Ana Muammar Qaddhafi mendapat amanah dari Abah  mulai menjelang pertemgahan 
Ramadhan untuk mengirim e-mail ke WM dan MD, apa yang menurut ana punya 
pertimbangan sendiri, dengan syarat ana tidak diizinkan untuk ikut diskusi.
Wassalam
MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQQMQQMQMQQMQMQMQMQMQMQQMQ
 
1. Kalau benar bukan sebuah dongeng pengantar tidur belaka, Noah diperkirakan 
hidup pada masa 5.700 - 5.500 SM, sedangkan Adam Hawa sekira 6.000 SM.
 
2. Adama (Adamus; Adam -> Cain (Islam: Kain) -> Enoch (Islam: Nabi Idris) -> 
kakek Noah? -> ayah Noah? -> Noah (Islam: Nabi Nuh) -> Sem (Islam: Sam/Syam) -> 
Hoed (Islam: Nabi Hud)
 
3. Dalam kebudayaan Babilonia dikenal tokoh berjuluk Ut-Napishtim yang nasibnya 
setali tiga uang dengan Ziusudra. Kisahnya termuat dalam epik Gilgamesh.

MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQQMQQMQMQQMQMQMQMQMQMQQMQ

1.
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS

    Ada dua pendapat mengenai penafsiran banjir di zaman Nabi Nuh AS. Pendapat 
yang pertama mengatakan bahwa banjir itu hanya berlaku secara lokal, hanya di 
sekitar Asia Kecil saja. Alasannya ialah Nabi Nuh AS hanya diutus Allah SWT 
kepada kaumnya saja, sehingga Allah SWT hanya menghukum ummat yang engkar 
terhadap Nabi Nuh AS saja. Pendapat yang kedua ialah banjir itu meliputi 
seluruh permukaan bumi. Karena saya termsuk salah seorang yang sependapat 
dengan penafsiran yang kedua ini, maka saya akan memberikan ulasan yang cukup, 
yang sebagian besar berasal dari hasil kajian saya sendiri.

    Kita mulai dahulu membahas apakah air bah itu setelah berhenti, keadaan 
permukaan air surut kembali seperti semula sebelum banjir. Ataukah air itu 
walaupun surut tidaklah kembali pada keadaan semula, melainkan ada daratan yang 
tetap berada di bawah permukaan air.

    Wa Qiyla Ya Ardhu Bla'iy Ma-aki wa sSama-u Qli'iy wa ghiydha lMa-u wa 
Qudhiya lAmru wa Stawat 'alay Juwdiyyi (S.Huwd,44). Dan disebutkan, hai bumi 
telanlah airmu dan angkasa cerahlah, dan air 
surut, dan urusan ditetapkan dan (perahu) kandas di atas Judiyyu (11:44). 

    Judiyyu adalah nama sebuah gunung. Dengan kandasnya perahu Nabi Nuh AS di 
atas gunung, setelah air lebih dahulu surut, itu menunjukkan bahwa air tidaklah 
surut secara penuh, karena apabila air itu surut kembali pada keadaan semula 
sebelum banjir, maka perahu itu tidak akan kandas di gunung, melainkan di 
lembah atau tanah datar.

    Dari mana asalnya air yang membanjiri permukaan bumi? Marilah kita kaji 
ayat Qawliyah yang berikut ini:

    Wa Fa-ra tTannuwru Qulna- Hmil Fiyha- min Kulli Zawjayni Tsnayni 
(S.Huwd,40). Dan tanur telah menimbulkan (air), Kami berkata (kepada Nuh) 
muatilah (perahu) dari masing-masing (binatang ternak) berpasangan berdua-dua 
(11:40).

    Dengan adanya kata min (dari) yang diikuti oleh kata masing-masing itu 
berarti bahwa yang dimuat itu adalah binatang ternak yang dibutuhkan untuk 
diternakkan kelak jika air bah sudah 
berhenti, dan mendapatkan pemukiman baru. Apabila ditafsirkan bahwa semua jenis 
pasangan binatang yang dimuat, jika diuji coba penafsiran ini dengan ayat 
Kawniyah, menurut metode pendekatan 
Satu Kutub, maka kapasitas muat perahu Nabi Nuh AS yang terbatas itu tidak 
cukup untuk memuat semua jenis binatang yang ada di bumi ini.

    Air timbul oleh tanur. Istilah tanur itu sudah menjadi istilah baku dalam 
teknik (engineering), khususnya dalam metalugri. Tanur adalah dapur yang 
menghasilkan panas dengan suhu 
yang tinggi, yaitu untuk mencairkan logam guna keperluan membuat logam paduan 
(alloy) dan memberi bentuk logam. Maka air itu timbul karena adanya panas 
dengan suhu yang tinggi.

    Panas secara gradual mengalir dari bagian dalam bumi ke permukaan dan 
dilepas ke angkasa. Aliran energi panas itu mengakibatkan fenomena geologis. 
Dalam hal ini bumi berupa suatu mesin kalor (heat engine). Kuantitas panas yang 
mengalir dari bagian dalam yang kemudian dilepas ke angkasa itu disebut aliran 
panas bumi (terrestial heat flow). Aliran panas bumi ini tergantung dari 
gradien thermal dan konduktivitas bumi. Data hasil pengukuran pada daratan bumi 
menunjukkan aliran panas bumi sekitar 1.5 x 10-10 cal/cm2 detik. Inilah panas 
yang mengalir keluar dari tanur bumi.

