Pak Koesoema, 

Ada satu hal lagi yang belum bapak singgung, yaitu BOM, karena BOM di
Bali, di Jakarta cukup terkenal. Sementara ini belum ada saingannya di
Asia.

 

Rekan-rekan,

Kalau kita tidak bisa merubah president, the minister, dll, kita masih
bisa merubah diri kita, kemudian IAGI kita. Bagaimana kita bisa membuat
IAGI bercitra internasional, atau istilahnya pak RPK "bercitra baik di
dunia barat".  Pak Sutar kirim saya Berita IAGI, dan saya sudah
sampaikan kepada president KNGMG. Mereka cukup terkesan dengan IAGI yang
ditulis dengan bahasa Ingris. Mereka ingin lebih banyak berkomunikasi
dengan kita. Pak Awang juga diminta untuk menyumbang artikel untuk buku
100 tahun KNGMG. Saya rasa ini merupakan suatu indikasi baik kalau kita
bisa membuat IAGI bercitra baik. 

 

Salam,

 

HD

 

 

 

From: Sugeng Hartono [mailto:sugeng.hart...@petrochina.co.id] 
Sent: woensdag 6 april 2011 8:19
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Where is Indonesia? ..... Where have all the
leaders gone?

 

Rekan-rekan Yth,

 

Saya sangat terkesan dengan kutipan pernyataan di bawah ini. Ternyata
beliau juga seorang pengamat sosial yang mumpuni. Trimakasih Pak
Koesoema :)

 

Kesan saya memang Indonesia itu tidak mempunyai citra yang terlalu baik
di dunia barat ini. Thailand dan Singapura paling ngetop dengan Thai
Airline dan Singapore Airline-nya. Garuda nyaris tidak dikenal.Hanya
Bali yang dikenal, tetapi tetap kalah dengan Phucketnya Thailand. Timnas
sepakbola, nyaris tidak diperhitungkan, walaupun sering hampir Juara.
Where is Indonesia? Is it close to Bali? Filipina masih terkenal dengan
Jeepney-nya. Batik? Lebih dikenal batik Malaysia.

Kalau soal korupsi Indonesia paling dikenal, walaupun "where is
Indonesia?" Di berita cuaca dunia di CNN maupun " Aljazeera , dari
berita cuaca Australia langsung ke beralih ke
Malaysia-Thailand-Vietnam-Filipina, seolah-olah Indonesia itu tidak
"exists" kecuali Jakarta yang diperlihatkan pada peta.

Pada waktu gempa Aceh dengan tsunami yang dashyat itu lebih banyak
disorot Phucket Thailand Srilangka dan India daripada Banda Aceh.

Walaupun Indonesia termasuk  salah satu negara pertama yang mempunyai
industri minyakbumi, kurang dikenal kecuali peristiwa Lusi.

Nah, di bidang gunung api Indonesia baru dikenal dengan Krakataunya,
Tambora dan Toba supervolcano, walaupun Pinatubo dan St Helene lebih
dikenal daripada Merapi. Galunggung hanya dikenal di acara National
Geographic dengan Air crash investigation.

 

Kalau the prresident and the minister of Energy and Mineral Resources do
not take action to fix situation, ya kita pun maklum lah SBY dengan
sifat kehati-hatiannya.

Jadi BP Migas tidak usah kecil hati dengan citra negatifnya.

 

Wassalam

RPK

 

.......Sebagai pensiunan mudlogger sekaligus wsg saya sudah sangat
sering mengunjungi berbagai pelosok daerah, melihat keadaan yang
senyatanya dan bergaul dengan masyarakatnya. Terakhir saat Lebaran yll
ketika saya kebagian tunggu rumah sendirian. Karena merasa bebas saya
pun naik Kopaja dari terminal Lebakbulus ke arah kota; ganti-2 kendaraan
umum ke arah Tanjung Priok, masuk ke terminal bus, stasiun kereta api,
masuk ke pelabuhan, lalu ke arah jalan Enggano,  Cilincing, Semper
Timur, Plumpang, berakhir di Pasar Senen. Selama berada di kendaraan
umum saya saksikan banyak wajah-2 (dan barang-2 bawaannya) masyarakat
kita. Kendaraan terkadang agak kosong, tetapi sekali-2 penuh sesak
sehingga saya sempat membantu seorang ibu dengan 'memangku' salah satu
anaknya. Bau keringat, uap solar, dan farfum lebaran serta minyak gosok
terasa menusuk hidung di tengah udara yang pengap dan panas. Dalam hati
saya bertanya: Inikah wajah Indonesia kita?

Minggu lalu saya sempat ke Jateng untuk 4 hari, sempat mengunjungi bbrp
kota kabupaten. Jalan-2 yang tahun lalu masih dalam kondisi cukup bagus,
ternyata sekarang sudah sangat rusak. Ketika ada truk yang mogok, semua
kendaraan (termasuk sepeda motor dan sepeda) juga ikut menderita karena
mesti ekstra hati-2 untuk mencari jalan yang agak baik dan mengindari
lubang yang menganga di sana-sini.

 

Ketika membaca ulasan "pengamat sosial" di atas, dan ditambah dengan
pengalaman-2 saya selama ini, tiba-2 saya kok teringat sebuah buku yang
ditulis oleh Mr. Lee Iacocca (eksekutif otomatif legendaris Amerika).
Judulnya agak provokatif: Where Have All The Leaders Gone?  Salah satu
kutipannya kira-2 sbb:

 

Apakah saya satu-satunya orang di Amerika ini yang tidak senang melihat
apa yang terjadi? Hey, mana amarah kita? seharusnya kita menjerit karena
pembunuhan berdarah. Sekelompok orang bodoh mengendalikan bahtera negara
kita dan menabrak karang, ada juga gangster korporat yang mencuri dari
kita dengan membabi buta, dan kita bahkan tidak bisa bersih-bersih
setelah badai topan, apalagi membuat mobil hibrida. Namun bukannya
gusar, semua orang berdiam diri dan mengangguk ketika para politisi
berkata, "Pertahankan arah."

Pertahankan arah? Becanda kamu. Ini Amerika, bukan Titanic terkutuk itu.
Saya akan beri Anda sepotong saran: Tendang saja para estrimis korup
itu!

Saya akan bicara karena itulah tugas patriotik saya. Saya yakin
orang-orang akan mendengar..... Saya berharap dapat menggugah anak-anak
muda ini, yang mengaku tidak ikut pemilu karena tidak percaya para
politisi akan mewakili kepentingan mereka. Hey, Amerika, bangunlah!

 

Mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan, semoga tulisan kecil ini
bermafaat. Mohon agar "Amerika" tidak diganti dengan "Indonesia".

 

Salam hangat,

sugeng

 

Kirim email ke