Mbak Mei,
Diskusi soal strategi mungkin relevan. Gimana membuat kesetaraan bukan
suatu ilusi :-) Strategi/pendekatan pertama dinamakan WID (woman in
development). Intinya: partisipasi perempuan. Beri jalan buat
perempuan. Pemberdayaan perempuan. Ini yg dilakukan oleh bang Yos
ketika dia bicara
Argumen ini 'senada' dng argumennya mas satrio. Kenapa bicara poligami
yg berantakan sementara tingkat perceraian dan kualitas perkawinan
monogami pun dipertanyakan?
Tapi kita bisa kritis mengomentari argumentasi spt ini, kenapa
kemudian ujung2nya poligami jadi solusi, kenapa bukan memperbaiki
Kalau merujuk kepada parameter yg dikemukakan daniel dhakidae dlm
bukunya, ada 2 parameter utk menilai kinerja DPR. Pertama, soal
kepekaan politik. Kedua, soal kemampuan teknik. Yg kedua lebih fokus
pada kinerja fungsi2 DPR, budgeting, pengawasan dan legislasi.
Sementara yg pertama, lebih pada
Ember...kalo gak dianggap begitu, ya dari dulu sudah di'kandang'i
oleh moderator :-)) Jadi ya, meski gemees, harus tetap dibiarkan
bebas...sekalipun mungkiiin yg dibebasin takut dng kata kebebasan itu
sendiri, atau setidaknya, pikirannya sendiri lah yg membuatnya begitu :-)
Cuma
?
Lupa ya ?
:)
Ada engga yang menjual titel keningratan Free Mind ?
wassalam.
Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote:
Wa'alaikumsalam wr wb,
Sebelumnya mohon maaf utk teman2 semua di WM dng email yg keliatannya
pribadi ini. Tapi saya pikir pembicaraan
Wa'alaikumsalam wr wb,
Sebelumnya mohon maaf utk teman2 semua di WM dng email yg keliatannya
pribadi ini. Tapi saya pikir pembicaraan ini sudah terlalu jauh
menyerang pribadi, hingga begitu jelasnya ditampilkan disini. Apakah
perlu sampe segitunya? Relevansinya utk diskusi apa? dan mengapa
selalu
Basi, bang. Ini isu lama. Dari jaman kuda gigit besi :-) Hanya krn
kami namanya mirip, masih jomblo dan moderator. Tapi saya protes, ini
diskriminasi! Disini kan banyak jomblo lainnya. Kalo saya belum lulus2
dari panti jomblo, mungkiiin masih ada jejomblo lain yg lebih pantas
utk dipaksa 'lulus'
Kalau dari pernyataan bang yos di bawah ini, berarti konsep poliandri
yg Islami menurut bang yos adalah: karena prostitusi = poliandri
ilegal, maka poligami = prostitusi legal. Poligami dlm konsep spt ini
yg merupakan poligami ketentuan Allah atau poligami yg Islami, menurut
uraian bang yos.
Termasuk dari orang2 macam anda ? :-)
Soal panggilan, saya keberatan. Simply krn saya lebih senang dipanggil
nama saja, tanpa embel2. Cuma orang tertentu yg dekat dng saya, yg
biasanya punya panggilan tertentu. Dan anda kebetulan bukan salah satu
diantaranya :-) Lagian boleh dong gw menolak, kan
Mbak Lina,
Ketika anda bilang 'laki2' pada frase 'kita tidak pernah jadi laki2',
perlu dipahami juga bahwa ada perbedaan juga dalam laki2 itu sendiri,
sama halnya dng perbedaan dlm perempuan. Pak sabri, pak dana tentu
sangat beda 'kelaki2annya' dng bang Yos, misalnya :-) Mereka punya
perspektif
Mbak Chae,
Alhamdulillah baik, mbak. Tapi lagi sibuk meng-upgrade diri. Saya gak
ambil jurusan hukum, jadi harus belajar banyak hal dari nol lagi (tapi
ya, disitu kan tantangannya ya?). Lagian, laki2 mau bule atau gak ya
gitu2 aja kayanya :-D Tapi kalo ada yg cakep lewat ya bilang
alhamdulillah
Kalau dlm peraturannya sih, kalo gak salah, memang harus ada ijin.
Ijin dari Pengadilan, kalo gak salah. Poligami hanya dibolehkan bila
istrinya secara fisik tidak bisa bereproduksi atau sakit2an. Kalau ke
KUA, formnya pun dibedakan, apakah ini perkawinan pertama atau ke-2
dst. Di KHI saya agak
Tapi pak chodjim, ada juga lho yg meniru spt yg pak chodjim katakan.
Si laki2 tidak menjalani poligami seumur hidup istrinya yg sekarang,
karena dia cinta sekali dng istrinya, dlm pengertian istrinya ini
benar2 memenuhi kriteria perempuan impiannya shg dia tidak mau
berpaling ke perempuan lain.
Setau saya sih dokter di Belanda...sadis :-) Bikin janji ma dokter
susah. Kalau kita gak benar2 terkapar parah yg urgent banget, ya
dipaksa nunggu. Lalu, mereka percaya tubuh punya kemampuan utk
menyembuhkan atau merevitalisasi? sehingga mereka tidak mudah memberi
obat. Ada teman saya yg asma,
Mbak Lina,
Tapi kalo dari perspektif bang yos, mungkin orang spt itu, yg
selingkuh, yg poligami terselubung, dll lebih baik dari orang yg belum
menikah :-))
Pertanyaannya kemudian adalah mengapa pernikahan poligami yg ada
dilakukan diam2 (padahal hukum kita sudah membolehkan?). Perkawinan
pada
Mbak Mei, maaf baru jawab sekarang,
Eno itu koordinatornya plamus yg sekarang, saya cuma cere-mere aja di
Plamus :-) Plamus itu bukan dari WM sebenarnya, dari milis M3B
(majelismuda@yahoogroups.com). Dan sekarang sudah ada milisnya,
moderatornya hery, bukan herri permana tapi M. Heryadi, member
Mungkin maksudnya si he-man, retno wahyudiati (kalo gak salah) yg dulu
sering posting2 artikel. Kalo gak salah juga, istrinya mas Arland,
ownernya milis keluarga-islam, milis yg dia buat utk menampung
anggota2 milis keluarga-islami yg error menghilang entah kemana.
Emailnya emang sering dipake
Lha ini ngomongnya dah kejauhan.
Lagian udah main fait accompli aja dng berasumsi bahwa...ceweknya mau
:-)) Bisa jadi, si cewe yg pintar bekerja tadi gak mau milih cowo kaya
bang yos :-))
Apel merah di dinding,
jangan marah just kidding :-D
wassalam,
herni
--- In
Mas/Mbak Teo,
Qur'an sbg kitab suci (pedoman moral?) itu satu hal. Bahwa APLIKASI
'ummat' yg tidak membuat masyarakat menjadi baik itu satu hal lain
lagi. Bahwa qur'an sbg kitab suci pedoman moral kok tidak terbukti
dalam prakteknya, berarti itu masalah (masalah kan terjadi manakala
ada hal yg
Maap pak DP, imelnya keselip.
Maap juga, kemarin sibuk sama hal yg lain :)
Teori Rousseau emang selalu jadi cantolan teori kalo bicara demokrasi
modern, tapi kalo gak salah perdebatan soal praktek demokrasi yg
dianut sekarang, soal contemporary demokrasi, perdebatannya jauh lebih
kompleks lagi
Bos,
Dulu di Eropa katanya muncul protes karena perempuan gak dianggap
manusia karena perempuan dianggap tidak punya capacity to think,
capacity to govern dan capacity to moral judge. Ya aku mah sepakat
aja, lain eropa, lain Indonesia. Tapi Indonesia kan bukan cuma
pekalongan aja :-)
Bapak saya
Mas ary,
Ya iyalah, itung2an ekonomi itu pentin. Ente utang 10.000 pasti ane
kejar :-)) mayan 10.000 beli baso berapa mangkok tuh :-)
Saya nyerah kalo udah buku sejarah. Dibaca, eh lupa lagi :-)
Maunya sih diceritain aja, hehehe.. lebih nempel ingetnya dibanding baca.
Ya, orang eropa emang suka
Mas DP,
Gpp, malah seneng ditimbrungi :-). Dari kemarin sebenarnya mau nanya,
teori kontrak sosial yg sering disebut2 merujuk kemana ya?
Reformasi hukum? Wah, panjang lagi urusannya..:-) Bicara soal teori2
yg mencoba menjelaskan realitas sosial atau yg sifatnya ideational,
adalah satu hal. Tapi
Feminisme itu emang umumnya melihat pada pengalaman2. Pengalaman
perempuan dan bisa juga pengalaman laki2 :) Tapi perlu disadari juga
perbedaan2 pengalaman itu, bahwa ada perbedaan dalam tiap kelompok
sama halnya ada perbedaan dalam kelompok itu, misalnya perempuan. Saya
kan kemarin bilang bahwa
Bang yos,
Pertama, label2 kapitalis, marxis, dll sebenarnya cenderung label yg
diberikan bukan yg dideklarasikan. Bukan berarti kalo belajar
feminisme lantas pertama2 harus memilih salah satu dari label ini.
