Re: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-21 Terurut Topik Geri Sugiran Abdul Sukur
YANG WARAS NGALAH ... klo didebatin gini emang orangnya NGEYEL kok ... SUSAH
... hehehe .. piss semua ...


yg baca juga paham mana yg ngeyel mana yg berdiskusi dengan baik, DICUKUPKAN
SAJA DISKUSINYA ...

POINTNYA DAH DAPET KOK.


SEKIAN HAMBA DHAIF namun masih mengharap rahmat Allah SWT



Pada 14 Juni 2010 10:40, Yudi Yuliyadi y...@geoindo.com menulis:




 Pak abdul, anda bisa membuktikan bahwa kitab shahih bukhari muslim tidak
 100% shahih

 Atau Cuma perkataan hawa nafsu pak abdul yang sudah dicemari oleh pemikiran
 barat

 Silahkan pak abduk buktikan jika pak abdul memang orang yang ilmiah
 (katanya)

 Pak abdul kadang kala kitab terjemahan itu berbeda dengan aslinya, Cuma
 berbeda terjemah tapi tidak merubah makna dan arti

 Inilah bukti kebodohan para pemikir JIL, Bahasa Arab adalah bahasa
 AL-qur`an

 Jika kita memahami Al-qur`an salah satu syaratnya kita harus menguasai ilmu
 alat yaitu bahasa arab

 Pak abdul apa definisi jilbab menurut pak abdul paling pak abdul mengatakan
 bahwa jilbab budaya arab

 Inilah kesalahan berfikir JIL, mereka tidak mempelajari islam dari
 tempatnya
 tapi dari hawa nafsu dan akalnya saja

 Tafsir ibu katsir, munir, ath thabary dan masih banyak lagi kitab tafsir
 memiliki keistimewaan masing2, yang begitu banyak memilki muatan ilmu

 Apa pak abdul pernah memeriksa keshahihan shahih bukhari muslim?

 Coba sebutkan ulama yang mergukan keshahihan bukhari muslim?

 Apa pak abdul mengerti tentang ilmu sanad, isnad, jhr wa ta`dil, hafal
 sanad
 dan isnad kitab hadits?

 Jangan Cuma bisa berkicau tanpa ilmu dengan mengatakan ini dan itu tanpa
 dalil Cuma logika kal semata

 Posted by: abdul
 mailto:latifabdul...@yahoo.com latifabdul777%40yahoo.com
 ?Subject=%20Re%3A%20BELAJAR%20AGAMA%20ISLAM%2
 0TIDAK%20LAGI%20PERLU%20KE%20NEGERI2%20ARAB%2E%2E 
 latifabdul...@yahoo.comlatifabdul777%40yahoo.com
 http://profiles.yahoo.com/latifabdul777 latifabdul777

 Sat Jun 12, 2010 2:40 pm (PDT)

 Dwi Soegardi---Bismilahirrahmanirrahiim.

 Pertanyaan anda kedua yg lebih jelas;
 wrote:
 Anda percaya kepada para penerjemah itu?
 (karena kalau percaya, berarti Anda syirik per definisi buatan Anda
 sendiri)

 Perbedaan adalah begini,coba perhatikan dgn baik2;

 1.Yang bisa dimaksudkan syirik kalau memperacayai kitab2 hadits
 Muslim-Bukhari 100% tanpa reserve, artinya tidak pernah memeriksa
 hadiis Muslim -Bukhari itu.

 Contohnya begini.

 Si Ali berkata begini; Ini adalah hadits Muslim-Bukhari saih...
 sedangkan si Ali ini tidak pernah memeriksa sama sekali dan tdk pernah
 membandingkan banding2kan dgn Al quran..

 Orang2 beginilah yang dimaksudkan sesat dan syirik.

 Sedangkan saya dalam mengambil terjemahan2 bhs Inggeris atau terjemahan2
 bhs
 Indonesia...saya bandingkan satu sama lain
 terjemahan dan tafiran; hamka, ahmadiyah, Anti hadits, Ibnu Katsir,
 Malaysia
 dll
 Begitu pula dgn bhs inggeris tidak bolejh satu ahli terjemahan atau tafsir,
 tapi dr bermacam sumber...

 Kemudian kita pelajari kembali ayat2 ALLAH,baik bhs Inggeris maupun bhs
 Indonsia , kita renungkan.Kalau terdapat perbedaan2 antara mereka
 disini kita berdoa kpd ALLAH dan mengambil keputusan.

 Misalnya; Perbedaan tafsiran Ibnu Katsir dan DR Quraish Shihab tentang
 ==Jilbab==

 Setelah saya pelajari ayat2 ALLAH tentang jilbab...dan berdoa kpd ALLAH
 mana
 tafsiran yg terbaik...maka pendapat saya sepaham dgn
 DR Qurashi Shihab

 Jadi saya tidak menyepot nyepot saja, tapi harus kita pikiran dan kita
 renungkan dgn sebaik baiknya.

 Bisakah Dwi melihat perbedaannya...Mudah2an bisa..

 salam

 [Non-text portions of this message have been removed]

  




-- 
Best Regard



Kang Gery | Pengelana Blog

ID Ym : wiji_tukul | Phone : +6285758591243 | Office : SaungKuring Media
Citra

Blog : http://www.saungkuring.com | Comunity Blog | http://seruit.com |
http://www.lampunggech.com ! http://blog.ujung-genteng.info


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-13 Terurut Topik Yudi Yuliyadi

Pak abdul, anda bisa membuktikan bahwa kitab shahih bukhari muslim tidak
100% shahih


Atau Cuma perkataan hawa nafsu pak abdul yang sudah dicemari oleh pemikiran
barat


Silahkan pak abduk buktikan jika pak abdul memang orang yang ilmiah
(katanya)


Pak abdul kadang kala kitab terjemahan itu berbeda dengan aslinya, Cuma
berbeda terjemah tapi tidak merubah makna dan arti


Inilah bukti kebodohan para pemikir JIL, Bahasa Arab adalah bahasa AL-qur`an


Jika kita memahami Al-qur`an salah satu syaratnya kita harus menguasai ilmu
alat yaitu bahasa arab


Pak abdul apa definisi jilbab menurut pak abdul paling pak abdul mengatakan
bahwa jilbab budaya arab


Inilah kesalahan berfikir JIL, mereka tidak mempelajari islam dari tempatnya
tapi dari hawa nafsu dan akalnya saja


Tafsir ibu katsir, munir, ath thabary dan masih banyak lagi kitab tafsir
memiliki keistimewaan masing2, yang begitu banyak memilki muatan ilmu


Apa pak abdul pernah memeriksa keshahihan shahih bukhari muslim?


Coba sebutkan ulama yang mergukan keshahihan bukhari muslim?


Apa pak abdul mengerti tentang ilmu sanad, isnad, jhr wa ta`dil, hafal sanad
dan isnad kitab hadits?


Jangan Cuma bisa berkicau tanpa ilmu dengan mengatakan ini dan itu tanpa
dalil Cuma logika kal semata


 


 


 


 


Posted by: abdul
mailto:latifabdul...@yahoo.com?subject=%20re%3a%20belajar%20agama%20islam%2
0TIDAK%20LAGI%20PERLU%20KE%20NEGERI2%20ARAB%2E%2E latifabdul...@yahoo.com
http://profiles.yahoo.com/latifabdul777 latifabdul777 


Sat Jun 12, 2010 2:40 pm (PDT) 




Dwi Soegardi---Bismilahirrahmanirrahiim.

Pertanyaan anda kedua yg lebih jelas;
wrote:
Anda percaya kepada para penerjemah itu?
(karena kalau percaya, berarti Anda syirik per definisi buatan Anda sendiri)

Perbedaan adalah begini,coba perhatikan dgn baik2;

1.Yang bisa dimaksudkan syirik kalau memperacayai kitab2 hadits
Muslim-Bukhari 100% tanpa reserve, artinya tidak pernah memeriksa
hadiis Muslim -Bukhari itu.

Contohnya begini.

Si Ali berkata begini; Ini adalah hadits Muslim-Bukhari saih...
sedangkan si Ali ini tidak pernah memeriksa sama sekali dan tdk pernah
membandingkan banding2kan dgn Al quran..

Orang2 beginilah yang dimaksudkan sesat dan syirik.

Sedangkan saya dalam mengambil terjemahan2 bhs Inggeris atau terjemahan2 bhs
Indonesia...saya bandingkan satu sama lain
terjemahan dan tafiran; hamka, ahmadiyah, Anti hadits, Ibnu Katsir, Malaysia
dll 
Begitu pula dgn bhs inggeris tidak bolejh satu ahli terjemahan atau tafsir,
tapi dr bermacam sumber...

Kemudian kita pelajari kembali ayat2 ALLAH,baik bhs Inggeris maupun bhs
Indonsia , kita renungkan.Kalau terdapat perbedaan2 antara mereka
disini kita berdoa kpd ALLAH dan mengambil keputusan.

Misalnya; Perbedaan tafsiran Ibnu Katsir dan DR Quraish Shihab tentang
==Jilbab==

Setelah saya pelajari ayat2 ALLAH tentang jilbab...dan berdoa kpd ALLAH mana
tafsiran yg terbaik...maka pendapat saya sepaham dgn
DR Qurashi Shihab

Jadi saya tidak menyepot nyepot saja, tapi harus kita pikiran dan kita
renungkan dgn sebaik baiknya.

Bisakah Dwi melihat perbedaannya...Mudah2an bisa..

salam

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-12 Terurut Topik abdul
Dwi Soegardi-Bismilahirrahmanirrahiim

Wrote;Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
===
Sdr DwiPengujinya sudah diberikan oleh ALLAH swt...yaitu
Al qurandan kitab2 ALLAH lain2nya...itu pegangan sebagai
seorang muslim yang BERTAUHIDbenar2 beriman kpd ALLAH yang Esa
atau kpd kitab2 ALLAH..

Guru2 itu boleh di ambil sebagai perbandingan saja...
Mereka juga bisa salah dlm memahami al quran...
Sebagai contoh saja, Ibnu Katsir yg di agungkan oleh
ulama2 Wahabi-salfy--taliban berbeda dgn ahli tafsir Indonesia
Prof DR Quraish shihab...dalam menafsirkan Jilbab...benar bukan?


Itu baru satu contoh saja Dwimasih banyak lagi hal2 yg perlu
kita pelajari...Prof Dr Qurais Shihan juga belum tentu 100%
benar memahami al Quran...mungkin dr Diin Syamsudin.


Kesimpulan, tidak ada semua guru2 Agama walaupun tamatan saudi
Al azhar Mesir atau Iran dllyang 100% benar..

oleh karena itu setiap kita wajib memepelajari hukum2 ALLAH
sudah pasti banyak belajar dari bermacam golongan2 dlm islam.

Yang jelas guru2 atau ahli Tafsir Ibnu katsir gagal membawa
umat Islam yg rahmatan lil'alamin...artinya sesat.

salam




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soega...@... wrote:

 Memang belajar bisa ke mana saja,
 tetapi rinciannya Alatif ini SALAH SEMUA :-(
 
 Pertama, bahasa Arab.
 Ente coba sono kuliah Islamic Studies di McGill, Duke, atau Leiden,
 literaturnya banyak berbahasa Arab, dan koleksinya lebih lengkap daripada
 Al-Azhar atau Kairo.
 
 Kalau tujuan belajar ke Amrik, Kanada, atau Belanda supaya ngga perlu
 belajar bahasa Arab,
 mendingan belajar aja sama Alatif di milis ini :-(
 
 Beberapa kisah:
 - Din Syamsuddin ketika akan konsultasi dengan dosennya di UCLA,
 disuruh pulang dulu baca Al-Ahkam al-Sultaniyah
 (apa dia baca terjemahan bahasa Indonesia ya, kayak dulatif?)
 
 - Teman saya di Duke Univ belajarnya Islamic Medicine
 yang dia baca dan bawa-bawa ke mana-mana itu
 Tib al-Nabawi dengan Arab gundul.  Itu textbooknya!
 (entah alatif ngga bakal mau/ngga bisa baca gituan)
 
 - Dosen Belanda di Leiden suka mengoreksi bacaan mahasiswanya
 yang banyak santri-santri Indonesia dari pesantren.
 (alatif sih mana peduli baca kitab kuning)
 
 tapi ngomong-ngomong Anda menganjurkan belajar agama itu
 referensinya cuma al-Quran dan Bible kan.
 ngapain jauh-jauh, wong sudah ada terjemahannya semua di toko buku ...
 
 lha Anda saja bisa belajar sendiri,
 dan menulis Creative Study
 Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
 
 
 
 
 2010/6/11 abdul latifabdul...@...
 
 
 
  Bismilahirrahmanirrahiim.
 
  Kenapa tidak perlu lagi belajar agama kenegeri2 Saudi,Jordan dll.
 
  Ada 2 alasan utama;
 
  1. Dari pengamatan saya, untuk mempelajari agama islam itu tidak perlu lagi
  ==harus== belajar bhs Arab seperti 50 tahun yg lalu. Sekarang Al quran itu
  sudah di terjemahkan kpd hampir semua bahasa do dunia ini oleh para ahli2
  bahasa.
 
  Untuk mempelajari bhs Arab, tidak cukup waktu 5 tahun, agar bisa
  menterjemahkan bhs Al Quran kpd bhs Indonesia dgn sempurna memerlukan waktu
  10 tahun lebih..Cara begini hanya membuang waktu,uang energy saja, dan tidak
  efesen sama sekali.
 
  Belum tentu orang2 yang pintar bhs Arab akan lebih pintar atau lebih
  sempurna memahami al quran dari pada orang2 yg memepalajari agama islam dgn
  bhs ibunya atau bhs International..
 
  2.Dari pengamatan saya, pemuda2 yg belajar agama dari Saudi aatu Arab
  mempunyai ciri2 tersendiri karena pengaruh budaya Arab yg keras serta
  ulama2 atau gurunya2 yang berwatak keras dan kasar.(maaf orang2 yg serting
  makan daging kambing,suka marah..)yaitu;
 
  pemahaman islam yang fundamentalis, fanatik dan keras wataknya
 
  (tidak lembut dan santun kpd orang2 sekelilingnya apa lagi kalau berbeda
  pendapat dgn mereka2)
 
  pemahaman islam yang dibawa oleh mereka(tidak semua) adalah ajaran2
  islam kuno,sempit dan jauh dari kemajuan ekonomi dan technology. Serperi
  kita lihat masarakat ==taliban afganistan=
 
  Oppressor atau penindas kpd golongan2 islam minoritas...tanpa
  kenal kasih sayang.
 
  Bandingkan paca Islamic sholarship yang belajar di Eropah dan Amerika
  pada umumnya mereka lebih dewasa berpikir dan toleransi dengan bermacam
  perbedaan dlm memahami al Quran..
 
  Jadi pemahaman islam di Barat dan Amerika lebih berkembang dan modren
  dari pada pemahaman islam dari saudi atau Arab.
 
  Ada sebuah hadits;
 
  Bahwa islam akan bercahaya kembali di Barat / Amerika.
 
  Saya yakin sekali pada suatu waktu Islam Barat akan memberikan cahayanya
  kepada dunia2 Arab atau Asia.dimana negara2 Arab dab Asia dalam
  kegelapan memahami Islam karena tertipu dgn hadits2 dan kitab2 sejarah para
  sahabat..Mereka akan susah keluar dari lobang kesesatan itu,karena mereka
  tidak sadar dan tidak mau keluar dari lobang yang telah merangkap mereka
  berpuluh puluh tahun.
 
  Salam
 
   
 
 
 
 [Non-text portions of this 

[wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-12 Terurut Topik abdul
Dwi Soegardi-Bismilahirrahmanirrahiim

Wrote;Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
===
Sdr DwiPengujinya sudah diberikan oleh ALLAH swt...yaitu
Al qurandan kitab2 ALLAH lain2nya...itu pegangan sebagai
seorang muslim yang BERTAUHIDbenar2 beriman kpd ALLAH yang Esa
atau kpd kitab2 ALLAH..

Memangnya dosen2 Mcgill,Harvard,Duke ,Ibnu Katsir itu utusan dari
ALLAH? seperti Nabi2? Tidak bukan? 
Yang akan menguji kita semua baik dosen2 adalah ALLAH saja nantinya.
Ilmu2 dosen2 atu ulama2 itu hanya diambil sebagai perbandingan saja.


Guru2 itu boleh di ambil sebagai perbandingan saja...
Mereka juga bisa salah dlm memahami al quran...
Sebagai contoh saja, Ibnu Katsir yg di agungkan oleh
ulama2 Wahabi-salfy--taliban berbeda dgn ahli tafsir Indonesia
Prof DR Quraish shihab...dalam menafsirkan Jilbab...benar bukan?


Itu baru satu contoh saja Dwimasih banyak lagi hal2 yg perlu
kita pelajari...Prof Dr Qurais Shihan juga belum tentu 100%
benar memahami al Quran...mungkin dr Diin Syamsudin.


Kesimpulan, tidak ada semua guru2 Agama walaupun tamatan saudi
Al azhar Mesir atau Iran dllyang 100% benar..

oleh karena itu setiap kita wajib memepelajari hukum2 ALLAH
sudah pasti banyak belajar dari bermacam golongan2 dlm islam.

Yang jelas guru2 atau ahli Tafsir Ibnu katsir gagal membawa
umat Islam yg rahmatan lil'alamin...artinya sesat.

salam




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soega...@... wrote:

 Memang belajar bisa ke mana saja,
 tetapi rinciannya Alatif ini SALAH SEMUA :-(
 
 Pertama, bahasa Arab.
 Ente coba sono kuliah Islamic Studies di McGill, Duke, atau Leiden,
 literaturnya banyak berbahasa Arab, dan koleksinya lebih lengkap daripada
 Al-Azhar atau Kairo.
 
 Kalau tujuan belajar ke Amrik, Kanada, atau Belanda supaya ngga perlu
 belajar bahasa Arab,
 mendingan belajar aja sama Alatif di milis ini :-(
 
 Beberapa kisah:
 - Din Syamsuddin ketika akan konsultasi dengan dosennya di UCLA,
 disuruh pulang dulu baca Al-Ahkam al-Sultaniyah
 (apa dia baca terjemahan bahasa Indonesia ya, kayak dulatif?)
 
 - Teman saya di Duke Univ belajarnya Islamic Medicine
 yang dia baca dan bawa-bawa ke mana-mana itu
 Tib al-Nabawi dengan Arab gundul.  Itu textbooknya!
 (entah alatif ngga bakal mau/ngga bisa baca gituan)
 
 - Dosen Belanda di Leiden suka mengoreksi bacaan mahasiswanya
 yang banyak santri-santri Indonesia dari pesantren.
 (alatif sih mana peduli baca kitab kuning)
 
 tapi ngomong-ngomong Anda menganjurkan belajar agama itu
 referensinya cuma al-Quran dan Bible kan.
 ngapain jauh-jauh, wong sudah ada terjemahannya semua di toko buku ...
 
 lha Anda saja bisa belajar sendiri,
 dan menulis Creative Study
 Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
 
 
 
 
 2010/6/11 abdul latifabdul...@...
 
 
 
  Bismilahirrahmanirrahiim.
 
  Kenapa tidak perlu lagi belajar agama kenegeri2 Saudi,Jordan dll.
 
  Ada 2 alasan utama;
 
  1. Dari pengamatan saya, untuk mempelajari agama islam itu tidak perlu lagi
  ==harus== belajar bhs Arab seperti 50 tahun yg lalu. Sekarang Al quran itu
  sudah di terjemahkan kpd hampir semua bahasa do dunia ini oleh para ahli2
  bahasa.
 
  Untuk mempelajari bhs Arab, tidak cukup waktu 5 tahun, agar bisa
  menterjemahkan bhs Al Quran kpd bhs Indonesia dgn sempurna memerlukan waktu
  10 tahun lebih..Cara begini hanya membuang waktu,uang energy saja, dan tidak
  efesen sama sekali.
 
  Belum tentu orang2 yang pintar bhs Arab akan lebih pintar atau lebih
  sempurna memahami al quran dari pada orang2 yg memepalajari agama islam dgn
  bhs ibunya atau bhs International..
 
  2.Dari pengamatan saya, pemuda2 yg belajar agama dari Saudi aatu Arab
  mempunyai ciri2 tersendiri karena pengaruh budaya Arab yg keras serta
  ulama2 atau gurunya2 yang berwatak keras dan kasar.(maaf orang2 yg serting
  makan daging kambing,suka marah..)yaitu;
 
  pemahaman islam yang fundamentalis, fanatik dan keras wataknya
 
  (tidak lembut dan santun kpd orang2 sekelilingnya apa lagi kalau berbeda
  pendapat dgn mereka2)
 
  pemahaman islam yang dibawa oleh mereka(tidak semua) adalah ajaran2
  islam kuno,sempit dan jauh dari kemajuan ekonomi dan technology. Serperi
  kita lihat masarakat ==taliban afganistan=
 
  Oppressor atau penindas kpd golongan2 islam minoritas...tanpa
  kenal kasih sayang.
 
  Bandingkan paca Islamic sholarship yang belajar di Eropah dan Amerika
  pada umumnya mereka lebih dewasa berpikir dan toleransi dengan bermacam
  perbedaan dlm memahami al Quran..
 
  Jadi pemahaman islam di Barat dan Amerika lebih berkembang dan modren
  dari pada pemahaman islam dari saudi atau Arab.
 
  Ada sebuah hadits;
 
  Bahwa islam akan bercahaya kembali di Barat / Amerika.
 
  Saya yakin sekali pada suatu waktu Islam Barat akan memberikan cahayanya
  kepada dunia2 Arab atau Asia.dimana negara2 Arab dab Asia dalam
  kegelapan memahami Islam karena tertipu dgn hadits2 dan 

Bls: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-12 Terurut Topik Abdul Muiz
Mbah Abdul Latif,

Untuk memahami agama islam, Anda tidak bisa membedakan TIDAK PERLU BELAJAR 
BAHASA ARAB dengan TIDAK PERLU BELAJAR ISLAM DI TANAH ARAB. Sama saja kalau 
kita ingin menguasai bahasa inggris ya tidak perlu belajar di tanah Inggris 
negerinya ratu Elizabeth kan ?? tetapi dosen/pengajar mata pelajaran/kuliah 
bahasa inggris ya mampu menguasai bahasa inggris.

Pertanyaan Anda dosen mata kuliah agama islam di luar Arab sama sekali tidak 
relevan dikaitkan dengan status kenabian. Pertanyaan ini mubazir dan tidak 
nyambung sama sekali.

Perbedaan ibnu Katsir dengan Quraish shihab ini yang perlu anda explorasi, 
bukan masalah kebenaran 100 % yang ditawarkan keduanya, termasuk ulama' 
lainnya. Lha kok jadi mengadili ?? katanya al haq min rabbik (al haq dari 
Tuhanmu).

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Sab, 12/6/10, abdul latifabdul...@yahoo.com menulis:

Dari: abdul latifabdul...@yahoo.com
Judul: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 
ARAB..
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 12 Juni, 2010, 6:05 PM







 



  



  
  
  Dwi Soegardi-Bismilahirrahmanirrahiim



Wrote;Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?

===

Sdr DwiPengujinya sudah diberikan oleh ALLAH swt...yaitu

Al qurandan kitab2 ALLAH lain2nya...itu pegangan sebagai

seorang muslim yang BERTAUHIDbenar2 beriman kpd ALLAH yang Esa

atau kpd kitab2 ALLAH..



Memangnya dosen2 Mcgill,Harvard,Duke ,Ibnu Katsir itu utusan dari

ALLAH? seperti Nabi2? Tidak bukan? 

Yang akan menguji kita semua baik dosen2 adalah ALLAH saja nantinya.

Ilmu2 dosen2 atu ulama2 itu hanya diambil sebagai perbandingan saja.



Guru2 itu boleh di ambil sebagai perbandingan saja...

Mereka juga bisa salah dlm memahami al quran...

Sebagai contoh saja, Ibnu Katsir yg di agungkan oleh

ulama2 Wahabi-salfy--taliban berbeda dgn ahli tafsir Indonesia

Prof DR Quraish shihab...dalam menafsirkan Jilbab...benar bukan?



Itu baru satu contoh saja Dwimasih banyak lagi hal2 yg perlu

kita pelajari...Prof Dr Qurais Shihan juga belum tentu 100%

benar memahami al Quran...mungkin dr Diin Syamsudin.



Kesimpulan, tidak ada semua guru2 Agama walaupun tamatan saudi

Al azhar Mesir atau Iran dllyang 100% benar..



oleh karena itu setiap kita wajib memepelajari hukum2 ALLAH

sudah pasti banyak belajar dari bermacam golongan2 dlm islam.



Yang jelas guru2 atau ahli Tafsir Ibnu katsir gagal membawa

umat Islam yg rahmatan lil'alamin...artinya sesat.



salam



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soega...@... wrote:



 Memang belajar bisa ke mana saja,

 tetapi rinciannya Alatif ini SALAH SEMUA :-(

 

 Pertama, bahasa Arab.

 Ente coba sono kuliah Islamic Studies di McGill, Duke, atau Leiden,

 literaturnya banyak berbahasa Arab, dan koleksinya lebih lengkap daripada

 Al-Azhar atau Kairo.

 

 Kalau tujuan belajar ke Amrik, Kanada, atau Belanda supaya ngga perlu

 belajar bahasa Arab,

 mendingan belajar aja sama Alatif di milis ini :-(

 

 Beberapa kisah:

 - Din Syamsuddin ketika akan konsultasi dengan dosennya di UCLA,

 disuruh pulang dulu baca Al-Ahkam al-Sultaniyah

 (apa dia baca terjemahan bahasa Indonesia ya, kayak dulatif?)

 

 - Teman saya di Duke Univ belajarnya Islamic Medicine

 yang dia baca dan bawa-bawa ke mana-mana itu

 Tib al-Nabawi dengan Arab gundul.  Itu textbooknya!

 (entah alatif ngga bakal mau/ngga bisa baca gituan)

 

 - Dosen Belanda di Leiden suka mengoreksi bacaan mahasiswanya

 yang banyak santri-santri Indonesia dari pesantren.

 (alatif sih mana peduli baca kitab kuning)

 

 tapi ngomong-ngomong Anda menganjurkan belajar agama itu

 referensinya cuma al-Quran dan Bible kan.

 ngapain jauh-jauh, wong sudah ada terjemahannya semua di toko buku ...

 

 lha Anda saja bisa belajar sendiri,

 dan menulis Creative Study

 Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?

 

 

 

 

 2010/6/11 abdul latifabdul...@...

 

 

 

  Bismilahirrahmanirrahiim.

 

  Kenapa tidak perlu lagi belajar agama kenegeri2 Saudi,Jordan dll.

 

  Ada 2 alasan utama;

 

  1. Dari pengamatan saya, untuk mempelajari agama islam itu tidak perlu lagi

  ==harus== belajar bhs Arab seperti 50 tahun yg lalu. Sekarang Al quran itu

  sudah di terjemahkan kpd hampir semua bahasa do dunia ini oleh para ahli2

  bahasa.

 

  Untuk mempelajari bhs Arab, tidak cukup waktu 5 tahun, agar bisa

  menterjemahkan bhs Al Quran kpd bhs Indonesia dgn sempurna memerlukan waktu

  10 tahun lebih..Cara begini hanya membuang waktu,uang energy saja, dan tidak

  efesen sama sekali.

 

  Belum tentu orang2 yang pintar bhs Arab akan lebih pintar atau lebih

  sempurna memahami al quran dari pada orang2 yg memepalajari agama islam dgn

  bhs ibunya atau bhs International..

 

  2.Dari pengamatan saya, pemuda2 yg belajar agama dari Saudi aatu Arab

  mempunyai ciri2 tersendiri karena

Re: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-12 Terurut Topik Dwi Soegardi
Alatif,

bisakah Anda berdiskusi dengan alur yang benar? (No, you can't?)
Saya menanggapi poin Anda, Anda tidak mempertahankannya
tetapi lari ke sana kemari.

Poin Anda:
- tidak perlu belajar bahasa Arab

Saya tunjukkan:
- belajar di Barat pun, pengetahuan bahasa Arab sangat diperlukan

Tanggapan Anda?

Itu dulu, pingin nulis lainnya, tapi males ente makin nggladrah 


2010/6/12 abdul latifabdul...@yahoo.com



 Dwi Soegardi-Bismilahirrahmanirrahiim

 Wrote;Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
 ===
 Sdr DwiPengujinya sudah diberikan oleh ALLAH swt...yaitu
 Al qurandan kitab2 ALLAH lain2nya...itu pegangan sebagai
 seorang muslim yang BERTAUHIDbenar2 beriman kpd ALLAH yang Esa
 atau kpd kitab2 ALLAH..

 Guru2 itu boleh di ambil sebagai perbandingan saja...
 Mereka juga bisa salah dlm memahami al quran...
 Sebagai contoh saja, Ibnu Katsir yg di agungkan oleh
 ulama2 Wahabi-salfy--taliban berbeda dgn ahli tafsir Indonesia
 Prof DR Quraish shihab...dalam menafsirkan Jilbab...benar bukan?

 Itu baru satu contoh saja Dwimasih banyak lagi hal2 yg perlu
 kita pelajari...Prof Dr Qurais Shihan juga belum tentu 100%
 benar memahami al Quran...mungkin dr Diin Syamsudin.

 Kesimpulan, tidak ada semua guru2 Agama walaupun tamatan saudi
 Al azhar Mesir atau Iran dllyang 100% benar..

 oleh karena itu setiap kita wajib memepelajari hukum2 ALLAH
 sudah pasti banyak belajar dari bermacam golongan2 dlm islam.

 Yang jelas guru2 atau ahli Tafsir Ibnu katsir gagal membawa
 umat Islam yg rahmatan lil'alamin...artinya sesat.

 salam


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Dwi Soegardi soega...@... wrote:
 
  Memang belajar bisa ke mana saja,
  tetapi rinciannya Alatif ini SALAH SEMUA :-(
 
  Pertama, bahasa Arab.
  Ente coba sono kuliah Islamic Studies di McGill, Duke, atau Leiden,
  literaturnya banyak berbahasa Arab, dan koleksinya lebih lengkap daripada
  Al-Azhar atau Kairo.
 
  Kalau tujuan belajar ke Amrik, Kanada, atau Belanda supaya ngga perlu
  belajar bahasa Arab,
  mendingan belajar aja sama Alatif di milis ini :-(
 
  Beberapa kisah:
  - Din Syamsuddin ketika akan konsultasi dengan dosennya di UCLA,
  disuruh pulang dulu baca Al-Ahkam al-Sultaniyah
  (apa dia baca terjemahan bahasa Indonesia ya, kayak dulatif?)
 
  - Teman saya di Duke Univ belajarnya Islamic Medicine
  yang dia baca dan bawa-bawa ke mana-mana itu
  Tib al-Nabawi dengan Arab gundul. Itu textbooknya!
  (entah alatif ngga bakal mau/ngga bisa baca gituan)
 
  - Dosen Belanda di Leiden suka mengoreksi bacaan mahasiswanya
  yang banyak santri-santri Indonesia dari pesantren.
  (alatif sih mana peduli baca kitab kuning)
 
  tapi ngomong-ngomong Anda menganjurkan belajar agama itu
  referensinya cuma al-Quran dan Bible kan.
  ngapain jauh-jauh, wong sudah ada terjemahannya semua di toko buku ...
 
  lha Anda saja bisa belajar sendiri,
  dan menulis Creative Study
  Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
 
 
 
 
  2010/6/11 abdul latifabdul...@...

 
  
  
   Bismilahirrahmanirrahiim.
  
   Kenapa tidak perlu lagi belajar agama kenegeri2 Saudi,Jordan dll.
  
   Ada 2 alasan utama;
  
   1. Dari pengamatan saya, untuk mempelajari agama islam itu tidak perlu
 lagi
   ==harus== belajar bhs Arab seperti 50 tahun yg lalu. Sekarang Al quran
 itu
   sudah di terjemahkan kpd hampir semua bahasa do dunia ini oleh para
 ahli2
   bahasa.
  
   Untuk mempelajari bhs Arab, tidak cukup waktu 5 tahun, agar bisa
   menterjemahkan bhs Al Quran kpd bhs Indonesia dgn sempurna memerlukan
 waktu
   10 tahun lebih..Cara begini hanya membuang waktu,uang energy saja, dan
 tidak
   efesen sama sekali.
  
   Belum tentu orang2 yang pintar bhs Arab akan lebih pintar atau lebih
   sempurna memahami al quran dari pada orang2 yg memepalajari agama islam
 dgn
   bhs ibunya atau bhs International..
  
   2.Dari pengamatan saya, pemuda2 yg belajar agama dari Saudi aatu Arab
   mempunyai ciri2 tersendiri karena pengaruh budaya Arab yg keras serta
   ulama2 atau gurunya2 yang berwatak keras dan kasar.(maaf orang2 yg
 serting
   makan daging kambing,suka marah..)yaitu;
  
   pemahaman islam yang fundamentalis, fanatik dan keras wataknya
  
   (tidak lembut dan santun kpd orang2 sekelilingnya apa lagi kalau
 berbeda
   pendapat dgn mereka2)
  
   pemahaman islam yang dibawa oleh mereka(tidak semua) adalah ajaran2
   islam kuno,sempit dan jauh dari kemajuan ekonomi dan technology.
 Serperi
   kita lihat masarakat ==taliban afganistan=
  
   Oppressor atau penindas kpd golongan2 islam minoritas...tanpa
   kenal kasih sayang.
  
   Bandingkan paca Islamic sholarship yang belajar di Eropah dan Amerika
   pada umumnya mereka lebih dewasa berpikir dan toleransi dengan bermacam
   perbedaan dlm memahami al Quran..
  
   Jadi pemahaman islam di Barat dan Amerika lebih berkembang dan modren
   dari pada pemahaman islam 

Bls: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-12 Terurut Topik encosid


biasa l, ngeles lagi
anti segala berbau arab

saya jadi menduga, 
tujuannya agar al qur'an tidak perlu ada tulisan arabnya
cukup terjemahan

sehingga 
ada peluang untuk perubahan makna




Dari: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Terkirim: Sab, 12 Juni, 2010 19:12:00
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE  
NEGERI2 ARAB..

Alatif,

bisakah Anda berdiskusi dengan alur yang benar? (No, you can't?)
Saya menanggapi poin Anda, Anda tidak mempertahankannya
tetapi lari ke sana kemari.

Poin Anda:
- tidak perlu belajar bahasa Arab

Saya tunjukkan:
- belajar di Barat pun, pengetahuan bahasa Arab sangat diperlukan

Tanggapan Anda?

Itu dulu, pingin nulis lainnya, tapi males ente makin nggladrah 


2010/6/12 abdul latifabdul...@yahoo.com



 Dwi Soegardi-Bismilahirrahmanirrahiim

 Wrote;Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
 ===
 Sdr DwiPengujinya sudah diberikan oleh ALLAH swt...yaitu
 Al qurandan kitab2 ALLAH lain2nya...itu pegangan sebagai
 seorang muslim yang BERTAUHIDbenar2 beriman kpd ALLAH yang Esa
 atau kpd kitab2 ALLAH..

 Guru2 itu boleh di ambil sebagai perbandingan saja...
 Mereka juga bisa salah dlm memahami al quran...
 Sebagai contoh saja, Ibnu Katsir yg di agungkan oleh
 ulama2 Wahabi-salfy--taliban berbeda dgn ahli tafsir Indonesia
 Prof DR Quraish shihab...dalam menafsirkan Jilbab...benar bukan?

 Itu baru satu contoh saja Dwimasih banyak lagi hal2 yg perlu
 kita pelajari...Prof Dr Qurais Shihan juga belum tentu 100%
 benar memahami al Quran...mungkin dr Diin Syamsudin.

 Kesimpulan, tidak ada semua guru2 Agama walaupun tamatan saudi
 Al azhar Mesir atau Iran dllyang 100% benar..

 oleh karena itu setiap kita wajib memepelajari hukum2 ALLAH
 sudah pasti banyak belajar dari bermacam golongan2 dlm islam.

 Yang jelas guru2 atau ahli Tafsir Ibnu katsir gagal membawa
 umat Islam yg rahmatan lil'alamin...artinya sesat.

 salam


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Dwi Soegardi soega...@... wrote:
 
  Memang belajar bisa ke mana saja,
  tetapi rinciannya Alatif ini SALAH SEMUA :-(
 
  Pertama, bahasa Arab.
  Ente coba sono kuliah Islamic Studies di McGill, Duke, atau Leiden,
  literaturnya banyak berbahasa Arab, dan koleksinya lebih lengkap daripada
  Al-Azhar atau Kairo.
 
  Kalau tujuan belajar ke Amrik, Kanada, atau Belanda supaya ngga perlu
  belajar bahasa Arab,
  mendingan belajar aja sama Alatif di milis ini :-(
 
  Beberapa kisah:
  - Din Syamsuddin ketika akan konsultasi dengan dosennya di UCLA,
  disuruh pulang dulu baca Al-Ahkam al-Sultaniyah
  (apa dia baca terjemahan bahasa Indonesia ya, kayak dulatif?)
 
  - Teman saya di Duke Univ belajarnya Islamic Medicine
  yang dia baca dan bawa-bawa ke mana-mana itu
  Tib al-Nabawi dengan Arab gundul. Itu textbooknya!
  (entah alatif ngga bakal mau/ngga bisa baca gituan)
 
  - Dosen Belanda di Leiden suka mengoreksi bacaan mahasiswanya
  yang banyak santri-santri Indonesia dari pesantren.
  (alatif sih mana peduli baca kitab kuning)
 
  tapi ngomong-ngomong Anda menganjurkan belajar agama itu
  referensinya cuma al-Quran dan Bible kan.
  ngapain jauh-jauh, wong sudah ada terjemahannya semua di toko buku ...
 
  lha Anda saja bisa belajar sendiri,
  dan menulis Creative Study
  Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
 
 
 
 
  2010/6/11 abdul latifabdul...@...

 
  
  
   Bismilahirrahmanirrahiim.
  
   Kenapa tidak perlu lagi belajar agama kenegeri2 Saudi,Jordan dll.
  
   Ada 2 alasan utama;
  
   1. Dari pengamatan saya, untuk mempelajari agama islam itu tidak perlu
 lagi
   ==harus== belajar bhs Arab seperti 50 tahun yg lalu. Sekarang Al quran
 itu
   sudah di terjemahkan kpd hampir semua bahasa do dunia ini oleh para
 ahli2
   bahasa.
  
   Untuk mempelajari bhs Arab, tidak cukup waktu 5 tahun, agar bisa
   menterjemahkan bhs Al Quran kpd bhs Indonesia dgn sempurna memerlukan
 waktu
   10 tahun lebih..Cara begini hanya membuang waktu,uang energy saja, dan
 tidak
   efesen sama sekali.
  
   Belum tentu orang2 yang pintar bhs Arab akan lebih pintar atau lebih
   sempurna memahami al quran dari pada orang2 yg memepalajari agama islam
 dgn
   bhs ibunya atau bhs International..
  
   2.Dari pengamatan saya, pemuda2 yg belajar agama dari Saudi aatu Arab
   mempunyai ciri2 tersendiri karena pengaruh budaya Arab yg keras serta
   ulama2 atau gurunya2 yang berwatak keras dan kasar.(maaf orang2 yg
 serting
   makan daging kambing,suka marah..)yaitu;
  
   pemahaman islam yang fundamentalis, fanatik dan keras wataknya
  
   (tidak lembut dan santun kpd orang2 sekelilingnya apa lagi kalau
 berbeda
   pendapat dgn mereka2)
  
   pemahaman islam yang dibawa oleh mereka(tidak semua) adalah ajaran2
   islam kuno,sempit dan jauh dari kemajuan ekonomi dan technology.
 Serperi

Bls: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-12 Terurut Topik encosid
biasa laaa, ngeles lagi

anti segala yang berbau arab





Dari: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Terkirim: Sab, 12 Juni, 2010 19:12:00
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE  
NEGERI2 ARAB..

Alatif,

bisakah Anda berdiskusi dengan alur yang benar? (No, you can't?)
Saya menanggapi poin Anda, Anda tidak mempertahankannya
tetapi lari ke sana kemari.

