Ana Muammar Qaddhafi mendapat amanah dari Abah mulai menjelang pertemgahan Ramadhan untuk mengirim e-mail ke WM dan MD, apa yang menurut ana punya pertimbangan sendiri, dengan syarat ana tidak diizinkan untuk ikut diskusi. Wassalam MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQQMQQMQMQQMQMQMQMQMQMQQMQ 1. Kalau benar bukan sebuah dongeng pengantar tidur belaka, Noah diperkirakan hidup pada masa 5.700 - 5.500 SM, sedangkan Adam Hawa sekira 6.000 SM. 2. Adama (Adamus; Adam -> Cain (Islam: Kain) -> Enoch (Islam: Nabi Idris) -> kakek Noah? -> ayah Noah? -> Noah (Islam: Nabi Nuh) -> Sem (Islam: Sam/Syam) -> Hoed (Islam: Nabi Hud) 3. Dalam kebudayaan Babilonia dikenal tokoh berjuluk Ut-Napishtim yang nasibnya setali tiga uang dengan Ziusudra. Kisahnya termuat dalam epik Gilgamesh.
MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQQMQQMQMQQMQMQMQMQMQMQQMQ 1. BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS Ada dua pendapat mengenai penafsiran banjir di zaman Nabi Nuh AS. Pendapat yang pertama mengatakan bahwa banjir itu hanya berlaku secara lokal, hanya di sekitar Asia Kecil saja. Alasannya ialah Nabi Nuh AS hanya diutus Allah SWT kepada kaumnya saja, sehingga Allah SWT hanya menghukum ummat yang engkar terhadap Nabi Nuh AS saja. Pendapat yang kedua ialah banjir itu meliputi seluruh permukaan bumi. Karena saya termsuk salah seorang yang sependapat dengan penafsiran yang kedua ini, maka saya akan memberikan ulasan yang cukup, yang sebagian besar berasal dari hasil kajian saya sendiri. Kita mulai dahulu membahas apakah air bah itu setelah berhenti, keadaan permukaan air surut kembali seperti semula sebelum banjir. Ataukah air itu walaupun surut tidaklah kembali pada keadaan semula, melainkan ada daratan yang tetap berada di bawah permukaan air. Wa Qiyla Ya Ardhu Bla'iy Ma-aki wa sSama-u Qli'iy wa ghiydha lMa-u wa Qudhiya lAmru wa Stawat 'alay Juwdiyyi (S.Huwd,44). Dan disebutkan, hai bumi telanlah airmu dan angkasa cerahlah, dan air surut, dan urusan ditetapkan dan (perahu) kandas di atas Judiyyu (11:44). Judiyyu adalah nama sebuah gunung. Dengan kandasnya perahu Nabi Nuh AS di atas gunung, setelah air lebih dahulu surut, itu menunjukkan bahwa air tidaklah surut secara penuh, karena apabila air itu surut kembali pada keadaan semula sebelum banjir, maka perahu itu tidak akan kandas di gunung, melainkan di lembah atau tanah datar. Dari mana asalnya air yang membanjiri permukaan bumi? Marilah kita kaji ayat Qawliyah yang berikut ini: Wa Fa-ra tTannuwru Qulna- Hmil Fiyha- min Kulli Zawjayni Tsnayni (S.Huwd,40). Dan tanur telah menimbulkan (air), Kami berkata (kepada Nuh) muatilah (perahu) dari masing-masing (binatang ternak) berpasangan berdua-dua (11:40). Dengan adanya kata min (dari) yang diikuti oleh kata masing-masing itu berarti bahwa yang dimuat itu adalah binatang ternak yang dibutuhkan untuk diternakkan kelak jika air bah sudah berhenti, dan mendapatkan pemukiman baru. Apabila ditafsirkan bahwa semua jenis pasangan binatang yang dimuat, jika diuji coba penafsiran ini dengan ayat Kawniyah, menurut metode pendekatan Satu Kutub, maka kapasitas muat perahu Nabi Nuh AS yang terbatas itu tidak cukup untuk memuat semua jenis binatang yang ada di bumi ini. Air timbul oleh tanur. Istilah tanur itu sudah menjadi istilah baku dalam teknik (engineering), khususnya dalam metalugri. Tanur adalah dapur yang menghasilkan panas dengan suhu yang tinggi, yaitu untuk mencairkan logam guna keperluan membuat logam paduan (alloy) dan memberi bentuk logam. Maka air itu timbul karena adanya panas dengan suhu yang tinggi. Panas secara gradual mengalir dari bagian dalam bumi ke permukaan dan dilepas ke angkasa. Aliran energi panas itu mengakibatkan fenomena geologis. Dalam hal ini bumi berupa suatu mesin kalor (heat engine). Kuantitas panas yang mengalir dari bagian dalam yang kemudian dilepas ke angkasa itu disebut aliran panas bumi (terrestial heat flow). Aliran panas bumi ini tergantung dari gradien thermal dan konduktivitas bumi. Data hasil pengukuran pada daratan bumi menunjukkan aliran panas bumi sekitar 1.5 