Lebih sering, orang yg kemudian mengkategorikan pemikiran2 feminis
ini. Sebenarnya itu
Mas Ariel,
Kontrak sosial-nya hobbes itu kan 'rakyat' menyerahkan kekuasaannya
kepada 'negara' termasuk utk bertindak atas nama rakyat. Karena dia
berangkat dr asumsi manusia adl serigala bg manusia lainnya shg negara
yg kemudian mengakomodasi berbagai kepentingan ini utk kepentingan
terbaik bg
Pak sabri dan mas ary,
Hehehe, tau aja punya hobi makan depan kompi :). Hmm, belum nyobain
sih masak singkong ma teri tapi kemarin makan nasi anget, gule kambing
ma bawang goreng ^_^
Lho, kursus gender di rumah belum sampe feminisasi kemiskinan? :-)
Setuju, pak.. ekonomi emang selalu dan harus
Mas Donnie dan Pak Sabri,
UU KDRT cuma langkah awal. Tapi yg perlu disadari adalah,
menghilangkan hambatan struktural melalui sistem hukum tidak cukup,
kalau tidak melihat relasi kekuasaan (power relation?) yg membentuk
struktur yg timpang tadi. Dan katanya, relasi kekuasaan ini ada di
hampir
Pak chodjim,
Rasulullah itu sekaya apa sih? Kekayaannya darimana (selain menikahi
Khadijah)? Lalu kekayaannya digunakan utk apa? Kalau digunakan semua
utk 'jihad' tapi kok masih kaya, lha kok bisa? Apa sebagian digunakan
utk jihad, tapi ada juga yg di'investasikan'? :-)
Kalau dibalik kondisinya,
Gitu aja kok ya ngambek...:-) Mau tak cabut moderasinya, emailnya kok
gak ada ya di members? Apa udah unsub? Ntar saya cari lagi deh. Apa yg
terjadi dng slogan, orang sabar disayang Tuhan? hehehe.
Kemarin juga ada member yg 'protes' via japri dng kelakuan anak WM shg
membuat mereka pada kabur.
Demokrasi dan human rights memang sering jadi dasar cantolan bagi kaum
yg termarjinalkan. Ambil contoh simple aja, perjuangan legalisasi
perkawinan sesama jenis, yg kalau ratna batara munti mengatakannya sbg
demokrasi keintiman. Sama halnya dng ada indahnya perkawinan poligami,
ada juga mereka yg
Bang Yos,
Tenang aja, bang...
Saya sudah reply email yg dikirimkan japri ke saya ke teman2.
Saya asumsikan sudah clear. Saya sudah jelaskan argumen saya dlm point
(dan tampaknya tidak direply lagi). Saya tidak posting emailnya disini
karena kayanya teman2 keberatan kalo diposting disini (padahal
Pencatatan itu, setau saya dibagi 2 antara penduduk yg Islam dng
non-Islam. Kalau utk Islam, di KUA. Penghulu dari KUA bertugas sbg
penghulu sekaligus petugas pencatat perkawinan. Tinggal mau milih, mau
nikah di KUA atau memanggil penghulunya ke rumah. Pada titik ini ada
korupsi :-) karena kalau
Mas dwi, kayanya yg dipake itu PP tahun hmmm, 79 kalo gak salah.
PP No. 5 (?) tahun 1979 (?). Beli aja KUHPer. Di belakangnya biasanya
kan UU Perkawinan dan PP pencatatan perkawinan.
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Pencatatan nikah bagi muslim
Mas Ariel,
UU 74 itu berlaku nasional, utk muslim dan non-muslim. Tapi yg
Islamnya biar afdol pengen prosedur sendiri (terutama yg berkaitan dng
tata cara) dan institusi sendiri :-) Makanya saya bilang, pengaruh
Islam kental sekali di UU 74, makanya bicara SI adalah bicara SI yg
mana? :-) UU 74
Mas Satriyo,
Kalau anda termasuk salah satu yg positivistik, formalistik dan
sejenisnya, tentu anda akan bilang gitu, bahwa hukum kita dipengaruhi
oleh hukum Belanda tok. Kenapa kemarin saya bilang tidak ada sesuatu
yg bergerak dalam ruang yg vakum, termasuk hukum, semata2 untuk
membongkar cara
Ya susah kalo tidak ada penghargaan terhadap hak-hak minoritas (baca:
non-muslim). Bayangkan kalau Islam yg minoritas di negeri ini :-)
Bagaimana ada penghargaan terhadap kaum minoritas bila dasar pijak
berpikirnya sudah membedakan bahwa Islam is the best way of life dan
dipaksakan terhadap mereka
Mas Satriyo
Maaf, tapi saya agak bingung... karena anda belum menjawab pertanyaan
SI yg seperti apa dan SI yg bagaimana? Apakah SI dalam konteks norma2
yg dianut oleh masyarakat, atau SI yg dilegalformalkan?