Poin Anda:
- tidak perlu belajar bahasa Arab

Saya tunjukkan:
- belajar di Barat pun, pengetahuan bahasa Arab sangat diperlukan

Tanggapan Anda?

Itu dulu, pingin nulis lainnya, tapi males ente makin nggladrah 


2010/6/12 abdul latifabdul...@yahoo.com



 Dwi Soegardi-Bismilahirrahmanirrahiim

 Wrote;Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
 ===
 Sdr DwiPengujinya sudah diberikan oleh ALLAH swt...yaitu
 Al qurandan kitab2 ALLAH lain2nya...itu pegangan sebagai
 seorang muslim yang BERTAUHIDbenar2 beriman kpd ALLAH yang Esa
 atau kpd kitab2 ALLAH..

 Guru2 itu boleh di ambil sebagai perbandingan saja...
 Mereka juga bisa salah dlm memahami al quran...
 Sebagai contoh saja, Ibnu Katsir yg di agungkan oleh
 ulama2 Wahabi-salfy--taliban berbeda dgn ahli tafsir Indonesia
 Prof DR Quraish shihab...dalam menafsirkan Jilbab...benar bukan?

 Itu baru satu contoh saja Dwimasih banyak lagi hal2 yg perlu
 kita pelajari...Prof Dr Qurais Shihan juga belum tentu 100%
 benar memahami al Quran...mungkin dr Diin Syamsudin.

 Kesimpulan, tidak ada semua guru2 Agama walaupun tamatan saudi
 Al azhar Mesir atau Iran dllyang 100% benar..

 oleh karena itu setiap kita wajib memepelajari hukum2 ALLAH
 sudah pasti banyak belajar dari bermacam golongan2 dlm islam.

 Yang jelas guru2 atau ahli Tafsir Ibnu katsir gagal membawa
 umat Islam yg rahmatan lil'alamin...artinya sesat.

 salam


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Dwi Soegardi soega...@... wrote:
 
  Memang belajar bisa ke mana saja,
  tetapi rinciannya Alatif ini SALAH SEMUA :-(
 
  Pertama, bahasa Arab.
  Ente coba sono kuliah Islamic Studies di McGill, Duke, atau Leiden,
  literaturnya banyak berbahasa Arab, dan koleksinya lebih lengkap daripada
  Al-Azhar atau Kairo.
 
  Kalau tujuan belajar ke Amrik, Kanada, atau Belanda supaya ngga perlu
  belajar bahasa Arab,
  mendingan belajar aja sama Alatif di milis ini :-(
 
  Beberapa kisah:
  - Din Syamsuddin ketika akan konsultasi dengan dosennya di UCLA,
  disuruh pulang dulu baca Al-Ahkam al-Sultaniyah
  (apa dia baca terjemahan bahasa Indonesia ya, kayak dulatif?)
 
  - Teman saya di Duke Univ belajarnya Islamic Medicine
  yang dia baca dan bawa-bawa ke mana-mana itu
  Tib al-Nabawi dengan Arab gundul. Itu textbooknya!
  (entah alatif ngga bakal mau/ngga bisa baca gituan)
 
  - Dosen Belanda di Leiden suka mengoreksi bacaan mahasiswanya
  yang banyak santri-santri Indonesia dari pesantren.
  (alatif sih mana peduli baca kitab kuning)
 
  tapi ngomong-ngomong Anda menganjurkan belajar agama itu
  referensinya cuma al-Quran dan Bible kan.
  ngapain jauh-jauh, wong sudah ada terjemahannya semua di toko buku ...
 
  lha Anda saja bisa belajar sendiri,
  dan menulis Creative Study
  Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
 
 
 
 
  2010/6/11 abdul latifabdul...@...

 
  
  
   Bismilahirrahmanirrahiim.
  
   Kenapa tidak perlu lagi belajar agama kenegeri2 Saudi,Jordan dll.
  
   Ada 2 alasan utama;
  
   1. Dari pengamatan saya, untuk mempelajari agama islam itu tidak perlu
 lagi
   ==harus== belajar bhs Arab seperti 50 tahun yg lalu. Sekarang Al quran
 itu
   sudah di terjemahkan kpd hampir semua bahasa do dunia ini oleh para
 ahli2
   bahasa.
  
   Untuk mempelajari bhs Arab, tidak cukup waktu 5 tahun, agar bisa
   menterjemahkan bhs Al Quran kpd bhs Indonesia dgn sempurna memerlukan
 waktu
   10 tahun lebih..Cara begini hanya membuang waktu,uang energy saja, dan
 tidak
   efesen sama sekali.
  
   Belum tentu orang2 yang pintar bhs Arab akan lebih pintar atau lebih
   sempurna memahami al quran dari pada orang2 yg memepalajari agama islam
 dgn
   bhs ibunya atau bhs International..
  
   2.Dari pengamatan saya, pemuda2 yg belajar agama dari Saudi aatu Arab
   mempunyai ciri2 tersendiri karena pengaruh budaya Arab yg keras serta
   ulama2 atau gurunya2 yang berwatak keras dan kasar.(maaf orang2 yg
 serting
   makan daging kambing,suka marah..)yaitu;
  
   pemahaman islam yang fundamentalis, fanatik dan keras wataknya
  
   (tidak lembut dan santun kpd orang2 sekelilingnya apa lagi kalau
 berbeda
   pendapat dgn mereka2)
  
   pemahaman islam yang dibawa oleh mereka(tidak semua) adalah ajaran2
   islam kuno,sempit dan jauh dari kemajuan ekonomi dan technology.
 Serperi
   kita lihat masarakat ==taliban afganistan=
  
   Oppressor atau penindas kpd golongan2 islam minoritas...tanpa
   kenal kasih

[wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-12 Terurut Topik abdul
Dwi SoegardiBismilahirrahmanirrahiim

Dwi maaf yaaa..membuat anda bingung...
Biasanya kalau pertanyaan nya itu jelas, saya kira menyawabnya pun bisa jelas.

Kalau pertanyaan itu banyak...maka perlu prioritas...

Sekarang Dwi Bertanya;
- belajar di Barat pun, pengetahuan bahasa Arab sangat diperlukan

Respond saya;
Belajar banyak bahasa tidak ada ruginya, dan malah banyak manfaatnya

point saya adalah kalau hanya ingin mengetahi ==PERATURAN2 ALLAH==
dalam al qurantidak perlu dan tidak mesti lagi belajar bhs Arab
akan membuang waktu, energy dan uang. Tidak cukup 10 tahun belajar bhs arab 
agar bisa benar2 memahami al quran itu.

Contohnya saja. Ulama2 Arab yg berbahasa arab sehari hari.seperti Ibnu katsir 
tetap saja salah memehami al quran. tahunya salah bagaimana?

Kita lihat masarakat yg memahami tafsiran ibunu katsir seperti taliban, 
wahabi-salfy adalah masarakat ==TERTINGGAL==PROMITIF--MASARAKT ANAK2  YANG SUKA 
BERKELAHI DAN MEMBUNUH.benar bukan?

Saya menganjurkan pelajarilah peraturan2 ALLAH itu dgn bhs Indonesia
yang telah diterjemahkan oleh ahli2 bahasa yang puluhan tahun belajar
bahasa Arab di Arabatau kalau bisa bhs Inggeris bandingkan dgn terjemahan2 
bhs inggeris...

Makin banyak kita membandingkan terjemahan2 atau tafsiran2 makin sedikit 
kesalahan2 kita...ALLAH maha tahu kita sudah bertusaha.

salam.




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soega...@... wrote:

 Alatif,
 
 bisakah Anda berdiskusi dengan alur yang benar? (No, you can't?)
 Saya menanggapi poin Anda, Anda tidak mempertahankannya
 tetapi lari ke sana kemari.
 
 Poin Anda:
 - tidak perlu belajar bahasa Arab
 
 Saya tunjukkan:
 - belajar di Barat pun, pengetahuan bahasa Arab sangat diperlukan
 
 Tanggapan Anda?
 
 Itu dulu, pingin nulis lainnya, tapi males ente makin nggladrah 
 
 
 2010/6/12 abdul latifabdul...@...
 
 
 
  Dwi Soegardi-Bismilahirrahmanirrahiim
 
  Wrote;Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
  ===
  Sdr DwiPengujinya sudah diberikan oleh ALLAH swt...yaitu
  Al qurandan kitab2 ALLAH lain2nya...itu pegangan sebagai
  seorang muslim yang BERTAUHIDbenar2 beriman kpd ALLAH yang Esa
  atau kpd kitab2 ALLAH..
 
  Guru2 itu boleh di ambil sebagai perbandingan saja...
  Mereka juga bisa salah dlm memahami al quran...
  Sebagai contoh saja, Ibnu Katsir yg di agungkan oleh
  ulama2 Wahabi-salfy--taliban berbeda dgn ahli tafsir Indonesia
  Prof DR Quraish shihab...dalam menafsirkan Jilbab...benar bukan?
 
  Itu baru satu contoh saja Dwimasih banyak lagi hal2 yg perlu
  kita pelajari...Prof Dr Qurais Shihan juga belum tentu 100%
  benar memahami al Quran...mungkin dr Diin Syamsudin.
 
  Kesimpulan, tidak ada semua guru2 Agama walaupun tamatan saudi
  Al azhar Mesir atau Iran dllyang 100% benar..
 
  oleh karena itu setiap kita wajib memepelajari hukum2 ALLAH
  sudah pasti banyak belajar dari bermacam golongan2 dlm islam.
 
  Yang jelas guru2 atau ahli Tafsir Ibnu katsir gagal membawa
  umat Islam yg rahmatan lil'alamin...artinya sesat.
 
  salam
 
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
  Dwi Soegardi soegardi@ wrote:
  
   Memang belajar bisa ke mana saja,
   tetapi rinciannya Alatif ini SALAH SEMUA :-(
  
   Pertama, bahasa Arab.
   Ente coba sono kuliah Islamic Studies di McGill, Duke, atau Leiden,
   literaturnya banyak berbahasa Arab, dan koleksinya lebih lengkap daripada
   Al-Azhar atau Kairo.
  
   Kalau tujuan belajar ke Amrik, Kanada, atau Belanda supaya ngga perlu
   belajar bahasa Arab,
   mendingan belajar aja sama Alatif di milis ini :-(
  
   Beberapa kisah:
   - Din Syamsuddin ketika akan konsultasi dengan dosennya di UCLA,
   disuruh pulang dulu baca Al-Ahkam al-Sultaniyah
   (apa dia baca terjemahan bahasa Indonesia ya, kayak dulatif?)
  
   - Teman saya di Duke Univ belajarnya Islamic Medicine
   yang dia baca dan bawa-bawa ke mana-mana itu
   Tib al-Nabawi dengan Arab gundul. Itu textbooknya!
   (entah alatif ngga bakal mau/ngga bisa baca gituan)
  
   - Dosen Belanda di Leiden suka mengoreksi bacaan mahasiswanya
   yang banyak santri-santri Indonesia dari pesantren.
   (alatif sih mana peduli baca kitab kuning)
  
   tapi ngomong-ngomong Anda menganjurkan belajar agama itu
   referensinya cuma al-Quran dan Bible kan.
   ngapain jauh-jauh, wong sudah ada terjemahannya semua di toko buku ...
  
   lha Anda saja bisa belajar sendiri,
   dan menulis Creative Study
   Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
  
  
  
  
   2010/6/11 abdul latifabdul777@
 
  
   
   
Bismilahirrahmanirrahiim.
   
Kenapa tidak perlu lagi belajar agama kenegeri2 Saudi,Jordan dll.
   
Ada 2 alasan utama;
   
1. Dari pengamatan saya, untuk mempelajari agama islam itu tidak perlu
  lagi
==harus== belajar bhs Arab seperti 50 tahun yg lalu. Sekarang Al quran
  itu
sudah di 

Re: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-12 Terurut Topik Dwi Soegardi
Alatif,

pada prinsipnya tidak ada masalah dengan menerjemahkan al-Quran
dan sumber-sumber hukum/literatur Islam ke berbagai bahasa.
Malah sangat dianjurkan agar semua muslim dapat mengaksesnya
dan memahaminya.

Kecuali untuk Anda.
Kenapa?
Anda percaya kepada para penerjemah itu?
Ini pertanyaan tidak pernah Anda jawab!
(karena kalau percaya, berarti Anda syirik per definisi buatan Anda sendiri)
Anda mengaku belajar sendiri,
tetapi beriman kepada para penerjemah!

Bagi muslim kebanyakan mereka mengamalkan al-Taubah 122,
tidak semua orang harus tafaqquh fiddin yang tentunya
harus benar-benar memahami dan menguasai ilmu-ilmu al-Quran,
termasuk bahasa Arab!
(kalau ilmu Anda kan sebatas memahami terjemahan)
Dan muslim lainnya belajar kepada para faqih,
termasuk kepada para penerjemah itu.
Itu perintah Allah, dan tidak ada syirik di situ!
(fas'alu ahl al-dzikr in kuntum laa ta'lamuun)

silakan muter-muter ke Ibn Katsir lagi,
itu ada di topik lain, tidak akan saya tanggapi di sini.
(menyebalkan!)



2010/6/12 abdul latifabdul...@yahoo.com



 Dwi SoegardiBismilahirrahmanirrahiim

 Dwi maaf yaaa..membuat anda bingung...
 Biasanya kalau pertanyaan nya itu jelas, saya kira menyawabnya pun bisa
 jelas.

 Kalau pertanyaan itu banyak...maka perlu prioritas...

 Sekarang Dwi Bertanya;

 - belajar di Barat pun, pengetahuan bahasa Arab sangat diperlukan
 
 Respond saya;
 Belajar banyak bahasa tidak ada ruginya, dan malah banyak manfaatnya

 point saya adalah kalau hanya ingin mengetahi ==PERATURAN2 ALLAH==
 dalam al qurantidak perlu dan tidak mesti lagi belajar bhs Arab
 akan membuang waktu, energy dan uang. Tidak cukup 10 tahun belajar bhs arab
 agar bisa benar2 memahami al quran itu.

 Contohnya saja. Ulama2 Arab yg berbahasa arab sehari hari.seperti Ibnu
 katsir tetap saja salah memehami al quran. tahunya salah bagaimana?

 Kita lihat masarakat yg memahami tafsiran ibunu katsir seperti taliban,
 wahabi-salfy adalah masarakat ==TERTINGGAL==PROMITIF--MASARAKT ANAK2 YANG
 SUKA BERKELAHI DAN MEMBUNUH.benar bukan?

 Saya menganjurkan pelajarilah peraturan2 ALLAH itu dgn bhs Indonesia
 yang telah diterjemahkan oleh ahli2 bahasa yang puluhan tahun belajar
 bahasa Arab di Arabatau kalau bisa bhs Inggeris bandingkan dgn
 terjemahan2 bhs inggeris...

 Makin banyak kita membandingkan terjemahan2 atau tafsiran2 makin sedikit
 kesalahan2 kita...ALLAH maha tahu kita sudah bertusaha.


 salam.

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Dwi Soegardi soega...@... wrote:
 
  Alatif,
 
  bisakah Anda berdiskusi dengan alur yang benar? (No, you can't?)
  Saya menanggapi poin Anda, Anda tidak mempertahankannya
  tetapi lari ke sana kemari.
 
  Poin Anda:
  - tidak perlu belajar bahasa Arab
 
  Saya tunjukkan:
  - belajar di Barat pun, pengetahuan bahasa Arab sangat diperlukan
 
  Tanggapan Anda?
 
  Itu dulu, pingin nulis lainnya, tapi males ente makin nggladrah 
 
 
  2010/6/12 abdul latifabdul...@...

 
  
  
   Dwi Soegardi-Bismilahirrahmanirrahiim
  
   Wrote;Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau
 Leiden?
   ===
   Sdr DwiPengujinya sudah diberikan oleh ALLAH swt...yaitu
   Al qurandan kitab2 ALLAH lain2nya...itu pegangan sebagai
   seorang muslim yang BERTAUHIDbenar2 beriman kpd ALLAH yang Esa
   atau kpd kitab2 ALLAH..
  