    S.Huwd, 40 dan 44 mengisyaratkan bahwa air itu berasal dari bumi oleh tanur 
dan dari angkasa yaitu hujan. Sebagaimana halnya Allah SWT secara langsung 
membelah laut merah tempat Bani Israil 
menyeberang, maka Allah SWT secara langsung meningkatkan kuantitas aliran panas 
bumi pada bagian kutub bumi dalam jangka waktu tertentu, sehingga es menjadi 
cair pada kedua kutub bumi. Akibatnya bumi dibanjiri dan digenangi air. 
Sementara itu Allah SWT mengirim debu kosmik dari angkasa yang menjadi inti 
pembentukan kristal es pada awan sehingga turunlah hujan yang lebat. Namun itu 
tidaklah berarti bahwa seluruh daratan di muka bumi tenggelam disapu air laut, 
oleh karena seperti dikemukakan di atas, kuantitas aliran panas bumi pada 
bagian kutub bumi hanya dalam jangka waktu tertentu saja. Setelah aliran panas 
bumi kembali menurun ke keadaan semula, berhenti pulalah proses pencairan 
lapisan es di kedua kutub itu. Air laut naik sekadar kuantitas lapisan es di 
kedua kutub yang menjadi cair. Dan sementara aliran panas menurun dalam kepada 
keadaan semula itu, air laut di kedua kutub membeku, sehingga air laut menyusut 
kembali. Aliran panas bumi berhenti menurun kemudian tetap lagi setelah sampai 
dalam keadaan semula, sehingga air laut berhenti turun, namun tidak kembali 
menurun dalam keadaan semula, karena proses pencairan lebih lama ketimbang 
proses pembekuan, yang berarti kuantitas laut yang menjadi air lebih banyak 
ketimbang kuantitas laut yang membeku. 

    Itulah penjelasan dari tafsir bahwa banjir di zaman Nabi Nuh AS bukan hanya 
sekadar secara lokal saja di Asia Kecil, melainkan air bah itu menyapu secara 
global.(*)

    Seperti telah dijelaskan dalam metode pendekatan Satu Kutub, hasil 
penafsiran di atas itu harus diuji coba dengan ayat Kawniyah.

    Lembah s. Kongo terdapat sampai jauh ke luar pada daerah lautan Atlantik, 
sekitar 30 km dari muaranya yang sekarang. Itu menunjukkan bahwa sebelum air 
bah s. Kongo mengalir melintasi suatu dataran yang telah disapu air laut. 
Puncak-puncak gunung pada dataran yang disapu air laut itu menjadi pulau-pulau 
Madeira, Karibi dan Kanari di lautan Atlantik sekarang.

    P. Sumatera, p. Jawa, p. Kalimantan dan jazirah Malaka hanya dipisahkan 
oleh laut yang tidak dalam. Itu menunjukkan bahwa sebelum air bah kedua pulau 
dan semenanjung itu berupa satu 
daratan, yang dalam ilmu bumi alam disebut Keping Sunda (Sunda Plat). Di s. 
Musi dan s. Kapuas terdapat ikan belido, bahan dasar untuk membuat mpek-mpek 
makanan khas Palembang. Sebelum laut Jawa dan selat Malaka tenggelam, s. Musi 
dan s. Kapuas merupakan anak-anak sungai dari sebuah sungai yang mengalir pada 
dasar laut di selat Malaka. Artinya s. Musi dan s. Kapuas pernah berhubungan 
sehingga di kedua sungai itu sekarang terdapat jenis ikan spesifik, yaitu ikan 
belido.

    Demikian pula beberapa jenis binatang di p. New Guinea (Irian + Papua New 
Gunia) terdapat pula di Australia, seperti kanguru dan cungur bebek misalnya. 
Selat antara p. New Guinea dengan Australia lautnya tidak dalam. Itu 
menunjukkan bahwa sebelum air bah keduanya berupa satu daratan, yang disebut 
Keping Sahul, sehingga binatang-binatang spesifik yang tidak ada di bagian bumi 
yang lain ada di New Guinea dan Australia.

    Uji coba dengan ayat-ayat Kawniyah di Kongo (Afrika), lautan Atlantik, 
Indonesia dan Australia itu menunjukkan bahwa air bah itu menyapu secara 
global. 

    Diperkirakan bahwa naiknya permukaan laut itu sekitar 13.000 tahun lalu, 
jadi sekitar tahun 11.000 sebelum Miladiyah, dan pada zaman itulah gerangan 
hidup Nabi Nuh AS, Wa Llahu A'lamu bi 
shShawab.

*** Makassar, 16 Juli 1955
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
------------------------------
(*)
Menurut catatan dalam beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi kenaikan suhu 
permukaan bumi secara rata-rata (0.3 - 0.6)oC serta kenaikan permukaan air laut 
sekitar (1 - 2) mm per tahun, yang diakibatkan oleh emisi gas-gas rumah kaca ke 
atmosfer bumi oleh ulah manusia membakar bahan bakar fosil (minyak, gas bumi 
dan batu-bara). Dari kajian ilmiyah diperkirakan suhu permukaan bumi akan 
bertambah (2.5 - 4.5)o pada tahun 2100. 

===========================================================================================

  ----- Original Message ----- 
  From: Eko Yulianto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 28, 2003 10:50
  Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS

  Ass wrwb
  Saya pikir gejala kenaikan muka air laut 13.000 tahun yang lalu tidak dapat 
digunakan untuk menjelaskan peristiwa banjir nabi Nuh karena banjir tersebut 
bersifat "mendadak".
  Kenaikan muka laut 13.000 adalah bagian dari siklus muka laut yang bersifat 
jangka panjang. Tepatnya, kenaikan muka laut itu telah terjadi sejak sekitar 
16.000 tahun yang lalu secara gradual, diselingi dengan penurunan muka laut 
secara singkat, dan mencapai puncaknya sekitar 5000-6000 tahun yang lalu. Di 
wilayah Indonesia, berdasarkan data-data geologi, pada saat ini muka laut 
berada  sekitar 3-5 meter diatas muka laut sekarang. Pada sekitar 13000 tahun 
yang lalu sendiri muka laut masih berada lebih dari 10 meter dibawah muka laut 
saat ini. Kenaikan muka laut ini terjadi setelah periode penurunan muka laut 
yang terjadi pada zaman es (zaman es terakhir - last glacial maximum) yang 
dimulai sekitar 30.000-40.000 tahun yang lalu dan mencapi titik terendah 
sekitar 120 meter dibawah muka laut sekarang pada 18.000 tahun lalu. Selama 
zaman Kuarter (2 juta tahun terakhir), zaman es maksimum terjadi 4 kali. Dan 
karena zaman es ini adalah siklus maka selalu diikuti oleh kenaikan muka laut 
yang
  sifatnya sangat gradual dan berlangsung ribuan tahun.
  Maka, saya pikir kurang masuk akal kalau peristiwa kenaikan muka laut yang 
perlahan-lahan itu akan menenggelamkan umat nabi Nuh. 
  Wass wrwb
  Ekoy
---------------------
----- Original Message ----- 
From: H. M. Nur Abdurrahman 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, July 29, 2003 21:13
Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS


Trend umum naiknya air laut, yaitu yang anda ceritakan
A->B->C->D->e->f->g->h->I->J 

Naiknya air laut karena banjir zaman Nabi Nuh           
A->B->C->D->E->F->G->H->I->J
(lihat titik-titik kurva = dan - di bawah)
Adapun dadakan banjir / surut Nabi Nuh itu dinyatakan oleh kurva
= (E->F->G->H)  

Mudah-mudahan cukup jelas bagi anda.

                                    G=
                                          H= 
                              F=                      J=
                                               I=
                        E=                h-     
                                    g-
                              f-
                        e-
                  D=
            C=      
      B=      
A=     

Wassalam, HMNA

============================================================================================

----- Original Message ----- 
From: Eko Yulianto 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, July 30, 2003 02:39
Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS


Ass wrwb
Pak HMNA, ada dua masalah dengan penjelasan anda. Pertama, kalau banjirnya 
berbeda dari tren umum naiknya air laut, berarti banjir tersebut tidak global 
bukan ? Karena di tempat lain trennya tidak demikian. Tapi bukankah laut 
didunia ini berupa bejana yang berhubungan ? Dalam bahasa geologi dikenal 
kenaikan muka laut relatif, dan ini bisa berbeda-beda dari satu tempat ke 
tempat lainnya. Ini wajar karena kenaikan muka laut relatif faktornya bukanlah 
semata-mata perubahan volume air laut dan sering kali tektonik (dalam hal 
banjir berarti tenggelam/turunnyanya daratan relatif terhadap muka laut). Dan 
tektonik sifatnya hanyalah lokal atau regional, bukan global.
Kedua, kalau gambaran kenaikan muka laut pada banjir Nabi Nuh itu demikian 
(gradual) maka apa iya banjir yang demikian bisa menenggelamkan ? Saya yang 
tidak mengerti bahasa arab menangkap pesan bahwa banjir Nabi Nuh sangatlah 
mendadak terjadinya, sehingga hanya orang dan makhluk yang sudah naik ke kapal 
Nabi Nuhlah yang tidak tenggelam dan terselamatkan. Dalam rekaman kenaikan muka 
laut setelah last glacial maximum, tidak/belum ditemukan bukti-bukti banjir 
yang mendadak itu baik lokal, regional atau global. Yang ada justru penurunan 
muka laut yang relatif tiba-tiba, yang salah satunya dimulai justru sekitar 
13.000 tahun yang lalu yang buktinya telah ditemukan di seluruh dunia dan 
peristiwa/periodenya disebut sebagai Younger Dryas.
Yang saya pelajari, banjir-banjir yang menenggelamkan kota-kota pusat 
kebudayaan dunia yang berada di tepi Pantai (dan diduga berkaitan dengan 
kenaikan muka laut global) justru terjadi setelah 10.000 tahun yang lalu, yaitu 
di sekitar Holocene Maximum (sekitar 5000 tahun yang lalu) pada saat muka air 
laut di seluruh permukaan bumi terbukti mencapai tertinggi dalam 20.000 tahun 
terakhir.
Wass wrwb
Eko
---------------------
----- Original Message ----- 
From: H. M. Nur Abdurrahman 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, July 30, 2003 06:56
Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS


^sumbu dalamnya laut
|
|                                    G=
|                                    .     H= 
|                              F=    .                 J=
|                                    .          I=
|                        E=          .     h-   .  
|                                    g-         .
|                             f-     .          .
|                        e-          .          .
|                  D=                .          . 
|            C=    .                 .          .
|      B=          .                 .          .
|A=                .                 .          .
|                  .                 .          .
|                  .                 .          .
|                  .<-------p------->.<---q --->.
|._________________.____________________________.______________
16000 tahun lalu      13000 tahun lalu                                          
     ----> t
 
Wah, terpaksa saya tambah pekerjaan lagi. Saya kira postingan lalu itu cukup 
jelas. Begini, sekitar 13000 tahun lalu, terjadilah:  Wa Fa-ra tTannuwru Qulna- 
Hmil Fiyha- min Kulli Zawjayni Tsnayni (S.Huwd,40). Dan tanur telah menimbulkan 
(air), Kami berkata (kepada Nuh) muatilah (perahu) dari masing-masing (binatang 
ternak) berpasangan berdua-dua (11:40). Selama ini panas secara gradual 
mengalir dari bagian dalam bumi ke permukaan dan dilepas ke angkasa, 
sekitar 1.5 x 10-10 cal/cm2 detik. Maka pada sekitar 13000 tahun yang lalu, 
Allah melipat-gandakan kuantitas aliran panas itu hanya di kedua kutub, 
sehingga lapisan es di kedua kutub itu mencair. Itulah ma'na: "Wa Fa-ra 
tTannuwru" yang menambah volume air laut, yang menurut hukum bejana 
berhubung-hubungan terjadi kenaikan air laut secara GLOBAL. Andaikata TIDAK 
TERJADI "Wa Fa-ra tTannuwru", maka air laut secara perlahan mengikuti kurva 
ber-"tren umum" SECARA GLOBAL melalui titik-titik kurva - (e->f->g->h). Namun 
ini tidak terjadi akibat "Wa Fa-ra tTannuwru", sehingga kuva aktual SECARA 
GLOBAL ialah menurut = (E->F->G->H). Mengapa SECARA DLOBAL juga?, ya, karena 
hukum bejana berhubung-hubungan itulah. Walaupun proses mencair dan membeku 
kembali terjadi di kedua kutub, ya SECARA GLOBAL ber-naik-turun pulalah air 
laut dalam banjir / surut Nabi Nuh, karena seperti yang anda tekankan di bawah 
hukum bejana berhubung-hubungan itulah.

=====================================================================================================================

 ----- Original Message ----- 
  From: Eko Yulianto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 30, 2003 07:24
  Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS

  Ass wrwb
  terima kasih penjelasannya pak HMNA. Saya ragu dengan penjelasan demikian 
karena sepanjang saya mempelajari dan menggeluti bidang ilmu geologi kuarter 
sampai saat ini, belum saya temukan referensi yang menunjukkan bukti terjadinya 
fluktuasi muka laut yang seperti bapak jelaskan di sekitar 13.000 tahun yang 
lalu. Seandainya memungkinkan, adakah referensi yang bisa saya baca untuk 
penjelasan bapak tersebut ?
  Wass wrwb
  Eko
--------------------------
----- Original Message ----- 
From: H. M. Nur Abdurrahman 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, July 30, 2003 10:28
Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS


Satu-satunya bukti untuk referensi pernah terjadi fluktuasi itu adalah 
(S.Huwd,40) waktu banjir dan (S.Huwd,44) pada waktu surut. Dalam titik-titik 
kurva yang saya gambarkan, fluktuasi itu tidak kentara, oleh karena jarak waktu 
p + q hanya dalam jangka waktu perbekalan Nabi Nuh AS dalam perahu sudah habis, 
dan dalam pada itu perahunya kandas di lereng gunung Judiyyu. Jadi katakanlah 
jarak waktu p + q kurang dari satu tahun. Dan kalau jarak waktu p + q diplot 
dalam skala yang sama dengan kurva trend umum, yang dari 16000 tahun lalu 
hingga 13000 tahun lalu panjangnya 3cm, berarti 1 cm itu setara 1000 tahun maka 
panjang p + q hanya sekitar kurang dari 0.001 cm, maka akan nyata dalam kurva 
dalam skala yang sama itu kurva D->E->F->G->H->I menggambarkan fluktuasi yang 
tajam. Tentu saja flutuasi itu tak akan berbekas dalam catatan ayat Kawniyah 
(antara lain catatan geologis). Itulah antara lain gunanya ayat Qawliyah (ayat 
verbal yaitu Al Qur^an yang berasal dari wahyu) dapat memberikan informasi, 
yang tidak sanggup ditelusuri oleh manusia. 
Wassalam,
HMNA

======================================================================================
 
----- Original Message ----- 
From: Eko Yulianto 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, July 30, 2003 10:54
Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS


Ass wrwb
sebagai muslim saya percaya pada ayat kauliyah itu. Cuma di ayat kauliyah kan 
tidak disebutkan kapan terjadinya, apakah 13.000, 28.000 (pada 28.000 inilah 
ada kenaikan muka laut yang terjadi secara 'tiba-tiba' dalam waktu yang 
singkat), atau entah kapan. Nah ini poin yang saya pertanyakan. Jadi, kalau 
buktinya hanya ayat kauliyah saja maka bilangan 13.000 tahun yang lalu itu 
berarti hanya dugaan ? Kalau memang demikian ya tidak jadi soal, sebagaimana 
tidak jadi soal juga seandainya ada orang lain yang mengatakan bahwa banjir 
Nabi Nuh terjadi 28.000 tahun yang lalu (ini misalnya saja).
Mengenai bukti yang di laut jawa, di paparan sahul atau juga di paparan-paparan 
laut lainnya di seluruh dunia, bagi peneliti hal itu menjadi bukti titik 
terendah muka laut pada saat 'last glacial maximum' yang terjadi 18000 tahun 
lalu. Karena pada saat itu muka laut berada 120 meter dari muka laut saat ini 
maka terbentuklah alur sungai-alur sungai yang sekarang terlihat berada di 
bawah laut Jawa dan juga tentunya di lembah sungai Kongo. 
Wass wrwb
Eko 
--------------------------
----- Original Message ----- 
From: H. M. Nur Abdurrahman 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, July 30, 2003 19:39
Subject: Re: [wanita-muslimah] 185. Banjir di Zaman Nabi Nuh AS


Kalau memang pada 18000 tahun lalu lembah s. Kongo adalah daratan, Sunda-plat 
dan Sahul-plat juga adalah daratan, maka saya kira sudah ada titik temu, 
artinya dari 18000 tahun lalu hingga sekitar 13000 tahun lalu lembah s. Kongo 
adalah daratan, Sunda-plat dan Sahul-plat masih daratan, lalu terjadi fluktuasi 
singkat itu. Karena fluktuasi yang tajam itu itu sangat singkat, maka tentu tak 
terdeteksi oleh mekanisme pendeteksi. Kalau demikian, maka gambaran kurva itu 
dapat menjadi seperti berikut:
 
  ^sumbu dalamnya laut
  |
  |ooooooooooooooooooooooooooooooooooooG=
  |                                    .     H= 
  |                              F=    .                 J=
  |xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxI=
  |                        E=          .     h-   .  
  |                                    g-         .
  |                             f-     .          .
  |  LK   SdP   ShP        e-          .          .
  |++^^+++^^^+++^^^++D=                .          . 
  |            C=    .                 .          .
  |      B=          .                 .          .
  |A=                .                 .          .
  |                  .                 .          .
  |                  .                 .          .
  |                  .<-------p------->.<---q --->.
  |._________________.____________________________.______________
  18000 tahun lalu   13000 tahun lalu                   ----> t
 
++++++++++++++++++++++ muka laut sebelum banjir
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx muka laut sesudah air surut setelah banjir
oooooooooooooooooooooo muka laut pada akhir proses pencairan es di kedua kutub


LK  SdP  ShP
^^  ^^^  ^^^ adalah Lembah Kongo, Sunda-plat dan Sahul-plat yang tersembul di 
atas muka laut

Wassalam,
HMNA

MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQQMQQMQMQQMQMQMQMQMQMQQMQ

Karena ini terlalu panjang, insya-Allah no.2 dan 3:
2. Adama (Adamus; Adam -> Cain (Islam: Kain) -> Enoch (Islam: Nabi Idris) -> 
kakek Noah? -> ayah Noah? -> Noah (Islam: Nabi Nuh) -> Sem (Islam: Sam/Syam) -> 
Hoed (Islam: Nabi Hud)
 
3. Dalam kebudayaan Babilonia dikenal tokoh berjuluk Ut-Napishtim yang nasibnya 
setali tiga uang dengan Ziusudra. Kisahnya termuat dalam epik Gilgamesh,

akan dikirimkan menyusul
Wassalam,
MQ


  ----- Original Message ----- 
  From: radityo djadjoeri 
  To: ppiindia@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, October 16, 2005 11:21 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Semit = Yahudi + Arab


  Semit = Yahudi + Arab 

  Mas Ivan Wibowo yth,
  Mas Harlan Isjwara benar. Yang dimaksud Semite (Semit) adalah keturunan
  Sem (Islam: Sam/Syam), anak kandung Noah (Islam: Nuh). Itu bukan teori
  ciptaan mas Harlan, tapi kasunyatan. Jadi Semit sebenarnya
  tak identik dengan kaum Yahudi saja, tapi juga Arab dan lainnya yang sudah
  menyebar ke berbagai belahan bumi. Mereka dulunya utuh jadi satu 
  kesatuan keluarga, hidup mengembara di seputar Mesopotamia, antara sungai 
Tigris 
  dan Eufrat (kini masuk wilayah Irak). Kerabat sekaum itu hidup berkelompok
  dengan bercocok tanam dan menggembala ternak. Tak seperti Adam Hawa, mereka 
  mungkin sudah berpakaian selayaknya, karena nenek moyangnya sudah 
  pintar memintal benang.