Kedua, kalau kemudian anda berkata, kalau SI yg sekarang tidak
keliatan rahmatan
, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mbak Herni, saya hanya mau komen sesuai kapasitas saya tentang
'arabisasi'
yang mbak sampaikan.
On 11/16/05, Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bener, mbak aisha. Ketika kita mengkritik, diterimanya sbg phobia,
hehe. Kejelasan dari SI yg
Hamdan Zoelva? hehehe...
Perdebatannya selalu antara tradisi hukum eropa kontinental vs anglo
saxon. Indonesia punya sejarah yg mengaitkannya dng eropa kontinental,
tapi bukan berarti kemudian seluruh hukum kita hanya dipengaruhi oleh
itu saja. Kalau mau liat hukum bisnis, banyak juga yg
Gak semua orang hukum tau soal tradisi anglo-saxon dan eropa
kontinental, hehehe. Utk transaksi bisnis, jadi terbentuk agak
nganglo, bisa jadi karena biasanya dlm perjanjian tsb para pihak
merujuk pada hukum mana yg berlaku, hukum inggris ato amerika. Tapi
apa iya argumen ini didukung oleh
Kemarin aku denger berita di TV, tapi karena sambil masak di dapur
(hehe..) agak lupa itu dimana. Pokoknya ada suami yg salah satu
anggota kelompok fundamentalis Islam. Menurut kelompok ini, jihad
(atau perlawanan?) harus dilakukan dng tindakan penghancuran.
Menghancurkan sesuatu. Dan dia bertekad
Maksud gw, merujuk lebih jauh lagi kritik huntington, sebelum si clash
of civilization-nya dia muncul, sesuatu yg lebih basic lagi. Gagasan,
pemikiran dan sumbangsihnya dia sebenarnya banyak, dan orang umumnya
cuma tau soal clash of civilizationnya aja :) Fenomena2 kritik
(resistensi?) thd konsep2
Pak DP,
Kayanya kalau saya liat2 diskusinya, memang mengarah ke konsep2
'modern' bernegara. Konsep2 yg memang awalnya eurocentris dan kemudian
tidak bisa dipisahkan dengan 'western'. Dan kritik2 keras tsb
memposisikan islam vs konsep2 yg dianggap 'western' (atau ujung2nya
amerika?). Saya sepakat
Maksute mbak anita,
Daripada MUI buka usaha label halal, mending dia fokus ke transparansi
bahan2 yg digunakan dlm tiap makanan. Memaksa semua produsen utk
mencantumkan dng jelas dan detail bahan makanan (dan kimia?) apa saja
yg digunakan dlm proses pembuatannya. Lantas, MUI juga 'mendidik'
Governance. Demokrasi. Hukum. dan Islam :-) Ini kata2 indah tapi
ngebingungin. Saking bingungnya, kadang muncul pertanyaan ttg konsep
dasar. Apa sih yg dimaksud dng governance. Demokrasi. Hukum. Islamic
values. Perspektif apa yg dipakai ketika bicara soal ini? Tapi
ngomongin soal ini gak bisa
Terus anda ngusulinnya apa?
Tirani? Dictatorship?
Ato anda simply melihatnya demokrasi = amerika = zionis?
Astaghfirullah..:-)
wassalam,
herni
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Hari Hananto
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Waduh, ini sepertinya Om dah jago banget yak dalam hal demokrasi ??
Eh bang hari,
Praktek demokrasi langsung di awal2 konsep ini digulirkan juga
menimbulkan kritik. Karena pada kenyataanya, yg disebut sbg 'free man'
(oleh Aristoteles) adalah laki2 kulit putih. Dia mengsubordinasi
perempuan kulit putih, black man apalagi black woman. Sehingga,
praktek demokrasi
Ini emang salah satu kritik soal modern democracy, mbak Mia.
Joke bahwa democracy (sometimes) is about... numbers :-)
Lagian, kita ini kan agen sejarah :-) Discourse itu perlu.