   Guru2 itu boleh di ambil sebagai perbandingan saja...
   Mereka juga bisa salah dlm memahami al quran...
   Sebagai contoh saja, Ibnu Katsir yg di agungkan oleh
   ulama2 Wahabi-salfy--taliban berbeda dgn ahli tafsir Indonesia
   Prof DR Quraish shihab...dalam menafsirkan Jilbab...benar bukan?
  
   Itu baru satu contoh saja Dwimasih banyak lagi hal2 yg perlu
   kita pelajari...Prof Dr Qurais Shihan juga belum tentu 100%
   benar memahami al Quran...mungkin dr Diin Syamsudin.
  
   Kesimpulan, tidak ada semua guru2 Agama walaupun tamatan saudi
   Al azhar Mesir atau Iran dllyang 100% benar..
  
   oleh karena itu setiap kita wajib memepelajari hukum2 ALLAH
   sudah pasti banyak belajar dari bermacam golongan2 dlm islam.
  
   Yang jelas guru2 atau ahli Tafsir Ibnu katsir gagal membawa
   umat Islam yg rahmatan lil'alamin...artinya sesat.
  
   salam
  
  
   --- In 
   wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,

   Dwi Soegardi soegardi@ wrote:
   
Memang belajar bisa ke mana saja,
tetapi rinciannya Alatif ini SALAH SEMUA :-(
   
Pertama, bahasa Arab.
Ente coba sono kuliah Islamic Studies di McGill, Duke, atau Leiden,
literaturnya banyak berbahasa Arab, dan koleksinya lebih lengkap
 daripada
Al-Azhar atau Kairo.
   
Kalau tujuan belajar ke Amrik, Kanada, atau Belanda supaya ngga perlu
belajar bahasa Arab,
mendingan belajar aja sama Alatif di milis ini :-(
   
Beberapa kisah:
- Din Syamsuddin ketika akan konsultasi dengan dosennya 

[wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-12 Terurut Topik abdul
Dwi Soegardi---Bismilahirrahmanirrahiim.

Pertanyaan anda kedua yg lebih jelas;
wrote:
Anda percaya kepada para penerjemah itu?
(karena kalau percaya, berarti Anda syirik per definisi buatan Anda sendiri)

Perbedaan adalah begini,coba perhatikan dgn baik2;

1.Yang bisa dimaksudkan syirik kalau memperacayai kitab2 hadits
Muslim-Bukhari 100% tanpa reserve, artinya tidak pernah memeriksa
hadiis Muslim -Bukhari itu.

Contohnya begini.

Si Ali berkata begini; Ini adalah hadits Muslim-Bukhari saih...
sedangkan si Ali ini tidak pernah memeriksa sama sekali  dan tdk pernah 
membandingkan banding2kan dgn Al quran..

Orang2 beginilah yang dimaksudkan sesat dan syirik.

Sedangkan saya dalam mengambil terjemahan2 bhs Inggeris atau terjemahan2 bhs 
Indonesia...saya bandingkan satu sama lain
terjemahan dan tafiran; hamka, ahmadiyah, Anti hadits, Ibnu Katsir, Malaysia 
dll 
Begitu pula dgn bhs inggeris tidak bolejh satu ahli terjemahan atau tafsir, 
tapi dr bermacam sumber...

Kemudian kita pelajari kembali ayat2 ALLAH,baik bhs Inggeris maupun bhs 
Indonsia , kita renungkan.Kalau terdapat perbedaan2 antara mereka
disini kita berdoa kpd ALLAH dan mengambil keputusan.

Misalnya; Perbedaan tafsiran Ibnu Katsir dan DR Quraish Shihab tentang 
==Jilbab==

Setelah saya pelajari ayat2 ALLAH tentang jilbab...dan berdoa kpd ALLAH mana 
tafsiran yg terbaik...maka pendapat saya sepaham dgn
DR Qurashi Shihab

Jadi  saya tidak menyepot nyepot saja, tapi harus kita pikiran dan kita 
renungkan dgn sebaik baiknya.

Bisakah Dwi melihat perbedaannya...Mudah2an bisa..

salam






 Alatif,
 
 pada prinsipnya tidak ada masalah dengan menerjemahkan al-Quran
 dan sumber-sumber hukum/literatur Islam ke berbagai bahasa.
 Malah sangat dianjurkan agar semua muslim dapat mengaksesnya
 dan memahaminya.
 
 Kecuali untuk Anda.
 Kenapa?
 Anda percaya kepada para penerjemah itu?
 Ini pertanyaan tidak pernah Anda jawab!
 (karena kalau percaya, berarti Anda syirik per definisi buatan Anda sendiri)
 Anda mengaku belajar sendiri,
 tetapi beriman kepada para penerjemah!
 
 Bagi muslim kebanyakan mereka mengamalkan al-Taubah 122,
 tidak semua orang harus tafaqquh fiddin yang tentunya
 harus benar-benar memahami dan menguasai ilmu-ilmu al-Quran,
 termasuk bahasa Arab!
 (kalau ilmu Anda kan sebatas memahami terjemahan)
 Dan muslim lainnya belajar kepada para faqih,
 termasuk kepada para penerjemah itu.
 Itu perintah Allah, dan tidak ada syirik di situ!
 (fas'alu ahl al-dzikr in kuntum laa ta'lamuun)
 
 silakan muter-muter ke Ibn Katsir lagi,
 itu ada di topik lain, tidak akan saya tanggapi di sini.
 (menyebalkan!)
 
 
 
 2010/6/12 abdul latifabdul...@...
 
 
 
  Dwi SoegardiBismilahirrahmanirrahiim
 
  Dwi maaf yaaa..membuat anda bingung...
  Biasanya kalau pertanyaan nya itu jelas, saya kira menyawabnya pun bisa
  jelas.
 
  Kalau pertanyaan itu banyak...maka perlu prioritas...
 
  Sekarang Dwi Bertanya;
 
  - belajar di Barat pun, pengetahuan bahasa Arab sangat diperlukan
  
  Respond saya;
  Belajar banyak bahasa tidak ada ruginya, dan malah banyak manfaatnya
 
  point saya adalah kalau hanya ingin mengetahi ==PERATURAN2 ALLAH==
  dalam al qurantidak perlu dan tidak mesti lagi belajar bhs Arab
  akan membuang waktu, energy dan uang. Tidak cukup 10 tahun belajar bhs arab
  agar bisa benar2 memahami al quran itu.
 
  Contohnya saja. Ulama2 Arab yg berbahasa arab sehari hari.seperti Ibnu
  katsir tetap saja salah memehami al quran. tahunya salah bagaimana?
 
  Kita lihat masarakat yg memahami tafsiran ibunu katsir seperti taliban,
  wahabi-salfy adalah masarakat ==TERTINGGAL==PROMITIF--MASARAKT ANAK2 YANG
  SUKA BERKELAHI DAN MEMBUNUH.benar bukan?
 
  Saya menganjurkan pelajarilah peraturan2 ALLAH itu dgn bhs Indonesia
  yang telah diterjemahkan oleh ahli2 bahasa yang puluhan tahun belajar
  bahasa Arab di Arabatau kalau bisa bhs Inggeris bandingkan dgn
  terjemahan2 bhs inggeris...
 
  Makin banyak kita membandingkan terjemahan2 atau tafsiran2 makin sedikit
  kesalahan2 kita...ALLAH maha tahu kita sudah bertusaha.
 
 
  salam.
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
  Dwi Soegardi soegardi@ wrote:
  
   Alatif,
  
   bisakah Anda berdiskusi dengan alur yang benar? (No, you can't?)
   Saya menanggapi poin Anda, Anda tidak mempertahankannya
   tetapi lari ke sana kemari.
  
   Poin Anda:
   - tidak perlu belajar bahasa Arab
  
   Saya tunjukkan:
   - belajar di Barat pun, pengetahuan bahasa Arab sangat diperlukan
  
   Tanggapan Anda?
  
   Itu dulu, pingin nulis lainnya, tapi males ente makin nggladrah 
  
  
   2010/6/12 abdul latifabdul777@
 
  
   
   
Dwi Soegardi-Bismilahirrahmanirrahiim
   
Wrote;Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau
  Leiden?
===
Sdr DwiPengujinya sudah diberikan oleh ALLAH swt...yaitu
Al qurandan kitab2 ALLAH lain2nya...itu