Sekarang baiknya gimana? Tanyalah kpd pemerintah, maunya gimana?...:-))
Kalo saya pribadi sih biarkan saja Ahmadiyah. Biarkan saja fatwa sesat MUI juga. Suruh ulama terus melakukan dialog. Pergunakan kelebihan2 Ahmadiers untuk ikut mensejahterakan bangsa ini. Pemerintah gak usah memforsir energi utk hal2 demikian. Masih banyak prioritas bangsa yang mesti diutamakan. Semisal seperti di Padang ini Ahmadiers melakukan aksi donor darah, mengapa Islam lainnya tidak ikut berpartisipasi ke dalamnya? Apa Ahmadiers akan menolak? Saya rasa, kalau mereka melakukan lillahi ta'ala Ahmadiers tak akan menolak. Bagus kan buat kebersamaan dan kesatuan Islam ? Meidear, Saya jadi mikir istilah2 spt "berkedok", "berjubah", "mengatasnamakan". Kayaknya sama saja ya mbak. Ada yang ingin disembunyikan. Mereka senang main "petak umpet". Maklum, masa kecil kurang main...:-). Pemerintah juga seneng main petak umpet. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ya jadi sekarang baiknya bagaimana? > Ahmadiyah di Padang menuai simpati rakyat dengan aksi donor darah, yg ikut banyak. > Lantas bikin pernyataan bahwa ahmadiyah sejak dulu selalu hidup damai nggak pernah berontak kepada negara, > nggak pernah makar, ngebom > :-) > Lantas pemerintah juga kemarin di Senayan bikin rame2 dalam rangka Harkitnas. > Ada yg bilang selama ini indonesia sudah hampir terpengaruh/disusupi budaya Arab dan India. > Maka kemarin ditampilkan tari2-an nasional dari seluruh provinsi/adat di indonesia. > > Pak Wahid dengan istri barunya tampak menyimak tari2-an yg mungkin tidak islami, lha wong megal-megol. > Istrinya yg baru dengan tampilan yg tidak PKS [ jilbab gaul, riasan muka medok] sekarang sering diajak-ajak > ke berbagai event yg notabene bukan kegiatan partai/agama. > Almarhumah istri yg dulu yg tampilannya PKS sekali, sederhana malahan banyak yg jarang tahu. > > Artinya, konflik2 kekerasan yg mengatasnamakan agama dicoba diredam secara tidak langsung. > Karena biar gimana kekerasan apapan dalihnya yg sengsara adalah rakyat kecil juga. > Lama2 FPI dan sebangsanya akan ditinggalkan akan gak dapat simpati lagi dari rakyat. > Sudah sama halnya dengan preman2 pasar tukang bikin onar. T eer laalu.memalukan :-)) > > Salam, > l.meilany > > > > ----- Original Message ----- > From: Lina Dahlan > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Friday, May 16, 2008 10:42 AM > Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah > > > Meidear, > Kan mbak Mei bertanya knapa ribut2nya baru sekarang ? > > Ya jawabannya itu, menurut saya. > > Kalo pemerintahan sekarang ini represif juga kaya orba, pasti gak > ribut. Soalnya gerakan semacam Ahmadiyah or FPI gak bakal bisa > bergerak banyak, meski gak mati. Cuma dibuat pingsan ama Orba...;-) > dengan segala UU donk tentunya. > > Ini konteksnya dalam pemerintahan lho, mbak dan Ahmadiyah dan yang > lainnya dianggap sebagai suatu gerakan, bukan > sebagai 'keyakinan/agama'. > > Istilah kasarnya nih kata sang jendral,"yang buat keributan di > negara gw, gw amputasi duluan!". > > wassalam, > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <wpamungk@> > wrote: > > > > Linadear, > > > > Hal2 yg menyangkut rasa, seperti agama, keyakinan, hobi, selera > jika di perlakukan seperti kriminal, di bikinkan UU > > untuk dilarang jelas gak akan mempan. > > Seperti halnya Al Arqam, dilarang, ya tetap saja ada. Diuber- uber > sepanjang waktu oleh polis diaraja malaysia. Sampai sekarang tetap > eksis. > > Gak akan ada yg bisa mematikan keyakinan : mau itu keyakinan > dianggap sesat atau apapun. > > Allah sendiri mengatakan orang jadi sesat, dapat hidayah kan DIA > yg menentukan. > > Yg seharusnya adalah gimana para ortu memberi pendidikan agama. > > > > Yg dilarang, yg didemo itu mustinya yg 'jelas2' bikin penderitaan > bagi orang lain. > > Korupsi, misalnya, atau larangan merokok di tempat umum. > > Sudah ada undang2nya, jelas gitu akibatnya, bikin sengsara orang > lain tapi kan tetap saja eksis. > > Korupsi kata KPK itu sudah jadi tradisi, merokok ditempat umum > apalagi. > > > > Tempo hari FPI merangsek kantor redaksi playboy, gedung kantor di > rusak. Gedung itu punya sapa? > > Itu kan artinya FPI melakukan tindak kriminal merusak hartabenda > orang lain yg gak tau apa-apa. > > Playboy disidang, tapi kan majalahnya tetap saja beredar, tetap > seronok, hot..... > > Jadi ngapain dulu2 itu buang2 tenaga untuk sesuatu yg percuma. > > [ Justru yg beredar itu gosip, FPI di kasih upeti satu em supaya > tutup mata] > > > > salam, > > l.meilany > > > > > > > > ----- Original Message ----- > > From: Lina Dahlan > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Monday, May 12, 2008 3:13 PM > > Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, > Pemerintah dan Ahmadiyah > > > > > > Dear Mbak Mei, > > > > Mengapa baru sekarang? > > > > Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan. Ato kita2 baru melek > > demokrasi. Kan dulu emang jamannya Orba yang represif, jadi > > Ahmadiyah gak bisa bergerak banyak. Juga semacam FPI dulu gak > boleh > > idup. > > > > Kalo soal pelarangan di Indonesia kan emang dari dulu Ahmadiyah > udah > > di larang. > > > > Jadi, kenapa ribut sekarang karena pemerintahnya (aparat > hukumnya) > > sekarang gak bisa bertindak tegas (bisa juga dibilang gak > represif) > > > > wassalam, > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <wpamungk@> > > wrote: > > > > > > Nimbrung : > > > > > > 1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 > yg > > melarang ini dan itu banyak. > > > Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, > demi > > stabilitas. > > > Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi. > > > Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas > > penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap > > > menggangu stabilitas. > > > Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat > > Jum'at semuanya diatur. > > > > > > Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis > sejak > > puluhan tahun lalu, knapa ribut2nya baru sekarang??????? > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >