nah di sini peliknya.seperti apa sih konsep dengan leluasa mendukung
itu..tidak turut campur, melindungi, memberikan batasan atau yang
bagaimana?
sebagai catatan, agama itu sesuatu yang sangat intrisik, jadi pada satu titik akan
menyinggung kehidupan bernegara juga.nah di
On Mon, 5 Apr 2004 05:09:03 -0700 (PDT) noor syarifuddin (NS) wrote:
[ ... ]
kelihatan betul betapa soal beradab itu referensinya sering
biashanya karena beda kebiasaan/tradisi, seseorang bisa menjadi
tidak beradab bagi orang lain...itulah makanya seringkali
pembahasan soal cultural
? Apa musti pakai
tangan orang lain, ha ha ha.
Salam hangat,
HermanSyah XIV.
noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED]
04/05/2004 14:09
Please respond to yonsatu
To: [EMAIL PROTECTED]
cc:
Subject:[yonsatu] Re: Freedom to believe was...Re: Re: Yang begini ini
sayangnya peribahasa itu eksis cuman di negara kita he he he he jadi kita selalu
berusaha menyesuaikan diri, di lain pihak mereka selalu berkelakuan seperti di negeri
mereka..karena mereka gak punya peribahasa semacam itu he he he he
salam,
Syafril Hermansyah [EMAIL
saya setuju memang ini soal keberanian menegur bukan soal peribahasa he he he
kita itu seringkali terlalu tinggi toleransinyaatau gak punya keberanian
untuk menegur (syndrome minder sebagai keturuan ilandeer kali yahe he he ),
jadi ya mereka keep going sesuka mereka.