> donnie damana <donnie.dam...@...> wrote:
> Lah banyak yang bisa dipelajari, seperti iklannya mastercard:
> bisa liat Topkapi palace, bisa belajar bagaimana pusat pemerintahan 
> itu dibangun plus dengan haremnya, bisa belajar bagaimana suksesi 
> kekalifahan otoman dilakukan.  (Nggak pake 4 model suksesi yang pak 
> uztads sudah sebutkan). masuk istana topkapi bayar 12 euro, kalo 
> mau masuk kompleks haremnya harus nambah 5 euro. kalo mau pake 
> electronic guide juga mesti sewa lagi

Waduh jadi ngiri nih, Mas Donnie pernah jalan-jalan ke Istambul, apalagi ke 
Topkapi Museum. Menurut Syeh "wiki", di museum Topkapi disimpan Pedang dan 
mantel Nabi Muhammad. pedang dan mantel ini disebutkan diserahkan (dengan 
dipaksa) Khalifah Abbasyiah teakhir Al-Mutawakkil III (1509–17) kepada Salim I, 
Sultan Turki Ottoman. Dengan diserahkan kedua emblem itu, maka otomatis jabatan 
Khalifah pindah ke Salim I.

Kalau melihat asal muasalnya para Khalifah, ternyata sebelum Dinasti Ottoman, 
para khalifah semuanya keturunan dari Suku Quraisy. Turki Ottoman ini yang 
berani "melanggar", mereka tidak punya sangkut pautnya dengan Suku Quraisy.

Setelah Khalifah Dinasti Abbasyiah yang berkuasa penuh di Bagdhad terbunuh 
karena serangan Mongol (1258 M), seorang Sultan Dinasti Mamluk di Mesir (Mamluk 
juga sebenarnya asalnya sejenis Turki juga) mencari-cari keturunan dinasti 
Abbasyiah yang masih hidup, lalu diangkatnya jadi Khalifah dan bersumpah setia. 
Dengan demikan para Sultan Mamluk punya legimitasi dari Khalifah. Orang-orang 
Mamluk kelihatannya tidak berani melanggar aturan Khalifah harus dari Suku 
Quraisy, mereka cukup puas "hanya" jadi Sultan (dan membikin Khalifah jadi 
"boneka"nya).

Sampai akhirnya muncul Turki lainnya, dari kelompok yang beda, Salim I yang 
berani mengambil "resiko" .....

Salam,
WALUYA





 

Kirim email ke