Wa'alaikumsalam Wr. Wb.

Terima kasih atas dukungannya.  Saya juga sangat senang mendengar di UGM 
pun ada yang meneliti alat tester untuk menguji apakah ayam bangkai atau 
bukan.  Kalau ini berhasil tentu akan sangat berguna sekali.

Masalah kehalalan makanan memang seharusnya menjadi CONCERN kita semua, dan 
saya yakin banyak yang concern dalam masalah ini, jadi bukan hanya 
saudara-saudara kita di IPB saja, karena disadari untuk menangani hal ini 
dibutuhkan kerjasama yang baik banyak pihak, kalau hanya sebagian kecil 
saja bisa menjadi kurang berarti.  Pada saat ini misalnya, ada suatu 
peluang untuk beramal yang bisa dilakukan oleh saudara-saudara kita di 
Yogya.  Mungkin sudah mengetahui bahwa pada saat ini banyak yang meragukan 
kehalalan daging ayam (tidak disembelih melainkan ditusuk) yang digunakan 
untuk gudeg Yogya, banyak yang menanyakan hal ini ke saya, juga sekitar 2 
hari yang lalu hal ini juga ditanyakan oleh salah seorang pembaca koran 
Republika melalui kolom redaksi Yth.  Nah, saya kira saudara-saudara kita 
yang di Yogya, baik mahasiswa, dosen, ulama, dll dapat secara bersama-sama 
melakukan penyuluhan dan pembinaan kepada para pengusaha gudeg Yogya agar 
memproduksi makanan yang halal.  Kalau memang informasi mengenai ayam 
tersebut benar, maka beritahu mereka bahwa itu artinya mereka menjual 
makanan yang haram, kemudian bina mereka, ajari cara menyembelih ayam yang 
benar, dst.  Itulah salah satu PELUANG untuk beramal yang bisa kita lakukan.

Wassalam Wr. Wb.

Anton Apriyantono



At 12:44 12/02/01 +0800, you wrote:
>Assalamu'alaikum wr.wb.
>Bapak Apriyantono yang terhormat,
>Walaupun saat ini masih tercatat sebagai mahasiswi tingkat akhir di Fak. 
>Biologi UGM, saya sangat mendukung usaha-usaha yang saat ini sedang 
>dilakukan Bapak bersama rekan-rekan peneliti lainnya di IPB mengenai 
>sertifikasi kehalalan produk makanan maupun minuman yang beredar di 
>Indonesia-sebuah negeri dengan mayoritas masyarakat adalah muslim.
>Dalam sebuah paket informasi penelitian yang ditayangkan oleh TVRI 
>Yogyakarta beberapa waktu lalu, saya melihat bahwa ada sebuah lembaga 
>penelitian/laboratorium sebuah fakultas di UGM yang mencoba untuk membuat 
>sebuah alat semacam tester untuk mengetahui kualitas daging ayam mentah di 
>pasar-pasar tradisional khususnya-apakah ayam itu mati dengan disembelih 
>atau merupakan bangkai. Tampaknya diharapkan suatu saat nanti alat seperti 
>kertas tester ini dapat dijual bebas dan mudah digunakan oleh konsumen.
>Sependapat dengan seorang peserta lain dalam diskusi dengan Bapak 
>terdahulu, bahwa lagi-lagi ini merupakan PELUANG EMAS bagi para peneliti 
>yang JUJUR dan CONCERN dengan Masalah Kehalalan produk pangan. Terlepas 
>dari masalah meraih keuntungan (ekonomi) sebesar-besarnya oleh para 
>pengusaha makanan, para peneliti kehalalan makanan TETAP HARUS berusaha 
>menginformasikan hasil penelitiannya terhadap seluruh masyarakat yang 
>menjadi konsumennya (sebab selama ini tampaknya peneliti 'kalah suara' 
>dibanding para pengambil keuntungan). Mohon tanggapan, terimakasih.
>Wassalamu'alaikum wr.wb.
>
>--
>_______________________________________________
>dapatkan emailgratis dari http://biosugm.i-p.com
>
>Powered by Instant Portal

Reply via email to