Saya hanya ingin memberi pandangan tentang liberalisme ekonomi yang 
diagung-agungkan itu.
   
  Liberalisme, kapitalisme, sosialisme, atau apapun itu adalah paham yang 
diciptakan manusia. Naturenya: tidak akan ada yang sempurna. Sangat disayangkan 
kalau kita terlalu cepat meng-agung-agungkan suatu aliran atau dogma tanpa 
melihat dari sudut pandang yang netral dan proporsional.
   
  Fakta menunjukkan:
   
  1. Saat depresi ekonomi di AS tahun 30-an. Orang pun bertanya: Dimanakah 'the 
invisible hand' yang 'katanya' dulu bisa secara alami menggerakkan perekonomian 
tanpa perlu ada campur tangan pemerintah?
   
  2.Saat kegagalan komunis yang membawa Glasnost dan Perestroika di Rusia. 
Orang pun bertanya: dimanakah mimpi kemakmuran sosial yang benar-benar 
sama-adil dan sama-merata itu? Ya. (Kenyataannya: memang jadi sama-merata sih.. 
sama-sama miskin, maksudnya)
   
  3.Amerika Serikat yang katanya paling liberal pun, fakta nya: sangat 
protektif dengan pasar dalam negerinya. Amerika memang pandai membujuk negara 
lain (membujuk, atau memaksa? saya nda tau) untuk sesegera membuka keran pasar 
dalam negeri terhadap perdagangan bebas.
   
  4.Cina yang katanya paling komunis pun, fakta nya: koq sekarang rada-rada 
kapitalis ya?
   
   
   
  Ekonomi itu abu-abu, tidak pernah merupakan persoalan hitam-putih.
   
   
   
  Salam Keuangan,
  Jerry
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
  

Prasetyantoko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Sekedar nimbrung,
Setuju: tidak ada yang lebih baik dari economic liberty dan kemudian political 
liberty. Pertanyaan: kebebasan yang macam apa/mana? Kalau menganggap kita harus 
seperti sebuah ideal type dan bukan berbasis atas realitas tertentu, maka kita 
masih di jaman Rostow. 

Pertanyaan yang lebih serius, adakah sebuah format (teori) tentang kapitalisme? 
Jawabannya menjadi relatif: kapitalisme macam apa yg terjadi di mana? Maka 
kebebasan (kapitalisme) yang terjadi di US, akan berbeda dengan kebebasan di 
Eropa, Amerika Latin dan Asia. Bahkan tiap negara punya karakteristiknya 
sendiri-sendiri. 

Diskusi yang lebih produktif, mungkin, adalah menemukan "national trajectory", 
dan bukan "rumus kebebasan". 

Menarik diskusi pada satu kutup, baik itu kebebasan dan perencanaan hanya akan 
menghentikan sejarah. Krn yang terjadi adalah "dialektika ke kiri dan ke kanan"

salam 
a.prasetyantoko

Irsal Imran <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ekonomi liberti itu mungkin bisa diibaratkan sebagai jalan tol 
dimana mulai dari Ferrari sampai becak siap berlomba kecepatan :{). 
Tentu saja hasilnya adalah Ferrari akan meninggalkan becak jauh di 
belakang. Akan tetapi kalau pemerintah punya nyali mereka bisa 
minta bantuan Ferrari supaya yang becaknya tidak jauh ketinggalan, 
dari pada Ferrarinya dikasih rambu tidak boleh jalan di atas 60 
km/jam :{).

salam,

-Irsal
Senior Financial Engineer
http://www.fiserv.com

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "mr_w4w" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> 
> Yes, Economic liberty atau Economic freedom atau Free market 
> Capitalism adalah penggerak pertumbuhan sesungguhnya.
> 
> Idealnya memang Economic Liberty (free market capitalism) 
berbarengan 
> dengan Political Liberty (Democracy).
> 
> Tapi kalau mau disuruh pilih ... saya pilih Economic Liberty 
first, 
> Political Liberty menyusul.
> 
> Masalah utama dengan demokrasi adalah karena publik umumnya buta 
> economy-101 .. yang muncul sebagai pemenang biasanya adalah kaum 
> populis ... yang malah suka membatas-batasi Economic Liberty.
> Punya kebun dibatasi lah, bikin pajak2 baru se-enak udelnya, 
sedikit2 
> kasih subsidi, sedikit2 intervensi ke-urusan B2B, tiap tahun 
minimum 
> wage dinaikan sampe ga masuk akal, PHK karyawan biayanya tinggi-
nya 
> bukan maen ... ya hasilnya begini
> 
> Di India bertahun tahun pemilu yang menang kamu populis 
sosialis ... 
> Baru belakangan saja politisi2 pro economic liberty menang. 
> Hasilnya ... bisa dibandingkan India sekarang dengan India satu 
> dekade lalu.
> 
> Contoh lain Singapore ataupun China ... 
> Meski "tidak demokratis" Economic Freedom di buka luas disana .. 
> hasilnya bisa dilihat sendiri ....
> 
> Kalau demokrasi kita berhasil menghasilkan politisi2 pro Economic 
> Liberty yang berani menentang convensional wisdom masyarakat umum 
> yang cenderung populis ... saya yakin kita bisa tumbuh lebih cepat 
> dari India ataupun China.
> 
> Just my 2 cents.
> 
> 

---------------------------------
Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today!

[Non-text portions of this message have been removed]



         

       
---------------------------------
Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke