[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat mas Herrmansyah

2004-02-26 Terurut Topik hermansyah
 
kehakimankah?, aspek dan hukum kehidupan beragamakah?, dlsb.  Apakah hukum 
seluruh aspek kehidupan bernegara itu dapat dibenahi secara sekuensial 
atau harus secara paralel?

Kalau saya boleh melangkah maju sedikit, dan menyorot aspek kehidupan 
beragama, maka saya ingin mengusulkan, agar hukum (UU) kehidupan beragama 
disempurnakan dengan menambahkan sebuah kesepakatan yang mengatur gelar 
dan fungsi ulama, dimana seseorang boleh disebut sebagai ulama, dan/atau 
bertingkah laku sebagai ulama, kalau ia telah lulus pendidikan ulama dan 
mendapatkan sertifikat ulama dari Majelis Agamanya masing2.  Ulama yang 
memperbodoh, mengagitasi dan mengintimidasi umatnya akan terkena jerat 
hukum.  Penyempurnaan hukum ini menurut saya perlu sekali dilakukan, 
mengingat, seperti saya sebutkan sebelumnya, manusialah yang mengakibatkan 
suatu agama itu terkesan jelek dan jahat, sehingga oleh karena itu, 
penyebaran dan pengajaran agama haruslah dilakukan oleh orang2 yang telah 
memenuhi suatu persyaratan.  Dengan demikian pengajaran dan penyebaran 
keyakinan suatu agama dapat berjalan dengan murni dan tepat, mengikuti 
kaidah2 pendidikan modern, tidak melanggar HAM, yang pada akhirnya hanya 
akan mendukung tercapainya cita2 konstitusi.

Saya amat mengerti bahwa pikiran2 saya ini dapat membuat emosi pada orang2 
yang keyakinan beragamanya merasa terusik.  Untuk itu saya mohon maaf, 
karena saya tak punya niat sedikitpun untuk mengusik keyakinan2 itu, sama 
halnya pula bahwa saya tidak mau orang2 itu memaksakan keyakinan 
keagamaannya itu kepada saya.  Pun, saya sama sekali tidak berkehendak 
untuk menggusur agama seperti yang anda tulis berikut: 'Kalau ada yang tidak beres 
dengan sistem sosial masyarakat, bukan agama 
nya yang mesti digusur, agama nggak salah mas ,barangkali perlu 
ditingkatkan pemahaman agama pemeluknya supaya  tidak dangkal dan 
konsisten.' Justru, saya sangat mendukung kalimat terakhir anda, yaitu 'perlu 
ditingkatkan pemahaman agama pemeluknya supaya  tidak dangkal dan 
konsisten.', yang salah satu realisasinya adalah dengan mewajibkan ulama 
bersertifikat itu. 

Senang dapat berkenalan dengan anda, mas Hudaya.
Salam hangat,
HermanSyah XIV.






[EMAIL PROTECTED]
02/26/2004 09:11
Please respond to yonsatu

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53  Sorga/Neraka- tanggapan 
buat mas 
Herrmansyah



Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok sangat
naif  sekali  tentang agama,dan kelihatannya  memang cenderung apriori
.
Mudah-mudahan anda tidak punya pengalaman traumatik dengan agama dimasa
kecil atau saat ini.

Tindakan pelanggaran hukum dan pelaksanaan amal ibadah jangan dicampur 
aduk
mas Herman, mungkin mas Herman berpikir tentang konsep pahala dalam amal
ibadah, konsep impas dengan adanya pahala dalam amal ibadah dan 
perbuatan
tercela.
 Amal ibadah  dalam agama bukan seperti  transaksi  mas Herman, setelah
melanggar hukum-kemudian melakukan ibadah, terus. impas? Ulang lagi,
impas lagi? Ah... Mas Herman ini naif sekali.
Pelanggaran hukum dan amal ibadah seseorang dihadapan Tuhan punya
hitungannya sendiri, punya hakim sendiri, bukan disini.

