Yang ngomong James Lewis, pakar keamanan nasional di Center for Strategic and International Studies. Atau Gabby merasa lebih pakar dari James Lewis
--- On Sun, 10/19/08, gkrantau <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: gkrantau <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [zamanku] Re: Analis AS : Hentikan Kampanye "Perang Melawan Teror" Ala Bush To: zamanku@yahoogroups.com Date: Sunday, October 19, 2008, 3:51 PM YG JELAS perang melawan terrorists harus terus digalakkan. Virus2 virulent - orang2 yg tidak ragu2 membunuh, membantai orang2 yg non-combatant dan yg menyebabkan penderitaan keluarga mereka, merusak ekonomi (Bali I&II) dst. sudah sepantasnya dibinasakan. Adapun caranya terserah yg penting effective dan mungkin yg perlu dilakukan ialah mengikis habis roots of the problem-nya: menjinakkan dasar ajaran yg membuat terrorists tsb melakukan tindakan biadab. Hentikan bantuan ekonomi kpd negara2 yg dikenal sbg breeding ground terrorrists. Biarkan bangsa2 yg demen bunuh-membunuh untuk melakukan hobby mereka. Mungkin sekali G.W. Bush dlm approachnya kurang tepat (lebih2 krn menyebabkan matinya ribuan warga-negara US dan juga civilian collateral damages), tapi tanpa balasan kekerasan terrorists sinting itu akan lebih meraja-lela. Dunia akan jauh menderita krn ulah orang2 gila agama itu yg nekad bunuh diri dg harapan (forlorn hope) akan masup sorga dan dikawinkan dg 72 bidadari/hourin. How dumb can some people be! Gabriela Rantau. --- In [EMAIL PROTECTED] .com, Lusy Anita <[EMAIL PROTECTED] .> wrote: > > > Analis AS : Hentikan Kampanye "Perang Melawan Teror" Ala Bush > Senin, 13 Okt 2008 09:53 > Para analis di AS menyatakan, sudah saatnya kampanye "perang melawan teror" > yang dihembuskan pemerintahan Presiden George W. Bush dihentikan. Menurut > mereka, pendekatan "perang melawan teror" yang dilakukan pemerintahan Bush > terbukti gagal dan sudah kehilangan kredibilitasnya. > "Segala sesuatunya sudah tidak relevan lagi. Pendekatan yang diambil oleh > pemerintahan ini sudah gagal dan kehilangan kredibilitas serta dukungan > politik," kata James Lewis, pakar keamanan nasional di Center for Strategic > and International Studies. > Sejak Bush menggelar kampanye "perang melawan teror"nya paska serangan 11 > September 2001 di AS, kebijakan-kebijakan perang melawan teror yang dilakukan > pemerintahan AS telah menimbulkan ketakutan bahkan berbuah invasi yang > berakhir dengan penjajahan AS di Irak dan Afghanistan. > Pemerintahan Bush dengan semena-mena melakukan interogasi paksa, penangkapan- > penangkapan tanpa alasan yang jelas dan penyadapan telepon dan email, yang > pada akhirnya memicu tuntutan di kalangan masyarakat AS sendiri agar Bush > mengubah total pendekatan-pendekat an yang dilakukannya dalam "perang melawan > teror". > "Saya pikir, Anda akan melihat makin banyak tuntutan agar dilakukan > peninjauan kembali dan tuntutan agar dilakukan kontrol yang lebih baik," ujar > Lewis. > Kebijakan "perang melawan teror" yang dilakukan pemerintahan Bush semakin tak > terkendali ketika tahun 2007 lalu, pemerintahan Bush mengamandemen Foreign > Intelligence Surveillance Act yang memberikan kewenangan luas pada pmerintah > untuk memonitor komunikasi ke luar negeri. Bulan ini, Jaksa Agung Michael > Mukasey mengesahkan tuntunan operasi FBI yang memberikan kekuasaan luas pada > lembaga intelejen dalam negeri AS itu untuk memata-matai dan menggunakan > teknik-teknik investigasi tertentu pada warga negaranya sendiri. > Pemerintahan Bush juga memblokir perintah pengadilan mengenai pembebasan 17 > warga Muslim Uighur China dari Guantano ke AS serta melakukan pengadilan > militer terhadap sejumlah tahanan Guantanamo meski meski tindakan itu ilegal. > Brian Jenkins, seorang pakar terorisme dari RAND Corporation juga menilai > pendekatan pemerintahan Bush dalam "perang melawan teror" sudah saatnya > dihentikan. "Setiap bangsa yang demokratis, yang selama ini bergulat dengan > masalah ancaman teroris punya kewajiban untuk mengubah aturan-aturannya, > seperti aturan pengumumpulan informasi intelejen, kewenangan pada kepolisian > dan aturan-aturan lainnya," kata Jenkins. > "Ketika segala sesuatunya sudah mulai menuju ke arah yang salah, orang akan > mengatakan tidak ada gunanya ada aturan," sambung Jenkins. > Dalam studi terbarunya, RAND Corporation menyatakan bahwa AS harus berhenti > menggunakan istilah "perang melawan teror" dan mengubah strateginya dalam > menghadapi kelompok-kelompok yang dianggap sebagai kelompok teroris. AS, > menurut lembaga think-tank tersebut, sudah saatnya melepaskan > ketergantungannya pada kekuatan militer tapi harus lebih memanfaatkan > kerja-kerja intelejennya. > Menurut Jenkins, jika pemerintahan AS yang baru nanti bersikap lebih bijak > dan lebih menunjukkan nilai-nilai ke-amerika-an dalam perang melawan teror, > AS akan lebih mendapatkan dukungan dunia internasional. Langkah pertama yang > harus dilakukan AS untuk mengubah strateginya, kata Jenkins, adalah dengan > menutup kamp penjara Guantanamo . > "Kamp tersebut sudah menjadi simbol bahwa AS telah melakukan kesalahan dalam > kebijakan 'perang melawan teror'. Kita perlu segera mengindentifikasi dan > membebaskan mereka yang menjadi korban salah tangkap. Kita harus melakukan > prosedur yang lebih adil, " tukas Jenkins. (ln/iol) > > ____________ _________ _________ _________ _________ __ > Do You Yahoo!? > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around > http://mail. yahoo.com > __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com