  Kalau benar bukan sebuah dongeng pengantar tidur belaka, Noah 
  diperkirakan hidup pada masa 5.700 - 5.500 SM, sedangkan
  Adam Hawa sekira 6.000 SM. Noah adalah cicitnya Enoch (Islam: Nabi Idris). 
  Enoch sendiri adalah cucu Adam dari si Cain (Islam: Kain). Itu menurut 
Genesis 4:17,
  dimana Cain menciptakan sebuah kota yang diberi nama Enoch. Siapa ayah
  dan kakeknya Noah? Kurang jelas tergambarkan, mungkin bukan orang 
  penting karena tak masuk ke Torat dan kitab suci turunannya. Atau 
  pernah dinukilkan, tapi terhapus oleh sejarah demi kepentingan 
  kekuasaan.

  Jadi antara Adam dan Noah itu ada rentang waktu sekira 500 
  tahun, dimana Noah masuk generasi ke-6. Hmm, mungkin umur manusia di 
  masa lalu bisa mencapai ratusan tahun (maklum belum banyak terpolusi). 
  Karena terjadi banjir bandang, mereka lalu terpencar ke berbagai 
  wilayah yang lebih aman. 

  Berikut garis keturunan Adam hingga Hoed:

  Adama (Adamus; Adam -> Cain (Islam: Kain) -> Enoch (Islam: Nabi Idris) -> 
kakek Noah? -> ayah Noah? -> Noah (Islam: Nabi Nuh) -> Sem (Islam: Sam/Syam) -> 
Hoed (Islam: Nabi Hud)

  Kisah anak cicit Adam itu sendiri baru selesai disusun pada tahun 400 SM oleh
  Ezra yang diberi nama Torat (Taurat; Pentateuch). Kitab ini terdiri 
  dari 5 buah, bersumber dari sejumlah catatan zaman Salomo (Islam: Nabi 
  Sulaiman) - kurang lebih 950 SM, dari tradisi Yahwist (Yahwe), Elohist (500 
SM), 
  Priest, dan Deuteronomist. Berintikan Torat, dalam rentang waktu yang
  amat panjang kemudian terbitlah Injil dan Al-Quran. Semua itu karya kaum
  Semit yang jadi panduan hidup para penganut 'agama-agama langit'. 
  Kemasannya beda-beda tipis tapi sebenarnya intinya sama. Pada masa yang sama,
  orang Egypt, India, China, Persia dan lainnya juga sudah punya kitab suci yang
  lain bentuk dan kisahnya. 

  Beragam kisah mirip Noah

  Menurut legenda Minangkabau seperti dicatat W. Marsden 
  (1812), ada kepercayaan orang Minangkabau bahwa mereka ada hubungan 
  dengan pengikut Nabi Nuh, yaitu bangsa Ark yang mendarat di muara 
  Sungai Jambi dan Palembang. Konon Nuh memiliki tiga putra, yaitu Ham, Yafit, 
dan Sam. Ham berpindah ke Afrika yang keturunannya kemudian disebut Negro 
berkulit 
  hitam, Yafit berpindah ke Eropa yang kemudian dikenali sebagai bangsa 
  kulit putih, dan Sam tinggal di Asia menurunkan bangsa kulit kuning 
  langsat - salah satunya orang Minangkabau. Benar atau tidak, wallahualam.

  Perjalanan hidup Noah yang termuat di kitab-kitab suci agama langit 
  ternyata mirip dengan kisah-kisah yang tersebar di wilayah lain. 

  Dalam legenda China ada Nu-wah yang menciptakan dunia sesudah 
  langit bocor dan dunia kebanjiran. Namun ini sebenarnya ajaran yang diberikan 
kaum 
  Kristen kepada penduduk di China agar mereka memeluk agama Kristen. 
  Kisah yang asli sebenarnya tokoh tersebut bernama Yao bersama dengan 
  tujuh orang lain atau Fa li bersama dengan istri dan anak-anaknya.
  Mereka diselamatkan dari bencana banjir dan gempa bumi dalam sebuah 
  perahu layar. Disini dikatakan, "Dunia semuanya berada dalam kehancuran. 
  Air menyembur dan  menutupi semua tempat". Perahu itu tertambat di sebuah
  puncak gunung. Akhirnya, airpun surut.

  Kebudayaan Sumeria mengenal Tuhan bernama Enlil. Dia berkata kepada suatu 
  kaum bahwa Tuhan yang lain ingin menghancurkan umat manusia, namun ia 
  sendiri berkenan untuk meyelamatkan mereka. Pahlawan dalam kisah ini adalah 
Ziusudra, 
  raja yang taat kepada raja negeri Sippur. Tuhan Enlil menyuruh 
  Ziusudra apa yang harus dilakukan untuk bisa selamat dari banjir, salah
  satunya membuat perahu. Ziusudra pun selamat, seperti halnya kisah Noah. 
  Lagi-lagi tertambat di puncak gunung (cuma nama gunungnya berbeda-beda).

