Dalam Al Qur'an sering kali ALLAH menyebut dirinya "kami", tetapi ada juga Allah menyebut dirinya AKU. Kapan Allah menggunakan kata KAMI dan kapan ALLAH menggunakan kata AKU ? Misalnya Allah berfirman dalam Surat Al Baqoroh, ketika menceritakan Allah berfirman kepada malaikat bahwa Allah hendak menciptakan ADAM " Sesungguhnya Aku hendak menciptakan khalifah di bumi" Mengapa dalam Ayat ini Allah menggunakan kata AKU ?, karena proses penciptaan ADAM Allah tidak melibatkan UNSUR lain, jadi ALLAH berfirman KUN atau JADILAH, maka ADAM langsung ada saat itu.
Dan ketika ALLAH berfirman " KAMI WAHYUKAN KEPADAMU MUHAMMAD " atau "KAMI CIPTAKAN MANUSIA" Allah menggunakan kata KAMI, karena proses mewahyukan kepada Muhammad ada unsur lain yang terlibat yaitu Malaikat JIBRIL. Allah mengutus Malaikat JIbril untuk memberi wahyu kepada Muhammad, maka Allah menyebut proses pewahyuan ini menggunakan kata KAMI. Juga dalam menciptakan MANUSIA, ALLAH melibatkan AYAH dan IBU melakukan hubungan Sex dan akhirnya menjadi Janin. Sehingga proses terjadinya BAYI, ALLAH melibatkan hubungan sex anatara ayah dan IBU, maka Allah menyebut proses penciptaan Manusia menggunakan kata KAMI. Inilah indahnya AL Qur'an yang bisa dikupas secara detail, tanpa ada kesalahan....... Allah SWT Maha Esa, berarti Dia itu satu, bukan dua atau tiga. Maha Suci Allah dari sifat lebih dari satu. Allah SWT itu bukan manusia dan bukan pula makhluk hidup dengan jenis kelamin. Maka Dia bukan laki-laki dan juga bukan perempuan, bukan pula banci (naudzubillah minta dzalik). Adapun bahasa arab, memang punya 14 dhamir atau kata ganti orang. Mulai dari huwa sampai nahnu. Huwa adalah kata ganti untuk orang ketiga, tunggal dan laki-laki. Di dalam Al-Quran, penggunaan kata ganti orang ini sering juga diterapkan untuk lafadz Allah SWT. Al-Quran membahasakan Allah dengan kata ganti Dia (huwa). Di mana makna aslinya adalah dia laki- laki satu orang. Tetapi kita tahu bahwa Allah SWT bukan laki-laki dan juga bukan perempuan atau banci. Kalau ternyata Al-Quran menggunakan kata ganti Allah dengan lafadz huwa, dan bukan hiya (untuk perempuan), sama sekali tidak berarti bahwa Allah itu laki-laki. Penggunaan kata ganti huwa (yang sebenarnya untuk laki-laki) adalah ragam keistimewaan bahasa arab yang tidak ada seorang pun meragukannya. Maka demikian pula dengan penggunaan kata nahnu, yang meski secara penggunaan asal katanya untukkata ganti orang pertama, jamak (lebih dari satu), baik laki-laki maupun perempuan, namun sama sekali tidak berarti Allah itu berjumlah banyak. Orang arab sendiri akan terpingkal-pingkal kalau melihat cara orang Indonesia berusaha menyesatkan orang lain lewat logika aneh bin ajaib seperti ini, yaitu mengatakan Allah itu banyak hanya lantaran di Al-Quran Allah seringkali menggunakan kata ganti kami (nahnu). Betapa kerdilnya logika yang dikembangkan, niatnya mau sok tahu dengan bahasa arab, sementara orang arab sendiri mafhum bahwa bahasa mereka istimewa. Tidak semua kata nahnu (kami) selalu berarti pelakunya banyak. Memang benar secara umum kata nahnu menunjukkan jumlah yang banyak, tetapi orang yang bodoh dengan bahasa arab terkecoh besar dengan ungkapan ini. Sebenarnya kata kami tidak selalu menunjukkan jumlah yang banyak, tetapi juga menunjukkan kebesaran orang yang menggunakannya. Misalnya, seorang presiden dari negara arab mengatakan begini, "Kami menyampaikan salam kepada kalian", apakah berarti jumlah presiden negara itu ada lima orang? Tentu saja tidak. Sebab kata "kami" yang digunakannya menggambarkan kebesaran negara dan bangsanya, bukan menunjukkan jumlah presidennya. Tukang becak di pinggir jalan pun tahu bahwa yang namanya presiden di semua negara pastilah jumlahnya cuma satu, tidak mungkin ada lima. Hanya orang bodoh saja yang mengatakan presiden ada lima. Dan hanya orang bodoh tidak pernah makan sekolahan saja yang mengatakan bahwa Allah itu ada banyak, hanya gara-gara Dia menyebut dirinya dengan lafadz KAMI. Ini adalah logika paling gila yang pernah diucapkan oleh hewan yang merayap di muka bumi yang mengaku bernama manusia. Dan sayangnya, dengan logika jungkir balik tidak karuan seperti ini, masih saja ada orang yang mau melahapnya mentah-mentah. Masih saja jatuh korban kesesatan tidak lucu dari massa mengambang muslim. Dan sayangnya, masih saja ada yang berusaha memaksakan kpd muslim,lihat Allah makai kata KAMI berarti Tuham lu kan trinitas juga. Shalom, Tawangalun.