YG JELAS perang melawan terrorists harus terus digalakkan. Virus2
virulent - orang2 yg tidak ragu2 membunuh, membantai orang2 yg
non-combatant dan yg menyebabkan penderitaan keluarga mereka, merusak
ekonomi (Bali I&II) dst. sudah sepantasnya dibinasakan.

Adapun caranya terserah yg penting effective dan mungkin yg perlu
dilakukan ialah mengikis habis roots of the problem-nya: menjinakkan
dasar ajaran yg membuat terrorists tsb melakukan tindakan biadab.

Hentikan bantuan ekonomi kpd negara2 yg dikenal sbg breeding ground
terrorrists. Biarkan bangsa2 yg demen bunuh-membunuh untuk melakukan
hobby mereka. Mungkin sekali G.W. Bush dlm approachnya kurang tepat
(lebih2 krn menyebabkan matinya ribuan warga-negara US dan juga civilian
collateral damages), tapi tanpa balasan kekerasan terrorists sinting itu
akan lebih meraja-lela. Dunia akan jauh menderita krn ulah orang2 gila
agama itu yg nekad bunuh diri dg harapan (forlorn hope) akan masup sorga
dan dikawinkan dg 72 bidadari/hourin. How dumb can some people be!

Gabriela Rantau.

--- In zamanku@yahoogroups.com, Lusy Anita <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Analis AS : Hentikan Kampanye "Perang Melawan Teror" Ala Bush
> Senin, 13 Okt 2008 09:53
> Para analis di AS menyatakan, sudah saatnya kampanye "perang melawan
teror" yang dihembuskan pemerintahan Presiden George W. Bush dihentikan.
Menurut mereka, pendekatan "perang melawan teror" yang dilakukan
pemerintahan Bush terbukti gagal dan sudah kehilangan kredibilitasnya.
> "Segala sesuatunya sudah tidak relevan lagi. Pendekatan yang diambil
oleh pemerintahan ini sudah gagal dan kehilangan kredibilitas serta
dukungan politik," kata James Lewis, pakar keamanan nasional di Center
for Strategic and International Studies.
> Sejak Bush menggelar kampanye "perang melawan teror"nya paska serangan
11 September 2001 di AS, kebijakan-kebijakan perang melawan teror yang
dilakukan pemerintahan AS telah menimbulkan ketakutan bahkan berbuah
invasi yang berakhir dengan penjajahan AS di Irak dan Afghanistan.
> Pemerintahan Bush dengan semena-mena melakukan interogasi paksa,
penangkapan- penangkapan tanpa alasan yang jelas dan penyadapan telepon
dan email, yang pada akhirnya memicu tuntutan di kalangan masyarakat AS
sendiri agar Bush mengubah total pendekatan-pendekat an yang
dilakukannya dalam "perang melawan teror".
> "Saya pikir, Anda akan melihat makin banyak tuntutan agar dilakukan
peninjauan kembali dan tuntutan agar dilakukan kontrol yang lebih baik,"
ujar Lewis.
> Kebijakan "perang melawan teror" yang dilakukan pemerintahan Bush
semakin tak terkendali ketika tahun 2007 lalu, pemerintahan Bush
mengamandemen Foreign Intelligence Surveillance Act yang memberikan
kewenangan luas pada pmerintah untuk memonitor komunikasi ke luar
negeri. Bulan ini, Jaksa Agung Michael Mukasey mengesahkan tuntunan
operasi FBI yang memberikan kekuasaan luas pada lembaga intelejen dalam
negeri AS itu untuk memata-matai dan menggunakan teknik-teknik
investigasi tertentu pada warga negaranya sendiri.
> Pemerintahan Bush juga memblokir perintah pengadilan mengenai
pembebasan 17 warga Muslim Uighur China dari Guantano ke AS serta
melakukan pengadilan militer terhadap sejumlah tahanan Guantanamo meski
meski tindakan itu ilegal.
> Brian Jenkins, seorang pakar terorisme dari RAND Corporation juga
menilai pendekatan pemerintahan Bush dalam "perang melawan teror" sudah
saatnya dihentikan. "Setiap bangsa yang demokratis, yang selama ini
bergulat dengan masalah ancaman teroris punya kewajiban untuk mengubah
aturan-aturannya, seperti aturan pengumumpulan informasi intelejen,
kewenangan pada kepolisian dan aturan-aturan lainnya," kata Jenkins.
> "Ketika segala sesuatunya sudah mulai menuju ke arah yang salah, orang
akan mengatakan tidak ada gunanya ada aturan," sambung Jenkins.
> Dalam studi terbarunya, RAND Corporation menyatakan bahwa AS harus
berhenti menggunakan istilah "perang melawan teror" dan mengubah
strateginya dalam menghadapi kelompok-kelompok yang dianggap sebagai
kelompok teroris. AS, menurut lembaga think-tank tersebut, sudah saatnya
melepaskan ketergantungannya pada kekuatan militer tapi harus lebih
memanfaatkan kerja-kerja intelejennya.
> Menurut Jenkins, jika pemerintahan AS yang baru nanti bersikap lebih
bijak dan lebih menunjukkan nilai-nilai ke-amerika-an dalam perang
melawan teror, AS akan lebih mendapatkan dukungan dunia internasional.
Langkah pertama yang harus dilakukan AS untuk mengubah strateginya, kata
Jenkins, adalah dengan menutup kamp penjara Guantanamo .
> "Kamp tersebut sudah menjadi simbol bahwa AS telah melakukan kesalahan
dalam kebijakan 'perang melawan teror'. Kita perlu segera
mengindentifikasi dan membebaskan mereka yang menjadi korban salah
tangkap. Kita harus melakukan prosedur yang lebih adil, " tukas Jenkins.
(ln/iol)
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
>

Kirim email ke