Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Pemerintah maunya kan tenang, supaya orang asing-investor gak takut, salahsatunya gitu Banyak pabrik di kawasan Bekasi, tangerang tutup karena dengan mudahnya pegawai2nya demo. Yg kita hadapi kan sebenernya 'realita' dengan istilah apapun seperti yg Linadear sebutkan gak ngaruh. Orang mau bilang apapun, sesat kek, fundamentalis kek, radikal kek, preman berjubah, tapi gimana gitu realitanya di kehidupan keseharian kalo nyata2 bikin takut, ribut ? Kalo memang Ahamdiyah dianggap sesat, oleh siapa? Nah yg menganggap sesat itulah yg harusnya membuka dialog/musyawarah dengan yg dianggap sesat. Di Padang begitu. Jangan kemudian melakukan kekerasan, di agama sendiri dialog, musyawarah itu kan lebih utama. Karena kalo gajah2 dah berkelahi maka kancil pula yg menderita. Seperti waktu serbuan ke Parung, ada tukang gorengan yg kehilangan dagangan berikut peralatan. Padahal dia cuma jualan dia bukan FPI bukan Ahmadiyah. Enerji para pelaku kekerasan, taroklah FPI lebih baik disalurkan untuk kegiatan keagamaan yg positif. Tempo hari Mia bilang mbok yaow FPI itu kerjabakti, bersihin got, supaya Jabodetabek bebas DBD. Masak sih DBD jadi tradisi tahunan. Memakmurkan masjid, bersihin masjid dimanapun berada. Memberdayakan masjid supaya sepanjang hari ramai, nggak cuma kalo Jum'atan saja. Di tempat saya ada masjid kecil An Nashr, punya balai pengobatan untuk kaum duafa. Banyak dokternya sukarela tugas disana. Halaman masjid di pakai untuk kegiatan olahraga [ dan harus bayar sekedar biaya kebersihan] Tiap hari minggu ada saja kegiatan ekonomi, ceramah ekonomi syariah. Hasilnya ada warung2 di lingkungan masjid yg dikelola dan memperoleh bantuan dana dari masjid. Banyak gitu masjid dibangun tapi tidak terpelihara. Mustinya FPI, laskar Jihad dan sebangsanya melakukan hal2 sperti ini. Ongkosnya murah dan pastinya pahalanya besar :-), dipuja-puji masyarakat. Atau misalnya membantu memberdayakan masyarakat miskin untuk bangkit, tabah menghadapi kesulitan hidup. memberi ceramah tentang lingkungan, kelola sampah, hemat enerji, bikin biopori kan lebih manfaat. Kalo mereka demo, pawai kolosal serba putih2 ; ongkos sewa bus, truk, uang makan 2 kali, beli pentungan, ngasah klewang, bikin bom molotov, bikin spanduk2, beli air mineral [ kan banyak tereak2] sewa TOA, dah berapa itu; belum pula ongkos moril, dibenciin, diomongin banyak orang. Salam :-), l.meilany - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 21, 2008 12:44 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekarang baiknya gimana? Tanyalah kpd pemerintah, maunya gimana?...:-)) Kalo saya pribadi sih biarkan saja Ahmadiyah. Biarkan saja fatwa sesat MUI juga. Suruh ulama terus melakukan dialog. Pergunakan kelebihan2 Ahmadiers untuk ikut mensejahterakan bangsa ini. Pemerintah gak usah memforsir energi utk hal2 demikian. Masih banyak prioritas bangsa yang mesti diutamakan. Semisal seperti di Padang ini Ahmadiers melakukan aksi donor darah, mengapa Islam lainnya tidak ikut berpartisipasi ke dalamnya? Apa Ahmadiers akan menolak? Saya rasa, kalau mereka melakukan lillahi ta'ala Ahmadiers tak akan menolak. Bagus kan buat kebersamaan dan kesatuan Islam ? Meidear, Saya jadi mikir istilah2 spt berkedok, berjubah, mengatasnamakan. Kayaknya sama saja ya mbak. Ada yang ingin disembunyikan. Mereka senang main petak umpet. Maklum, masa kecil kurang main...:-). Pemerintah juga seneng main petak umpet. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya jadi sekarang baiknya bagaimana? Ahmadiyah di Padang menuai simpati rakyat dengan aksi donor darah, yg ikut banyak. Lantas bikin pernyataan bahwa ahmadiyah sejak dulu selalu hidup damai nggak pernah berontak kepada negara, nggak pernah makar, ngebom :-) Lantas pemerintah juga kemarin di Senayan bikin rame2 dalam rangka Harkitnas. Ada yg bilang selama ini indonesia sudah hampir terpengaruh/disusupi budaya Arab dan India. Maka kemarin ditampilkan tari2-an nasional dari seluruh provinsi/adat di indonesia. Pak Wahid dengan istri barunya tampak menyimak tari2-an yg mungkin tidak islami, lha wong megal-megol. Istrinya yg baru dengan tampilan yg tidak PKS [ jilbab gaul, riasan muka medok] sekarang sering diajak-ajak ke berbagai event yg notabene bukan kegiatan partai/agama. Almarhumah istri yg dulu yg tampilannya PKS sekali, sederhana malahan banyak yg jarang tahu. Artinya, konflik2 kekerasan yg mengatasnamakan agama dicoba diredam secara tidak langsung. Karena biar gimana kekerasan apapan dalihnya yg sengsara adalah rakyat kecil juga. Lama2 FPI dan sebangsanya akan ditinggalkan akan gak dapat simpati lagi dari rakyat. Sudah sama halnya dengan preman2 pasar tukang bikin onar. T eer laalu.memalukan :-)) Salam
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Ya jadi sekarang baiknya bagaimana? Ahmadiyah di Padang menuai simpati rakyat dengan aksi donor darah, yg ikut banyak. Lantas bikin pernyataan bahwa ahmadiyah sejak dulu selalu hidup damai nggak pernah berontak kepada negara, nggak pernah makar, ngebom :-) Lantas pemerintah juga kemarin di Senayan bikin rame2 dalam rangka Harkitnas. Ada yg bilang selama ini indonesia sudah hampir terpengaruh/disusupi budaya Arab dan India. Maka kemarin ditampilkan tari2-an nasional dari seluruh provinsi/adat di indonesia. Pak Wahid dengan istri barunya tampak menyimak tari2-an yg mungkin tidak islami, lha wong megal-megol. Istrinya yg baru dengan tampilan yg tidak PKS [ jilbab gaul, riasan muka medok] sekarang sering diajak-ajak ke berbagai event yg notabene bukan kegiatan partai/agama. Almarhumah istri yg dulu yg tampilannya PKS sekali, sederhana malahan banyak yg jarang tahu. Artinya, konflik2 kekerasan yg mengatasnamakan agama dicoba diredam secara tidak langsung. Karena biar gimana kekerasan apapan dalihnya yg sengsara adalah rakyat kecil juga. Lama2 FPI dan sebangsanya akan ditinggalkan akan gak dapat simpati lagi dari rakyat. Sudah sama halnya dengan preman2 pasar tukang bikin onar. T eer laalu.memalukan :-)) Salam, l.meilany - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, May 16, 2008 10:42 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Meidear, Kan mbak Mei bertanya knapa ribut2nya baru sekarang ? Ya jawabannya itu, menurut saya. Kalo pemerintahan sekarang ini represif juga kaya orba, pasti gak ribut. Soalnya gerakan semacam Ahmadiyah or FPI gak bakal bisa bergerak banyak, meski gak mati. Cuma dibuat pingsan ama Orba...;-) dengan segala UU donk tentunya. Ini konteksnya dalam pemerintahan lho, mbak dan Ahmadiyah dan yang lainnya dianggap sebagai suatu gerakan, bukan sebagai 'keyakinan/agama'. Istilah kasarnya nih kata sang jendral,yang buat keributan di negara gw, gw amputasi duluan!. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Linadear, Hal2 yg menyangkut rasa, seperti agama, keyakinan, hobi, selera jika di perlakukan seperti kriminal, di bikinkan UU untuk dilarang jelas gak akan mempan. Seperti halnya Al Arqam, dilarang, ya tetap saja ada. Diuber-uber sepanjang waktu oleh polis diaraja malaysia. Sampai sekarang tetap eksis. Gak akan ada yg bisa mematikan keyakinan : mau itu keyakinan dianggap sesat atau apapun. Allah sendiri mengatakan orang jadi sesat, dapat hidayah kan DIA yg menentukan. Yg seharusnya adalah gimana para ortu memberi pendidikan agama. Yg dilarang, yg didemo itu mustinya yg 'jelas2' bikin penderitaan bagi orang lain. Korupsi, misalnya, atau larangan merokok di tempat umum. Sudah ada undang2nya, jelas gitu akibatnya, bikin sengsara orang lain tapi kan tetap saja eksis. Korupsi kata KPK itu sudah jadi tradisi, merokok ditempat umum apalagi. Tempo hari FPI merangsek kantor redaksi playboy, gedung kantor di rusak. Gedung itu punya sapa? Itu kan artinya FPI melakukan tindak kriminal merusak hartabenda orang lain yg gak tau apa-apa. Playboy disidang, tapi kan majalahnya tetap saja beredar, tetap seronok, hot. Jadi ngapain dulu2 itu buang2 tenaga untuk sesuatu yg percuma. [ Justru yg beredar itu gosip, FPI di kasih upeti satu em supaya tutup mata] salam, l.meilany - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 12, 2008 3:13 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Dear Mbak Mei, Mengapa baru sekarang? Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan. Ato kita2 baru melek demokrasi. Kan dulu emang jamannya Orba yang represif, jadi Ahmadiyah gak bisa bergerak banyak. Juga semacam FPI dulu gak boleh idup. Kalo soal pelarangan di Indonesia kan emang dari dulu Ahmadiyah udah di larang. Jadi, kenapa ribut sekarang karena pemerintahnya (aparat hukumnya) sekarang gak bisa bertindak tegas (bisa juga dibilang gak represif) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Nimbrung : 1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 yg melarang ini dan itu banyak. Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, demi stabilitas. Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi. Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap menggangu stabilitas. Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat Jum'at semuanya diatur. Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis sejak
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Cara kita beragama sebetulnya akan mencerminkan bagaimana kita berperilaku pada banyak bidang. Di situlah IMHO makna agama sebagai diyn...way-of-life, kecuali kita orang sakit dengan kepribadian ganda sehingga bisa memilah-milah kapan jadi orang saleh (di mesjid, pengajian2) dan kapan jadi bajingan (dalam gerakan massa, di bidang sosial, budaya dan politik), sekularisme sejati yang jelas-jelas keluar dari Islam. Ketika cara beragama kita tunduk pada thagut, sami'na wa atha'na malah kepada selain Allah, Rasul dan Ulil-Amri; taqlid; maka way-of-life kita juga tanpa kita sadari kira-kira begitu. Tunduklah kita pada patron-patron, orang-orang, klan-klan, ras-ras, apa-apa yang datang dari generasi sebelumnya tanpa kita mampu berfikir kritis. Kita bagaikan buih yang ikut saja kemana arah gelombang. Partai X bilang A, kita ikut A. Pak Anu bilang B, kita ikut B, Ustadz fulan bilang XXX kita juga bilang XXX, tanpa reserve. Hingga, jika mereka bilang masuk ke jurang-pun kita juga dengan sukarela masuk ke jurang. Sudah terlalu lama elit (partai, klan, ormas, orpol, organ pemerintah, pemda, orgam -organisasi keagamaan, dll.) diberi cek kosong tanpa konsekuensi apapun oleh rakyat dengan alasan rakyat kurang ilmu, tidak mampu, dll. Sudah waktunya institusi apapun mengikuti pasar bebas, jika tidak berkontribusi positif malahan negatif, tidak mampu, atau tidak amanah sebaiknya memang ditutup saja. Institusi apapun selama bukan kriminal tapi berkontribusi positif terhadap rakyat seharusnya diperbolehkan ada, bahkan harusnya didukung. Caranya adalah membuat rakyat bisa punya pilihan dan berdaya untuk memilih. Skema calon independen merupakan terobosan politik yang harus didukung oleh seluruh komponen jangan sampai di-jegal oleh kekuatan status-quo. Biar partai mulai betul-betul merevitalisasi perannya di masyarakat. Salam Ary - Original Message - From: L.Meilany To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 21, 2008 7:09 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Ya jadi sekarang baiknya bagaimana? Ahmadiyah di Padang menuai simpati rakyat dengan aksi donor darah, yg ikut banyak. Lantas bikin pernyataan bahwa ahmadiyah sejak dulu selalu hidup damai nggak pernah berontak kepada negara, nggak pernah makar, ngebom :-) Lantas pemerintah juga kemarin di Senayan bikin rame2 dalam rangka Harkitnas. Ada yg bilang selama ini indonesia sudah hampir terpengaruh/disusupi budaya Arab dan India. Maka kemarin ditampilkan tari2-an nasional dari seluruh provinsi/adat di indonesia. Pak Wahid dengan istri barunya tampak menyimak tari2-an yg mungkin tidak islami, lha wong megal-megol. Istrinya yg baru dengan tampilan yg tidak PKS [ jilbab gaul, riasan muka medok] sekarang sering diajak-ajak ke berbagai event yg notabene bukan kegiatan partai/agama. Almarhumah istri yg dulu yg tampilannya PKS sekali, sederhana malahan banyak yg jarang tahu. Artinya, konflik2 kekerasan yg mengatasnamakan agama dicoba diredam secara tidak langsung. Karena biar gimana kekerasan apapan dalihnya yg sengsara adalah rakyat kecil juga. Lama2 FPI dan sebangsanya akan ditinggalkan akan gak dapat simpati lagi dari rakyat. Sudah sama halnya dengan preman2 pasar tukang bikin onar. T eer laalu.memalukan :-)) Salam, l.meilany - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, May 16, 2008 10:42 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Meidear, Kan mbak Mei bertanya knapa ribut2nya baru sekarang ? Ya jawabannya itu, menurut saya. Kalo pemerintahan sekarang ini represif juga kaya orba, pasti gak ribut. Soalnya gerakan semacam Ahmadiyah or FPI gak bakal bisa bergerak banyak, meski gak mati. Cuma dibuat pingsan ama Orba...;-) dengan segala UU donk tentunya. Ini konteksnya dalam pemerintahan lho, mbak dan Ahmadiyah dan yang lainnya dianggap sebagai suatu gerakan, bukan sebagai 'keyakinan/agama'. Istilah kasarnya nih kata sang jendral,yang buat keributan di negara gw, gw amputasi duluan!. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Linadear, Hal2 yg menyangkut rasa, seperti agama, keyakinan, hobi, selera jika di perlakukan seperti kriminal, di bikinkan UU untuk dilarang jelas gak akan mempan. Seperti halnya Al Arqam, dilarang, ya tetap saja ada. Diuber-uber sepanjang waktu oleh polis diaraja malaysia. Sampai sekarang tetap eksis. Gak akan ada yg bisa mematikan keyakinan : mau itu keyakinan dianggap sesat atau apapun. Allah sendiri mengatakan orang jadi sesat, dapat hidayah kan DIA yg menentukan. Yg seharusnya adalah gimana para ortu memberi pendidikan agama. Yg dilarang, yg didemo itu mustinya yg 'jelas2' bikin penderitaan bagi orang lain. Korupsi, misalnya, atau larangan
[wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Sekarang baiknya gimana? Tanyalah kpd pemerintah, maunya gimana?...:-)) Kalo saya pribadi sih biarkan saja Ahmadiyah. Biarkan saja fatwa sesat MUI juga. Suruh ulama terus melakukan dialog. Pergunakan kelebihan2 Ahmadiers untuk ikut mensejahterakan bangsa ini. Pemerintah gak usah memforsir energi utk hal2 demikian. Masih banyak prioritas bangsa yang mesti diutamakan. Semisal seperti di Padang ini Ahmadiers melakukan aksi donor darah, mengapa Islam lainnya tidak ikut berpartisipasi ke dalamnya? Apa Ahmadiers akan menolak? Saya rasa, kalau mereka melakukan lillahi ta'ala Ahmadiers tak akan menolak. Bagus kan buat kebersamaan dan kesatuan Islam ? Meidear, Saya jadi mikir istilah2 spt berkedok, berjubah, mengatasnamakan. Kayaknya sama saja ya mbak. Ada yang ingin disembunyikan. Mereka senang main petak umpet. Maklum, masa kecil kurang main...:-). Pemerintah juga seneng main petak umpet. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya jadi sekarang baiknya bagaimana? Ahmadiyah di Padang menuai simpati rakyat dengan aksi donor darah, yg ikut banyak. Lantas bikin pernyataan bahwa ahmadiyah sejak dulu selalu hidup damai nggak pernah berontak kepada negara, nggak pernah makar, ngebom :-) Lantas pemerintah juga kemarin di Senayan bikin rame2 dalam rangka Harkitnas. Ada yg bilang selama ini indonesia sudah hampir terpengaruh/disusupi budaya Arab dan India. Maka kemarin ditampilkan tari2-an nasional dari seluruh provinsi/adat di indonesia. Pak Wahid dengan istri barunya tampak menyimak tari2-an yg mungkin tidak islami, lha wong megal-megol. Istrinya yg baru dengan tampilan yg tidak PKS [ jilbab gaul, riasan muka medok] sekarang sering diajak-ajak ke berbagai event yg notabene bukan kegiatan partai/agama. Almarhumah istri yg dulu yg tampilannya PKS sekali, sederhana malahan banyak yg jarang tahu. Artinya, konflik2 kekerasan yg mengatasnamakan agama dicoba diredam secara tidak langsung. Karena biar gimana kekerasan apapan dalihnya yg sengsara adalah rakyat kecil juga. Lama2 FPI dan sebangsanya akan ditinggalkan akan gak dapat simpati lagi dari rakyat. Sudah sama halnya dengan preman2 pasar tukang bikin onar. T eer laalu.memalukan :-)) Salam, l.meilany - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, May 16, 2008 10:42 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Meidear, Kan mbak Mei bertanya knapa ribut2nya baru sekarang ? Ya jawabannya itu, menurut saya. Kalo pemerintahan sekarang ini represif juga kaya orba, pasti gak ribut. Soalnya gerakan semacam Ahmadiyah or FPI gak bakal bisa bergerak banyak, meski gak mati. Cuma dibuat pingsan ama Orba...;-) dengan segala UU donk tentunya. Ini konteksnya dalam pemerintahan lho, mbak dan Ahmadiyah dan yang lainnya dianggap sebagai suatu gerakan, bukan sebagai 'keyakinan/agama'. Istilah kasarnya nih kata sang jendral,yang buat keributan di negara gw, gw amputasi duluan!. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Linadear, Hal2 yg menyangkut rasa, seperti agama, keyakinan, hobi, selera jika di perlakukan seperti kriminal, di bikinkan UU untuk dilarang jelas gak akan mempan. Seperti halnya Al Arqam, dilarang, ya tetap saja ada. Diuber- uber sepanjang waktu oleh polis diaraja malaysia. Sampai sekarang tetap eksis. Gak akan ada yg bisa mematikan keyakinan : mau itu keyakinan dianggap sesat atau apapun. Allah sendiri mengatakan orang jadi sesat, dapat hidayah kan DIA yg menentukan. Yg seharusnya adalah gimana para ortu memberi pendidikan agama. Yg dilarang, yg didemo itu mustinya yg 'jelas2' bikin penderitaan bagi orang lain. Korupsi, misalnya, atau larangan merokok di tempat umum. Sudah ada undang2nya, jelas gitu akibatnya, bikin sengsara orang lain tapi kan tetap saja eksis. Korupsi kata KPK itu sudah jadi tradisi, merokok ditempat umum apalagi. Tempo hari FPI merangsek kantor redaksi playboy, gedung kantor di rusak. Gedung itu punya sapa? Itu kan artinya FPI melakukan tindak kriminal merusak hartabenda orang lain yg gak tau apa-apa. Playboy disidang, tapi kan majalahnya tetap saja beredar, tetap seronok, hot. Jadi ngapain dulu2 itu buang2 tenaga untuk sesuatu yg percuma. [ Justru yg beredar itu gosip, FPI di kasih upeti satu em supaya tutup mata] salam, l.meilany - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 12, 2008 3:13 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Dear Mbak Mei, Mengapa baru sekarang? Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Linadear, Hal2 yg menyangkut rasa, seperti agama, keyakinan, hobi, selera jika di perlakukan seperti kriminal, di bikinkan UU untuk dilarang jelas gak akan mempan. Seperti halnya Al Arqam, dilarang, ya tetap saja ada. Diuber-uber sepanjang waktu oleh polis diaraja malaysia. Sampai sekarang tetap eksis. Gak akan ada yg bisa mematikan keyakinan : mau itu keyakinan dianggap sesat atau apapun. Allah sendiri mengatakan orang jadi sesat, dapat hidayah kan DIA yg menentukan. Yg seharusnya adalah gimana para ortu memberi pendidikan agama. Yg dilarang, yg didemo itu mustinya yg 'jelas2' bikin penderitaan bagi orang lain. Korupsi, misalnya, atau larangan merokok di tempat umum. Sudah ada undang2nya, jelas gitu akibatnya, bikin sengsara orang lain tapi kan tetap saja eksis. Korupsi kata KPK itu sudah jadi tradisi, merokok ditempat umum apalagi. Tempo hari FPI merangsek kantor redaksi playboy, gedung kantor di rusak. Gedung itu punya sapa? Itu kan artinya FPI melakukan tindak kriminal merusak hartabenda orang lain yg gak tau apa-apa. Playboy disidang, tapi kan majalahnya tetap saja beredar, tetap seronok, hot. Jadi ngapain dulu2 itu buang2 tenaga untuk sesuatu yg percuma. [ Justru yg beredar itu gosip, FPI di kasih upeti satu em supaya tutup mata] salam, l.meilany - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 12, 2008 3:13 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Dear Mbak Mei, Mengapa baru sekarang? Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan. Ato kita2 baru melek demokrasi. Kan dulu emang jamannya Orba yang represif, jadi Ahmadiyah gak bisa bergerak banyak. Juga semacam FPI dulu gak boleh idup. Kalo soal pelarangan di Indonesia kan emang dari dulu Ahmadiyah udah di larang. Jadi, kenapa ribut sekarang karena pemerintahnya (aparat hukumnya) sekarang gak bisa bertindak tegas (bisa juga dibilang gak represif) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Nimbrung : 1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 yg melarang ini dan itu banyak. Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, demi stabilitas. Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi. Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap menggangu stabilitas. Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat Jum'at semuanya diatur. Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis sejak puluhan tahun lalu, knapa ribut2nya baru sekarang??? [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Meidear, Kan mbak Mei bertanya knapa ribut2nya baru sekarang ? Ya jawabannya itu, menurut saya. Kalo pemerintahan sekarang ini represif juga kaya orba, pasti gak ribut. Soalnya gerakan semacam Ahmadiyah or FPI gak bakal bisa bergerak banyak, meski gak mati. Cuma dibuat pingsan ama Orba...;-) dengan segala UU donk tentunya. Ini konteksnya dalam pemerintahan lho, mbak dan Ahmadiyah dan yang lainnya dianggap sebagai suatu gerakan, bukan sebagai 'keyakinan/agama'. Istilah kasarnya nih kata sang jendral,yang buat keributan di negara gw, gw amputasi duluan!. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Linadear, Hal2 yg menyangkut rasa, seperti agama, keyakinan, hobi, selera jika di perlakukan seperti kriminal, di bikinkan UU untuk dilarang jelas gak akan mempan. Seperti halnya Al Arqam, dilarang, ya tetap saja ada. Diuber-uber sepanjang waktu oleh polis diaraja malaysia. Sampai sekarang tetap eksis. Gak akan ada yg bisa mematikan keyakinan : mau itu keyakinan dianggap sesat atau apapun. Allah sendiri mengatakan orang jadi sesat, dapat hidayah kan DIA yg menentukan. Yg seharusnya adalah gimana para ortu memberi pendidikan agama. Yg dilarang, yg didemo itu mustinya yg 'jelas2' bikin penderitaan bagi orang lain. Korupsi, misalnya, atau larangan merokok di tempat umum. Sudah ada undang2nya, jelas gitu akibatnya, bikin sengsara orang lain tapi kan tetap saja eksis. Korupsi kata KPK itu sudah jadi tradisi, merokok ditempat umum apalagi. Tempo hari FPI merangsek kantor redaksi playboy, gedung kantor di rusak. Gedung itu punya sapa? Itu kan artinya FPI melakukan tindak kriminal merusak hartabenda orang lain yg gak tau apa-apa. Playboy disidang, tapi kan majalahnya tetap saja beredar, tetap seronok, hot. Jadi ngapain dulu2 itu buang2 tenaga untuk sesuatu yg percuma. [ Justru yg beredar itu gosip, FPI di kasih upeti satu em supaya tutup mata] salam, l.meilany - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 12, 2008 3:13 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Dear Mbak Mei, Mengapa baru sekarang? Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan. Ato kita2 baru melek demokrasi. Kan dulu emang jamannya Orba yang represif, jadi Ahmadiyah gak bisa bergerak banyak. Juga semacam FPI dulu gak boleh idup. Kalo soal pelarangan di Indonesia kan emang dari dulu Ahmadiyah udah di larang. Jadi, kenapa ribut sekarang karena pemerintahnya (aparat hukumnya) sekarang gak bisa bertindak tegas (bisa juga dibilang gak represif) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Nimbrung : 1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 yg melarang ini dan itu banyak. Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, demi stabilitas. Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi. Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap menggangu stabilitas. Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat Jum'at semuanya diatur. Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis sejak puluhan tahun lalu, knapa ribut2nya baru sekarang??? [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Dear Mbak Mei, Mengapa baru sekarang? Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan. Ato kita2 baru melek demokrasi. Kan dulu emang jamannya Orba yang represif, jadi Ahmadiyah gak bisa bergerak banyak. Juga semacam FPI dulu gak boleh idup. Kalo soal pelarangan di Indonesia kan emang dari dulu Ahmadiyah udah di larang. Jadi, kenapa ribut sekarang karena pemerintahnya (aparat hukumnya) sekarang gak bisa bertindak tegas (bisa juga dibilang gak represif) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Nimbrung : 1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 yg melarang ini dan itu banyak. Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, demi stabilitas. Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi. Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap menggangu stabilitas. Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat Jum'at semuanya diatur. Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis sejak puluhan tahun lalu, knapa ribut2nya baru sekarang???
[wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Kenapa ribut2nya baru sekarang? Karena budaya Arab padang pasir kering makin ditiruin mbabi buta, sedangkan sebagian lagi maunya budaya dangdut dari India...:-) Gile, Ahmadiyah ini, saya akuin they got somethin'...:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Mbak Mei, Mengapa baru sekarang? Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan. Ato kita2 baru melek demokrasi. Kan dulu emang jamannya Orba yang represif, jadi Ahmadiyah gak bisa bergerak banyak. Juga semacam FPI dulu gak boleh idup. Kalo soal pelarangan di Indonesia kan emang dari dulu Ahmadiyah udah di larang. Jadi, kenapa ribut sekarang karena pemerintahnya (aparat hukumnya) sekarang gak bisa bertindak tegas (bisa juga dibilang gak represif) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Nimbrung : 1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 yg melarang ini dan itu banyak. Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, demi stabilitas. Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi. Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap menggangu stabilitas. Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat Jum'at semuanya diatur. Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis sejak puluhan tahun lalu, knapa ribut2nya baru sekarang???
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Nimbrung : 1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 yg melarang ini dan itu banyak. Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, demi stabilitas. Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi. Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap menggangu stabilitas. Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat Jum'at semuanya diatur. [Juga pelarangan misalnya terhadap jamaah Al Arqam, berlangsung tanpa gejolak di masyarakat. Bahkan sampai sekarang jamaah Al Arqam harus ganti nama, hidup nomaden, nggak bisa punya properti . Tadinya mereka yg pola hidupnya zuhud, kontrak rumah2 penduduk di kampung2, tapi banyak penduduk yg rese'. Akhirnya sekarang mereka kontrak rumah, kantor di tempat2 yg kurang diomongin, di komplek perumahan mewah, yg orang2nya individualistis nggak mau tau urusan orang lain.] 2. Sekarang ini mentang2 ada kebebasan, media bisa bebas, bahkan media bisa 'membayar' orang di dalam untuk membocorkan keputusan2 yg belum final ke masyarakat. Sekarang MUI entah bener atau tidak ia sudah membocorkan materi2 yg 'masih mentah' ke publik. Dah tahu masyarakat apalagi kalo hidupnya susah, mudah terbakar emosinya. Nggak bisa hidup sejahtera di dunia, hidup sejahtera masuk surga lebih pasti. 3. Pula denger2 Di Sukabumi, kehidupan jemaat Ahmadiyah [ mohon maaf mods, nyebut2 Ahmadiyah] lebih tenteram dan sejahtera. Banyak komunitas jamaah Islam tertentu kehidupannya lebih 'sejahtera' dibandingkan dengan umat Islam kebanyakan yg mudah marah. Mengapa? Tolonglah para petinggi umat Islam yg mudah marah itu benahi kesejahteraan umatnya lebih dahulu. Jadi kalo banyak orang yg ngamuk lantaran aliran sesat, perlu dilihat lagi mungkin bukan masalah sesatnya tapi juga rasa cemburu/iri yg sudah sampai ke ubun-ubun. Masjid Ahmadiyah bagus pake keramik, sedangkan masjid kebanyakan di desa itu jelek, lantainya semen, sajadahnya, tikar dah bolong kumal pula. Gimana gak iri hate? Di Kompas beberapa hari lalu ada reportase kehidupan masyarakat desa di bagian Sukabumi yg masih 'primitif'. 60 tahun lebih merdeka gitu loh, listrik gak ada, jalanan gak bisa dilewati mobil, boro2, di lewati motor saja susah payah. Sehingga seorang camat yg harus jalan kaki 30 km dengan seling2 naik ojek menuju kota untuk ikut rapat. Kalo camatnya saja jalan kaki, naik ojek bayangkan rakyatnya. Perekonomian juga gak jalan, kesehatan apalagi. Banyak penderita lumpuh layuh berasal dari kawasan ini. Di sekitar Sukabumi waktu masa eforia reformasi, banyak balong2 ikan orang Jakarta, vila2 dijarah habis. Tanah2 pertanian, seperti Tapos diduduki, tanpa rasa bersalah. Karena disana memang masih banyak orang miskin yg tertekan hidupnya apalagi pameran kekayaan begitu nyata dan jelas. Kalo mereka gampang marah bisalah diterima. Di Lombok/NTB juga banyak orang m iskin, kurang gizi, banyak yg jadi pendatang haram di malaysia, TKW, ironisnya jemaat Ahmadiyah juga konon sangat besar disana. Dengan kondisi yg lebih mendingan diantara orang2 yg sengsara dan miskin memang kelompok Ahmadiyah bikin panas dan irihati. Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis sejak puluhan tahun lalu, knapa ribut2nya baru sekarang??? Salam, l.meilany [lahirdisukabumi] - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, May 02, 2008 8:33 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Saya belum dapet tuh mas fatwa dari organizasi2 tersebut, khusus mengenai kejadian yang mas tanyakan di bawah. Saya hanya dapat pers release dan fatwa secara umum saja. Namun demikian, saya rasa, yang dinyatakan secara umum itu ya berlaku umum. Maksudnya, bila mereka melarang kekerasan, ya artinya kekerasan yang dilakukan oleh siapa saja, dalam kesempatan yang mana pun, ya tidak mereka support, begitu. Kalau ada yang kenal dengan tokoh-tokoh di organisasi2 tersebut, mungkin bisa minta jawaban secara langsung, dan dishare di sini, supaya tidak menjadi fitnah. Ada beberapa tulisan di salah satu email di sini yang - menurut saya - adalah fitnah, karena berdasarkan prasangka saja. Ya kalau bukan fitnah, mungkin suatu kesimpulan yang terlalu prematur karena belum ada cek dan re-cek. Sebaiknya kita semua lebih mengontrol diri. Mohon maaf bila menyinggung. Wallahua'lam. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dwi W. Soegardi Sent: Friday, May 02, 2008 9:21 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Mbak Ning, apa fatwa MUI, HTI, PKS untuk provokasi dan penghasutan yang dilakukan oleh Sobri Lubis, al-Gatot dan Abu Bakar Baasyir? FPI menghasut massa untuk membunuhi Ahmadiyah di mana
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Ki D.P. wrote == semoga saja kita semua segera sadar diribahwa sedang menghadapi 'gelutannya' dua kelompok tamu peradaban. jangan sampailah gelutan para tamu itu merusak peradaban dan budaya tuan rumah sehingga menjadi punah... [nuhun] Hayooo Ki Dengglengberani sebutin ngga... siapa 2 kelompok tamu peradaban dimaksudharus gentle lho! Ki Denggleng Pagelaran [EMAIL PROTECTED] wrote: banyak cerita sejarah mengungkapkan hancurnya sebuah peradapan itu jika para pemimpinnya salah dalam menghukum seseorang atau sekelompok orang. cerita-cerita itu sering kali menjadi melegenda. seperti yang saya baca di buku ustadz chodjim, syech situ jenar 2. kasultanan demak terus meluncur menuju kepunahan kekuasaan karena menghukum mati sang syech. kerajaan ma- taram islam langsung meluncur di barah kekuasaan kumpeni (yang nota bene hanyalah sebuah perusahaan asing), setelah amangkurat ii membantai para ulama... jika ditarik jauuuh kebelakang, kerusakan pera- daban itu terjadi dengan hebatnya mulai dari mesir kuna hingga hindustan. kekuasaan mesir terus meluncur jatuh (meski dalam waktu yang sangat panjang) karena mengabaikan ajaran akhenaten (firaun monotheistik satu-satunya, yang merumuskan tablet alkhemis berisi persis dengan ten commandements). hindustan bubar karena mengusir para paderi buddha, berkolabo- rasi dengan kuasa muawiyah... semua itu jika disimpulkan menjadi satu rumus: suatu budaya dan peradaban akan bubar dan punah jika para komponennya saling berperang. perang saudara telah dimitologikan dengan sangat bagus dalam kisah mahabharata (perang besar). apakah bangsa ini juga akan begitu, karena kedatangan tamu-tamu peradaban yang tidak tahu diri? tamu-tamu yang akhirnya gelutan sendiri, memperebutkan sesuatu yang dulu tidak ada sangkutpautnya dengan khasanah budaya dan peradaban nusantara? semoga saja kita semua segera sadar diri bahwa sedang menghadapi 'gelutannya' dua kelompok tamu peradaban. jangan sampailah gelutan para tamu itu merusak peradaban dan budaya tuan rumah sehingga menjadi punah... [nuhun] bnsmr --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekali lagi, Orang yang mengail di air keruh itu adalah orang-orang yang tegas- tegas menjadi pentolan harakah itu di Indonesia. Buka siapa yang ada di youtube! Wassalam, chodjim - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 01, 2008 6:04 PM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena : (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi permasalahan - atau (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam. MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi, setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam. Wallahua'lam Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku; [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu Akbar Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut
[wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
banyak cerita sejarah mengungkapkan hancurnya sebuah peradapan itu jika para pemimpinnya salah dalam menghukum seseorang atau sekelompok orang. cerita-cerita itu sering kali menjadi melegenda. seperti yang saya baca di buku ustadz chodjim, syech situ jenar 2. kasultanan demak terus meluncur menuju kepunahan kekuasaan karena menghukum mati sang syech. kerajaan ma- taram islam langsung meluncur di barah kekuasaan kumpeni (yang nota bene hanyalah sebuah perusahaan asing), setelah amangkurat ii membantai para ulama... jika ditarik jauuuh kebelakang, kerusakan pera- daban itu terjadi dengan hebatnya mulai dari mesir kuna hingga hindustan. kekuasaan mesir terus meluncur jatuh (meski dalam waktu yang sangat panjang) karena mengabaikan ajaran akhenaten (firaun monotheistik satu-satunya, yang merumuskan tablet alkhemis berisi persis dengan ten commandements). hindustan bubar karena mengusir para paderi buddha, berkolabo- rasi dengan kuasa muawiyah... semua itu jika disimpulkan menjadi satu rumus: suatu budaya dan peradaban akan bubar dan punah jika para komponennya saling berperang. perang saudara telah dimitologikan dengan sangat bagus dalam kisah mahabharata (perang besar). apakah bangsa ini juga akan begitu, karena kedatangan tamu-tamu peradaban yang tidak tahu diri? tamu-tamu yang akhirnya gelutan sendiri, memperebutkan sesuatu yang dulu tidak ada sangkutpautnya dengan khasanah budaya dan peradaban nusantara? semoga saja kita semua segera sadar diri bahwa sedang menghadapi 'gelutannya' dua kelompok tamu peradaban. jangan sampailah gelutan para tamu itu merusak peradaban dan budaya tuan rumah sehingga menjadi punah... [nuhun] bnsmr --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekali lagi, Orang yang mengail di air keruh itu adalah orang-orang yang tegas- tegas menjadi pentolan harakah itu di Indonesia. Buka siapa yang ada di youtube! Wassalam, chodjim - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 01, 2008 6:04 PM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena : (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi permasalahan - atau (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam. MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi, setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam. Wallahua'lam Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku; [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu Akbar Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana: kalau ditemukan, tangkap, potong leher. Kutipan
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
mBak Ning, Fatwa itu ada di video youtube. Bagi yang nonton fatwa tersebut, amat mengerikan apa yang disampaikan oleh wakil ketua FPI, al-Kathath (HTI), dan Baasyir (MMI). Mosok teriak-teriak bunuh, bunuh orang ahmadiyah, jangan takut membunuh orang ahmadiyah, kalau saudara takut dosa membunuh mereka, kami yang akan nanggung dosanya dunia dan akhirat. Ini jelas bukan orang Islam meskipun menyatakan diri sebagai gerakan-gerakan Islam. Dalam Alquran ditegaskan bahwa tak ada orang yang memikul dosa orang lain. Jadi, kalau kita mencuri lantaran disuruh si X, maka ya kita yang berdosa dan si X tidak memikul dosa kita yang mencuri. Terus koq berani-beraninya mereka menyatakan siap memikul dosa dunia dan akhirat orang-orang yang membunuh orang ahmadiyah. Silakan mBak ning klik video youtube di bawah ini http://www.youtube.com/watch?v=U7RLCXNdKF4 Wassalam, chodjim - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 01, 2008 6:33 PM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Saya belum dapet tuh mas fatwa dari organizasi2 tersebut, khusus mengenai kejadian yang mas tanyakan di bawah. Saya hanya dapat pers release dan fatwa secara umum saja. Namun demikian, saya rasa, yang dinyatakan secara umum itu ya berlaku umum. Maksudnya, bila mereka melarang kekerasan, ya artinya kekerasan yang dilakukan oleh siapa saja, dalam kesempatan yang mana pun, ya tidak mereka support, begitu. Kalau ada yang kenal dengan tokoh-tokoh di organisasi2 tersebut, mungkin bisa minta jawaban secara langsung, dan dishare di sini, supaya tidak menjadi fitnah. Ada beberapa tulisan di salah satu email di sini yang - menurut saya - adalah fitnah, karena berdasarkan prasangka saja. Ya kalau bukan fitnah, mungkin suatu kesimpulan yang terlalu prematur karena belum ada cek dan re-cek. Sebaiknya kita semua lebih mengontrol diri. Mohon maaf bila menyinggung. Wallahua'lam. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dwi W. Soegardi Sent: Friday, May 02, 2008 9:21 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Mbak Ning, apa fatwa MUI, HTI, PKS untuk provokasi dan penghasutan yang dilakukan oleh Sobri Lubis, al-Gatot dan Abu Bakar Baasyir? FPI menghasut massa untuk membunuhi Ahmadiyah di mana saja mereka berada dan bersedia menjamin mereka. Tak satupun organisasi berani mengritik FPI, FUI. Dan jangan lupa, MUI juga punya fatwa sesat untuk kalangan lain seperti Syiah. Ahmadiyah bukan yang terakhir, Mbak Ning. salam, DWS On 5/1/08, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena : (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi permasalahan - atau (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam. MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi, setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam. Wallahua'lam Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku; [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Sekali lagi, Orang yang mengail di air keruh itu adalah orang-orang yang tegas-tegas menjadi pentolan harakah itu di Indonesia. Buka siapa yang ada di youtube! Wassalam, chodjim - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 01, 2008 6:04 PM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena : (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi permasalahan - atau (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam. MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi, setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam. Wallahua'lam Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku; [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu Akbar Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana: kalau ditemukan, tangkap, potong leher. Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran terlarang, paksa mereka tobat! Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: Darah Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami disalahkan bila kami akan memberantas mereka ... Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif - tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya nanti, pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini. Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti Bakorpakem, yang melalui sebuah proses pemantauan yang tak memiliki pertanggungjawaban publik yang jelas
[wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
- Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu Akbar Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana: kalau ditemukan, tangkap, potong leher. Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran terlarang, paksa mereka tobat! Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: Darah Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami disalahkan bila kami akan memberantas mereka ... Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif - tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya nanti, pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini. Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti Bakorpakem, yang melalui sebuah proses pemantauan yang tak memiliki pertanggungjawaban publik yang jelas, menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah memang ajaran yang sesat. Saat ni, pemerintah belum mengeluarkan kata akhir. Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditunggu-tunggu kaum radikal itu belum lagi disahkan. Tapi, dalam waktu yang sempit ini, mari kita mengingatkan bahwa bila bila pembubaran Ahmadiyah terwujud maka sebenarnya kita sedang membiarkan terjadinya penzaliman terhadap jutaan warga Indonesia serta mmbiarkan kekuatan anti-demokrasi berkedok agama unjuk gigi mengarahkan politik di negara ini. Adalah sangat penting bahwa seluruh bangsa di negara ini diyakini bahwa ini adalah negara hukum yang tidak bersikap diskriminatif. Kaum preman berjubah itu memang bisa saja berteriak, Tai kucing itu HAM! Masalahnya, mereka harus sadar bahwa, terlepas dari senang atau tidak, Indonesia adalah sebuah negara hukum yang percaya pada perlindungan HAM sebagaimana tertuang dalm deklarasi Universal HAM dan UUD 1945. Banyak dari para ulama itu juga berargumen bahwa di negara-negara seperti Pakistan dan Saudi Arabia, Ahmadiyah dilarang. Para ulama yang buicara seperti itu lupa dua negara itu adalah negara Islam. Indonesia bukan. Karena itu alasan untuk membubarkan sebuah ajaran - kalau itu memang bisa dilakukan - haruslah merujuk pada konstitusi. Dalam hal ini, terlepas dari para ulama MUI bilang apa, tak ada alasan untuk membubarkan Ahmadiyah. Kalau saja Ahmadiyah adalah sebuah gerakan yang memprovokasi kekerasan dan mendorong para pengikutnya menyerang pihak lain, organisasi itu sebaiknya memang dibubarkan. Masalahnya, Ahmadiyah tidak bergaya begitu. Ahmdiyah itu sudah ada di Indonesia sejak 1920an. Pernahkah kita mendengar mereka melakukan aksi kekerasan dan menyerang pihak lain? Tidak. Dan ini bisa dijelaskan dengan merujuk pada salah satu dasar ajaran Ahmadiyah. Mereka memang
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
; zamanku ; [EMAIL PROTECTED] ; media jabar ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 10:41 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu Akbar Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana: kalau ditemukan, tangkap, potong leher. Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran terlarang, paksa mereka tobat! Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: Darah Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami disalahkan bila kami akan memberantas mereka ... Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif - tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya nanti, pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini. Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti Bakorpakem, yang melalui sebuah proses pemantauan yang tak memiliki pertanggungjawaban publik yang jelas, menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah memang ajaran yang sesat. Saat ni, pemerintah belum mengeluarkan kata akhir. Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditunggu-tunggu kaum radikal itu belum lagi disahkan. Tapi, dalam waktu yang sempit ini, mari kita mengingatkan bahwa bila bila pembubaran Ahmadiyah terwujud maka sebenarnya kita sedang membiarkan terjadinya penzaliman terhadap jutaan warga Indonesia serta mmbiarkan kekuatan anti-demokrasi berkedok agama unjuk gigi mengarahkan politik di negara ini. Adalah sangat penting bahwa seluruh bangsa di negara ini diyakini bahwa ini adalah negara hukum yang tidak bersikap diskriminatif. Kaum preman berjubah itu memang bisa saja berteriak, Tai kucing itu HAM! Masalahnya, mereka harus sadar bahwa, terlepas dari senang atau tidak, Indonesia adalah sebuah negara hukum yang percaya pada perlindungan HAM sebagaimana tertuang dalm deklarasi Universal HAM dan UUD 1945. Banyak dari para ulama itu juga berargumen bahwa di negara-negara seperti Pakistan dan Saudi Arabia, Ahmadiyah dilarang. Para ulama yang buicara seperti itu lupa dua negara itu adalah negara Islam. Indonesia bukan. Karena itu alasan untuk membubarkan sebuah ajaran - kalau itu memang bisa dilakukan - haruslah merujuk pada konstitusi. Dalam hal ini, terlepas dari para ulama MUI bilang apa, tak ada alasan untuk membubarkan Ahmadiyah. Kalau saja Ahmadiyah adalah sebuah gerakan yang memprovokasi kekerasan dan mendorong para pengikutnya menyerang pihak lain, organisasi itu sebaiknya memang dibubarkan. Masalahnya, Ahmadiyah tidak bergaya begitu. Ahmdiyah itu sudah ada di Indonesia sejak 1920an
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
; [EMAIL PROTECTED] ; media jabar ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 10:41 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu Akbar Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana: kalau ditemukan, tangkap, potong leher. Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran terlarang, paksa mereka tobat! Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: Darah Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami disalahkan bila kami akan memberantas mereka ... Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif - tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya nanti, pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini. Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti Bakorpakem, yang melalui sebuah proses pemantauan yang tak memiliki pertanggungjawaban publik yang jelas, menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah memang ajaran yang sesat. . [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena : (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi permasalahan - atau (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam. MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi, setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam. Wallahua'lam Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku; [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu Akbar Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana: kalau ditemukan, tangkap, potong leher. Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran terlarang, paksa mereka tobat! Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: Darah Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami disalahkan bila kami akan memberantas mereka ... Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif - tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya nanti, pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini. Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti Bakorpakem, yang melalui sebuah proses pemantauan yang tak memiliki pertanggungjawaban publik yang jelas, menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah memang ajaran yang sesat. Saat ni, pemerintah belum mengeluarkan kata akhir. Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditunggu-tunggu kaum radikal itu belum lagi disahkan. Tapi, dalam waktu yang sempit ini, mari kita mengingatkan bahwa bila bila pembubaran Ahmadiyah terwujud maka sebenarnya kita sedang membiarkan terjadinya penzaliman terhadap jutaan warga Indonesia serta mmbiarkan kekuatan anti-demokrasi berkedok agama unjuk gigi mengarahkan politik di negara ini
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Mbak Ning, apa fatwa MUI, HTI, PKS untuk provokasi dan penghasutan yang dilakukan oleh Sobri Lubis, al-Gatot dan Abu Bakar Baasyir? FPI menghasut massa untuk membunuhi Ahmadiyah di mana saja mereka berada dan bersedia menjamin mereka. Tak satupun organisasi berani mengritik FPI, FUI. Dan jangan lupa, MUI juga punya fatwa sesat untuk kalangan lain seperti Syiah. Ahmadiyah bukan yang terakhir, Mbak Ning. salam, DWS On 5/1/08, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena : (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi permasalahan - atau (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam. MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi, setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam. Wallahua'lam Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku; [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu Akbar Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana: kalau ditemukan, tangkap, potong leher. Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran terlarang, paksa mereka tobat! Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: Darah Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami disalahkan bila kami akan memberantas mereka ... Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif - tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya nanti, pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini. Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Terimakasih, mari kita galang persatuan yang cinta damai,tolerensi beragama menegakan kebenaran dan ke adilan sesuai dgn al Quran. Inilah ayat2 ALLAH yang menyatakan bahaw Ahmadiah itu adalah islam murni hanya berbeda menafsirkan sebuah ayat saja, dan itu juga sunnatullah, karena Rasul sudah wafatbukan? http://latifabdul.multiply.com/journal/item/153 DEFINISIN ISLAM --VS--AHMADIYAH. Mengrespond pernyataan Ketua MPR, Hidayah Nur Wahid baru2 ini, yang mengajak umat islam Ahmadiyah menukar keyakinan mereka. Artinya dipaksa meninggalkan keyakinan ahmadiah bahwa tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw. Ini adalah paksaan namanya, penzoliman keyakinan oranglain adalah bertentangan dgn peraturan2 ALLAH dan HAM. Ham juga bersumber dari Al Quran. Beginilah kalau seorang pemimpin yang sudah tergoda dgn kekuasaan, seperti ulama2 Wahhabi Radikal di Saudi Arabia, ulama2 SyiahRadikal di Iran, yang haus akan kekuasaan, kemudian mendirikan negara syariat islam yang diskriminasi, artinya Firqoh2 islam yang berbeda dgn mereka di haramkan. Hasil dari ucapan2 ketua MPR dan MUI segolongan orang2 muslim berbuat tindakan2 kekerasan membakar mesdjid2 dan menterror orang2 ahmadiah,menyedihkan sekali,memperlihatkan IMAGE ISLAM YANG UGLY.Siapakah sesungguhnya yang membuat IMAGE ISLAM UGLY? Bukankah saudara2 muslim kita sendiri? Perlu kita bersama memperbaiki dan memperingatkan muslim2 Radikal itu.. Silakan kirim artikel ini kepada MUI dan Ketua MPR. Bismilahirrahmanirrahiim. Semoga ALLAH melindungi saya dari tipu daya setan terkutuk dalam menjelaskan Definisi-Islam menurut al Quran atau ALLAH swt. Sering kita membaca atau mendengar bahwa gol.Islam Ahmadiah bukanlah termasuk agama islam sebagaimana dituduh oleh gol. islam Radikal.Begitu pula MUI mengharamkan Ahmadiah. Kenapa gol. Islam radikal menuduh Golongan2 islam Ahmadiah bukanlah islam? Setelah saya menyilami rahasia2 ALLAH dlm al quran, ternyata apa yang dituduhkan oleh gol.islam radikal itu salah karena tidak ada dasarnya dlm al Quran. Mereka merujuk kepada buku2 Riwayat2 para sahabat2 yang sudah direka yasa oleh penulis2 yang mengatakan bahwa Khalifah Abu Bakar memerangi nabi2 palsu dengan kekerasan senjata. Ini tidaklah benar.Orang2 yang ber-beriman kepada buku2 riwayat adalah syirik, mudah tersesatkan. Mari kita lihat al Quran, siapa siapa yang termasuk golongan islam itu? Dan apa definisi islam itu? Dalam al Quran kita menemukan pemberitahuan dari ALLAH kepada Nabi Muahmmad saw siapa siapa golongan islam itu dan dari mana mulainya agama islam itu? Apakah dari Nabi Muhammad saw atau nabi2 lainnya. Banyak umat islam tidak mengetahui,karena ulama2 dan usztad2 tidak menjelaskannya, dan tidak merasa penting untuk dijelaskan. Akirnya banyak umat islam yang salah mengerti bahwa agama islam bermula dari Nabi Muhammad saw. Pendapat demikian adalah tidak benar. Inilah pemberitahuan dari ALLAH kepada kita semua; 1.(Ibrahim berkata):Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam. QS.2:132 2.Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua(Yahudi, Nasrani dan muslim); agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.QS 21:92.QS.23:52. 3.Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.QS.4:125. Dari ketiga pemberitahuan ALLAH diatas itu dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa ; a). Agama islam itu bermula dari Nabi Ibrahiim as. b). Agama islam itu adalah agama TAUHID, ALLAH Yang Esa, tidak ada Tuhan selain ALLAH.Tidak menyekutukan ALLAH dengan tuhan2 yang lain. c). menyerahkan diri kepada ALLAH Yang Maha Esa. d).Orang2 yahudi,Nasrani dan Muslim adalah orang2 beragama islam, menyembah Tuhan yang satu pada mula2nya. Sekarang setelah Nabi2 wafat,maka sebahagian umat kembali menjadi umat musrikmenyekutukan ALLAH yang Esa dgn TUHAN2 manusia Artinya ada yang menyekutukan ALLAH yang Esa dengan Tuhan2 lain, dan /atau beriman kepada manusia2 rahib2(Mathewe,Luke,Peter dll), ulama2( perawi2,imam2 Muslim dan Bukhari, Huraira dll) sebagai rujukan hidupnya. Orang2 musyrik ini ada di dalam ketiga golongan umat nabi Ibrahim, baik yahudi,nasrani dan muslim.QS.9:31 DALAM MASARAKAT ISLAM MUSLIM. Apakah Golongan islam Ahmadiah termasuk golongan islam muslim?Jawabannya adalah YES. Kalau kita lihat definisi atau makna dari Islam yang tertulis dlm al quran,maka Ahmadiah itu adalah Jemaah islam . 1. Mereka beriman kepada ALLAH yang Esa, dan tidak menyekutukan dengan tuhan2 yang lain. 2. Mereka beriman kepada Rasulullah saw dan Al quran adalah buku pedoman hidupnya. 3. Mereka menjalankan shalat 5 kali sehari dan berpuasa. Perbedaan menafsirkan salah SATU ayat ALLAH tentang ayat nabi Muhammad saw adalah nabi terakir. Tidak ada Nabi
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Mbak NingAHMADAIYAH ITU 100% ISLAM, DAN MUSLIM BERDASARAKAN KEPADA DEFINISI AL QURAN http://latifabdul.multiply.com/journal/item/153 Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Ning, apa fatwa MUI, HTI, PKS untuk provokasi dan penghasutan yang dilakukan oleh Sobri Lubis, al-Gatot dan Abu Bakar Baasyir? FPI menghasut massa untuk membunuhi Ahmadiyah di mana saja mereka berada dan bersedia menjamin mereka. Tak satupun organisasi berani mengritik FPI, FUI. Dan jangan lupa, MUI juga punya fatwa sesat untuk kalangan lain seperti Syiah. Ahmadiyah bukan yang terakhir, Mbak Ning. salam, DWS On 5/1/08, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena : (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi permasalahan - atau (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam. MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi, setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam. Wallahua'lam Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku; [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu Akbar Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana: kalau ditemukan, tangkap, potong leher. Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran terlarang, paksa mereka tobat! Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: Darah Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami disalahkan bila kami akan memberantas mereka ... Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif - tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya nanti, pada keragaman dalam
RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Saya belum dapet tuh mas fatwa dari organizasi2 tersebut, khusus mengenai kejadian yang mas tanyakan di bawah. Saya hanya dapat pers release dan fatwa secara umum saja. Namun demikian, saya rasa, yang dinyatakan secara umum itu ya berlaku umum. Maksudnya, bila mereka melarang kekerasan, ya artinya kekerasan yang dilakukan oleh siapa saja, dalam kesempatan yang mana pun, ya tidak mereka support, begitu. Kalau ada yang kenal dengan tokoh-tokoh di organisasi2 tersebut, mungkin bisa minta jawaban secara langsung, dan dishare di sini, supaya tidak menjadi fitnah. Ada beberapa tulisan di salah satu email di sini yang - menurut saya - adalah fitnah, karena berdasarkan prasangka saja. Ya kalau bukan fitnah, mungkin suatu kesimpulan yang terlalu prematur karena belum ada cek dan re-cek. Sebaiknya kita semua lebih mengontrol diri. Mohon maaf bila menyinggung. Wallahua'lam. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dwi W. Soegardi Sent: Friday, May 02, 2008 9:21 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Mbak Ning, apa fatwa MUI, HTI, PKS untuk provokasi dan penghasutan yang dilakukan oleh Sobri Lubis, al-Gatot dan Abu Bakar Baasyir? FPI menghasut massa untuk membunuhi Ahmadiyah di mana saja mereka berada dan bersedia menjamin mereka. Tak satupun organisasi berani mengritik FPI, FUI. Dan jangan lupa, MUI juga punya fatwa sesat untuk kalangan lain seperti Syiah. Ahmadiyah bukan yang terakhir, Mbak Ning. salam, DWS On 5/1/08, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena : (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi permasalahan - atau (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam. MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi, setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam. Wallahua'lam Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku; [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu Akbar Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana: kalau ditemukan, tangkap, potong leher. Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran terlarang, paksa mereka tobat! Kalau pemerintah tidak mau
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Ole sio sayange, maaf oom, memang semestinya beta beri kata pengantar, supaya kelihatan nyambung. Tulisan Abah HMNA dipublikasikan jauh sebelumnya tulisan Armando, ini beta copy paste: Qadiyanisme memperalat ayat [2:4] sebagai pembenaran akan turunnya wahyu ataupun datangnya nabi setelah Nabi Muhammad SAW.Padahal sesungguhnya dalam ayat [2:4] kata ALAKhRt bermakna hari akhirat atau hari kemudian. WaLlahu a'lamu bisshawab. *** Makassar, 8 Agustus 2005. [H.Muh.Nur Abdurrahman] Sedangkan tulisan Armando sebagai reaksi terhadap lontarkan Sobri Lubis yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Sio, jadi yang beta maksud dengan perimbangan hanya terbatas sepenggal tulisan Armando yang berikut ini: Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. - - - - - - - - - - - - - - Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan rujukan dalam soal-soal keislaman. - - - - - - - - - - - - - Dan lebih menakutkan lagi kemudian karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti Bakorpakem, yang melalui sebuah proses pemantauan yang tak memiliki pertanggungjawaban publik yang jelas, menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah memang ajaran yang sesat. Sio, demikianlah tulisan Abah HMNA yang bertanggal 8 Agustus 2005, hanya nyambung dengan yang beta kutip di atas itu. Salam, Muammar Qaddhafi - Original Message - From: Dwi W. Soegardi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Fri May 2, 2008 12:40 am Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Muammar, Tulisan Ade Armando dan forwardan tulisan Abah itu tidak berimbang alias jaka sembung. Kalau mau mengimbangi tanggapi poinnya Armando: - tabligh akbar dengan penekanan pada bunuh, bunuh, bunuh. Nulis panjang2, sambungannya apa? - di mana posisi HMNA pada pembakaran masjid-masjid dan sekolah Ahmadiyah? Jelaskan juga apakah menurut Anda yang dibakar itu masjid? - apakah perbuatan membakar dan ajakan membunuh tersebut kriminal ataukah justru ajaran Islam (seperti yang didakwahkan Sobri Lubis, al-Gatot, dan Abubakar Baasyir)? Salam, DWS. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
Mbak Ning, Bukankah sudah jelas sikap pemerintah saat ini, yaitu: melindungi segenap warga negara dengan segala hak-haknya. Yang sekarang terjadi adalah anarkisme, penekanan-penekanan, agar pemerintah merubah sikapnya. Yaitu sikap yang menzhalimi sebagian dari masyarakat kita. Jika pemerintah tidak berubah, maka akan terjadi aksi-aksi anarkis. Terlalu GR jika kita bicara provokasi untuk mendiskreditkan MUI/gerakan-gerakan Islam. Lha yang melakukan kejahatan itu kan: - jamaah mereka sendiri yang terdorong oleh fatwa2 yang mereka keluarkan - tidak ada larangan, bakan berdiam diri thd fatwa-fatwa sesat dari orang2 yang mengaku ulama. - malah menjamin pelaku kejahatan. MUI dan gerakan2 Islam itu terdiskreditkan karena kelakuannya sendiri yang jauh dari tindakan Islami. Buruk muka cermin dibelah... - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, May 02, 2008 8:04 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Saya rasa, tindakan anarkis seperti ini akan terus ada selama pemerintah tidak tegas mengambil sikap. Ini bisa karena : (1)masyarakat mengambil alih tugas pemerintah - suatu gejala yang sangat umum, main hakim sendiri, bila aparat dianggap tidak mampu mengatasi permasalahan - atau (2)ada orang mengail di air keruh, memprovokasi sehingga menyulut kemarahan massa, dengan tujuan yang antara lain untuk mendiskreditkan MUI atau harokah/gerakan-gerakan Islam. MUI sendiri sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak berbuat anarkis. HTI di pers release-nya menyatakan hal yang sama, melarang tindakan anarkisme dan kekerasan kepada Ahmadiyah. Para tokoh PKS pun menyatakan larangan tindakan kekerasan kepada Ahmadiyah. Jadi secara institusi, setidaknya organisasi2 yang saya sebut ini tidak mensupport terjadinya kekerasan kepada Ahmadiyah. Walaupun pendapat mereka tentang aqidah Ahmadiyah adalah tetap dan tegas, yakni mereka bukan bagian dari Islam. Wallahua'lam Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mediacare Sent: Thursday, May 01, 2008 10:42 PM To: [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; zamanku; [EMAIL PROTECTED]; media jabar; [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu Akbar Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana: kalau ditemukan, tangkap, potong leher. Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran terlarang, paksa mereka tobat! Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: Darah Ahmadiyah halal, Lalu, Umarela ini berkata pula: Insya Allah, dalam waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami disalahkan bila kami akan memberantas mereka ... Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari