Mas qodri,
 
Saya rasa argumen anda mengada-ada hanya menyalahkan pemerintah.
Kalo memang teman-teman dari sektor ilmu kelautan punya dedikasi & komitmen
pada ilmu yang dipelajarinya susah payah selama kurang lebih 5 tahun tidaklah harus menunggu "ikan" dari pemerintah. Justru dengan pemerintah sudah memberi "kail" untuk menangkap ikan sesuai dengan selera kita.
Saya rasa banyak peluang yang bisa diambil yang belum tereksploitasi di sektor kelautan .
 
 
Mohon maaf bila kurang berkenan saya bukanlah orang pemerintahan, PNS, maupun pegawai BUMN/D.
 
Al
Fis'98
muhamad qodri agus setiawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
ada nih yang dari kelautan, saya salah satunya.
namun sayang, SDM kelautan kita masih banyak yang nganggur
dan kerja disektor yang gak ada sangkut pautnya dengan
laut
untuk itu, kami mengharap pemerintah harus segera
memperhatikan para sarjana ilmu kelautan ini. ya nggak.
gimana mau mikirin ambalat, lha wong mikir kerjaan saja
gak sesuai keahlian.
dan akhirnya, banyak sarjana kelautan yang tak peduli lagi
pada laut.
soalnya ya itu tadi. Banyak sdm kelautan yang belum
tersalurkan, padahal negara kita kan negara maritim.
makanya kalo pengen maju, pemerintah harus lebih
menggalakkan sektor kelautan.
otomatis pasti laut kita akan semakin terjaga karena
banyak kegiatan di laut kita.
maka negara tetanggapun akan pikir-pikir dulu klo mau
mengklaim.
malaisia berani mengklaim ambalat salah satu alasannya
yaitu sangat sedikit kegiatan (baik
eksplorasi,eksploitasi,nelayan, dan patroli AL)
doakan saja semoga kami segera dapat mengamalkan ilmu kami
MENYELAM SAMBIL MINUM AIR. :]

tak tunggu tanggapan rekan2
wassalam


On Fri, 11 Mar 2005 11:09:17 +0000
"widodo setiyo pranowo" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Ada yang bilang,
>
> Kekuatan TNI saat ini jauh menurun ketika periode
>1980an-1990an,saat itu kekuatan TNI ditakuti oleh aussie
>& malaysia. Sekarang mah, kalah peralatan
>kayaknya.pelurunya di-irit-irit..hihi.
>
> --------------------------------------------------------------------------------
>
> On Thu, 10 Mar 2005 10:19:09 -0800 (PST), HERI
>HERWANGGONO wrote
>> eh, saya heran TNI kok tidak menindak tegas kapal
>>malaysia...? Memberi tembakan peringatan atau kalo perlu
>>menenggelamkan kapal perang malaysia yang masuk ke
>>wilayah RI. Sepertinya TNI pelit sekali untuk melepas
>>tembakan... Sangat berbeda bila TNI berhadapan dengan
>>mahasiswa demonstran atau masyrakat sipil yang warga
>>negara indonesia... kok sepertinya lebih murah untuk
>>melepaskan atau memutahkan peluru..? lucu ya..:P
>>
>> widodo setiyo pranowo <[EMAIL PROTECTED]>wrote:
>
>> Mas Pam:
>> kayaknya di milist ini gakda tuh yang dari teknik
>>Kelautan UNDIP yah?
>> hehe...
>> --------------------------------------------------------------------------------
>> On Tue, 8 Mar 2005 23:33:53 -0800 (PST), pam budi wrote
>> > Salah satu yang wajib mengerjakan PR adalah Teknik
>>Kelautan Undip. Hayooooo...!
>> >  
>> > pambudi
>> >
>> > widodo setiyo pranowo <[EMAIL PROTECTED]>
>>wrote: Dear all,
>> >
>> > Ya memang PR pemerintah kita banyak sekali, sudah lama
>>juga memang masalah
>> > batas negara ini belumlah selesai permasalahannya, ada
>>sekitar 11 konflik
>> > batas negara indonesia dg batas negara lain yang
>>sampai sekarang belum
>> > selesai.
>> >
>> > Tim Toponimi pulau dan Laut yang bertugas melakukan
>>inventarisasi ulang
>> > jumlah pulau dan nama-namanya juga nama luatnya sudah
>>dibentuk sejak 2002,
>> > yang terdiri dari Badan Riset Kelautan & Perikanan
>>Dept. Kelautan &
>> > Perikanan, TNI-AL, Depdagri, dan Deplu. Kerjaan ini
>>belumlah selesai unutk
>> > mendata ulang pulau2 tsb, dari data tsb juga harus
>>dilaporkan ke IHO-PBB
>> > karena yang baru diakui dgn sah nama pulau oleh PBB
>>baru 5000 dari 17ribu
>> > sekian pulau yang kita punyai.
>> >
>> > Jadi ternyata masih banyak PR kita.
>> Hehe..
>> >
>> > Salam,
>> > widodo
>> >
>>-------------------------------------------------------
>> > On Tue, 08 Mar 2005 11:14:12 +0700, andry.n.utama
>>wrote
>> > > 7 Negara Incar Pulau Indonesia
>> > >
>> > > RIBUT-ribut perairan Ambalat sepekan terakhir ini,
>>tidak lepas dari
>> > > kelalaian pemerintah Indonesia dalam menjaga batas
>>wilayahnya. Kasus
>> > > Sipadan-Ligitan yang lepas dari Indonesia, karena
>>ketidakseriuran
>> > > pemerintah sendiri.
>> > >
>> > > Dari sekitar 18.500 pulau besar dan kecil di seluruh
>>wilayah
>> > > Indonesia, sedikitnya ada belasan pulau berada di
>>titik perbatasan
>> > > dengan negara lain. Dan, ini berpotensi bermasalah
>>dengan negara-
>> > > negara tetangga, jika pemerintah tetap tidak serius
>>menanganginya.
>> > >
>> > > Ironinys, jumlah pulau di Indonesia sendiri ternyata
>>tidak didukung oleh
>> > > data resmi mengenai nama da n posisi geografisnya.
>>Bahkan, informasi tentang
>> > > data pulau-pulau di Indonesia hingga saat ini
>>berbeda-beda antara
>> > > satu lembaga dengan lembaga lainnya.
>> > >
>> > > Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
>>menyebutkan ada 6.127 nama
>> > > pulau pada tahun 1972. Sedangkan, versi Pussurta
>>(Pusat Survey dan
>> > > Data) ABRI mencatat 5.707 nama pulau pada tahun
>>1987.
>> > >
>> > > Tahun 1992 Bakosurtanal menerbitkan Gazetteer
>>Nama-nama Pulau dan Kepulauan
>> > > Indonesia sebanyak 6.489 pulau yang bernama.
>> > >
>> > > Dari perbedaan data ini, mencerminkan Indonesia
>>masih lemah dalam
>> > > pengelolaan wilayah lautnya. Dari 17.508 pulau yang
>>diklaim
>> > > Indonesia, hanya beberapa persen yang memiliki nama.
>> > >
>> > > Tak heran, kalau kemudian muncul sengketa wilayah
