Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

2012-09-12 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Oh gitu  !!! 
Tapi sebaiknya ya pakai nama lain kalau nama lain   umpamanya nama keccil  Don 
Juan , atau Don Quichote gitu hehehe , maaaf Don.
Karena kebetulan saya memangggil nama cucu laki laki sy yg berumur  2 thn juga 
DON , ortunya menamakan dia Justin Gabriel . jadi saya kasih nama Don saja 
sekalian ,biar sepanyolan sekalian. Akhh OOT ya.
Maaf ya Don

si Abah



 From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, September 11, 2012 5:09 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
 

Pak Yanto,
 
Itu nama sebenarnya dari Saudara Don, jabatannya tdinya di Salamander sebagai 
Subsurface Engg. Mngr. 


2012/9/11 Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com

Sdr Anonim yth


IAGI millis adalah terbuka dan setiap anggota bebas untuk mengemukakan 
pendapatnya !!
Jadi tidak perlu untuk menyembunyikan identitas bahkan secara profesional ini 
menandakan kurang positp.
Apakah Anda worry berbeda pendapat dengan sdr Awang Satyana , karena ybs 
adalah staf BPMIGAS ?


Atau memeng nama Anda Don Dibenedito dan orang Sepanyol hehehehe


si Abah / alias yanto r sumantri




 From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, September 11, 2012 11:08 AM

Subject: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
 


Kalo asam malah njlimet menerangkan proses SAGging di Makassar strait bro 
Anomim
Lah Geologi itu kan nggatuk2 ke ora logis ora isin
Lah tapi segi rasional memang harus di kedepankan, ato mungkin ga sebtulnya 
oceanic crust yg terkontaminasi cratonic crust?

Ok lanjut aku enjoy baca tulisan experiences Geologists

Salam
Avi
Bendahara IAGI
Lagi cari tambahan pemain Golf buat IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  don dibenedito don.dibened...@gmail.com 
Date: Tue, 11 Sep 2012 08:31:31 +0700
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

Mohon maaf, ini mungkin hanya pendapat kalangan minoritas.
Namun sebagai seorang eksplorasionis, saya selalu memposisikan diri berada di 
pihak pesimistis ketimbang overinterpretasi. Data petrochemical rangkong satu 
tersebut, sebenarnya menjelaskan bahwa magma asalnya asam?, atau magma asalnya 
terkontaminasi batuan samping yang asam, atau hasil akhirnya yang 
diinterpretasi bahwa batuan vulkanik yang sitting di basement makassar 
tersebut sudah terkontaminasi sesuatu? Dan mohon koreksi bila pendapat saya 
salah, segregasi lanjut dari magma basa pun banyak menunjukkan produk akhir yg 
membingungkan, sumatera, myanmar, andaman sea mgkn bisa jadi contoh (morley et 
al, 2004; upton, 1999; de smet, lupa tahun berapa).


Kalau mau makin bingung lagi dengan konsep upwelling dan rifting di makasar, 
mohon lihat kembali sumur2 deepwater yg ada disana, merah  besar, glam (15000 
ft), gendalo, atau di bagian timurnya Silver, dan Bravo nya pasang kayu. 
Apakah benar dari data Bht demikian dapat kita simpulkan secara definitif 
bahwa thermal gradientnya mencerminkan kerak kontinental yang menipis. 
Mengenai rekonstruksi dan beta faktor sendiri, saya tidak terlalu yakin dalam 
aplikasinya, karena seingat saya hingga saat ini pun pengguna pemodelan 
cekungan masih bertanya-tanya mengenai validitas beta model mackenzie dan 
validitas model wapples.


Intinya hanya jangan sampai kita eksplorasionis jadi harus terbawa-bawa dengan 
interpretasi pihak yg punya kepentingan untuk farm out di makassar deep water.


Salam
Anonim





On Monday, September 10, 2012, Bandono Salim  wrote:

Loh selalu bertanya akan jadi pemicu diri sendiri maupun orang lain to Mas?
biar aku renung2 dulu, betapa kuatnya rifting di barat sulawesi ini, trus 
terhenti dengan sesar naik diutara sulawesi.
Apkah tidak ada kemenerusan ke arah. Sangata?
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  rakhmadi.avia...@gmail.com 
Date: Mon, 10 Sep 2012 09:26:57 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

Piye toh ra ngantel po pak Bandono, secara teori yo gitu spt diterangin pak 
Awang, lan kalo ben mantep mestine jenengan kongkow dg cah Geofisika pak

Suwun
Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com 
Date: Mon, 10 Sep 2012 09:23:06 +
To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?

Terimakasih, jadi pendinginan kerak dan sebagian mantle dapat menyebabkan 
subsidence yang luar biasa dalam dan panjang.
Sangat berTerimakasih (namun masih tertanya-tanya juga) 
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com 
Date: Mon, 10 Sep 2012 15:56:00 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  

Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA

2012-09-12 Terurut Topik Bandono Salim
 Saya kira batuan pra tersiernyA juga kena intrusi. Nanti aku lihat di peta 
geologi dulu.
Lha kalau di sisi selatan Pegunungan Tengah sampai pantai laut arafuru, masih 
ada kemungkinan ada minyak di batuan tersiernya, meskipun tidak muncul krn 
tertutup aluvial pantai dan sungai. 
Kebetulan baru main dari merauke, lihat perbatasan png-nkri.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 12 Sep 2012 12:33:04 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA
Pak Bandono,
 
Mineralisasi tembaga-emas-perak di Freeport maupun di PNG seperti di Star 
Mountains, Ok Tedi, Fubilan dll tak ada kaitan ke minyak-gas yang sudah 
ditemukan maupun potensial ditemukan baik di Papua maupun di PNG. Minyak 
bermain di sistem reservoir dan source yang tua (Jurassic  Cretaceous), 
meskipun umur pematangan source dan charging HC-nya Neogen; sementara 
mineralisasi terjadi di sistem karbonat yang Neogen dan tak ada kaitan 
pematangan source hidrokarbon pada Neogen dengan mineralisasi Neogen.
 
salam,
Awang

--- Pada Rab, 12/9/12, Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis:


Dari: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA
Kepada: Iagi iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Rabu, 12 September, 2012, 6:50 AM



Pak Awang, secara teoritis memang akan dijumpai minyak di peg tengah papua. Di 
kartenz sudah terintrusi menghasilkan emas dan tembaga. 
Begitu juga di sebelah timurnya.
Apakah akibat intrusi di irian indonesia berpengaruh pada keterdapatan minyak 
di wilayah pegunungan tengah Irian?

Saya pikir baik juga tu minyak di Irian barat (papua indonesia) tidak di 
habiskan sekarang. 

Siapa tau persiapan prronil US marinir 25000 di darwin, bertujuan untuk itu, 
selain mengamankan freeport?
Tunggu 2014 saja pak, bisa2 terjadi perubahan status taman nasional. Sehingga 
petr geol dpt explor n exploit di sana. 
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com 
Date: Wed, 12 Sep 2012 01:47:39 +0800 (SGT)
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Geo 
Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi 
BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA








Pegunungan Tengah (Central Ranges) Papua merupakan jalur pegunungan lipatan dan 
sesar paling tinggi di Indonesia dengan gunung-gunungnya menjadi puncak-puncak 
tertinggi di Indonesia, yaitu: Puncak Jaya 5030 mdpl, Puncak Trikora 4730 m, 
Puncak Yamin 4595 m, dan Puncak Mandala 4700 m. Puncak Jaya (Carstensz Pyramid) 
adalah puncak tertinggi di Indonesia, yang bersalju abadi karena ketinggiannya 
di atas tropical snowline 5000 mdpl.

