[kisunda] PERSIS-Berada di Persimpangan Jalan

2010-09-21 Terurut Topik Ahmad Sahidin
oleh Tiar Anwar Bachtiar

MUKTAMAR Persis dan otonomnya (Persistri, Pemuda Persis, Pemudi Persis, 
Himpunan Mahasiswa Persis, dan Himpunan Mahasiswi Persis) yang akan 
diselenggarakan serempak di Garut dan Tasikmalaya, 25-27 September 2010 ini 
memiliki nilai strategis yang akan sangat menentukan gerak langkah Persis di 
masa yang akan datang. Secara umum, selain akan menentukan kepemimpinan baru 
setelah ditinggalkan K.H. Sidiq Amin, Persis juga sesungguhnya menghadapi 
tantangan kekinian yang harus segara disikapi dengan pandangan jauh ke depan.

Kalau tidak disikapi secara tepat, dakwah Persis di masa mendatang akan segera 
tergeser oleh munculnya gerakan-gerakan dakwah baru yang lebih agresif dan 
visioner. Kepercayaan umat akan semakin turun. Itu artinya, Persis tidak dapat 
lagi ber-fastabiqul-khairât untuk turut berjihad melayani umat.

Secara hitungan usia, Persatuan Islam (Persis) termasuk ormas yang sudah 
berdiri sejak lama (tahun 1923), bahkan sebelum lahirnya republik ini. Pada 
kemunculannya pertama kali, Persis tampil dengan ciri khasnya sendiri yang 
tidak terlalu banyak ditekuni organisasi lain. Persis tampil sebagai corong 
pemikiran keagamaan yang belakangan disebut oleh para peneliti sebagai 
pemikiran modernis atau reformis. Sekalipun istilah ini tidak selalu tepat, 
tetapi nama inilah yang kemudian populer.

Persis bukan yang pertama, tetapi agresivitas Persis melalui media-media yang 
dipublikasikannya ke seluruh Indonesia membuat nama aktivisnya yang hanya 
beberapa menjadi dikenal cukup baik. Tidak kurang dari tokoh seperti Soekarno 
merasa harus berkonsultasi dengan A. Hassan mengenai masalah agama saat dia 
ditahan di Endeh. Rekaman dialog A. Hassan dengan Soekarno diabadikan dalam 
salah satu bab buku Soekarno Di Bawah Bendera Revolusi Jilid I dan satu buku 
kecil bertajuk Surat-Surat dari Endeh.

Saat itu Persis seolah mendapatkan positioning yang tepat dalam gerakan Islam 
di Indonesia sehingga keberadaannya memiliki tempat tersendiri. Sebelum 
munculnya Institut Agama Islam Negeri, ormas yang memiliki perhatian terhadap 
masalah-masalah pemikiran keagamaan seperti Persis menjadi salah satu kawah 
candradimuka lahirnya ahli-ahli agama. Inilah kemudian yang mengantarkan 
Persis memantapkan posisinya dengan mendirikan lembaga pendidikan yang berbeda 
dari gerakan modernis lain, yaitu pesantren. Padahal, pesantren adalah 
trademark kelompok yang oleh para peneliti disebut tradisionalis.

Pada saat Muhammadiyah lebih fokus mengembangkan sekolah-sekolah umum yang 
kelak akan mempersiapkan calon teknokrat, Persis lebih memilih mendirikan 
pesantren yang akan mempersiapkan calon-calon ulama dan ahli agama. Bahkan 
sampai saat ini, dari dua ratusan lebih lembaga pendidikan Persis yang tersebar 
di seluruh Indonesia, sembilan puluh persen masih berlabel pesantren.

Mirip NU

Secara kultur pun manajemen kaderisasi dan pengembangan organisasi masih 
bertumpu pada jaringan-jaringan pesantren. Dari sisi ini sesungguhnya Persis 
lebih mirip dengan NU yang disebut tradisionalis dibandingkan dengan 
Muhammadiyah yang modernis. Walaupun demikian, identitas sebagai kelompok 
modernis-perkotaan yang telanjur melekat membuat Persis berada di 
persimpangan. Di satu sisi pengembangan organisasi ingin dimodernisasi, tetapi 
pengaruh kultur pesantren cukup kuat mengakar. Pemaduan di antara kedua kultur 
ini tidak selalu berhasil baik dalam berbagai hal.

Persoalannya bukan pada mana yang lebih baik, tetapi apa penanganan paling 
tepat dalam konteks kultural seperti ini. Di satu sisi, ketika ingin ditangani 
dengan model organisasi modern-perkotaan, perpindahan aktivisme Persis dari 
pusat-pusat kota ke perdasaan sejak paling kurang empat puluh tahun belakangan 
ini telah membentuk gugus kultural baru. Gugus budaya ini tidak dapat ditangani 
dengan skema pengembangan organisasi modern dengan logika masyarakat perkotaan.

Masyarakat perdesaan yang lebih senang hidup secara guyub, tidak bisa didekati 
dengan cara-cara masyarakat perkotaan yang formal dan matematis. Di sisi lain, 
sejarah Persis yang dilahirkan di tengah-tengah masyarakat perkotaan masih 
menyisakan semangat modernisasi-perkotaan dari sebagian aktivisnya.

Kondisi kultural semacam ini harus dipahami dengan baik oleh siapa pun ke depan 
yang akan menjadi pemimpin Persis. Secara kreatif dan sinergis, kedua potensi 
kultural ini harus dipadukan untuk melahirkan kekuatan baru Persis dalam 
konteks dakwah Islam di Indonesia. Kelihatannya, selama ini tarik-menarik dan 
saling curiga di antara kedua gugus kultural yang masih berkembang di Persis 
ini masih terlalu tinggi. Akibatnya, bukan sinergi yang terjadi, melainkan 
saling melemahkan.

Walaupun sampai saat ini dakwah Persis masih tetap bertahan dan secara 
kuantitas terus berkembang, tetapi sering Persis seolah kehilangan isu. 
Mengangkat isu lama sudah tidak relevan, menggali isu baru masih terlihat agak 
belum terbiasa. Dakwah Persis pun menjadi agak asing di tengah derasnya 
gelombang 

[kisunda] Jakarta alias Betawi alias Sunda Kalapa

2010-09-21 Terurut Topik Wilistya Redanta
(1). Betawi yg dulu sepi...Sunda Kelapa menaungi hening...Peradaban mengajarkan 
santun... Rakyat dan alam senafas...Berguru ke Bumi. 

(2). Sunda Kelapa tempat menambatkan rindu...Kilau pesisir sinarnya mengundang 
segala bangsaSeluruh Negeri datang menuai damai.. 

(3). Silaturahmi sambil berniaga...Dengan Negeri Padjadjaran yg terbukti 
membahagiakan rakyat-nya...Dimanja gemahripah loh jinawi.. 

(4). Sri Baduga Maha Raja Prabu Siliwangimenggoreskan tinta emas 
Sejarahdan...rela mengalah ...Hilang sirna (Ngahiang / moksa)... 

(5). Dilindas Luka Sejarah Ajaran Sunda Wiwitan dan Islam 
bertabrakanBeliau membiarkan mengalir, jadi  Peradaban Baru.. 

(6). Sungai Sejarah mengalir bergerak seiring waktu...Peradan Baru-pun 
lahirsang bayi diberi nama: DJAKARTA 

(7). Yg dulu sunyi tenang...kini hiruk-pikuk gelisahdipecut sibuk didera 
resahsibuk meraup sangu...uang jadi segalanya. 

(8). Bumi Betawi terlalu ringkih...terlalu berat memanggul beban dahsyat-nya 
nafsu dan keserakahan... 

(9). Anak anak air di bawah bumi tersedot haus napsuInduk Air yg tidur 
tenang terusikkini murka 

(10). AIR PURBA...sudah ada sebelum planet bumi Tercipta...kini mengundang 
air laut untuk bertamu ke bawah bumi jakarta 

(11). Bumi padat diukir rongga...dg asin-nya membatik asik... jadi lorong 
lorong dan sungai sungai anak kandung samudra 

(12). Bergerak memenuhi rindumenuju daya pesona Pakuan Pajajaran ( Bogor 
)... 

(13). Pangeran Sugiri (Sultan DJakarta) pernah berkata: Tanda tanda Betawi 
akan kiamatjika sungai Ciliwung jadi kotor hitam pekat. 

(14). Ibu Kota segera harus pindah...berpacu dg detik,.sesaat akan tenggelam, 
tak bisa disiasati oleh kepentingan politik dan ekonomi 

(15). Di Sunda klasik tertulis tentang eksodus pemindahan Puseur Dayeuh ( Ibu 
Kota )... 

(16). Ke  Taneuh Maneuh Sagala Wangsa ( Bumi Abadi Segala Bangsa 
)...diperkirakan di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur... 

(17). Sekitar lingkar Sentul, Cileungsi, Jonggol, Cikunduldi desa Sukma 
Makmur ada dataran luas rata, dipercaya turun menurun. 

(18). Tempat turun-nya Burung Burung besi dari segala Negerikata Kasepuhan 
bila ini terjadi, sebagai ciri Nusantara Sugih Mukti. 

(19). Di lingkar Sentul...berdampingan dg Gunung Pancar... Menara Putih 
menjulang TinggiMekah-nya Hak Azasi Dunia 

(20). Tempat bersimpuh kesadaran Demokrasi seluruh Umat...bersama mengusung 
Api Putih...simbul Kemerdekaan Sejati... 

(21) Oleh Bung Karno Disebut:  Mercu Suar- nya segala Bangsa. 
 
Source : https://twitter.com/imammudrika



RE: [kisunda] sangu beunyeur

2010-09-21 Terurut Topik Ii Sumirat
Baheula pare nu sok ditutu teh jenisna pare huma, sikina leuwih kuat napel
kanu pakangna, beda jeung pare sawah.  Samemeh ditutu morolokeunana lain
digebotkeun kanu gebot tapi diirik.  Beas beunyeur lolobana ditempat si
kuring mah dijual jadi parab hayam anakna atawa manuk. Lamun dipolah sok
dijieun anu samodel uras.

 

From: kisunda@yahoogroups.com [mailto:kisu...@yahoogroups.com] On Behalf Of
Dudi Herlianto
Sent: Monday, September 20, 2010 10:29 PM
To: Urangsunda; kisunda@yahoogroups.com; baraya_su...@yahoogroups.com
Subject: [kisunda] sangu beunyeur

 

  

http://www.facebook.com/photo.php?pid=5070584
http://www.facebook.com/photo.php?pid=5070584fbid=442816857375id=64948737
5#!/photo.php?pid=5070618fbid=442820197375id=649487375
fbid=442816857375id=649487375#!/photo.php?pid=5070618fbid=442820197375id
=649487375

 

Image removed by sender. 63070_442820197375_649487375_5070618_8285755_n.jpg

sangu beunyeur

beunyeur téh béas bubuk. di jaman baheula nu ngaranna beunyeur réa
dihasilkeun sabab ngarobah paré jadi béas masih maké prosés ditutu. ku
ditutu, tarik beubeut halu kana lisung teu bisa angger. pedah tanaga manual
téa, tanaga manusa mah pan teu bisa dikira-kira. kalan halon teuing tapi
leuwih remen deui bedas teuing. nu tungtungna paré nu sakudu ngabéas
ngalaleunjeur bubuk jadi beunyeur.

sedeng di jaman kiwari, ku ayana mesin giling modern--héleran cek urang
lembu kuring mah, nu jigana mah hasil salah déngé tina kecap basa
asing--ngabeunyeurna béas bisa leuwih dikurangan.

tah balik deui kana sangu beunyeur. najan sarua tina béas, sangu tina
beunyeur téksturna béda dibanding sangu tina béas biasa. rasa ngagerenyil
sangu beunyeur bakal leuwih rosa. séjénna deui, kuring can kungsi ngasaan
sangu beunyeur nu diolah sarua jeung sangu biasa. biasana mah sok bari
dibungbuan jeung direueuy ku kacang suuk dibalur ku parud kalapa ngora.
tangtu ku cara kitu sangu beunyeur leuwih karasa gurih tinimbang sangu béas
biasa.

-- 
d-: dudi herlianto :-q
kunyuk nuyun kuuk, kuuk nuyun kunyuk



image001.jpgimage002.jpgimage003.jpg

[kisunda] caricangkas

2010-09-21 Terurut Topik Dudi Herlianto
http://www.facebook.com/photo.php?pid=5070905id=649487375ref=notifnotif_t=photo_comment#!/photo.php?pid=5070943id=649487375fbid=442840372375

[image: 60252_442840372375_649487375_5070943_8243941_n.jpg]

caricangkas

kitu kasebutna di lembur kuring mah (sok rada teu pédé nyebut hiji
barang/mangkeluk dina basa sunda téh, sok réa bédana jeung di tempat séjén).
sabangsaning simeut nu ogé sok jadi batur jangkrik. enya, mun ditingali tina
raga badagna mah caricangkas teh méh jiga simeut, boga dua antene dina
huluna, jeung dua bebetrik nu jadi suku tukangna. sedengkeun pangna disebut
batur jangkrik pedah ieu mangkeluk teh sok ngéar kasada mun peuting geus
nyanding, adu manis jeung sora jangkrik. (kétang jangkrik gé boga dua antene
jeung dua bebetrik éta, ngan awakna éléh panjang wungkul, jigana mah
tiluanana sabangsaning sisimeutan/jajangkrikan/cacaricangkasan.)

caricangkas jiga héwan séjénna boga cara keur matéaan kejemna alam.
jangjangna sarua jeung warna jeung rupa daun. hal ieu dipaké keur nyamuni ti
nu jadi musuh alamna.

caricangkas ogé ngarupakeun batur deukeut manusa di pilemburan. jiga
bangkong, oray, bangbara, kamarang, jangkrik jeung rea deui hewan sejenna nu
teu asa-asa lamun asup ka imah jelema.

-- 
d-: dudi herlianto :-q
kunyuk nuyun kuuk, kuuk nuyun kunyuk


[kisunda] Budaya - Meong Panjalu?

2010-09-21 Terurut Topik mh
MAUNG PANJALU : SASAKALA
by Richadiana Kartakusumahttp://www.facebook.com/profile.php?id=1537983874on
Tuesday, September 21, 2010 at 3:17pm

*Sasakala Maung Panjalu *

Kocapkeun di Karajaan Majapahit, Prabu Brawijaya anu ngaheuyeuk eta nagara
keur anteng neuteup bulan purnama. Nginget-nginget kajadian mangsa ka
tukang, kajadian anu ngabengkahkeun dua karajaan, Karajaan Majapahit jeung
Karajaan Pajajaran. Kajadianana memang geus lila pisan, geus kaliwat sapuluh
kitu taun ka tukang. Nyaeta kajadian anu katelah Perang Bubat.



Timbul niat anu luhung dina manahna. Niat pikeun nyambungkeun deui duduluran
anu kungsi kapegat ku rasa ceuceub. Sabab dihenteu-henteu oge, upama dijujut
ka puhu mah, Raja Majapahit jeung Raja Pajajaran teh ti karuhunna mah
tunggal sakocoran. Carana mah bisa ngaliwatan pertikahan. Kabeneran Prabu
Brawijaya lalagasan keneh.



Sang Prabu Brawijaya enggal nyaur Patih. Barabat atuh nyaritakeun
pamaksudannana, nyaeta ngalamar putri Karajaan Pajajaran, anu geulis Putri
Kencana Rarang. Tujuanana, taya lian pikeun nyambungkeun tali silaturahmi
anu kungsi pegat pisan.

Kasalahan karuhun urang baheula, henteu hade lamun akibatna terus dikukut,
sarta henteu perlu diwariskeun ka anak-incu.

Patih sapuk kana pamaksudan Sang Prabu.



Poe eta keneh Patih tatan-tatan, ngumpulkeun balad sarta nyadiakeun bekel
pikeun indit ngajugjug ka Karajaan Pajajaran. Eta rombongan diluluguan ku
hiji Mantri. Dina waktu anu geus ditangtukeun, eta rombongan utusan
Majapahit teh indit ninggalkeun nagarana maju ngulon. Lalampahan anu henteu
gampang lantaran nyorang leuweung geledegan.



Kacaturkeun eta rombongan utusan teh geus tepi bae ka puseur dayeuh Nagara
Pajajaran anu perenahna di Dayeuh Kawali. Utusan Majapahit meunang pangbagea
anu hade, boh ti rahayat Pajajaran, boh ti Raja Pajajaran. Mantri anu jadi
kokolot utusan Majapahit masrahkeun surat ti Prabu Brawijaya anu unggelna
seja ngalamar Putri Kencana Rarang bari sakantenan maheutkeun deui tali
silaturahmi antara Karajaan Majapahit jeung Pajajaran.



Raja Pajajaran nampi eta lamaran, ngingetkeun kana niat luhung Raja
Majapahit. Ajakan pikeun hirup sauyunan memang kudu ditarima kalawan jembar.
Manakomo, Sang Prabu Brawijaya teh yuswana teu sabaraha geseh sareng Nyi
Putri. Tumut kana kapalay sepuhna, Nyi Putri oge kersa dipihukum ku Raja
Majapahit. Malah harita keneh oge ditangtukeun waktuna. Wanci anu mustari
pikeun jatukrami.



Dina waktu anu geus ditangtukeun, Sang Prabu Brawijaya sareng rombonganana
angkat ka Pajajaran kanggo rendengan. Sadugina ka Pajajaran, teras bae
direndengankeun nyandingkeun kembang Pajajaran Kencana Rarang. Munggah nurub
cupu, nu kasep sareng nu geulis. Der atuh ngayakeun pesta kacida ramena.
Pesta nagara tujuh poe tujuh peuting. Sagala tatabeuhan ngageder taya
reureuhna, lir anu nembongkeun kabungah nyacapkeun kasono.



Sanggeus rengse pesta jeung sukan-sukan, Putri Kencana Rarang dicandak ka
Majapahit. Ngiring ka ingkang caroge ngaheuyeuk dayeuh. Rumah tanggana
estuning reugreug pageuh, ditilaman ku kanyaah dipupuk ku kadeudeuh.
Sawatara bulan ti harita Putri Kencana Rarang wawartos ka carogena yen
anjeunna ngandeg. Sang Prabu Brawijaya kalintang suka manahna.



Nalika bobotna bade majeng ka salapan sasih, bet jorojoy we dina manah Nyi
Putri aya kapalay nyelang mulih ka Pajajaran, ku margi palay babar di bali
geusanna ngajadi, disakaikeun ku ibu ramana katut kadang wargi. Kawitna mah
ku Sang Prabu teu kawidian. Komo deui Nyi Putri dina kaayaan bobot, anu ceuk
itungan indung beurang mah, moal dugi ka sasasih oge orok baris medal.



Nanging ku margi Nyi Putri keukeuh, sareng nyariosna dibarung ku merebey
mili, ahirna mah Sang Prabu teh leah manahna.

Mangga atuh ari Rai maksa angkat mah. Mung hapunten, Engkang teu tiasa
ngajajapkeun, ku margi nuju pameng mayunan nagara, saur Sang Prabu
Brawijaya. Anjeunna ngutus hiji Mantri kapetengan, kanggo ngajajapkeun Nyi
Putri ka Pajajaran.



Sanggeus bekel katut para pangiringna sadia, bring atuh rombongan Putri
Kencana Rarang angkat ti Majapahit seja ngajugjug ka Pajajaran. Angkat
nyacat nyorang leuweung geledegan, mipir-mipir pasir mapay-mapay jungkrang.
Nyi Putri angkatna ditandu kana joli. Diaping ku Mantri katut para ponggawa.
Sanaos kedah nyorang jalan rarumpil, Nyi Putri katingal paromanna bear
marahmay, kumargi bade tepang sareng ibu ramana.



Sanggeus sababaraha puluh poe lumampah, rombongan Nyi Putri anjog ka hiji
tempat di suku Gunung Sawal, kuloneun Ciamis ayeuna. Nyi Putri ngaraos
nahnay sareng lalesu. Sering karaos patuangan sapertos nu bade babar. Terus
bae pupuhu rombongan teh paparentah supaya rombongan eureun di dinya sarta
nyieun sasaungan pikeun Nyi Putri reureuh, jeung bisi enya deuih Nyi Putri
babar di dinya.



Mantri pupuhu rombongan paparentah deui, supaya ngadegkeun wawangunan anu
tohaga. Sabab Ki Mantri ningali galagat Nyi Putri, kana bakal lami reureuhna
di dinya. Pikeun nyieun eta wawangunan tea, loba tangkal kai anu rubuh
ditaluaran, anu ku urang wetan mah 

Re: [kisunda] Budaya - Meong Panjalu?

