Bukan cuma dikalangan profesional saja 'gaji' expat indonesia kalah ama 'gaji' 
expat india atau paling miris lagi ama expat filipina... para TKW kita juga 
dihargai lebih rendah ketimbang PLRT dari dua negara tersebut.... gaji TKW kita 
secara resmi yang harus dicantumkan di kontrak kerja mereka adalah sekitar 
600-800 real atau dirham, setara 1,5-1,8 juta rupiah untuk saat ini (sudah sama 
dengan UMR yang berhasil diperjuangkan para buruh bbrp waktu lalu)... sedangkan 
untuk india dan filipina masing-2 negara sudah menetapkan minimum upah para 
PLRT mereka sebesar 1100 real/dirham untuk indian, dan 1400 real/dirham untuk 
filipina...
di sektor hospitality (hotelier, retail/niaga) sering kali TKI kita mendapatkan 
remunirasi yang lebih rendah ketimbang staff dari dua negara tersebut... 
padahal posisi pekerjaan yang sama...

yah memang bukan cuma badan internasional seperti UNESCO yang membuat rendah 
harkat bangsa kita...tapi pemerintah kita sendiri juga yang melakukannya... 
terbukti bahwa pemerintah dan dewan (komisi 9) belum memahami dan menyadari 
bagaimana bangsa lain melihat bangsa kita sebagai bangsa yang rendah... 
setidaknya itu terlihat bagaimana anggota dewan Komisi 9 (masalah TKI) belum 
memahami betul problematika yang dihadapi para TKI diluar negri saat studi 
banding bbrp hari yang lalu di Abu Dhabi dalam rangka upaya revisi UU No. 
39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negri....

maaf melenceng jadi masalah TKI.....

salam

joseph


________________________________
 From: "z...@gc.itb.ac.id" <z...@gc.itb.ac.id>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, February 17, 2012 2:02 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia
 

Rekans,
Saya ingin berbagi pengalaman masalah "honor" ataupun "gaji" yang sedang
didiskusikan ini.
Tahun 2005 saya terlibat kerjasama internasional riset dan pengembangan
pendidikan perguruan tinggi Asia dan Eropa melalui Program Asia Link
dengan tema "Human Origins Patrimony in Southeast Asia - HOPsea" yang
didanai oleh Uni Eropa.
Dari Asia: Indonesia (ITB-Penanggungjawab Prof.Y.Zaim) dan Filipina (Univ.
Philippines Dilliman - Manila,Prof.E.Dizon), Eropa: Perancis (Institut de
Paleontologie Humaine-Paris,Prof.F.Semah) dan Jerman (Univ.of
Frankfurt,Prof.F.Schrenk dan Dr.C.Hertler),dengan Team Leader-nya
Perancis. Masing2 perwakilan diminta membuat proposal kegiatan dan anggota
tim yang terlibat, untuk dikumpulkan dan dirangkum oleh team leader,
diajukan ke Uni Eropa untuk pendanaan.
Dalam usulan pendanaan, ada item "honor" peserta, meski dalam ketentuan
komponen "honor" tersebut TIDAK BOLEH diterima pribadi, melainkan untuk
operasional kegiatan, terutama untuk transportasi, karena transportasi
tidak ditanggung oleh Uni Eropa dan menjadi tanggungjawab masing2
perguruan tinggi yang terlibat. Oleh karena itu disepakati transportasi
menggunakan dana dari "honor".
Setelah dirangkum team leader, diedarkan kembali ke masing-masing negara
peserta dan ketika saya cermati masalah pendanaan......sangat mengejutkan
dan menyakitkan!
Mengejutkan dan menyakitkan karena, coba lihat perbandingannya:
Honor untuk orang Eropa (Perancis dan Jerman) ditulis honornya: 2700 Euro,
Filipina: 500 Euro dan Indonesia: 300 Euro. Dalam pertemuan di Paris, saya
marah besar dan protes keras, karena merasa ada diskriminasi dengan kulit
putih, bahkan lebih rendah dari Filipina. Dalam pertemuan itu dijelaskan
dan ditunjukkan dokumen oleh team leader, Prof. Semah bahwa rujukan untuk
"honor" tersebut adalah resmi internasional yang dikeluarkan oleh UNESCO,
dan Uni Eropa memang mensyaratkan setiap angka untuk pendanaan harus ada
acuan resminya.Dalam pertemuan itu saya terdiam, malu juga dengan teman2
Eropa dan Filipina,kok demikian rendah Indonesia di mata UNESCO
Nah Rekans, ternyata,paling tidak pada tahun 2005 UNESCO sebagai badan
resmi dunia memang memandang harkat Indonesia itu sangat rendah. Coba
kalau kita buat perbandingan Eropa:Filipina:Indonesia = 2700:500:300 =
silahkan hitung.....
Jadi ya resminya, pengakuan dunia untuk "honor" juga mungkin "gaji" orang
Indonesia memang sangat rendah.Sekedar untuk diketahui.....
Untuk kondidi sekarang, saya tidak tahu, karena Program Asia Link selesai
tahun 2007.
Wasalam,
Zaim

> kalau untuk pegawai lokal apa ada batasannya juga?  kan sering dijadikan
> senjata tuh sama hr bahwa "katanya" ada pembatasan gaji nasional dari
> "pihak berwenang".
> kalau rasio expatnya 1:2:3 , orang indonesianya dibawah 1 atau di atas 3
> ya
> ?
> 2012/2/16 o - musakti <o_musa...@yahoo.com.au>
>
>>   Ganti topik sikit dari piramida aah.
>>
>> Baru dapat kiriman permen menkeu no. 258/2011 tentang BATASAN MAKSIMUM
>> BIAYA RENUMERASI TENAGA KERJA ASING UNTUK KONTRAKTOR KONTRAK KERJASAMA
>> MINYAK DAN GAS BUMI.
>>
>> Yang menarik, at least buat saya yang telah terbiasa dengan hal yang
>> sama
>> di middle east, terrnyata Negara kita juga menerapkan sistim 'kasta'
>> dalam
>> renumerasi berdasarkan warna pasport.
>>
>> Ada tiga golongan pasport dalam permen ini :
>> 1) kawasan Asia (asumsi saya ini mencakup India, pakistan) Afrika dan
>> timur tengah
>> 2) kawasan eropa, australasia (jepun, malaysia masuk sini ?) dan amerika
>> selatan
>> 3) tentunya yang paling tops dari amerika utara.....
>>
>> Bedanya batas maksimal renumerasi ini cukup signifikan. Muhandis (
>> engineer) Aboud misalnya, bisa ber gaji max 287 K per tahun sedangkan
>> untuk
>> Senor Diego batasnya 539 K dan Mister Smith sebagai penguasa dunia bisa
>> punya gaji sampai 791 K, tentunya dollar semua.
>>
>> Kuranglebih rasionya 1:2:3.......wow.....
>>
>



--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke