tapi saya ingat dulu dosen saya pernah bilang, bahwa di luar negeri (dia
referensikan Amerika, Jepang, Australi kalo ga salah) , you dont care about
any-cheap-news from other countries. misalnya , berita tentang kecelakaan
kereta di india, dll, atau berita berita yang cenderung diklasifikasikan
sebagai infotainment alias gosip.

Padahal, kalau baca sejarahnya, Amerika pun pernah mengalami saat saat
seperti itu, koran koran yang diterbitkan pertama kali, kalau dianalogikan
dengan Indonesia, adalah koran koran yang memuat kasus kriminal, perkosaan,
dan dgl (dgl=dan gosip lain). Tapi dia mau berubah, sedangkan Indonesia?

Kalau di Indonesia, kadang saya lihat koran koran cuma sekedar buat
menuh-menuhin bungkusnya aja, jadi dia cari berita berita 'cheap' dari luar
negeri supaya halamannya penuh.

Tapi antara saya dan rekan rekan mungkin ada perbedaan batas batas disini.
Kalau saya pribadi, berita berita tentang gempa di luar negeri, kecelakaan
kereta, gagal panen di cina, thats not important for me, even for Indonesia.
ekstrimnya, di Indonesia, George Bush sarapan pisang aja ada kemungkinan di
tulis di koran. What for?

Tapi saya percaya bahwa semua itu, semua ini, dinegara lain, di negara ini,
adalah satu proses. Kita semua akan berkembang ke arah yang lebih baik.

Tapi, omong-omong, tulisan artikel itu memang benar juga kalo dipikir pikir,
di milist ini pun kita aktif ngobrol tentang hal-hal yang diluar YON I toh.
Ngga fokus ke acara rebuilding YON I.
Yaah, masyarakat Indonesia memang budayanya santai, ngegosip, baca email di
kantor, nge reply hehehe... I love this country.

Andoko
96770832536

"GOD created one mouth, but two ears, so lets we spend double time on our
ears than our mouth."




----- Original Message -----
From: "Syafril Hermansyah" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: January 30, 2004 2:02 PM
Subject: [yonsatu] Re: Fokus pada bidangnya (Ketekunan yang Langka)


> On Fri, 30 Jan 2004 11:51:09 +0700
> Abas F Soeriawidjaja wrote:
>
> > Tolong anda bantu saya untuk menjelaskan, kenapa di negara
> > yang mengedepankan agama ( indikasinya : ada partai2 yang berbasis
> > agama) hidup masyarakat yang munafik ( contoh : kegagalan untuk
> > mempertanggung jawabkan pelaksanaan haji dari tahun ke tahun, dan
> > diobati dengan sabar atau "menerima cobaan" dari Allah Swt. ), berbeda
> > dengan sangat kontras dengan negara2 sekuler yang masyarakatnya lebih
> > tertib, lebih sejahtera dan lebih berkeadilan. Sehingga praktek
> > semacam kegagalan haji akan berakibat tindakan pidana.
>
> Mang Abas, pan kang Agus ngomong :
>
> ....
> > Umat Islam atau sebagian bangsa kita ini
> > memang belum kunjung juga berhasil memahami siapa dirinya, apa
> > masalahnya, dan harus bagaimana. Ada yang melihat dirinya dari
> > hidungnya saja, ada yang merasakan masalahnya dari gatal dipunggungnya
> > saja, terus, sebagian besar umat Islam kita ini termasuk saya belum
> > kunjung cukup juga memahami petunjukNya bahwa kita harus bagaimana.
> .....
>
> Tp kalau menurut saya bangsa kita tidak/belum maju krn memang rakyatnya
> tidak/belum punya *tekad* utk maju ... baru ingin doank, alias sebatas
> angan-2x.
>
>
> --
> syafril
> -------
> Syafril Hermansyah
>
>
> --[YONSATU - ITB]-----------------------------------------------
> Arsip : <http://yonsatu.mahawarman.net>  atau
> <http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman>
> News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman
> List Admin : <http://home.mahawarman.net/lsg2>
>


--[YONSATU - ITB]-----------------------------------------------    
Arsip           : <http://yonsatu.mahawarman.net>  atau 
<http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman> 
News Groups     : gmane.org.region.indonesia.mahawarman   
List Admin      : <http://home.mahawarman.net/lsg2> 
 

Kirim email ke