2010-09-21 Terurut Topik Dudi Herlianto
proses robahna bombang larang jeung kancana meh sarupa jeung nu kaalaman ku
anjani, subali jeung sugriwa. bedana nu dua robah jadi maung. nu kadua robah
jadi monyet. tah naha hal ieu teh aya hubunganna teu nya? (ah cenah sagala
teh disambung-sambung haha) :)

2010/9/21 mh khs...@gmail.com



 MAUNG PANJALU : SASAKALA
 by Richadiana 
 Kartakusumahttp://www.facebook.com/profile.php?id=1537983874on Tuesday, 
 September 21, 2010 at 3:17pm

 *Sasakala Maung Panjalu *

 Kocapkeun di Karajaan Majapahit, Prabu Brawijaya anu ngaheuyeuk eta nagara
 keur anteng neuteup bulan purnama. Nginget-nginget kajadian mangsa ka
 tukang, kajadian anu ngabengkahkeun dua karajaan, Karajaan Majapahit jeung
 Karajaan Pajajaran. Kajadianana memang geus lila pisan, geus kaliwat sapuluh
 kitu taun ka tukang. Nyaeta kajadian anu katelah Perang Bubat.



 Timbul niat anu luhung dina manahna. Niat pikeun nyambungkeun deui
 duduluran anu kungsi kapegat ku rasa ceuceub. Sabab dihenteu-henteu oge,
 upama dijujut ka puhu mah, Raja Majapahit jeung Raja Pajajaran teh ti
 karuhunna mah tunggal sakocoran. Carana mah bisa ngaliwatan pertikahan.
 Kabeneran Prabu Brawijaya lalagasan keneh.



 Sang Prabu Brawijaya enggal nyaur Patih. Barabat atuh nyaritakeun
 pamaksudannana, nyaeta ngalamar putri Karajaan Pajajaran, anu geulis Putri
 Kencana Rarang. Tujuanana, taya lian pikeun nyambungkeun tali silaturahmi
 anu kungsi pegat pisan.

 Kasalahan karuhun urang baheula, henteu hade lamun akibatna terus dikukut,
 sarta henteu perlu diwariskeun ka anak-incu.

 Patih sapuk kana pamaksudan Sang Prabu.



 Poe eta keneh Patih tatan-tatan, ngumpulkeun balad sarta nyadiakeun bekel
 pikeun indit ngajugjug ka Karajaan Pajajaran. Eta rombongan diluluguan ku
 hiji Mantri. Dina waktu anu geus ditangtukeun, eta rombongan utusan
 Majapahit teh indit ninggalkeun nagarana maju ngulon. Lalampahan anu henteu
 gampang lantaran nyorang leuweung geledegan.



 Kacaturkeun eta rombongan utusan teh geus tepi bae ka puseur dayeuh Nagara
 Pajajaran anu perenahna di Dayeuh Kawali. Utusan Majapahit meunang pangbagea
 anu hade, boh ti rahayat Pajajaran, boh ti Raja Pajajaran. Mantri anu jadi
 kokolot utusan Majapahit masrahkeun surat ti Prabu Brawijaya anu unggelna
 seja ngalamar Putri Kencana Rarang bari sakantenan maheutkeun deui tali
 silaturahmi antara Karajaan Majapahit jeung Pajajaran.



 Raja Pajajaran nampi eta lamaran, ngingetkeun kana niat luhung Raja
 Majapahit. Ajakan pikeun hirup sauyunan memang kudu ditarima kalawan jembar.
 Manakomo, Sang Prabu Brawijaya teh yuswana teu sabaraha geseh sareng Nyi
 Putri. Tumut kana kapalay sepuhna, Nyi Putri oge kersa dipihukum ku Raja
 Majapahit. Malah harita keneh oge ditangtukeun waktuna. Wanci anu mustari
 pikeun jatukrami.



 Dina waktu anu geus ditangtukeun, Sang Prabu Brawijaya sareng rombonganana
 angkat ka Pajajaran kanggo rendengan. Sadugina ka Pajajaran, teras bae
 direndengankeun nyandingkeun kembang Pajajaran Kencana Rarang. Munggah nurub
 cupu, nu kasep sareng nu geulis. Der atuh ngayakeun pesta kacida ramena.
 Pesta nagara tujuh poe tujuh peuting. Sagala tatabeuhan ngageder taya
 reureuhna, lir anu nembongkeun kabungah nyacapkeun kasono.



 Sanggeus rengse pesta jeung sukan-sukan, Putri Kencana Rarang dicandak ka
 Majapahit. Ngiring ka ingkang caroge ngaheuyeuk dayeuh. Rumah tanggana
 estuning reugreug pageuh, ditilaman ku kanyaah dipupuk ku kadeudeuh.
 Sawatara bulan ti harita Putri Kencana Rarang wawartos ka carogena yen
 anjeunna ngandeg. Sang Prabu Brawijaya kalintang suka manahna.



 Nalika bobotna bade majeng ka salapan sasih, bet jorojoy we dina manah Nyi
 Putri aya kapalay nyelang mulih ka Pajajaran, ku margi palay babar di bali
 geusanna ngajadi, disakaikeun ku ibu ramana katut kadang wargi. Kawitna mah
 ku Sang Prabu teu kawidian. Komo deui Nyi Putri dina kaayaan bobot, anu ceuk
 itungan indung beurang mah, moal dugi ka sasasih oge orok baris medal.



 Nanging ku margi Nyi Putri keukeuh, sareng nyariosna dibarung ku merebey
 mili, ahirna mah Sang Prabu teh leah manahna.

 Mangga atuh ari Rai maksa angkat mah. Mung hapunten, Engkang teu tiasa
 ngajajapkeun, ku margi nuju pameng mayunan nagara, saur Sang Prabu
 Brawijaya. Anjeunna ngutus hiji Mantri kapetengan, kanggo ngajajapkeun Nyi
 Putri ka Pajajaran.



 Sanggeus bekel katut para pangiringna sadia, bring atuh rombongan Putri
 Kencana Rarang angkat ti Majapahit seja ngajugjug ka Pajajaran. Angkat
 nyacat nyorang leuweung geledegan, mipir-mipir pasir mapay-mapay jungkrang.
 Nyi Putri angkatna ditandu kana joli. Diaping ku Mantri katut para ponggawa.
 Sanaos kedah nyorang jalan rarumpil, Nyi Putri katingal paromanna bear
 marahmay, kumargi bade tepang sareng ibu ramana.



 Sanggeus sababaraha puluh poe lumampah, rombongan Nyi Putri anjog ka hiji
 tempat di suku Gunung Sawal, kuloneun Ciamis ayeuna. Nyi Putri ngaraos
 nahnay sareng lalesu. Sering karaos patuangan sapertos nu bade babar. Terus
 bae pupuhu rombongan teh paparentah supaya rombongan eureun 

[kisunda] Budaya - Sunda Jati?

2010-09-21 Terurut Topik mh
SUNDA JATI
by Richadiana Kartakusumahttp://www.facebook.com/profile.php?id=1537983874on
Tuesday, September 21, 2010 at 4:20pm

*Sunda JATI *



*Bewara kahiji*

*Nu ngagem* Urang Sunda Kanekes (ngaran topna: Baduy).Kanekes teh ngaran
hiji tempat di Banten.



*Ngaran Agama  Kapercayaan:* Sunda Wiwitan. Wiwitan teh hartina mimiti,
asal, poko, jati.Ngaran sejen: Sunda Asli, Jatisunda (jati, sanes mahoni)* *



*Ngaran Pangeran:*

Sang Hiyang Keresa (Nu Maha Kuasa), Nu ngersakeun (Yang Maha
Menghendaki).Sebutan sejen:Batara Tunggal (Tuhan Yang Maha Esa),Batara Jagat
(Tuhan Penguasa Alam)Batara Seda Niskala (Tuhan Yang Maha Gaib)* *



*Tempat Pangeran:* Buana Nyungcung Kabeh dewa dina konsep agama Hindu
(Brahmana, Syiwa, Wisnu, Indra, Yama,jrrd) tunduk ka Batara Seda Niskala.



*Konsep Alam* ceuk ‘mitologi’ atawa ‘kosmologi’ urang Kanekes aya
tilu: 1.Buana Nyungcung, tempat linggih Sang Hiyang Keresa, pangluhurna
2.Buana Panca Tengah, tempat jelema, sato, tatangkalan (kaasup tangkal
jengkol jeung peuteuy) jeung sadaya mahluk sejena (sireum, tongo,
tumbila,jeung sajabana) 3.Buana Larang , naraka. Panghandapna.



Antara Buana Nyungcung jeung Buana Panca Tengah, aya 18 lapisan (langit tea
meureun). Lapisan pangluhurna, ngarana Buana Suci Alam Padang, nu ceuk
koropak 630 (sigana nomer lomari paranti nunda naskah kuno di Arsip Nasional
Jakarta) disebut Alam Kahiyangan atawa Mandala Hiyang, tempat linggihna Nyi
Pohaci Sanghiyang Asri jeung Sunan Ambu. (Sunan Ambu ieu ayeuna dijadikeun
ngaran gedong teater di Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung (STSI) Buah
Batu.



Sang Hiyang Keresa nurunkeun tujuh batara di Sasaka Pusaka Buana. Nu
pangkolotna, Batara Cikal, dianggap karuhun urang Kanekes (Baduy). Turunan
batara sejenna marentah di daerah Karang, Jampang, Sajra, Jasinga, Bongbang,
Banten.



Kapangaruhan Hindu Saeutik Mun noong ngaran2 batara (‘utusan’ Sang
Hiyang Keresa: Wisawara, Wisnu, Brahma), tetela aya pangaruh ti Hindu kana
ieu sistem kapercayaan urang Kanekes. Tapi kapercayaan Urang Kanekes ieu
lain Hindu.



*Buana Panca Tengah* Ieu wilayah jelema jeung mahluk sejenna, dibagi
numutkeun tingkat kasucianana: 1.Sasaka Pusaka Buana, dianggap paling suci,
ampir ngarendeng jeung Sasaka Domas (atawa Salaka Domas). Ieu pusat dunya.
2.Kampung Jero, Pusat lingkungan Desa Kanekes 3.Kampung
Luar/panamping/penyangga/bumper, Desa Kanekes, jadi pusat Banten 4.Banten,
jadi pusat Sunda 5.Tanah Sunda 6.Luar Tanah Sunda



*Aturan Hirup:* Titahan jeung Pamali (basa urang dinya, Buyut) ti karuhun.
Kabuyutan, tempat nu ngandung rupa-rupa pamali. (Teu meunang anu, teu
meunang anu tea….)



*Ritual/Upacara:* ngukus, muja, ngawalu, ngalaksa.



*Muja*

Muja diayakeun di Sasaka Pusaka Buana jeung Sasaka Domas dina waktu nu beda.
Di Sasaka Pusaka Buana sataun sakali, lilana tilu poe, tiap tanggal 16, 17,
18 bulan Kawolu (bulan kalima numutkeun sistim kalender Urang Kanekes. US
boga sistem kalender sorangan tah!). Muja dipingpin ku Puun (sigana
sarupaning kepala adat) Cikeusik, jeung jalma2 kapercayaanana (baris
kolot-sesepuh meureun). Poe kahiji, rombongan upacara angkat ka ranggon
(Talahab- saung). Ngendong di dinya. Isukna, mandi jeung karamas, terus
angkat ka ka Sasaka Pusaka Buana ti arah kaler. Upacara muja dilakukeun di
undakan kahiji, ngadep ka pasir/bukit SPB, nepi ka tengah poe. Terus
mersihan salira, bari memeres palataran undakan. Beres kitu, ngumbah
leungeun jeung suku ti batu Sang Hiyang Pangumbahan. Terus naek ka puncak
pasir/bukit. Di dinya rombongan ngala lukut nu napel dina batu. Lukut
(lumut) eta disebut komala (permata), dibawa mulang jeung dipercaya bisa
ngadatangkeun berkah jang nu merlukeun.



*Buyut/Pamali* Aya dua jinis: 1.Buyut Adam Tunggal, pamali nalian urang
Tangtu (warga kampung jero). Buyut ieu pamali nu nalian hal poko jeung nu
sejenna/rinci 2.Buyut Nuhun, pamali nu berlaku jang orang Panamping jeung
Dangka (warga Kanekes Luar). Buyut ieu mah ngan jang nu poko. Jadi nu di
Panamping atawa Dangka kaci dilakukeun, tapi di daerah Tangtu/Kampung Jero
mah teu kaci.



Pamali bin buyut ieu ngandung udagan: a.melindungi kasucian jeung kamurnian
suka manusa b.melindungi kamurnian mandala/tempat cicing c.melindungi
tradisi



Buyut atawa pamali (tabu) diayakeun bisa jadi jang melindungi mandala
Kanekes, karena ti samet Karajaan Sunda ancur (1579 Masehi), teu aya deui
karajaan nu ngalindungi. Malah sok aya pertentangan kapentingan antara urang
Kanekes jeung Kasultanan Banten oge pamarentah kolonial. Tah, ceunah, cara
jang melindungi diri sendiri teh make eta pamali atawa buyut! Teu kawasa,
ucapan nu kaluar mun kudu ngarempak buyut.



*Hukuman atawa sanksi* jang nu ngarempag buyut:
dikaluarkeun/dipiceun/ditamping ti lingkungan asal dina jangka waktu nu
tangtu, biasana 40 poe. Upacara pelaksanaan hukuman disebut Panyapuan.



*Konsep Daur Hirup* Sukma atawa roh jelema asalna ti Kahiyangan, mun hirup
di Buana Panca Tengah angges, sukma balik deui ka Kahiyangan (ngahiyang tea
meureun!). Waktu 

[kisunda] Persib Bandung

2010-09-21 Terurut Topik yusep_rijal
Assalamualaikum Wr Wb

Punten bade naros ka para sesepuh
ari Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung alias Persib Bandung
lamun diartikeun kana bahasa sunda kinten-kinten na naon nya nu merenah

nuhun sateuacana...





Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/kisunda/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
kisunda-dig...@yahoogroups.com 
kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [kisunda] Budaya - Meong Panjalu?

2010-09-21 Terurut Topik oman abdurahman
proses robahna bombang larang jeung kancana meh sarupa jeung nu kaalaman ku
anjani, subali jeung sugriwa. bedana nu dua robah jadi maung. nu kadua robah
jadi monyet. tah naha hal ieu teh aya hubunganna teu nya? (ah cenah sagala
teh disambung-sambung haha) :) - kang Dudi

Sigana, aya pancacuriga (silib, sindir, sampir, siloka, sasmita) deui wae
nya dina carita Sasakala Maung Panjalu teh, khususna siloka. Kitu sotenan
lamun urang make elmu empiris alias henteu percaya jelema bisa jadi sato.
Tapi, ayat Al Qur'an anu unina : Kunuu kirodatan khosi'in (mangka jadilah
maraneh monyet anu hina) - supata Pangeran ka bangsa Yahudi anu ngarempag
larangan usaha dina poe Saptu, jadi dalil qouliyah pikeun kamungkinan bisana
jelema jadi sato. Kumaha prosesna? Anging Alloh anu uninga. Atawa...eta ayat
oge sarua magrupa hiji siloka?

Sababaraha ngaran tempat dina carita sasakala maung Panjalu teh mindeng
kaliwatan lamun si kuring nganjang ka lembur. Garahang, hiji tempat diantara
Panjalu - Kawali (Panjalu - Kawali anggangna kl 12 km, Garahang pernahna kl
3 km wetaneun alun2 Panjalu), satutasna Ciomas. Garahang.

Sabudeureun Garahang loba lengkob anu moal boa baheula mah eta lengkob2 teh
caraian, mangrupa situ-situ. Salah sahiji situ anu masih aya nepi ka ayeuna
nyaeta Situ Ciater, tonggoheun atawa samemeh Garahang lamun ti jihat Panjalu
mah. Moal kitu eta Ciater teh anu disebut Cipangbuangan tea? Anu jelas, eta
situ Ciater teh keur kuring mah katembong geueumeun. Maksud teh geus puluhan
malah moal boa ratusan kali si kuring ngaliwatan eta situ (da pernahna sisi
jalan raya Panjalu-Kawali), can kungsi sakali oge si kuring nempo aya anu
wani2 mandi di eta situ, malah anu ngala lauk (nguseup, upamana) arang
langka katembong.

Dayeuhluhur, pernahna kalereun Panjalu. Nilik aranna mah ieu desa siga anu
mibanda ajen dina mangsa baheula, jaman karajaan2. Moal boa Ambu uninga oge
sasakala Dayeuhluhur? Mangga diantos pedaranana.

Sakitu heula, hatur nuhun parantos diemutkeun deui dongeng lawas, sasakala
maung Panjalu (kapungkur kantos maca oge komikna).

baktosna,
manar










2010/9/21 Dudi Herlianto dudi.herlia...@gmail.com



 proses robahna bombang larang jeung kancana meh sarupa jeung nu kaalaman ku
 anjani, subali jeung sugriwa. bedana nu dua robah jadi maung. nu kadua robah
 jadi monyet. tah naha hal ieu teh aya hubunganna teu nya? (ah cenah sagala
 teh disambung-sambung haha) :)

 2010/9/21 mh khs...@gmail.com



 MAUNG PANJALU : SASAKALA
 by Richadiana 
 Kartakusumahttp://www.facebook.com/profile.php?id=1537983874on Tuesday, 
 September 21, 2010 at 3:17pm

 *Sasakala Maung Panjalu *

 Kocapkeun di Karajaan Majapahit, Prabu Brawijaya anu ngaheuyeuk eta nagara
 keur anteng neuteup bulan purnama. Nginget-nginget kajadian mangsa ka
 tukang, kajadian anu ngabengkahkeun dua karajaan, Karajaan Majapahit jeung
 Karajaan Pajajaran. Kajadianana memang geus lila pisan, geus kaliwat sapuluh
 kitu taun ka tukang. Nyaeta kajadian anu katelah Perang Bubat.



 Timbul niat anu luhung dina manahna. Niat pikeun nyambungkeun deui
 duduluran anu kungsi kapegat ku rasa ceuceub. Sabab dihenteu-henteu oge,
 upama dijujut ka puhu mah, Raja Majapahit jeung Raja Pajajaran teh ti
 karuhunna mah tunggal sakocoran. Carana mah bisa ngaliwatan pertikahan.
 Kabeneran Prabu Brawijaya lalagasan keneh.



 Sang Prabu Brawijaya enggal nyaur Patih. Barabat atuh nyaritakeun
 pamaksudannana, nyaeta ngalamar putri Karajaan Pajajaran, anu geulis Putri
 Kencana Rarang. Tujuanana, taya lian pikeun nyambungkeun tali silaturahmi
 anu kungsi pegat pisan.

 Kasalahan karuhun urang baheula, henteu hade lamun akibatna terus
 dikukut, sarta henteu perlu diwariskeun ka anak-incu.

 Patih sapuk kana pamaksudan Sang Prabu.



 Poe eta keneh Patih tatan-tatan, ngumpulkeun balad sarta nyadiakeun bekel
 pikeun indit ngajugjug ka Karajaan Pajajaran. Eta rombongan diluluguan ku
 hiji Mantri. Dina waktu anu geus ditangtukeun, eta rombongan utusan
 Majapahit teh indit ninggalkeun nagarana maju ngulon. Lalampahan anu henteu
 gampang lantaran nyorang leuweung geledegan.



 Kacaturkeun eta rombongan utusan teh geus tepi bae ka puseur dayeuh Nagara
 Pajajaran anu perenahna di Dayeuh Kawali. Utusan Majapahit meunang pangbagea
 anu hade, boh ti rahayat Pajajaran, boh ti Raja Pajajaran. Mantri anu jadi
 kokolot utusan Majapahit masrahkeun surat ti Prabu Brawijaya anu unggelna
 seja ngalamar Putri Kencana Rarang bari sakantenan maheutkeun deui tali
 silaturahmi antara Karajaan Majapahit jeung Pajajaran.



 Raja Pajajaran nampi eta lamaran, ngingetkeun kana niat luhung Raja
 Majapahit. Ajakan pikeun hirup sauyunan memang kudu ditarima kalawan jembar.
 Manakomo, Sang Prabu Brawijaya teh yuswana teu sabaraha geseh sareng Nyi
 Putri. Tumut kana kapalay sepuhna, Nyi Putri oge kersa dipihukum ku Raja
 Majapahit. Malah harita keneh oge ditangtukeun waktuna. Wanci anu mustari
 pikeun jatukrami.



 Dina waktu anu geus ditangtukeun, Sang Prabu Brawijaya sareng rombonganana
 angkat ka Pajajaran 

[kisunda] Sejarah - Wangunan Kuno Jawa Tengah 1

2010-09-21 Terurut Topik mh
KILAS PINTAS BANGUNAN KUNO (CANDI2) DI JAWA TENGAH - JILID SATU
by Richadiana Kartakusumahttp://www.facebook.com/profile.php?id=1537983874on
Tuesday, September 21, 2010 at 4:07pm

*KILAS PINTAS BANGUNAN KUNO (CANDI2) DI JAWA TENGAH*



*C**andi di Jawa Tengah dan Yogyakarta*

Pada abad ke-7 sampai dengan awal abad ke-8, di Jawa Tengah terdapat sebuah
kerajaan Hindu bernama Kalingga. Pada akhir paruh pertama abad ke-8,
diperkirakan th. 732 M, Raja Sanjaya mengubah nama Kalingga menjadi Mataram.
Selanjutnya Mataram diperintah oleh keturunan Sanjaya (Wangsa Sanjaya).
Selama masa pemerintahan Raja Sanjaya, diperkirakan telah dibangun
candi-candi Syiwa di pegunungan Dieng.  Pada akhir masa pemerintahan Raja
Sanjaya, datanglah Raja Syailendra yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya (di
Palembang) yang berhasil menguasai wilayah selatan di Jawa Tengah. Kekuasaan
Mataram Hindu terdesak ke wilayah utara Jawa Tengah.

Pemerintahan Raja Syailendra yang beragama Buddha ini dilanjutkan oleh
keturunannya, Wangsa Syailendra.



Dengan demikian, selama kurang lebih satu abad, yaitu tahun 750-850 M, Jawa
Tengah dikuasai oleh dua pemerintahan, yaitu pemerintahan Wangsa Sanjaya
yang beragama Hindu dan Wangsa Syailendra yang menganut agama Buddha
Mahayana. Pada masa inilah sebagian besar candi di Jawa Tengah dibangun.
Oleh karena itu, candi-candi di Jawa Tengah bagian Utara pada umumnya adalah
candi-candi Hindu, sedangkan di wilayah selatan adalah candi-candi Buddha.
Kedua Wangsa yang berkuasa di Jawa Tengah tersebut akhirnya dipersatukan
melalui pernikahan Rakai Pikatan (838 - 851 M) dengan Pramodawardhani, Putra
Maharaja Samarattungga dari Wangsa Syailendra.



Candi di Jawa Tengah umumnya menghadap ke Timur, dibangun menggunakan batu
andesit. Bangunan candi umumnya bertubuh tambun dan terletak di tengah
pelataran. Di antara kaki dan tubuh candi terdapat selasar yang cukup lebar,
yang berfungsi sebagai tempat melakukan ‘pradaksina’ . Di atas ambang pintu
ruangan dan relung terdapat hiasan kepala Kala (Kalamakara) tanpa rahang
bawah. Bentuk atap candi di Jawa tengah umumnya melebar dengan puncak
berbentuk ratna atau stupa. Keterulangan bentuk pada atap tampak dengan
jelas.



Di samping letak dan bentuk bangunannya, candi Jawa tengah mempunyai ciri
khas dalam hal reliefnya, yaitu pahatannya dalam, objek dalam relief
digambarkan secara naturalis dengan tokoh yang mengadap ke depan. Batas
antara satu adegan dengan adegan lain tidak tampak nyata dan terdapat bidang
yang dibiarkan kosong. Pohon Kalpataru yang dianggap sebagai pohon suci yang
tumbuh ke luar dari objek berbentuk bulat banyak didapati di candi-candi
Jawa tengah.



Candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta jumlahnya mencapai puluhan, umumnya
pembangunannya mempunyai kaitan erat dengan Kerajaan Mataram Hindu, baik di
bawah pemerintahan Wangsa Sanjaya maupun Wangsa Syailendra.  Belum semua
candi dimuat dalam situs web ini. Masih banyak candi, terutama candi-candi
kecil yang belum terliput, di antaranya: Abang, Asu, Bogem, Bugisan,
Candireja, Dawungsari, Dengok, Gampingan, Gatak, Gondang, Gua Sentana,
Gunungsari, Gunungwukir (Canggal), Ijo, Kelurak, Marundan, Merak, Miri,
Morangan, Muncul, Ngawen, Payak, Pendem, Pringapus, Retno, Sakaliman,
Sojiwan, Umbul dan Watugudig.



*Candi Banyuniba *

terletak di selatan Desa Cepit, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Sleman. Letaknya sekitar 200 m dari Candi Barong, sekitar 1 km
sebelah barat daya jalan raya Yogya-Solo. Candi Buddha ini berdiri menghadap
ke barat, menyendiri di lahan pertanian. Sekitar 15 m di depan bangunan
candi mengalir sebuah sungai kecil. Pada saat ditemukan, candi ini hanya
berupa reruntuhan. Penelitian dan rekonstruksi yang pertama di mulai pada
tahun 1940. berdasarkan hasil penelitian diperkirakan bahwa Candi Banyuniba
terdiri atas satu candi induk yang menghadap ke Barat dan dikelilingi
deretan candi perwara berbentuk stupa, 3 berderet di selatan dan 3 lagi di
timur. Saat ini baru candi induknya yang berhasil dipugar. Tak satupun candi
perwara yang tersisa. Di halaman belakang candi terdapat sebuah lubang
seperti sumur.



Ukuran Candi Banyuniba relatif kecil, yaitu lebar 11 m dan panjang sekitar
15 m. Tubuh candi berdiri di atas 'batur' setinggi 2,5 m yang terletak di
tengah hamparan batu andesit yang tertata rapi. Selisih luas batur dengan
tubuh candi membentuk selasar yang cukup lebar untuk dilalui 1 orang.
Dinding dan pelipit atas batur dipenuhi dengan hiasan bermotif sulur dan
dedaunan yang menjulur keluar dari sebuah wadah mirip tempayan.  Di setiap
sudut kaki candi terdapat hiasan mirip kepala Kala yang disebut 'jala
dwara. Hiasan ini berfungsi sebagai saluran pembuang air hujan. Atap candi
berbentuk limasan seperti kubah (dagoba) dengan stupa di puncaknya.Untuk
naik ke selasar di permukaan 'batur' (kaki candi) terdapat tangga selebar
sekitar 1,2 m, terletak tepat di depan pintu masuk bilik penampil. Pangkal
pipi tangga dihiasi dengan kepala sepasang naga dengan mulut menganga lebar.


[kisunda] Musik - Karinding Kaulinan Karuhun?

2010-09-21 Terurut Topik mh
beunang nyalin tina blogna kang denny yanuar

===
Karinding, Alat Musik Karuhun Nan Unik
by Denny Yanuar http://www.facebook.com/profile.php?id=1256932396 on
Tuesday, September 21, 2010 at 11:09pm

BILA dilihat dari segi popularitasnya, mungkin hanya sedikit dari kita yang
mengenal keberadaan alat musik karinding. Padahal, alat musik ini diprediksi
sebagai salah satu jenis instrumen tertua yang merupakan warisan dari
peradaban kuno.

Tempaan perjalanan sejarah yang sangat panjang tersebut temyata tidak
menjadikan eksistensinya makin dikenal masyarakat Terlebih, alat musik
karinding sempat dianggap musik komunis, karena kerap dimainkan anggota
Lekra, lembaga kebudayaan yang diprediksi bentukan Partai Komunis Indonesia
(PKT). Akibatnya, pada masa Orde Baru popularitas alat musik ini makin
tenggelam dan dilarang dimainkan.

Terlepas dari masalah politik itu, mungkin generasi sebelum kita juga tidak
berani mengeksplorasi alat musik karinding, kata Man Jasad (32), salah
seorang seniman Sunda yang mencoba mengangkat kembali popularitas alat musik
tersebut, saat ditemui di Common Room, Kamis (24/6).Bentuk dari alat musik
ini cukup sederhana. Ukuran standar karinding hanya sepanjang sekitar 10
sentimeter dengan lebar 2 sentimeter. Semula alatmusik ini dibuat dari
pelepah kawung. Namun, karena sulitnya menemukan pelepah kawung, saat ini
para seniman memodifikasi pembuatan alat musik karinding menggunakan bahan
baku dari batang bambu.

Menurut Man, untuk memainkan alat musik ini cukup mudah. Karinding dimainkan
dengan cara ditempelkan di mulut, lalu ditabuh (dipukul) salah satu ujungnya
dengan menggunakan telunjuk. Getaran antara karinding dan mulut tersebutlah
yang dapat menghasilkan irama yang unik dan menarik.Alat musik karinding
dapatdipadukan dengan berbagai jenis alat musik lain, seperti lem-pung,
suling, toleat, bahkan koto (alat musik Jepang). Tidak hanya itu, dari
beberapa eksplorasi yang pernah dilakukan, terbukti pula bahwa karinding
dapat dikolaborasikan dengan beberapa band modern, seperti dengan grup band
Burger Kill, beberapa waktu yang lalu.

Lebih lanjut Man mengatakan, banyak alat musik yang hampir serupa dengan
karinding di daerah lain, seperti genggong di Bali, rinding di Jawa Tengah
bahkan dari luar negeri seperti alat musik jeusharp dari Tibet. Akan
tetapi, belum adasejarah tertulis dari naskah kuno yang saya temukan. Hanya
berupa cerita lisan dari beberapa orang tua, ucapnya.

Perlu pengembangan

Untuk dapat memopulerkan kembali alat musik karinding di tengah derasnya
arus globalisasi bukanlah suatu perkara yang mudah. Pasalnya, hingga saat
ini apresiasi masyarakat terhadap perkembangan seni dan budaya masih sangat
minim, terlebih pada seni tradisional.

Untuk menyiasatinya, sejak 2008, Man Jasad bersama beberapa rekan seniman
lainnya mencoba mengembangkan alat musik karinding ini sesuai dengan kondisi
zaman. Buat pengembangannya, yang terpenting adalah pengemasan komposisi
musik agar bisa diterima oleh anak muda zaman sekarang. Jadi, intinya
dikemas dengan gaya kekinian, dari mulai penyajian sampai performanya,
tuturnya.Pengembangan musik karin- ding tersebut temyata cukup membuahkan
hasil.

Hingga saat ini, telah banyak terbentuk grup karinding di berbagai tempat.
Di Cicalengka misalnya, terdapat grup Markipat Karinding yang memainkan alat
musik tersebut dengan menggunakan gaya vokal khas aliran death metal. Selain
itu, dalam beberapa pergelaran seni juga kerap ditemukan pemaduan karinding
dalam pembacaan puisi.Tidak hanya terbatas sampai disitu. Bila kita
perhatikan, di beberapa pertunjukan musik metal maupun underground di Kota
Bandung, saat ini tidak jarang diselipkan unsur budaya tradisional di
sela-sela acaranya. Kebetulan saya sendiri sudah belasan tahun berkecimpung
di dunia musik metal. Jadi target utama saya awalnya kepada anak muda yang
suka musik metal, ucap Man.

Walaupun perkembangan alat musik karinding saat ini mulai diterima oleh
kalangan muda, Man mengaku sempat menuai kritik dari beberapa kokolot
(senior) seni Sunda, karena cara penyajiannya dianggap tidak sesuai dengan
tradisi lama. Akan tetapi, menurut saya pribadi, budaya itu merupakan suatu
produk manusia. Jadi, sah-sah saja untuk mengembangkannya sesuai dengan
kondisi kekinian. Lagi pula kita belum punya referensi berupa audio yang
sudah baku, kata Man. Sekarang mah, yang paling penting bagaimana caranya
agar tradisi kita bisa berkontribusi aktif di Jawa Barat khususnya, umumnya
di Indonesia dan lebih jauh lagi secara global, katanya. (Albian-syah)



Tiba-tiba sebilah kecil bambu itu menyerang berbagai daerah di Jawa Barat;
hampir seperti simsalabim mewujud jadi tema popular obrolan di kalangan
anak-anak muda, masuk ke dalam diskusi-diskusi seni dan budaya, ikut hadir
dalam perhelatan musik modern, bahkan kerap tertulis dalam status para
facebookers dan posting banyak blogger. Kedatangannya cukup mencengangkan,
dan tentu saja: tak terduga. Tak terduga, karena sebilah bambu itu sama
sekali bukan produk temuan 

Re: [kisunda] Persib Bandung

2010-09-21 Terurut Topik oman abdurahman
Wa'alaikum salam wr wb.,

Atos cekap Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (Persib) sabab eta mah
parantos janten nami unik. Upama ditarjamahkeun kana basa Sunda engkena lain
Persib deui.

Kaduana, basa Sunda teu tiasa narjamahkeun kecap2 basa Indonesia anu
dimimitian ku awalan per. Janten upama ditarjamahkeun kedah milarian
padanan atawa kecap anu sarua hartina/maksudna.

manar

2010/9/21 yusep_rijal yusep_ri...@yahoo.co.id



 Assalamualaikum Wr Wb

 Punten bade naros ka para sesepuh
 ari Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung alias Persib Bandung
 lamun diartikeun kana bahasa sunda kinten-kinten na naon nya nu merenah

 nuhun sateuacana...

  



Re: [kisunda] Persib Bandung

2010-09-21 Terurut Topik mh
ari sugan teh per-hiji-an maenbal indonesia bandung, hehehe.



2010/9/22 oman abdurahman omana...@gmail.com



 Wa'alaikum salam wr wb.,

 Atos cekap Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (Persib) sabab eta mah
 parantos janten nami unik. Upama ditarjamahkeun kana basa Sunda engkena lain
 Persib deui.

 Kaduana, basa Sunda teu tiasa narjamahkeun kecap2 basa Indonesia anu
 dimimitian ku awalan per. Janten upama ditarjamahkeun kedah milarian
 padanan atawa kecap anu sarua hartina/maksudna.

 manar

 2010/9/21 yusep_rijal yusep_ri...@yahoo.co.id



 Assalamualaikum Wr Wb

 Punten bade naros ka para sesepuh
 ari Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung alias Persib Bandung
 lamun diartikeun kana bahasa sunda kinten-kinten na naon nya nu merenah

 nuhun sateuacana...


  



Re: [kisunda] Persib Bandung

2010-09-21 Terurut Topik Deni Indra Kelana
hehe, naha sanes 'sabilulungan mengbal indonesia bandung' wae nya? :D






From: mh khs...@gmail.com
To: kisunda@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 22, 2010 14:06:53
Subject: Re: [kisunda] Persib Bandung

  
ari sugan teh per-hiji-an maenbal indonesia bandung, hehehe.




2010/9/22 oman abdurahman omana...@gmail.com

  
Wa'alaikum salam wr wb.,

Atos cekap Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (Persib) sabab eta mah 
parantos janten nami unik. Upama ditarjamahkeun kana basa Sunda engkena lain 
Persib deui.

Kaduana, basa Sunda teu tiasa narjamahkeun kecap2 basa Indonesia anu 
dimimitian 
ku awalan per. Janten upama ditarjamahkeun kedah milarian padanan atawa 
kecap 
anu sarua hartina/maksudna. 


manar


2010/9/21 yusep_rijal yusep_ri...@yahoo.co.id


  
Assalamualaikum Wr Wb

Punten bade naros ka para sesepuh
ari Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung alias Persib Bandung
lamun diartikeun kana bahasa sunda kinten-kinten na naon nya nu merenah

nuhun sateuacana...