Jalur Pegunungan Tengah Papua di seluruh pulau ini termasuk Papua dan Papua New 
Guinea (PNG) dari Lengguru di Leher Burung sampai ke sebelah timur Port Moresby 
di Ekor Burung, panjangnya hampir 2000 km. Jalur pegunungan ini merupakan 
pegunungan dengan deformasi sangat kuat dibentuk akibat benturan antara tepi 
utara kontinen Australia yang rifted sebagai passive margin dengan busur 
kepulauan di sebelah selatan Samudera Pasifik. Benturan pertama terjadi pada 25 
Ma, Late Oligocene. Pada 15 Ma, Middle Miocene, kemudian dimodifikasi sesar 
mendatar besar, Sesar Sorong di tepi utaranya. Pada Pliocene, 5 Ma sudah 
terangkat sebagai jalur deformasi lipatan dan sesar. Pada Plistosen, 
diperkirakan terjadi inversi pada sesar2ekstensi yang semula ada sebagai 
passive margin di tepi utara kontinen Australia (Hall, 2007).

Sebagian besar area Pegunungan Tengah ini disusun oleh batugamping Paleogen dan 
Neogen Kais/Upper Yawee/Darai serta ofiolit dan melange hasil benturan. 
Keberadaan batugamping membuat pemandangan yang spektakular di seluruh jalur 
pegunungan ini akibat efek karstifikasi, tetapi sekaligus menyulitkan operasi 
perminyakan di wilayah pegunungan tertinggi di Indonesia ini.

Operasi perminyakan? Ya, wilayah Pegunungan Tengah Papua adalah wilayah kaya 
akan kandungan minyak dan gasbumi. Tetapi itu hanya terjadi dan sudah 
dibuktikan di Pegunungan Tengah PNG. Di Pegunungan Tengah Papua, potensi itu 
besar, tetapi tidak bisa dibuktikan karena sebagian wilayahnya sudah terlarang 
bagi operasi perminyakan akibat menjadi bagian Taman National Lorentz. 

Di Pegunungan Tengah Papua, telah ditemukan minyak dan gas sebesar 3100 MMBOE   
(IHS Energy, 2008) pada play type foldbelt dan faulted foldbelt berasal dari 
reservoir  batupasir Early Cretaceous Toro, Woniwogi dan Late Jurassic Digimu; 
batuan induk utama Late Jurassic Kopai; dan regional sealing Middle-Late 
Cretaceous Piniya/Ieru. Pembentukan perangkap, generasi hidrokarbon dan 
migrasinya terjadi pada Neogen (Eisenberg, 1993; McConachie et al, 2000).Ini 
adalah petroleum system yang khas yang berhubungan dengan passive margin 
Australia dan collision Papua (Satuana et al, 2008). Contoh2 lapangan 

RE: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA

2012-09-12 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Bandono,

Jauh sekali main2nya Pak, sampai Merauke. Intrusi di Pra-Tersier stratigraphy 
tidak banyak, dan di sisi selatan Papua kemungkinan lapisan Tersier tipis 
sekali, kecuali endapan Kuarter yang langsung duduk di endapan Mesozoik? Atau 
langsung Paleozoik. Ini bagian kerak Australia yang stabil.

Salam,
Awang

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
Sent: Wednesday, September 12, 2012 3:57 PM
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA

Saya kira batuan pra tersiernyA juga kena intrusi. Nanti aku lihat di peta 
geologi dulu.
Lha kalau di sisi selatan Pegunungan Tengah sampai pantai laut arafuru, masih 
ada kemungkinan ada minyak di batuan tersiernya, meskipun tidak muncul krn 
tertutup aluvial pantai dan sungai.
Kebetulan baru main dari merauke, lihat perbatasan png-nkri.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry(r)

From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.commailto:awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 12 Sep 2012 12:33:04 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA

Pak Bandono,

Mineralisasi tembaga-emas-perak di Freeport maupun di PNG seperti di Star 
Mountains, Ok Tedi, Fubilan dll tak ada kaitan ke minyak-gas yang sudah 
ditemukan maupun potensial ditemukan baik di Papua maupun di PNG. Minyak 
bermain di sistem reservoir dan source yang tua (Jurassic  Cretaceous), 
meskipun umur pematangan source dan charging HC-nya Neogen; sementara 
mineralisasi terjadi di sistem karbonat yang Neogen dan tak ada kaitan 
pematangan source hidrokarbon pada Neogen dengan mineralisasi Neogen.

salam,
Awang

--- Pada Rab, 12/9/12, Bandono Salim 
bandon...@gmail.commailto:bandon...@gmail.com menulis:

Dari: Bandono Salim bandon...@gmail.commailto:bandon...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA
Kepada: Iagi iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Rabu, 12 September, 2012, 6:50 AM
Pak Awang, secara teoritis memang akan dijumpai minyak di peg tengah papua. Di 
kartenz sudah terintrusi menghasilkan emas dan tembaga.
Begitu juga di sebelah timurnya.
Apakah akibat intrusi di irian indonesia berpengaruh pada keterdapatan minyak 
di wilayah pegunungan tengah Irian?

Saya pikir baik juga tu minyak di Irian barat (papua indonesia) tidak di 
habiskan sekarang.

Siapa tau persiapan prronil US marinir 25000 di darwin, bertujuan untuk itu, 
selain mengamankan freeport?
Tunggu 2014 saja pak, bisa2 terjadi perubahan status taman nasional. Sehingga 
petr geol dpt explor n exploit di sana.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry(r)

From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.commailto:awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 12 Sep 2012 01:47:39 +0800 (SGT)
To: IAGIiagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id; Forum 
HAGIfo...@hagi.or.idmailto:fo...@hagi.or.id; Geo 
Unpadgeo_un...@yahoogroups.commailto:geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi 
BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.commailto:eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] EKSPLORASI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA



Pegunungan Tengah (Central Ranges) Papua merupakan jalur pegunungan lipatan dan 
sesar paling tinggi di Indonesia dengan gunung-gunungnya menjadi puncak-puncak 
tertinggi di Indonesia, yaitu: Puncak Jaya 5030 mdpl, Puncak Trikora 4730 m, 
Puncak Yamin 4595 m, dan Puncak Mandala 4700 m. Puncak Jaya (Carstensz Pyramid) 
adalah puncak tertinggi di Indonesia, yang bersalju abadi karena ketinggiannya 
di atas tropical snowline 5000 mdpl.

Jalur Pegunungan Tengah Papua di seluruh pulau ini termasuk Papua dan Papua New 
Guinea (PNG) dari Lengguru di Leher Burung sampai ke sebelah timur Port Moresby 
di Ekor Burung, panjangnya hampir 2000 km. Jalur pegunungan ini merupakan 
pegunungan dengan deformasi sangat kuat dibentuk akibat benturan antara tepi 
utara kontinen Australia yang rifted sebagai passive margin dengan busur 
kepulauan di sebelah selatan Samudera Pasifik. Benturan pertama terjadi pada 25 
Ma, Late Oligocene. Pada 15 Ma, Middle Miocene, kemudian dimodifikasi sesar 
mendatar besar, Sesar Sorong di tepi utaranya. Pada Pliocene, 5 Ma sudah 
terangkat sebagai jalur deformasi lipatan dan sesar. Pada Plistosen, 
diperkirakan terjadi inversi pada sesar2ekstensi yang semula ada sebagai 
passive margin di tepi utara kontinen Australia (Hall, 2007).

Sebagian besar area Pegunungan Tengah ini disusun oleh batugamping Paleogen dan 
Neogen Kais/Upper Yawee/Darai serta ofiolit dan melange hasil benturan. 
Keberadaan batugamping membuat pemandangan yang spektakular di seluruh jalur 
pegunungan ini akibat efek karstifikasi, tetapi sekaligus menyulitkan operasi 
perminyakan di wilayah pegunungan tertinggi di Indonesia ini.

Operasi perminyakan? Ya, wilayah Pegunungan Tengah Papua adalah wilayah kaya 
akan kandungan minyak dan gasbumi. Tetapi itu hanya 

Re: [iagi-net-l] Registrasi CPI MGEI-IAGI

2012-09-12 Terurut Topik S. (Daru) Prihatmoko
Abah,

Tentusaja kita akan ke arah sana, semua pemangku kepentingan mesti kita 
rangkul. Saat ini yg tengah diusahakan spt disebut di email pak Zardi adalah 
nyantol-nya system CPI dan KCMI ini ke regulasi pemerintah dan institusi 
investasi (Bapepam, BEI dan perbankan).

Ide awal dari program ini (dirintis sejak jaman Abah jadi Ketum dulu) memang 
agar kita Indonesia punya system sendiri shg tidak harus mengacu ke produk 
negara lain spt JORC, NI Kanada, SAMREC dll. Jadi begitu system CPI dan KCMI 
ini berjalan dan dibutuhkan (diacu) oleh stakeholder pertambangan Indonesia, 
target awal kita tercapai.

Salam - Daru
Sent from my mobile device 2

On Sep 12, 2012, at 1:24 PM, Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com wrote:

 Sdr Arif
 
 Bagaimana hubungan antara CPI IAGI-PERHAPI dengan BNSP (Badan Nasional 
 Sertifikasi Profesi) milik Pemerintah ?
 Saya dengar IATMI sudah conect  dg BNSP .
 
 Mohon infonya.
 
 si Abah 
 
 Fromertif: Arif Zardi Dahlius za...@bdg.centrin.net.id
 To: economicgeol...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id 
 Sent: Wednesday, September 12, 2012 8:53 AM
 Subject: [iagi-net-l] Registrasi CPI MGEI-IAGI
 
 Rekan2 semua ysh,
 
 Hari Selasa kemaren (11.09.12), panitia implementasi Competent Person
 Indonesia (CPI) MGEI-IAGI rapat untuk membahas bagaimana Geologist
 Indonesia bisa menjadi Competent Person Indonesia (CPI) MGEI-IAGI.
 
 Sebelumnya, perlu diketahui CPI ini adalah product bersama antara IAGI
 (dalam hal ini diwakili oleh MGEI) dan PERHAPI. Hasil kerja Komite Bersama
 IAGI-PERHAPI, secara singkat dapat saya gambarkan, adalah terbentuknya
 Kode KCMI 2011 dan bagaimana seseorang bisa menjadi CPI. Jadi nanti ada 2
 jenis CPI, yaitu CPI MGEI-IAGI dan CPI PERHAPI. Dan dalam klasifikasinya
 untuk keahlian CPI ini dibagi menjadi 2, yaitu mineral dan batubara, dan
 levelnya (untuk reporting)  adalah exploration, resource dan reserve.
 
 Hasil kerjasama IAGI-PERHAPI ini, diapresiasi oleh Kementerian ESDM RI
 (cq. Dirjend Minerba), dimana akan keluar PP yang yang mengatur bahwa
 setiap laporan pemegang IUP (Ijin Usaha Pertambangan) baik untuk
 kepentingan publik maupun pemerintah harus dilakukan oleh Competent Person
 Indonesia bentukan IAGI-PERHAPI.
 
 Beberapa kali Komite Bersama IAGI - PERHAPI melakukan audiensi dan
 sosialisasi tentang KCMI dan CPI ini ke beberapa lembaga seperti BEI,
 Bapepam bahwa di Indonesia sudah ada KCMI (mereka selama ini hanya
 mengenal JORC nya Aussie) dan juga agar nantinya CPI ini ter-registrasi di
 Lembaga Keuangan, dan akhirnya reporting seorang CPI diakui oleh otoritas
 keuangan sebagai laporan publik.
 
 
 Anyway,
 Saat ini Panitia Implementasi CPI MGEI-IAGI membuka pendaftaran untuk
 menjadi CPI. Panitia Implementasi akan melakukan verifikasi calon CPI dan
 secara periodik akan mengumumkan siapa yang menjadi CPI MGEI-IAGI.
 
 Untuk periode pertama, CPI MGEI-IAGI diharapkan bisa diumumkan saat Annual
 Meeting MGEI, di Malang tgl 26-27 Nov.
 
 Kepada rekan2 Geologist yang ingin mendaftar sebagai CPI (free
 registration) segera siapkan persyaratannya, dan untuk periode pertama ini
 semua persyaratan ditunggu secepatnya (better sebelum Nov 2012) karena
 pertengahan Nov 2012, Panitia Implementasi KCMI dan CPI MGEI-IAGI akan
 melakukan rapat untuk verifikasi data applicant.
 
 Untuk informasi lengkap dapat dilihat di www.mgei-iagi.org
 
 Demikianlah pengumuman yang bisa disampaikan, segera siapkan diri anda!
 
 Salam,
 
 aZd
 
 
 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
 
 Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
 REGISTER NOW !
 Contact Person:
 Email : pit.iagi.2...@gmail.com
 Phone : +62 82223 222341 (lisa) 
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 For topics not directly related to Geology, users are advised to post the 
 email to: o...@iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
 IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or 
 indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of 
 use, data or 

[iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED

2012-09-12 Terurut Topik Awang Satyana


Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan 
dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. 
Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal 
terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal 
bernama Wallacea dan yang terkait.

Judul di atas adalah judul utama makalah saya yang dipublikasi dan 
dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di 
Makassar, dengan subjudul Geologic Controls on Biogeographic Wallace#39;s 
Line. Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat 
Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya 
di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita.  Di sana pada 
waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait membicarakan 
wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang ke pertemuan 
itu walaupun diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di 
Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan 
sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. 
Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 
2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds
 Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace#39;s Line).

Semua orang tahu yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang 
berada memanjang utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan 
sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace 
fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini 
fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun 
1863, namanya tentu tak asing lagi berasal dari Alfred Russel Wallace, seorang 
naturalis besar Inggris  yang pernah menjelajah Nusantara pada 1854-1862.

Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi 
sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam 
suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace 
mengajukan sebuah paper berjudul On the Zoological Geography of the Malay 
Archipelago, dan dia berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan 
dengan geologi. Facts such as these (biological diversity) can only be 
explained by a bold acceptance of vast changes in the surface of the earth.  
Apa yang ditulis Wallace ini kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya 
Kepulauan Indonesia sendiri sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian 
dari Indonesia Barat yang kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur 
sejak Neogen.

Wallacea adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah 
yang meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan 
flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke Australian, dan sebaliknya. Daerah 
Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh Garis Wallace, dan di sebelah timur 
oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber adalah garis kesetimbangan fauna, 
tempat fauna Asiatik dan Australian sama proporsinya, yaitu  50 : 50. Garis 
Weber terdapat di tengah anatara Haris Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis 
ini mempunyai arti geologi. Saat ini, Garis Wallace sejajar dengan akhir batas 
Kuarter Sundaland di sebelah timur, sedangkan Garis Lydekker mengikuti batas 
barat Sahul Land.

Sekarang kita lihat Sulawesi. Sulawesi secara tektonik merupakan wilayah yang 
disusun oleh benturan dua #39;dunia#39; atau massa kerak benua yaitu : 
Sundaland, yang menyusun Sulawesi Barat dan Australoid, yang menyusun sebagian 
Sulawesi sebelah timur (Banggai-Sula)  dan tenggara (Buton). Terjepit di 
tengahnya adalah kerak oseanik yang kini menjadi ofiolit. Pola-pola tektonik 
benturan, distribusi daratan dan lautan akibat proses amalgamasi Sulawesi ini 
akan memengaruhi penghunian Sulawesi oleh fauna asal Asia dan asal Australia.

Biota Sulawesi beragam mencerminkan afinitas dengan Asia dan Australia (Whitten 
et al, 2002), seperti terjadi dua benturan fauna dari Asia dan Australia 
seperti juga dicerminkan pada proses pembentukan Sulawesi. Semua mamalia 
Sulawesi yang berplasenta betasalmdari Sundaic, sedangkan yang 
berkantung/marsupiala berasal dari afinitas Australia. Tetapi variasi jenis 
fauna di Sulawesi kalah dengan variasi jenis di tempat2 asalnya yaitu di 
Sundaland dan Australia atau Papua New Guinea. Yang khas dari Sulawesi adalah 
tingkat endemisme (kekhasan, hanya ada di tempat itu) yang tinggi karena pulau 
ini terisolasi dari benua pemasok utamanya. Dari semua mamalia  di Sulawesi, 62 
% merupakan spesies endemik. 19 dari 25 spesies amfibi, 13 dari 40 spesies 
kadal, 15 dari 64 spesies ular adalah endemik dengan genus monotypic, juga 
seperempat dari 328 spesies burung adalah endemik (Whitten et al., 2002).

Di samping itu, island dwarfism juga adalah efek isolasi Sulawesi yang 
menyebabkan 

Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED

2012-09-12 Terurut Topik Bandono Salim
Terimakasih, yang pernah saya jumpai di hutan sultra, anoa sama monyet hitam 
ekor pendek. 
Waktu ekspedisi sultra dgn pertamina th 1969 bersama Abah Yanto.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Thu, 13 Sep 2012 01:14:32 
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Geo 
Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi 
BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED


Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan 
dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. 
Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal 
terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal 
bernama Wallacea dan yang terkait.

Judul di atas adalah judul utama makalah saya yang dipublikasi dan 
dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di 
Makassar, dengan subjudul Geologic Controls on Biogeographic Wallace#39;s 
Line. Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat 
Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya 
di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita.  Di sana pada 
waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait membicarakan 
wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang ke pertemuan 
itu walaupun diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di 
Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan 
sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. 
Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 
2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds
 Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace#39;s Line).

Semua orang tahu yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang 
berada memanjang utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan 
sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace 
fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini 
fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun 
1863, namanya tentu tak asing lagi berasal dari Alfred Russel Wallace, seorang 
naturalis besar Inggris  yang pernah menjelajah Nusantara pada 1854-1862.

Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi 
sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam 
suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace 
mengajukan sebuah paper berjudul On the Zoological Geography of the Malay 
Archipelago, dan dia berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan 
dengan geologi. Facts such as these (biological diversity) can only be 
explained by a bold acceptance of vast changes in the surface of the earth.  
Apa yang ditulis Wallace ini kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya 
Kepulauan Indonesia sendiri sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian 
dari Indonesia Barat yang kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur 
sejak Neogen.

Wallacea adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah 
yang meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan 
flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke Australian, dan sebaliknya. Daerah 
Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh Garis Wallace, dan di sebelah timur 
oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber adalah garis kesetimbangan fauna, 
tempat fauna Asiatik dan Australian sama proporsinya, yaitu  50 : 50. Garis 
Weber terdapat di tengah anatara Haris Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis 
ini mempunyai arti geologi. Saat ini, Garis Wallace sejajar dengan akhir batas 
Kuarter Sundaland di sebelah timur, sedangkan Garis Lydekker mengikuti batas 
barat Sahul Land.

Sekarang kita lihat Sulawesi. Sulawesi secara tektonik merupakan wilayah yang 
disusun oleh benturan dua #39;dunia#39; atau massa kerak benua yaitu : 
Sundaland, yang menyusun Sulawesi Barat dan Australoid, yang menyusun sebagian 
Sulawesi sebelah timur (Banggai-Sula)  dan tenggara (Buton). Terjepit di 
tengahnya adalah kerak oseanik yang kini menjadi ofiolit. Pola-pola tektonik 
benturan, distribusi daratan dan lautan akibat proses amalgamasi Sulawesi ini 
akan memengaruhi penghunian Sulawesi oleh fauna asal Asia dan asal Australia.

Biota Sulawesi beragam mencerminkan afinitas dengan Asia dan Australia (Whitten 
et al, 2002), seperti terjadi dua benturan fauna dari Asia dan Australia 
seperti juga dicerminkan pada proses pembentukan Sulawesi. Semua mamalia 
Sulawesi yang berplasenta betasalmdari Sundaic, sedangkan yang 
berkantung/marsupiala berasal dari afinitas Australia. Tetapi variasi jenis 
fauna di Sulawesi kalah dengan variasi jenis di tempat2 asalnya yaitu di 
Sundaland dan Australia 

Bls: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED

2012-09-12 Terurut Topik Awang Satyana
Ya Pak Bandono, monyet hitam di Minahasa Sultra (Macaca nigra) itu adalah 
bentuk paling terspesialkan karena isolasi paling tinggi dari sepupunya di 
Sulawesi Selatan yang lebih umum, Macaca maura, atau bentuk paling umumnya 
seperti di Sumatara dan Jawa (Macaca nemestrina). Dalam kasus sebaran monyet 
hitam, kita bisa melihat efek isolasi pulau terhadap variasi jenis (teori 
island biogeography E.O. Wilson 1989). Dan anoa yang Pak Bandono temukan di 
Sultra adalah anoa dataran rendah (Bubalus depresicionis) yang badannya sedikit 
lebih besar dibandingkan dengan anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) yang hanya 
hidup di pegunungan2 Sulawesi Barat.

Salam,
Awang

[iagi-net-l] Re: [eksplorasi_BPMIGAS] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED

2012-09-12 Terurut Topik nugrahanip

Terima kasih banyak, atas kiriman tulisan2nya yang mencerahkan, Awang.


Salam,
Nuning


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Sender: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Date: Thu, 13 Sep 2012 01:14:32 
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Geo 
Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi 
BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Reply-To: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Subject: [eksplorasi_BPMIGAS] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED



Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan 
dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. 
Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal 
terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal 
bernama Wallacea dan yang terkait.

Judul di atas adalah judul utama makalah saya yang dipublikasi dan 
dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di 
Makassar, dengan subjudul Geologic Controls on Biogeographic Wallace#39;s 
Line. Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat 
Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya 
di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita.  Di sana pada 
waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait membicarakan 
wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang ke pertemuan 
itu walaupun diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di 
Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan 
sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. 
Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 
2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds
 Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace#39;s Line).

Semua orang tahu yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang 
berada memanjang utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan 
sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace 
fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini 
fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun 
1863, namanya tentu tak asing lagi berasal dari Alfred Russel Wallace, seorang 
naturalis besar Inggris  yang pernah menjelajah Nusantara pada 1854-1862.

Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi 
sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam 
suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace 
mengajukan sebuah paper berjudul On the Zoological Geography of the Malay 
Archipelago, dan dia berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan 
dengan geologi. Facts such as these (biological diversity) can only be 
explained by a bold acceptance of vast changes in the surface of the earth.  
Apa yang ditulis Wallace ini kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya 
Kepulauan Indonesia sendiri sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian 
dari Indonesia Barat yang kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur 
sejak Neogen.

Wallacea adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah 
yang meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan 
flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke Australian, dan sebaliknya. Daerah 
Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh Garis Wallace, dan di sebelah timur 
oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber adalah garis kesetimbangan fauna, 
tempat fauna Asiatik dan Australian sama proporsinya, yaitu  50 : 50. Garis 
Weber terdapat di tengah anatara Haris Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis 
ini mempunyai arti geologi. Saat ini, Garis Wallace sejajar dengan akhir batas 
Kuarter Sundaland di sebelah timur, sedangkan Garis Lydekker mengikuti batas 
barat Sahul Land.

Sekarang kita lihat Sulawesi. Sulawesi secara tektonik merupakan wilayah yang 
disusun oleh benturan dua #39;dunia#39; atau massa kerak benua yaitu : 
Sundaland, yang menyusun Sulawesi Barat dan Australoid, yang menyusun sebagian 
Sulawesi sebelah timur (Banggai-Sula)  dan tenggara (Buton). Terjepit di 
tengahnya adalah kerak oseanik yang kini menjadi ofiolit. Pola-pola tektonik 
benturan, distribusi daratan dan lautan akibat proses amalgamasi Sulawesi ini 
akan memengaruhi penghunian Sulawesi oleh fauna asal Asia dan asal Australia.

Biota Sulawesi beragam mencerminkan afinitas dengan Asia dan Australia (Whitten 
et al, 2002), seperti terjadi dua benturan fauna dari Asia dan Australia 
seperti juga dicerminkan pada proses pembentukan Sulawesi. Semua mamalia 
Sulawesi yang berplasenta betasalmdari Sundaic, sedangkan yang 
berkantung/marsupiala berasal dari afinitas Australia. Tetapi variasi jenis 
fauna di Sulawesi kalah dengan variasi jenis di tempat2 asalnya yaitu di 
Sundaland dan Australia atau 

Re: Bls: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED

2012-09-12 Terurut Topik Bandono Salim
Terimakasih, ruar biasa ilmu hayatnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Thu, 13 Sep 2012 02:15:24 
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
Ya Pak Bandono, monyet hitam di Minahasa Sultra (Macaca nigra) itu adalah 
bentuk paling terspesialkan karena isolasi paling tinggi dari sepupunya di 
Sulawesi Selatan yang lebih umum, Macaca maura, atau bentuk paling umumnya 
seperti di Sumatara dan Jawa (Macaca nemestrina). Dalam kasus sebaran monyet 
hitam, kita bisa melihat efek isolasi pulau terhadap variasi jenis (teori 
island biogeography E.O. Wilson 1989). Dan anoa yang Pak Bandono temukan di 
Sultra adalah anoa dataran rendah (Bubalus depresicionis) yang badannya sedikit 
lebih besar dibandingkan dengan anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) yang hanya 
hidup di pegunungan2 Sulawesi Barat.

Salam,
Awang


Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED

2012-09-12 Terurut Topik git sulistiono
mas Awang, kalau asal-usul Stegodon yg hidup di Flores bagaimana? Menarik 
sekali bahwa di hampir semua pelosok Flores gading gajah merupakan status 
symbol dan menjadi salah satu maskawin yg amat dihargai
 
salam
Prianggito
 


 From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, 13 September 2012 3:14 AM
Subject: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
  
Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan 
dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. 
Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal 
terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal 
bernama Wallacea dan yang terkait.Judul di atas adalah judul utama makalah saya 
yang dipublikasi dan dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI 
tahun 2011 di Makassar, dengan subjudul Geologic Controls on Biogeographic 
Wallace's Line. Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang 
diangkat Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan 
seminarnya di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita.  Di 
sana pada waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait 
membicarakan wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang 
ke pertemuan itu walaupun
 diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di Indonesia, di 
Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan sekarang saya 
ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. Makalah 
lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 2011 
(Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds Collided-Geologic Controls on 
Biogeographic Wallace's Line).Semua orang tahu yang disebut dengan Garis 
Wallace, yaitu garis khayal yang berada memanjang utara-selatan dari Selat 
Makassar ke Selat Lombok, berperan sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke 
sebelah barat dari garis Wallace fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), 
ke sebelah timur dari garis ini fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis 
Wallace ini pertama disebut tahun 1863, namanya tentu tak asing lagi berasal 
dari Alfred Russel Wallace, seorang naturalis besar Inggris  yang pernah 
menjelajah Nusantara pada 1854-1862.Garis Wallace adalah
 garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi sejak awal Raffles 
memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam suatu pertemuan di 
Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace mengajukan sebuah paper 
berjudul On the Zoological Geography of the Malay Archipelago, dan dia 
berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan dengan geologi. Facts 
such as these (biological diversity) can only be explained by a bold acceptance 
of vast changes in the surface of the earth.  Apa yang ditulis Wallace ini 
kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya Kepulauan Indonesia sendiri 
sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian dari Indonesia Barat yang 
kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur sejak Neogen.Wallacea 
adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah yang 
meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan 
flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke
 Australian, dan sebaliknya. Daerah Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh 
Garis Wallace, dan di sebelah timur oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber 
adalah garis kesetimbangan fauna, tempat fauna Asiatik dan Australian sama 
proporsinya, yaitu  50 : 50. Garis Weber terdapat di tengah anatara Haris 
Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis ini mempunyai arti geologi. Saat ini, 
Garis Wallace sejajar dengan akhir batas Kuarter Sundaland di sebelah timur, 
sedangkan Garis Lydekker mengikuti batas barat Sahul Land.Sekarang kita lihat 
Sulawesi. Sulawesi secara tektonik merupakan wilayah yang disusun oleh benturan 
dua 'dunia' atau massa kerak benua yaitu : Sundaland, yang menyusun Sulawesi 
Barat dan Australoid, yang menyusun sebagian Sulawesi sebelah timur 
(Banggai-Sula)  dan tenggara (Buton). Terjepit di tengahnya adalah kerak 
oseanik yang kini menjadi ofiolit. Pola-pola tektonik benturan, distribusi 
daratan dan lautan akibat proses amalgamasi Sulawesi
 ini akan memengaruhi penghunian Sulawesi oleh fauna asal Asia dan asal 
Australia.Biota Sulawesi beragam mencerminkan afinitas dengan Asia dan 
Australia (Whitten et al, 2002), seperti terjadi dua benturan fauna dari Asia 
dan Australia seperti juga dicerminkan pada proses pembentukan Sulawesi. Semua 
mamalia Sulawesi yang berplasenta betasalmdari Sundaic, sedangkan yang 
berkantung/marsupiala berasal dari afinitas Australia. Tetapi variasi jenis 
fauna di Sulawesi kalah dengan variasi jenis di tempat2 asalnya yaitu di 
Sundaland dan 

RE: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED

2012-09-12 Terurut Topik Agus
Kalau cerita gading Gajah di Flores...menurut penduduk setempat peninggalan
era PORTUGIS,

 kalau melihat gading gajah itu  gede-gede mungkin dibawa dari Africa sana,
diwariskan turun temurun... , 

PORTUGIS dan orang Eropa kan biasa berburu juga di Africahe..he...

