[zamanku] Persaingan Mega-Yudhoyono Untungkan Prabowo

2009-02-13 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Megawati sudah diketahui hasil pemerintahannya,  sama halnya  juga 
dengan Yudhoyono, yang belum diketahui ialah Prabowo. Bagaimana pun mereka ini 
semua Pancasilais. Selain itu juga ketiga-tiganya pernah berbakti kepada rezim 
Pak Harto. Mungkin saja Pancasila Prabowo lebih baik dari mereka berdua, siapa 
tahu? Tidak banyak beda antara mereka.

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0902/12/pol06.html


Persaingan Mega-Yudhoyono Untungkan Prabowo 


Jakarta-Mantan Pangkostrad Prabowo Subianto berpeluang mengulang kesuksesan 
Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi presiden pada Pemilu 2009. Ketidakpuasan 
masyarakat terhadap kinerja Presiden Yudhyono dan resistensi yang tinggi 
terhadap Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati 
Soekarnoputri berpeluang memberikan keuntungan tersendiri bagi Prabowo. 


Mantan anggota FPDIP Permadi di Kantor DPP Partai Gerindra-Jakarta, Rabu 
(11/2), mengatakan, peluang Megawati bersaing dengan Yudhoyono tak lebih dari 
pengalaman yang terjadi pada tahun 2004. Namun, Yudhoyono akan kalah bersaing 
jika ada calon alternatif yang muncul. Saya lihat, peluang Pak Prabowo sangat 
besar. Prabowo itu Soekarno kecil, perpaduan dari kemampuan Soekarno dan 
Soeharto, kata Permadi. Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo pun memiliki 
peluang memeroleh suara yang signifikan pada pemilu legislatif mendatang. Pada 
Pemilu 2004, Partai Demokrat mampu meraih suara tujuh persen karena faktor 
figur Yudhoyono. 


Pak Prabowo bersama Partai Gerindra memiliki peluang mengulang sukses Partai 
Demokrat dengan Yudhoyono, kata Permadi. 
Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Revrisond Baswir 
dalam diskusi Kegagalan Sistem Ekonomi Indonesia di Gerindra Centre, Jakarta, 
mengatakan, tantangan Partai Gerindra ke depan adalah bagaimana menjalankan 
ekonomi kerakyatan yang saat ini masih sebatas wacana di tingkat elite politik 
menjelang kampanye. Partai tersebut harus menjadi pelopor untuk menghentikan 
liberalisasi pasar di Indonesia dan melakukan nasionalisasi atas sektor-sektor 
penting ekonomi yang saat ini dikuasai pihak asing.


Dalam berbagai kesempatan, Prabowo memang menolak adanya privatisasi. Namun, 
menurut Revrisond, hal itu masih menuntut pembuktian. Sekretaris Jenderal 
Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, modal asing tidak bisa dielakkan untuk 
mendorong tumbuhnya ekonomi dalam negeri. 
Tetapi harus ada batas-batas tertentu. Modal asing tidak bisa merambah 
sektor-sektor strategis seperti yang kita praktikkan selama ini, kata Ahmad 
Muzani. (inno jemabut)


[zamanku] e! Science News: Did increased gene duplication set the stage for human evolution?

2009-02-13 Terurut Topik Jusfiq Hadjar
Sekedar untuk diketahui:


Did increased gene duplication set the stage for human evolution?
Published: Wednesday, February 11, 2009 - 13:29 in Biology  Nature 
Learn more about: ancestral species common ancestor dna sequences gene 
duplications howard hughes medical institute human evolution 
Roughly 10 million
years ago, a major genetic change occurred in a common ancestor of
gorillas, chimpanzees, and humans. Segments of DNA in its genome began
to form duplicate copies at a greater rate than in the past, creating
an instability that persists in the genome of modern humans and
contributes to diseases like autism and schizophrenia. But that gene
duplication also may be responsible for a genetic flexibility that has
resulted in some uniquely human characteristics. Because of the
architecture of the human genome, genetic material is constantly being
added and deleted in certain regions, says Howard Hughes Medical
Institute investigator and University of Washington geneticist Evan
Eichler, who led the project that uncovered the new findings. These
are really like volcanoes in the genome, blowing out pieces of DNA.
The research was published in the February 12, 2009, issue of Nature.
Eichler and his colleagues focused on the genomes of four different
species: macaques, orangutans, chimpanzees, and humans. All are
descended from a single ancestral species that lived about 25 million
years ago. The line leading to macaques broke off first, so that
macaques are the most distantly related to humans in evolutionary
terms. Orangutans, chimpanzees, and humans share a common ancestor that
lived 12-16 million years ago. Chimps and humans are descended from a
common ancestral species that lived about 6 million years ago.
By comparing the DNA sequences of the four species, Eichler and his
colleagues identified gene duplications in the lineages leading to
these species since they shared a common ancestor. They also were able
to estimate when a duplication occurred from the number of species
sharing that duplication. For example, a duplication observed in
orangutan, chimpanzees, and humans but not in macaques must have
occurred sometime after 25 million years ago but before the orangutan
lineage branched off. 
Eichler's research team found an especially high rate of
duplications in the ancestral species leading to chimps and humans,
even though other mutational processes, such as changes in single DNA
letters, were slowing down during this period. There's a big burst of
activity that happens where genomes are suddenly rearranged and
changed, he says. Surprisingly, the rate of duplications slowed down
again after the lineages leading to humans and to chimpanzees diverged.
You might like to think that humans are special because we have more
duplications than did earlier species, he says, but that's not the
case.
These duplications have created regions of our genomes that are
especially prone to large-scale reorganizations. That architecture
predisposes to recurrent deletions and duplications that are associated
with autism and schizophrenia and with a whole host of other diseases,
says Eichler. 
Yet these regions also exhibit signs of being under positive
selection, meaning that some of the rearrangements must have conferred
advantages on the individuals who inherited them. Eichler thinks that
uncharacterized genes or regulatory signals in the duplicated regions
must have created some sort of reproductive edge. I believe that the
negative selection of these duplications is being outweighed by the
selective advantage of having these newly minted genes, but that's
still unproven, he said.
An important task for future studies is to identify the genes in
these regions and analyze their functions, according to Eichler.
Geneticists have to figure out the genes in these regions and how
variation leads to different aspects of the human condition such as
disease. Then, they can pass that information on to neuroscientists and
physiologist and biochemists who can work out what these proteins are
and what they do, he says. There is the possibility that these genes
might be important for language or for aspects of cognition, though
much more work has to be done before we'll be able to say that for
sure.
 ---
Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo


Allah yang disembah orang Islam tipikal dan yang digambarkan oleh al-Mushaf itu 
dungu, buas, kejam, keji, ganas, zalim lagi biadab hanyalah Allah fiktif.



  

[zamanku] Gombal!

2009-02-13 Terurut Topik Abdul Rohim

 
Lobi
Gombal!


Purwanto
Wartawan Tempo 
SAYA teringat suatu hari ketika menonton salah satu acara di televisi mengenai 
tanya-jawab soal visi-misi sejumlah kandidat legislator. Saya tertarik menonton 
karena calon “kreatif” pasti memanfaatkan acara ini untuk memaparkan program 
terseksinya. Istilah “kreatif” saya comot dari pernyataan panitia pengawas yang 
kesulitan mengatur atribut kampanye. Meski saya menganggap pemasangan baliho 
dan atribut lain bukan suatu kreativitas. Hanya sebuah topeng. 
Dalam satu sesi, peserta panel menanyakan bagaimana cara kandidat mengurangi 
angka kemiskinan. Rahardjo, teman satu rumah saya, ikut nonton. Dia pedagang 
tak menetap di Bogor, Jawa Barat. Khusyuk menanti jawaban kandidat, ia 
menaikkan sedikit volume televisi. 
Sang kandidat pun menjawab. Ia akan membuka lapangan kerja, mengurangi 
kemiskinan, dan... pett. Televisi mati. Rahardjo memencet tombol remote sebelum 
calon selesai menjawab. Penasaran, saya tanya alasan Rahardjo. 
Semua janjinya sama, gombal! kata dia. Menurut Rahardjo, semua calon pejabat 
berjanji manis. Setelah calon terpilih, dia tak merasakan perubahan. 
Pendapatanku tetap, tapi harga melonjak. Hampir semua teman di pasar mengeluh 
sama. 
Saya memotong, Tunggu, Djo. Tapi ini baru pemilihan anggota DPR, bukan pejabat 
pemerintah. Rahardjo menyergah, Semakin ketahuan bohongnya. Saya makin 
penasaran, Maksudnya? 
Rahardjo, sambil merendahkan suara, menjawab, anggota DPR seharusnya 
mendengarkan keluhan rakyat. Misalnya, keluhan teman di pasar tentang harga 
barang mahal. Lalu, Dewan menanyakan penyebabnya ke pemerintah. Nah, di situ 
dibahas solusi dan dananya. DPR bisa meminta pemerintah memprioritaskan 
anggaran, misalnya pada penyelesaian masalah harga. Kalau membuka lapangan 
kerja, kata Rahardjo, Itu bagian dari pemerintah.

 
Soal tugas DPR, Rahardjo memang benar. Saya tak tahu apakah dia habis membaca 
Undang-Undang Dasar. Yang jelas, sebelum ngeloyor pergi, dia berujar sinis. 
Barangkali, kalau terpilih, mereka akan mengusulkan banyak studi banding. Tak 
mau memperpanjang, saya hanya menjawab, Ah, kamu bisa saja, Djo. 
Wajar saja, Rahardjo mematikan televisi. Barangkali dia prihatin karena ada 
calon yang mengandalkan atribut kampanye, maju tanpa jelas misi-visinya. 
Jangankan visi-misi, tugas DPR saja mungkin ia lupa, atau lebih parah andai ia 
tak tahu. Tapi saya pribadi menyesalkan partai politik mau mengusung calon 
semacam itu.
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/02/12/Nasional/krn.20090212..156595.id.html

 
http://media-klaten.blogspot.com/
 
 
 
salam
Abdul Rohim


  

[zamanku] Golkar Jaring Calon Presiden Lewat Survei

2009-02-13 Terurut Topik Abdul Rohim
Golkar Jaring Calon Presiden Lewat Survei
Peluang Sultan kembali terbuka.

JAKARTA – Partai Golkar akhirnya memutuskan untuk menentukan calon presiden dan 
wakilnya melalui survei dalam waktu satu atau dua bulan ini. “Jadi April sudah 
ada calonnya,” kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono di Jakarta 
kemarin. 
Cara ini berbeda dengan Pemilu 2004 ketika Golkar mencari calon presiden 
melalui konvensi. Bahkan, dalam rapat pimpinan nasional yang digelar Oktober 
lalu, Golkar menyatakan akan memutuskan calon presiden setelah pemilihan 
legislatif. 
Menurut Agung, dalam waktu dekat Dewan Pimpinan Pusat akan mengirim surat ke 
daerah, meminta mereka mengusulkan maksimal tujuh nama calon presiden dan 
wakilnya. 
Nama-nama yang masuk akan disusutkan menjadi beberapa nama, lalu dikirim ke 
lembaga survei untuk dilihat tingkat keterpilihannya. Pertengahan Maret sudah 
disurvei, katanya. 
Langkah Golkar ini bisa membuka peluang Sultan Hamengku Buwono X, yang 
disebut-sebut menjadi pesaing Kalla untuk merebut kursi calon presiden dari 
Golkar. Tapi Sultan enggan mengomentari peluangnya. Ada daerah yang menganggap 
saya pantas dan ada yang tidak. Kita lihat hasilnya nanti, katanya di 
Surabaya. 
Menurut dia, penjaringan dari bawah itu seharusnya sudah digelar pada Desember 
atau Januari lalu. Keputusan rapat pimpinan memang seharusnya ada konvensi, 
ujarnya. 
Tokoh Golkar, Marwah Daud Ibrahim, yang sempat ikut konvensi calon presiden 
versi Dewan Integritas Bangsa, berharap penjaringan itu dilakukan secara 
terbuka. Harus terperinci dan tertulis, katanya. Ia khawatir ketertutupan 
akan mengakibatkan kompetisi tidak sehat. 
Menurut Agung, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla adalah kandidat 
terkuat Golkar. Tapi keputusan Partai Demokrat, yang baru menentukan calon 
wakil presiden setelah pemilu legislatif, membuat sejumlah daerah mendorong 
Golkar mencalonkan presiden dari dalam partai. 
Sulawesi Selatan sudah menjatuhkan pilihan pada Kalla sebagai calon presiden. 
Pasti Sulsel sudah sangat jelas arahnya mau ke mana, kami tetap memberi 
dukungan ke JK karena di Sulsel dia masih menjadi kata kunci, kata Ketua DPD 
Golkar Sulawesi Selatan Ilham Arief Sirajuddin. 
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ahmad Noer Supit mengatakan 
sudah saatnya partai beringin ini mengusung calon presiden sendiri. Menurut 
dia, munculnya usulan sederet nama dari daerah untuk dijadikan calon presiden 
menunjukkan keinginan yang kuat agar partai mencalonkan presiden. 
Hanya, kata Supit, ada elite di pusat yang berpikir pragmatis untuk tetap 
mencalonkan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden. Menurut dia, hal itu hanya 
menguntungkan individu-individu kader partai tetapi merugikan partai secara 
keseluruhan. YUDONO | EKO ARI | DWI RIYANTO | DINI | IRMAWATI | AQIDA 
 
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/02/12/headline/krn.20090212..156607.id.html


 
http://media-klaten.blogspot.com/
 
 
 
salam
Abdul Rohim


  

[zamanku] Bad Governance Salah Satu Ekses Pilkada

2009-02-13 Terurut Topik Abdul Rohim


Bad Governance Salah Satu Ekses Pilkada 

Oleh Eko Prasojo * 

Pada Januari lalu presiden menyetujui pemeriksaan kasus hukum terhadap 128 
kepala daerah dan anggota DPRD. Berita persetujuan itu tentu mengejutkan karena 
menunjukkan begitu banyak kepala daerah yang memiliki kasus pelanggaran hukum. 

Bagaimana menjelaskan fenomena maraknya kasus hukum yang dilakukan kepala 
daerah? Apa yang menjadi penyebab banyaknya kasus pelanggaran hukum oleh kepala 
daerah? Saya berhipotesis bahwa hal itu terkait dengan pemilihan langsung 
kepala daerah. 

Transaksi Ekonomi Politik 

Sepertinya menjadi jamak dalam berbagai diskusi dan polemik di tanah air bahwa 
biaya penyelenggaraan pemilihan langsung kepala daerah sangat mahal. Biaya 
tersebut tidak saja harus dibayar masyarakat melalui APBD, tetapi juga oleh 
calon kepala daerah dan partai politik pengusung. 

Meski sulit untuk dibuktikan secara resmi, berapa biaya yang dikeluarkan 
seorang calon dan partai politik untuk mengikuti proses pemilihan kepala 
daerah, itu dapat dirasakan berbiaya besar. Hal tersebut dibutuhkan sejak 
seorang calon melamar atau dilamar partai politik, biaya survei dan konsultan, 
biaya iklan politik, biaya resmi administratif, sampai biaya ''upaya paksa 
mengubah preferensi atau pilihan masyarakat. 

Besarnya biaya juga bervariasi, bergantung nama besar partai pengusung dan 
tingkat kabupaten/kota atau provinsi. Untuk pemilihan gubernur, biayanya akan 
jauh lebih mahal dibandingkan dengan pemilihan bupati/wali kota. Semakin 
populer sebuah partai, semakin mahal pula biaya yang dikeluarkan seorang calon 
kepala daerah. 

Bahkan, sering terdengar sayup-sayup bahwa kebutuhan biaya itu dipenuhi dengan 
cara pre-finance (prabayar) melalui proyek-proyek pengadaan barang dan jasa 
yang secara definitif telah diketahui pemenangnya.

 

Besarnya biaya yang diperlukan untuk mencalonkan diri menjadi kepala daerah 
ditengarai merupakan penyebab utama buruknya kualitas pemerintahan daerah saat 
ini. 

Sebenarnya sangat mudah memahami gejala itu karena uang yang sudah dikeluarkan 
untuk membiayai ongkos pilkada sebenarnya tidak dibiayai sendiri oleh calon, 
melainkan harus dibayar rakyat melalui APBD. 

Modus yang paling lazim adalah keberpihakan kepala daerah kepada ''investor 
politik dalam pengadaan barang dan jasa serta pemberian izin-izin tertentu 
dalam pengelolaan sumber daya alam. 

Tentu saja tidak semua kepala daerah yang dipilih secara langsung memiliki 
perilaku buruk seperti itu, namun jumlahnya sangatlah sedikit. Perilaku buruk 
kepala daerah dalam pilkada merupakan fenomena umum, sekalipun bisa dijumpai 
perilaku menyimpang yang positif. 

Banyaknya kepala daerah yang terkait dengan kasus pelanggaran hukum korupsi, 
dalam pandangan penulis, sangat berhubungan dengan mahalnya biaya pilkada yang 
harus diupayakan gantinya dalam pemerintahan daerah. 

Ke Arah Bad Governance? 

Pertanyaan berikutnya, apakah praktik pemilihan langsung kepala daerah di 
Indonesia telah menyebabkan praktik pemerintahan yang buruk (bad governance), 
sebagaimana diindikasikan 128 kepala daerah yang tersangkut kasus pelanggaran 
hukum. 

Pada 2000 James Manor dan Richard Crook melakukan penelitian di Amerika Selatan 
dan Afrika Barat tentang kaitan antara pemilihan langsung kepala daerah dan bad 
governance. Hasilnya adalah ''Some of the worst cases of corruption and 
ineffectiveness are associated with the direct popular election mayors of chief 
executives and a separation of powers between the elected chief and 
representative councils. 

Jadi, kasus-kasus korupsi dan ketidakefektifan dalam penyelenggaraan 
pemerintahan daerah berhubungan dengan pemilihan langsung kepala daerah dan 
pemisahan kekuasaan antara kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah. 



Menurut Manor dan Crook, ada tiga penyebab pemilihan langsung kepala daerah 
berhubungan dengan praktik pemerintahan daerah yang buruk. Pertama, tidak 
berfungsinya secara efektif kontrol politik dari dewan perwakilan rakyat daerah 
(council) terhadap kepala daerah. Kedua lembaga itu sama-sama memiliki 
legitimasi yang kuat karena dipilih secara langsung oleh masyarakat. 

Di Indonesia, berdasar UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah 
tidak lagi bertanggung jawab kepada DPRD. Fungsi pengawasan DPRD jadi mandul, 
sedangkan pengawasan oleh pemerintah pusat tidak berjalan efektif karena 
keterbatasan kompetensi dan jumlah personel. 

Bisa dikatakan, saat ini kepala daerah tidak terawasi baik oleh DPRD maupun 
pemerintah pusat. 

Kedua, kecenderungan elite politik lokal di negara berkembang yang bersifat 
tertutup dan selalu mengooptasi kekuasaannya. Penguasaan terhadap aset, sumber 
daya, dan kemakmuran hanya terbatas pada lingkaran elite yang sangat kecil. 
Karena itu, calon kepala daerah incumbent selalu mengooptasi kekuasaan, 
termasuk birokrasi dan sumber keuangan daerah, untuk memenangi pilkada. 

Ketiga, kesadaran, pengetahuan, dan jaringan masyarakat dalam mengontrol 
pemerintahan 

[zamanku] RI, Negara Pelayanan Terburuk di Asia

2009-02-13 Terurut Topik Abdul Rohim
Teten Masduki:
RI, Negara Pelayanan Terburuk di Asia 

 
JAKARTA--MI: Pelayanan publik  oleh penyelenggara negara dinilai masih buruk 
dengan banyaknya praktik penyimpangan administrasi dalam pelaksanaanya karena 
belum adanya komitmen daripenyelenggara negara untuk menindaklanjuti atau 
menyelesaikan laporan keluhan dari masyarakat. 

Saat ini, lembaga survei internasional menempatkan Indonesia sebagai negara 
dengan pelayanan publik terburuk khususnya di Asia, kata anggota Ombudsman 
Republik Indonesia (ORI), Teten Masduki, dalam diskusi publik Wajah Baru ORI, 
di Yogyakarta, Senin (9/2). 

Menurut dia, masyarakat sebenarnya tidak perlu ragu melapor ke ORI jika 
menemukan penyimpangan administrasi dalam pelayanan publik baik di tingkat 
pusat atau daerah. Hal tersebut didasarkan pada sumber dana penyelenggaraan 
negara yang berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2009 
yang bersumber dari pajak yaitu sekitar 60 persen, minyak dan gas 30 persen, 
dan pinjaman luar negeri sekitar 10 persen. 

Selama ini, kata Teten, masyarakat kurang terbiasa melaporkan keluhan terkait 
dengan pelayanan publik kepada Ombudsman dan laporan pengaduan ke pengadilan 
memakan waktu lebih lama. Pelaporan lewat Ombudsman akan direspon lebih mudah, 
cepat dan murah karena lembaga ini merupakan jalur penyelesaian di luar 
pengadilan, paparnya. 

Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 37 Tahun 2008 telah menetapkan ORI sebagai 
lembaga negara yang bertugas mengawasi penyelenggaraan negara, pemerintahan, 
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan badan 
swasta atau perorangan. 

Sementara itu, Ahli Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, 
Enny Nurbaningsih, menegaskan bahwa praktik penyimpangan administrasi justru 
banyak terjadi di daerah terkait dengan otonomi daerah.Otonomi daerah dirasa 
belum berhasil mewujudkan salah satu tujuannya yaitu pelayanan publik yang 
prima sehingga keluhan berbelit-belit dan pungli tidak terhindarkan, katanya. 
(Ant/X-4)

 

 
http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NjAwMzQ=


 
http://media-klaten.blogspot.com/
 
 
 
salam
Abdul Rohim


  

[zamanku] Moratorium Pemekaran Daerah,Mungkinkah?

2009-02-13 Terurut Topik Abdul Rohim



Moratorium Pemekaran Daerah,Mungkinkah? 






DEMONSTRASI yang berubah menjadi anarki di Medan, 3 Februari lalu terkait 
desakan para pengunjuk rasa agar DPRD Sumatera Utara (Sumut) mendukung 
pembentukan Provinsi Tapanuli (Protap), telah memakan korban jiwa Ketua DPRD 
Sumut Abdul Azis Angkat. 


Ini membuka mata kita kembali, apakah pemerintah harus tegas melakukan 
moratorium total pemekaran daerah? Meski kriteria pemekaran dalam Undang-Undang 
(UU) No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta Peraturan Pemerintah No 
78/2007 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, 
dan Penggabungan Daerah sudah sangat jelas mengatur tata cara pemekaran, aturan 
itu belum berjalan simetris dengan proses politik yang terjadi selama ini. 

Pemekaran dapat bersifat top-down, seperti pembentukan Provinsi Irian Jaya 
Barat.Dapat pula bersifat bottomupseperti pemekaran di beberapa 
provinsi,kabupaten,dan kota dari Aceh, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku 
hingga Papua..Antara 1999 hingga 2008 telah terbentuk 45 daerah baru pada era 
Presiden BJ Habibie, 103 daerah baru pada era Presiden Abdurrahman Wahid dan 
Megawati Soekarnoputri, serta 57 daerah pada era Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono (Kompas,6 Februari 2008). 

Gagasan desentralisasi pemerintahan dan pemekaran wilayah awalnya dilakukan 
untuk memeratakan pembangunan daerah Jawa-Luar Jawa, serta mempermudah sistem 
administrasi pemerintahan dan pelayanan publik, khususnya di Papua, Kalimantan, 
dan Maluku. Ini perlu dilakukan karena selama periode Orde Baru tidak sedikit 
daerah pegunungan dan pulau-pulau terpencil di Indonesia yang terbelakang 
pembangunannya.

 

Kompleksitas etnik, agama, maupun bahasa menjadi kendala dalam pelayanan 
pemerintahan di era Orde Baru. Di Jawa,masyarakat tidak menuntut pemekaran 
karena alasan etnis.Penduduknya lebih homogen,kultur Jawa dan Sunda.Hanya 
masyarakat Banten yang sejak awal reformasi menggebu-gebu ingin memisahkan diri 
dari Provinsi Jawa Barat, antara lain karena faktor historis kerajaan yang 
berbeda dan lambannya pembangunan di daerah tersebut. 

Dalam perjalanannya, pemekaran menjadi tren bagi elite-elite politik daerah 
untuk memekarkan daerahnya, terpisah dari daerah induk,baik itu provinsi 
ataupun kabupaten/ kota.Cara yang dilakukan beragam,ada yang dengan elegan 
mengusulkan ke DPRD, Departemen Dalam Negeri (Depdagri),dan DPR. 

Ada yang menggunakan cara koruptif dengan memberikan sejumlah dana menggiurkan 
agar proses itu berjalan lancar di Depdagri dan DPR.Ada pula dengan kekerasan, 
yaitu mengerahkan massa sebanyak mungkin untuk berdemonstrasi ke DPRD,DPR atau 
Depdagri. Alasannya pun bermacam-macam, baik menonjolkan faktor historis, 
politis, maupun ekonomis.Kadang bukan untuk kepentingan rakyat di daerah, 
melainkan hanya terdorong oleh kepentingan koalisi politisi dan pengusaha 
daerah. 

Anehnya, DPR di era reformasi, yang banyak dikritik oleh rakyat karena sedikit 
sekali menghasilkan undangundang yang sudah masuk dalam Program Legislasi 
Nasional (Prolegnas), justru paling rajin membahas undangundang pemekaran dan 
pembentukan daerah baru. Angka pemekaran daerah di atas menunjukkan betapa 
rajinnya DPR dan pemerintah menyetujui serta mengesahkan pemekaran atau 
pembentukan daerah baru. 

Hak inisiatif dan peran utamaDPRdalamprosespembentukan UU, seperti diamanatkan 
konstitusi hasil empat amendemen, telah disalahgunakan oleh kalangan tertentu 
di DPR untuk mempercepat pemekaran daerah. Pemerintah, dalam hal ini Depdagri 
dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah, hanya menjadi tukang stempel pemekaran 
daerah.

 

Bahkan,konon, tidaksedikitanggotaDPR dan pemerintah yang menjadi calo pemekaran 
daerah.Ironis memang.Kita juga tidak tahu pasti peran Dewan Perwakilan Daerah 
(DPD)—yang peran politiknya antaraadadantiada akibat posisinya yang tidak jelas 
diatur konstitusi. Apakah pemekaran sudah memperbaiki nasib rakyat di daerah? 
Pertanyaan ini perlu dijawab oleh kalangan DPR, pemerintah daerah, dan 
pemerintah pusat. 

Dalam banyak kasus, tak sedikit masyarakat di daerah seperti Papua, Papua 
Barat, Aceh,Maluku Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, 
yang mengatakan kepada penulis bahwa yang lebih menikmati pemekaran hanyalah 
para elite yang menerapkan KKN, yang jauh lebih buruk daripada era Orde Baru. 

Semisal pengangkatan pejabat daerah tidak didasari oleh merit system melalui 
badan pertimbangan kepangkatan dan jabatan (baperjakat),melainkan atas 
keinginan gubernur, bupati, wali kota atau bahkan kepalakepala dinas. Pemekaran 
daerah juga sebagian besar didasari oleh faktor sejarah unit pemerintahan di 
daerah itu pada era kolonial Belanda, seperti keresidenan pada masa lalu, 
sampai ke soal etnis dan agama. 

Hal itu seperti dikatakan rekan penulis, peneliti di Pusat Penelitian Politik 
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI), Dr Tri Ratnawati, yang ahli 
masalah politik lokal, khususnya Maluku. Katanya, ”Politik etnik dan politik 
identitas 

[zamanku] PKS Tidak Ingin Beli Kucing Dalam Karung

2009-02-13 Terurut Topik Sunny
http://pemilu.detiknews.com/read/2009/02/13/032522/1084237/700/pks-tidak-ingin-beli-kucing-dalam-karung

Jumat, 13/02/2009 03:25 WIB 



Jaring Pemimpin Nasional 
PKS Tidak Ingin Beli Kucing Dalam Karung 
Didit Tri Kertapati - detikPemilu


Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mulai gencar mencari pasangan untuk 
diusung pada Pemilu Presiden (pilpres) 2009. Dalam memilih pasangan pemimpin, 
PKS tidak ingin seperti membeli kucing dalam karung. 

Kata ibu-ibu di Belawan, kalau beli ikan, pencet kepalanya dulu. Kalau 
kepalanya sudah empuk, sudah busuk ke bawahnya. Intinya kalau pilih pemimpin 
yang baik kepalanya, kata Presiden PKS, Tifatul Sembiring.

Tifatul mengatakan itu dalam acara diskusi di kantor DPP PKS, Mampang, Jakarta 
Selatan, Kamis (12/2/2009) malam.

Tifatul menegaskan, PKS tidak akan maju sendiri dalam menghadapi pemilu 
presiden (pilpers) nanti. Pihaknya pun mengambil ancang-anacang untuk 
berkoalisi dengan parpol yang berazaskan nasionalis.

Koalisi dengan partai Islam itu prioirtas, tapi itu tidak cukup kuat nanti di 
parlemen. Kita harus (koalisi) dengan partai yang berazas nasionalis juga, 
tegas pria asal Sumatera Utara tersebut.

Tifatul menambahkan, koalisi yang nanti dibangun partainya harus memiliki 
pondasi yang kuat di parlemen. Setidaknya PKS menargetkan 40 persen suara di 
parlemen untuk koalisi yang digalangnya. Alasannya agar koalisi yang terbentuk 
tidak mudah goyah.

Kemarin koalisi hanya 18 persen suara di parlemen, gampang sekali digoyang, 
tandas Tifatul.

Tifatul memastikan, pengumuman pasangan yang akan diusung PKS dalam pilpers 
nanti baru dilakukan setelah pemilu legislatif.

Keputusan resmi kita nanti akan disampaikan pasaca pemilu legislatif, 
pungkasnya. ( ddt / mok ) 

[zamanku] Perusahan Haji Saudi Masuki Indonesia

2009-02-13 Terurut Topik Sunny
Refleksi:  Kalau sudah ada perusahan haji  saudi, untuk apa dibutuhkan bisnis 
Departemen Agama (Depag)?

http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_contentview=articleid=8621:perusahan-haji-saudi-masuki-indonesiacatid=1:nasionalItemid=54


  Perusahan Haji Saudi Masuki Indonesia
  Thursday, 12 February 2009 07:35  
  Melihat potensi yang besar jamaah haji Indonesia, perusahaan haji Saudi 
mulai masuk dan membuka cabangnya di Indonesia



  Hidayatullah.com--Salah satu perusahaan pelaksana ibadah haji dan pemilik 
hotel-hotel berbintang di Arab Saudi, Dar Al-Eiman Co membuka cabang perusahaan 
di Indonesia dan cabang usaha perhotelan itu adalah untuk yang pertama dan 
satu-satunya di Asia.

  Menurut Chairman Dar Al Eiman Co untuk Indonesia, Abdel Razek pada 
launcing perusahaan tersebut di Jakarta, Rabu (11/2), Indonesia dipilih bukan 
tanpa alasan, karena Indonesia merupakan negara terbanyak mengirimkan jamaah 
pada saat musim haji.

  Selain itu, Indonesia juga negara dengan populasi muslim terbesar di 
dunia. Sekaligus merupakan salah satu negara yang mengirimkan jamaah haji 
terbanyak pada musim haji, ujar dia.

  Perusahaan itu tidak menjual paket haji langsung kepada jamaah, tetapi 
lebih merupakan sebuah perusahaan whole saler, karena hanya akan menjual paket 
haji kepada penyelenggara-penyelenggara haji di Indonesia.

  Abdel Razek meyakini, dengan fasilitas hotel dan restaurant mewah di 
Mekah dan Madinah, perusahaannya akan mampu menarik minat penyelenggara haji di 
Indonesia. Kami memiliki jaringan hotel di Mekah, Madinah dan kota-kota lainnya 
di Arab Saudi, ujar dia.

  Selain itu lanjut dia lagi, pihaknya juga berpengalaman menyelenggarakan 
ibadah haji di Arab Saudi. Oleh karena itu dia yakin akan banyak 
perusahaan-perusahaan penyelenggara haji yang akan bergabung.

  Dengan bergabung dengan kami, maka penyelenggara haji di Indonesia tidak 
perlu lagi repot-repot bolak balik ke Arab Saudi untuk mengurus segala 
sesuatunya disana. Kami akan handle semuanya dari sana, ujar Razek.

  Saat ini perusahaannya telah berhasil mengirimkan jamaah-jamaah haji 
maupun umroh dengan sukses dari mancanegara seperti Amerika Serikat, Pakistan, 
Mesir, Siria, Lebanon dan sebagainya.

  Khusus buat umroh kami pun menyediakan pesawat-pewasat jet mewah yang 
dapat disewa untuk melaksanakan umroh sambil berekreaksi di jazirah Arab, kata 
Abdel. [plt
 


[zamanku] Re: [t-net] Kembali ke istilah Tionghoa China

2009-02-13 Terurut Topik Henny H
Mas Choirul Mahfud...

E-mail anda yang sederhana ini sangat menarik dan menggerakkkan saya untuk 
menulis di milis ini. Mungkin moderator tidak mengenal saya dan saya juga tak 
tau bagaimana ceritanya nama saya ada dimilis ini dan ternyata namaku juga ada 
dimilis Zamanku wah rame dan ternyata orang-orangnya itu-itu juga...terutama 
Hafsah Salim. Mungkin juga tulisan saya ini tidak diposting ...Toh tak jadi 
masalah.

Kita ketahui dan juga kita sadari terkadang perkataan China itu agak kurang 
enak didengar. Hal ini tak lain juga tentu ada dasarnya, dan bila kita balik 
kebelakang betapa brutalnya kata-kata ini digunankan misalnya: GANYANG CHINA 
yang sangat terkenal itu di era '65. Duka ini menimbulaknluka yang sangat 
mendalam bagi sebagian besar saudara kita keturunan China dan terus menurun ke 
anak cucu dan kemudian disusl lagi dengan kebrutalan Mei 1998.
Hal ini membuktikan siapapun pemimpin bangsa yang telah memimpin kita gagal 
membawa persatuan.

Tapi bagaimanapun tidak enaknya kelihatannya harus bisa diterima. Tak ada kata 
lain selain China. Jangan bilangkan para keturunan bahkan rakyat RRC juga 
memasang dengan kebanggan I am Chinese atau saya China.

Tak bisa disangkal kata yang paling tepat adalah China. Para keturunan China, 
dimanapun anda berada kalau anda memang masih ingin ingat leluhur maka anda 
akan mengatakan China, misalnya American Chinese, Indonesian Chinese. Will it 
feel better if you tell them I am Tionghoa? Where is Tionghoa? Is that a nation?

Mungkin saya atau anda juga memilki keturunan China, sama seperti sebagian 
saudara kita dari Palembang, Jawa Barat, dan beberapa daerah lainnya di Pulau 
Jawa yang meiliki hubungan dengan kerajaan China dahulu kala.Misalnya Gus Dur. 
So what? What is the point. Does it matter? In fact we are all Indonesian. 

Berbagai peristiwa kejam dan latar belakang sejarah yang tidak mengenakkan 
itulah yang harus kita hapuskan dan mulai sekarang berusaha untuk saling 
menerima, dan tidak membuat segregasi lagi. 
Misalnya berbaur, kalau memang agak sulit berbaur dengan yang bergama Islam 
karean menekan anda harus masuk Islam yah masih banyak yang bergaman Catholic, 
Protestant, Hindu, Buddha, yang penting jangan membuat pembatas. Kalau mau 
merayakan Imlek, Cap Go Meh yah silahkan ...dan kita nikmati bersama.. Ambil 
saja contoh, katakanlah anda keturunan China yang dari 10 kilo meter sana juga 
kelihatan, dan anda memegang passport Indonesia, maka anda adalah bangsa 
Indonesia.

Intinya semua adalah pendidikan yang mendatangkan intelektual...bukan titel ya. 
 Anda akan merasakan betapa indahnya bergaul dan berbaur.
Dan andapun bebas untuk jatuh cintalho nggak nyambung

Valentine Day...jadi bila anda menyimpan rasa cinta mendalam bagi seseoragng 
keturunan China sekarang katakankanlah cinta ituhai adik manis.betapa hati 
ini mencintaimuha...kira-kira begitu..janganlah memakai kata amoi atau 
janganlah buka salam dengan assalam alaikum ww.berbahasa Indonesialah dan 
kalau ditolak jangan memabalas dengan kata mutiara dari daerah asalmu..yang 
tidak senonoh. Misalnya sewaktu saya di Padang sering saya mendengar kata 
pantek.itu kata mutiara katanya...tapi koq nggak enak yaeh.ternyata 
ucapan tidak senonoh..

Kita ini semua Indonesia, I am proud to be Indonesian. Saya jadi ingat sebuah 
lagu God Bless the USA...katanya I am proud to be an American..Dalam hal 
ini bukan berpihak tapi saya kira pandangan Yap Hong Gie ada benarnya. 

Contoh lagi misalnya Alvin Lie dan calon politisi lainnya yg menyebut diri 
Tionghoa...tapi dibelakangnya tetap disebut...China dianah  sudah saatnya 
melupakan hal-hal tsb, kalau tak salah polemik yang tak ada gunanya dan 
membuang waktu berkepanjangan, toh yang nggak mau ngerti dan keras kepala tetap 
saja memakai istilah yg dia kehendaki,,yah terima saja dan kita yang punya 
prinsip mulailah menanamkan dan menggunakannya dengan baik.

HH

Saya cc kan ke milis favoritku mediacare karena Yap Hong Gie juga ada disana.



- Original Message - 
From: LKAS Surabaya mahfudja...@yahoo.com
To: tionghoa-...@yahoogroups.com
Sent: Thursday, February 12, 2009 3:42 AM
Subject: [t-net] Banyak Sahabat2 Tionghoa ingin jadi politisi


 Sahabat-sahabat saya Tionghoa maupun non-Tionghoa, menarik
 membicarakan dan mendiskusikan tentang hal ihwal Tionghoa. 
 
 Apalagi banyak sahabat2 Tionghoa kini mulai terjun dunia politik atau
 menjadi politisi. Bagaimana tanggapan anda. setuju atau tidak setuju.
 setuju dengan catatan atau bagaimana komentarnya...
 
 Saya baru saja dapat jawaban dari mas Alvin Lie saat saya interview di
 gedung DPR MPR Jakarta...ini fenomena wajar dan biasa. ibarat lama
 tidur, ini momen bangkit ungkapnya biasa.
 
 Komentar ini menarik sekali...
 
 bagaimana komentar anda? beda ato sama saja.
 
 salam,
 
 choirulmahfud 
 
 
 
 
 
 Motto : Persahabatan, Perdamaian dan Harmoni 
 
 # Mohon selalu berbahasa santun dan sopan, kunjungi 

[zamanku] Many countries ignore human trafficking

2009-02-13 Terurut Topik Sunny
http://www.iht.com/articles/reuters/2009/02/12/europe/OUKWD-UK-UN-TRAFFICKING.php


Many countries ignore human trafficking 

ReutersPublished: February 12, 2009

By Mark Heinrich



Human trafficking for the sex trade or forced labour market appears to be 
getting worse because many countries are ignoring the globalised problem, the 
United Nations Office on Drugs and Crime said on Thursday.

It gave no figure for the number of people trafficked every year, but a U.S. 
State Department report has put it at 800,000 compared with the International 
Labour Organisation's estimate in 2005 that 2.5 million people were being 
trafficked annually.

The UNODC study said 40 percent of affected countries had not registered a 
single conviction, crucial to deterrence.

On his 200th birthday, Abraham Lincoln must be turning in his grave, UNODC 
chief Antonio Maria Costa told Reuters. The Great Emancipator did not end 
slavery. It is alive and well in the form of human trafficking -- a crime that 
shames us all.

UNODC said although sexual abuse was suffered mainly by women and girls, women 
accounted for the majority of traffickers in almost a third of the 155 
countries surveyed.

Twenty percent of victims were children, but they were the majority in 
Southeast Asia's Mekong region and parts of Africa.

Children's nimble fingers are exploited to untangle fishing nets, sew luxury 
goods or pick cocoa. Their innocence is abused for begging or exploited for sex 
as prostitutes, UNODC said.

About 79 percent of human trafficking involved sex slavery while 18 percent 
covered forced or bonded labour, forced marriages and organ removal.

Public opinion is waking up to the reality of modern slavery but many 
governments are still in denial. There is even neglect when it comes to 
reporting on or prosecuting cases of trafficking, Costa said in the report.

We fear the problem is getting worse but we cannot prove it for lack of data, 
and many governments are obstructing.

'BLIND TO THE PROBLEM'

UNODC said 63 percent of the countries covered by the report had enacted 
anti-trafficking laws since a special U.N. protocol against the crime took 
effect five years ago.

The number of convictions was rising but most occurred in only a few states. 
Many others, especially in Africa, lacked legislation or the will to crack down 
on human trafficking.

Conviction rates in most states rarely exceeded that for much rarer crimes such 
as kidnapping, and were far lower than the estimated number of victims, UNODC 
said.

Either these countries are blind to the problem, or ill-equipped to deal with 
it, or both, Costa said.

Some countries, including a few very large ones, do not even inform us about 
the problem in their midst. Either they are too disorganised to collect 
information or are unwilling to share it, perhaps out of embarrassment.

The UNODC report included country-by-country snapshots but singled out none for 
criticism. Last year's U.S. report branded Algeria, Cuba, Iran, Moldova, 
Myanmar, North Korea, Oman, Saudi Arabia, Sudan and Syria as the worst 
offenders in trafficking.

UNODC said China, Iran, Saudi Arabia, Yemen, Libya, Tunisia, Madagascar and 
some Central African states either declined UNODC's request for information or 
had no data to contribute.

Costa said it was urgent for social scientists and governments to step up 
information-sharing and legal crackdowns. If we do not overcome this knowledge 
crisis, we will be fighting the problem blindfolded, he added.

In a ceremony on Thursday at the United Nations in New York, Costa appointed 
American film actress Mira Sorvino as UNODC ambassador to fight human 
trafficking, a cause in which she has been active.

Sorvino, who won a supporting actress Oscar for her role in Woody Allen's 
Mighty Aphrodite, said she would join a vital battle against one of the 
worst sins our age is shamed with.

(Additional reporting by Patrick Worsnip at the United Nations; editing by Todd 
Eastham)
dot_h.gif

[zamanku] More than 40 per cent of Turkish women abused by husbands

2009-02-13 Terurut Topik Sunny
http://www.smh.com.au/world/more-than-40-per-cent-of-turkish-women-abused-by-husbands-20090213-86bc.html


More than 40 per cent of Turkish women abused by husbands
  a.. February 13, 2009 - 7:45AM 
More than 40 per cent of women in Turkey have been physically or sexually 
abused by their husbands, according to a survey released on Thursday by the 
Prime Minister's Office. 

Only a fraction of victims slapped, pushed, punched, choked, burnt or 
threatened or attacked with a weapon such as a knife or gun ever report the 
abuse to authorities, the Department for the Status of Women said in a press 
release accompanying the survey. 

The survey showed a clear income divide with just under 50 per cent of women in 
low income households reporting to have been physically or sexually abused by 
their husbands, compared to 28.7 per cent of those in the higher income 
bracket. 

Regionally, women in central and eastern Turkey were also much more likely to 
suffer from abuse, with more than 50 per cent in south-eastern Turkey reporting 
abuse compared to less than 27 per cent in north-western Turkey. 

In total 12,795 women across the country took part in the survey in August and 
October 2008. 

DPA


[zamanku] Muslims forbidden from participating in Valentine's Day ce lebration

2009-02-13 Terurut Topik Sunny
http://www.gulf-times.com/site/topics/article.asp?cu_no=2item_no=272719version=1template_id=47parent_id=27


Muslims forbidden from participating in Valentine's Day celebration
Publish Date: Thursday,12 February, 2009, at 10:48 PM Doha Time


SOME people celebrate Yawm al-Hubb - Valentine's Day - on February 14 [the 
second month of the Christian Gregorian calendar] every year by exchanging red 
roses as gifts. They also dress up in red clothing, and congratulate one 
another (on this occasion). Some sweet shops produce special sweets - red in 
colour - and draw hearts upon them. Some shops advertise their goods which are 
specially related to this day.
What is the Islamic view [concerning the following]:

1. Celebrating this day?
2. Buying from these shops on this day?
3. Selling - by shop-owners who are not celebrating - the things which are used 
as gifts, to those who are celebrating?
May Allah reward you with all good!

The ruling
The clear evidence from the Qur'an and Sunnah - and this is agreed upon by 
consensus (Ijmaa') of the early generations of the Muslim Ummah - indicates 
that there are only two Eids in Islam (days of celebration): Eid al-Fitr (after 
the fast of Ramadan) and Eid al-Adha (after the standing at Arafah for 
pilgrimage).

Every other Eid - whether it is connected to a person, group, incident or any 
other occasion - is an innovated Eid. It is not permissible for the Muslim 
people to participate in it, approve of it, make any show of happiness on its 
occasion, or assist in it in any way - since this will be transgressing the 
bounds of Allah ... and whoever transgresses the bounds of Allah, he has 
wronged his own self. [at-Talaaq 65:1]

If we add to this fabricated Eid the fact that it is one of the Eids of the 
disbelievers, it is sin upon sin. This is because it is Tashabbuh (imitation) 
of the disbelievers, and a type of Muwaalaat (loyalty) to them. And Allah has 
prohibited the believers from imitation of them and having love or loyalty for 
them in His Mighty Book (Al-Qur'an). It is also confirmed from the Prophet 
(sallallaahu alaihi wa sallam) that he said: Whoever imitates a people is one 
of them.

Eid al-Hubb (Valentine's Day) comes under the category of what has been 
mentioned here, since it is one of the pagan Christian holidays. Hence it is 
not permissible for any Muslim, who believes in Allah and the Last Day, to 
participate in it, approve of it, or congratulate (anyone on that occasion). On 
the contrary, it is obligatory to abandon it and stay far away from it - in 
response to Allah and His Messenger, and to distance oneself from the anger of 
Allah and His punishment.

Additionally, it is forbidden for a Muslim to assist or help in this Eid, or 
any other of the forbidden/illegal celebrations in any way whatsoever - whether 
by food or drink, selling or buying, production, gift-giving, correspondence, 
announcements, etc. All of these things are considered as co-operating in sin 
and transgression and disobedience of Allah and His Messenger. Allah, the 
Glorious and Most High, says: ... and co-operate with one another in 
righteousness and piety, and do not co-operate in sin and transgression. And 
fear Allah! Verily Allah is severe in punishment. [al-Maa'idah 5:2]

Likewise, it is obligatory for every Muslim to adhere strictly to the Qur'an 
and Sunnah in every situation - especially in times of temptations and 
corruption. It is incumbent that he/she understand, be aware and be cautioned 
from falling into the deviations of those whom Allah is angry with (Jews) and 
those who are astray (Christians) and the immoral people who have no fear of 
punishment - nor hope of reward - from Allah, and who give no attention at all 
to Islam.

It is necessary for the Muslim to flee to Allah, the Most High, seeking His 
Hidaayah (Guidance) and Thabaat (Firmness) upon the Path. Verily, there is no 
Guide except Allah, and no One Who can Grant Firmness except Him. And the 
success is from Allah! May the praise of Allah - among the assembly of angels - 
and security from all harm and evil be granted to our Prophet Muhammad and his 
family and companions

[zamanku] Citra Penguasa Berjuta Tangan

2009-02-13 Terurut Topik Sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009021302075116

  Jum'at, 13 Februari 2009 
 
  BURAS 
 
 
 
Citra Penguasa Berjuta Tangan! 

   
  H. Bambang Eka Wijaya



  KENAPA Batara Guru tangannya empat? tanya Budi melihat lukisan di rumah 
kakek.

  Karena dia dewa yang paling sibuk, banyak urusan harus ditangani, jadi 
harus banyak tangan! jawab kakek. Dia juga dewa pengasih, jadi butuh banyak 
tangan pula buat membagi-bagi pengasihannya!

  Rupanya itu yang ditiru pemerintah, ya? Memberi bantuan langsung kepada 
rakyat! tukas cucu. Juga politisi, menjelang pemilu, membagi-bagi 
langsung--by hand--sembako kepada rakyat, supaya dikenali wajahnya dan ingat 
nomornya saat menconteng di bilik suara pemilu!

  Beda! entak kakek. Banyaknya tangan Batara Guru itu cuma simbolis! Dia 
bukan membagi-bagi uang tunai dan kresek sembako secara langsung begitu, 
melainkan membagi kasihnya melalui hukum alam atau hukum sosial ekonomi 
masyarakat! Seharusnya pemimpin negara dan politisi juga begitu, rakyat 
memenuhi kebutuhannya melalui usaha sendiri dalam mekanisme sosial dan ekonomi 
masyarakat bernegara bangsa, bukan lewat pemberian langsung! Pemerintah dan 
politisi cukup menciptakan sistem dan mekanisme yang adil buat semua untuk 
mendapatkannya!

  Ternyata pemerintah dan politisi tak memaknai gambar wayang bertangan 
banyak yang simbolik itu, malah menirunya secara wadak--tanpa tafsiran yang 
bijak! tukas cucu. Maka itu, pemerintah pun bagi-bagi bantuan langsung hingga 
mencitrakan dirinya penguasa berjuta tangan--lebih 19 juta keluarga miskin 
menerima bantuan tunai langsung dari tangan pemerintah setiap bulan!

  Tapi itu cuma menjadikan negara sebagai 'republik wayang wadak' belaka! 
tegas kakek. Pemerintah yang benar, menciptakan sistem dan mekanisme kehidupan 
sosial dan ekonomi yang mampu secara adil memberi tempat dan kesempatan bagi 
setiap warga bangsanya meraih kehidupan sejahtera! Negara bisa disebut gagal 
ketika rakyatnya mau masak harus antre beras miskin, lalu antre minyak tanah 
harga subsidi, mampir lagi ke kantor pos mengambil uang belanja dengan antre 
BLT, lalu sambil pulang antre minyak goreng dan gula harga operasi pasar--semua 
atas bantuan langsung dan campur tangan negara!

  Maka itu kita butuh penguasa yang punya citra kesaktian dahsyat! Batara 
Guru punya tangan empat, Rahwana sakti punya kepala sepuluh, penguasa kita jauh 
lebih sakti lagi, punya berjuta tangan! timpal cucu. Kalau cuma sistem dan 
mekanisme sosial dan ekonomi yang diciptakan setiap warga negara bisa meraih 
kehidupan sejahtera, lalu merasa semua yang mereka capai itu atas usaha 
sendiri, saat menconteng di bilik suara pemilu dia tak punya bayangan dari 
tangan siapa semua itu dia peroleh!

  Jika citra penguasa berjuta tangan itu yang dijadikan cara untuk 
memenangi pemilu, akhirnya membuat rakyat makin bergantung pada bantuan negara, 
rakyat kian lemah tak mampu hidup mandiri lagi! tegas kakek. Tak perlu waktu 
terlalu lama, negara menjadi panti sosial terbesar di dunia!
 
bening.gifburas.jpg

[zamanku] RI Satu2nya Didunia Tak Terpengaruh Krisis Ekonomi Global

2009-02-13 Terurut Topik Hafsah Salim
RI Satu2nya Didunia Tak Terpengaruh Krisis Ekonomi Global
 
Jusuf Kala Wapres RI baru2 ini menyatakan di Amerika dimuka para
pengusaha negara ini bahwa Indonesia adalah satu2nya negara didunia
ini yang tak terpengaruh krisis ekonomi Global.

Padahal Malaysia saja habis2an digempur Krisis ekonomi Global sehingga
terpaksa memulangkan jutaan tenaga kerja Indonesia, dan bulan February
ini saja sebanyak 100 ribu TKI dipulangkan.  Menurut Ahmad Badawi, PM
Malaysia ini, pemulangan TKI ini tak bisa dicegah karena banyak
perusahaan2 dan pabrik2 terpaksa ditutup akibat menurunnya order. 
Dubes RI di Kuala Lumpur berusaha meminta agar pemulangan itu tidak
dilakukan sekaligus tapi secara bertahap.

Kesimpulannya sangat jelas, meskipun kita tak terpengaruh krisis
ekonomi Global, ternyata sanggup menolong menyerap krisis ekonomi di
Malaysia dengan menampung TKI yang kehilangan mata pencahariannya di
Malaysia.

Atas dasar kenyataan inilah, Jusuf Kala menganjurkan agar para
pengusaha Amerika ini untuk berinvestasi di Indonesia karena banyaknya
tenaga kerja pengangguran yang berpengalaman yang tidak bisa
dipengaruhi oleh krisis ekonomi Global.  Akibatnya para pengusaha di
Amerika ter-kagum2 sambil meng-angguk2.. bingung.

Ny. Muslim binti Muskitawati.








[zamanku] Al Jazeera: Hamas 'close to truce' with Israel

2009-02-13 Terurut Topik Jusfiq Hadjar
Langkah yang bagus...

---



   
UPDATED ON:
Friday, February 13, 2009 
07:11  Mecca time, 04:11  GMT 
 
News Middle East  
 
Hamas 'close to truce' with Israel   
 
 
Hamas says the deal will see the opening of all crossings into Gaza [AFP]
Officials from the Palestinian group Hamas have said that an 18-month ceasefire 
with Israel will be announced within three days.
The officials, speaking in Egypt on Thursday, said the agreement
would ensure the end of violence in Gaza and the opening of the
territory's border crossings. Moussa
Abu Marzouq, the Hamas deputy political leader, told Al Jazeera that
in two, three days, Inshallah [God willing], we are going to announce
the calm situation.
Mahmoud al-Zahar, another senior Hamas official, said the parties
were now just waiting for the technical points - the communication
between the Egyptian side with the Israelis in order to address the
time ... at what time and what date the ceasefire [will] start.
Al
Jazeera's Amr El-Kahky, reporting from Cairo, said the apparent
breakthrough came after senior Hamas officials met Omar Suleiman, the
Egyptian intelligence chief, on Thursday.
Egyptian officials have been mediating between Israel and Hamas for weeks.
Taher al-Nono, a member of the Hamas delegation in Cairo, said most
of the obstacles that prevented us from reaching an agreement were
resolved.
'Very embarrassing'
But Khalil Jahshan, a Middle East consultant and lecturer in
international studies at Pepperdine University in the US, cautioned
that we've been here before, ad nauseam.
IN DEPTH 
 
Analysis and features 
from Gaza after the war 
He told Al Jazeera that neither Hamas nor Israel would be interested
in revealing the sequence or substance of their agreement because it
would defy, basically, the logic of the fighting of the past couple of
months.
This type of agreement could have been reached without the killing
and savagery that we have witnessed during the Gaza war, he said.
Details of the deal could also be very embarrassing because Israel
would have to admit that it was not just indirectly talking to Hamas
but making a deal with a group it deems to be a terrorist
organisation – things it said it would never do.
Israel had also said it would never open the crossings with Gaza
before the release of Gilad Shalit, the Israeli soldier captured
by Palestinian fighters in a cross-border raid in June 2006, but it
appeared it was going to do so before his release, Jahshan said.
Abu Marzouq said the agreement was not linked to any possible
prisoner exchange deal with Israel that would see the release of Shalit.
Fragile ceasefires
This is a separate issue that has no relation with the truce, he
said. Gilad Shalit will be [released] in exchange for Palestinian
captives.
Hamas has previously demanded that Israel free 1,400 Palestinian prisoners in 
exchange for Shalit.
Jahshan said that Hamas would not want it revealed that there will
be some conditions placed on the crossings with Israel and the Rafah
crossing with Egypt.
The longer-term truce deal would take the place of fragile
ceasefires declared separately by Israel and Hamas last month which
ended Israel's 22-day military offensive on the Gaza Strip.
About 1,300 Palestinians, at least a third of them women and children, were 
killed during the war. Fourteen Israelis died.
Gaza war inquiry
The UN secretary-general's office announced on Thursday that an inquiry had 
been opened into incidents in Gaza during the war.
 
About 1,300 Palestinians were killed in Israel's 22-day offensive on Gaza [AFP] 
Comprising members from Britain, the US, Sri Lanka and Switzerland, the
board is to review and investigate a number of specific incidents that
occurred in the Gaza Strip in which death or injuries occurred at UN
premises or damage was done to UN premises or operations. 
Hamas sources told Al Jazeera that once the ceasefire was in place
all crossing points into the Palestinian territory would be opened.
The group said it would accept Israel continuing to ban the import
of so-called dual-use items which could be used for military
purposes, such as some construction material, provided that
alternatives could be found.
Hamas has repeatedly sought guarantees that Israel will lift the
blockade it has enforced on Gaza since Hamas seized the territory from
forces loyal to Mahmoud Abbas, the Western-backed Palestinian
president, in June 2007.
Abu Marzouq said Egypt was the main guarantor of the deal.
Egypt, a regional mediator and the only Arab state other than Jordan
to have signed a peace deal with Israel, said earlier that it would
announce positive results from the talks in the coming hours.
A deal would help restore Cairo's regional image after it was
criticised in the Arab world for not opening its Rafah border crossing
with Gaza and for its limited humanitarian operation during Israel's
offensive.  
 Source: Al Jazeera and agencies   
 
 
  
 ---
Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo


Allah 

[zamanku] Thailand Menolak Tuduhan Abuse Rohingya

2009-02-13 Terurut Topik Hafsah Salim
Thailand Menolak Tuduhan Abuse Rohingya
 
http://english.aljazeera.net/news/asia-pacific/2009/02/2009248393921170.html

Rohingya ini sama sekali bukan orang Birma dan juga bukan orang
Thailand, tetapi mereka adalah aseli orang2 Arab dari Yaman dan orang2
Arab campuran Bengali yang selama ratusan tahun berjuang menterror
penduduk aseli di Birma maupun di Thailand untuk merebut tanah mereka
untuk dijadikan negara Syariah.

Mereka orang2 Rohingya selalu terlibat berbagai terror dan pemenggalan
kepala para pendeta2 Buddha maupun Hindu diberbagai tempat di Birma
maupun di Thailand.

Akibatnya oleh pemerintah Birma mereka diusir sehingga banyak yang
menjadi penduduk Bangladesh, Pakistant, dan Indonesia.

Seperti yang bisa anda saksikan sendiri wajah2 mereka di website
diatas ini bahwa mereka sama sekali tidak sama fisiknya seperti orang
Thailand maupun orang Birma, mereka persis sama dengan orang Arab,
Bangladesh, ataupun Pakistant.

Dengan bantuan UNHCR, mereka telah mendapatkan relokasi baru di Aceh
karena akhir2 inipun Bangladesh maupun Pakistant telah menolak mereka.
 Pemerintah RI secara resmi mengutuk Myanmar dan Thailand, dan
menerima relokasi mereka sebagai saudara2 seiman dan seagama.

Saya ucapkan selamat datang kepada orang2 Rohingya ini, semoga mereka
mau menerima Pancasila dan menjauhkan terror2 Syariah dalam memaksakan
negara ini menjadi negara Syariah, apalagi mengusir kita penduduk
aseli Indonesia seperti halnya mengusir orang2 Yahudi dari tanah
airnya Israel karena difitnah sebagai penjajah.

Agama Islam yang dianut orang2 Rohingya jelas berbeda dari Islam yang
diadopsi MUI karena mereka menggabungkan ajaran2 Islam dengan berbagai
takhyul2 Bengali yang pasti diharamkan MUI.

Orang2 Rohingya ini memfitnah Birma dan Thailand sebagai melakukan
abuse terhadap diri mereka, padahal setelah dikonfirmasi ternyata
pemerintah Thailand tidak pernah melakukan abuse kepada siapapun
yang Rohingya ini.  Sedangkan pemerintah Birma pun mengusir mereka
akibat gerakan2 terror mereka di Birma makin meningkat sehingga
masyarakat yang beragama Buddha di Birma merasa resah akibat banyaknya
kepala2 gundul pendeta2 Buddha yang dipenggal mereka tanpa bisa
menangkap pelakunya.  Rohingya ini menolak beradaptasi untuk
berassimilasi mengikuti budaya dan agama setempat.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







[zamanku] livescience: Fossils Reveal Truth About Darwin's Theory

2009-02-13 Terurut Topik Jusfiq Hadjar


livescience
Fossils Reveal Truth About Darwin's Theory

By Robin Lloyd, LiveScience Senior Editor

posted: 11 February 2009 09:42 am ET


With the 200th anniversary of the birth of Charles Darwin this week, people 
around the world are celebrating his role as the father of evolutionary theory. 
Events and press releases are geared, in part, to combat false claims made by 
some who would discredit the theory.

One frequently cited hole in the theory: Creationists claim there are no 
transitional fossils, aka missing links. Biologists and paleontologists, among 
others, know this claim is false.

As key evidence for evolution and species' gradual change over time, 
transitional creatures should resemble intermediate species, having skeletal 
and other body features in common with two distinct groups of animals, such as 
reptiles and mammals, or fish and amphibians.

These animals sound wild, but the fossil record — which is far from complete — 
is full of them nonetheless, as documented by Occidental College geologist 
Donald Prothero in his book Evolution: What the Fossils Say and Why It 
Matters (Columbia University Press, 2007). Prothero discussed those fossils 
last month at the American Museum of Natural History in New York, along with 
transitional fossils that were announced since the book was published, 
including the fishibian and the frogamander.

At least hundreds, possibly thousands, of transitional fossils have been found 
so far by researchers. The exact count is unclear because some lineages of 
organisms are continuously evolving.

Here is a short list of transitional fossils documented by Prothero and that 
add to the mountain of evidence for Charles Darwin's theory. A lot of us relate 
most to fossils of life closely related to humans, so the list focuses on 
mammals and other vertebrates, including dinosaurs.

Mammals, including us

* It is now clear that the evolutionary tree for early and modern humans 
looks more like a bush than the line represented in cartoons. All the hominid 
fossils found to date form a complex nexus of specimens, Prothero says, but 
Sahelanthropus tchadensis, found in 2001 and 2002, threw everyone for a loop 
because it walked upright 7 million years ago on two feet but is quite 
chimp-like in its skull size, teeth, brow ridges and face. It could be a common 
ancestor of humans and chimpanzees, but many paleoanthropologists will remain 
unsure until more fossils are found. Previously, the earliest ancestor of our 
Homo genus found in the fossil record dated back 6 million years.
* -Most fossil giraffes have short necks and today's have long necks, but 
anatomist Nikos Solounias of the New York Institute of Technology's New York 
College of Osteopathic Medicine is preparing a description of a giraffe fossil, 
Bohlinia, with a neck that is intermediate in length.
* Manatees, also called sea cows, are marine mammals that have flippers and 
a down-turned snout for grazing in warm shallow waters. In 2001, scientists 
discovered the fossil of a walking manatee, Pezosiren portelli, which had 
feet rather than flippers and walked on land during the Eocene epoch (54.8 
million years ago to 33.7 million years ago) in what is now Jamaica. Along with 
skull features like manatees (such as horizontal tooth replacement, like a 
conveyor belt), it also had heavy ribs for ballast, showing that it also had an 
aquatic lifestyle, like hippos.
* Scientists know that mastodons, mammoths and elephants all share a common 
ancestor, but it gets hard to tell apart some of the earliest members of this 
group, called proboscideans, going back to fossils from the Oligocene epoch 
(33.7 million years ago to 23.8 million years ago). The primitive members of 
this group can be traced back to what Prothero calls the ultimate transitional 
fossil, Moeritherium, from the late Eocene of Egypt. It looked more like a 
small hippo than an elephant and probably lacked a long trunk, but it had short 
upper and lower tusks, the teeth of a primitive mastodon and ear features found 
only in other proboscideans.
* The Dimetrodon was a big predatory reptile with a tail and a large sail 
or fin-back. It is often mistaken for a dinosaur, but it's actually part of our 
mammalian lineage and more closely related to mammals than reptiles, which is 
seen in its specialized teeth for stabbing meat and skull features that only 
mammals and their ancestors had. It probably moved around like a lizard and had 
a jawbone made of multiple bones, like a reptile.

Dinosaurs and birds

* The classic fossil of Archaeopteryx, sometimes called the first bird, has 
a wishbone (fully fused clavicle) which is only found in modern birds and some 
dinosaurs. But it also shows impressions from feathers on its body, as seen on 
many of the theropod dinosaurs from which it evolved. Its body, capable of 
flight or gliding, also had many of dinosaur features — teeth (no birds alive 
today have teeth), a long 

[zamanku] The Indepenent: Science unlocks Neanderthal secrets

2009-02-13 Terurut Topik Jusfiq Hadjar
Science unlocks Neanderthal secrets

For the first time, the genetic blueprint of an extinct human species has been 
discovered. The implications, says Steve Connor, are extraordinary

Friday, 13 February 2009

Their lives may have been nasty, brutish and short but their DNA has survived 
long enough to be almost fully decoded in a pioneering study that has revealed 
just how closely related were the Neanderthals to modern humans.

For the first time, scientists have deciphered the genetic sequence of the 
Neanderthal genome. It is the first genetic blueprint of an extinct human 
species and a tour de force in terms of the scientific techniques used to 
recover tiny strands of ancient DNA from fragments of fossilised bones tens of 
thousand of years old.

Although scientists are far from answering the many questions about the last of 
our relatives known to live alongside anatomically modern humans, they believe 
that the research is close to finding out what it is, genetically, that made us 
human.
Related articles

* Why penguins' arduous hunt for food is cutting their chance of breeding
* Toddlers' gestures hold key to their future speech

Professor Svante Paabo of the Max Planck Institute for Evolutionary 
Anthropology in Leipzig will reveal at the American Association for the 
Advancement of Science in Chicago this weekend that he and his colleagues have 
deciphered 60 per cent of the Neanderthal genome and used it to calculate that 
the last common, ape-like ancestor of modern man and the Neanderthals lived 
about 830,000 years ago.

The project took more than two and half years of research on dozens of 
Neanderthal bones between 40,000 and 70,000 years old and excavated from four 
archaeological sites in Europe, stretching from southern Russia and Croatia, to 
Germany and Spain.

They extracted enough DNA from an analysis of 70 fossilised bones to build up a 
library of Neanderthal DNA covering 3.7 billion base pairs – the individual 
letters of the genetic code – and in the process discovered that the extinct 
humans were very closely related to modern people.

The Neanderthals are so closely related to us that they fall into our 
[genetic] variation, Professor Paabo said yesterday. In other words, it would 
be difficult to distinguish Neanderthal DNA from the DNA of a modern European, 
Asian or African.

The last Neanderthals died out about 30,000 years after sharing the same 
European landscape with modern humans for many thousands of years. It has been 
an enduring mystery as to why they disappeared and whether they ever interbred 
with their close human cousins – although the latest evidence from the DNA 
suggests they did not.

What we have looked at from the point of view of variation today, is the 
contribution from Neanderthals into the human gene pool. That was very little, 
if anything. Our data shows that, if there was a contribution, it was very 
small, Professor Paabo said. But the cool thing is that interbreeding was a 
two-way street. For the first time we can look at whether there was a 
contribution from human ancestors into Neanderthals because, for the first 
time, we have a Neanderthal genome, he said.

We can analyse the Neanderthal genome and look at the contribution from human 
ancestors into them and that question remains totally open, and the analysis is 
ongoing.

Another question is whether Neanderthals could speak. Although they are known 
to have a hyoid bone in the throat, which is anatomically important for 
articulating words, the only other evidence comes from an analysis of a gene 
called FOXP2, which is known to be critical for speech development in modern 
humans. Professor Paabo said that the Neanderthal FOXP2 gene shares two changes 
to its DNA sequence that is also seen in modern humans, but not in chimpanzees. 
These two changes support the view that Neanderthals may have been able to 
communicate verbally.

So, from the point of view of this one gene, there is no reason to assume that 
they couldn't articulate the same as we do although, of course, there are many 
other genes involved in language, Professor Paabo said.

Other insights gained from a preliminary analysis of the Neanderthal genome are 
that the species could not drink milk as adults – they have the same lactose 
intolerance seen in the majority of modern humans – and they also have a 
mutation in the gene involved in brain development seen in modern-day Africans.


 ---
Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo


Allah yang disembah orang Islam tipikal dan yang digambarkan oleh al-Mushaf itu 
dungu, buas, kejam, keji, ganas, zalim lagi biadab hanyalah Allah fiktif.



  

[zamanku] Usir Ahmadiyah sbg Musuh Terima Rohingya sbg Saudara!!!

2009-02-13 Terurut Topik Hafsah Salim
Usir Ahmadiyah sbg Musuh Terima Rohingya sbg Saudara!!!
  
Politik RI memang amburadul, bangsanya sendiri diusir dan diterror
tapi bangsa lainnya malah diundang masuk.

Umat Islam Ahmadiah adalah bangsa Indonesia sendiri yang telah diusir
melalui fatwa MUI.

Lucunya, malah umat Islam aliran Rohingya ini justru diterima sebagai
saudara sendiri.

RI mengutuk pelanggaran HAM terhadap Rohingya oleh pemerintah Birma,
yang pada hakekatnya bukan penduduk aseli Birma padahal RI sendiri
lebih parah melakukan pelanggaran HAM terhadap orang2 TimTim, Papua,
maupun Aceh sehingga mengalami embargo ekonomi yang parah. Namun RI
sendiri menolak dituduh melanggar HAM.

Semoga umat Ahmadiyah bisa mendapatkan relokasi juga di Israel?
dan orang2 Papua bisa di relokasi ke Afrika?  Orang2 Ahmadiah halal
darahnya atau halal dibunuh meskipun sesama bangsa dan sesama agama.

Semua ini ada landasannya yaitu Syariah Islam.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







[zamanku] guardian.: Scientists unravel Neanderthal genome

2009-02-13 Terurut Topik Jusfiq Hadjar
 
Scientists unravel Neanderthal genome

Extraordinary feat will shed light on what it means to be human

 
* guardian.co.uk, Thursday 12 February 2009 15.01 GMT


Scientists have unravelled the genetic make-up of the Neanderthal, the 
long-faced, barrel-chested relative of modern humans.

Anthropologists analysed more than a billion fragments of ancient DNA plucked 
from three Croatian fossils to reconstruct a first draft of the Neanderthal 
genome.

The extraordinary feat gives scientists an unprecedented opportunity to clarify 
the evolutionary relationship between humans and Neanderthals that may 
ultimately shed light on the great mystery of how we became the most formidable 
species on the planet.

Neanderthals were the closest relatives of modern living humans. They lived in 
Europe and Asia until they became extinct around 30,000 years ago. The reason 
they died out is not clear, but likely factors are dramatic swings in the 
climate that affected the availability of food, and competition with early 
humans.

By comparing the genomes of modern humans with Neanderthals and chimps, 
scientists hope to unravel the genetic differences that define what it is to be 
human.

The Neanderthal genome was built up from strands of DNA, most of which came 
from a 38,000-year-old fossilised leg bone unearthed in a cave in Vindija, 
Croatia. Other material came from older remains dating back 70,000 years. 
Together, the fragments make up more than 60% of the Neanderthal genome.

Svante Pääbo, who led the project at the Max Planck Institute for Evolutionary 
Biology in Leipzig, Germany, said the team would spend the rest of the year 
analysing the DNA. They will focus on genes linked to modern human evolution, 
such as FOXP2, which is involved in speech and language.

The draft genome was announced at the American Association for the Advancement 
of Science meeting in Chicago.

Two years ago, the same group used the ancient DNA to pinpoint the moment, 
about 500,000 years ago, when modern humans split from Neanderthals.

The analysis should clear up once and for all the ongoing debate as to whether 
Neanderthals and modern humans continued to mate with each other after 
separating along the path of evolution.

Remains of Neanderthals dating back to 400,000 years ago suggest they were 
proficient at crafting basic tools and weapons and buried their dead. The last 
Neanderthals died out shortly after Homo sapiens migrated to Europe and settled.

Neanderthals were stocky and well-adapted to a cold climate, with brains that 
were on average larger than those of modern humans. Some fossil evidence 
suggests they were occasionally cannibalistic, though they more commonly hunted 
large animals including horses and mammoths.


* guardian.co.uk © Guardian News and Media Limited 2009

Go to:


 ---
Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo


Allah yang disembah orang Islam tipikal dan yang digambarkan oleh al-Mushaf itu 
dungu, buas, kejam, keji, ganas, zalim lagi biadab hanyalah Allah fiktif.



  

[zamanku] e! Science News: Evolutionary link to modern-day obesity, other problems

2009-02-13 Terurut Topik Jusfiq Hadjar
Evolutionary link to modern-day obesity, other problems
Published: Thursday, February 12, 2009 - 15:43 in Biology  Nature
Learn more about: brain and body energy imbalances evolutionary link hunting 
and gathering metabolic demands obesity

That irresistible craving for a cheeseburger has its roots in the dramatic 
growth of the human brain and body that resulted from environmental changes 
some 2 million years ago. Higher quality, nutritionally dense diets became 
necessary to fuel the high-energy demands of humans' exceptionally large brains 
and for developing the first rudimentary hunting and gathering economy.

But the transition from a subsistence to a modern, sedentary lifestyle has 
created energy imbalances that have increased rapidly -- evolutionarily 
speaking -- in recent years and now play a major role in obesity.

Activity patterns must get every bit as much attention as consumption of 
unhealthy foods in any attempt to reverse the modern-day permeations of an 
evolutionary trend that now contributes to obesity worldwide, according to 
William Leonard.

Leonard, chair and professor of anthropology at Northwestern University, will 
discuss his work during the 2009 American Association for the Advancement of 
Science (AAAS) meeting in Chicago at a press briefing that will take place at 2 
p.m. Feb. 12 and during a symposium from 8:30 to 11:30 a.m. Feb. 13.

Two million years ago shifts in foraging behavior and dietary quality helped to 
provide the energy and nutrition to support the rapid evolutionary increases in 
both the brain and body sizes of our ancestors.

Today modern humans use nearly a quarter of their resting energy needs to feed 
our brains, considerably more than other primates (about 8 to 10 percent) or 
other mammals (3 to 5 percent). To support the high-energy costs of our large 
brains, humans consume diets that are much richer in calories and nutrients 
than those of other primates.

While our large-bodied ape relatives -- chimps, gorillas and orangutans -- can 
subsist on leaves and fruit, we needed to consume meat and other energy-rich 
foods to support our metabolic demands, Leonard said.

Staple foods for all human societies are much more nutritionally dense than 
those of other large-bodied primates. To obtain these higher-quality diets, 
our foraging ancestors would have had to have moved over larger areas than our 
ape relatives, requiring large activity budgets, he said.

But substantial reductions of intense physical activities for adults living a 
modern lifestyle in the industrialized world have dramatically lowered the 
metabolic costs of survival.

The differences between energy in and energy out widen as we increase the 
nutritional density of our diets while reducing the time and energy associated 
with obtaining food. Think about our ancestors, Leonard said. Human 
hunter-gatherers typically move 8 miles per day in the search for food. In 
contrast, we can simply pick up the phone to get a meal delivered to our door.

That decline in daily energy expenditures contributes not only to obesity, but 
also to other chronic diseases of the modern world, such as diabetes and 
cardiovascular disease. In a sense, those modern diseases represent where we 
started early in our evolutionary history, Leonard said.

The data clearly suggest the obesity epidemic cannot be understood solely by 
looking at consumption, he stressed. Throughout most of our evolutionary 
history, the acquisition of our high-quality diets required substantial 
expenditure of energy and movement over much larger areas than for other 
primates.

The imbalance between energy intake and energy expenditure today, Leonard 
concludes, is the root cause of obesity in the industrialized world.

 ---
Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo


Allah yang disembah orang Islam tipikal dan yang digambarkan oleh al-Mushaf itu 
dungu, buas, kejam, keji, ganas, zalim lagi biadab hanyalah Allah fiktif.



  

[zamanku] Perpecahan Ulama Untuk Fatwa Merokok !!!

2009-02-13 Terurut Topik Hafsah Salim
Perpecahan Ulama Untuk Fatwa Merokok !!!
  
Untuk fatwa merokok ini terjadi perpecahan dikalangan ulama Indonesia,
sebagian beranggapan merokok itu makruh dan sebagian lagi
menganggapnya haram.

Yang menganggap Makruh dasarnya adalah bahwa rokok itu tidak
mengganggu orang lain tapi hanya menganggu kesehatannya sendiri.

Yang menganggapnya Haram pada dasarnya menganggap bahwa asap rokok
itu lebih banyak membunuh mereka yang bukan perokok seperti wanita
isteri si perokok dan bayi2 yang dikandungnya.

Syariah Islam tidak menganggap perokok itu pembunuh melainkan
menganggapnya sebagai hak azasi umat, dan inilah yang sekarang dianut
oleh penguasa MUI.  Anggapan ini mungkin dimasa yang akan datang bisa
berubah dengan berubahnya penguasa di MUI karena pabrik2 rokok yang
sekarang banyak mem-bagi2kan rokok gratis kepada semua anggauta2 MUI.

Ny. Muslim binti Muskitawati.



[zamanku] Wikipedia: Human evolution

2009-02-13 Terurut Topik Jusfiq Hadjar


Bagi yang mau memperluas cakrawala:

Human evolution

http://en.wikipedia.org/wiki/Human_evolution


 ---
Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo


Allah yang disembah orang Islam tipikal dan yang digambarkan oleh al-Mushaf itu 
dungu, buas, kejam, keji, ganas, zalim lagi biadab hanyalah Allah fiktif.



  

[zamanku] Knowledgerush.com.: Creationism

2009-02-13 Terurut Topik Jusfiq Hadjar
Uraian ringkas tentanag kreationisme.

Knowledgerush.com.: Creationism

http://knowledgerush.com/kr/encyclopedia/Creationism/

 ---
Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo


Allah yang disembah orang Islam tipikal dan yang digambarkan oleh al-Mushaf itu 
dungu, buas, kejam, keji, ganas, zalim lagi biadab hanyalah Allah fiktif.