Maaf Bung Martin, saya percaya apa yang disampaikan oleh Mbak Eva tersebut.

Mayoritas massa PDI Perjuangan adalah kalangan bawah, tidak terdidik dan suka
melakukan kekerasan. Ini sungguh sangat disayangkan. Karena itu jangan heran
kalau PDI-P kerap didiskreditkan sebagai PDI Preman. Apa boleh buat lah. Itu
faktanya. Itu kenyataannya. Dan anda atau siapapun yang mendukung Megawati dan
PDI Perjuangan harus mau menerima kenyataan pahit ini dengan apa adanya.

Saya bersyukur bahwa akhir-akhir ini cukup banyak kalangan intelek yang eksodus
ramai-ramai ke PDI Perjuangan. Juga sejumlah kalangan santri. Ini merupakan
sebuah harapan bahwa performance partai ini dimasa mendatang akan semakin baik
lagi dan mengurangi bahasa-bahasa kekerasan yang selama ini cenderung dipakai
oleh massa partai ini. Tentu kalau kalangan terpelajar seperti Meilono Suwondo,
Kwik Kian Gie, Laksamana Sukardi benar-benar perduli terhadap pendidikan politik
bagi warga PDI Perjuangan.

Sudah bukan masanya lagi sebuah partai menjadi besar hanya dengan mengandalkan
kultus individu dan pengaruh fanatik terhadap sosok sejarah tertentu. Itu
membodohi rakyat dan menyesatkan para calon pemilih. Sayangnya sampai saat ini
saya merasa bahwa itu yang terjadi pada hampir semua partai yang ada saat ini,
terlebih lagi pada PDI Perjuangan.

Belum banyak yang akan berubah pada masa-masa terdekat ini.

Salam,


ISA

Chandra Adenan wrote:

> Sorry aku ikut nimbrung,
>
> Aku cuman mau berkomentar soal mbak Eva di suruh menanggalkan kerudungnya
> oleh peserta kampanye.
> Ini sebenarnya tidak ada kaitannya dengan mbak Mega atau eksistensi PDI-P,
> tapi kenyataannya bahwa kalau PDI-P Kampanye (atau entah apalah
> isitilahnya), suasana memang menjadi mencekam. Aku sendiri pernah terjebak
> dalam arak-arakan mereka (beberapa kali) dan banyak sekali dari mereka yang
> dalam keadaan setengah waras (semi mabok kali ya), matanya merah, mulut bau
> sebagian ada yang sedikit limbung jalannya. Dan ada lagi yang minta rokok ke
> pemakai jalan yang terjebak (ini aku serius banget, soalnya aku pernah
> ngalami sendiri).
> Jadi mungkin pesan yang perlu di sampaikan ke PDI-P dan mbak Mega adalah
> tolonglah kalau kampanye pesertanya di-awasi dengan ketat dan begitu juga
> kalau menerima anggota tolong diseleksi lebih baik lagi.
> Di komplek tempat aku tinggal ada semacam kebiasaan, yaitu: kalau PDI-P
> kampanye, tetangga-tetanggaku stay dirumah semua, kalau keluar juga paling
> sampe RUKO yang kebetulan ditengah komplek kalau nggak ya ngerumpi. Kalaupun
> keluar mereka lebih memilih pergi jalan kaki, naik ojeg atau delman.
>
> Regards,
>
> Chandra Adenan
>
> ----- Original Message -----
> From: Martin Manurung <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, May 14, 1999 11:47 PM
> Subject: Re: [Kuli Tinta] Smart move, Mbak Mega
>
> > Maaf Mbak Eva... saya tak percaya yang anda tulis ini...
> Kembali-dan-kembali
> > lagi sentimen agama dipakai dan dieksploitasi untuk mendiskreditkan PDI
> > Perjuangan. Saya menghargai pandangan2 anda ttg yang anda anggap sbg.
> > kekurangan2 PDI Perjuangan. Tapi untuk yang anda tulis terakhir ini,
> maafkan
> > saya untuk tidak mempercayai anda.
> >
> > Cukup banyak bahkan sangat banyak anggota, pengurus, simpatisan dan kader
> > PDI Perjuangan yang berjilbab.
> >
> > Bagaimana dengan Golkar yang mengeksploitasi angka 33-nya dengan
> > mengkait-kaitkannya pada jumlah butir tasbih shg menurutnya itu "angka
> suci"
> > dalam Islam. Saya pandang itu melecehkan Islam..
> >
> > Martin Manurung <http://www.cabi.net.id/users/martin>
> > ____________________________________________
> > Dukunglah Kampanye AGAMA untuk PERDAMAIAN!
> > Forum Mahasiswa untuk Kerukunan Umat Beragama (FORMA-KUB)
> > Kunjungi http://come.to/forma-kub  E-mail: [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
> >
> > NB : Kemarin waktu hari libur, di jalan saya bertemu arak-arakan PDI-P.
> > Tiba-tiba dari sebuah truk, ada seseorang (laki-laki) yang
> > berteriak-teriak sambil menunjuk saya. Dia berseru agar saya melepaskan
> > jilbab yang saya kenakan. Terus terang ini menambah ketakutan saya pada
> > PDI-P. Mungkin saja di waktu-waktu mendatang bukan hanya wanita
> > beratribut GOLKAR yang dilucuti oleh mereka, tapi juga yang berjilbab
> > seperti saya.
> >
> > Regards,
> >
> > Eva
> >
> >
> > ______________________________________________________________________
> > To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
> > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> >
> > Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
> >
> >
> >
>
> ______________________________________________________________________
> To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
>
> Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!



______________________________________________________________________
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!

Kirim email ke