Utk melihat konteksnya. Data angka sebenarnya bisa juga digunakan utk
menunjukan suatu gejala. Tapi tidak memberikan
FYI, semua contoh yg saya kemukakan yg mengalami perlakuan tadi adalah
mahasiswa, pak. Dan mahasiswa yg menerima beasiswa dari pemerintah
negara2 eropa. Apakah mereka levelnya sama dng imigran? :-( Dan
'suara' ini bukan datang dari para mahasiswa saja, tapi juga dari
dosennya sendiri, dia lawyer
Makasih, mas ayeye :-) Saya lebih menerima penjelasan di bawah ini,
hehehe. Saat ini orang memang mulai mempertanyakan multikulturalisme
di eropa. Belanda sendiri mengklaim dirinya multikultural tapi toh
perbedaan perlakuan antar etnis, ras, dll masih ada.
Memang kita tidak bisa
Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana nasib cewe berjilbab yg dari
negara lain spt indonesia misalnya, yg memang memilih jilbab sbg suatu
pilihan yg merdeka di negara spt Perancis dan Belanda yg melarang jilbab?
Apalagi bila komunitas masyarakat Eropanya sendiri tidak bisa
membedakan antara
Pak chodjim yg baik hati santun,
Kalau saja Bill Gates tidak saja work smart tapi punya prinsip ogi,
ogah rugi :-P, mungkin dia akan mengambil uang itu, tapi waktu yg
digunakan ketika membungkuk digunakan juga utk berpikir :-)Apa krn
bill gates laki2? Katanya, perempuan yg suka melakukan
Jadi kesimpulannya gimana, mas ary?
Gimana nasib si lontong ku? :-)
wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Mbak Aisha,
Wah kalo bener begitu harus lebih hati-hati lagi ya...
Dioksin itu termasuk racun kuat lho. Presiden Ukraina
Wah ini dia. Terima kasih sekali, pak.
Disini aldi ada juga kok. Supermarket paling murah :-)
terima kasih sekali lagi buat resep lontongnya :-)
wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhkito Afiff
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Benar kata Pak Ary.
Plastik pembungkus beras boiled in the
Perluasan wewenang MK sebenarnya masih dalam perdebatan, karena
seingat saya wewenang ini diperluas oleh keputusan MK terhadap UU yg
mengatur soal kewenangan MK. Kayanya mau niru Jerman, tidak hanya
peraturan saja, tapi juga kebijakan pemerintah. Tapi disini masih jadi
perdebatan soal perluasan
Mbak neneng,
Kirimin aja draftnya kesini.
Gimana kita bisa kasih saran, masukan dan kritikan atas draft perda
tersebut? :-)
wassalam,
herni
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, KPPA Palu
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Salam demokrasi dan kesetaraan .. !!
kawan-kawan jaringan ...
saat ini,
Makasih mbak mei, mas dwi, mas ary..
6 jam ya? Lama banget :-) Kayanya terpaksa ber-trial and error.
Selain itu juga menciptakan masakan baru (yg kemudian diberi nama).
Pokoknya yg cepat saji, sehat dan enak dimakan :-)
Tahu disini pahit, tapi kemarin alhamdulillah berhasil menaklukan rasa
Mas ariel juga benul..benul.. :-)
Soalnya dikau bilangnya sebenarnya MK bisa saja membatalkan keputusan
ini (keputusan menaikkan BBM kah?) karena masuk dlm kewenangannya MK
:-) Perluasan kewenangan MK emang jadi wacana, tapi tidak tertutup
kemungkinan, akan diperluas ke arah sana. Terakhir saya
Pak sabri,
Wah, kalo soal masak kita memang sehati :-)) Aku juga berencana begitu
pak. Ngaron dulu, baru tak masukin plastik, ditusuk2 garpu dan
direbus. Karena cabe mahal banget, kemarin aku ngintip masakannya
pakistan (ndak tau namanya apaan) kayanya cocok juga pake lontong.
Gagal bikin lontong
Mbak Mei (dan yg lainnya),
Tau cara bikin lontong pake plastik gak?
Gimana sih? hehehehe...
thanks,
herni
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
Semoga manfaat.
Dapat meringankan tugas masak memasak.
Terutama untuk penggunaan masakan indonesia yg kaya
Mbak Lina,
Oke, berarti ujung2nya gimana membentuk negara Islam? :-D
Moralitas. Ini memang kata penting yg disinggung mbak Lina dr kemarin.
Tapi pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana moralitas ini
didefinisikan? Siapakah yg menciptakan moralitas ini dan bagaimana
proses moralitas tadi
Jadi vegetarian aja. Ikan ntar kaya kasus buyat.
Tapi sayuran itu pake pestisida juga.
Beli sayuran organik mahal banget.
Jadi makan apa dung? :-)
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
Makan ikan, jangan terlalu makan steak. Dunia sekarang umumnya ternak
Buat saya,
Nasehatnya baik sbg bahan pertimbangan. Tapi penting juga utk
menyerahkan keputusan pada istri anda sendiri. It's her own decision,
utk berjilbab atau tidak. Kecuali kalau anda melihat istri anda sbg
barang kepemilikan anda sehingga dia gak punya otonomi thd dirinya
sendiri :-) Mas
Kalau dibalik, istrinya berjilbab tapi kemudian memutuskan utk membuka
jilbabnya. Lalu si suami melarang. Gimana?
hehehe, usil,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Amrios Amsyar
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Cara anda menyuruh istri anda supaya hatinya berjilbab amat sangat
bijak sekali, dan
Sekedar nanya aja,
Ini ujung2nya mau mengdikotomikan antara Islam dan demokrasi?
Get REAL, mbak. Berpijak sedikit ke bumi :-)
Apa iya semudah itu utk meng-counter kelompok yg mengatasnamakan Tuhan
atau agama, dng alasan agama juga. As if semudah membalikkan telapak
tangan utk menyuruh mereka
Politik itu erat dng power, kekuasaan, lebih tepatnya lagi kekuasaan
terhadap manusia lain, kekuasaan thd sumber2 uang, alam, dll.
Mbak mungkin perlu masuk ke milis partai2 Islam. Coba deh kesana
(pake nama lina ya, jangan tono :P) dan berdebat soal demokrasi atau
penggunaan dana zakat utk
Maksud saya 'tertutup' bukan dlm pengertian tertutup spt masyarakat
baduy atau indigeanous people. Mereka2 ini kan emang punya lingkungan
sendiri, norma dan aturan sendiri yg berlaku diantara mereka, dll.
Cuma kalangan tertentu saja (baduy luar) yg berhubungan dng 'dunia
luar'. Kontak antara
Kenapa gak polisinya yg di demo? :-)
Mending dibiarkan saja, biar ketauan. Kalau dilarang, saya rasa tidak
akan menghapuskan 'tempat2 maksiat'. Bisa dipastikan akan
muncul 'tempat2 maksiat liar'. Sehingga diregulasi saja, asal
ketauan.
Pemuka2 agama yg korupsi di departemen agama gak
Itu komunitas 'Islam' apa? Turki? Maroko? Ada beberapa
komunitas 'Islam' yg memang eksklusif, tertutup. Gak gaul.
Berkelompok membentuk komunitasnya sendiri. Punya mesjid sendiri (dng
bahasanya sendiri atau bahasa arab bukan bahasa universal yg
dimengerti semua orang), punya toko sendiri,
Kalau utk penelitian sosial, saya pribadi sih menganggap metodologi
kuantitatif itu kurang muantebh. Lebih suka metodologi kualitatif
atau setidaknya paduan diantara keduanya. Kuantitatif hanya menohok
soal angka2, tapi gak melihat lebih jauh ke dalamnya.
Mengkuantifikasi hal2 tertentu,
Mas untung,
Waktu itu mintanya 'blank check' atau dng kriteria ttt, hehehe. Ini
pernah dibahas (dng becanda), `strategi'nya lebih baik minta 'yg
terbaik' atau pake embel2 kriteria yg diinginkan. Mengingat,
ada 'resiko'nya juga minta yg terbaik, as if we're asking for a blank
checkĀ
karena bisa
Saya gak tau, ini nyambung apa gak. Tapi jadi inget ada satu cerita
ttg seorang teman yg sedang ambil Ph.D di suatu negara yg 'liberal'
terhadap aktivitas seksualitas. Moralitas yg dianut oleh negara ini
jelas berbeda dng negara si teman dari Indonesia ini. Kebetulan teman
ini mendapatkan
Ini yg sebenarnya saya tentang. Menjadi perempuan muslim, berjilbab
di negara Barat spt itu agak sulit. Hal pertama yg dilayangkan ke
kita adalah, bahwa perempuan berjilbab adalah perempuan yg tidak
merdeka, dipasung, mengalami penindasan (dr laki2). Dan lebih jauh
lagi, setiap tindakan kita
Makanya, saat ini sedang disusun RUU Perkosaan oleh kelompok
perempuan :-) Setidaknya, pembahasannya sudah dimulai. Tapi mungkin
tenggelam diantara berita RUU Kesehatan, RUU Kewarganegaraan yg lagi
hangat belakangan ini. Soal sanksi kriminal, memang ada hambatan,
karena KUHP yg menjadi patokan
Makanya, saat ini sedang disusun RUU Perkosaan oleh kelompok
perempuan :-) Setidaknya, pembahasannya sudah dimulai. Tapi mungkin
tenggelam diantara berita RUU Kesehatan, RUU Kewarganegaraan yg lagi
hangat belakangan ini. Soal sanksi kriminal, memang ada hambatan,
karena KUHP yg menjadi patokan
Mbak Chae apa kabar?
Saya rasa makna dari sholat istikharah adalah menciptakan suatu jarak
agar kesadaran jernih kita yg muncul dlm mengambil keputusan besar.
Ilmu rasa-rasa-nya mbak ade? hehehe. Menciptakan moment utk melakukan
refleksi, memikirkan kembali sebelum membuat keputusan besar
Mbak Chae apa kabar?
Saya rasa makna dari sholat istikharah adalah menciptakan suatu jarak
agar kesadaran jernih kita yg muncul dlm mengambil keputusan besar.
Ilmu rasa-rasa-nya mbak ade? hehehe. Menciptakan moment utk melakukan
refleksi, memikirkan kembali sebelum membuat keputusan besar
Iya, gak apa-apa mbak aisha...:-)
Ngobrol ma bang yos mah, sok pabeliyeut (eh bener gak).
Dia itu emang penyuluh dari KUA, nyuruh orang kawin mulu :-))
Padahal kalo bicara soal 'korupsi' biaya perkawinan oleh
penghulu/pencatat perkawinan dari KUA, mungkin lebih seru dan
bermanfaat :-D
wassalam,
Kalian yg ngobrol kok daku disangkut2kan?
Wah mbak mei, ini baru gosip, digosok makin sip kata mbak aisha :-)
Bang yos, sekali lagi ya. Ketika kita menilai orang disini, yg
dinilai adalah pemikirannya. Aslinya kaya apa, kagak peduli dah :-)
Kalau kemudian ini diklarifikasi dng mengajukan
Setuju, mbak mei. Dimulai aja sekarang tuker2an resepnya.
Kebetulan saya lagi butuh resep masakan yg mudah dibuat, bahannya
murah, cepat masaknya dan enak... Terus, bisa dibuat dlm jumlah
banyak, sebagian disimpan di kulkas, ntar tinggal diangetin kalo mau
makan. Hayo, apaan ya? Tolong dong
Bang yos,
Denger latar belakangnya gitu, saya malah lebih terheran2 lagi.
Atau mungkin apa yg dibilang temen saya dng 'krisis intonasi'? Ini
maksudnya, ada orang2 tertentu yg karena intonasinya salah, jadi
diterima oleh orang lainnya salah. Saya punya temen yg kalo nanya
baik2 tapi intonasinya
sendiri..
salam
Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote:
The fact is, marriage can be heaven... or hell :-)
Kenapa gak kita bahas mengenai When your marriage become hell:
things you must aware and do (for woman) :-D
wassalam,
herni
Yahoo! Groups
Soal kenapa disebut UU Perkawinan, karena emang dari sononya, diberi
judul ma DPR (duluuu) UU Perkawinan. Soal perdebatan kata 'kawin dan
nikah' itu udah basi.. maksudnya dah biasa dng membandingkan dng
binatang. But, itulah DPR. Ributnya soal kata aja. Contoh aja, ada
ketakutan di DPR thd
Pro bang yos,
Anda masih belum menjawab pertanyaan dasarnya, yg juga ditanyakan
anda sebenarnya :-) Bagaimana bila tindak kekerasan itu terjadi dalam
rumah tangga? Terlebih bila melihat sistem hukum kita yg lemah,
lembaga penegak hukum kita yg tidak mendukung ditambah paradigma
masyarakat
Ini kok yg udah emak-emak ma yg perjaka tong-tong jadi main siapa yg
paling keren di antara keduanya. Ya gak ada di antara kalian yg keren
lah :-) Soalnya, yg keren dan menggoda itu laki2 yg udah nikah atau
perempuan yg belum nikah, huehehehe. Jangan2, dua2nya sama2
childishnya, sami mawon
Pak untung,
Soal finansial, saya rasa :-) Kalo mahasiswa, pasti cari dokter yg
murah. Tapi emang suka terjadi hal2 yg lucu. Dua kali operasi gigi,
kaco melulu. Operasi pertama sama drg yg lagi ambil spesialisasi (?).
Badanku ini cepat sekali menetralisir segala sesuatu termasuk obat
bius.