  Dalam kebudayaan Babilonia dikenal tokoh berjuluk Ut-Napishtim yang
  nasibnya setali tiga uang dengan Ziusudra. Kisahnya termuat dalam epik
  Gilgamesh. Berdasarkan ceritanya, Tuhan "Ea" telah menyerukan kepadanya
  melalui tembok gubuknya dan mengumumkan bahwa Tuhan-Tuhan telah memutuskan 
untuk 
  menghancurkan semua benih kehidupan dengan perantaraan sebuah banjir. 
  Ut-Napishtim berkata bahwa Ea telah menyuruhnya untuk membuat sebuah perahu 
dimana ia harus membawa serta 
  dan membawa "benih-benih dari semua makhluk hidup". Menurut catatan lain
  dari bangsa Sumeria dan Babylonia, Xisuthros atau Khasisatra diselamatkan 
dari banjir oleh sebuah kapal dengan panjang 
  925 meter, bersama dengan keluarga dan teman-temannya dan bersama 
  burung-burung dan berbagai jenis binatang. Hal ini dikatkan 
  bahwa "air terbentang menuju ke surga, lautan menutupi pantai dan 
  sungai meluap dari dasar sungai". Dan kapal pun akhirnya berhenti di 
  gunung Corydaean.

  Dalam kebudayaan India, Shatapata Brahmana dan Mahabharata, 
  disebut tokoh bernama Manu yang diselamatkan dari banjir bersama 
  dengan Rishiz. Menurut legenda, seekor ikan yang ditangkap oleh Manu 
  dan diselamatkannya, tiba-tiba berubah menjadi besar dan mengatakan
  kepadanya untuk membuat sebuah perahu dan mengikatkan ke tanduknya. 
  Ikan ini dilambangkan sebagai pengejawantahan dari dewa 
  Wisnu. Ikan tersebut menuntun kapal mengarungi ombak yang besar dan 
  membawanya ke utara, ke gunung Hismavat.

  Dalam kebudayaan Wales, dikatakan bahwa Dwynwen dan Dwfach selamat dari 
bencana dahsyat dengan menaiki 
  sebuah kapal. Banjir yang amat mengerikan terjadi karena
  meluapnya Llynllion yang disebut dengan Danau Gelombang. Setelah 
  selamat, akhirnya mereka berdua mulai menghuni kembali daratan Inggris.
  Dalam kebudayaan Scandinavia, legenda Nordic Edda melaporkan tentang 
  Bergalmir dan istrinya selamat dari banjir dengan sebuah kapal yang besar.
  Dalam kebudayaan Lithuania, diceritakan bahwa beberapa pasang manusia 
  dan binatang diselamatkan dengan berlindung di puncak permukaan 
  gunung yang tinggi. Ketika angin dan banjir yang berlangsung sela dua 
  hari dan dua belas malam tersebut mulai mencapai ketinggian gunung 
  yang hampir akan menenggelamkan yang ada diatas puncak gunung 
  tersebut, sang Pencipta melemparkan sebuah kulit kacang raksasa 
  kepada mereka. Sehingga mereka yang ada di gunung tersebut 
  diselamatkan dari bencana dengan berlayar di dalam kulit kacang 
  raksasa ini.

  Dalam mitologi Yunani, Dewa Zeus memutuskan untuk menghancurkan 
  orang-orang sesat dengan sebuah banjir. Hanya Deucalion dan istrinya 
  Pyrrha yang diselamatkan dari banjir, karena ayah Deucalion sebelumnya 
  telah menyarankan anaknya untuk membuat sebuah kapal. Pasangan ini 
  terdampar di Gunung Parnassis. 

  Pertanyaannya: Apakah banjir bandang itu berskala lokal atau global?

  Dari Semit ke Yahudi dan Arab

  Yahudi dan Arab (Islam), dua-duanya keturunan Abram (Alkitab: Abraham; Islam: 
Nabi Ibrahim),
  bapak para Nabi. Istilah Yahudi berasal dari Yehuda, salah satu anak Israel 
bin Ishaq (Ya'kub). 
  Sedangkan garis keturunan Ismail yang dibawa ibunya bernama Hagar (Islam: 
  Sitti Hajar) ke Mekah disebut Arab. Entah kenapa keturunan mereka menamakan 
dirinya lalu Arab 
  (yang penting tata cara kehidupannya bukan ala Yahudi). Salah satu 
  keturunannya adalah Nabi Muhammad. Usai beliau wafat, beberapa tahun 
  kemudian terbitlah kitab suci yang diberi nama Al-Quran. Jadi almarhum 
  Nabi Muhammad tak mengetahui saat mushaf-mushaf itu disusun menjadi 
  sebuah kitab suci. Begitu pula Ibrahim, Noah tak mengetahui bahwa namanya
  tercantum di kitab suci Torat dan turunannya. 
  Memang muncul berbagai permasalahan besar karena Abram mengawini dua 
  perempuan - mungkin lebih (tapi yang tercatat hanya itu). Tak cuma pada 
  zaman itu, tapi menyeret-nyeret kita semua
  yang menganut ajaran agama-agama langit hingga kini. Dari Sarah yang 
  anak Raja Namrud, lahir Isaac (Islam: Ishaq, Iskak). 

  Dari Hagar - nama aslinya Hagai (Islam: Sitti Hajar) lahir Ismael (Islam: 
Ismail). Menurut
  versi Alkitab yang mencuplik Torat, Hagar adalah budak belian asal Mesir yang 
berwatak
  bak "keledai liar", sedangkan Islam (keturunan Ismail) mengklaim bahwa Hagar 
adalah
  anak raja Mesir yang dipersembahkan untuk Ibrahim. 
  Berikut kutipan dari artikel berjudul 'Love in the fire of Namrud', bahwa 
Hagar
  yang budak belian diserahkan kepada Abraham oleh Raja Palestina. Sarah setuju 
untuk dimadu karena belum juga punya keturunan. Saat Ismail beranjak remaja, 
Sarah
  (karena pertolongan Tuhan) melahirkan bayi bernama Isaac:

  Abraham then went to Palestine to spread God's message. Enroute, he 
  was arrested and his wife Sarah was taken away from him, given to the 
  King of Palestine. But God caused this King's hand to whither when he 
  tried to draw Sarah close to him [9]. Miraculously, Abraham healed 
  the King's hand, who in return gave Abraham back his wife and also 
  gave him Hagar - a female slave. It was Hagar who bore to Abraham 
  Ishmael, father of all the Arabs [10]. Later, in their old age, 
  Abraham and Sarah also gave birth to a son named Isaac [11]. 

  Karena perilakunya yang tercela, Hagar dan Ismail, anaknya, lalu dibuang ke 
Mekah. 
  Ismail di kala anak-anak dan Hagar selalu melecehkan Sarah (putri Raja 
  Namrud), istri yang dicintai Abraham. 
  Namun menurut versi Islam, Hagar adalah putri raja Mesir. Kala Ibrahim 
memimpin kaum Al 'Ibriyah Al Jadidah (Deutro 'Ibriyah) 
  untuk beremigrasi gelombang kedua ke Mesir - gelombang sebelumnya adalah 
  bangsa Al'Ibriyah Al Qadimah yang mendirikan Dinasti Hyksos. Dinasti 
  Hyksos dari kaum Al'Ibriyah Al Qadimah menerima kedatangan rombongan 
  Ibrahim. Dinasti inilah yang berhasil menundukkan dinasti Firaun yang sudah
  ratusan tahun memerintah Egypt. Jadi boleh dibilang, inilah penjajahan 
  terbesar kaum Semit di bumi Afrika yang pengaruhnya amat dirasakan hingga
  kini oleh warga Mesir. Ibrahim diperlakukan bak tamu terhomat. 
  Ibrahim lalu menikah dengan Sitti Hajar, puteri Raja Mesir. 

  Menurut Islam, mereka tak dibuang, tapi diantar Ibrahim hingga didirikan
  bangunan bernama Kabah, dan Sitti Hajar menemukan sumber air zamzam.
  Problem keluarga itu hingga kini terus tak mampu terpecahkan.  
  Mereka - dan mungkin juga kita yang mengikuti keyakinan itu - tak lagi bisa 
  menyatu karena berbeda keyakinan. Sekali dipertentangkan, akan terjadi
  adu urat yang ujung-ujungnya bisa mengguncangkan seisi dunia. The unsolvable 
  problem...yang hanya menimbulkan perselisihan, bunuh-bunuhan, pembantaian 
massal
  (oleh Nazi), bom-boman (termasuk bom Bali jilid I & II), bunuh diri (termasuk 
pesawat
  yang sengaja menabrak gedung WTC NY), dan peperangan (termasuk Perang Salib 
dan
  penyerbuan pasukan AS ke Irak). Karena perbedaan agama yang dianut dan disebar
  luaskan oleh kaum Semit, dunia bukannya kian damai, tapi malah memicu 
malapetaka - entah sampai kapan. Sungguh amat ironis dan tragis.

  Berikut garis keturunan Abram hingga Jacob:
  Abram -> Isaac (Islam: Nabi Ishaq; Iskak) -> Israel (Islam: Jacob; Nabi 
Yakub) -> Yehuda -> nabi-nabi berikutnya
  Abram -> Ismael (Islam: Nabi Ismail) -> ? -> ? -> ? - ? - ? - ? - ? -> ? -> 
Muhammad

  Jadi, kesimpulannya perseteruan berabad-abad antar kaum Semit sendiri menjadi
  sumber malapetaka dunia......
  _________________________________________________________________
  From: Harlan Isjwara <[EMAIL PROTECTED]> 
  Date: Tue Oct 11, 2005  10:19 am 
  Subject: Re: Semit [mediacare] Demo PKS sama dengan KKK dan Hitler
  Dear Ivan,
  Memang pada awalnya orang Eropah anti semit dalam arti yang TEPAT, 
  yaitu anti pendatang dari Timur-Tengah, baik Israel maupun Arab. 
  Tetapi sekarang Israel sudah berhasil memaksakan penyempitan arti 
  "anti semit" menjadi anti Israel (seperti dulu pihak sekutu 
  menyempitkan arti Fasisme menjadi sama dengan Nazisme). 
  Tampaknya Anda juga sudah mengadopsi "definisi yang baru" ini 
  (mungkinkah karena sering membaca di media barat?). Jika mau periksa 
  perubahan atau penyempitan istilah ini silakan baca Webster Dictionary 
  tahun 1970/80'an dan tahun 1990/sekarang.

  _________________________________________________________________
  Ivan Wibowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Dear Harlan Isjwara .... 
  Sebagai pembanding tentang teori anti semit yang Anda kemukakan itu. 
  Teori Anda: anti semit = anti Arab ...
  silakan baca artikel:
  Kompas, Kamis, 29 April 2004
  Pemerintah Eropa Harus Tingkatkan Perang terhadap Anti-Semit


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke