At 09:14 AM 29-12-07, you wrote:

>----------------------
>kok mau membatasi C4 saja harus meniru2 cina dulu.
>sudah 200 kali saya bilang kalau C4 itu salah yah tindak saja nggak
>usah harus belajar dulu ke cina. tetapi kalau C 4 tidak merugikan
>jangan dicari2 kesalahannya.


kamu lucu... kan anda yg nunjuk hebatnya cina sbg anterk kapitalis..

jd sy tunjukkan bgmn cina justru jd contoh sy membuat aturan persis spt yg 
kami perjuangkan,yaitu perlindungan pemasok berupa pembatasan membuat 
syarat perdaganagn , dan memajukan pasar rakyat..dimana cina membangun 
pasar di eluruh pelosok negara .. 75 ooo lho, bayangkan kalao NKRI bikin 
segitu artinya sekitar 220 pasar per propinsi ...


eh kok malah ngeles lg..bilang sy nyuruh niru Cina, kan contoh Cina datang 
dr anda..




>----------------------
>jelas saya mementingkan diri saya sendiri, kalau saya tidak
>memikirkan nasib saya, siapa lagi ?

jelas sdh orientasi hidupmu..

lakukanlah pada ornag lain hal yg kamu inginkan dilakukan pada dirimu...

mikiran diri sendiri terus mana ada yg mau mikirn Sohib..





>juga bukan kewajiban saya memikirkan nasib pedagang pasar
>tradisonal, pejual ketoprak, bakul jamu dll.


jelas amat cara berpikirmu

>saya sudah cukup menderita demi pejabat dki dan transjakarta,
>karena macet karena proyek yg katanya transportasi massal .
>masak harus menderita lagi demi peritel nasional yg minta proteksi
>karena nggak kuat bersaing C4.



wah ini pasti kesel gara kalah berdebat dgn Mas Manneke..


Kok nggak sadar sih ketika seorang miliser disini bilang, bhw bagi dia 
kejutan bhw kini tampaknya Aprindo ( asosiasi peritel)  mulai bergabung 
anti carre4  setelah issue Carre4 veli alfa, ... artinya selama ini Aprindo 
(peritel modern lokal )justru tampak melindungi carre4 yg



>yah dimana2 kalau bayaran kuat urusan jadi lancar.
>asosiasi peritel itu kan duitnya kenceng, kalau bakul sayur mana
>kuat bayar konsultan utk buat perpres.
>peritel nasional itu memang ahli bagaimana membuat peraturan2 demi
>kepentingan mereka, jadi mereka nggak perlu ahli dalam
>berkompetisi. kompetisi nya menang di peraturan saja.
>masalah orang yg membuat peraturan seperti anda itu memang banyak,
>itu kan profesi.
>istilahnya konsultan utk buat peraturan buat kepentingan yg bayar
>tetapi atas nama marhaen dan masyarakat adil dan makmur.

seru .bin ajaib . analisa mu.. lha peraturan yg jelas lebih berpihak kepada 
pedagang pasar tradisional dab pemasok UKM di bilang  aturan utk 
kepentingan yg bayar.. ( pedagang pasar tradisionil dan pemasok usaha kecil 
.. nggak kuat deh bayar saya)


Ya mana ada di pasal itu yg justru menguntung kan peretail besar ketimbang 
situasi sebelum perpres keluar..

Kalau soal duit kuat ..justr foreign big retailer itu yg duitnya kuat.. lha 
anggarannya mereka lebih gede dr APBN negaranya Sohib..



>konsultan seperti ini memang keahliannya mendramatisir keadaan, demi
>petani, demi pangan nasional, harus dibuat irigasi, masalah nanti
>irigasi itu tidak bisa dipakai itu bukan urusannya. yg penting
>proyek itu goal. yah, namanya juga konsultan harus jadi antek yg
>bayar.
>yang begini2an sudah bosan bacanya.


Say a kok jadi kasihan dgn Mas Sohib yg hidupnya penuh kemarahan dan 
frustasi ini... sehingga nggak tau lagi mau
omong apa.


Saya tunjukkan sebuah contoh dari manca negara  yg stampaknya kejadian 
disini ya idem dito..

lalu saya tunjukkan juga betapa negara tersebut  ( yang katanya sohib itu 
kapitalis)   membuat aturan  juga yg mengatur selain free ada juga perinsip 
fair trade..


eh malah di bilang mendramatisir... padahal tidak satupun  dari beriyta itu 
sy buat sendiri

bh itu mungkin jenis drama atau komedi.. ya tanya aja pada ahli sastra..


pasti takut nanya pada Mas Manneke.. habis yakin aku Sohib takut kalau sama 
Mas Manneke....

Salam

Haniwar

Kirim email ke