Murtadisasi dari satu agama ke agama lain itu sudah biasa dalam kehidupan di 
dunia ini. Mengapa? Karena, setiap pemeluk agama (apa pun) ingin mengajak atau 
menyelamatkan orang lain menurut agama yang dipeluknya.

 

Ya, itulah manusia. Menurut kenyataannya, kita ini kan cuma "merasa" bahwa kita 
dengan berpegang pada agama tertentu adalah orang yang selamat dan kita ingin 
mengajak orang lain selamat juga. Atau, kita malah ragu terhadap keselamatan 
kita sehingga kita perlu mengajak teman? Hahahaha...

 

Yang benar, keselamatan itu realita, kenyataan. Keselamatan itu bukanlah 
angan-angan! Nah, oleh karena kita yang hidup di dunia ini seperti orang buta 
-dan nyatanya kita memang buta terhadap masa depan kita semua-makanya kita 
perlu cari pegangan. Lalu, tongkat yang kita jadikan pegangan itu kita pandang 
yang benar-benar tongkat sedangkan tongkat orang lain kita pandang sebagai 
bukan tongkat penunjuk jalan! Padahal, tongkat yang sebenarnya ya para nabi dan 
utusan itu sendiri. Makanya, dalam Alquran disebutkan bahwa bilamana ada 
perselisihan maka kita harus kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Mengapa? 
Sebab, Allah adalah Dzat satu-satunya yang bisa memberikan tongkat itu, 
sedangkan para rasul dan nabi adalah tongkat-tongkatNya. Sayangnya, Allah telah 
kita turunkan derajatnya menjadi Alquran dan Rasul kita turunkan derajatnya 
menjadi "Sunah Rasul". Bukankah Alquran dan Assunah itu hanya juklak dan 
juknis? Lalu, bagaimana kita bisa memahami juklak dan juknis itu bila kita 
masih buta?

 

Ya, oleh karena itu jumpailah DIA (Allah) dan kenalilah Rasul itu, niscaya 
Allah akan menunjukkan kita ke jalan-jalan-Nya sebagaimana yang dikabarkan 
dalam QS 29:69.

 

Di bawah ini ada juklaknya kehidupan menurut orang Hindu. Lalu, bandingkan 
dengan juklak-juklak kita. Apanya yang salah kalau hanya sebatas juklak? :-)

 

Wassalam,

chodjim

 

 

 

*** Manusia HINDU adalah Manusia HUMANIS***

 

Hinduisme mengajarkan untuk menganggap seluruh umat manusia sebagai suatu 
keluarga besar yang tak dapat dibagi-bagi.Oleh karena itu, hukum 
kekeluargaanlah yang seharusnya menjadi hukum dunia. Apa yang benar untuk 
keluarga-keluarga dan untuk masyarakat-masyarakat, juga benar untuk 
bangsa-bangsa.

~ Mahatma Gandhi.

 

Manusia Hindu adalah manusia yang menjunjung tinggi Susila. Tekad itu telah 
tertanam; untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang diajarkan 
dalam Yama-Niyama Brata, pada dasarnya adalah larangan berbuat buruk 
(asubha-karma) dan anjuran untuk berbuat baik (subha-karma) sebanyak-banyaknya.

Secara keseluruhan, Hindu mengajarkan sepuluh penahanan diri serta sepuluh 
anjuran di dalam memupuk kebajikan (dasa yama brata dan dasa niyama brata).

 

Di dalamnya ada larangan-larangan atau perbuatan dan prilaku yang mesti 
dihindari, yakni: 

 

* jangan membunuh atau menganiaya dan menyakiti makhluk hidup manapun; 

 

* jangan mencuri, menipu, berbuat curang dan menginginkan milik orang lain; 

 

* jangan berbohong, memfitnah, berkata-kata kasar, mencaci maki maupun melukai 
melalui kata-kata, membujuk-rayu untuk melakukan penipuan; 

 

* jangan ingkar janji, apalagi melanggar sumpah; 

 

* jangan mementingkan diri sendiri; 

 

* jangan biarkan diri dikuasai kemarahan, kebencian dan dendam; 

 

* jangan berjinah dan melakukan hubungan seksual di luar nikah dalam jenjang 
kehidupan menuntut ilmu pengetahuan; 

 

* jangan mengubar nafsu seksual; 

 

* jangan sombong, angkuh dan kelewat berbangga diri atas keberhasilan yang 
dicapai; 

 

* jangan rakus dan mengikuti kegemaran berfoya-foya, 

 

* dan jangan sekali-kali berniat mencelakai makhluk lain, dengan cara apapun. 

 

Disamping anjuran untuk: 

 

* setia pada sumpah dan janji; 

 

* melakukan usaha-usaha yang selalu berdasarkan pada kedamaian dan ketulusan 
hati; 

 

* hormat, taat pada guru dan mengikuti ajaran-ajaran beliau dengan tekun; 

 

* mengatur waktu makan dan jenis makanan dan minuman, serta tak berfoya-foya; 

 

* taat mengamalkan ajaran-ajaran suci; 

 

* selalu menjaga kesucian lahir-batin; 

 

* suka memaafkan, mengampuni dan memaklumi, serta tahan uji dalam menjalani 
hidup; 

 

* bisa berintrospeksi dan menasehati diri sendiri; 

 

* jujur serta mempertahankan kebenaran; 

 

* memupuk kasih-sayang terhadap setiap makhluk hidup;

 

* memupuk kerendahan-hati; 

 

* senantiasa siap membantu, menolong dan bersedekah; 

 

* menggembleng diri dalam berbagai sadhana guna mengembangkan daya-tahan 
terhadap godaan; 

 

* memuja dan tekun memusatkan batin kepada Hyang Widdhi, dan 

 

* memuja para Leluhur (Pitara/Bhatara) dengan penuh rasa bakti; 

 

* rajin mempelajari dan berusaha memahami ajaran-ajaran suci; 

 

* tekun dalam mengendalikan nafsu seksual serta menahan godaan sensualitas 
indriawi; 

 

* rajin berpuasa; 

 

* membatasi perkataan; 

 

* melakukan pensucian diri dengan jalan membersihkan jasmani dan rokhani. 

 

Demikianlah tuntunan etika-moral Hindu. Banyak memang, namun itu tidak perlu 
membuat apriori, apalagi berkecil hati. Sesungguhnya sebagian besar daripadanya 
dapat diringkas hanya dalam tiga upaya pengendalian atau pensucian saja, yakni: 
pengendalian/pensucian pikiran, perkataan dan perbuatan --yang dikenal dengan 
'Trikaya Parisudha'. 

 

Bila kita cermati seluruhnya, ternyata ia mewakili tekad umat Hindu itu sendiri 
yang sekaligus memanusiakan manusia kembali. Inilah konsep dasar 'kemanusiaan' 
menurut ajaran Hindu, yang dapat diterapkan secara langsung oleh siapa saja 
tanpa kecuali.

Manusia Hindu, sesungguhnya adalah 'manusia humanis', dalam artian ke luar 
maupun ke dalam.

 

Secara gamblang, Hindu mengajarkan dan memberikan bimbingan kepada umat manusia 
untuk lebih memanusiakan-dirinya, disamping secara aktif menjunjung tinggi 
nilai-nilai kemanusiaan. Tapa memberikan kekokohan lahir-batin, dan Brata 
merupakan proses pemurniannya. Melalui Tapa-Brata, manusia Hindu mengembangkan 
batin menuju strata batiniah yang lebih tinggi, dari sekedar kemanusiaan menuju 
kedewataan, demikian ringkasnya. Dalam rangka menyempurnakan kelahirannya, dan 
bila tersedia cukup usia dalam kehidupan ini, umat Hindu amat dianjurkan 
melaksanakan 'Tapa-Brata-Yoga-Samadhi'. Semuanya telah terpadu apik di dalamnya.

 

Denpasar, 10 Mei 2000.



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/XISQkA/lOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. 
Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas 
nama RETNO WULANDARI. 

Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa.

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke