Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-24 Terurut Topik L.Meilany
Pemerintah maunya kan tenang, supaya orang asing-investor gak takut, 
salahsatunya gitu
Banyak pabrik di kawasan Bekasi, tangerang tutup karena dengan mudahnya 
pegawai2nya demo.

Yg kita hadapi kan sebenernya 'realita' dengan istilah apapun seperti yg 
Linadear sebutkan gak ngaruh.
Orang mau bilang apapun, sesat kek, fundamentalis kek, radikal kek, preman 
berjubah, tapi gimana gitu realitanya di kehidupan 
keseharian kalo nyata2 bikin takut, ribut ?
Kalo memang Ahamdiyah dianggap sesat, oleh siapa?
Nah yg menganggap sesat itulah yg harusnya membuka dialog/musyawarah dengan yg 
dianggap sesat.
Di Padang begitu.
Jangan kemudian melakukan kekerasan, di agama sendiri dialog, musyawarah itu 
kan lebih utama.
Karena kalo gajah2 dah berkelahi maka kancil pula yg menderita.
Seperti waktu serbuan ke Parung, ada tukang gorengan yg kehilangan dagangan 
berikut peralatan.
Padahal dia cuma jualan dia bukan FPI bukan Ahmadiyah.

Enerji para pelaku kekerasan, taroklah FPI lebih baik disalurkan untuk kegiatan 
keagamaan yg positif.
Tempo hari Mia bilang mbok yaow FPI itu kerjabakti, bersihin got, supaya 
Jabodetabek bebas DBD.
Masak sih DBD jadi tradisi tahunan.
Memakmurkan masjid, bersihin masjid dimanapun berada. Memberdayakan masjid 
supaya sepanjang hari ramai, nggak cuma 
kalo Jum'atan saja.
Di tempat saya ada masjid kecil An Nashr, punya balai pengobatan untuk kaum 
duafa. Banyak dokternya sukarela tugas disana.
Halaman masjid di pakai untuk kegiatan olahraga [ dan harus bayar sekedar biaya 
kebersihan]
Tiap hari minggu ada saja kegiatan ekonomi, ceramah ekonomi syariah. Hasilnya 
ada warung2 di lingkungan masjid yg dikelola
dan memperoleh bantuan dana dari masjid. 

Banyak gitu masjid dibangun tapi tidak terpelihara.
Mustinya FPI, laskar Jihad dan sebangsanya melakukan hal2 sperti ini. Ongkosnya 
murah dan pastinya pahalanya besar :-), dipuja-puji masyarakat.
Atau misalnya membantu memberdayakan masyarakat miskin untuk bangkit, tabah 
menghadapi kesulitan hidup.
memberi ceramah tentang lingkungan, kelola sampah, hemat enerji, bikin biopori 
kan lebih manfaat.
Kalo mereka demo, pawai kolosal serba putih2 ; ongkos sewa bus, truk, uang 
makan 2 kali, beli pentungan, ngasah klewang, bikin bom molotov, bikin 
spanduk2, beli air mineral [ kan banyak tereak2] sewa TOA, dah berapa itu; 
belum pula ongkos moril, dibenciin, diomongin banyak orang.

Salam :-), 
l.meilany


  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, May 21, 2008 12:44 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan 
Ahmadiyah


  Sekarang baiknya gimana?

  Tanyalah kpd pemerintah, maunya gimana?...:-))

  Kalo saya pribadi sih biarkan saja Ahmadiyah. Biarkan saja fatwa 
  sesat MUI juga. Suruh ulama terus melakukan dialog. Pergunakan 
  kelebihan2 Ahmadiers untuk ikut mensejahterakan bangsa ini. 
  Pemerintah gak usah memforsir energi utk hal2 demikian. Masih banyak 
  prioritas bangsa yang mesti diutamakan.

  Semisal seperti di Padang ini Ahmadiers melakukan aksi donor darah, 
  mengapa Islam lainnya tidak ikut berpartisipasi ke dalamnya? Apa 
  Ahmadiers akan menolak? Saya rasa, kalau mereka melakukan lillahi 
  ta'ala Ahmadiers tak akan menolak. Bagus kan buat kebersamaan dan 
  kesatuan Islam ?

  Meidear,
  Saya jadi mikir istilah2 
  spt berkedok, berjubah, mengatasnamakan. Kayaknya sama saja ya 
  mbak. Ada yang ingin disembunyikan. Mereka senang main petak 
  umpet. Maklum, masa kecil kurang main...:-). Pemerintah juga seneng 
  main petak umpet.

  wassalam,

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Ya jadi sekarang baiknya bagaimana?
   Ahmadiyah di Padang menuai simpati rakyat dengan aksi donor darah, 
  yg ikut banyak.
   Lantas bikin pernyataan bahwa ahmadiyah sejak dulu selalu hidup 
  damai nggak pernah berontak kepada negara,
   nggak pernah makar, ngebom
   :-)
   Lantas pemerintah juga kemarin di Senayan bikin rame2 dalam rangka 
  Harkitnas.
   Ada yg bilang selama ini indonesia sudah hampir 
  terpengaruh/disusupi budaya Arab dan India.
   Maka kemarin ditampilkan tari2-an nasional dari seluruh 
  provinsi/adat di indonesia.
   
   Pak Wahid dengan istri barunya tampak menyimak tari2-an yg mungkin 
  tidak islami, lha wong megal-megol.
   Istrinya yg baru dengan tampilan yg tidak PKS [ jilbab gaul, 
  riasan muka medok] sekarang sering diajak-ajak
   ke berbagai event yg notabene bukan kegiatan partai/agama.
   Almarhumah istri yg dulu yg tampilannya PKS sekali, sederhana 
  malahan banyak yg jarang tahu.
   
   Artinya, konflik2 kekerasan yg mengatasnamakan agama dicoba 
  diredam secara tidak langsung.
   Karena biar gimana kekerasan apapan dalihnya yg sengsara adalah 
  rakyat kecil juga.
   Lama2 FPI dan sebangsanya akan ditinggalkan akan gak dapat simpati 
  lagi dari rakyat.
   Sudah sama halnya dengan preman2 pasar tukang bikin onar. T eer 
  laalu.memalukan :-))
   
   Salam

Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-20 Terurut Topik L.Meilany
Ya jadi sekarang baiknya bagaimana?
Ahmadiyah di Padang menuai simpati rakyat dengan aksi donor darah, yg ikut 
banyak.
Lantas bikin pernyataan bahwa ahmadiyah sejak dulu selalu hidup damai nggak 
pernah berontak kepada negara,
nggak pernah makar, ngebom
:-)
Lantas pemerintah juga kemarin di Senayan bikin rame2 dalam rangka Harkitnas.
Ada yg bilang selama ini indonesia sudah hampir terpengaruh/disusupi budaya 
Arab dan India.
Maka kemarin ditampilkan tari2-an nasional dari seluruh provinsi/adat di 
indonesia.

Pak Wahid dengan istri barunya tampak menyimak tari2-an yg mungkin tidak 
islami, lha wong megal-megol.
Istrinya yg baru dengan tampilan yg tidak PKS [ jilbab gaul, riasan muka medok] 
sekarang sering diajak-ajak
ke berbagai event yg notabene bukan kegiatan partai/agama.
Almarhumah istri yg dulu yg tampilannya PKS sekali, sederhana malahan banyak yg 
jarang tahu.

Artinya, konflik2 kekerasan yg mengatasnamakan agama dicoba diredam secara 
tidak langsung.
Karena biar gimana kekerasan apapan dalihnya yg sengsara adalah rakyat kecil 
juga.
Lama2 FPI dan sebangsanya akan ditinggalkan akan gak dapat simpati lagi dari 
rakyat.
Sudah sama halnya dengan preman2 pasar tukang bikin onar. T  eer 
laalu.memalukan :-))

Salam, 
l.meilany



  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, May 16, 2008 10:42 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan 
Ahmadiyah


  Meidear,
  Kan mbak Mei bertanya knapa ribut2nya baru sekarang ?

  Ya jawabannya itu, menurut saya.

  Kalo pemerintahan sekarang ini represif juga kaya orba, pasti gak 
  ribut. Soalnya gerakan semacam Ahmadiyah or FPI gak bakal bisa 
  bergerak banyak, meski gak mati. Cuma dibuat pingsan ama Orba...;-) 
  dengan segala UU donk tentunya.

  Ini konteksnya dalam pemerintahan lho, mbak dan Ahmadiyah dan yang 
  lainnya dianggap sebagai suatu gerakan, bukan 
  sebagai 'keyakinan/agama'.

  Istilah kasarnya nih kata sang jendral,yang buat keributan di 
  negara gw, gw amputasi duluan!. 

  wassalam,
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Linadear,
   
   Hal2 yg menyangkut rasa, seperti agama, keyakinan, hobi, selera 
  jika di perlakukan seperti kriminal, di bikinkan UU
   untuk dilarang jelas gak akan mempan.
   Seperti halnya Al Arqam, dilarang, ya tetap saja ada. Diuber-uber 
  sepanjang waktu oleh polis diaraja malaysia. Sampai sekarang tetap 
  eksis.
   Gak akan ada yg bisa mematikan keyakinan : mau itu keyakinan 
  dianggap sesat atau apapun.
   Allah sendiri mengatakan orang jadi sesat, dapat hidayah kan DIA 
  yg menentukan.
   Yg seharusnya adalah gimana para ortu memberi pendidikan agama.
   
   Yg dilarang, yg didemo itu mustinya yg 'jelas2' bikin penderitaan 
  bagi orang lain.
   Korupsi, misalnya, atau larangan merokok di tempat umum.
   Sudah ada undang2nya, jelas gitu akibatnya, bikin sengsara orang 
  lain tapi kan tetap saja eksis.
   Korupsi kata KPK itu sudah jadi tradisi, merokok ditempat umum 
  apalagi.
   
   Tempo hari FPI merangsek kantor redaksi playboy, gedung kantor di 
  rusak. Gedung itu punya sapa?
   Itu kan artinya FPI melakukan tindak kriminal merusak hartabenda 
  orang lain yg gak tau apa-apa.
   Playboy disidang, tapi kan majalahnya tetap saja beredar, tetap 
  seronok, hot.
   Jadi ngapain dulu2 itu buang2 tenaga untuk sesuatu yg percuma.
   [ Justru yg beredar itu gosip, FPI di kasih upeti satu em supaya 
  tutup mata]
   
   salam, 
   l.meilany
   
   
   
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, May 12, 2008 3:13 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, 
  Pemerintah dan Ahmadiyah
   
   
   Dear Mbak Mei,
   
   Mengapa baru sekarang?
   
   Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan. Ato kita2 baru melek 
   demokrasi. Kan dulu emang jamannya Orba yang represif, jadi 
   Ahmadiyah gak bisa bergerak banyak. Juga semacam FPI dulu gak 
  boleh 
   idup.
   
   Kalo soal pelarangan di Indonesia kan emang dari dulu Ahmadiyah 
  udah 
   di larang.
   
   Jadi, kenapa ribut sekarang karena pemerintahnya (aparat 
  hukumnya) 
   sekarang gak bisa bertindak tegas (bisa juga dibilang gak 
  represif)
   
   wassalam,
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:
   
Nimbrung :

1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 
  yg 
   melarang ini dan itu banyak. 
Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, 
  demi 
   stabilitas.
Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi.
Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas 
   penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap 
menggangu stabilitas.
Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat 
   Jum'at semuanya diatur.
   
Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis 
  sejak

Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-20 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

Cara kita beragama sebetulnya akan mencerminkan bagaimana kita berperilaku pada 
banyak bidang. Di situlah IMHO makna  agama sebagai diyn...way-of-life, kecuali 
kita orang sakit dengan kepribadian ganda sehingga bisa memilah-milah kapan 
jadi orang saleh (di mesjid, pengajian2) dan kapan jadi bajingan (dalam gerakan 
massa, di bidang sosial, budaya dan politik), sekularisme sejati yang 
jelas-jelas keluar dari Islam.

Ketika cara beragama kita tunduk pada thagut, sami'na wa atha'na malah kepada 
selain Allah, Rasul dan Ulil-Amri; taqlid; 
maka way-of-life kita juga tanpa kita sadari kira-kira begitu. 
Tunduklah kita pada patron-patron, orang-orang, klan-klan, ras-ras, apa-apa 
yang datang dari generasi sebelumnya tanpa kita mampu berfikir kritis. Kita 
bagaikan buih yang ikut saja kemana arah gelombang.
Partai X bilang A, kita ikut A. Pak Anu bilang B, kita ikut B, Ustadz fulan 
bilang XXX kita juga bilang XXX, tanpa reserve.
Hingga, jika mereka bilang masuk ke jurang-pun kita juga dengan sukarela masuk 
ke jurang.

Sudah terlalu lama elit (partai, klan, ormas, orpol, organ pemerintah, pemda, 
orgam -organisasi keagamaan,  dll.) diberi cek kosong tanpa konsekuensi apapun 
oleh rakyat dengan alasan rakyat kurang ilmu, tidak mampu, dll.  Sudah 
waktunya institusi apapun mengikuti pasar bebas, jika tidak berkontribusi 
positif malahan negatif, tidak mampu, atau tidak amanah sebaiknya memang 
ditutup saja. Institusi apapun selama bukan kriminal tapi berkontribusi positif 
terhadap rakyat seharusnya diperbolehkan ada, bahkan harusnya didukung.

Caranya adalah membuat rakyat bisa punya pilihan dan berdaya untuk memilih. 
Skema calon independen merupakan terobosan politik yang harus didukung oleh 
seluruh komponen jangan sampai di-jegal oleh kekuatan status-quo. Biar partai 
mulai betul-betul merevitalisasi perannya di masyarakat.

Salam
Ary




  - Original Message - 
  From: L.Meilany 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, May 21, 2008 7:09 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah 
dan Ahmadiyah


  Ya jadi sekarang baiknya bagaimana?
  Ahmadiyah di Padang menuai simpati rakyat dengan aksi donor darah, yg ikut 
banyak.
  Lantas bikin pernyataan bahwa ahmadiyah sejak dulu selalu hidup damai nggak 
pernah berontak kepada negara,
  nggak pernah makar, ngebom
  :-)
  Lantas pemerintah juga kemarin di Senayan bikin rame2 dalam rangka Harkitnas.
  Ada yg bilang selama ini indonesia sudah hampir terpengaruh/disusupi budaya 
Arab dan India.
  Maka kemarin ditampilkan tari2-an nasional dari seluruh provinsi/adat di 
indonesia.

  Pak Wahid dengan istri barunya tampak menyimak tari2-an yg mungkin tidak 
islami, lha wong megal-megol.
  Istrinya yg baru dengan tampilan yg tidak PKS [ jilbab gaul, riasan muka 
medok] sekarang sering diajak-ajak
  ke berbagai event yg notabene bukan kegiatan partai/agama.
  Almarhumah istri yg dulu yg tampilannya PKS sekali, sederhana malahan banyak 
yg jarang tahu.

  Artinya, konflik2 kekerasan yg mengatasnamakan agama dicoba diredam secara 
tidak langsung.
  Karena biar gimana kekerasan apapan dalihnya yg sengsara adalah rakyat kecil 
juga.
  Lama2 FPI dan sebangsanya akan ditinggalkan akan gak dapat simpati lagi dari 
rakyat.
  Sudah sama halnya dengan preman2 pasar tukang bikin onar. T eer 
laalu.memalukan :-))

  Salam, 
  l.meilany

  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, May 16, 2008 10:42 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan 
Ahmadiyah

  Meidear,
  Kan mbak Mei bertanya knapa ribut2nya baru sekarang ?

  Ya jawabannya itu, menurut saya.

  Kalo pemerintahan sekarang ini represif juga kaya orba, pasti gak 
  ribut. Soalnya gerakan semacam Ahmadiyah or FPI gak bakal bisa 
  bergerak banyak, meski gak mati. Cuma dibuat pingsan ama Orba...;-) 
  dengan segala UU donk tentunya.

  Ini konteksnya dalam pemerintahan lho, mbak dan Ahmadiyah dan yang 
  lainnya dianggap sebagai suatu gerakan, bukan 
  sebagai 'keyakinan/agama'.

  Istilah kasarnya nih kata sang jendral,yang buat keributan di 
  negara gw, gw amputasi duluan!. 

  wassalam,
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Linadear,
   
   Hal2 yg menyangkut rasa, seperti agama, keyakinan, hobi, selera 
  jika di perlakukan seperti kriminal, di bikinkan UU
   untuk dilarang jelas gak akan mempan.
   Seperti halnya Al Arqam, dilarang, ya tetap saja ada. Diuber-uber 
  sepanjang waktu oleh polis diaraja malaysia. Sampai sekarang tetap 
  eksis.
   Gak akan ada yg bisa mematikan keyakinan : mau itu keyakinan 
  dianggap sesat atau apapun.
   Allah sendiri mengatakan orang jadi sesat, dapat hidayah kan DIA 
  yg menentukan.
   Yg seharusnya adalah gimana para ortu memberi pendidikan agama.
   
   Yg dilarang, yg didemo itu mustinya yg 'jelas2' bikin penderitaan 
  bagi orang lain.
   Korupsi, misalnya, atau larangan

[wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-20 Terurut Topik Lina Dahlan
Sekarang baiknya gimana?

Tanyalah kpd pemerintah, maunya gimana?...:-))

Kalo saya pribadi sih biarkan saja Ahmadiyah. Biarkan saja fatwa 
sesat MUI juga. Suruh ulama terus melakukan dialog. Pergunakan 
kelebihan2 Ahmadiers untuk ikut mensejahterakan bangsa ini. 
Pemerintah gak usah memforsir energi utk hal2 demikian. Masih banyak 
prioritas bangsa yang mesti diutamakan.

Semisal seperti di Padang ini Ahmadiers melakukan aksi donor darah, 
mengapa Islam lainnya tidak ikut berpartisipasi ke dalamnya? Apa 
Ahmadiers akan menolak? Saya rasa, kalau mereka melakukan lillahi 
ta'ala Ahmadiers tak akan menolak. Bagus kan buat kebersamaan dan 
kesatuan Islam ?

Meidear,
Saya jadi mikir istilah2 
spt berkedok, berjubah, mengatasnamakan. Kayaknya sama saja ya 
mbak. Ada yang ingin disembunyikan. Mereka senang main petak 
umpet. Maklum, masa kecil kurang main...:-). Pemerintah juga seneng 
main petak umpet.

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Ya jadi sekarang baiknya bagaimana?
 Ahmadiyah di Padang menuai simpati rakyat dengan aksi donor darah, 
yg ikut banyak.
 Lantas bikin pernyataan bahwa ahmadiyah sejak dulu selalu hidup 
damai nggak pernah berontak kepada negara,
 nggak pernah makar, ngebom
 :-)
 Lantas pemerintah juga kemarin di Senayan bikin rame2 dalam rangka 
Harkitnas.
 Ada yg bilang selama ini indonesia sudah hampir 
terpengaruh/disusupi budaya Arab dan India.
 Maka kemarin ditampilkan tari2-an nasional dari seluruh 
provinsi/adat di indonesia.
 
 Pak Wahid dengan istri barunya tampak menyimak tari2-an yg mungkin 
tidak islami, lha wong megal-megol.
 Istrinya yg baru dengan tampilan yg tidak PKS [ jilbab gaul, 
riasan muka medok] sekarang sering diajak-ajak
 ke berbagai event yg notabene bukan kegiatan partai/agama.
 Almarhumah istri yg dulu yg tampilannya PKS sekali, sederhana 
malahan banyak yg jarang tahu.
 
 Artinya, konflik2 kekerasan yg mengatasnamakan agama dicoba 
diredam secara tidak langsung.
 Karena biar gimana kekerasan apapan dalihnya yg sengsara adalah 
rakyat kecil juga.
 Lama2 FPI dan sebangsanya akan ditinggalkan akan gak dapat simpati 
lagi dari rakyat.
 Sudah sama halnya dengan preman2 pasar tukang bikin onar. T  eer 
laalu.memalukan :-))
 
 Salam, 
 l.meilany
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, May 16, 2008 10:42 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, 
Pemerintah dan Ahmadiyah
 
 
   Meidear,
   Kan mbak Mei bertanya knapa ribut2nya baru sekarang ?
 
