karena anda berbicara tanpa landasan bukti, tanpa argumen yang memadai dan logic..maka menurut analisis saya:
anda ini over acting, sok scientis, melebar kemana-mana namun tidak menjawab pertanyaan, merasa hebat namun 0 (Nol) BESAR Jadi, mengikuti bahasa anda maka kemungkinan 99,99%, anda ini seorang idiot megalomania tks for nothing. --- Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > wirajhana eka <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Menarik...Kelihatannya anda telah melakukan riset > > yang sangat komprehensif dan mendalam yang > mendasari > > statement anda diatas. Untuk itu terdapat beberapa > > pertanyaan yang saya yakin anda mampu menjawabnya: > > Agama Buddha sama seperti agama2 lainnya, sama > sekali tidak > membutuhkan riset komprehensive karena ajaran agama > dan agamanya sama > sekali bukan bahan ilmiah. > > Disemua bidang under graduate di Amerika bahkan > diseluruh dunia, > sebelum mendapatkan gelar BS atau BA selalu > disediakan sejumlah mata > pelajaran Sosial, Politik, maupun diversity dll yang > wajib diambil > sebanyak 15 unit. Pada saat itu saya memilih bidang > Politik dan > bidang perbandingan Agama Buddha, Agama Indian dan > Agama2 judea. > > Oleh sang professor, disediakan buku2 referensi yang > bebas kita > memilih ataupun membacanya disamping kuliah2 yang > diberikan sang > professor. Setiap murid pada akhir kelas wajib > menyerahkan tulisan2 > yang berupa hasil analysisnya mengenai perbandingan > ajaran dari agama2 > yang berbeda ini, prinsip kesamaannya apa, > perbedaannya dimana, > contoh2nya gimana, dan kesimpulannya apa. > > Setiap murid tidak boleh mencontek temannya, artinya > isi tulisan itu > harus murni merupakan hasil analysis sang murid. > > Dari sekian puluh murid bahkan semuanya pertahun > bisa ribuan murid > tidak satupun hasil analysisnya boleh sama atau > hampir sama. Kalo ada > yang mirip akan dicurigai plagiat. > > Sebelum mengambil kelas ini, sudah tentu ada > requirement-nya, yaitu > harus sebelumnya mengambil jurusan logik, critical > thinking, English > 101, 102, dan 103. Dengan demikian setiap murid > akan mampu membuat > analysis masing2 yang berbeda. > > Saya kasih contoh, kalo ada seorang laki2 tidak > menikah, tidak pernah > punya pacar wanita, tidak pernah kelihatan > berpacaran dengan wanita, > dan banyak sekali teman2nya yang laki2. > > Cukup satu paragraph diatas ini, bagaimana analysis > anda untuk > menyimpulkan kepribadian yang bagaimana yang > dimiliki laki2 ini ??? > > Probabilitynya cuma ada beberapa kemungkinan, > pertama, kemungkinannya > laki2 ini homosexual, kedua, kemungkinannya laki2 > ini normal namun > punya rasa rendah diri, ketiga, kemungkinannya laki2 > ini bisexual. > > Dari ketiga kemungkinan2 ini, tugas anda hanyalah > menjabarkannya > dengan analysis yang logis yang menghasilkan satu > kesimpulan. Karena > kemungkinan atau probality-nya hanya ada tiga, maka > tidak akan banyak > kemungkinan2nya, apabila kemungkinan yang satu bisa > disingkirkan, maka > kemungkinan lainnya menjadi lebih besar. > > Demikianlah, analysis ilmiah artinya kita melakukan > study comparative > dengan menyingkirkan kemungkinan2 yang kecil dengan > memperbesar > kemungkinan2 yang lainnya. Gabungan studi2 ilmiah > inilah akhirnya > bisa membawa probability yang terbesar > kemungkinananya. > > Untuk bisa lebih mengasai cara2 analysis seperti > ini, saya anjurkan > anda untuk melanjutkan kuliahnya ke Amerika atau > negara2 maju lainnya > sehingga tidak akan lagi timbul pertanyaan tolol > ini. > > > Karena anda menyebut sidartha gautama adalah raja > > maka...Kapan dia naik tahta, kapan dia turun tahta > > dan siapa yang menggantikan siapa? > > Masalah kapan Sidharta naik tahta dan kapan dia > turun tahta sama > sekali bukan cakupan scope dari analysis ini. > Karena kalo saya harus > juga memasukan tahun berapa dia naik tahta dan kapan > dia turun tahta, > maka saya juga harus membandingkan dengan kapan > yesus lahir, dan kapan > yesus mati, atau kapan Muhammad naik tahta, dan > kapan dia mati. > > Kesemuanya itu bukan cakupan dalam analisis > perbandingan dari > perbedaan2 ketiganya. > > Dalam membuat sebuah analysis, kita harus bisa > menyingkat permasalahan > atau problematiknya sehingga yang semula ruwet bisa > disederhanakan dan > dilihat dengan kacamata yang lebih jernih. Cukup > pokok2 penting yang > bisa dibandingkan dan kita kumpulkan untuk > dibandingkan. > > Dalam hal ini, kita membandingkan perjalan kehidupan > dari anak2 hingga > dewasa. Dizaman sekarang banyak sekali analysis > membandingkan > perjalanan latar belakang kehidupan ini dipelajari > dalam psikologi, > dalam human behaviour yang sangat berguna untuk > penerimaan pegawai. > > Misalnya, seorang anak yang dari kecil sering > digebuki orang tuanya, > pada dewasanya cenderung menjadi agressive and bisa > menjadi pembunuh. > > Sebaliknya, seorang anak yang serba cukup dan > overprotection diwaktu > dewasa kurang kepercayaan diri, kedudukan2 tinggi > dan berwibawa sering > akhirnya ditolaknya, dan meskipun bapaknya seorang > pemimpin atau > seorang raja, namun sang anak akhirnya tidak mampu > lagi untuk > menggantikan kewibawaan bapaknya. > > Demikianlah dalam kaitannya Raja JenghizKhan yang > penuh kekerasan > dimasa kanak2nya, berhasil menjadikan sebuah > kepribadian unggul yang > penuh percaya diri dalam menaklukan seisi dunia ini. > > Kalo Raja JenghizKhan yang sejak kecil selalu > bertarung, selalu > berkompetisi, bahkan dia membunuh bapak kandungnya > sendiri untuk > direbut kedudukannya menjadi kepala clan waktu itu. > JenghizKhan maju > terus dengan penuh kepercayaan, tidak pernah ada > kata mundur, kata > menyerah, atau kata berhenti dulu. > > Sebaliknya, Sidharta Gautama mencerminkan > kepribadian yang tertutup, > kepribadian yang pemalu, kepribadian yang tidak > percaya diri sendiri, > kepribadian yang selalu ragu2. > > Raja JenghizKhan juga mencari kebenaran, tetapi > tidak perlu jadi > gembel untuk bisa menemukannya. JenghizKhan bisa > menggunakan > kekuasaannya, memerintahkan orang2nya untuk suatu > projek mencari > kebenaran dengan mengumpulkan data2, menganalisa > data2 tsb, dan > membuat kesimpulan2 logis, rasional, dan factual > tanpa harus menyamar > jadi gembel. Namun JenghizKhan bisa memerintahkan > orang lain yang > jadi Gembel untuk mengumpulkan data2 medan perang > ataupun data2 > kekuatan angkatan perang lawannya. Dan terbukti > sebenarnya > JenghizKhan jauh lebih berhasil daripada sang > Buddha. Namun dalam > kaitan ini, sang Buddha lebih banyak pengikutnya > karena memang > akhirnya menjadi aliran kepercayaan sementara > JenghizKhan bukan > berambisi membangun aliran kepercayaan. > > > Karena anda menyebut dia homoseksual seperti yesus > dari > > masa2 awal sampai akhir....adakah bukti2 dan > saksi2 yang > > mendukung statement tersebut? > > Sekali lagi, hasil analisis bisa merupakan bukti2 > yang bersifat > probability yang kebenarannya bisa diperhitungkan > persentage-nya. > > Misalnya, kemungkinana dia homo sexual 90% > Kemungkinan dia normal misalnya 5% > Kemungkinan dia bisexual misalnya 1%, > > Kesemuanya itu diperhitungkan berdasarkan > probability analysis yang > ilmunya harus anda pelajari secara terpisah. > > Sebagai contoh, bagaimana membuktikan jarak bulan > dan bumi sehingga > pesawat ulang alik Amerika bisa mendarat dibulan > pada waktunya ??? > padahal hingga sekarang belum ada meteran yang bisa > diulur ke bulan > agar bisa ketahuan jaraknya. > > Disinilah contoh yang paling bisa anda saksikan > betapa hebatnya daya > analysis para pakar ilmiah yang bisa medeteksi > demikian banyaknya alam > gaib tanpa perlu melihat bukti ataupun fakta2nya. > > Selebihnya pertanyaan2 anda itu jawabannya adalah > sama meskipun > pertanyaan2nya kelihatannya berbeda. Karena > kesemuanya memang > berdasarkan hasil analisis dari studi comparative. > > Ny. Muslim binti Muskitawati. > > > > >