Mbak Chae dan yg lainnya,
Setau saya, dulu pernah dibilangin sama yg suka ngasih pengajian
(lupa siapa..), dibolehkan dalam keadaan tertentu utk menarik lengan
panjang atau menaikkan rok hingga selutut dll. Coba aja lari dng rok
panjang dan rok pendek, enakan rok pendek :-) rok panjang itu
Kabah adanya di tenggara, antara timur dan selatan. Itu merujuk
islamicfinder yg ditunjukin mas dwi. Dasar anak kampung, selama
beberapa hari jadi penyembah matahari. Liat matahari terbenam, oh
disana kiblatnya, huahahahaha (tapi ya gpp, kan katanya kemanapun
kita melihat disanalah wajah Allah
Pertanyaan yg sama, yg seharusnya ditujukan utk anda juga...:-)
Melawan yg dimaksud oleh mbak chae itu, adalah sikap kritis.
Kalo kata bos gue, don't take everything as it is (dilanjut dng
ocehan berikutnya...) Itu semangat 'melawan' disini. Kritis.
Dan karena anda menyebut2 jenis kelamin
Pak Mu'iz dan mbak mei,
Cerita mbak mei seru sekali (eh mbak mei, makasih ya gantungan
kuncinya, tak bawa lho..:P). Hmm, tanda2 itu emang berdasarkan
insting aja pak mu'iz. Gak tau kenapa, tapi kalau yg berpengalaman
atau 'nakal', punya rupa dan aura yg berbeda. Berpengalaman ini ada
beberapa
Maksudnya bukan agama yg diskriminatif ya, mas. Kalau bicara soal
laki2 - perempuan bukan persoalan rasis. Tugasnya masing2 dalam
dunia domestik dan publik bila dimengerti sebagai suatu PEMISAHAN,
bukan PEMBAGIAN (keliatannya hampir sama, tapi berbeda), memang akan
mengundang kritik :-)
Pak Muiz,
Bener2 ciloko twelve dong kalo gitu, gak bisa membuktikan secara medis.
Hanya bergantung pada kejujuran laki2 ya. Tapi katanya ada tanda2 lain
yg bisa dilihat secara halus, utk menilai laki2 itu sudah pernah atau
belum. Mungkin wajah, pandangan mata atau mungkin isi kepala (kali2 aja
Wah mbak aisha, entah karena efek pemanasan global, disini tumben2nya
energi musim panas masih terasa. Harusnya sudah agak dingin, masuk
musim fall. Belum beli sepeda, maklum masih nunggu kiriman uang,
hehe. Sepeda disini mahal dan tinggi2, kayanya harus beli yg sepeda
buat oma-oma yg rendah
Ini sebenarnya caranya mbak mia utk maksa aku utk diskusi :-))
(padahal dia jauh lebih ngerti dan lebih bisa menjelaskan dari gue,
hehehehe) Wong kayanya istilah thinking out of the box itu udah lazim
deh. Kalau diklaim itu dari saya, ntar bisa dituduh plagiat :)
Thinking out of the box
Mbak Ai, apa kabar? Lama gak nongol disini. Welcome back ya!
Bener mbak ai. Sebenarnya banyak orang salah kaprah dengan:
- Menyempitkan permasalahan dengan berpikiran: karena 'kodrat'
perempuan adalah menstruasi, melahirkan dan menyusui, maka SEMUA
aktivitas turunan yg berkaitan dng ini adalah
Ini omongan kaum positivistik. Yg berpikir bahwa hukum yg keras bisa
menyelesaikan semua masalah sosial. Apa iya, bila ada hukum yg keras
thd jilbab dll bisa menyelesaikan masalah sosial yg disebutkan, atau
jangan2 justru menimbulkan masalah sosial baru? Apa dasar
argumentasinya jilbab perlu
Sekali-kali ngomongin laki-laki ah :-)
Pak muizof, pak ton, pak untung, atau mbak mia (hehehe), dan yg
lainnya. Emang gimana caranya membuktikan keperawanan laki2 ? Apa
iya, cuma berpegangan pada 'kejujuran hatinya' saja kah? Walah,
ciloko tiga belas itu mah. Lha, janji aja katanya ada yg
Bedanya atheis rasionalis ma non-believer apa ya?
Berbeda atau sama saja?
kalo a-theis ma anti-theis sih ngerti2 dikit.
wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED]
wrote:
Lapor bang Yos,
Oom ayeye ini kaukasian asli, dan bukan orang yang
bahasa ibunya
Sebenarnya, mayoritas member disini, terutama yg aktif diskusi, sudah
secara jelas menunjukan 'warna'nya. Kecuali orang2 macam anda. Yg
datang2 menghina dina komunitas sini, sibuk menceramahi ini itu, sok
alim dan sok tau (padahal kecele, belum kenal mas ayeye lha kok udah
menghina, hehehe)
401 - 500 dari 507 matches
Mail list logo