 

Agus

 

From: git sulistiono [mailto:git_m...@yahoo.com] 
Sent: 12 September 2012 16:31
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED

 

mas Awang, kalau asal-usul Stegodon yg hidup di Flores bagaimana? Menarik
sekali bahwa di hampir semua pelosok Flores gading gajah merupakan status
symbol dan menjadi salah satu maskawin yg amat dihargai

 

salam

Prianggito

 

From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad
geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, 13 September 2012 3:14 AM
Subject: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED


Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu
kawan-kawan dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di
Sulawesi. Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya
menanyakan hal-hal terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang
wilayah yang terkenal bernama Wallacea dan yang terkait.Judul di atas adalah
judul utama makalah saya yang dipublikasi dan dipresentasikan di pertemuan
ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di Makassar, dengan subjudul
Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line. Beberapa tahun
sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat Research Group of SE
Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya di Inggris,
sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita.  Di sana pada waktu itu
berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait membicarakan wilayah
Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang ke pertemuan itu
walaupun diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di
Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia.
Dan sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman
terinformasikan. Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint
Convention Makassar 2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds
Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line).Semua orang tahu
yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang berada memanjang
utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan sebagai garis
pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace fauna
didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini fauna
didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun
1863, namanya tentu tak asing lagi berasal dari Alfred Russel Wallace,
seorang naturalis besar Inggris  yang pernah menjelajah Nusantara pada
1854-1862.Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya
biogeografi, tetapi sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini
adalah geologi. Dalam suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3
November 1859, Wallace mengajukan sebuah paper berjudul On the Zoological
Geography of the Malay Archipelago, dan dia berkata soal biodiversity
Indonesia ini punya hubungan dengan geologi. Facts such as these
(biological diversity) can only be explained by a bold acceptance of vast
changes in the surface of the earth.  Apa yang ditulis Wallace ini kita
tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya Kepulauan Indonesia sendiri
sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian dari Indonesia Barat yang
kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur sejak Neogen.Wallacea
adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah yang
meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan
flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke Australian, dan sebaliknya. Daerah
Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh Garis Wallace, dan di sebelah timur
oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber adalah garis kesetimbangan fauna,
tempat fauna Asiatik dan Australian sama proporsinya, yaitu  50 : 50. Garis
Weber terdapat di tengah anatara Haris Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga
garis ini mempunyai arti geologi. Saat ini, Garis Wallace sejajar dengan
akhir batas Kuarter Sundaland di sebelah timur, sedangkan Garis Lydekker
mengikuti batas barat Sahul Land.Sekarang kita lihat Sulawesi. Sulawesi
secara tektonik merupakan wilayah yang disusun oleh benturan dua 'dunia'
atau massa kerak benua yaitu : Sundaland, yang menyusun Sulawesi Barat dan
Australoid, yang menyusun sebagian Sulawesi sebelah timur (Banggai-Sula)
dan tenggara (Buton). Terjepit di tengahnya adalah kerak oseanik yang kini
menjadi ofiolit. Pola-pola tektonik benturan, distribusi daratan dan lautan
akibat proses amalgamasi Sulawesi ini akan memengaruhi penghunian Sulawesi
oleh fauna asal Asia dan asal Australia.Biota Sulawesi beragam mencerminkan
afinitas dengan Asia dan Australia (Whitten et al, 2002), 

Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED

2012-09-12 Terurut Topik git sulistiono
Kayanya masih ada Pak, fosil Mastodon (bukan Stegodon) yg ditemukan di 
kabupaten Ngada masih bisa dilihat di museum Blikon Blewut di dekat Maumere
 
salam
Prianggito
 


 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: Iagi iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, 13 September 2012 11:16 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
  
 
Jadi gak ada hub dengan gajah kerdil kisah wallacea, yaa.
Powered by Telkomsel BlackBerry®



From:  Agus laesa...@gf.itb.ac.id 
Date: Thu, 13 Sep 2012 08:15:18 -0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: RE: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
 
Kalau cerita gading Gajah di Flores...menurut penduduk setempat
peninggalan era PORTUGIS, 
 kalau melihat gading gajah itu  gede-gede mungkin dibawa dari
Africa sana, diwariskan turun temurun... ,  
PORTUGIS dan orang Eropa kan biasa berburu juga di Africahe..he... 
  
Agus 
  
From:git sulistiono [mailto:git_m...@yahoo.com] 
Sent: 12 September 2012 16:31
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED   
  
mas Awang, kalau asal-usul
Stegodon yg hidup di Flores bagaimana? Menarik sekali bahwa di hampir semua
pelosok Flores gading gajah merupakan status symbol dan menjadi salah satu
maskawin yg amat dihargai  
   
salam  
Prianggito  
   
From:Awang
Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com;
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, 13 September 2012 3:14 AM
Subject: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED  
Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan 
dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. 
Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal 
terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal 
bernama Wallacea dan yang terkait.Judul di atas adalah judul utama makalah saya 
yang dipublikasi dan dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI 
tahun 2011 di Makassar, dengan subjudul Geologic Controls on Biogeographic 
Wallace's Line. Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang 
diangkat Research Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan 
seminarnya di Inggris, sehingga yang datang ke sana tak banyak dari kita.  Di 
sana pada waktu itu berkumpul para ahli geologi, biologi dan yang terkait 
membicarakan wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya sendiri tak datang 
ke pertemuan itu walaupun
 diundang. Saya pikir saya lebih baik mempresentasikannya di Indonesia, di 
Sulawesi, di Makassar dan didengarkan banyak orang Indonesia. Dan sekarang saya 
ingin menuliskan ringkasannya agar banyak teman terinformasikan. Makalah 
lengkapnya ada di proceedings pertemuan JCM - Joint Convention Makassar 2011 
(Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds Collided-Geologic Controls on 
Biogeographic Wallace's Line).Semua orang tahu yang disebut dengan Garis 
Wallace, yaitu garis khayal yang berada memanjang utara-selatan dari Selat 
Makassar ke Selat Lombok, berperan sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke 
sebelah barat dari garis Wallace fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), 
ke sebelah timur dari garis ini fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis 
Wallace ini pertama disebut tahun 1863, namanya tentu tak asing lagi berasal 
dari Alfred Russel Wallace, seorang naturalis besar Inggris  yang pernah 
menjelajah Nusantara pada 1854-1862.Garis Wallace adalah
 garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi sejak awal Raffles 
memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam suatu pertemuan di 
Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace mengajukan sebuah paper 
berjudul On the Zoological Geography of the Malay Archipelago, dan dia 
berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan dengan geologi. Facts 
such as these (biological diversity) can only be explained by a bold acceptance 
of vast changes in the surface of the earth.  Apa yang ditulis Wallace ini 
kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya Kepulauan Indonesia sendiri 
sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian dari Indonesia Barat yang 
kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur sejak Neogen.Wallacea 
adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah yang 
meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan 
flora) bertransisi dari tipe Asiatic ke
 Australian, dan sebaliknya. Daerah Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh 
Garis Wallace, dan di sebelah timur oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber 
adalah garis kesetimbangan fauna, tempat fauna Asiatik dan Australian sama 
proporsinya, yaitu  50 : 50. Garis Weber terdapat di tengah anatara Haris 
Wallace dan Garis Lydekker. Ketiga garis ini mempunyai arti geologi. Saat ini, 
Garis 

Re: Bls: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED

2012-09-12 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Logika saya , binatang berkaki empat yang hidup di pegunungan akn cenderung 
untuk memiliki kaki depan lebih pendek (apa iya ya ?) , jadi apakah ada alasan 
ilmiah mengapa anoa seperti itu hidup difataran  rendah ?

si Abah



 From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, September 13, 2012 1:15 AM
Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED
 

Ya Pak Bandono, monyet hitam di Minahasa Sultra (Macaca nigra) itu adalah 
bentuk paling terspesialkan karena isolasi paling tinggi dari sepupunya di 
Sulawesi Selatan yang lebih umum, Macaca maura, atau bentuk paling umumnya 
seperti di Sumatara dan Jawa (Macaca nemestrina). Dalam kasus sebaran monyet 
hitam, kita bisa melihat efek isolasi pulau terhadap variasi jenis (teori 
island biogeography E.O. Wilson 1989). Dan anoa yang Pak Bandono temukan di 
Sultra adalah anoa dataran rendah (Bubalus depresicionis) yang badannya sedikit 
lebih besar dibandingkan dengan anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) yang hanya 
hidup di pegunungan2 Sulawesi Barat.

Salam,
Awang 




 From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com; 
To:  Iagi iagi-net@iagi.or.id; 
Subject:  Re: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED 
Sent:  Wed, Sep 12, 2012 5:37:12 PM 
 

Terimakasih, yang pernah saya jumpai di hutan sultra, anoa sama monyet hitam 
ekor pendek. 
Waktu ekspedisi sultra dgn pertamina th 1969 bersama Abah Yanto.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com 
Date: Thu, 13 Sep 2012 01:14:32 +0800 (SGT)
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Geo 
Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi 
BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] SULAWESI: WHERE TWO WORLDS COLLIDED



Bulan lalu, Pak Rovicky, Presiden IAGI, meminta saya untuk membantu kawan-kawan 
dari Ekspedisi Cincin Api Kompas dalam melakukan ekspedisinya di Sulawesi. 
Kawan2 Kompas tersebut telah beberapa kali menghubungi saya menanyakan hal-hal 
terkait geologi dan tektonik Sulawesi, terutama tentang wilayah yang terkenal 
bernama Wallacea dan yang terkait.

Judul di atas adalah judul utama makalah saya yang dipublikasi dan 
dipresentasikan di pertemuan ilmiah tahunan IAGI dan HAGI tahun 2011 di 
Makassar, dengan subjudul Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line. 
Beberapa tahun sebelumnya, tema ini pernah menjadi tema yang diangkat Research 
Group of SE Asia di bawah Prof. Robert Hall yang mengadakan seminarnya di 
Inggris, sehingga
 yang datang ke sana tak banyak dari kita.  Di sana pada waktu itu berkumpul 
para ahli geologi, biologi
 dan yang terkait membicarakan wilayah Indonesia yang sangat menarik ini. Saya 
sendiri tak datang ke pertemuan itu walaupun diundang. Saya pikir saya lebih 
baik mempresentasikannya di Indonesia, di Sulawesi, di Makassar dan didengarkan 
banyak orang Indonesia. Dan sekarang saya ingin menuliskan ringkasannya agar 
banyak teman terinformasikan. Makalah lengkapnya ada di proceedings pertemuan 
JCM - Joint Convention Makassar 2011 (Satyana, 2011, Sulawesi: Where Two Worlds 
Collided-Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line).

Semua orang tahu yang disebut dengan Garis Wallace, yaitu garis khayal yang 
berada memanjang utara-selatan dari Selat Makassar ke Selat Lombok, berperan 
sebagai garis pembatas penyebaran fauna. Ke sebelah barat dari garis Wallace 
fauna didominasi oleh tipe2 Oriental (Asia), ke sebelah timur dari garis ini 
fauna didominasi oleh tipe2 Australian. Garis Wallace ini pertama disebut tahun 
1863, namanya tentu tak asing lagi
 berasal dari Alfred Russel Wallace, seorang naturalis besar Inggris  yang 
pernah menjelajah Nusantara pada 1854-1862.

Garis Wallace adalah garis biologi atau lebih tepatnya biogeografi, tetapi 
sejak awal Raffles memikirkan bahwa penyebab garis ini adalah geologi. Dalam 
suatu pertemuan di Linnean Society di London pada 3 November 1859, Wallace 
mengajukan sebuah paper berjudul On the Zoological Geography of the Malay 
Archipelago, dan dia berkata soal biodiversity Indonesia ini punya hubungan 
dengan geologi. Facts such as these (biological diversity) can only be 
explained by a bold acceptance of vast changes in the surface of the earth.  
Apa yang ditulis Wallace ini kita tahu sekarang berhubungan dengan terbentuknya 
Kepulauan Indonesia sendiri sebagai akibat amalgamasi, penyusunan oleh bagian 
dari Indonesia Barat yang kemudian bertemu dengan bagian dari Indonesia Timur 
sejak Neogen.

Wallacea
 adalah nama yang diberikan untuk
 wilayah di Indonesia bagian tengah yang meliputi Sulawesi, sebagian Nusa 
Tenggara dan Halmahera, tempat fauna (dan flora) bertransisi dari tipe Asiatic 
ke Australian, dan sebaliknya. Daerah Wallacea dibatasi di sebelah barat oleh 
Garis Wallace, dan di sebelah timur oleh Garis Lydekker. Sementara garis Weber 
adalah garis kesetimbangan 

[iagi-net-l] REGISTER NOW !! 41st IAGI ANNUAL CONVENTION and EXHIBITION MELIA PUROSANI HOTEL, YOGYAKARTA, 17-20 September 2012

2012-09-12 Terurut Topik iagi
 

Register NOW !

41st IAGI ANNUAL CONVENTION and EXHIBITION

MELIA PUROSANI HOTEL, YOGYAKARTA, 17-20 September 2012

GEOLOGY LIVING WITH HARMONY

 

 

ICE BREAKER NIGHT Opening Ceremony  (17 September 2012)

*   1.   Opening Speaker : Sri Sultan Hamengku Buwono X

 

SPECIAL TOPICS (18 September 2012)

*   1.Prof. Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro (Ministry of Defense and
Security)
*   2.  Dr. R. Sukhyar (Head of Geological Agency)

*   3.Andi Arif (Staff Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan
Kebencanaan)

 

PANEL DISCUSSION (18 September 2012)

*   1.   Dr. Syamsul Maarif, M.Si (Head of BNPB - Badan Nasional
Penanggulangan Bencana)
*   2.   Dr. Danny Hilman Natawidjaja (Reseacher at LIPI - Indonesia
Institute of Science)

*   3.Dr Andang Bachtiar (PT ETTI, PT GDA)

 

FIELD TRIP 

1.  Pre-Convention Fieldtrip (17 September 2012)
Jogjakarta Geoheritage  The Lifetime of an Ancient Volcanic Arc in Java

Instructor: Dr C Prasetyadi
Routes: Yogyakarta-Berbah-Candi
Ijo-Sekarbolo-Watuprau-Jurangjero-Nglipar-Sambipitu-Nglanggran-Pathuk-Yogyak
arta

2.  Post-Convention Fieldtrip (21-22 September 2012)
Exploring the Newly-Discovered Eocene Rock in Banjarnegara and its
Geological Significance

Instructor : Dr C Prasetyadi 
Day 1 : Yogyakarta-Nanggulan-Karangsambung-Purwokerto. 

Day 2: Purwokerto-Banjarnegara-Bulukuning-Yogyakarta.

 

COURSES (Pre and Post Convention)

1.  Volcanology: Basic Volcanology, Eruption Processes and Products,
Volcanic Facies, and Related Mineralization (CLOSED- SOLD OUT)

 

2. Carbonate Sedimentation and Reservoir (21-22 September 2012)

Day 1 : Seminar Room  Petrography Lab - Department of Geology UPN
Yogyakarta

Day 2 : Wonosari Field Trip 

Instructor: Dr. Premonowati, M.T and Ir. Budianto Toha, M.Sc.

 

3. GIS and Remote Sensing for Geology (Grand Hyatt Hotel, 21-25 September
2012)

  Instuctors: Dr. Lucas Donny Setiadji, Dr. Agung Setianto, instructor from
ESRI

 

4. Karst Geohydrography (Melia Purosani Hotel, 21 September 2012)

   Instructor: Prof. Dr. Sari Bahagiarti, M.Sc

 

5. Geology for Non Geologist (21-22 September 2012)

Day 1 : IST Akprind Campus/Melia Purosani Hotel

Day 2 : Field Trip

Instructor : Dr. Sri Mulyaningsih, S.T, M.T

 . 

TECHNICAL SESSION (18-20 September 2012)

151 papers of Oral presentation (109 professionals, 42 students) and 40
posters 

 

EXTRA EVENTS

IAGI GOLF Monday, 17th September 2012 

Venue : Merapi Golf Course Yogyakarta 

Shot Gun : 06:30 WIB sharp 

Participants : IAGI members and partners` 

Registration : Ardina Angreini (DINA) HP: 0815-8378-256 

Office : 021-392-0444 (PT. Suma Sarana) 

Fax : 021-391-5544 (PT. Suma Sarana) 

Email: ardina.anggre...@sumasarana.com or avi7.avia...@gmail.com

 

LADIES PROGRAM (18 September 2012)

For our spouse and family to visit ullen sentalu Javanese Culture and art
Museum, Prambanan, Javanese culinary, and Taman Sari.  

 

EXHIBITION (18-20 September 2012)

Company and institution booth at Melia Purosani Hotel, Yogyakarta

 

CLOSING CEREMONY (20 September 2012)

Best Paper, Best Presenter and Best Poster Awards.

Photography contest !

 

REGISTER NOW ! 

Contact Person:

Email : pit.iagi.2...@gmail.com

Phone : +62 tel:%2B62%2082223%20222341  82223 222341 (Lisa) 

 

Visit us at our Website : http://pit-iagi2012.com/

Register here : http://pit-iagi2012.com/registration/registration-form/

 

 

 

 



Jadwal-Technical-Session-PIT-IAGI.xlsx
Description: application/vnd.openxmlformats-officedocument.spreadsheetml.sheet

PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct 

[iagi-net-l] REGISTER NOW !! 41st IAGI ANNUAL CONVENTION and EXHIBITION MELIA PUROSANI HOTEL, YOGYAKARTA, 17-20 September 2012

2012-09-12 Terurut Topik iagi
Register NOW !

41st IAGI ANNUAL CONVENTION and EXHIBITION

MELIA PUROSANI HOTEL, YOGYAKARTA, 17-20 September 2012

GEOLOGY LIVING WITH HARMONY

 

 

ICE BREAKER NIGHT Opening Ceremony  (17 September 2012)

*   1.   Opening Speaker : Sri Sultan Hamengku Buwono X

 

SPECIAL TOPICS (18 September 2012)

*   1.Prof. Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro (Ministry of Defense and
Security)
*   2.  Dr. R. Sukhyar (Head of Geological Agency)

*   3.Andi Arif (Staff Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan
Kebencanaan)

 

PANEL DISCUSSION (18 September 2012)

*   1.   Dr. Syamsul Maarif, M.Si (Head of BNPB - Badan Nasional
Penanggulangan Bencana)
*   2.   Dr. Danny Hilman Natawidjaja (Reseacher at LIPI - Indonesia
Institute of Science)

*   3.Dr Andang Bachtiar (PT ETTI, PT GDA)

 

FIELD TRIP 

1.  Pre-Convention Fieldtrip (17 September 2012)
Jogjakarta Geoheritage  The Lifetime of an Ancient Volcanic Arc in Java

Instructor: Dr C Prasetyadi
Routes: Yogyakarta-Berbah-Candi
Ijo-Sekarbolo-Watuprau-Jurangjero-Nglipar-Sambipitu-Nglanggran-Pathuk-Yogyak
arta

2.  Post-Convention Fieldtrip (21-22 September 2012)
Exploring the Newly-Discovered Eocene Rock in Banjarnegara and its
Geological Significance

Instructor : Dr C Prasetyadi 
Day 1 : Yogyakarta-Nanggulan-Karangsambung-Purwokerto. 

Day 2: Purwokerto-Banjarnegara-Bulukuning-Yogyakarta.

 

COURSES (Pre and Post Convention)

1.  Volcanology: Basic Volcanology, Eruption Processes and Products,
Volcanic Facies, and Related Mineralization (CLOSED- SOLD OUT)

 

2. Carbonate Sedimentation and Reservoir (21-22 September 2012)

Day 1 : Seminar Room  Petrography Lab - Department of Geology UPN
Yogyakarta

Day 2 : Wonosari Field Trip 

Instructor: Dr. Premonowati, M.T and Ir. Budianto Toha, M.Sc.

 

3. GIS and Remote Sensing for Geology (Grand Hyatt Hotel, 21-25 September
2012)

  Instuctors: Dr. Lucas Donny Setiadji, Dr. Agung Setianto, instructor from
ESRI

 

4. Karst Geohydrography (Melia Purosani Hotel, 21 September 2012)

   Instructor: Prof. Dr. Sari Bahagiarti, M.Sc

 

5. Geology for Non Geologist (21-22 September 2012)

Day 1 : IST Akprind Campus/Melia Purosani Hotel

Day 2 : Field Trip

Instructor : Dr. Sri Mulyaningsih, S.T, M.T

 . 

TECHNICAL SESSION (18-20 September 2012)

151 papers of Oral presentation (109 professionals, 42 students) and 40
posters 

 

EXTRA EVENTS

IAGI GOLF Monday, 17th September 2012 

Venue : Merapi Golf Course Yogyakarta 

Shot Gun : 06:30 WIB sharp 

Participants : IAGI members and partners` 

Registration : Ardina Angreini (DINA) HP: 0815-8378-256 

Office : 021-392-0444 (PT. Suma Sarana) 

Fax : 021-391-5544 (PT. Suma Sarana) 

Email: ardina.anggre...@sumasarana.com or avi7.avia...@gmail.com

 

LADIES PROGRAM (18 September 2012)

For our spouse and family to visit ullen sentalu Javanese Culture and art
Museum, Prambanan, Javanese culinary, and Taman Sari.  

 

EXHIBITION (18-20 September 2012)

Company and institution booth at Melia Purosani Hotel, Yogyakarta

 

CLOSING CEREMONY (20 September 2012)

Best Paper, Best Presenter and Best Poster Awards.

Photography contest !

 

REGISTER NOW ! 

Contact Person:

Email : pit.iagi.2...@gmail.com

Phone : +62 tel:%2B62%2082223%20222341  82223 222341 (Lisa) 

 

Visit us at our Website : http://pit-iagi2012.com/

Register here : http://pit-iagi2012.com/registration/registration-form/

 

 

 

 



Jadwal-Technical-Session-PIT-IAGI.xlsx
Description: application/vnd.openxmlformats-officedocument.spreadsheetml.sheet

PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or