>>antara Indonesia dengan
>> > > negara-negara tetangga. Hal ini disebabkan selain
>>karena pemerintah tak
>> > > juga memiliki pagar-pagar juridis terhadap
>>pulau-pulau yang dimilikinya.
>> > >
>> > > Yang paling fundamental adalah terkatung-katungnya
>>pembahasan RUU Batas
>> > > Wilayah Indonesia. Akibatnya, bangsa ini semakin
>>diliputi ketidakjelasan.
>> > > Padahal, UU Batas Wilayah bisa menjadi alat
>>legitimasi dalam kancah
>> > > hubungan internasional. Selain itu, UU ini sangat
>>berkait erat dengan
>> > > yurisdiksi dan soverignity NKRI.
>> > >
>> > > Tanpa UU Batas Wilayah, dikhawatirkan satu per satu
>>pulau-pulau terluar
>> > > yang berbatasan dengan negara tetangga akan lepas
>>karena diklaim negara
>> > > lain. Atau lepas berdiri sendiri karena pemerintah
>>memang tidak perduli
>> > > atasnya.
>> > >
>> > > Patut diketahui, Indonesia mempunyai permasalahan
>>'sengketa' perbatasan
>> > > yang belum terselesaikan dengan 10 negara tetangga.
>>Di antaranya: Indonesia < BR>> > dan Australia yang telah
>>menyepakati batas bersama ZEE, namun hingga
>> > > saat ini belum meratifikasi.
>> > >
>> > > Demikian pula dengan Singapura terkait aktivitas
>>penambangan pasir laut
>> > > yang bakal berdampak pada keberadaan Pulau Nipah.
>>Masal ah Pulau
>> > > Sipadan-Ligatan adalah contoh nyata ketidakmampuan
>>Indonesia dalam
>> > > melegitimasi kepuluaan itu kepada dunia
>>internasional.
>> > >
>> > > Itu sebabnya, bisa saja perairan Ambalat yang
>>diklaim Malaysia
>> > > menjadi wilayah teritorinya, bakal bernasib sama
>>seperti Sipadan-Ligitan.
>> > >
>> > > Kepala Staf Armada RI Kawasan Barat TNI-AL, Kolonel
>>(P) Marsetio
>> > > mengatakan, ada tujuh negara bisa memasalahkan
>>keberadaan titik pangkal
>> > > penentuan batas laut kedaulatan Indonesia. Tujuh
>>negara ini berupaya
>> > > mengklaim 12 pulau yang berada di wilayah terluar
>>Indonesia.
>> > >
>> > > Dari berbagai pulau-pulau itu, kata Marsetio, kepada
>>pers, di
>> > > Nunukan, akhir pekan lalu, potensi konflik
>>perbatasan masa mendatang
>> > > bisa disebabkan karena ketidakjelasan penentuan
>>batas wilayah laut
>> > > hingga pengusahaan dan penatalaksanaan pulau-pulau
>>kecil di pelosok
>> > perbatasan.
>> > >
>> > > Celakanya, Indonesia hingga saa t ini masih belum
>>100% rampung menyelesaikan
>> > > status hukum titik-titik terluar wilayah lautnya.
>>Apalagi, kata
>> > > Marsetio, belakangan Malaysia mengklaim wilayah laut
>>di Laut
>> > > Sulawesi hingga sejauh 70 mil laut dari titik
>>terluar Pulau Sipadan-
>> > > Ligitan yang kini menjadi wilayah negara itu.
>> > >
>> > > "Bercermin kasus Sipadan-Ligitan diharapkan serupa
>>jangan sampai terulang
>> > > lagi," ujarnya.
>> > >
>> > > Sejak pertengahan Januari, Tentera Laut Diraja
>>Malaysia melakukan
>> > > pelanggaran serius atas kedaulatan laut Indonesia
>>dengan mengklaim wilayah
>> > > Laut Sulawesi di selatan Sipadan-Ligitan hingga 70
>>mil laut dari
>> > > garis pantai pada posisi surut terendah.
>> > >
>> > > Padahal, berdasarkan konvensi dan hukum laut
>>internasional yang termaktub
>> > > di dalam United Nations Convention on the Law in the
>>Sea (UNCLOS)
>> > > 1982 yang diratifikasi Indonesia pun Malaysia,
>>disepakati penentuan
>> > > batas laut kontinen s uatu negara berdasarkan garis
>>pantai dalam
>> > > keadaan paling surut sejauh 12 mil laut.
>> > >
>> > > Dan, mengurangi potensi konflik masa mendatang
>>akibat
>> > > ketidakrampungan penentuan batas laut, TNI-AL secara
>>rutin
>> > > menjalankan patroli sepanjang tahun dan melakukan
>>operasi
>> > > kemanusiaan di pulau-pulau ujung itu.
>> > >
>> > > "Mulai penegakan hukum di laut terhadap para
>>pelanggar wilayah hingga
>> > > melaksanakan pa sar murah meriah kepada penduduk di
>>pulau-pulau itu yang
>> > > kesulitan mendapatkan barang-barang keperluan
>>sehari-hari," katanya.
>> > >
>> > > Namun, yang terpenting adalah pemerintah sudah
>>saatnya membahas
>> > > undang-undang batas wilayah Indonesia. Padahal,
>>potensi pulau dan perairan
>> > > Indonesia sangat luar biasa. Jika tanpa dilegitimasi
>>dengan pagar-pagar
>> > > yuridis, menjadi sia-sia.
>> > >
>> > > Seperti dikatakan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid,
>>kekayaan yang
>> > > terkantung di Ambalat sekitar Rp4.200 t riliun. Tak
>>heran kalau
>> > > Malaysia ngotot mengklaim wilayah kaya tersebut.
>>rie/berbagai sumber
>> > >
>> > > Copyright © 2003 Banjarmasin Post
>> > >
>> > > :._______________
>> > > CONFIDENTIALITY : This e-mail and any attachments
>>are
>> > > confidential and may be privileged. If you are not a
>>named
>> > > recipient, please notify the send er immediately and
>>do not disclose
>> > > the contents to another person, use it for any
>>purpose or store or
>> > > copy the information in any medium.
>> > >
>> > >
>>--------------------------------------------------------------------------
>> > > Milis Archive: http://archive.undip.ac.id
>> > > to unsubscribe, mailto:[EMAIL PROTECTED]
>>- Seq. #2366
>> > > DIPONEGORO UNIVERSITY MailingList
>>http://www.undip.ac.id
>> >
>> > Cheers,
>> > =========================================
>> > WIDODO SETIYO PRANOWO
>> > Research Center for Maritime Territories
>> > & Non-Living Resources
>> > Agency for Marine & Fisheries Research
>> > Ministry of Marine Affairs & Fisheries
>> > The Republic of Indonesia
>> > Jl. MT Haryono Kav 52 - 53
>> > Phone : +62-21-7918-0303 ext.2668
>> > Fax : +62-21-7919-1202
>> > Cell Ph: +62-815-601-2187
>> > Jakarta 12770
>> > INDON ESIA
>> > e-mail: [EMAIL PROTECTED]
>> > [EMAIL PROTECTED]
>> > [EMAIL PROTECTED]
>> > ==========
>> >
>> >
>>--------------------------------------------------------------------------
>> > Milis Archive: http://archive.undip.ac.id
>> > to unsubscribe, mailto:[EMAIL PROTECTED] -
>>Seq. #2367
>> > DIPONEGORO UNIVERSITY MailingList
>>http://www.undip.ac.id
>> >
>> >
>> > __________________________________________________
>> > Do You Yahoo!?
>> > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam
>>protection around
>> > http://mail.yahoo.com
>>
>> Cheers,
>> =========================================
>> WIDODO SETIYO PRANOWO
>> Research Center for Maritime Territories
>> & Non-Living Resources
>> Agency for Marine & Fisheries Research
>> Ministry of Marine Affairs & Fisheries
>> The Republic of Indonesia
>> Jl. MT Haryono Kav 52 - 53
>> Phone  : +62-21-7918-0303 ext.2668
>> Fax    : +62-21-7919-1202
>> Cell Ph: +62-815-601-2187
>> Jakarta 12770
>> INDONESIA
>> e-mail: [EMAIL PROTECTED]
>>        [EMAIL PROTECTED]
>>        [EMAIL PROTECTED]
>> ==========
>>
>>
> -----------------------------------------------------------------------
> Do you Yahoo!?
>> Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
>
> Cheers,
> =========================================
> WIDODO SETIYO PRANOWO
> Research Center for Maritime Territories
> & Non-Living Resources
> Agency for Marine & Fisheries Research
> Ministry of Marine Affairs & Fisheries
> The Republic of Indonesia
> Jl. MT Haryono Kav 52 - 53
> Phone  : +62-21-7918-0303 ext.2668
>Fax    : +62-21-7919-1202
> Cell Ph: +62-815-601-2187
> Jakarta 12770
> INDONESIA
> e-mail: [EMAIL PROTECTED]
>        [EMAIL PROTECTED]
>        [EMAIL PROTECTED]
> ==========
>

========================================================================================
Akses Internet TELKOMNet-Instan beri Diskon s.d. 50 % khusus untuk wilayah Jawa Timur.
Informasi selengkapnya di www.telkomnetinstan.com atau hub 0800-1-INSTAN (467826)
========================================================================================

--------------------------------------------------------------------------
Milis Archive: http://archive.undip.ac.id
to unsubscribe, mailto:[EMAIL PROTECTED] - Seq. #2373
DIPONEGORO UNIVERSITY MailingList http://www.undip.ac.id



Do you Yahoo!?
Yahoo! Small Business - Try our new resources site!

Kirim email ke