   Ya jawabannya itu, menurut saya.
 
   Kalo pemerintahan sekarang ini represif juga kaya orba, pasti 
gak 
   ribut. Soalnya gerakan semacam Ahmadiyah or FPI gak bakal bisa 
   bergerak banyak, meski gak mati. Cuma dibuat pingsan ama 
Orba...;-) 
   dengan segala UU donk tentunya.
 
   Ini konteksnya dalam pemerintahan lho, mbak dan Ahmadiyah dan 
yang 
   lainnya dianggap sebagai suatu gerakan, bukan 
   sebagai 'keyakinan/agama'.
 
   Istilah kasarnya nih kata sang jendral,yang buat keributan di 
   negara gw, gw amputasi duluan!. 
 
   wassalam,
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:
   
Linadear,

Hal2 yg menyangkut rasa, seperti agama, keyakinan, hobi, 
selera 
   jika di perlakukan seperti kriminal, di bikinkan UU
untuk dilarang jelas gak akan mempan.
Seperti halnya Al Arqam, dilarang, ya tetap saja ada. Diuber-
uber 
   sepanjang waktu oleh polis diaraja malaysia. Sampai sekarang 
tetap 
   eksis.
Gak akan ada yg bisa mematikan keyakinan : mau itu keyakinan 
   dianggap sesat atau apapun.
Allah sendiri mengatakan orang jadi sesat, dapat hidayah kan 
DIA 
   yg menentukan.
Yg seharusnya adalah gimana para ortu memberi pendidikan agama.

Yg dilarang, yg didemo itu mustinya yg 'jelas2' bikin 
penderitaan 
   bagi orang lain.
Korupsi, misalnya, atau larangan merokok di tempat umum.
Sudah ada undang2nya, jelas gitu akibatnya, bikin sengsara 
orang 
   lain tapi kan tetap saja eksis.
Korupsi kata KPK itu sudah jadi tradisi, merokok ditempat umum 
   apalagi.

Tempo hari FPI merangsek kantor redaksi playboy, gedung kantor 
di 
   rusak. Gedung itu punya sapa?
Itu kan artinya FPI melakukan tindak kriminal merusak 
hartabenda 
   orang lain yg gak tau apa-apa.
Playboy disidang, tapi kan majalahnya tetap saja beredar, 
tetap 
   seronok, hot.
Jadi ngapain dulu2 itu buang2 tenaga untuk sesuatu yg percuma.
[ Justru yg beredar itu gosip, FPI di kasih upeti satu em 
supaya 
   tutup mata]

salam, 
l.meilany



- Original Message - 
From: Lina Dahlan 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, May 12, 2008 3:13 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, 
   Pemerintah dan Ahmadiyah


Dear Mbak Mei,

Mengapa baru sekarang?

Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan

Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-15 Terurut Topik L.Meilany
 Linadear,

Hal2 yg menyangkut rasa, seperti agama, keyakinan, hobi, selera jika di 
perlakukan seperti kriminal, di bikinkan UU
untuk dilarang jelas gak akan mempan.
Seperti halnya Al Arqam, dilarang, ya tetap saja ada. Diuber-uber sepanjang 
waktu oleh polis diaraja malaysia. Sampai sekarang tetap eksis.
Gak akan ada yg bisa mematikan  keyakinan : mau itu keyakinan dianggap sesat 
atau apapun.
Allah sendiri mengatakan orang jadi sesat, dapat hidayah kan DIA yg menentukan.
Yg seharusnya adalah gimana para ortu memberi pendidikan agama.

Yg dilarang, yg didemo itu mustinya yg 'jelas2' bikin penderitaan bagi orang 
lain.
Korupsi, misalnya, atau larangan merokok di tempat umum.
Sudah ada undang2nya, jelas gitu akibatnya, bikin sengsara orang lain tapi kan 
tetap saja eksis.
Korupsi kata KPK itu sudah jadi tradisi, merokok ditempat umum apalagi.

Tempo hari FPI merangsek kantor redaksi playboy, gedung kantor di rusak. Gedung 
itu punya sapa?
Itu kan artinya FPI melakukan tindak kriminal merusak hartabenda orang lain yg 
gak tau apa-apa.
Playboy disidang, tapi kan majalahnya tetap saja beredar, tetap seronok, 
hot.
Jadi ngapain dulu2 itu buang2 tenaga untuk sesuatu yg percuma.
[ Justru yg beredar itu gosip, FPI di kasih upeti satu em supaya tutup mata]

salam, 
l.meilany



  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 12, 2008 3:13 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan 
Ahmadiyah


  Dear Mbak Mei,

  Mengapa baru sekarang?

  Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan. Ato kita2 baru melek 
  demokrasi. Kan dulu emang jamannya Orba yang represif, jadi 
  Ahmadiyah gak bisa bergerak banyak. Juga semacam FPI dulu gak boleh 
  idup.

  Kalo soal pelarangan di Indonesia kan emang dari dulu Ahmadiyah udah 
  di larang.

  Jadi, kenapa ribut sekarang karena pemerintahnya (aparat hukumnya) 
  sekarang gak bisa bertindak tegas (bisa juga dibilang gak represif)

  wassalam,
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Nimbrung :
   
   1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 yg 
  melarang ini dan itu banyak. 
   Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, demi 
  stabilitas.
   Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi.
   Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas 
  penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap 
   menggangu stabilitas.
   Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat 
  Jum'at semuanya diatur.
  
   Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis sejak 
  puluhan tahun lalu, knapa ribut2nya baru sekarang???
   
   



   

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-15 Terurut Topik Lina Dahlan
Meidear,
Kan mbak Mei bertanya knapa ribut2nya baru sekarang ?

Ya jawabannya itu, menurut saya.

Kalo pemerintahan sekarang ini represif juga kaya orba, pasti gak 
ribut. Soalnya gerakan semacam Ahmadiyah or FPI gak bakal bisa 
bergerak banyak, meski gak mati. Cuma dibuat pingsan ama Orba...;-) 
dengan segala UU donk tentunya.

Ini konteksnya dalam pemerintahan lho, mbak dan Ahmadiyah dan yang 
lainnya dianggap sebagai suatu gerakan, bukan 
sebagai 'keyakinan/agama'.

Istilah kasarnya nih kata sang jendral,yang buat keributan di 
negara gw, gw amputasi duluan!. 

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

  Linadear,
 
 Hal2 yg menyangkut rasa, seperti agama, keyakinan, hobi, selera 
jika di perlakukan seperti kriminal, di bikinkan UU
 untuk dilarang jelas gak akan mempan.
 Seperti halnya Al Arqam, dilarang, ya tetap saja ada. Diuber-uber 
sepanjang waktu oleh polis diaraja malaysia. Sampai sekarang tetap 
eksis.
 Gak akan ada yg bisa mematikan  keyakinan : mau itu keyakinan 
dianggap sesat atau apapun.
 Allah sendiri mengatakan orang jadi sesat, dapat hidayah kan DIA 
yg menentukan.
 Yg seharusnya adalah gimana para ortu memberi pendidikan agama.
 
 Yg dilarang, yg didemo itu mustinya yg 'jelas2' bikin penderitaan 
bagi orang lain.
 Korupsi, misalnya, atau larangan merokok di tempat umum.
 Sudah ada undang2nya, jelas gitu akibatnya, bikin sengsara orang 
lain tapi kan tetap saja eksis.
 Korupsi kata KPK itu sudah jadi tradisi, merokok ditempat umum 
apalagi.
 
 Tempo hari FPI merangsek kantor redaksi playboy, gedung kantor di 
rusak. Gedung itu punya sapa?
 Itu kan artinya FPI melakukan tindak kriminal merusak hartabenda 
orang lain yg gak tau apa-apa.
 Playboy disidang, tapi kan majalahnya tetap saja beredar, tetap 
seronok, hot.
 Jadi ngapain dulu2 itu buang2 tenaga untuk sesuatu yg percuma.
 [ Justru yg beredar itu gosip, FPI di kasih upeti satu em supaya 
tutup mata]
 
 salam, 
 l.meilany
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, May 12, 2008 3:13 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, 
Pemerintah dan Ahmadiyah
 
 
   Dear Mbak Mei,
 
   Mengapa baru sekarang?
 
   Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan. Ato kita2 baru melek 
   demokrasi. Kan dulu emang jamannya Orba yang represif, jadi 
   Ahmadiyah gak bisa bergerak banyak. Juga semacam FPI dulu gak 
boleh 
   idup.
 
   Kalo soal pelarangan di Indonesia kan emang dari dulu Ahmadiyah 
udah 
   di larang.
 
   Jadi, kenapa ribut sekarang karena pemerintahnya (aparat 
hukumnya) 
   sekarang gak bisa bertindak tegas (bisa juga dibilang gak 
represif)
 
   wassalam,
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:
   
Nimbrung :

1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 
yg 
   melarang ini dan itu banyak. 
Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, 
demi 
   stabilitas.
Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi.
Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas 
   penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap 
menggangu stabilitas.
Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat 
   Jum'at semuanya diatur.
   
Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis 
sejak 
   puluhan tahun lalu, knapa ribut2nya baru sekarang???


 
 
 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-12 Terurut Topik Lina Dahlan
Dear Mbak Mei,

Mengapa baru sekarang?

Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan. Ato kita2 baru melek 
demokrasi. Kan dulu emang jamannya Orba yang represif, jadi 
Ahmadiyah gak bisa bergerak banyak. Juga semacam FPI dulu gak boleh 
idup.

Kalo soal pelarangan di Indonesia kan emang dari dulu Ahmadiyah udah 
di larang.

Jadi, kenapa ribut sekarang karena pemerintahnya (aparat hukumnya) 
sekarang gak bisa bertindak tegas (bisa juga dibilang gak represif)

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Nimbrung :
 
 1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 yg 
melarang ini dan itu banyak. 
 Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, demi 
stabilitas.
 Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi.
 Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas 
penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap 
 menggangu stabilitas.
 Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat 
Jum'at semuanya diatur.

 Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis sejak 
puluhan tahun lalu, knapa ribut2nya baru sekarang???
 
 




[wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-12 Terurut Topik Mia
Kenapa ribut2nya baru sekarang?
Karena budaya Arab padang pasir kering makin ditiruin mbabi buta, 
sedangkan sebagian lagi maunya budaya dangdut dari India...:-)  

Gile, Ahmadiyah ini, saya akuin they got somethin'...:-)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear Mbak Mei,
 
 Mengapa baru sekarang?
 
 Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan. Ato kita2 baru melek 
 demokrasi. Kan dulu emang jamannya Orba yang represif, jadi 
 Ahmadiyah gak bisa bergerak banyak. Juga semacam FPI dulu gak boleh 
 idup.
 
 Kalo soal pelarangan di Indonesia kan emang dari dulu Ahmadiyah 
udah 
 di larang.
 
 Jadi, kenapa ribut sekarang karena pemerintahnya (aparat hukumnya) 
 sekarang gak bisa bertindak tegas (bisa juga dibilang gak represif)
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
 wrote:
 
  Nimbrung :
  
  1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 yg 
 melarang ini dan itu banyak. 
  Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, demi 
 stabilitas.
  Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi.
  Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas 
 penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap 
  menggangu stabilitas.
  Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat 
 Jum'at semuanya diatur.
 
  Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis sejak 
 puluhan tahun lalu, knapa ribut2nya baru sekarang???
  
 





Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-11 Terurut Topik L.Meilany
Nimbrung :

1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 yg melarang ini 
dan itu banyak. 
Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, demi stabilitas.
Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi.
Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas penuh MUI/Depag. 
Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap 
menggangu stabilitas.
Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat Jum'at semuanya 
diatur.

[Juga pelarangan misalnya terhadap jamaah Al Arqam, berlangsung tanpa gejolak 
di masyarakat.
Bahkan sampai sekarang jamaah Al Arqam harus ganti nama, hidup nomaden, nggak 
bisa punya properti .
Tadinya mereka yg pola hidupnya zuhud, kontrak rumah2 penduduk di kampung2, 
tapi banyak penduduk yg rese'.
Akhirnya sekarang mereka kontrak rumah, kantor di tempat2 yg kurang diomongin, 
di komplek perumahan mewah, 
yg orang2nya individualistis nggak mau tau urusan orang lain.]

2. Sekarang ini mentang2 ada kebebasan, media bisa bebas, bahkan media bisa 
'membayar' orang di dalam untuk
membocorkan keputusan2 yg belum final ke masyarakat.
Sekarang MUI entah bener atau tidak ia sudah membocorkan materi2 yg 'masih 
mentah' ke publik.
Dah tahu masyarakat apalagi kalo hidupnya susah, mudah terbakar emosinya.
Nggak bisa hidup sejahtera di dunia, hidup sejahtera masuk surga lebih pasti.

3. Pula denger2 Di Sukabumi, kehidupan jemaat Ahmadiyah [ mohon maaf mods, 
nyebut2 Ahmadiyah] lebih tenteram dan sejahtera.
Banyak komunitas jamaah Islam tertentu kehidupannya lebih 'sejahtera' 
dibandingkan dengan umat Islam kebanyakan yg mudah marah.
Mengapa? Tolonglah para petinggi umat Islam yg mudah marah itu benahi 
kesejahteraan umatnya lebih dahulu.
Jadi kalo banyak orang yg ngamuk lantaran aliran sesat, perlu dilihat lagi 
mungkin bukan masalah sesatnya tapi juga 
rasa cemburu/iri yg sudah sampai ke ubun-ubun.
Masjid Ahmadiyah bagus pake keramik, sedangkan masjid kebanyakan di desa itu 
jelek, lantainya semen, sajadahnya, tikar dah bolong kumal pula.
Gimana gak iri hate?

Di Kompas beberapa hari lalu ada reportase kehidupan masyarakat desa di bagian 
Sukabumi yg masih 'primitif'.
60 tahun lebih merdeka gitu loh, listrik gak ada, jalanan gak bisa dilewati 
mobil, boro2, di lewati motor saja susah payah.
Sehingga seorang camat yg harus jalan kaki 30 km dengan seling2 naik ojek 
menuju kota untuk ikut rapat.
Kalo camatnya saja jalan kaki, naik ojek bayangkan rakyatnya.
Perekonomian juga gak jalan, kesehatan apalagi. Banyak penderita lumpuh layuh 
berasal dari kawasan ini.
Di sekitar Sukabumi waktu masa eforia reformasi, banyak balong2 ikan orang 
Jakarta, vila2 dijarah habis. 
Tanah2 pertanian, seperti Tapos diduduki, tanpa rasa bersalah.
Karena disana memang masih banyak orang miskin yg tertekan hidupnya apalagi 
pameran kekayaan begitu nyata dan jelas.
Kalo mereka gampang marah bisalah diterima.
Di Lombok/NTB juga banyak orang m iskin, kurang gizi, banyak yg jadi pendatang 
haram di malaysia, TKW, ironisnya jemaat Ahmadiyah 
juga konon sangat besar disana. 
Dengan kondisi yg lebih mendingan diantara orang2 yg sengsara dan miskin memang 
kelompok Ahmadiyah bikin panas dan irihati.
Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis sejak puluhan tahun 
lalu, knapa ribut2nya baru sekarang???


Salam, 
l.meilany
[lahirdisukabumi]



  - Original Message - 
  From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, May 02, 2008 8:33 AM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah 
dan Ahmadiyah



  Saya belum dapet tuh mas fatwa dari organizasi2 tersebut, khusus
  mengenai kejadian yang mas tanyakan di bawah. Saya hanya dapat pers
  release dan fatwa secara umum saja. Namun demikian, saya rasa, yang
  dinyatakan secara umum itu ya berlaku umum. Maksudnya, bila mereka
  melarang kekerasan, ya artinya kekerasan yang dilakukan oleh siapa saja,
  dalam kesempatan yang mana pun, ya tidak mereka support, begitu. 

  Kalau ada yang kenal dengan tokoh-tokoh di organisasi2 tersebut, mungkin
  bisa minta jawaban secara langsung, dan dishare di sini, supaya tidak
  menjadi fitnah. Ada beberapa tulisan di salah satu email di sini yang -
  menurut saya - adalah fitnah, karena berdasarkan prasangka saja. Ya
  kalau bukan fitnah, mungkin suatu kesimpulan yang terlalu prematur
  karena belum ada cek dan re-cek. Sebaiknya kita semua lebih mengontrol
  diri.

  Mohon maaf bila menyinggung.

  Wallahua'lam.
  Wassalaam,
  -Ning

  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dwi W. Soegardi
  Sent: Friday, May 02, 2008 9:21 AM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah,
  Pemerintah dan Ahmadiyah

  Mbak Ning,

  apa fatwa MUI, HTI, PKS untuk provokasi dan penghasutan yang dilakukan
  oleh Sobri Lubis, al-Gatot dan Abu Bakar Baasyir?
  FPI menghasut massa untuk membunuhi Ahmadiyah di mana

Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-05 Terurut Topik sriwening herpribadi
Ki D.P. wrote == semoga saja kita semua segera sadar diribahwa sedang 
menghadapi 'gelutannya' dua kelompok tamu peradaban. jangan sampailah gelutan 
para tamu itu merusak peradaban dan budaya tuan rumah sehingga menjadi punah... 
[nuhun]

  Hayooo Ki Dengglengberani sebutin ngga... siapa 2 kelompok tamu peradaban 
dimaksudharus gentle lho!
   
  

Ki Denggleng Pagelaran [EMAIL PROTECTED] wrote:
  banyak cerita sejarah mengungkapkan hancurnya
sebuah peradapan itu jika para pemimpinnya
salah dalam menghukum seseorang atau sekelompok
orang. cerita-cerita itu sering kali menjadi
melegenda. seperti yang saya baca di buku ustadz
chodjim, syech situ jenar 2. kasultanan demak
terus meluncur menuju kepunahan kekuasaan
karena menghukum mati sang syech. kerajaan ma-
taram islam langsung meluncur di barah kekuasaan
kumpeni (yang nota bene hanyalah sebuah perusahaan
asing), setelah amangkurat ii membantai para
ulama...

jika ditarik jauuuh kebelakang, kerusakan pera-
daban itu terjadi dengan hebatnya mulai dari
mesir kuna hingga hindustan. kekuasaan mesir
terus meluncur jatuh (meski dalam waktu yang
sangat panjang) karena mengabaikan ajaran
akhenaten (firaun monotheistik satu-satunya,
yang merumuskan tablet alkhemis berisi persis
dengan ten commandements). hindustan bubar
karena mengusir para paderi buddha, berkolabo-
rasi dengan kuasa muawiyah... 

semua itu jika disimpulkan menjadi satu rumus:
suatu budaya dan peradaban akan bubar dan
punah jika para komponennya saling berperang.
perang saudara telah dimitologikan dengan sangat
bagus dalam kisah mahabharata (perang besar).

apakah bangsa ini juga akan begitu, karena
kedatangan tamu-tamu peradaban yang tidak tahu
diri? tamu-tamu yang akhirnya gelutan sendiri,
memperebutkan sesuatu yang dulu tidak ada
sangkutpautnya dengan khasanah budaya dan
peradaban nusantara?

semoga saja kita semua segera sadar diri
bahwa sedang menghadapi 'gelutannya' dua kelompok
tamu peradaban. jangan sampailah gelutan para
tamu itu merusak peradaban dan budaya tuan
rumah sehingga menjadi punah... [nuhun]

bnsmr

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sekali lagi,
 
 Orang yang mengail di air keruh itu adalah orang-orang yang tegas-
tegas menjadi pentolan harakah itu di Indonesia. Buka siapa yang ada 
di youtube!
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
 - Original Message - 
 From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Thursday, May 01, 2008 6:04 PM
 Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, 
Pemerintah dan Ahmadiyah
 
 
 
 
 Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama 
pemerintah
 tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena :
 (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang 
sangat
 umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu 
mengatasi
 permasalahan - atau 
 (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut
 kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk 
mendiskreditkan
 MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam.
 
 MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat 
anarkis. HTI
 di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan
 anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun 
menyatakan
 larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara 
institusi,
 setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport 
terjadinya
 kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang 
aqidah
 Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari 
Islam.
 
 Wallahua'lam
 Wassalaam,
 -Ning
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare
 Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; 
zamanku;
 [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, 
Pemerintah
 dan Ahmadiyah
 
 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
 [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
 [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
 [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
 Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
 
 Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.
 
 ade armando
 Majalah Madina
 
 Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
 
 Oleh Ade Armando
 
 Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH,
 BERSIHKAN
 AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! 
Tai
 kucing HAM! Allahu Akbar
 
 Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia
 adalah
 seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam 
tabligh
 akbar
 di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008.
 
 Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan 
didampingi
 beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain 
Sobri, ada
 pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut

[wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-03 Terurut Topik Ki Denggleng Pagelaran
banyak cerita sejarah mengungkapkan hancurnya
sebuah peradapan itu jika para pemimpinnya
salah dalam menghukum seseorang atau sekelompok
orang. cerita-cerita itu sering kali menjadi
melegenda. seperti yang saya baca di buku ustadz
chodjim, syech situ jenar 2. kasultanan demak
terus meluncur menuju kepunahan kekuasaan
karena menghukum mati sang syech. kerajaan ma-
taram islam langsung meluncur di barah kekuasaan
kumpeni (yang nota bene hanyalah sebuah perusahaan
asing), setelah amangkurat ii membantai para
ulama...

jika ditarik jauuuh kebelakang, kerusakan pera-
daban itu terjadi dengan hebatnya mulai dari
mesir kuna hingga hindustan. kekuasaan mesir
terus meluncur jatuh (meski dalam waktu yang
sangat panjang) karena mengabaikan ajaran
akhenaten (firaun monotheistik satu-satunya,
yang merumuskan tablet alkhemis berisi persis
dengan ten commandements). hindustan bubar
karena mengusir para paderi buddha, berkolabo-
rasi dengan kuasa muawiyah... 

semua itu jika disimpulkan menjadi satu rumus:
suatu budaya dan peradaban akan bubar dan
punah jika para komponennya saling berperang.
perang saudara telah dimitologikan dengan sangat
bagus dalam kisah mahabharata (perang besar).

apakah bangsa ini juga akan begitu, karena
kedatangan tamu-tamu peradaban yang tidak tahu
diri? tamu-tamu yang akhirnya gelutan sendiri,
memperebutkan sesuatu yang dulu tidak ada
sangkutpautnya dengan khasanah budaya dan
peradaban nusantara?

semoga saja kita semua segera sadar diri
bahwa sedang menghadapi 'gelutannya' dua kelompok
tamu peradaban. jangan sampailah gelutan para
tamu itu merusak peradaban dan budaya tuan
rumah sehingga menjadi punah... [nuhun]

bnsmr

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sekali lagi,
 
 Orang yang mengail di air keruh itu adalah orang-orang yang tegas-
tegas menjadi pentolan harakah itu di Indonesia. Buka siapa yang ada 
di youtube!
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
   - Original Message - 
   From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, May 01, 2008 6:04 PM
   Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, 
Pemerintah dan Ahmadiyah
 
 
 
 
   Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama 
pemerintah
   tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena :
   (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang 
sangat
   umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu 
mengatasi
   permasalahan - atau 
   (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut
   kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk 
mendiskreditkan
   MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam.
 
   MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat 
anarkis. HTI
   di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan
   anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun 
menyatakan
   larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara 
institusi,
   setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport 
terjadinya
   kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang 
aqidah
   Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari 
Islam.
 
   Wallahua'lam
   Wassalaam,
   -Ning
 
   -Original Message-
   From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare
   Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM
   To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; 
zamanku;
   [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED]
   Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, 
Pemerintah
   dan Ahmadiyah
 
   - Original Message -
   From: [EMAIL PROTECTED]
   To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
   [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
   [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
   [EMAIL PROTECTED]
   Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
   Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
 
   Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.
 
   ade armando
   Majalah Madina
 
   Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
 
   Oleh Ade Armando
 
   Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH,
   BERSIHKAN
   AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! 
Tai
   kucing HAM! Allahu Akbar
 
   Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia
   adalah
   seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam 
tabligh
   akbar
   di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008.
 
   Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan 
didampingi
   beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain 
Sobri, ada
   pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang 
dengan
   lebih
   tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut
   Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar
   Baasyir
   yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu 
sederhana:
   kalau ditemukan, tangkap, potong leher.
 
   Kutipan

Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-02 Terurut Topik achmad chodjim
mBak Ning,
Fatwa itu ada di video youtube. Bagi yang nonton fatwa tersebut, amat 
mengerikan apa yang disampaikan oleh wakil ketua FPI, al-Kathath (HTI), dan 
Baasyir (MMI). Mosok teriak-teriak bunuh, bunuh orang ahmadiyah, jangan takut 
membunuh orang ahmadiyah, kalau saudara takut dosa membunuh mereka, kami yang 
akan nanggung dosanya dunia dan akhirat.

Ini jelas bukan orang Islam meskipun menyatakan diri sebagai gerakan-gerakan 
Islam. Dalam Alquran ditegaskan bahwa tak ada orang yang memikul dosa orang 
lain. Jadi, kalau kita mencuri lantaran disuruh si X, maka ya kita yang berdosa 
dan si X tidak memikul dosa kita yang mencuri. Terus koq berani-beraninya 
mereka menyatakan siap memikul dosa dunia dan akhirat orang-orang yang membunuh 
orang ahmadiyah.

Silakan mBak ning klik video youtube di bawah ini


http://www.youtube.com/watch?v=U7RLCXNdKF4

Wassalam,
chodjim



  - Original Message - 
  From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, May 01, 2008 6:33 PM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah 
dan Ahmadiyah



  Saya belum dapet tuh mas fatwa dari organizasi2 tersebut, khusus
  mengenai kejadian yang mas tanyakan di bawah. Saya hanya dapat pers
  release dan fatwa secara umum saja. Namun demikian, saya rasa, yang
  dinyatakan secara umum itu ya berlaku umum. Maksudnya, bila mereka
  melarang kekerasan, ya artinya kekerasan yang dilakukan oleh siapa saja,
  dalam kesempatan yang mana pun, ya tidak mereka support, begitu. 

  Kalau ada yang kenal dengan tokoh-tokoh di organisasi2 tersebut, mungkin
  bisa minta jawaban secara langsung, dan dishare di sini, supaya tidak
  menjadi fitnah. Ada beberapa tulisan di salah satu email di sini yang -
  menurut saya - adalah fitnah, karena berdasarkan prasangka saja. Ya
  kalau bukan fitnah, mungkin suatu kesimpulan yang terlalu prematur
  karena belum ada cek dan re-cek. Sebaiknya kita semua lebih mengontrol
  diri.

  Mohon maaf bila menyinggung.

  Wallahua'lam.
  Wassalaam,
  -Ning

  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dwi W. Soegardi
  Sent: Friday, May 02, 2008 9:21 AM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah,
  Pemerintah dan Ahmadiyah

  Mbak Ning,

  apa fatwa MUI, HTI, PKS untuk provokasi dan penghasutan yang dilakukan
  oleh Sobri Lubis, al-Gatot dan Abu Bakar Baasyir?
  FPI menghasut massa untuk membunuhi Ahmadiyah di mana saja mereka berada
  dan bersedia menjamin mereka.
  Tak satupun organisasi berani mengritik FPI, FUI.

  Dan jangan lupa, MUI juga punya fatwa sesat untuk kalangan lain seperti
  Syiah. Ahmadiyah bukan yang terakhir, Mbak Ning.

  salam,
  DWS

  On 5/1/08, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  
   Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama 
   pemerintah tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena :
   (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang 
   sangat umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu 
   mengatasi permasalahan - atau (2)ada orang mengail di air keruh, 
   memprovokasi sehingga menyulut kemarahan massa, dengan tujuan yang 
   antara lain untuk mendiskreditkan MUI atau harokah/gerakan-gerakan 
   Islam.
  
   MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. 
   HTI di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan 
   anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun 
   menyatakan larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara 
   institusi, setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak 
   mensupport terjadinya kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat 
   mereka tentang aqidah Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka
  bukan bagian dari Islam.
  
   Wallahua'lam
   Wassalaam,
  
   -Ning
  
  
  
  
   -Original Message-
   From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare
   Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM
   To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; 
   zamanku; [EMAIL PROTECTED]; media jabar; 
   [EMAIL PROTECTED]
  
   Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah

   dan Ahmadiyah
  
  
   - Original Message -
   From: [EMAIL PROTECTED]
   To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
   [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
   [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
   [EMAIL PROTECTED]
   Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
   Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
  
  
   Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.
  
   ade armando
   Majalah Madina
  
   Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
  
   Oleh Ade Armando
  
   Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, 
   BERSIHKAN
   AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM!
  Tai
   kucing HAM! Allahu

Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-02 Terurut Topik achmad chodjim
Sekali lagi,

Orang yang mengail di air keruh itu adalah orang-orang yang tegas-tegas menjadi 
pentolan harakah itu di Indonesia. Buka siapa yang ada di youtube!

Wassalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, May 01, 2008 6:04 PM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah 
dan Ahmadiyah




  Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah
  tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena :
  (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat
  umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi
  permasalahan - atau 
  (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut
  kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan
  MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam.

  MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI
  di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan
  anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan
  larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi,
  setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya
  kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah
  Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam.

  Wallahua'lam
  Wassalaam,
  -Ning

  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare
  Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM
  To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku;
  [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED]
  Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah
  dan Ahmadiyah

  - Original Message -
  From: [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
  [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
  [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
  [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
  Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

  Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.

  ade armando
  Majalah Madina

  Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

  Oleh Ade Armando

  Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH,
  BERSIHKAN
  AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai
  kucing HAM! Allahu Akbar

  Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia
  adalah
  seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh
  akbar
  di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008.

  Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi
  beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada
  pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan
  lebih
  tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut
  Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar
  Baasyir
  yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana:
  kalau ditemukan, tangkap, potong leher.

  Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa
  pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang
  menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong
  kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi
  mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini,
  mereka
  secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada
  keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai
  ajaran
  terlarang, paksa mereka tobat!

  Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas
  lagi
  dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima
  Gerakan
  Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang
  yang
  sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa:
  Darah
  Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam
  waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami
  disalahkan bila kami akan memberantas mereka ...

  Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca
  artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan
  Anda
  semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok
  preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif -
  tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya
  nanti,
  pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini.

  Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena
  gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan
  rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian
  karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti
  Bakorpakem,
  yang melalui sebuah proses pemantauan yang tak memiliki
  pertanggungjawaban
  publik yang jelas

[wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-01 Terurut Topik mediacare

  - Original Message - 
  From: [EMAIL PROTECTED] 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
  Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah


  Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.

  ade armando
  Majalah Madina

  Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

  Oleh Ade Armando

  Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN
  AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai
  kucing HAM! Allahu Akbar

  Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah
  seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar
  di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008.

  Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi
  beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada
  pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih
  tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut
  Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir
  yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana:
  kalau ditemukan, tangkap, potong leher.

  Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa
  pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang
  menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong
  kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi
  mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka
  secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada
  keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran
  terlarang, paksa mereka tobat!

  Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi
  dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan
  Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang
  sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: Darah
  Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam
  waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami
  disalahkan bila kami akan memberantas mereka ...

  Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca
  artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda
  semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok
  preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif -
  tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya nanti,
  pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini.

  Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena
  gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan
  rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian
  karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti Bakorpakem,
  yang melalui sebuah proses pemantauan yang tak memiliki pertanggungjawaban
  publik yang jelas, menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah memang ajaran yang
  sesat.

  Saat ni, pemerintah belum mengeluarkan kata akhir. Surat Keputusan Bersama
  (SKB) yang ditunggu-tunggu kaum radikal itu belum lagi disahkan. Tapi,
  dalam waktu yang sempit ini, mari kita mengingatkan bahwa bila bila
  pembubaran Ahmadiyah terwujud maka sebenarnya kita sedang membiarkan
  terjadinya penzaliman terhadap jutaan warga Indonesia serta mmbiarkan
  kekuatan anti-demokrasi berkedok agama unjuk gigi mengarahkan politik di
  negara ini.

  Adalah sangat penting bahwa seluruh bangsa di negara ini diyakini bahwa
  ini adalah negara hukum yang tidak bersikap diskriminatif. Kaum preman
  berjubah itu memang bisa saja berteriak, Tai kucing itu HAM! 
  Masalahnya, mereka harus sadar bahwa, terlepas dari senang atau tidak,
  Indonesia adalah sebuah negara hukum yang percaya pada perlindungan HAM
  sebagaimana tertuang dalm deklarasi Universal HAM dan UUD 1945. Banyak
  dari para ulama itu juga berargumen bahwa di negara-negara seperti
  Pakistan dan Saudi Arabia, Ahmadiyah dilarang. Para ulama yang buicara
  seperti itu lupa dua negara itu adalah negara Islam. Indonesia bukan.

  Karena itu alasan untuk membubarkan sebuah ajaran - kalau itu memang bisa
  dilakukan - haruslah merujuk pada konstitusi. Dalam hal ini, terlepas dari
  para ulama MUI bilang apa, tak ada alasan untuk membubarkan Ahmadiyah.
  Kalau saja Ahmadiyah adalah sebuah gerakan yang memprovokasi kekerasan dan
  mendorong para pengikutnya menyerang pihak lain, organisasi itu sebaiknya
  memang dibubarkan. Masalahnya, Ahmadiyah tidak bergaya begitu.

  Ahmdiyah itu sudah ada di Indonesia sejak 1920an. Pernahkah kita mendengar
  mereka melakukan aksi kekerasan dan menyerang pihak lain? Tidak. Dan ini
  bisa dijelaskan dengan merujuk pada salah satu dasar ajaran Ahmadiyah.
  Mereka memang 

Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-01 Terurut Topik Tana Doang
 ; zamanku ; [EMAIL 
PROTECTED] ; media jabar ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, May 01, 2008 10:41 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan 
Ahmadiyah



  - Original Message - 
  From: [EMAIL PROTECTED] 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
  Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

  Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.

  ade armando
  Majalah Madina

  Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

  Oleh Ade Armando

  Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN
  AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai
  kucing HAM! Allahu Akbar

  Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah
  seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar
  di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008.

  Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi
  beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada
  pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih
  tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut
  Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir
  yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana:
  kalau ditemukan, tangkap, potong leher.

  Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa
  pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang
  menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong
  kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi
  mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka
  secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada
  keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran
  terlarang, paksa mereka tobat!

  Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi
  dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan
  Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang
  sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: Darah
  Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam
  waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami
  disalahkan bila kami akan memberantas mereka ...

  Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca
  artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda
  semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok
  preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif -
  tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya nanti,
  pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini.

  Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena
  gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan
  rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian
  karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti Bakorpakem,
  yang melalui sebuah proses pemantauan yang tak memiliki pertanggungjawaban
  publik yang jelas, menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah memang ajaran yang
  sesat.

  Saat ni, pemerintah belum mengeluarkan kata akhir. Surat Keputusan Bersama
  (SKB) yang ditunggu-tunggu kaum radikal itu belum lagi disahkan. Tapi,
  dalam waktu yang sempit ini, mari kita mengingatkan bahwa bila bila
  pembubaran Ahmadiyah terwujud maka sebenarnya kita sedang membiarkan
  terjadinya penzaliman terhadap jutaan warga Indonesia serta mmbiarkan
  kekuatan anti-demokrasi berkedok agama unjuk gigi mengarahkan politik di
  negara ini.

  Adalah sangat penting bahwa seluruh bangsa di negara ini diyakini bahwa
  ini adalah negara hukum yang tidak bersikap diskriminatif. Kaum preman
  berjubah itu memang bisa saja berteriak, Tai kucing itu HAM! 
  Masalahnya, mereka harus sadar bahwa, terlepas dari senang atau tidak,
  Indonesia adalah sebuah negara hukum yang percaya pada perlindungan HAM
  sebagaimana tertuang dalm deklarasi Universal HAM dan UUD 1945. Banyak
  dari para ulama itu juga berargumen bahwa di negara-negara seperti
  Pakistan dan Saudi Arabia, Ahmadiyah dilarang. Para ulama yang buicara
  seperti itu lupa dua negara itu adalah negara Islam. Indonesia bukan.

  Karena itu alasan untuk membubarkan sebuah ajaran - kalau itu memang bisa
  dilakukan - haruslah merujuk pada konstitusi. Dalam hal ini, terlepas dari
  para ulama MUI bilang apa, tak ada alasan untuk membubarkan Ahmadiyah.
  Kalau saja Ahmadiyah adalah sebuah gerakan yang memprovokasi kekerasan dan
  mendorong para pengikutnya menyerang pihak lain, organisasi itu sebaiknya
  memang dibubarkan. Masalahnya, Ahmadiyah tidak bergaya begitu.

  Ahmdiyah itu sudah ada di Indonesia sejak 1920an

Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-01 Terurut Topik Tana Doang
 ; [EMAIL 
PROTECTED] ; media jabar ; [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, May 01, 2008 10:41 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan 
Ahmadiyah


- Original Message - 
From: [EMAIL PROTECTED] 
To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.

ade armando
Majalah Madina

Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

Oleh Ade Armando

Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN
AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai
kucing HAM! Allahu Akbar

Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang 
tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, 
Jawa Barat, 14 Februari 2008.

Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi
beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada
pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih 
tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut Ahmadiyah 
tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir yang juga 
dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana: kalau ditemukan, 
tangkap, potong leher.

Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa
pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang
menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong kosong. 
Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi mereka yang 
berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka secara 
bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada keyakinan mereka: 
bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran terlarang, paksa mereka 
tobat!

Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi dikutip 
pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan Umat Islam 
Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang sekarang 
mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: Darah Ahmadiyah 
halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam waktu dekat, bila 
pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami disalahkan bila kami akan 
memberantas mereka ...

Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca artikel 
ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda semua untuk 
melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok preman berjubah - 
dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif - tersebut terhadap 
pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya nanti, pada keragaman dalam 
Islam dan juga kebhinekaan di negara ini.

Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena gerakan 
radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan rujukan dalam 
soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian karena mereka sudah 
memanfaatkan tangan-tangan negara seperti Bakorpakem, yang melalui sebuah 
proses pemantauan yang tak memiliki pertanggungjawaban publik yang jelas, 
menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah memang ajaran yang sesat.
.
 
 

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-01 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih (Ning)


Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah
tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena :
(1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat
umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi
permasalahan - atau 
(2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut
kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan
MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam.

MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI
di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan
anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan
larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi,
setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya
kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah
Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam.

Wallahua'lam
Wassalaam,
-Ning

 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare
Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM
To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku;
[EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah
dan Ahmadiyah


  - Original Message -
  From: [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
  Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah


  Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.

  ade armando
  Majalah Madina

  Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

  Oleh Ade Armando

  Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH,
BERSIHKAN
  AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai
  kucing HAM! Allahu Akbar

  Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia
adalah
  seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh
akbar
  di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008.

  Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi
  beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada
  pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan
lebih
  tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut
  Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar
Baasyir
  yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana:
  kalau ditemukan, tangkap, potong leher.

  Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa
  pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang
  menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong
  kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi
  mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini,
mereka
  secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada
  keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai
ajaran
  terlarang, paksa mereka tobat!

  Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas
lagi
  dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima
Gerakan
  Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang
yang
  sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa:
Darah
  Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam
  waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami
  disalahkan bila kami akan memberantas mereka ...

  Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca
  artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan
Anda
  semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok
  preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif -
  tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya
nanti,
  pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini.

  Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena
  gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan
  rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian
  karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti
Bakorpakem,
  yang melalui sebuah proses pemantauan yang tak memiliki
pertanggungjawaban
  publik yang jelas, menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah memang ajaran
yang
  sesat.

  Saat ni, pemerintah belum mengeluarkan kata akhir. Surat Keputusan
Bersama
  (SKB) yang ditunggu-tunggu kaum radikal itu belum lagi disahkan. Tapi,
  dalam waktu yang sempit ini, mari kita mengingatkan bahwa bila bila
  pembubaran Ahmadiyah terwujud maka sebenarnya kita sedang membiarkan
  terjadinya penzaliman terhadap jutaan warga Indonesia serta mmbiarkan
  kekuatan anti-demokrasi berkedok agama unjuk gigi mengarahkan politik
di
  negara ini

Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-01 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
Mbak Ning,

apa fatwa MUI, HTI, PKS untuk provokasi dan penghasutan yang dilakukan
oleh Sobri Lubis, al-Gatot dan Abu Bakar Baasyir?
FPI menghasut massa untuk membunuhi Ahmadiyah di mana saja mereka
berada dan bersedia menjamin mereka.
Tak satupun organisasi berani mengritik FPI, FUI.

Dan jangan lupa, MUI juga punya fatwa sesat untuk kalangan lain
seperti Syiah. Ahmadiyah bukan yang terakhir, Mbak Ning.

salam,
DWS


On 5/1/08, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:


  Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah
  tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena :
  (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat
  umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi
  permasalahan - atau
  (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut
  kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan
  MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam.

  MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI
  di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan
  anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan
  larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi,
  setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya
  kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah
  Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam.

  Wallahua'lam
  Wassalaam,

 -Ning




  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare
  Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM
  To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku;
  [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED]

 Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah
  dan Ahmadiyah


   - Original Message -
   From: [EMAIL PROTECTED]
   To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
  [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
  [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
  [EMAIL PROTECTED]
   Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
   Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah


   Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.

   ade armando
   Majalah Madina

   Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

   Oleh Ade Armando

   Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH,
  BERSIHKAN
   AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai
   kucing HAM! Allahu Akbar

   Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia
  adalah
   seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh
  akbar
   di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008.

   Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi
   beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada
   pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan
  lebih
   tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut
   Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar
  Baasyir
   yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana:
   kalau ditemukan, tangkap, potong leher.

   Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa
   pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang
   menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong
   kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi
   mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini,
  mereka
   secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada
   keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai
  ajaran
   terlarang, paksa mereka tobat!

   Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas
  lagi
   dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima
  Gerakan
   Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang
  yang
   sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa:
  Darah
   Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam
   waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami
   disalahkan bila kami akan memberantas mereka ...

   Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca
   artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan
  Anda
   semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok
   preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif -
   tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya
  nanti,
   pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini.

   Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena
   gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan
   rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian
   karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti

Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-01 Terurut Topik abdul latif
Terimakasih, mari kita galang persatuan yang cinta damai,tolerensi beragama
menegakan kebenaran dan ke adilan sesuai dgn al Quran.
Inilah ayat2 ALLAH yang menyatakan bahaw Ahmadiah itu adalah islam murni
hanya berbeda menafsirkan sebuah ayat saja, dan itu juga sunnatullah, karena 
Rasul sudah wafatbukan?

http://latifabdul.multiply.com/journal/item/153

DEFINISIN ISLAM --VS--AHMADIYAH.

Mengrespond pernyataan Ketua MPR, Hidayah Nur Wahid baru2 ini, yang mengajak 
umat islam Ahmadiyah menukar keyakinan mereka. Artinya dipaksa meninggalkan 
keyakinan ahmadiah bahwa tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw.

Ini adalah paksaan namanya, penzoliman keyakinan oranglain adalah bertentangan 
dgn peraturan2 ALLAH dan HAM. Ham juga bersumber dari Al Quran. 

Beginilah kalau seorang pemimpin yang sudah tergoda dgn kekuasaan, seperti 
ulama2 Wahhabi Radikal di Saudi Arabia, ulama2 SyiahRadikal di Iran, yang haus 
akan kekuasaan, kemudian mendirikan negara syariat islam yang diskriminasi, 
artinya Firqoh2 islam yang berbeda dgn mereka di haramkan. 

Hasil dari ucapan2 ketua MPR dan MUI segolongan orang2 muslim berbuat tindakan2 
kekerasan membakar mesdjid2 dan menterror orang2 ahmadiah,menyedihkan 
sekali,memperlihatkan IMAGE ISLAM YANG UGLY.Siapakah sesungguhnya yang membuat 
IMAGE ISLAM UGLY? Bukankah saudara2 muslim kita sendiri?

Perlu kita bersama memperbaiki dan memperingatkan muslim2 Radikal itu..
Silakan kirim artikel ini kepada MUI dan Ketua MPR.

Bismilahirrahmanirrahiim.

Semoga  ALLAH melindungi saya dari tipu daya setan terkutuk dalam menjelaskan  
Definisi-Islam menurut al Quran atau ALLAH swt.

Sering kita membaca atau mendengar bahwa gol.Islam Ahmadiah bukanlah termasuk 
agama islam sebagaimana dituduh oleh gol. islam Radikal.Begitu pula MUI 
mengharamkan Ahmadiah. 

Kenapa gol. Islam radikal menuduh Golongan2 islam Ahmadiah  bukanlah islam?

Setelah saya menyilami rahasia2 ALLAH dlm al quran, ternyata apa yang 
dituduhkan oleh gol.islam radikal itu salah karena tidak ada dasarnya dlm al 
Quran.

Mereka merujuk kepada buku2 Riwayat2 para  sahabat2 yang sudah direka yasa oleh 
penulis2 yang mengatakan bahwa  Khalifah Abu Bakar memerangi nabi2 palsu dengan 
kekerasan senjata.  
Ini tidaklah benar.Orang2 yang ber-beriman kepada buku2 riwayat adalah  syirik, 
mudah tersesatkan.

Mari kita lihat al Quran, siapa siapa  yang termasuk golongan islam itu? Dan 
apa definisi islam  itu?

Dalam al Quran kita menemukan pemberitahuan dari ALLAH kepada Nabi Muahmmad saw 
siapa siapa golongan islam itu dan dari mana mulainya agama islam itu? Apakah 
dari Nabi Muhammad saw atau nabi2 lainnya.

Banyak umat islam tidak mengetahui,karena ulama2 dan usztad2 tidak 
menjelaskannya, dan tidak merasa penting untuk dijelaskan. Akirnya banyak umat 
islam yang salah mengerti bahwa agama islam bermula dari Nabi Muhammad saw. 
Pendapat demikian adalah tidak benar.

Inilah pemberitahuan dari ALLAH kepada kita  semua;

1.(Ibrahim berkata):Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama 
ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam. 
QS.2:132

2.Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua(Yahudi, Nasrani dan 
muslim); agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.QS 
21:92.QS.23:52.

3.Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan 
dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti 
agama Ibrahim yang lurus Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi 
kesayangan-Nya.QS.4:125.

Dari ketiga pemberitahuan ALLAH  diatas itu dapatlah kita mengambil kesimpulan 
bahwa ;
a). Agama islam itu  bermula dari Nabi Ibrahiim as.
b). Agama islam itu adalah agama TAUHID, ALLAH Yang Esa, tidak ada Tuhan selain 
ALLAH.Tidak menyekutukan ALLAH dengan tuhan2 yang lain.
c). menyerahkan diri kepada ALLAH Yang Maha Esa.
d).Orang2  yahudi,Nasrani dan Muslim adalah orang2 beragama islam, menyembah 
Tuhan yang  satu pada mula2nya.

Sekarang setelah Nabi2 wafat,maka sebahagian umat  kembali
menjadi umat musrikmenyekutukan ALLAH yang Esa dgn TUHAN2  manusia

Artinya ada yang menyekutukan ALLAH yang Esa dengan Tuhan2 lain, dan /atau 
beriman kepada manusia2 rahib2(Mathewe,Luke,Peter dll), ulama2( perawi2,imam2 
Muslim dan Bukhari, Huraira dll) sebagai rujukan hidupnya. Orang2 musyrik ini 
ada di dalam ketiga golongan umat nabi Ibrahim, baik yahudi,nasrani dan 
muslim.QS.9:31

DALAM MASARAKAT ISLAM MUSLIM.

Apakah  Golongan islam Ahmadiah termasuk golongan islam muslim?Jawabannya 
adalah  YES.

Kalau kita lihat definisi atau makna dari Islam yang tertulis  dlm al 
quran,maka Ahmadiah itu adalah Jemaah islam .

1. Mereka beriman  kepada ALLAH yang Esa, dan tidak menyekutukan dengan tuhan2 
yang lain.
2.  Mereka beriman kepada Rasulullah saw dan Al quran adalah buku pedoman  
hidupnya.
3. Mereka menjalankan shalat 5 kali sehari dan  berpuasa.

Perbedaan menafsirkan salah SATU ayat ALLAH tentang ayat nabi Muhammad saw 
adalah nabi terakir. Tidak ada Nabi 

Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-01 Terurut Topik abdul latif
Mbak NingAHMADAIYAH ITU 100% ISLAM, DAN MUSLIM
BERDASARAKAN KEPADA DEFINISI  AL QURAN

http://latifabdul.multiply.com/journal/item/153

Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak 
Ning,
 
 apa fatwa MUI, HTI, PKS untuk provokasi dan penghasutan yang dilakukan
 oleh Sobri Lubis, al-Gatot dan Abu Bakar Baasyir?
 FPI menghasut massa untuk membunuhi Ahmadiyah di mana saja mereka
 berada dan bersedia menjamin mereka.
 Tak satupun organisasi berani mengritik FPI, FUI.
 
 Dan jangan lupa, MUI juga punya fatwa sesat untuk kalangan lain
 seperti Syiah. Ahmadiyah bukan yang terakhir, Mbak Ning.
 
 salam,
 DWS
 
 On 5/1/08, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
   Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah
   tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena :
   (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat
   umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi
   permasalahan - atau
   (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut
   kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan
   MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam.
 
   MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI
   di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan
   anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan
   larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi,
   setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya
   kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah
   Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam.
 
   Wallahua'lam
   Wassalaam,
 
  -Ning
 
 
 
 
   -Original Message-
   From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare
   Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM
   To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku;
   [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED]
 
  Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah
   dan Ahmadiyah
 
 
- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
   [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
   [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
   [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
 
 
Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.
 
ade armando
Majalah Madina
 
Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
 
Oleh Ade Armando
 
Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH,
   BERSIHKAN
AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai
kucing HAM! Allahu Akbar
 
Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia
   adalah
seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh
   akbar
di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008.
 
Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi
beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada
pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan
   lebih
tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut
Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar
   Baasyir
yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana:
kalau ditemukan, tangkap, potong leher.
 
Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa
pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang
menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong
kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi
mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini,
   mereka
secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada
keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai
   ajaran
terlarang, paksa mereka tobat!
 
Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas
   lagi
dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima
   Gerakan
Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang
   yang
sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa:
   Darah
Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam
waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami
disalahkan bila kami akan memberantas mereka ...
 
Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca
artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan
   Anda
semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok
preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif -
tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya
   nanti,
pada keragaman dalam

RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-01 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih (Ning)

Saya belum dapet tuh mas fatwa dari organizasi2 tersebut, khusus
mengenai kejadian yang mas tanyakan di bawah. Saya hanya dapat pers
release dan fatwa secara umum saja. Namun demikian, saya rasa, yang
dinyatakan secara umum itu ya berlaku umum. Maksudnya, bila mereka
melarang kekerasan, ya artinya kekerasan yang dilakukan oleh siapa saja,
dalam kesempatan yang mana pun, ya tidak mereka support, begitu. 

Kalau ada yang kenal dengan tokoh-tokoh di organisasi2 tersebut, mungkin
bisa minta jawaban secara langsung, dan dishare di sini, supaya tidak
menjadi fitnah. Ada beberapa tulisan di salah satu email di sini yang -
menurut saya - adalah fitnah, karena  berdasarkan prasangka saja. Ya
kalau bukan fitnah, mungkin suatu kesimpulan yang terlalu prematur
karena belum ada cek dan re-cek. Sebaiknya kita semua lebih mengontrol
diri.

Mohon maaf bila menyinggung.

Wallahua'lam.
Wassalaam,
-Ning

 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dwi W. Soegardi
Sent: Friday, May 02, 2008 9:21 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah,
Pemerintah dan Ahmadiyah

Mbak Ning,

apa fatwa MUI, HTI, PKS untuk provokasi dan penghasutan yang dilakukan
oleh Sobri Lubis, al-Gatot dan Abu Bakar Baasyir?
FPI menghasut massa untuk membunuhi Ahmadiyah di mana saja mereka berada
dan bersedia menjamin mereka.
Tak satupun organisasi berani mengritik FPI, FUI.

Dan jangan lupa, MUI juga punya fatwa sesat untuk kalangan lain seperti
Syiah. Ahmadiyah bukan yang terakhir, Mbak Ning.

salam,
DWS


On 5/1/08, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:


  Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama 
 pemerintah  tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena :
  (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang 
 sangat  umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu 
 mengatasi  permasalahan - atau  (2)ada orang mengail di air keruh, 
 memprovokasi sehingga menyulut  kemarahan massa, dengan tujuan yang 
 antara lain untuk mendiskreditkan  MUI atau harokah/gerakan-gerakan 
 Islam.

  MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. 
 HTI  di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan  
 anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun 
 menyatakan  larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara 
 institusi,  setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak 
 mensupport terjadinya  kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat 
 mereka tentang aqidah  Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka
bukan bagian dari Islam.

  Wallahua'lam
  Wassalaam,

 -Ning




  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com  
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare
  Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM
  To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; 
 zamanku;  [EMAIL PROTECTED]; media jabar; 
 [EMAIL PROTECTED]

 Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah

 dan Ahmadiyah


   - Original Message -
   From: [EMAIL PROTECTED]
   To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;  
 [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;  
 [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;  
 [EMAIL PROTECTED]
   Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
   Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah


   Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.

   ade armando
   Majalah Madina

   Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

   Oleh Ade Armando

   Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH,  
 BERSIHKAN
   AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM!
Tai
   kucing HAM! Allahu Akbar

   Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia  
 adalah
   seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh

 akbar
   di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008.

   Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi
   beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri,
ada
   pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan

 lebih
   tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut
   Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar  
 Baasyir
   yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu
sederhana:
   kalau ditemukan, tangkap, potong leher.

   Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa
   pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang
   menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong
   kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak
menghabisi
   mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini,  
 mereka
   secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada
   keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai  
 ajaran
   terlarang, paksa mereka tobat!

   Kalau pemerintah tidak mau

Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-01 Terurut Topik Tana Doang
Ole sio sayange, maaf oom, memang semestinya beta beri kata pengantar, supaya 
kelihatan nyambung. Tulisan Abah HMNA dipublikasikan jauh sebelumnya tulisan 
Armando, ini beta copy paste: 
Qadiyanisme memperalat ayat [2:4] sebagai pembenaran akan turunnya wahyu 
ataupun datangnya nabi setelah Nabi Muhammad SAW.Padahal sesungguhnya dalam 
ayat [2:4] kata ALAKhRt bermakna hari akhirat atau hari kemudian. WaLlahu 
a'lamu bisshawab.
*** Makassar, 8 Agustus 2005.
 [H.Muh.Nur Abdurrahman]

Sedangkan tulisan Armando sebagai reaksi terhadap lontarkan Sobri Lubis yang 
berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Sio, 
jadi yang beta maksud dengan perimbangan hanya terbatas sepenggal tulisan 
Armando yang berikut ini:

Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca artikel 
ini bukanlah penganut Ahmadiyah. - - - - - - - - - - - - - - Dalam kasus 
Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena gerakan radikal ini 
Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan rujukan dalam soal-soal 
keislaman. - - - - - - - - - - - - - Dan lebih menakutkan lagi kemudian karena 
mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti Bakorpakem, yang melalui 
sebuah proses pemantauan yang tak memiliki pertanggungjawaban publik yang 
jelas, menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah memang ajaran yang sesat.

Sio, demikianlah tulisan Abah HMNA yang bertanggal 8 Agustus 2005, hanya 
nyambung dengan yang beta kutip di atas itu.

Salam,
Muammar Qaddhafi



  - Original Message - 
  From: Dwi W. Soegardi 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent:  Fri May 2, 2008 12:40 am
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah 
dan Ahmadiyah


   Muammar,

  Tulisan Ade Armando dan forwardan tulisan Abah itu tidak berimbang
  alias jaka sembung.

  Kalau mau mengimbangi tanggapi poinnya Armando:
  - tabligh akbar dengan penekanan pada bunuh, bunuh, bunuh.

  Nulis panjang2, sambungannya apa?
  - di mana posisi HMNA pada pembakaran masjid-masjid dan sekolah
  Ahmadiyah? Jelaskan juga apakah menurut Anda yang dibakar itu masjid?
  - apakah perbuatan membakar dan ajakan membunuh tersebut kriminal
  ataukah justru ajaran Islam (seperti yang didakwahkan Sobri Lubis,
  al-Gatot, dan Abubakar Baasyir)?

  Salam,
  DWS. 
   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

2008-05-01 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Mbak Ning,

Bukankah sudah jelas sikap pemerintah saat ini, yaitu: melindungi segenap warga 
negara dengan segala hak-haknya.

Yang sekarang terjadi adalah anarkisme, penekanan-penekanan, agar pemerintah 
merubah sikapnya. 
Yaitu sikap yang menzhalimi sebagian dari masyarakat kita.
Jika pemerintah tidak berubah, maka akan terjadi aksi-aksi anarkis.

Terlalu GR jika kita bicara provokasi untuk mendiskreditkan MUI/gerakan-gerakan 
Islam.
Lha yang melakukan kejahatan itu kan:
- jamaah mereka sendiri yang terdorong oleh  fatwa2 yang mereka keluarkan
- tidak ada larangan, bakan berdiam diri thd fatwa-fatwa sesat dari orang2 yang 
mengaku ulama.
- malah menjamin pelaku kejahatan.
MUI dan gerakan2 Islam itu terdiskreditkan karena kelakuannya sendiri yang jauh 
dari tindakan Islami.

Buruk muka cermin dibelah...



  - Original Message - 
  From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, May 02, 2008 8:04 AM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah 
dan Ahmadiyah




  Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah
  tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena :
  (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat
  umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi
  permasalahan - atau 
  (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut
  kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan
  MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam.

  MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI
  di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan
  anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan
  larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi,
  setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya
  kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah
  Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam.

  Wallahua'lam
  Wassalaam,
  -Ning

  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare
  Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM
  To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku;
  [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED]
  Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah
  dan Ahmadiyah

  - Original Message -
  From: [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
  [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
  [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
  [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
  Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

  Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.

  ade armando
  Majalah Madina

  Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah

  Oleh Ade Armando

  Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH,
  BERSIHKAN
  AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai
  kucing HAM! Allahu Akbar

  Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia
  adalah
  seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh
  akbar
  di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008.

  Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi
  beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada
  pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan
  lebih
  tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut
  Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar
  Baasyir
  yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana:
  kalau ditemukan, tangkap, potong leher.

  Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa
  pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang
  menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong
  kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi
  mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini,
  mereka
  secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada
  keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai
  ajaran
  terlarang, paksa mereka tobat!

  Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas
  lagi
  dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima
  Gerakan
  Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang
  yang
  sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa:
  Darah
  Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam
  waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami
  disalahkan bila kami akan memberantas mereka ...

  Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca
  artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan
  Anda
  semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari