Lumayan jadi ramai lagi millist nya , nih dibawah ada tulisan ttg PLTN oleh yg Pakarnya : salam
ISM MENGGUGAT RENCANA PLTN MINI Nengah Sudja Sekretaris Komisi Persiapan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir(1970-1980-an) Kompas | 19 Juni 2015 Badan Tenaga Nuklir Nasional mencanangkan pembangunan reaktor daya non-komersial atau reaktor daya eksperimental di Kompleks Puspitek Serpong, Banten, pada 2015. RDE yang pada dasarnya pembangkit listrik tenaga nuklir mini diklaim mampu menghasilkan listrik 10-30 megawatt dan diharapkan beroperasi sebelum 2019.Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Susilo Wisnubruto dalam siaran persnya menjelaskan, reaktor daya eksperimental (RDE) merupakan suatu strategi pemerintah untuk mengenalkan reaktor nuklir yang menghasilkan listrik sekaligus dapat digunakan untuk eksperimen/riset.Djarot mengklaim bahwa RDE yang dipilih adalah generasi ke-4 yang memiliki teknologi keselamatan tinggi dibandingkan dengan RDE generasi sebelumnya. Lebih jauh dikatakan, RDE merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mini yang pada masa depan dapat diaplikasikan di daerah yang tidak membutuhkan daya besar, terutama di wilayah bagian tengah dan timur.Publik perlu penjelasan Pernyataan bahwa teknologi RDE yang dipilih adalah generasi ke-4 perlu mendapatkan klarifikasi dari Batan. Apa benar sudah ada RDE generasi ke-4? Pemakaian istilah teknologi generasi ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4 selama itu ditujukan untuk PLTN komersial, bukan untuk reaktor riset. Adapun PLTN komersial sejauh ini baru mencapai generasi ke-3+ dan masih pada tahap konstruksi, seperti European Pressurised Reactor (EPR) untuk PLTN Olkiluoto 3 di Finlandia dan PLTN Flamanville di Perancis.Dari berbagai literatur terbaru, teknologi PLTN generasi ke-4 masih dalam fase desain dan pengembangan. Diperkirakan dalam dua dekade ke depan baru masuk tahap komersial. Oleh karena itu, pernyataan Kepala Batan akan membangun RDE generasi ke-4 adalah klaim yang tidak berdasar dan, bahkan, bisa dikategorikan pembohongan publik. Dalam konteks pengembangan teknologi, proses pembangunan suatu produk lazimnya melalui empat tahap. Tahap pertama berupa gagasan atau pemikiran, tetapi sudah terbayang bentuk teknologi untuk masa depan.Tahap kedua pembuatan dan pengujian komponen-komponen di laboratorium dilanjutkan dengan pengembangan prototipe sebagai upaya pembuktian teknologi dan terbayang kemungkinan untuk diproduksi. Tahap ketiga produksi dan komersialisasi, di mana teknologi diproduksi dan dipasarkan karena dari uji coba prototipe terbukti bekerja sesuai dengan yang direncanakan. Tahap keempat adalah pengujian lanjutan selama umur operasi teknologi.Teknologi PLTN generasi ke-1 sampai ke-3, yang telah beroperasi sejak tahun 1950-an, saat ini dinilai sangat mahal dan tidak layak secara ekonomis serta secara teknis tidak aman dan berbahaya. Pilihan PLTN pun mulai ditinggalkan banyak negara maju: Austria, Italia, Swiss, Spanyol, Swedia, Belgia, Denmark, dan Jerman. Pembangunan PLTN di AS juga terhambat karena alasan keekonomian walaupun pemerintah memberikan berbagai insentif untuk mendorong investasi.Pembangunan RDE direncanakan Batan seharusnya tahap kedua walaupun sesungguhnya Batan tidak membuat dan melakukan pengujian komponen RDE di tingkat lab. Mengingat proyek ini menggunakan anggaran negara, publik tentu berhak tahu apa kajian yang menjadi dasar usulan tersebut? Teknologi apa yang hendak dipakai dan bagaimana prospek kelayakan tekno-ekonomisnya? Bagaimana kajian sosial, lingkungan, dan risikonya? Karena menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sudah selayaknya berbagai dokumen yang menjadi dasar perencanaan dapat diakses dan dikritik oleh publik.Rusia dan APBN RI Baru-baru ini juga diberitakan bahwa pekerjaan desain RDE telah dimenangi oleh pihak Rusia. Meninjau status teknologi PLTN mini, saat ini publik berhak curiga apakah proyek ini merupakan bentuk riset teknologi pihak asing (Rusia) yang justru dibiayai dengan APBN Republik Indonesia?Batan juga mengklaim Indonesia paling siap mengoperasikan PLTN di ASEAN karena telah berpengalaman mengoperasikan tiga reaktor riset. Sayangnya, Batan tidak menjelaskan perbedaan mendasar antara reaktor riset dan reaktor daya. Reaktor riset yang desain bejana reaktornya terbuka, bertekanan, dan bersuhu rendah lebih mudah dioperasikan dan berisiko rendah dibandingkan dengan reaktor daya (PLTN) yang desain bejananya tertutup, beroperasi dengan tekanan 150 atmosfer, dan suhu tinggi 350 derajat celsius untuk dapat menghasilkan uap yang memutar turbin/generator listrik.Pada reaktor daya terdapat risiko critically accident yang dapat mengakibatkan pelelehan teras PLTN dan berdampak mengerikan serta terbukti terjadi pada reaktor PLTN yang beroperasi saat ini. Risiko ini tidak pada reaktor riset.Batan sepertinya mencoba meredam risiko RDE dengan menyamarkannya sebagai reaktor riset. Apakah kajian risiko dipertimbangkan sehingga PLTN mini ini dengan mudah ditetapkan akan dibangun di Serpong yang dalam kawasan radius 5 km dihuni lebih dari 200. 000 orang? Apakah warga di Serpong, Bintaro, Tangerang, dan Jakarta dapat menerima dan menyetujui risiko kecelakaan PLTN mini?Kelayakan tekno-ekonomi Batan menyatakan pembangunan PLTN kecil ini akan siap beroperasi pada 2019. Kalau tahap kedua pembangunan prototipe benar dapat diselesaikan pada 2019, berapa tahun diperlukan lagi untuk melakukan uji coba operasi untuk membuktikan kelayakan tekno-ekonominya?Asumsikanlah setelah 10 tahun baru akan diketahui keberhasilan atau kegagalannya. Kalau gagal, berapa nilai kegagalan itu? Pada setiap anggaran kegiatan, seperti untuk membuat studi kelayakan, pembangunan proyek prototipe, biaya operasi, dan pemeliharaan selama operasi diasumsikan 10 tahun. Kemudian dilakukan audit pertanggungjawaban kelayakan tekno-ekomisnya. Setelah itu, berapa tahun lagi diperlukan untuk sampai pada tahap ketiga untuk memproduksinya secara besar-besaran.Di media massa dapat dibaca Pengumuman Lelang Pengadaan Jasa Konsultasi Penyusunan Dokumen Desain Rekayasa Awal RDE sebesar Rp 49 miliar untuk penyusunan Desain Rekayasa Awal. Kalau ini baru biaya awal, tentunya biaya lainnya masih ada lagi. Berapa perkiraan seluruh anggaran yang diperlukan untuk perencanaan dan konstruksi RDE? Karena menggunakan APBN, demi asas good governance, rencana anggaran ini sepatutnya dibuka kepada publik, mengikuti model e-budget Provinsi DKI Jakarta.Alternatif RDE Pertanyaan lanjutan: kapan akhirnya RDE ini dapat diaplikasikan, sejak perancanangan tahun 2015, lalu beroperasi tahun 2019, dan selesai percobaan uji kelayakan. Diasumsikan baru setelah 2029, RDE baru bisa diaplikasikan secara massal ke daerah- daerah yang terpencil, seperti yang dijanjikan Kepala Batan.Coba bandingkan, jika pemerintah menggunakan anggaran untuk RDE dalam 10 tahun mendatang untuk mengembangkan teknologi energi terbarukan sehingga bisa menyediakan listrik di daerah-daerah terpencil dengan memanfaatkan sumber daya energi terbarukan setempat. Strategi ini tentunya lebih cepat meningkatkan elektrifikasi dan mengatasi pemadaman listrik di wilayah terpencil di seluruh negeri ini ketimbang menunggu hasil RDE.Galileo Galilei (1564-1642), ilmuwan dan perintis ilmu modern, pendorong terjadinya perubahan budaya dari abad kegelapan ke abad pencerahan (bersama Copernicus, Newton), pernah menyatakan, kalau ingin maju, "Ukur semua, dan yang tak dapat diukur buat jadi terukur."Rencana RDE ini pun harus dapat diukur dengan presisi sehingga persoalan akan jadi lebih transparan dan jelas. Dengan demikian, publik dapat menilai rencana pembangunan PLTN ini berlandaskan pada data, informasi, dan fakta, bukan gosip. Semoga bangsa ini cepat maju dan dapat memenuhi kebutuhan listriknya. Nengah Sudja Sekretaris Komisi Persiapan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir(1970-1980-an) > Haaa..produksi uranium? > BATAN itu tidak pernah memproduksi uranium (setidaknya > sampai sekarang) Uranium itu adalah bahan bakar untuk PLTN > !! > Selama ini BATAN hanya punya reaktor riset, bukan PLTN > (belum). > Hasil BATAN hanya produk rekayasa untuk pertanian dan > kedokteran. > Btw, saya setuju Indonesia memiliki PLTN. Gak ada deh negara > maju yang enggak punya PLTN. Ilmuwan/SDM kita juga mampu > menguasai teknologinya. Gak usah memandang rendah bangsa > sendiri. > > Salam, > > [cid:__storage_emulated_0__EmailTempImage_138097816493495cachecopyImage_bmp@sec.galaxytab]> > Nugrahani > > > > Kepala Divisi Pengawasan Realisasi Komitmen Rencana > Pengembangan Lapangan (PRKRPL) > > > Gedung Wisma Mulia Lantai 39 > > Jl. Gatot Subroto No.42, Jakarta 12710 > Telp:(+62-21) 29241607 EXT : 4300 > Fax:(+62-21) 29249999 > > > > Website: www.skkmigas.go.id > > Sent from my Samsung Galaxy smartphone. > > > -------- Original message -------- > From: godang shaban > Date:01/11/2016 20:52 (GMT+07:00) > To: Ronal Nizori , iagi-net@iagi.or.id, iagi-net@iagi.or.id > Cc: Mailist MGEI > Subject: Re: [iagi-net] Fw: Pernyataan DEN di Detik > > > Omong sini-omong sana : > Sebenarnya BATAN sudah produksi uranium belom sampai detik > ini (tgl 11 januari 2016, jam 20.50 wib)??? Atau masih > berangan-angan??? > > Fr : godang > > > > Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel > network. > From: Ronal Nizori > Sent: Monday, 11 January 2016 21:31 > To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id > Reply To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: Mailist MGEI > Subject: Re: [iagi-net] Fw: Pernyataan DEN di Detik > > > Secara general saya lihat SDM kita secara teknis bisa > mengerjakan dari sejak dulu, tetapi sebenarnya indonesia > kenapa ketinggalan (baca : mbuleet..let..let) untuk mengem > bangkan dan merealisasikan teknologi nuklir? âSecara kasat > menurut saya cuman "kepentingan" saja dengan berbagai alasan > teknis atau non teknis yang tidak jelas. > Salam, > > RN > Geo 99 UGM > > Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Indosat > network. > From: S. (Daru) Prihatmoko > Sent: Monday, 11 January 2016 20:22 > To: iagi-net@iagi.or.id > Reply To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: Mailist MGEI > Subject: Re: [iagi-net] Fw: Pernyataan DEN di Detik > > > Menambahkan komentar Abah (dan wak Liamsi)â¦terkait > pernyataan pada berita tsb bahwa: "Pendirian PLTN juga akan > membuat Indonesia bergantung pada impor uranium. Itu > mengurangi kemandirian energi,â â¦..ini menurut saya juga > alasan yg lemah⦠> Perlu diketahui bahwa (dikutip dari Prihatmoko, 2015 dan > Setiadji, 2015): BATAN telah melakukan eksplorasi sejak > tahun 1960-an. Data terbaru BATAN menyebutkan jumlah > cadangan Uranium Indonesia adalah 53.000 ton, terdiri dari > 29.000 di Kalimantan Barat dan 24.000 di Bangka dan > Belitung. Sejauh ini baru deposit Kalan di Kalimantan Barat > yang telah dieksplorasi dengan baik. Deposit Kalan mulai > dieksplorasi selama periode 1974 - 1988. Mineralisasi > dijumpai dalam tubuh breksi sesar dalam batuan metasedimen. > Tubuh breksi tebalnya bervariasi 0,3 â 1,5 m dengan > konsentrasi 300 - 3000 ppm U (Sarbini dan Wirakusumah, > 1988). Fokus eksplorasi saat ini berada di Sulawesi Barat > (Mamuju area) berupa mineralisasi Th dan U yang berasosiasi > dengan batuan volkanik Neogen Adang yang memiliki > karakteristik alkalin-peralkalin (Syaeful et al., 2014; > Sukadana et al., 2015). > Walaupun angka âcadanganâ yg dirilis tersebut masih > memerlukan verifikasi sesuai kaidah Kode KCMI maupun SNI > (kerja sama untuk hal ini sdng dilakukan bersama MGEI-IAGI) > namun ini cukup mengidikasikan adanya cukup banyak potensi > mineral radioaktif di negeri ini. Pada salah satu workshop > IAGI/MGEI-BATAN bbrp waktu lalu sempat dibahas juga berapa > kebutuhan mineral radioaktif untuk membangkitkan listrik per > MW nya (hanya sayang sekali catatan saya ttg itu ketlingsut > â kalau ada rekan lain yg masih simpan silakan dibabar). > > Saya dapat cerita dari rekan-rekan di BATAN yg telah > mengembangkan lembaga ini sejak tahun 60-anâ¦dan telah > banyak orang luar yg belajar di BATAN di antaranya dari > Korsel dan Vietnamâ¦. Dan spt bisa kita lihat, sekarang > Korsel sudah maju sekali dng PLTN nya, dan sebentar lagi > Vietnam akan menyusulâ¦sementara Indonesia nampaknya harus > menunggu sampai 2050-an (sesuai Kebijakan Energi?)â¦atau > malah mungkin tidak sama sekali⦠> Salam, > Daru > > From: "iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>" > <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>> on behalf > of "Yanto R. Sumantri - > yrs_...@yahoo.com<mailto:yrs_...@yahoo.com>" > <SRS0-GDuz=NL=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id<mailto:SRS0-GDuz=NL=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id>>> > Reply-To: "iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>" > <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Date: > Monday, January 11, 2016 at 3:14 PM > To: "iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>" > <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Subject: > Re: [iagi-net] Fw: Pernyataan DEN di Detik > > Pak Liamsi > > Pak Is , terima kasih atas infonya. > > Statemen angota DEN ini benar benar sangat lemah , dalam > artian : 1. Apakah beliau2 itu sudah mengetahui secara > kwantitatif besaran potensi dari energi terbarukan yang > disebutnya (energi matahari , air , panasbumi dsb ?). > Apakah beliau2 itu sudah mempunyai road mapnya ? > Saya heran kalau DEN tidak mengetahui secara kwantitatif > potensi energi terbarukan itu. 2. Apakah Jepang bukan > region yang juga memiliki density gempa yang tinggi ? Tokh > mereka memanfaatkan PLTN - nya. 3. Hampir seluruh negara yg > memiliki PLTN mendatangkan bahan nuklirnya dari luar. 4. > Persiapan PLTN memerlukan waktu yang lama (11 > tahun???),justru karena itu kebijakannya harus ditetapkan > sekarang. Apakah baru akan diputuskan setelah bahan bakar > fosil kita habis baru ditetapkan ?Apabila pemikiran ini di > ikuti , maka tinggalah menunggu rakyat Indonesia akan > kekurangan listrik dalam sepuluh tahun mendatang. Alangkah > berdosanya kita , ................. > > Memang di -negara2 pemakai masih ada pro - kon mengenai ini > , akan tetapi tokh mereka tetap memakaiPLTN sebagai salah > satu sumber listrik nasional. > Perancis sebagai pengguna terbesar PLTN untuk listrik , > ternyata memiliki udara terbersih . > wasaalam > > si Abah > > > > > > On Monday, January 11, 2016 1:22 PM, Eko Prasetyo > <strivea...@gmail.com<mailto:strivea...@gmail.com>> wrote: > > > Salam, > > sebenarnya apakah desain terkini PLTN masih rentan gempa? > Jepang sendiri punya beberapa PLTN dan negara itu salah satu > negara hot spot gempa. > salam, > Eko > > 2016-01-11 14:17 GMT+08:00 > <lia...@indo.net.id<mailto:lia...@indo.net.id>>: Abah , > kalau yg saya baca di Kompas spt dibawah ini : > > > ISM > > > Pembangkit Nuklir Pilihan Terakhir > Cetak | 11 Januari 2016 > JAKARTA, KOMPAS â Penggunaan energi nuklir sebagai > pembangkit > listrik di Indonesia dinilai tak rasional sehingga menjadi > pilihan terakhir. Selain memerlukan standar keamanan kerja > dan > keselamatan tinggi, radiasi nuklir berbahaya bagi > lingkungan. > Apalagi, tak ada wilayah yang bebas bencana alam.Hal itu > mengemuka dalam diskusi tentang tenaga nuklir untuk > listrik, Minggu (10/1) di Jakarta. Sebagai narasumber > adalah > dua anggota Dewan Energi Nasional, Rinaldy Dalimi dan > Syamsir > Abduh, serta Direktur Eksekutif Institute for Essential > Service > Reform (IESR) Fabby Tumiwa.Peraturan Pemerintah Nomor 79 > Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional menyebut > penggunaan energi nuklir sebagai > pilihan terakhir. Pertimbangannya, pemanfaatan nuklir butuh > standar keamanan kerja dan keselamatan tinggi serta bahaya > radiasi nuklir bagi lingkungan. "Meski jadi pilihan > terakhir, > perlu pengembangan nuklir perlu diberi ruang," ucap > Syamsir.Rinaldy menilai pemanfaatan nuklir bagi listrik di > Indonesia bukan solusi krisis listrik di Indonesia. "Banyak > sumber energi > terbarukan, seperti panas bumi, angin, air, matahari, dan > biomassa. Ini prioritas utama," ujarnya.Tak rasional > Selain itu, pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir > (PLTN) > tak rasional karena tak ada lokasi bebas gempa di > Indonesia. > Padahal, PLTN harus nol kesalahan manajemen risiko. "Dulu, > Kalimantan disebut aman, ternyata ada gempa," ucapnya.Gempa > pernah terjadi di Bangka Belitung. Padahal, Badan Tenaga > Nuklir Nasional (Batan) merekomendasikan lokasi PLTN di > Bangka > Barat dan Bangka Selatan setelah studi 2011-2013. > "Pendirian > PLTN juga akan membuat Indonesia bergantung pada impor > uranium. > Itu mengurangi kemandirian energi," ujarnya.Dalam Kebijakan > Energi Nasional, porsi energi terbarukan pada bauran energi > nasional minimal 23 persen pada 2025. Angka itu > ditargetkan naik jadi 32 persen pada 2050. Jadi, porsi > minyak > bumi akan ditekan."Negara maju, seperti Perancis dan Jepang, > menekan porsi nuklir bagi listrik karena berisiko tinggi," > kata Fabby. Investasi > nuklir mahal dan lama konstruksi 11 tahun. Pembangunan > pembangkit nuklir 1.200 megawatt butuh investasi 14 miliar > dollar AS, sedangkan proyek 35.000 MW dari batubara, gas, > energi terbarukan butuh 73 miliar dollar AS.Terkait hasil > survei oleh Batan 2015, 75,3 persen dari 4.000 responden > setuju PLTN, Fabby menyatakan, itu tak mengubah > anggapan nuklir bagi listrik mahal dan penuh risiko. Kepala > Bagian Humas Batan Eko Madi Parmanto berharap segera ada > putusan berlanjut atau tidaknya rencana pendirian PLTN. > (APO/JOG) > > > > >> Pak Liamsi >> >> >> >> Lengkapnya bagaimana pernyataan DEN mengenai PLTN , apakah >> ini pernyaaan DEN atau pernyataan salah seorang anggota >> DEN >> ?Kalau benar , maka ini merupakan