Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)

2008-12-10 Terurut Topik yanto R.Sumantri
> "Jadi
kita belum mengetahui secara pasti besarnya cadangan Migas yang ada
> di lepas pantai di NTB baik di utara Sumbawa maupun utara Lombok,
karena
> hingga kini belum ada perusahaan perminyakan yang
melakukan kegiatan
> hingga tahap eksplorasi," ujarnya.
> Untuk memastikan jumlah cadangan Migas di lepas pantai NTB, menurut
Awang,
> perlu dilakukan, penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
gambaran lapisan
> batuan di bawah permukaan bumi dengan melakukan
survei seismik.
> Setelah melakukan fieldtrip di Satonda, tim dari
BPMIGAS yang dipimpin
> Awang Harun Satyana akan menyampaikan
ekspose tentang potensi Migas di NTB
> di hadapan sejumlah pejabat
dari instansi terkait untuk memberikan
> informasi mengenai
potensi Migas yang ada di daerah ini. [*/cms]
> ovember 2008.
> Husky Energy akan melakukan survei seismik mulai tahun 2009 yang
kemudian
> dilanjutkan dengan pengeboran pada tahun berikutnya.
> Mengenai jumlah cadangan Migas di lepas pantai utara Sumbawa dan
Utara
> Lombok, Awang mengatakan, hingga kini belum diketahui
secara pasti, karena
> untuk mendapatkan data mengenai cadangan
tersebut harus dilakukan pemboran
> sejumlah sumur lagi.
>
"Jadi kita belum mengetahui secara pasti besarnya cadangan Migas yang
ada
> di lepas pantai di NTB baik di utara Sumbawa maupun utara
Lombok, karena
> hingga kini belum ada perusahaan perminyakan yang
melakukan kegiatan
> hingga tahap eksplorasi," ujarnya.
> Untuk memastikan jumlah cadangan Migas di lepas pantai NTB, menurut
Awang,
> perlu dilakukan, penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
gambaran lapisan
> batuan di bawah permukaan bumi dengan melakukan
survei seismik.
> Setelah melakukan fieldtrip di Satonda, tim dari
BPMIGAS yang dipimpin
> Awang Harun Satyana akan menyampaikan
ekspose tentang potensi Migas di NTB
> di hadapan sejumlah pejabat
dari instansi terkait untuk memberikan
> informasi mengenai
potensi Migas yang ada di daerah ini. [*/cms]
>  
>
Inilah.com- 'Offshore' Sumbawa - Lombok Miliki Cadangan Migas
>

> 
> 
> 
>

>
From: Awang Satyana
<[EMAIL PROTECTED]>
> To: iagi-net@iagi.or.id; Forum
HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Geo Unpad
>
<[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS
>
<[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday,
December 10, 2008 8:54:00 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi
Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
> 
> Yah begitulah
wartawan, walaupun saat wawancara sudah dijelaskan
>
sejelas-jelasnya bahwa tujuan ekspedisi ini adalah untuk mempelajari
model
> analog masa kini untuk dibawa ke masa lalu sesuai prinsip
geologi (the
> present is the key to the past), dan juga sudah
dijelaskan bahwa di
> Satonda tidak ada minyak ditemukan, tetapi
ada stromatolit modern yang
> bisa menjadi reservoir migas untuk
ancient counterpart-nya.
>  
> Sebenarnya para
wartawan mengerti, tetapi kalau sekedar berita "pencarian
>
model analog Satonda" tak menarik dibandingkan dengan "penemuan
potensi
> minyak di Satonda". Kami mengizinkan wartawan
Antara mengikuti kegiatan
> kami secara penuh mempertimbangkan
bahwa Satonda harus diketahui
> masyarakat Indonesia, bukan hanya
ditulis dan didatangi ilmuwan2 asing.
>  
> Yang
penting kini Satonda telah mendapatkan perhatian banyak orang, soal
> pemberitaan itu hanya mispersepsi (yang mungkin disengajakan,
bisa
> dikoreksi jelas).
>  
> salam,
> awang
> .
> --- On Wed, 12/10/08, Rovicky Dwi
Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
>
From:
Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re:
[iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
> To:
iagi-net@iagi.or.id
> Date: Wednesday, December 10, 2008, 8:15
AM
> 
> 2008/12/10 Syarif, Munji
<[EMAIL PROTECTED]>:
>>
>> Kalau ke media
beritanya jadi begini
>>
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/07/brk,20081207-14997
>> 0,id.html
>> Salam
>> munji
> 
> Wartawan emang punya "seni" tersendiri dalam
menyebarkan
> "warta"
> 
> Selamat deh
Pak Awang :)
> 
> RDP
> 
> BP
Migas Temukan Dugaan Minyak dan Gas di Pulau Satonda
> 
>
Minggu, 07 Desember 2008 | 09:40 WIB
> 
> TEMPO
Interaktif, Jakarta:Selama tiga hari, Kamis-Sabtu (4-6/12),  tim
> eksplorasi BP Migas didukung instruktur eksplorasi dari
Universitas
> Gadjah Mada melakukan studi pendahuluan adanya
reservoir migas di
> pulau Satonda, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara
Barat. Di dalam danau
> air asing di sana ditemukan terumbu karang
yang berpori-pori yang
> berpotensi memiliki kandungan minyak dan
gas bumi.
> 
> Tim yang dipimpin oleh Kepala Dinas
Eksplorasi Indah Dwi Poernamawati
> dan Kepala Geologi Eksplorasi
awang Harun Satyana tersebut, menemukan
> 

Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)

2008-12-10 Terurut Topik Hendratno Agus
ata mengenai cadangan tersebut harus dilakukan pemboran sejumlah 
sumur lagi.
"Jadi kita belum mengetahui secara pasti besarnya cadangan Migas yang ada di 
lepas pantai di NTB baik di utara Sumbawa maupun utara Lombok, karena hingga 
kini belum ada perusahaan perminyakan yang melakukan kegiatan hingga tahap 
eksplorasi," ujarnya.
Untuk memastikan jumlah cadangan Migas di lepas pantai NTB, menurut Awang, 
perlu dilakukan, penelitian lebih lanjut untuk mengetahui gambaran lapisan 
batuan di bawah permukaan bumi dengan melakukan survei seismik.
Setelah melakukan fieldtrip di Satonda, tim dari BPMIGAS yang dipimpin Awang 
Harun Satyana akan menyampaikan ekspose tentang potensi Migas di NTB di hadapan 
sejumlah pejabat dari instansi terkait untuk memberikan informasi mengenai 
potensi Migas yang ada di daerah ini. [*/cms]
 
Inilah.com- 'Offshore' Sumbawa - Lombok Miliki Cadangan Migas





From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Geo Unpad <[EMAIL 
PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, December 10, 2008 8:54:00 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)

Yah begitulah wartawan, walaupun saat wawancara sudah dijelaskan 
sejelas-jelasnya bahwa tujuan ekspedisi ini adalah untuk mempelajari model 
analog masa kini untuk dibawa ke masa lalu sesuai prinsip geologi (the present 
is the key to the past), dan juga sudah dijelaskan bahwa di Satonda tidak ada 
minyak ditemukan, tetapi ada stromatolit modern yang bisa menjadi reservoir 
migas untuk ancient counterpart-nya.
 
Sebenarnya para wartawan mengerti, tetapi kalau sekedar berita "pencarian model 
analog Satonda" tak menarik dibandingkan dengan "penemuan potensi minyak di 
Satonda". Kami mengizinkan wartawan Antara mengikuti kegiatan kami secara penuh 
mempertimbangkan bahwa Satonda harus diketahui masyarakat Indonesia, bukan 
hanya ditulis dan didatangi ilmuwan2 asing.
 
Yang penting kini Satonda telah mendapatkan perhatian banyak orang, soal 
pemberitaan itu hanya mispersepsi (yang mungkin disengajakan, bisa dikoreksi 
jelas).
 
salam,
awang
.
--- On Wed, 12/10/08, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, December 10, 2008, 8:15 AM

2008/12/10 Syarif, Munji <[EMAIL PROTECTED]>:
>
> Kalau ke media beritanya jadi begini
> http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/07/brk,20081207-14997
> 0,id.html
> Salam
> munji

Wartawan emang punya "seni" tersendiri dalam menyebarkan
"warta"

Selamat deh Pak Awang :)

RDP

BP Migas Temukan Dugaan Minyak dan Gas di Pulau Satonda

Minggu, 07 Desember 2008 | 09:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Selama tiga hari, Kamis-Sabtu (4-6/12),  tim
eksplorasi BP Migas didukung instruktur eksplorasi dari Universitas
Gadjah Mada melakukan studi pendahuluan adanya reservoir migas di
pulau Satonda, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Di dalam danau
air asing di sana ditemukan terumbu karang yang berpori-pori yang
berpotensi memiliki kandungan minyak dan gas bumi.

Tim yang dipimpin oleh Kepala Dinas Eksplorasi Indah Dwi Poernamawati
dan Kepala Geologi Eksplorasi awang Harun Satyana tersebut, menemukan
batuan Stromatolit yaitu batuan gamping sejenis batu kapur yang
terbentuk dari ganggang dan bakteri yang hidup hidup di danau yang
kondisinya ekstrim - yang merupakan air laut yang terjebak di danau
tersebut menjadi media hidupnya bakteri dan ganggang.


ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted
on IAGI mailing list.
-


  

RE: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)

2008-12-09 Terurut Topik Sugeng Hartono
Pak Awang,
Kisah ekspedisi ke Satonda (nama ini agak asing bagi saya)saya baca di koran 
Tempo, Selasa pagi (8 Des)ketika sedang di bandara mau ke Jambi.
Kisahnya sangat menarik, nama Pak Awang bbrp kali sempat ditulis. Kapan-2 saya 
ingin mendapatkan artikelnya lebih lengkap.

Salam hangat dari Gerbang-1,
sugeng


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wed 12/10/2008 8:54 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
 
Yah begitulah wartawan, walaupun saat wawancara sudah dijelaskan 
sejelas-jelasnya bahwa tujuan ekspedisi ini adalah untuk mempelajari model 
analog masa kini untuk dibawa ke masa lalu sesuai prinsip geologi (the present 
is the key to the past), dan juga sudah dijelaskan bahwa di Satonda tidak ada 
minyak ditemukan, tetapi ada stromatolit modern yang bisa menjadi reservoir 
migas untuk ancient counterpart-nya.
 
Sebenarnya para wartawan mengerti, tetapi kalau sekedar berita "pencarian model 
analog Satonda" tak menarik dibandingkan dengan "penemuan potensi minyak di 
Satonda". Kami mengizinkan wartawan Antara mengikuti kegiatan kami secara penuh 
mempertimbangkan bahwa Satonda harus diketahui masyarakat Indonesia, bukan 
hanya ditulis dan didatangi ilmuwan2 asing.
 
Yang penting kini Satonda telah mendapatkan perhatian banyak orang, soal 
pemberitaan itu hanya mispersepsi (yang mungkin disengajakan, bisa dikoreksi 
jelas).
 
salam,
awang
.
--- On Wed, 12/10/08, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, December 10, 2008, 8:15 AM

2008/12/10 Syarif, Munji <[EMAIL PROTECTED]>:
>
> Kalau ke media beritanya jadi begini
> http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/07/brk,20081207-14997
> 0,id.html
> Salam
> munji

Wartawan emang punya "seni" tersendiri dalam menyebarkan
"warta"

Selamat deh Pak Awang :)

RDP

 BP Migas Temukan Dugaan Minyak dan Gas di Pulau Satonda

Minggu, 07 Desember 2008 | 09:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Selama tiga hari, Kamis-Sabtu (4-6/12),  tim
eksplorasi BP Migas didukung instruktur eksplorasi dari Universitas
Gadjah Mada melakukan studi pendahuluan adanya reservoir migas di
pulau Satonda, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Di dalam danau
air asing di sana ditemukan terumbu karang yang berpori-pori yang
berpotensi memiliki kandungan minyak dan gas bumi.

Tim yang dipimpin oleh Kepala Dinas Eksplorasi Indah Dwi Poernamawati
dan Kepala Geologi Eksplorasi awang Harun Satyana tersebut, menemukan
batuan Stromatolit yaitu batuan gamping sejenis batu kapur yang
terbentuk dari ganggang dan bakteri yang hidup hidup di danau yang
kondisinya ekstrim - yang merupakan air laut yang terjebak di danau
tersebut menjadi media hidupnya bakteri dan ganggang.

Ternyata setelah dicek di lapangan dan literatur, sangat bisa menjadi
reservoir migas. ''Karang yang mempunyai pori-pori bisa menyimpan
migas,'' ujar Awang sewaktu melakukan pemaparan temuannya di depan
pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Senggigi, Sabtu
(6/12) malam.

Dikatakannya bahwa, iIsi danau adalah air laut yang sangat asin dan
lebih asin dari air laut disekelilingnya dan lebih basa dari air laut
bisa menghidupkan stromatolit. Karenanya, setelah penelitian Satonda
tersebut, tim eksplorasi BP Migas akan mengevaluasi seluruh wilayah
Indonesia apakah batuan tersebut bisa berkembang di seluruh wilayah
Indonesia. ''Kami melihat kondisi Satonda untuk diterapkan di seluruh
Indonesia,'' katanya.

Tim Eksplorasi BP Migas tersebut ke Satonda untuk mencari model analog
bagaimana kondisi fisika, kimia, biologinya kondisi batuan, model yang
diterapkan ke masa lalu. Kalau bisa menerapkan seperti di Satonda ini,
kemungkinan Satonda akan menjadi model.di seluruh Indonesia.

Satonda merupakan pulau kecil terpencil yang merupakan satu dari lima
tempat yang ekstrim di dunia. Lainnya ada di Australia Barat, Turki,
Amerika Tengah dan perairan Pasifik sebelah barat. Karena spesifik,
Satonda banyak didatangi ilmuwan.

Satonda adalah sebuah pulau gunung api di seberang daratan pulau
Sumbawa. Di dalam pulau seluas 4,8 kilometer persegi tersebut terdapat
danau seluas 0,8 kilometer persegi. Semua dasar danaunya berkarang.
Airnya pun rasa asin. Menariknya, setiap terjadi pasang surut air laut
di luar pulau tersebut, juga hal yang sama terjadi di danau tersebut.

Sejarahnya, diperkirakan air laut memasuki danau yang semula kaldera
gunung Satonda sekitar tahun 2000 sebelum masehi. Masuknya air laut ke
sana sewaktu meletusnya gunung Tambora tahun 1815 dilihat dari
bagian-bagian yang runtuh pada bagian selatan bibir yang mengitari
danau itu. Diperkirakan tinggi air laut yang menerjang dinding selatan
Satonda i

Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)

2008-12-09 Terurut Topik Awang Satyana
Yah begitulah wartawan, walaupun saat wawancara sudah dijelaskan 
sejelas-jelasnya bahwa tujuan ekspedisi ini adalah untuk mempelajari model 
analog masa kini untuk dibawa ke masa lalu sesuai prinsip geologi (the present 
is the key to the past), dan juga sudah dijelaskan bahwa di Satonda tidak ada 
minyak ditemukan, tetapi ada stromatolit modern yang bisa menjadi reservoir 
migas untuk ancient counterpart-nya.
 
Sebenarnya para wartawan mengerti, tetapi kalau sekedar berita "pencarian model 
analog Satonda" tak menarik dibandingkan dengan "penemuan potensi minyak di 
Satonda". Kami mengizinkan wartawan Antara mengikuti kegiatan kami secara penuh 
mempertimbangkan bahwa Satonda harus diketahui masyarakat Indonesia, bukan 
hanya ditulis dan didatangi ilmuwan2 asing.
 
Yang penting kini Satonda telah mendapatkan perhatian banyak orang, soal 
pemberitaan itu hanya mispersepsi (yang mungkin disengajakan, bisa dikoreksi 
jelas).
 
salam,
awang
.
--- On Wed, 12/10/08, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, December 10, 2008, 8:15 AM

2008/12/10 Syarif, Munji <[EMAIL PROTECTED]>:
>
> Kalau ke media beritanya jadi begini
> http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/07/brk,20081207-14997
> 0,id.html
> Salam
> munji

Wartawan emang punya "seni" tersendiri dalam menyebarkan
"warta"

Selamat deh Pak Awang :)

RDP

 BP Migas Temukan Dugaan Minyak dan Gas di Pulau Satonda

Minggu, 07 Desember 2008 | 09:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Selama tiga hari, Kamis-Sabtu (4-6/12),  tim
eksplorasi BP Migas didukung instruktur eksplorasi dari Universitas
Gadjah Mada melakukan studi pendahuluan adanya reservoir migas di
pulau Satonda, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Di dalam danau
air asing di sana ditemukan terumbu karang yang berpori-pori yang
berpotensi memiliki kandungan minyak dan gas bumi.

Tim yang dipimpin oleh Kepala Dinas Eksplorasi Indah Dwi Poernamawati
dan Kepala Geologi Eksplorasi awang Harun Satyana tersebut, menemukan
batuan Stromatolit yaitu batuan gamping sejenis batu kapur yang
terbentuk dari ganggang dan bakteri yang hidup hidup di danau yang
kondisinya ekstrim - yang merupakan air laut yang terjebak di danau
tersebut menjadi media hidupnya bakteri dan ganggang.

Ternyata setelah dicek di lapangan dan literatur, sangat bisa menjadi
reservoir migas. ''Karang yang mempunyai pori-pori bisa menyimpan
migas,'' ujar Awang sewaktu melakukan pemaparan temuannya di depan
pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Senggigi, Sabtu
(6/12) malam.

Dikatakannya bahwa, iIsi danau adalah air laut yang sangat asin dan
lebih asin dari air laut disekelilingnya dan lebih basa dari air laut
bisa menghidupkan stromatolit. Karenanya, setelah penelitian Satonda
tersebut, tim eksplorasi BP Migas akan mengevaluasi seluruh wilayah
Indonesia apakah batuan tersebut bisa berkembang di seluruh wilayah
Indonesia. ''Kami melihat kondisi Satonda untuk diterapkan di seluruh
Indonesia,'' katanya.

Tim Eksplorasi BP Migas tersebut ke Satonda untuk mencari model analog
bagaimana kondisi fisika, kimia, biologinya kondisi batuan, model yang
diterapkan ke masa lalu. Kalau bisa menerapkan seperti di Satonda ini,
kemungkinan Satonda akan menjadi model.di seluruh Indonesia.

Satonda merupakan pulau kecil terpencil yang merupakan satu dari lima
tempat yang ekstrim di dunia. Lainnya ada di Australia Barat, Turki,
Amerika Tengah dan perairan Pasifik sebelah barat. Karena spesifik,
Satonda banyak didatangi ilmuwan.

Satonda adalah sebuah pulau gunung api di seberang daratan pulau
Sumbawa. Di dalam pulau seluas 4,8 kilometer persegi tersebut terdapat
danau seluas 0,8 kilometer persegi. Semua dasar danaunya berkarang.
Airnya pun rasa asin. Menariknya, setiap terjadi pasang surut air laut
di luar pulau tersebut, juga hal yang sama terjadi di danau tersebut.

Sejarahnya, diperkirakan air laut memasuki danau yang semula kaldera
gunung Satonda sekitar tahun 2000 sebelum masehi. Masuknya air laut ke
sana sewaktu meletusnya gunung Tambora tahun 1815 dilihat dari
bagian-bagian yang runtuh pada bagian selatan bibir yang mengitari
danau itu. Diperkirakan tinggi air laut yang menerjang dinding selatan
Satonda itu sekitar 10 meter.

Kedalaman danaunya bervariasi antara 15-69 meter. Airnya bening.
Keasinannya pun berbeda. Pada permukaan hingga 22,8 meter kadar asin
90 persen dibanding air laut. Sedangkan di kedalaman 50 meter ke bawah
melebih air laut yaitu 108-117 persen.

SUPRIYANTHO KHAFID


serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
---

Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)

2008-12-09 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2008/12/10 Syarif, Munji <[EMAIL PROTECTED]>:
>
> Kalau ke media beritanya jadi begini
> http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/07/brk,20081207-14997
> 0,id.html
> Salam
> munji

Wartawan emang punya "seni" tersendiri dalam menyebarkan "warta"

Selamat deh Pak Awang :)

RDP

 BP Migas Temukan Dugaan Minyak dan Gas di Pulau Satonda

Minggu, 07 Desember 2008 | 09:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Selama tiga hari, Kamis-Sabtu (4-6/12),  tim
eksplorasi BP Migas didukung instruktur eksplorasi dari Universitas
Gadjah Mada melakukan studi pendahuluan adanya reservoir migas di
pulau Satonda, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Di dalam danau
air asing di sana ditemukan terumbu karang yang berpori-pori yang
berpotensi memiliki kandungan minyak dan gas bumi.

Tim yang dipimpin oleh Kepala Dinas Eksplorasi Indah Dwi Poernamawati
dan Kepala Geologi Eksplorasi awang Harun Satyana tersebut, menemukan
batuan Stromatolit yaitu batuan gamping sejenis batu kapur yang
terbentuk dari ganggang dan bakteri yang hidup hidup di danau yang
kondisinya ekstrim - yang merupakan air laut yang terjebak di danau
tersebut menjadi media hidupnya bakteri dan ganggang.

Ternyata setelah dicek di lapangan dan literatur, sangat bisa menjadi
reservoir migas. ''Karang yang mempunyai pori-pori bisa menyimpan
migas,'' ujar Awang sewaktu melakukan pemaparan temuannya di depan
pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Senggigi, Sabtu
(6/12) malam.

Dikatakannya bahwa, iIsi danau adalah air laut yang sangat asin dan
lebih asin dari air laut disekelilingnya dan lebih basa dari air laut
bisa menghidupkan stromatolit. Karenanya, setelah penelitian Satonda
tersebut, tim eksplorasi BP Migas akan mengevaluasi seluruh wilayah
Indonesia apakah batuan tersebut bisa berkembang di seluruh wilayah
Indonesia. ''Kami melihat kondisi Satonda untuk diterapkan di seluruh
Indonesia,'' katanya.

Tim Eksplorasi BP Migas tersebut ke Satonda untuk mencari model analog
bagaimana kondisi fisika, kimia, biologinya kondisi batuan, model yang
diterapkan ke masa lalu. Kalau bisa menerapkan seperti di Satonda ini,
kemungkinan Satonda akan menjadi model.di seluruh Indonesia.

Satonda merupakan pulau kecil terpencil yang merupakan satu dari lima
tempat yang ekstrim di dunia. Lainnya ada di Australia Barat, Turki,
Amerika Tengah dan perairan Pasifik sebelah barat. Karena spesifik,
Satonda banyak didatangi ilmuwan.

Satonda adalah sebuah pulau gunung api di seberang daratan pulau
Sumbawa. Di dalam pulau seluas 4,8 kilometer persegi tersebut terdapat
danau seluas 0,8 kilometer persegi. Semua dasar danaunya berkarang.
Airnya pun rasa asin. Menariknya, setiap terjadi pasang surut air laut
di luar pulau tersebut, juga hal yang sama terjadi di danau tersebut.

Sejarahnya, diperkirakan air laut memasuki danau yang semula kaldera
gunung Satonda sekitar tahun 2000 sebelum masehi. Masuknya air laut ke
sana sewaktu meletusnya gunung Tambora tahun 1815 dilihat dari
bagian-bagian yang runtuh pada bagian selatan bibir yang mengitari
danau itu. Diperkirakan tinggi air laut yang menerjang dinding selatan
Satonda itu sekitar 10 meter.

Kedalaman danaunya bervariasi antara 15-69 meter. Airnya bening.
Keasinannya pun berbeda. Pada permukaan hingga 22,8 meter kadar asin
90 persen dibanding air laut. Sedangkan di kedalaman 50 meter ke bawah
melebih air laut yaitu 108-117 persen.

SUPRIYANTHO KHAFID


serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...

ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---

RE: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)

2008-12-09 Terurut Topik Syarif, Munji
 
Kalau ke media beritanya jadi begini
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/07/brk,20081207-14997
0,id.html
Salam
munji
-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, December 10, 2008 7:33 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)

Menarik sekali ceritanya pak,
ini kalo dikrim ke surat kabar bisa jadi artikel yang bagus lho,
sekalian nambah pengetahuan juga kalo bisa foto bawah lautnya di share
juga pak, biar kami yang penasaran ini bisa ikut menikmati 

regards,
senoaji




Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
12/09/2008 01:12 PM
Please respond to



To
IAGI , Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>, Geo Unpad 
<[EMAIL PROTECTED]>, Eksplorasi BPMIGAS 
<[EMAIL PROTECTED]>
cc

Subject
[iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)






Menyelami sebuah danau kecil di sebuah pulau kecil bernama Satonda
adalah 
seperti melihat awal kehidupan di planet Bumi. Minggu lalu, kami
berempat 
belas dari BPMIGAS, bersama dua dosen geologi dari UGM (Pak Agus
Hendratno 
dan Pak Salahuddin Husein) dan seorang pejabat sekaligus geologist dari 
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) (Pak Heryadi Rachmat) 
mendatangi pulau di seberang kaki Gunung Tambora, Sumbawa ini.
 
Mengapa kami jauh-jauh dari Jakarta mendatangi pulau kecil yang
gambarnya 
belum tentu ada di setiap atlas anak sekolah ini ? Untuk mencapainya
saja 
dibutuhkan angkutan udara, darat, dan laut selama 18 jam. 
 
Target utama kami adalah ingin mempelajari "stromatolit" - struktur 
terumbu gampingan berlaminasi yang tersusun oleh mikroba bakteri dan 
ganggang (suka disebut sebagai sembulan mikrobialit). Stromatolit 
mendominasi lautan di planet Bumi pada kurun PraKambrium. Ia adalah
bentuk 
pertama struktur kehidupan yang masif. Organisme mikroba prokariotik
yang 
melakukan fotosintesis ini telah membuat atmosfer Bumi pada PraKambrium 
yang miskin oksigen menjadi berangsur kaya oksigen. Tragisnya, semakin 
kaya oksigen, kehidupan multisel semakin berkembang di lautan
PraKambrium, 
dan organisme multisel inilah yang memakan bakteri dan ganggang pembuat 
stromatolit. Maka, memasuki masa Paleozoikum Atas, struktur stromatolit 
hampir tidak pernah ditemukan lagi. Lalu mengapa tiba-tiba stromatolit
ini 
muncul di danau modern (Kuarter) Satonda ?
 
Jawaban pendeknya adalah karena air Danau Satonda secara kimiawi 
menyerupai lautan PraKambrium. Semakin dalam menyelam, seolah pintu ke 
kurun PraKambrium semakin terbuka lebar. Tidak pada setiap zaman geologi

hadir hewan karang (scleractinian coral) pembentuk terumbu karang
seperti 
pembangun reservoir-reservoir migas Miosen di Indonesia dan terumbu
karang 
yang indah di wilayah tropis. Pada masa Paleozoikum Bawah 
(Kambrium-Ordovisium-Silur), terumbu gampingnya adalah bukan terumbu 
karang, tetapi terumbu stromatolit yang disusun mikroba bakteri dan 
ganggang. Nah, karena telah terjadi kecenderungan bahwa eksplorasi migas

mulai bergerak ke masa Paleozoikum Bawah, kami dari BPMIGAS memandang 
perlu mendatangi analog modern lingkungan PraKambrium-Paleozoikum Bawah 
yang telah tersedia secara unik di sebuah pulau volkanik kecil bernama 
Satonda. Di sana kami mempelajari lingkungan pembentukan stromatolit dan

kemungkinannya sebagai reservoir migas. Kami berharap
 bahwa setelah mempelajarinya, kami akan dapat membangun model prediksi
di 
mana di Indonesia dapat berkembang terumbu stromatolit Paleozoikum
Bawah, 
sekaligus kemungkinannya sebagai reservoir migas.
 
Dari Jakarta, kami berangkat hari Kamis 4 Desember menggunakan Garuda GA

430 pukul 11.15. Kami tiba di Bandara Selaparang, Mataram pukul 14.00 
WITA. Setelah bergabung dengan Pak Agus dan Pak Udin (UGM) dan Pak
Heryadi 
Rachmat (Pemda NTB) di Mataram, rombongan melintasi jalan tengah Pulau 
Lombok menuju Kahyangan, nama pelabuhan penyeberangan ke Pulau Sumbawa 
yang terletak di bibir pantai timur Pulau Lombok. Di sepanjang
perjalanan, 
tubuh gunungapi Rinjani dan endapan piroklastikanya membuat lahan Lombok

menjadi subur. Kapal ferry yang akan membawa kami ke Sumbawa penuh
dengan 
mobil pribadi, truk, dan bus yang akan menyeberang. Pukul 19.00, bus
yang 
kami sewa baru dapat giliran menyeberang. Sebagian dari kami ada yang 
tidur di dek yang bersusun, ada juga yang ngobrol-ngobrol dan bercanda
di 
geladak kapal sambil menikmati angin laut yang berhembus di atas Selat 
Alas - selat yang memisahkan Lombok dan Sumbawa. Pukul 21.00, kapal 
berlabuh di Pototano, lalu
 bus dengan kecepatan tinggi memacu jalannya menuju kota Sumbawa Besar.
Di 
luar gelap dan hujan turun rintik-rintik. Pukul 23.00 kami tiba di
sebuah 
hotel di dekat dermaga penyeberangan ke Pulau Satonda. Meskipun cukup 
melelahkan, sebagian besar dari kami tak dapat tidur sampai pukul 02.00;

padahal pukul 05.30 esoknya kami harus bersiap-siap menyeberang ke 
Satonda.
 
Jumat 5 Desember pagi hari sambil sarapan kami mendapatkan cerita dari
dua 

Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)

2008-12-09 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Pak Awang,
Kalau ada gambar atau ilustrasi bisa dikirim japri nanti untuk koleksi
GeoBlogi.wordpress.com
Thanks

RDP


2008/12/10  <[EMAIL PROTECTED]>:
> Menarik sekali ceritanya pak,
> ini kalo dikrim ke surat kabar bisa jadi artikel yang bagus lho, sekalian
> nambah pengetahuan juga
> kalo bisa foto bawah lautnya di share juga pak, biar kami yang penasaran
> ini bisa ikut menikmati
>
> regards,
> senoaji
>
>
>
>
> Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
> 12/09/2008 01:12 PM
> Please respond to
> 
>
>
> To
> IAGI , Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>, Geo Unpad
> <[EMAIL PROTECTED]>, Eksplorasi BPMIGAS
> <[EMAIL PROTECTED]>
> cc
>
> Subject
> [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
>
>
>
>
>
>
> Menyelami sebuah danau kecil di sebuah pulau kecil bernama Satonda adalah
> seperti melihat awal kehidupan di planet Bumi. Minggu lalu, kami berempat
> belas dari BPMIGAS, bersama dua dosen geologi dari UGM (Pak Agus Hendratno
> dan Pak Salahuddin Husein) dan seorang pejabat sekaligus geologist dari
> Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) (Pak Heryadi Rachmat)
> mendatangi pulau di seberang kaki Gunung Tambora, Sumbawa ini.
>
> Mengapa kami jauh-jauh dari Jakarta mendatangi pulau kecil yang gambarnya
> belum tentu ada di setiap atlas anak sekolah ini ? Untuk mencapainya saja
> dibutuhkan angkutan udara, darat, dan laut selama 18 jam.
>
> Target utama kami adalah ingin mempelajari "stromatolit" – struktur
> terumbu gampingan berlaminasi yang tersusun oleh mikroba bakteri dan
> ganggang (suka disebut sebagai sembulan mikrobialit). Stromatolit
> mendominasi lautan di planet Bumi pada kurun PraKambrium. Ia adalah bentuk
> pertama struktur kehidupan yang masif. Organisme mikroba prokariotik yang
> melakukan fotosintesis ini telah membuat atmosfer Bumi pada PraKambrium
> yang miskin oksigen menjadi berangsur kaya oksigen. Tragisnya, semakin
> kaya oksigen, kehidupan multisel semakin berkembang di lautan PraKambrium,
> dan organisme multisel inilah yang memakan bakteri dan ganggang pembuat
> stromatolit. Maka, memasuki masa Paleozoikum Atas, struktur stromatolit
> hampir tidak pernah ditemukan lagi. Lalu mengapa tiba-tiba stromatolit ini
> muncul di danau modern (Kuarter) Satonda ?
>
> Jawaban pendeknya adalah karena air Danau Satonda secara kimiawi
> menyerupai lautan PraKambrium. Semakin dalam menyelam, seolah pintu ke
> kurun PraKambrium semakin terbuka lebar. Tidak pada setiap zaman geologi
> hadir hewan karang (scleractinian coral) pembentuk terumbu karang seperti
> pembangun reservoir-reservoir migas Miosen di Indonesia dan terumbu karang
> yang indah di wilayah tropis. Pada masa Paleozoikum Bawah
> (Kambrium-Ordovisium-Silur), terumbu gampingnya adalah bukan terumbu
> karang, tetapi terumbu stromatolit yang disusun mikroba bakteri dan
> ganggang. Nah, karena telah terjadi kecenderungan bahwa eksplorasi migas
> mulai bergerak ke masa Paleozoikum Bawah, kami dari BPMIGAS memandang
> perlu mendatangi analog modern lingkungan PraKambrium-Paleozoikum Bawah
> yang telah tersedia secara unik di sebuah pulau volkanik kecil bernama
> Satonda. Di sana kami mempelajari lingkungan pembentukan stromatolit dan
> kemungkinannya sebagai reservoir migas. Kami berharap
>  bahwa setelah mempelajarinya, kami akan dapat membangun model prediksi di
> mana di Indonesia dapat berkembang terumbu stromatolit Paleozoikum Bawah,
> sekaligus kemungkinannya sebagai reservoir migas.
>
> Dari Jakarta, kami berangkat hari Kamis 4 Desember menggunakan Garuda GA
> 430 pukul 11.15. Kami tiba di Bandara Selaparang, Mataram pukul 14.00
> WITA. Setelah bergabung dengan Pak Agus dan Pak Udin (UGM) dan Pak Heryadi
> Rachmat (Pemda NTB) di Mataram, rombongan melintasi jalan tengah Pulau
> Lombok menuju Kahyangan, nama pelabuhan penyeberangan ke Pulau Sumbawa
> yang terletak di bibir pantai timur Pulau Lombok. Di sepanjang perjalanan,
> tubuh gunungapi Rinjani dan endapan piroklastikanya membuat lahan Lombok
> menjadi subur. Kapal ferry yang akan membawa kami ke Sumbawa penuh dengan
> mobil pribadi, truk, dan bus yang akan menyeberang. Pukul 19.00, bus yang
> kami sewa baru dapat giliran menyeberang. Sebagian dari kami ada yang
> tidur di dek yang bersusun, ada juga yang ngobrol-ngobrol dan bercanda di
> geladak kapal sambil menikmati angin laut yang berhembus di atas Selat
> Alas – selat yang memisahkan Lombok dan Sumbawa. Pukul 21.00, kapal
> berlabuh di Pototano, lalu
>  bus dengan kecepatan tinggi memacu jalannya menuju kota Sumbawa Besar. Di
> luar gelap dan hujan turun rintik-rintik. Pukul 23.00 kami tiba di sebuah
> hotel di dekat dermaga penyeberangan ke Pulau Satonda. Meskipun cukup
> melelahkan, sebagian besar dari kami tak dapat tidur sampai pukul 02.00;
> padahal pukul 05.30 esoknya kami harus bersiap-siap menyeberang ke
> Satonda.
>
> Jumat 5 Desember pagi hari sambil sarapan kami mendapatkan cerita dari dua
> teman kami yang kamarnya diganggu "penunggu" hotel ini (hm..). Ranjangnya
> diangkat dan dimiringkan, pintu pagarnya digoy

Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)

2008-12-09 Terurut Topik Wahyu_Senoaji
Menarik sekali ceritanya pak,
ini kalo dikrim ke surat kabar bisa jadi artikel yang bagus lho, sekalian 
nambah pengetahuan juga
kalo bisa foto bawah lautnya di share juga pak, biar kami yang penasaran 
ini bisa ikut menikmati 

regards,
senoaji




Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> 
12/09/2008 01:12 PM
Please respond to



To
IAGI , Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>, Geo Unpad 
<[EMAIL PROTECTED]>, Eksplorasi BPMIGAS 
<[EMAIL PROTECTED]>
cc

Subject
[iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)






Menyelami sebuah danau kecil di sebuah pulau kecil bernama Satonda adalah 
seperti melihat awal kehidupan di planet Bumi. Minggu lalu, kami berempat 
belas dari BPMIGAS, bersama dua dosen geologi dari UGM (Pak Agus Hendratno 
dan Pak Salahuddin Husein) dan seorang pejabat sekaligus geologist dari 
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) (Pak Heryadi Rachmat) 
mendatangi pulau di seberang kaki Gunung Tambora, Sumbawa ini.
 
Mengapa kami jauh-jauh dari Jakarta mendatangi pulau kecil yang gambarnya 
belum tentu ada di setiap atlas anak sekolah ini ? Untuk mencapainya saja 
dibutuhkan angkutan udara, darat, dan laut selama 18 jam. 
 
Target utama kami adalah ingin mempelajari “stromatolit” – struktur 
terumbu gampingan berlaminasi yang tersusun oleh mikroba bakteri dan 
ganggang (suka disebut sebagai sembulan mikrobialit). Stromatolit 
mendominasi lautan di planet Bumi pada kurun PraKambrium. Ia adalah bentuk 
pertama struktur kehidupan yang masif. Organisme mikroba prokariotik yang 
melakukan fotosintesis ini telah membuat atmosfer Bumi pada PraKambrium 
yang miskin oksigen menjadi berangsur kaya oksigen. Tragisnya, semakin 
kaya oksigen, kehidupan multisel semakin berkembang di lautan PraKambrium, 
dan organisme multisel inilah yang memakan bakteri dan ganggang pembuat 
stromatolit. Maka, memasuki masa Paleozoikum Atas, struktur stromatolit 
hampir tidak pernah ditemukan lagi. Lalu mengapa tiba-tiba stromatolit ini 
muncul di danau modern (Kuarter) Satonda ?
 
Jawaban pendeknya adalah karena air Danau Satonda secara kimiawi 
menyerupai lautan PraKambrium. Semakin dalam menyelam, seolah pintu ke 
kurun PraKambrium semakin terbuka lebar. Tidak pada setiap zaman geologi 
hadir hewan karang (scleractinian coral) pembentuk terumbu karang seperti 
pembangun reservoir-reservoir migas Miosen di Indonesia dan terumbu karang 
yang indah di wilayah tropis. Pada masa Paleozoikum Bawah 
(Kambrium-Ordovisium-Silur), terumbu gampingnya adalah bukan terumbu 
karang, tetapi terumbu stromatolit yang disusun mikroba bakteri dan 
ganggang. Nah, karena telah terjadi kecenderungan bahwa eksplorasi migas 
mulai bergerak ke masa Paleozoikum Bawah, kami dari BPMIGAS memandang 
perlu mendatangi analog modern lingkungan PraKambrium-Paleozoikum Bawah 
yang telah tersedia secara unik di sebuah pulau volkanik kecil bernama 
Satonda. Di sana kami mempelajari lingkungan pembentukan stromatolit dan 
kemungkinannya sebagai reservoir migas. Kami berharap
 bahwa setelah mempelajarinya, kami akan dapat membangun model prediksi di 
mana di Indonesia dapat berkembang terumbu stromatolit Paleozoikum Bawah, 
sekaligus kemungkinannya sebagai reservoir migas.
 
Dari Jakarta, kami berangkat hari Kamis 4 Desember menggunakan Garuda GA 
430 pukul 11.15. Kami tiba di Bandara Selaparang, Mataram pukul 14.00 
WITA. Setelah bergabung dengan Pak Agus dan Pak Udin (UGM) dan Pak Heryadi 
Rachmat (Pemda NTB) di Mataram, rombongan melintasi jalan tengah Pulau 
Lombok menuju Kahyangan, nama pelabuhan penyeberangan ke Pulau Sumbawa 
yang terletak di bibir pantai timur Pulau Lombok. Di sepanjang perjalanan, 
tubuh gunungapi Rinjani dan endapan piroklastikanya membuat lahan Lombok 
menjadi subur. Kapal ferry yang akan membawa kami ke Sumbawa penuh dengan 
mobil pribadi, truk, dan bus yang akan menyeberang. Pukul 19.00, bus yang 
kami sewa baru dapat giliran menyeberang. Sebagian dari kami ada yang 
tidur di dek yang bersusun, ada juga yang ngobrol-ngobrol dan bercanda di 
geladak kapal sambil menikmati angin laut yang berhembus di atas Selat 
Alas – selat yang memisahkan Lombok dan Sumbawa. Pukul 21.00, kapal 
berlabuh di Pototano, lalu
 bus dengan kecepatan tinggi memacu jalannya menuju kota Sumbawa Besar. Di 
luar gelap dan hujan turun rintik-rintik. Pukul 23.00 kami tiba di sebuah 
hotel di dekat dermaga penyeberangan ke Pulau Satonda. Meskipun cukup 
melelahkan, sebagian besar dari kami tak dapat tidur sampai pukul 02.00; 
padahal pukul 05.30 esoknya kami harus bersiap-siap menyeberang ke 
Satonda.
 
Jumat 5 Desember pagi hari sambil sarapan kami mendapatkan cerita dari dua 
teman kami yang kamarnya diganggu ”penunggu” hotel ini (hm..). Ranjangnya 
diangkat dan dimiringkan, pintu pagarnya digoyang-goyang, pintu 
digedor-gedor, dll. Antara sadar dan tidak, teman itu bercerita apakah ada 
gempa semalam. Kami bingung menanggapinya sebab tak ada seorang pun yang 
merasakan gempa semalam. Pukul 06.15 kami memulai perjalanan laut menuju 
Satonda menyeberangi