabuhan internasional karena jalur lalulitas ke situ
terhambat akibat bencana. Lalu, katanya, alur pelayaran internasional jadi
beralih ke selatan P. JAwa. Maka terbukalah peluang kota-kota di pantai
selatan P. JAwa untuk menjadi pelabuhan internasional, dan salah satunya
adalah jadi ibu kota negara. Namun itu kata wangsit, kata pengalaman
spiritual individual yg tidak berguna dalam kehidupan bernegara.

Dan saya tidak setuju jika ibu kota NKRI ini pindah ke Sukabumi atau
somewhere masih di Jawa Barat juga. Nanti isu negara pasundan bisa
berkembang lagi hehehe. Saya lebih setuju jika ibukota NKRI ini dipindahkan
ke daerah semacam Papua. Mungkin ke Tembagapura atau Merauke. Dari sudut
sumber daya alam, khususnya air (air tanah) di Merauke ada endapan sedimen
akuifer yang tebal dan bagus. Sekalian lah pemerataan kemajuan dan
informasi, sehingga suatu hari nanti, penduduk Jakarta sudah biasa mendengar
siaran TV dari Merauke bahkan hanya sekedar berita nenek hilang atau kucing
yang bisa mijit orang. :)

Salam pindah ibu kota.

manAR




On 2/6/07, SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Kawans,

 Dulu banget, ada ide dari Bimantara untuk memindahkan pusat
 pemerintahan ke sukabumi (CMIIW). Salah satunya karena alasan BANJIR
 Air ini. Sekarang bergulir lagi ide memindahkan ibu kota, entah
 kemana.

 Riau sedang bergolak menuntut otonomi khusus meski menegaskan tidak
 ingin menjadi Timor Leste. Tuntutan melepaskan diri dari NKRI paling
 keras (setelah Timor Leste) adalah NAD, tuntutan kemerdekaan aceh
 telah membuat aceh berdarah-darah dan tercabik oleh perang bertahun
 tahun. Th 2005 akhirnya terjadi perdamaian antara aceh dengan jakarta;
 meski demikian tuntutan merdeka masih tersisa dalam bentuk api dalam
 sekam.

 Meskipun agak absurd, apakah dengan memindahkan Ibu Kota indonesia
 dari Jakarta ke Aceh bisa meredam isu merdeka secara Total. Menurut
 anda kota mana paling cocok menjadi Ibu Kota, bila Jakarta tidak lagi
 menarik. Biarlah jakarta menjadi pusat bisnis atau apa saja yg bisa
 dilakukan.

 Pemindahan ibu kota keluar jawa mungkin ada gunanya untuk mengurangi
 tekanan terhadap Pulau Jawa yg kalo bisa ngomong mungkin dan
 merintih-rintih.

 bayangkan ibu kota dengan syariat islam seperti Aceh . badlathun
 toyyibatun warrabun ghafur :=)

 salam pindah :=))
 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] ACEH - IBU KOTA INDONESIA

2007-02-05 Terurut Topik Ari Condrowahono
setuju, jangan ke sukabumi. selain bikin dokter boyke bankrut.  nanti 
penduduk ibukota sibuk manjangin xxx ke mak erot :p

oman abdurahman wrote:

 Kata orang Sunda, pindah ibu kota ke Pelabuhan Ratu (Sukabumi) mah 
 sudah ga
 aneh, sudah ada dalam wangsit hehehehe. Pindah ibu kota ke Sukabumi, saya
 kurang setuju, karena, Sukabumi secara morfologi sempit keberadaan daerah
 datarannya. Lagipula Sukabumi masih menghadapi ancaman letusan 
 gunungapi (gn
 Gede) dan juga sering gempa (kalo bajir sih dijamin tidak ada - kalau pun
 ada tidak akan dahsyat mengingat kota itu punya kemiringan lahan yg cukup
 ideal untuk mencegah banjir). Ke Pelabuhan Ratu? bahaya juga: gempa dan
 kemungkinan tsunami.

 Syahdan menurut wangsit, suatu bencana besar semacam gempa dan tsunami
 suatu waktu akan terjadi, di wilayah Indonesia dan sekitarnya, termasuk
 Singapur. Salah satu dampaknya, kota termaju di Asia Tenggara itu akan
 berhenti sebagai pelabuhan internasional karena jalur lalulitas ke situ
 terhambat akibat bencana. Lalu, katanya, alur pelayaran internasional jadi
 beralih ke selatan P. JAwa. Maka terbukalah peluang kota-kota di pantai
 selatan P. JAwa untuk menjadi pelabuhan internasional, dan salah satunya
 adalah jadi ibu kota negara. Namun itu kata wangsit, kata pengalaman
 spiritual individual yg tidak berguna dalam kehidupan bernegara.

 Dan saya tidak setuju jika ibu kota NKRI ini pindah ke Sukabumi atau
 somewhere masih di Jawa Barat juga. Nanti isu negara pasundan bisa
 berkembang lagi hehehe. Saya lebih setuju jika ibukota NKRI ini 
 dipindahkan
 ke daerah semacam Papua. Mungkin ke Tembagapura atau Merauke. Dari sudut
 sumber daya alam, khususnya air (air tanah) di Merauke ada endapan sedimen
 akuifer yang tebal dan bagus. Sekalian lah pemerataan kemajuan dan
 informasi, sehingga suatu hari nanti, penduduk Jakarta sudah biasa 
 mendengar
 siaran TV dari Merauke bahkan hanya sekedar berita nenek hilang atau 
 kucing
 yang bisa mijit orang. :)

 Salam pindah ibu kota.

 manAR

 On 2/6/07, SIR BATS [EMAIL PROTECTED] com mailto:sirbats%40gmail.com 
 wrote:
 
  Kawans,
 
  Dulu banget, ada ide dari Bimantara untuk memindahkan pusat
  pemerintahan ke sukabumi (CMIIW). Salah satunya karena alasan BANJIR
  Air ini. Sekarang bergulir lagi ide memindahkan ibu kota, entah
  kemana.
 
  Riau sedang bergolak menuntut otonomi khusus meski menegaskan tidak
  ingin menjadi Timor Leste. Tuntutan melepaskan diri dari NKRI paling
  keras (setelah Timor Leste) adalah NAD, tuntutan kemerdekaan aceh
  telah membuat aceh berdarah-darah dan tercabik oleh perang bertahun
  tahun. Th 2005 akhirnya terjadi perdamaian antara aceh dengan jakarta;
  meski demikian tuntutan merdeka masih tersisa dalam bentuk api dalam
  sekam.
 
  Meskipun agak absurd, apakah dengan memindahkan Ibu Kota indonesia
  dari Jakarta ke Aceh bisa meredam isu merdeka secara Total. Menurut
  anda kota mana paling cocok menjadi Ibu Kota, bila Jakarta tidak lagi
  menarik. Biarlah jakarta menjadi pusat bisnis atau apa saja yg bisa
  dilakukan.
 
  Pemindahan ibu kota keluar jawa mungkin ada gunanya untuk mengurangi
  tekanan terhadap Pulau Jawa yg kalo bisa ngomong mungkin dan
  merintih-rintih.
 
  bayangkan ibu kota dengan syariat islam seperti Aceh . badlathun
  toyyibatun warrabun ghafur :=)
 
  salam pindah :=))
 




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] ACEH - IBU KOTA INDONESIA

2007-02-05 Terurut Topik Ari Condrowahono
btw, tiba tiba jadi curious.  kata dasar mak erot, erotnya itu ebrasal 
dari bahasa arab awrat --aurat yah ?..

Ari Condrowahono wrote:

 setuju, jangan ke sukabumi. selain bikin dokter boyke bankrut. nanti
 penduduk ibukota sibuk manjangin xxx ke mak erot :p




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kepatutan umum?--Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-05 Terurut Topik Lina Dahlan
Saya tidak kebetulan berada dalam track yang sama dgn mbak Ning 
dalam soal aurat karena rujukannya sama: AlQur'an dan Hadist. Karena 
saya awam juga akan bahasa Arab, tentunya saya bergantung kepada 
ulama dan ahli fiqih. Siapa saja ulama dan ahli fiqih yang 
saya 'percaya'kan tentu bergantung siapa dan bagaimana latar 
belakang mereka. Sedang akal yang berdekatan dengan nafsu, 
saya tempatkan diurutan kesekian. Akal yang berdekatan dengan iman 
yang ditempatkan diurutan awal. Ini karena kita harus bertanya 
kepada ahlinya...ahli dzikir...:-)

wan Sabri ada menyinggung soal 'kepatutan umum' ato 'public decency' 
di email terdahulu. 'Kepatutan umum' yang dijadikan rujukan, bukan 
AlQur'an dan Hadist. Padahal bukankah mengikuti 'kepatutan umum' 
juga akan menimbulkan situasi yang 'chaotic' yang tak berujung?

Semisal di Kanada, katanya, pernah kaum wanita protes karena mereka 
diharuskan memakai BH ketika berada di tempat-tempat publik pada 
musim panas, sementara kaum pria tidak. Untuk itu, mereka meminta 
agar mereka juga diizinkan bisa berjalan di pinggir pantai, di 
jalanan raya, di toko-toko tanpa BH. Kalau seandainya diizinkan oleh 
pengambil kebijakan ketika itu, lalu menjadi praktek umum, akankah 
hal ini dianggap sebagai kepatutan umum ?. Betapa kepatutan umum 
itu bergantung kepada keputusan pemerintah/pemimpinnya, bukan?

Kalau AlQur'an dan Hadist sudah menetapkan kepatutan umum untuk umat 
Islam mengapa masih ada kepatutan umum lainnya?

Soal mumetnya belajar Hadist, saya juga mengalaminya. Itu artinya 
akal kita sangat sangat terbatas. Kalau kita mengakui akal kita 
terbatas (karena ketidakmampuan kita mempelajari ilmu hadist), 
sebaiknyalah kita bertanya or belajar pada ahli hadist tsb. Rasanya 
tak ada ulama, ahli hadist, fuqaha (yang berpegang pada AlQuran dan 
Hadist) yang menganjurkan untuk mengambil 'public decency' sebagai 
rujukan???

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SIR BATS [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Ning Lihiap,
 
 saya hanya kebetulan berada dalam track yang sama dengan chae 
Lihiap
 dalam soal aurat ini. Kalau larangannya berada pada hadits ; maka
 pembahasan juga akan makin luas, kita akan melihat 'azbabul nuzul-
nya'
 apakah itu fardhlu ZAMANI atau berlaku sepanjang jaman untuk semua
 golongan.
 
 karena TIDAK SEMUA hadits bisa dijadikan dasar hukum, banyak sekali
 kriterianya, dari segi kemutawatiran, mumet pokoknya. Mungkin para
 muhaditsun WM bisa memberikan pencerahan.
 
 salam
 
 On 2/5/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Serasa baca komik silat aja lho, membaca tulisan mas Sabri ini.
   Terimakasih atas sanjungannya, mas.
 
   Kalau aurat itu tidak universal seperti kata mas Sabri dan mbak 
Chae,
   kenapa Rasulullah memerintahkan memakai kerudung ke dada kepada 
para
   perempuan dahulu itu ? Bukankah pada waktu itu kebiasaan 
terbuka dada
   juga tidak apa-apa, dan dianggap sesuatu yang biasa dalam 
masyarakat
   sekitar beliau?
 
   Wass,
   -Ning
 





Re: [wanita-muslimah] ACEH - IBU KOTA INDONESIA

2007-02-05 Terurut Topik oman abdurahman
Hahaha, Mas Ari...kau yang memulai dan kau yang melanjutkan. And then...kau
pula yang mengakhiri? Jika ya, bah, maunya enak sendiri heuheu.

manAR


On 2/6/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote:

   btw, tiba tiba jadi curious. kata dasar mak erot, erotnya itu ebrasal
 dari bahasa arab awrat --aurat yah ?..

 Ari Condrowahono wrote:
 
  setuju, jangan ke sukabumi. selain bikin dokter boyke bankrut. nanti
  penduduk ibukota sibuk manjangin xxx ke mak erot :p
 

 [Non-text portions of this message have been removed]

 



[Non-text portions of this message have been removed]