berita yang >> menggembirakan >> si Abah >> >> >> ---------------------------------------------------- >> >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id<http://iagi.or.id/> >> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >> ---------------------------------------------------- >> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- >> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >> No. Rek: 123 0085005314 >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >> Bank BCA KCP. Manara Mulia >> No. Rekening: 255-1088580 >> A/n: Shinta Damayanti >> ---------------------------------------------------- >> Subscribe: >> iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id>>> >> Unsubscribe: >> iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id>>> >> ---------------------------------------------------- >> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to >> information posted on its mailing lists, whether posted >> by >> IAGI or others. >> In no event shall IAGI or its members be liable for any, >> including but not limited to direct or indirect damages, >> or >> damages of any kind whatsoever, resulting from loss of >> use, >> data or profits, arising out of or in connection with the >> use of any information posted on IAGI mailing list. >> ---------------------------------------------------- > > > > ___________________________________________________________ > indomail - Your everyday mail - > http://indomail.indo.net.id<http://indomail.indo.net.id/> > > ---------------------------------------------------- > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id<http://iagi.or.id/> > Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact > ---------------------------------------------------- > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- > (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > ---------------------------------------------------- > Subscribe: > iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id>> > Unsubscribe: > iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id>> > ---------------------------------------------------- > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to > information posted on its mailing lists, whether posted by > IAGI or others. > In no event shall IAGI or its members be liable for any, > including but not limited to direct or indirect damages, or > damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, > data or profits, arising out of or in connection with the > use of any information posted on IAGI mailing list. > ---------------------------------------------------- > > > > -- > Visit http://www.strivearth.com<http://www.strivearth.com/> > and be entertained > ---------------------------------------------------- > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact > ---------------------------------------------------- > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- > (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > ---------------------------------------------------- > Subscribe: > iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id>> > Unsubscribe: > iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id>> > ---------------------------------------------------- > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to > information posted on its mailing lists, whether posted by > IAGI or others. > In no event shall IAGI or its members be liable for any, > including but not limited to direct or indirect damages, or > damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, > data or profits, arising out of or in connection with the > use of any information posted on IAGI mailing list. > ---------------------------------------------------- > > > > > ---------------------------------------------------- > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact > ---------------------------------------------------- > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- > (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > ---------------------------------------------------- > Subscribe: > iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id>> > Unsubscribe: > iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id>> > ---------------------------------------------------- > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to > information posted on its mailing lists, whether posted by > IAGI or others. > In no event shall IAGI or its members be liable for any, > including but not limited to direct or indirect damages, or > damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, > data or profits, arising out of or in connection with the > use of any information posted on IAGI mailing list. > ---------------------------------------------------- > > > ---------------------------------------------------- > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact > ---------------------------------------------------- > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- > (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > ---------------------------------------------------- > Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id > Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id > ---------------------------------------------------- > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to > information posted on its mailing lists, whether posted by > IAGI or others. > In no event shall IAGI or its members be liable for any, > including but not limited to direct or indirect damages, or > damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, > data or profits, arising out of or in connection with the > use of any information posted on IAGI mailing list. > ---------------------------------------------------- > > > > ---------------------------------------------------- > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact > ---------------------------------------------------- > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- > (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > ---------------------------------------------------- > Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id > Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id > ---------------------------------------------------- > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to > information posted on its mailing lists, whether posted by > IAGI or others. > In no event shall IAGI or its members be liable for any, > including but not limited to direct or indirect damages, or > damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, > data or profits, arising out of or in connection with the > use of any information posted on IAGI mailing list. > ---------------------------------------------------- > > > > ---------------------------------------------------- > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact > ---------------------------------------------------- > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- > (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > ---------------------------------------------------- > Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id > Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id > ---------------------------------------------------- > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to > information posted on its mailing lists, whether posted by > IAGI or others. > In no event shall IAGI or its members be liable for any, > including but not limited to direct or indirect damages, or > damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, > data or profits, arising out of or in connection with the > use of any information posted on IAGI mailing list. > ---------------------------------------------------- > > > ________________________________ > > Informasi yang terkandung di dalam dokumen ini mungkin > mengandung informasi rahasia dan untuk kalangan terbatas, > dan hanya ditujukan kepada individu (-individu) atau badan > (-badan) yang namanya tersebut diatas. Jika anda bukan > penerima dokumen yang dimaksud, dengan ini anda diingatkan > bahwa setiap tindakan pengungkapan, penyalinan, > pendistribusian atau penggunaan informasi dalam dokumen ini > secara tidak sah adalah perbuatan yang terlarang. > (The information contained in this electronic message may be > privileged and confidential, and is intended only for the > individual(s) or entity(ies) named above. If you are not the > intended recipient, you are placed on notice that any > unauthorized disclosure, copying, distribution, or use of > the contents of this electronic message is prohibited) ___________________________________________________________ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id ---------------------------------------------------- Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ----------------------------------------------------