Mas Herman  mengatakan karena mereka mengerti semua itu, mereka
melakukannya dan menjadi pemeluk agama yang saleh.
Dalam islam kita tidak bisa menjustifikasi diri kita sendiri, menjadi 
hakim
yang bisa menilai posisi diri dihadapan Tuhan.
 Seseorang yang beragama islam selama dia masih hidup dia tidak bisa
mengklaim dirinya lebih baik atau shaleh dari yang lain.
Seseorang  yang sejak  usia 5 tahun sudah melakukan amal ibadah secara
rutin, dihadapan Tuhan belum tentu lebih baik dari teman Mas Herman yang
barangkali baru dua tahun melaksanakan ibadah.

Salah satu   konsep pelaksanaan amal ibadah   dalam agama islam,   adalah
karena cinta,  you do it because you love to do it, and you don't expect
anything  by doing it.
Gampangnya gini, di dunia yang kita cintai siapa, anak/istri/orang
tua/teman, kalau mereka meminta sesuatu, kita akan dengan senang hati
melakukannya  dan tidak  mengharapkan imbalan dari  mereka.
Kalau amal ibadah kita karena cinta, kita tidak akan berhitung mas 
Herman
( mudah-mudah ini tidak terlalu absurd buat mas Herman).

Mas Herman pernah lihat ayat-ayat Tuhan dalam  kitab suci, nggak? 
Al-Qur'an
misalnya,
Di Al-Qur'an, dijelaskan, bahwa Mas Herman terbentuk dari setetes mani,
bagaimana bumi terjadi dan berputar dalam orbitnya, dlsb.
Di dalam Al-Qur'an diberikan pengetahuan yang sangat luas kepada manusia
(yang sudah dirangkum 14 abad yang lalu), kalau mas Herman punya Al-Qur'an
coba  jangan hanya dilihat isinya, coba dibaca anggap saja dulu sebagai
pengetahuan umum bagi mas Herman.
Kalau Mas Herman gak punya Al-Qur'an, beli dulu atau pinjam sama teman.
Kalau  tertarik yang sedikit ilmiah, cari The Bible, Science and Al
Qur'an oleh Dr. Maurice Bacall

Ayat-ayat Tuhan memang tujuannya bukan untuk membuat manusia jera kok, dia
hanya memberi bimbingan hal

[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat masHerrmansyah

2004-02-26 Terurut Topik edy christiono
memang hebat Paul Mc. Cartney ( Stevie Wonder) ini... apalagi nyanyiinnya 
sama pacar  he he he..
 
Artist: Paul McCartney 
Album: All The Best 
Title: Ebony And Ivory 


Ebony and ivory live together in perfect harmony
Side by side on my piano keyboard, oh lord, why don't we?
We all know that people are the same where ever we go
There is good and bad in ev'ryone,
We learn to live, we learn to give
each other what we need to survive together alive.

Ebony and ivory live together in perfect harmony
Side by side on my piano keyboard, oh lord why don't we?

Ebony, ivory living in perfect harmony
---

 Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya.
 
 Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok sangat
 naif  sekali  tentang agama,dan kelihatannya  memang cenderung 
 apriori


--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat mas Herrmansyah

2004-02-26 Terurut Topik Rizal Ahmad
Dilahin pihak, seperti pengalaman saya, tanpa agama juga orang indonesia gak
terlalu takut ama hukum kesepakatan bersama.
Malah lembaga-nya terkesan melindungi dengan embel2 masalah pribadi
padahal jelas2 si oknum ini menggunakan peralatan mereka.
Akhirnya, tidak bisa cara baik2 seperti manusia biasa, yah pakai all
available means.

Rizal

- Original Message - 
From: Yanto R. Sumantri [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 27, 2004 9:15 AM
Subject: [yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53  Sorga/Neraka- tanggapan buat
mas Herrmansyah


 Wah asyik juga membaca diskusi antara Hudaya (Ekek XIII) dan Hermansyah
 (Ekek XIV) , mengenai pandangan agama dalam kehidupan nyata ,khususnya
 di Indonesia.

 Saya samapai sekarang memang masih bertanya - tanya : Ada apa gerangan
 atau apakah ada hubungan(ndak tahu apa linier , hyperbol,kwardat
 terbalik . logorithmic atau apapun) antara banyaknya mesjid , gereja ,
 wihara , majlis ta'lim , pengajian ibu ibu ,bertambahnya wanita
 berjilbab ,  perayaan keagamaan , jumlah jemaah haji yang membludak dst
 dengan tingkat kehancuran republik , tingkat korupsi yang masih tinggi ,
 tingkat ketidak percayaan antar warga , tingkat perkelahian antar
 kelompok  , tingkat perkelahian antar RT ,tingkat pengangguran dsb.

 Apakah ada ?

 Nah Mas Hudaya , berangkali bisa memberikan pencerahan kepada saya (Ekek
 - III) , bagaimana 

 Mas Hermansyah : Anda merupakan orang yang sangat berfikiran sekuler ,
 dan saya senang bahwa Anda berani mengemukakan hal ini secara  terbuka .

 Saya setuju sekali bahwa banyak yang beramal kemudian mencuri atau
 bahkan mungkin kebanyakan mencuri dulu , sambil beramal malu-malu ,
 kemudian setelah banyak hasilnya baru kemudian  beramal - saja.
 Ya macam macam lah, pergi haji berkali - kali , buat pengajian , sedekah
 , dan lain lain yang memperlihatkan 'kesolehan nya.

 Banyak tuh yang begitu disekeliling kita !!!

 Jadi Mas Hudaya :
 Jangan salahkan siapapun kalau orang kayak Mas Hermansyah itu bertambah
 banyak ?
 Sebagai orang beragama' ya harus takut juga doong sama hukum dunia
 (atau istilahnya Mas Hermansyah hukum yang telah disepakati oleh kita
 semua) , jangan takut sama hukum Akhirat saja.

 Anda mengambil contoh Singapura dimana hukum dilaksanakn secara
 konsisten !
 Untuk informasi Anda Mas Hudaya  : Orang Singpura itu tidak begitu
 peduli koq sama agama 

 Sekali lagi mohon pencerahan atas pertanyaan saya diatas.

 Yanto R.Sumantri
 (Ekek - III)
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Hallo lagi mas Hudaya,
  Senang mendapat tanggapan anda.  Disamping itu, sayapun jadi mengenal
  anda, nggak tahu kalau anda ternyata Ekek XIII, berarti kakak angkatan
  saya.
 
  Melihat subject email anda adalah tanggapan buat saya, tadinya saya mau
  balas langsung ke japri anda, .  Tapi, karena anda menanggapi saya
secara
  terbuka, maka saya pikir, saya akan menanggapi juga dulu deh secara
  terbuka.  Nanti kalau ada kebutuhan untuk diskusi lanjut, barangkali
dapat
  kita lakukan diantara kita saja, kecuali kalau rekan2 yang lain ingin
  saling bertukar pikiran juga.
 
  Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya.
 
  Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok
sangat
  naif  sekali  tentang agama,dan kelihatannya  memang cenderung
  apriori
 
  Oo saya terkesan naif ya.  Yah, barangkali karena saya terlalu
  menyederhanakan masalah ya, dengan mengatakan bahwa kalau sehabis
  melanggar hukum lalu beramal ibadah, maka segala dosa dihapuskan, dst.,
  dst.  Saya tahu ini pernyataan yang tidak benar, karena bukan yang
begini
  yang diajarkan oleh agama bukan?  Tapi, yang banyak terjadi di negeri
kita
  ini kan ya seperti itu?  Kita nggak bisa lagi membedakan mana amal
ibadah
  yg murni dan mana yang kotor.  Dan ini sudah berpuluh2 tahun terjadi.
  Melanggar hukum iya, melakukan amal ibadah dan saling nasihat menasihati
  dalam hal keimanan juga iya.  Secara umum kelihatannya kan begitu,
persis
  seperti contoh yang rekan Rizal Ahmad tulis:  ...Bagaimana mungkin
mereka mencoba menulis tentang hukum dan norma
  tetapi sekaligus melanggarnya.
 
  Lantas, apa yang musti kita semua lakukan untuk menyembuhkan penyakit
  'berkepribadian ganda' itu?  Karena Indonesia adalah negara republik yg
  berdasarkan konstitusi, maka saya berkesimpulan bahwa hanya hukumlah
yang
  dapat dijadikan sebagai obatnya, disamping karena hukum Tuhan toch
  ternyata nggak mempan juga, padahal gereja, mesjid, candi, kelenteng,
  vihara ada dimana-mana.  Tapi karena sistem hukum kita ternyata
  'carut-marut', segala lubang dan celah dicari-cari agar hukum itu dapat
  terus menerus dilanggar, maka alih alih dapat dijadikan sebagai obat
  mujarab, malah kita membutuhkan orang2 yang punya nyali untuk dapat
  meluruskan pelaksanaan hukum itu.  Ditengah carut marutnya sistem hukum
  itu, kita pada sisi lain, dari hari kehari, semakin dibanjiri oleh
  pelbagai macam siraman rohani.  'Berjalanlah di jalan yang benar,
  sucikanlah hati dan

[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat mas Herrmansyah

2004-02-26 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
,
 hukum dipelbagai bidang nggak diterapkan dengan konsisten.  Dan hukum yang
 nggak diterapkan itu, bukan hukum Tuhan, karena kita kan melihat juga
 bahwa suatu negara bisa miskin tapi masyarakatnya ternyata taat beragama
 (Iran, Irak, Afganistan, Indonesia, Senegal), yang berarti mereka mematuhi
 hukum Tuhan.  Hukum yang nggak mereka terapkan itu adalah 'janji' dan
 'kesepakatan' mereka sendiri terhadap satu sama lain yang mereka tuliskan
 didalam UU dan peraturan yang mereka buat itu.  Janji dan kesepakatan
 inilah yang dilanggar, sehingga suatu negara akhirnya bisa terperosok
 menjadi negara yang paling miskin didunia.
 
 Menurut saya, satu2nya cara untuk meraih cita2 konstitusi itu adalah
 dengan melatih kita semua untuk 'taat' pada kesepakatan yang telah kita
 buat bersama itu, ya hukum itu.  Rasanya, ketaatan pada hukum itu pasti
 akan semakin tebal, kalau seseorang itu patuh pula pada ajaran2 agamanya.
 Tapi, sayangnya kenyataan menunjukkan bahwa kepatuhan kepada Tuhan, toch
 tidak meningkatkan kepatuhan seseorang pada hukum.  Apalagi kalau kita
 setuju pada pendapat anda yang mengatakan bahwa sifat kedua hukum itu
 berbeda, seperti yang anda tulis: 'UU negara kalau anda bersalah melanggar hukum, 
 tertangkap, diadili dan
 kemungkinan dihukum. UU Tuhan cukup bijaksana dia tidak akan langsung
 menghukum anda.'  Kalau begini maka patuh pada hukum Tuhan akan memberikan efek 
 kontra
 produktif pada patuh pada hukum negara.  Wong, Tuhan saja 'bijaksana' kok,
 tidak langsung menghukum, ini manusia kok malah berani2nya langsung
 menghukum.  Maka hukum manusia ini pasti salah, sehingga harus dicari
 lubang dan celah untuk dilanggar!
 
 Kalau kita bisa sepakat bahwa hukum negaralah yang hanya bisa dijadikan
 obat untuk mengangkat suatu negara dari jurang kehancuran, maka barulah
 kita bisa menentukan aspek kehidupan yang mana dulu berikut hukumnya yang
 harus dibenahi.  Aspek dan Hukum pendidikankah?, aspek dan hukum
 kehakimankah?, aspek dan hukum kehidupan beragamakah?, dlsb.  Apakah hukum
 seluruh aspek kehidupan bernegara itu dapat dibenahi secara sekuensial
 atau harus secara paralel?
 
 Kalau saya boleh melangkah maju sedikit, dan menyorot aspek kehidupan
 beragama, maka saya ingin mengusulkan, agar hukum (UU) kehidupan beragama
 disempurnakan dengan menambahkan sebuah kesepakatan yang mengatur gelar
 dan fungsi ulama, dimana seseorang boleh disebut sebagai ulama, dan/atau
 bertingkah laku sebagai ulama, kalau ia telah lulus pendidikan ulama dan
 mendapatkan sertifikat ulama dari Majelis Agamanya masing2.  Ulama yang
 memperbodoh, mengagitasi dan mengintimidasi umatnya akan terkena jerat
 hukum.  Penyempurnaan hukum ini menurut saya perlu sekali dilakukan,
 mengingat, seperti saya sebutkan sebelumnya, manusialah yang mengakibatkan
 suatu agama itu terkesan jelek dan jahat, sehingga oleh karena itu,
 penyebaran dan pengajaran agama haruslah dilakukan oleh orang2 yang telah
 memenuhi suatu persyaratan.  Dengan demikian pengajaran dan penyebaran
 keyakinan suatu agama dapat berjalan dengan murni dan tepat, mengikuti
 kaidah2 pendidikan modern, tidak melanggar HAM, yang pada akhirnya hanya
 akan mendukung tercapainya cita2 konstitusi.
 
 Saya amat mengerti bahwa pikiran2 saya ini dapat membuat emosi pada orang2
 yang keyakinan beragamanya merasa terusik.  Untuk itu saya mohon maaf,
 karena saya tak punya niat sedikitpun untuk mengusik keyakinan2 itu, sama
 halnya pula bahwa saya tidak mau orang2 itu memaksakan keyakinan
 keagamaannya itu kepada saya.  Pun, saya sama sekali tidak berkehendak
 untuk menggusur agama seperti yang anda tulis berikut: 'Kalau ada yang tidak beres 
 dengan sistem sosial masyarakat, bukan agama
 nya yang mesti digusur, agama nggak salah mas ,barangkali perlu
 ditingkatkan pemahaman agama pemeluknya supaya  tidak dangkal dan
 konsisten.' Justru, saya sangat mendukung kalimat terakhir anda, yaitu 'perlu 
 ditingkatkan pemahaman agama pemeluknya supaya  tidak dangkal dan
 konsisten.', yang salah satu realisasinya adalah dengan mewajibkan ulama
 bersertifikat itu.
 
 Senang dapat berkenalan dengan anda, mas Hudaya.
 Salam hangat,
 HermanSyah XIV.
 
 [EMAIL PROTECTED]
 02/26/2004 09:11
 Please respond to yonsatu
 
 
 To: [EMAIL PROTECTED]
 cc:
 Subject:[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53  Sorga/Neraka- 
 tanggapan buat mas
 Herrmansyah
 
 Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok sangat
 naif  sekali  tentang agama,dan kelihatannya  memang cenderung apriori
 .
 Mudah-mudahan anda tidak punya pengalaman traumatik dengan agama dimasa
 kecil atau saat ini.
 
 Tindakan pelanggaran hukum dan pelaksanaan amal ibadah jangan dicampur
 aduk
 mas Herman, mungkin mas Herman berpikir tentang konsep pahala dalam amal
 ibadah, konsep impas dengan adanya pahala dalam amal ibadah dan
 perbuatan
 tercela.
  Amal ibadah  dalam agama bukan seperti  transaksi  mas Herman, setelah
 melanggar hukum-kemudian melakukan ibadah, terus. impas? Ulang lagi

[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka- tanggapan buat masHerrmansyah

2004-02-26 Terurut Topik hudaya.taudjidi

Setuju banget.. Mas Edy.
Lagu yang memangperlu dinyanyikan bersama tuh,Mas Edy emangnya masih
butuh pacar?
Bukannya mas Edy sudah sampai tahap perjuangan hidup, he...he.. becanda.

Pernah dengar lagu  The way I choose (Groupnya :Bad Company kali),
nyanyinya gini.:
I live my life...
The way that I choose..!

Hidup ini bebas and merdeka bok!  (Resiko, tanggung sendiri).



   

  edy christiono 

  [EMAIL PROTECTED] To:  [EMAIL PROTECTED]  

  warman.net   cc:

Subject: [yonsatu] Re: yonsatu 
Digest V4 #53  Sorga/Neraka- tanggapan buat
  02/26/2004 09:24 PM   masHerrmansyah 

  Please respond to yonsatu

   

   





memang hebat Paul Mc. Cartney ( Stevie Wonder) ini... apalagi
nyanyiinnya sama pacar  he he he..

Artist: Paul McCartney
Album: All The Best
Title: Ebony And Ivory


Ebony and ivory live together in perfect harmony
Side by side on my piano keyboard, oh lord, why don't we?
We all know that people are the same where ever we go
There is good and bad in ev'ryone,
We learn to live, we learn to give
each other what we need to survive together alive.

Ebony and ivory live together in perfect harmony
Side by side on my piano keyboard, oh lord why don't we?

Ebony, ivory living in perfect harmony
---

 Saya coba menanggapi pernyataan2 anda ya mas Hudaya.

 Ah Mas Herman ini.., maaf ..kalau diperhatikan, Mas Herman kok
sangat
 naif  sekali  tentang agama,dan kelihatannya  memang cenderung
 apriori


--[YONSATU - ITB]-
Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net  atau
  http://news.mahawarman.net
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman
Other Info  : http://www.mahawarman.net







--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka

2004-02-25 Terurut Topik ongku . hasibuan





Sampai-sampai Hasyim Muzadi (Ketum PBNU) bersama Syafii Maarif (Ketum
Muhammadiyah) dalam diskusi KADIN-Business Forum 2004 tgl 18 Peb 2004,
merasa telah dihadiahi oleh Mahkamah Agung dengan lolosnya seorang
koruptor (Ketika itu rekan kita Ongku Hasibuan berkesempatan bertanya
pada forum tsb). Hallo pak Ongku, apa kabar...?

Khabarnya baik-baik dan sehat saja Pak Sodik. Wah, ternyata waktu itu anda
ada disana ya pak, mudah-mudahan saja gerakan moralnya Kadin dalam hal itu
berjalan baik.

Wassalam,








--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka

2004-02-25 Terurut Topik hermansyah
Cak Sodik yang jauh juga.tapi dekat (berkat jasa Bill Gates :-)),...
Demikian yang bisa saya sampaikan, moga-moga sampeyan tidak merasa 
alergi.

Yg anda tulis itu saya setuju semua, dan saya sama sekali nggak merasa 
alergi lho, dengan ayat2 suci.   Saya hanya sekedar ingin 'mengingatkan' 
kita semua, bahwa jangan sampai kita terbuai oleh ayat2 suci saja, karena 
dengan ayat2 suci itu saja, saya yakin, kita tidak akan dapat membuat 
republik ini jadi beres.

Anda sendiri juga sudah mengakui adanya fenomena kontradiktif itu seperti 
anda tulis berikut:
Saya sependapat, seperti yang sampeyan sampaikan bahwa mereka yang 
berbuat
aniaya (korupsi, merampok dsb) tidak melupakan (justru rajin) ibadah ke
masjid, gereja, pura, vihara dsb. Bahkan ayat-ayat Tuhan tidak membuat
mereka jera di dunia ini. 

Rekan Rizal Ahmad, juga mengakui keanehan ini, lewat emailnya berikut ini:
Seorang wartawan majalah mingguan terkenal, kemaren2 menulis masalah
kejahatan, tetapi anehnya si wartawan ini juga menipu dan melakukan
kejahatan, hampir sama dengan yang dia tulis...
...Bagaimana mungkin mereka mencoba menulis tentang hukum dan norma tetapi
sekaligus melanggarnya.

Berani taruhan, orang2 akan terpekur dan manggut2 pada saat anda ceramahi 
tentang kekuasaan Tuhan itu, tentang segala azab dan sengsara bagi orang2 
yang melakukan kejahatan dan menganiaya orang lain.  Tapi, setelah anda 
pergi, belum tentu apa yang anda kuliahi itu mereka ingat lagi.  Salah2 
anda yang kasih ceramahpun ikutan lupa, ha ha ha.  Wong, kan nggak ada 
manusia yang ngontrol.  Yang ngontrol kan cuma Tuhan.  Kalau urusan sama 
Tuhan, kan gampang, pas mau mati bertobat aja, habis perkara.  Atau pas 
habis korupsi, nyumbang rumah ibadah atau bersedekah saja.  Sekalipun yang 
disumbangkan 30% dari hasil korupsi misalnya, no problem, sisanya masih 
banyak kok.  Sudah sisanya masih banyak, dosapun dihapuskan lagi, amboi... 
gampang dan nikmat kali...

Kalau sudah dihadapkan pada kenyataan begitu, anda yang kasih kuliah tadi, 
paling2 bilang: 'percayalah, Tuhan pasti akan memberikan ganjaran yang 
setimpal kepada mereka kelak.  Sekarang, mari kita doakan supaya pintu 
hati mereka dibukakan oleh Tuhan, dan diberi petunjuk oleh  Nya agar 
mereka dapat berjalan di jalan yang benar'.   Lho, kok enak kali ya? Sudah 
membuat kesalahan, eee malah didoakan lagi.

Menurut saya sudah saatnya rakyat Indonesia sekarang belajar bagaimana 
melaksanakan hukum dengan konsisten.  Masalah hukum Tuhan sudah berpuluh2 
tahun, bahkan berabad2 menjadi bagian dari kebudayaan kita, sehingga sudah 
nggak terlalu penting lagi ditekan-tekankan.  Saya kira anda juga tahu, 
bahwa salah satu bangsa yang sangat religius di dunia ini adalah bangsa 
Indonesia.  Oleh karena itu,  saya nggak pernah khawatir kalau orang 
Indonesia nggak takut sama Tuhan.  Mereka takut semua kok sama Tuhan. Yang 
mereka nggak takut hanya sama hukum dunia.  Kenapa nggak takut?  Karena 
sudah terbiasa melanggarnya tanpa dikenai sangsi.

Nah, cak Sodik, anda mau pilih mana, mau mengikatkan kita semua terus akan 
kekuasaan Tuhan, yang kita semua sudah takuti itu, atau lebih baik turut 
mengeducate kita semua untuk sadar dan tunduk pada hukum?

Salam hangat,
HermanSyah XIV.







Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED]
02/25/2004 11:11
Please respond to yonsatu

 
To: '[EMAIL PROTECTED]' [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53  Sorga/Neraka


Bung Hermansyah, yang jaauu sekal
 
Alhamndulillah, saya yang naïf di hadapanNya ini bisa berdiskusi dengan
sampeyan yang hebat. Paling tidak, diskusi ini memberi hikmah buat saya
untuk lebih mempelajari arti hidup ini, serta agar lebih banyak belajar
sambil mengamalkan segala ilmu Allah swt meskipun satu ayat.
 
Saya sependapat, seperti yang sampeyan sampaikan bahwa mereka yang berbuat
aniaya (korupsi, merampok dsb) tidak melupakan (justru rajin) ibadah ke
masjid, gereja, pura, vihara dsb. Bahkan ayat-ayat Tuhan tidak membuat
mereka jera di dunia ini. 
 
Hal itu, karena mereka (mungkin juga kita) merasa alergi atau
mengingkari ayat-ayat yang merupakan mukjizat Allah swt, yang sekaligus
merupakan pegangan hidup bagi kita yang beriman. Coba renungkan (kalau mau
dan tidak alergi lho) berikut ini:
 
* Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah
orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Kami (QS Al A'raaf: 9)
 
* Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan
ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik (QS Al An'aam: 49)
 
Jadi bagaimana mungkin mereka (atau kita) bisa menjalankan peraturan yang
dibuat oleh manusia dengan konsisten? Kalau kita alergi terhadap 
pegangan
yang jelas...? Padahal, pegangan yang merupakan mukjizat saja diingkari,
apalagi yang buatan manusia, yang dalam pembuataan peraturan 
(undang-undang)
tidak terlepas dari kepentingan pribadi dan atau kelompok pembuatnya!?.
 
Hasilnya, hukum di

[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka

2004-02-25 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: 25 Februari 2004 17:44
Subject: [yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53  Sorga/Neraka

  Sampai-sampai Hasyim Muzadi (Ketum PBNU) bersama
  Syafii Maarif (Ketum Muhammadiyah) dalam diskusi KADIN-
  Business Forum 2004 tgl 18 Peb 2004, merasa telah
  dihadiahi oleh Mahkamah Agung dengan lolosnya seorang
  koruptor (Ketika itu rekan kita Ongku Hasibuan berkesempatan
  bertanya pada forum tsb). Hallo pak Ongku, apa kabar...?

 Khabarnya baik-baik dan sehat saja Pak Sodik. Wah, ternyata waktu itu
 anda ada disana ya pak, mudah-mudahan saja gerakan moralnya Kadin
 dalam hal itu berjalan baik.

==

Gerakan moral KADIN???
Bagaimana bisa berjalan baik, Ketua Umumnya yang baru kan terlibat langsung
dalam kasus yang disebut-sebut Hasyim Muzadi dan Syafi'i Ma'arif itu, he he
he...

Wasalam.




--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53 Sorga/Neraka

2004-02-24 Terurut Topik hermansyah
Ah cak Sodik ini, maaf,  'naif' sekali...  Mereka2 yang melakukan korupsi 
itu (dan tindakan2 melanggar hukum lainnya) apakah lupa sama amal ibadah? 
Apakah lupa sama sembahyang 5 waktu?  Apakah lupa pergi naik haji? Apakah 
lupa sembahyang jumat atau ibadah minggu di gereja,dlsb?
Justru karena mereka mengerti semua itu, mereka menjadi pemeluk agama yang 
saleh.  Setelah melanggar hukum, mereka lalu beribadah.  Yaa, mirip katak 
saja, siang2 cari makan didalam air, malam2 cari makan didaratan.

Menurut saya, ayat2 Tuhan nggak akan membuat manusia jera didunia ini 
(lain hal di akhirat, tapi ini baru terjadi di waktu dan di alam lain, 
sementara korban atas perbuatan ybs. telah bergelimpangan).  Yang akan 
membuat manusia jera didunia adalah peraturan yang dibuat oleh manusia 
sendiri (dengan inspirasi dari Tuhan) yang diterapkan dengan sungguh2 dan 
konsisten.

Indonesia perlu orang2 yang punya nyali untuk menerapkan hukum secara 
konsisten dan tanpa pandang bulu.  Menurut saya hanya inilah resep 
utamanya.  Yang lain2nya adalah obat tambahan atau vitamin.

Salam hangat,
HermanSyah XIV.






Abdullah Sodik [EMAIL PROTECTED]
02/24/2004 10:03
Please respond to yonsatu

 
To: '[EMAIL PROTECTED]' [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53  Sorga/Neraka


Pak Harry Kusna, yth.

Bagaimana kalau rangkaianya dibuat sesuka hati kita, misalnya: 

1). Malas-bodoh-miskin-jahat-merampok(karena terpaksa/sengaja)- lolos dari
dipenjara-kaya-beramal-..masuk surga...?.

Atau,
2). Malas-bodoh-miskin-jahat-merampok(karena terpaksa/sengaja)-
dipenjara-miskinmasuk neraka...?


Sedangkan kalau
3). Rajin-pintar-kaya-korupsi (karena
terpaksa/sengaja)-dipenjara-miskinmasuk neraka...?

Atau,
4). Rajin-pintar-kaya-korupsi (karena terpaksa/sengaja)-lolos dari
dipenjara-kaya-beramal-masuk surga...?

5). Dsb... dsb

Jadi ternyata tiket ke surga/neraka itu bukan tergantung pada pandai/bodoh
atawa kaya/miskin yah pak, tetapi beriman serta beramal saleh serta
bertakwa. 

Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni
surga; mereka kekal di dalamnya (QS Al Baqarah: 82).

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa (QS Ali Imran: 133).

Orang kaya/miskin itu ibarat masuk supermarket, ketika di pintu kasir maka
orang kaya lebih lama dihitung (dihisab) belanjaannya, karena lagi
mborong. Sementara orang miskin relative cepat dihitung belanjaanya
karena yang dibeli cuma sepotong roti.

Salam
Asodik 



--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net