x 10-10 cal/cm2 detik. Inilah panas yang mengalir keluar dari tanur bumi. S.Huwd, 40 dan 44 mengisyaratkan bahwa air itu berasal dari bumi oleh tanur dan dari angkasa yaitu hujan. Sebagaimana halnya Allah SWT secara langsung membelah laut merah tempat Bani Israil menyeberang, maka Allah SWT secara langsung meningkatkan kuantitas aliran panas bumi pada bagian kutub bumi dalam jangka waktu tertentu, sehingga es menjadi cair pada kedua kutub bumi. Akibatnya bumi dibanjiri dan digenangi air. Sementara itu Allah SWT mengirim debu kosmik dari angkasa yang menjadi inti pembentukan kristal es pada awan sehingga turunlah hujan yang lebat. Namun itu tidaklah berarti bahwa seluruh daratan di muka bumi tenggelam disapu air laut, oleh karena seperti dikemukakan di atas, kuantitas aliran panas bumi pada bagian kutub bumi hanya dalam jangka waktu tertentu saja. Setelah aliran panas bumi kembali menurun ke keadaan semula, berhenti pulalah proses pencairan lapisan es di kedua kutub itu. Air laut naik sekadar kuantitas lapisan es di kedua kutub yang menjadi cair. Dan sementara aliran panas menurun dalam kepada keadaan semula itu, air laut di kedua kutub membeku, sehingga air laut menyusut kembali. Aliran panas bumi berhenti menurun kemudian tetap lagi setelah sampai dalam keadaan semula, sehingga air laut berhenti turun, namun tidak kembali menurun dalam keadaan semula, karena proses pencairan lebih lama ketimbang proses pembekuan, yang berarti kuantitas laut yang menjadi air lebih banyak ketimbang kuantitas laut yang membeku. Itulah penjelasan dari tafsir bahwa banjir di zaman Nabi Nuh AS bukan hanya sekadar secara lokal saja di Asia Kecil, melainkan air bah itu menyapu secara global.(*) Seperti telah dijelaskan dalam metode pendekatan Satu Kutub, hasil penafsiran di atas itu harus diuji coba dengan ayat Kawniyah. Lembah s. Kongo terdapat sampai jauh ke luar pada daerah lautan Atlantik, sekitar 30 km dari muaranya yang sekarang. Itu menunjukkan bahwa sebelum air bah s. Kongo mengalir melintasi suatu dataran yang telah disapu air laut. Puncak-puncak gunung pada dataran yang disapu air laut itu menjadi pulau-pulau Madeira, Karibi dan Kanari di lautan Atlantik sekarang. P. Sumatera, p. Jawa, p. Kalimantan dan jazirah Malaka hanya dipisahkan oleh laut yang tidak dalam. Itu menunjukkan bahwa sebelum air bah kedua pulau dan semenanjung itu berupa satu daratan, yang dalam ilmu bumi alam disebut Keping Sunda (Sunda Plat). Di s. Musi dan s. Kapuas terdapat ikan belido, bahan dasar untuk membuat mpek-mpek makanan khas Palembang. Sebelum laut Jawa dan selat Malaka tenggelam, s. Musi dan s. Kapuas merupakan anak-anak sungai dari sebuah sungai yang mengalir pada dasar laut di selat Malaka. Artinya s. Musi dan s. Kapuas pernah berhubungan sehingga di kedua sungai itu sekarang terdapat jenis ikan spesifik, yaitu ikan belido. Demikian pula beberapa jenis binatang di p. New Guinea (Irian + Papua New Gunia) terdapat pula di Australia, seperti kanguru dan cungur bebek misalnya. Selat antara p. New Guinea dengan Australia lautnya tidak dalam. Itu menunjukkan bahwa sebelum air bah keduanya berupa satu daratan, yang disebut Keping Sahul, sehingga binatang-binatang spesifik yang tidak ada di bagian bumi yang lain ada di New Guinea dan Australia. Uji coba dengan ayat-ayat Kawniyah di Kongo (Afrika), lautan Atlantik, Indonesia dan Australia itu menunjukkan bahwa air bah itu menyapu secara global. Diperkirakan bahwa naiknya permukaan laut itu sekitar 13.000 tahun lalu, jadi sekitar tahun 11.000 sebelum Miladiyah, dan pada zaman itulah gerangan hidup Nabi Nuh AS, Wa Llahu A'lamu bi shShawab. *** Makassar, 16 Juli 1955 [H.Muh.Nur Abdurrahman] ------------------------------ (*) Menurut catatan dalam beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi kenaikan suhu permukaan bumi secara rata-rata (0.3 - 0.6)oC serta kenaikan permukaan air laut sekitar (1 - 2) mm per tahun, yang diakibatkan oleh emisi gas-gas rumah kaca ke atmosfer bumi oleh ulah manusia membakar bahan bakar fosil (minyak, gas bumi dan batu-bara). Dari kajian ilmiyah diperkirakan suhu permukaan bumi akan bertambah (2.5 - 4.5)o pada tahun 2100. =========================================================================================== ----- Original Message ----- From: Eko Yulianto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 28, 2003 10:50 Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS Ass wrwb Saya pikir gejala kenaikan muka air laut 13.000 tahun yang lalu tidak dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa banjir nabi Nuh karena banjir tersebut bersifat "mendadak". Kenaikan muka laut 13.000 adalah bagian dari siklus muka laut yang bersifat jangka panjang. Tepatnya, kenaikan muka laut itu telah terjadi sejak sekitar 16.000 tahun yang lalu secara gradual, diselingi dengan penurunan muka laut secara singkat, dan mencapai puncaknya sekitar 5000-6000 tahun yang lalu. Di wilayah Indonesia, berdasarkan data-data geologi, pada saat ini muka laut berada sekitar 3-5 meter diatas muka laut sekarang. Pada sekitar 13000 tahun yang lalu sendiri muka laut masih berada lebih dari 10 meter dibawah muka laut saat ini. Kenaikan muka laut ini terjadi setelah periode penurunan muka laut yang terjadi pada zaman es (zaman es terakhir - last glacial maximum) yang dimulai sekitar 30.000-40.000 tahun yang lalu dan mencapi titik terendah sekitar 120 meter dibawah muka laut sekarang pada 18.000 tahun lalu. Selama zaman Kuarter (2 juta tahun terakhir), zaman es maksimum terjadi 4 kali. Dan karena zaman es ini adalah siklus maka selalu diikuti oleh kenaikan muka laut yang sifatnya sangat gradual dan berlangsung ribuan tahun. Maka, saya pikir kurang masuk akal kalau peristiwa kenaikan muka laut yang perlahan-lahan itu akan menenggelamkan umat nabi Nuh. Wass wrwb Ekoy --------------------- ----- Original Message ----- From: H. M. Nur Abdurrahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 29, 2003 21:13 Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS Trend umum naiknya air laut, yaitu yang anda ceritakan A->B->C->D->e->f->g->h->I->J Naiknya air laut karena banjir zaman Nabi Nuh A->B->C->D->E->F->G->H->I->J (lihat titik-titik kurva = dan - di bawah) Adapun dadakan banjir / surut Nabi Nuh itu dinyatakan oleh kurva = (E->F->G->H) Mudah-mudahan cukup jelas bagi anda. G= H= F= J= I= E= h- g- f- e- D= C= B= A= Wassalam, HMNA ============================================================================================ ----- Original Message ----- From: Eko Yulianto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 30, 2003 02:39 Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS Ass wrwb Pak HMNA, ada dua masalah dengan penjelasan anda. Pertama, kalau banjirnya berbeda dari tren umum naiknya air laut, berarti banjir tersebut tidak global bukan ? Karena di tempat lain trennya tidak demikian. Tapi bukankah laut didunia ini berupa bejana yang berhubungan ? Dalam bahasa geologi dikenal kenaikan muka laut relatif, dan ini bisa berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lainnya. Ini wajar karena kenaikan muka laut relatif faktornya bukanlah semata-mata perubahan volume air laut dan sering kali tektonik (dalam hal banjir berarti tenggelam/turunnyanya daratan relatif terhadap muka laut). Dan tektonik sifatnya hanyalah lokal atau regional, bukan global. Kedua, kalau gambaran kenaikan muka laut pada banjir Nabi Nuh itu demikian (gradual) maka apa iya banjir yang demikian bisa menenggelamkan ? Saya yang tidak mengerti bahasa arab menangkap pesan bahwa banjir Nabi Nuh sangatlah mendadak terjadinya, sehingga hanya orang dan makhluk yang sudah naik ke kapal Nabi Nuhlah yang tidak tenggelam dan terselamatkan. Dalam rekaman kenaikan muka laut setelah last glacial maximum, tidak/belum ditemukan bukti-bukti banjir yang mendadak itu baik lokal, regional atau global. Yang ada justru penurunan muka laut yang relatif tiba-tiba, yang salah satunya dimulai justru sekitar 13.000 tahun yang lalu yang buktinya telah ditemukan di seluruh dunia dan peristiwa/periodenya disebut sebagai Younger Dryas. Yang saya pelajari, banjir-banjir yang menenggelamkan kota-kota pusat kebudayaan dunia yang berada di tepi Pantai (dan diduga berkaitan dengan kenaikan muka laut global) justru terjadi setelah 10.000 tahun yang lalu, yaitu di sekitar Holocene Maximum (sekitar 5000 tahun yang lalu) pada saat muka air laut di seluruh permukaan bumi terbukti mencapai tertinggi dalam 20.000 tahun terakhir. Wass wrwb Eko --------------------- ----- Original Message ----- From: H. M. Nur Abdurrahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 30, 2003 06:56 Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS ^sumbu dalamnya laut | | G= | . H= | F= . J= | . I= | E= . h- . | g- . | f- . . | e- . . | D= . . | C= . . . | B= . . . |A= . . . | . . . | . . . | .<-------p------->.<---q --->. |._________________.____________________________.______________ 16000 tahun lalu 13000 tahun lalu ----> t Wah, terpaksa saya tambah pekerjaan lagi. Saya kira postingan lalu itu cukup jelas. Begini, sekitar 13000 tahun lalu, terjadilah: Wa Fa-ra tTannuwru Qulna- Hmil Fiyha- min Kulli Zawjayni Tsnayni (S.Huwd,40). Dan tanur telah menimbulkan (air), Kami berkata (kepada Nuh) muatilah (perahu) dari masing-masing (binatang ternak) berpasangan berdua-dua (11:40). Selama ini panas secara gradual mengalir dari bagian dalam bumi ke permukaan dan dilepas ke angkasa, sekitar 1.5 x 10-10 cal/cm2 detik. Maka pada sekitar 13000 tahun yang lalu, Allah melipat-gandakan kuantitas aliran panas itu hanya di kedua kutub, sehingga lapisan es di kedua kutub itu mencair. Itulah ma'na: "Wa Fa-ra tTannuwru" yang menambah volume air laut, yang menurut hukum bejana berhubung-hubungan terjadi kenaikan air laut secara GLOBAL. Andaikata TIDAK TERJADI "Wa Fa-ra tTannuwru", maka air laut secara perlahan mengikuti kurva ber-"tren umum" SECARA GLOBAL melalui titik-titik kurva - (e->f->g->h). Namun ini tidak terjadi akibat "Wa Fa-ra tTannuwru", sehingga kuva aktual SECARA GLOBAL ialah menurut = (E->F->G->H). Mengapa SECARA DLOBAL juga?, ya, karena hukum bejana berhubung-hubungan itulah. Walaupun proses mencair dan membeku kembali terjadi di kedua kutub, ya SECARA GLOBAL ber-naik-turun pulalah air laut dalam banjir / surut Nabi Nuh, karena seperti yang anda tekankan di bawah hukum bejana berhubung-hubungan itulah. ===================================================================================================================== ----- Original Message ----- From: Eko Yulianto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 30, 2003 07:24 Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS Ass wrwb terima kasih penjelasannya pak HMNA. Saya ragu dengan penjelasan demikian karena sepanjang saya mempelajari dan menggeluti bidang ilmu geologi kuarter sampai saat ini, belum saya temukan referensi yang menunjukkan bukti terjadinya fluktuasi muka laut yang seperti bapak jelaskan di sekitar 13.000 tahun yang lalu. Seandainya memungkinkan, adakah referensi yang bisa saya baca untuk penjelasan bapak tersebut ? Wass wrwb Eko -------------------------- ----- Original Message ----- From: H. M. Nur Abdurrahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 30, 2003 10:28 Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS Satu-satunya bukti untuk referensi pernah terjadi fluktuasi itu adalah (S.Huwd,40) waktu banjir dan (S.Huwd,44) pada waktu surut. Dalam titik-titik kurva yang saya gambarkan, fluktuasi itu tidak kentara, oleh karena jarak waktu p + q hanya dalam jangka waktu perbekalan Nabi Nuh AS dalam perahu sudah habis, dan dalam pada itu perahunya kandas di lereng gunung Judiyyu. Jadi katakanlah jarak waktu p + q kurang dari satu tahun. Dan kalau jarak waktu p + q diplot dalam skala yang sama dengan kurva trend umum, yang dari 16000 tahun lalu hingga 13000 tahun lalu panjangnya 3cm, berarti 1 cm itu setara 1000 tahun maka panjang p + q hanya sekitar kurang dari 0.001 cm, maka akan nyata dalam kurva dalam skala yang sama itu kurva D->E->F->G->H->I menggambarkan fluktuasi yang tajam. Tentu saja flutuasi itu tak akan berbekas dalam catatan ayat Kawniyah (antara lain catatan geologis). Itulah antara lain gunanya ayat Qawliyah (ayat verbal yaitu Al Qur^an yang berasal dari wahyu) dapat memberikan informasi, yang tidak sanggup ditelusuri oleh manusia. Wassalam, HMNA ====================================================================================== ----- Original Message ----- From: Eko Yulianto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 30, 2003 10:54 Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS Ass wrwb sebagai muslim saya percaya pada ayat kauliyah itu. Cuma di ayat kauliyah kan tidak disebutkan kapan terjadinya, apakah 13.000, 28.000 (pada 28.000 inilah ada kenaikan muka laut yang terjadi secara 'tiba-tiba' dalam waktu yang singkat), atau entah kapan. Nah ini poin yang saya pertanyakan. Jadi, kalau buktinya hanya ayat kauliyah saja maka bilangan 13.000 tahun yang lalu itu berarti hanya dugaan ? Kalau memang demikian ya tidak jadi soal, sebagaimana tidak jadi soal juga seandainya ada orang lain yang mengatakan bahwa banjir Nabi Nuh terjadi 28.000 tahun yang lalu (ini misalnya saja). Mengenai bukti yang di laut jawa, di paparan sahul atau juga di paparan-paparan laut lainnya di seluruh dunia, bagi peneliti hal itu menjadi bukti titik terendah muka laut pada saat 'last glacial maximum' yang terjadi 18000 tahun lalu. Karena pada saat itu muka laut berada 120 meter dari muka laut saat ini maka terbentuklah alur sungai-alur sungai yang sekarang terlihat berada di bawah laut Jawa dan juga tentunya di lembah sungai Kongo. Wass wrwb Eko -------------------------- ----- Original Message ----- From: H. M. Nur Abdurrahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 30, 2003 19:39 Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS Kalau memang pada 18000 tahun lalu lembah s. Kongo adalah daratan, Sunda-plat dan Sahul-plat juga adalah daratan, maka saya kira sudah ada titik temu, artinya dari 18000 tahun lalu hingga sekitar 13000 tahun lalu lembah s. Kongo adalah daratan, Sunda-plat dan Sahul-plat masih daratan, lalu terjadi fluktuasi singkat itu. Karena fluktuasi yang tajam itu itu sangat singkat, maka tentu tak terdeteksi oleh mekanisme pendeteksi. Kalau demikian, maka gambaran kurva itu dapat menjadi seperti berikut: ^sumbu dalamnya laut | |ooooooooooooooooooooooooooooooooooooG= | . H= | F= . J= |xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxI= | E= . h- . | g- . | f- . . | LK SdP ShP e- . . |++^^+++^^^+++^^^++D= . . | C= . . . | B= . . . |A= . . . | . . . | . . . | .<-------p------->.<---q --->. |._________________.____________________________.______________ 18000 tahun lalu 13000 tahun lalu ----> t ++++++++++++++++++++++ muka laut sebelum banjir xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx muka laut sesudah air surut setelah banjir oooooooooooooooooooooo muka laut pada akhir proses pencairan es di kedua kutub LK SdP ShP ^^ ^^^ ^^^ adalah Lembah Kongo, Sunda-plat dan Sahul-plat yang tersembul di atas muka laut Wassalam, HMNA MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQQMQQMQMQQMQMQMQMQMQMQQMQ Karena ini terlalu panjang, insya-Allah no.2 dan 3: 2. Adama (Adamus; Adam -> Cain (Islam: Kain) -> Enoch (Islam: Nabi Idris) -> kakek Noah? -> ayah Noah? -> Noah (Islam: Nabi Nuh) -> Sem (Islam: Sam/Syam) -> Hoed (Islam: Nabi Hud) 3. Dalam kebudayaan Babilonia dikenal tokoh berjuluk Ut-Napishtim yang nasibnya setali tiga uang dengan Ziusudra. Kisahnya termuat dalam epik Gilgamesh, akan dikirimkan menyusul Wassalam, MQ ----- Original Message ----- From: radityo djadjoeri To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Sunday, October 16, 2005 11:21 PM Subject: [wanita-muslimah] Semit = Yahudi + Arab Semit = Yahudi + Arab Mas Ivan Wibowo yth, Mas Harlan Isjwara benar. Yang dimaksud Semite (Semit) adalah keturunan Sem (Islam: Sam/Syam), anak kandung Noah (Islam: Nuh). Itu bukan teori ciptaan mas Harlan, tapi kasunyatan. Jadi Semit sebenarnya tak identik dengan kaum Yahudi saja, tapi juga Arab dan lainnya yang sudah menyebar ke berbagai belahan bumi. Mereka dulunya utuh jadi satu kesatuan keluarga, hidup mengembara di seputar Mesopotamia, antara sungai Tigris dan Eufrat (kini masuk wilayah Irak). Kerabat sekaum itu hidup berkelompok dengan bercocok tanam dan menggembala ternak. Tak seperti Adam Hawa, mereka mungkin sudah berpakaian selayaknya, karena nenek moyangnya sudah pintar memintal benang. Kalau benar bukan sebuah dongeng pengantar tidur belaka, Noah diperkirakan hidup pada masa 5.700 - 5.500 SM, sedangkan Adam Hawa sekira 6.000 SM. Noah adalah cicitnya Enoch (Islam: Nabi Idris). Enoch sendiri adalah cucu Adam dari si Cain (Islam: Kain). Itu menurut Genesis 4:17, dimana Cain menciptakan sebuah kota yang diberi nama Enoch. Siapa ayah dan kakeknya Noah? Kurang jelas tergambarkan, mungkin bukan orang penting karena tak masuk ke Torat dan kitab suci turunannya. Atau pernah dinukilkan, tapi terhapus oleh sejarah demi kepentingan kekuasaan. Jadi antara Adam dan Noah itu ada rentang waktu sekira 500 tahun, dimana Noah masuk generasi ke-6. Hmm, mungkin umur manusia di masa lalu bisa mencapai ratusan tahun (maklum belum banyak terpolusi). Karena terjadi banjir bandang, mereka lalu terpencar ke berbagai wilayah yang lebih aman. Berikut garis keturunan Adam hingga Hoed: Adama (Adamus; Adam -> Cain (Islam: Kain) -> Enoch (Islam: Nabi Idris) -> kakek Noah? -> ayah Noah? -> Noah (Islam: Nabi Nuh) -> Sem (Islam: Sam/Syam) -> Hoed (Islam: Nabi Hud) Kisah anak cicit Adam itu sendiri baru selesai disusun pada tahun 400 SM oleh Ezra yang diberi nama Torat (Taurat; Pentateuch). Kitab ini terdiri dari 5 buah, bersumber dari sejumlah catatan zaman Salomo (Islam: Nabi Sulaiman) - kurang lebih 950 SM, dari tradisi Yahwist (Yahwe), Elohist (500 SM), Priest, dan Deuteronomist. Berintikan Torat, dalam rentang waktu yang amat panjang kemudian terbitlah Injil dan Al-Quran. Semua itu karya kaum Semit yang jadi panduan hidup para penganut 'agama-agama langit'. Kemasannya beda-beda tipis tapi sebenarnya intinya sama. Pada masa yang sama, orang Egypt, India, China, Persia dan lainnya juga sudah punya kitab suci yang lain bentuk dan kisahnya. Beragam kisah mirip Noah Menurut legenda Minangkabau seperti dicatat W. Marsden (1812), ada kepercayaan orang Minangkabau bahwa mereka ada hubungan dengan pengikut Nabi Nuh, yaitu bangsa Ark yang mendarat di muara Sungai Jambi dan Palembang. Konon Nuh memiliki tiga putra, yaitu Ham, Yafit, dan Sam. Ham berpindah ke Afrika yang keturunannya kemudian disebut Negro berkulit hitam, Yafit berpindah ke Eropa yang kemudian dikenali sebagai bangsa kulit putih, dan Sam tinggal di Asia menurunkan bangsa kulit kuning langsat - salah satunya orang Minangkabau. Benar atau tidak, wallahualam. Perjalanan hidup Noah yang termuat di kitab-kitab suci agama langit ternyata mirip dengan kisah-kisah yang tersebar di wilayah lain. Dalam legenda China ada Nu-wah yang menciptakan dunia sesudah langit bocor dan dunia kebanjiran. Namun ini sebenarnya ajaran yang diberikan kaum Kristen kepada penduduk di China agar mereka memeluk agama Kristen. Kisah yang asli sebenarnya tokoh tersebut bernama Yao bersama dengan tujuh orang lain atau Fa li bersama dengan istri dan anak-anaknya. Mereka diselamatkan dari bencana banjir dan gempa bumi dalam sebuah perahu layar. Disini dikatakan, "Dunia semuanya berada dalam kehancuran. Air menyembur dan menutupi semua tempat". Perahu itu tertambat di sebuah puncak gunung. Akhirnya, airpun surut. Kebudayaan Sumeria mengenal Tuhan bernama Enlil. Dia berkata kepada suatu kaum bahwa Tuhan yang lain ingin menghancurkan umat manusia, namun ia sendiri berkenan untuk meyelamatkan mereka. Pahlawan dalam kisah ini adalah Ziusudra, raja yang taat kepada raja negeri Sippur. Tuhan Enlil menyuruh Ziusudra apa yang harus dilakukan untuk bisa selamat dari banjir, salah satunya membuat perahu. Ziusudra pun selamat, seperti halnya kisah Noah. Lagi-lagi tertambat di puncak gunung (cuma nama gunungnya berbeda-beda). Dalam kebudayaan Babilonia dikenal tokoh berjuluk Ut-Napishtim yang nasibnya setali tiga uang dengan Ziusudra. Kisahnya termuat dalam epik Gilgamesh. Berdasarkan ceritanya, Tuhan "Ea" telah menyerukan kepadanya melalui tembok gubuknya dan mengumumkan bahwa Tuhan-Tuhan telah memutuskan untuk menghancurkan semua benih kehidupan dengan perantaraan sebuah banjir. Ut-Napishtim berkata bahwa Ea telah menyuruhnya untuk membuat sebuah perahu dimana ia harus membawa serta dan membawa "benih-benih dari semua makhluk hidup". Menurut catatan lain dari bangsa Sumeria dan Babylonia, Xisuthros atau Khasisatra diselamatkan dari banjir oleh sebuah kapal dengan panjang 925 meter, bersama dengan keluarga dan teman-temannya dan bersama burung-burung dan berbagai jenis binatang. Hal ini dikatkan bahwa "air terbentang menuju ke surga, lautan menutupi pantai dan sungai meluap dari dasar sungai". Dan kapal pun akhirnya berhenti di gunung Corydaean. Dalam kebudayaan India, Shatapata Brahmana dan Mahabharata, disebut tokoh bernama Manu yang diselamatkan dari banjir bersama dengan Rishiz. Menurut legenda, seekor ikan yang ditangkap oleh Manu dan diselamatkannya, tiba-tiba berubah menjadi besar dan mengatakan kepadanya untuk membuat sebuah perahu dan mengikatkan ke tanduknya. Ikan ini dilambangkan sebagai pengejawantahan dari dewa Wisnu. Ikan tersebut menuntun kapal mengarungi ombak yang besar dan membawanya ke utara, ke gunung Hismavat. Dalam kebudayaan Wales, dikatakan bahwa Dwynwen dan Dwfach selamat dari bencana dahsyat dengan menaiki sebuah kapal. Banjir yang amat mengerikan terjadi karena meluapnya Llynllion yang disebut dengan Danau Gelombang. Setelah selamat, akhirnya mereka berdua mulai menghuni kembali daratan Inggris. Dalam kebudayaan Scandinavia, legenda Nordic Edda melaporkan tentang Bergalmir dan istrinya selamat dari banjir dengan sebuah kapal yang besar. Dalam kebudayaan Lithuania, diceritakan bahwa beberapa pasang manusia dan binatang diselamatkan dengan berlindung di puncak permukaan gunung yang tinggi. Ketika angin dan banjir yang berlangsung sela dua hari dan dua belas malam tersebut mulai mencapai ketinggian gunung yang hampir akan menenggelamkan yang ada diatas puncak gunung tersebut, sang Pencipta melemparkan sebuah kulit kacang raksasa kepada mereka. Sehingga mereka yang ada di gunung tersebut diselamatkan dari bencana dengan berlayar di dalam kulit kacang raksasa ini. Dalam mitologi Yunani, Dewa Zeus memutuskan untuk menghancurkan orang-orang sesat dengan sebuah banjir. Hanya Deucalion dan istrinya Pyrrha yang diselamatkan dari banjir, karena ayah Deucalion sebelumnya telah menyarankan anaknya untuk membuat sebuah kapal. Pasangan ini terdampar di Gunung Parnassis. Pertanyaannya: Apakah banjir bandang itu berskala lokal atau global? Dari Semit ke Yahudi dan Arab Yahudi dan Arab (Islam), dua-duanya keturunan Abram (Alkitab: Abraham; Islam: Nabi Ibrahim), bapak para Nabi. Istilah Yahudi berasal dari Yehuda, salah satu anak Israel bin Ishaq (Ya'kub). Sedangkan garis keturunan Ismail yang dibawa ibunya bernama Hagar (Islam: Sitti Hajar) ke Mekah disebut Arab. Entah kenapa keturunan mereka menamakan dirinya lalu Arab (yang penting tata cara kehidupannya bukan ala Yahudi). Salah satu keturunannya adalah Nabi Muhammad. Usai beliau wafat, beberapa tahun kemudian terbitlah kitab suci yang diberi nama Al-Quran. Jadi almarhum Nabi Muhammad tak mengetahui saat mushaf-mushaf itu disusun menjadi sebuah kitab suci. Begitu pula Ibrahim, Noah tak mengetahui bahwa namanya tercantum di kitab suci Torat dan turunannya. Memang muncul berbagai permasalahan besar karena Abram mengawini dua perempuan - mungkin lebih (tapi yang tercatat hanya itu). Tak cuma pada zaman itu, tapi menyeret-nyeret kita semua yang menganut ajaran agama-agama langit hingga kini. Dari Sarah yang anak Raja Namrud, lahir Isaac (Islam: Ishaq, Iskak). Dari Hagar - nama aslinya Hagai (Islam: Sitti Hajar) lahir Ismael (Islam: Ismail). Menurut versi Alkitab yang mencuplik Torat, Hagar adalah budak belian asal Mesir yang berwatak bak "keledai liar", sedangkan Islam (keturunan Ismail) mengklaim bahwa Hagar adalah anak raja Mesir yang dipersembahkan untuk Ibrahim. Berikut kutipan dari artikel berjudul 'Love in the fire of Namrud', bahwa Hagar yang budak belian diserahkan kepada Abraham oleh Raja Palestina. Sarah setuju untuk dimadu karena belum juga punya keturunan. Saat Ismail beranjak remaja, Sarah (karena pertolongan Tuhan) melahirkan bayi bernama Isaac: Abraham then went to Palestine to spread God's message. Enroute, he was arrested and his wife Sarah was taken away from him, given to the King of Palestine. But God caused this King's hand to whither when he tried to draw Sarah close to him [9]. Miraculously, Abraham healed the King's hand, who in return gave Abraham back his wife and also gave him Hagar - a female slave. It was Hagar who bore to Abraham Ishmael, father of all the Arabs [10]. Later, in their old age, Abraham and Sarah also gave birth to a son named Isaac [11]. Karena perilakunya yang tercela, Hagar dan Ismail, anaknya, lalu dibuang ke Mekah. Ismail di kala anak-anak dan Hagar selalu melecehkan Sarah (putri Raja Namrud), istri yang dicintai Abraham. Namun menurut versi Islam, Hagar adalah putri raja Mesir. Kala Ibrahim memimpin kaum Al 'Ibriyah Al Jadidah (Deutro 'Ibriyah) untuk beremigrasi gelombang kedua ke Mesir - gelombang sebelumnya adalah bangsa Al'Ibriyah Al Qadimah yang mendirikan Dinasti Hyksos. Dinasti Hyksos dari kaum Al'Ibriyah Al Qadimah menerima kedatangan rombongan Ibrahim. Dinasti inilah yang berhasil menundukkan dinasti Firaun yang sudah ratusan tahun memerintah Egypt. Jadi boleh dibilang, inilah penjajahan terbesar kaum Semit di bumi Afrika yang pengaruhnya amat dirasakan hingga kini oleh warga Mesir. Ibrahim diperlakukan bak tamu terhomat. Ibrahim lalu menikah dengan Sitti Hajar, puteri Raja Mesir. Menurut Islam, mereka tak dibuang, tapi diantar Ibrahim hingga didirikan bangunan bernama Kabah, dan Sitti Hajar menemukan sumber air zamzam. Problem keluarga itu hingga kini terus tak mampu terpecahkan. Mereka - dan mungkin juga kita yang mengikuti keyakinan itu - tak lagi bisa menyatu karena berbeda keyakinan. Sekali dipertentangkan, akan terjadi adu urat yang ujung-ujungnya bisa mengguncangkan seisi dunia. The unsolvable problem...yang hanya menimbulkan perselisihan, bunuh-bunuhan, pembantaian massal (oleh Nazi), bom-boman (termasuk bom Bali jilid I & II), bunuh diri (termasuk pesawat yang sengaja menabrak gedung WTC NY), dan peperangan (termasuk Perang Salib dan penyerbuan pasukan AS ke Irak). Karena perbedaan agama yang dianut dan disebar luaskan oleh kaum Semit, dunia bukannya kian damai, tapi malah memicu malapetaka - entah sampai kapan. Sungguh amat ironis dan tragis. Berikut garis keturunan Abram hingga Jacob: Abram -> Isaac (Islam: Nabi Ishaq; Iskak) -> Israel (Islam: Jacob; Nabi Yakub) -> Yehuda -> nabi-nabi berikutnya Abram -> Ismael (Islam: Nabi Ismail) -> ? -> ? -> ? - ? - ? - ? - ? -> ? -> Muhammad Jadi, kesimpulannya perseteruan berabad-abad antar kaum Semit sendiri menjadi sumber malapetaka dunia...... _________________________________________________________________ From: Harlan Isjwara <[EMAIL PROTECTED]> Date: Tue Oct 11, 2005 10:19 am Subject: Re: Semit [mediacare] Demo PKS sama dengan KKK dan Hitler Dear Ivan, Memang pada awalnya orang Eropah anti semit dalam arti yang TEPAT, yaitu anti pendatang dari Timur-Tengah, baik Israel maupun Arab. Tetapi sekarang Israel sudah berhasil memaksakan penyempitan arti "anti semit" menjadi anti Israel (seperti dulu pihak sekutu menyempitkan arti Fasisme menjadi sama dengan Nazisme). Tampaknya Anda juga sudah mengadopsi "definisi yang baru" ini (mungkinkah karena sering membaca di media barat?). Jika mau periksa perubahan atau penyempitan istilah ini silakan baca Webster Dictionary tahun 1970/80'an dan tahun 1990/sekarang. _________________________________________________________________ Ivan Wibowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dear Harlan Isjwara .... Sebagai pembanding tentang teori anti semit yang Anda kemukakan itu. Teori Anda: anti semit = anti Arab ... silakan baca artikel: Kompas, Kamis, 29 April 2004 Pemerintah Eropa Harus Tingkatkan Perang terhadap Anti-Semit [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Click here to rescue a little child from a life of poverty. http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/