wah saya pengamat? terima kasih ya di kasi posisi, yang jelas Politisi Bali 
denial terhadap realita, mereka ada dalam dunia sendiri penuh dengan siasat 
yang mereka sendiri tidak pahami, melekat dalam pemikiran mereka adalah sebuah 
mainan yang masih di cari, di uleh jadi memang ini masih mainan saja kok untuk 
mereka.... sorry ya.... apa yang dikatakan belum tentu di ingat apalagi 
dikerjakan.  Maka simple simple saja lah berpikir untuk sehari, hanya perempuan 
kali ya yang bisa begitu... hehehe... sayang perempuan juga kalau sudah masuk 
di dalam kancah politik, terus mau jadi laki.... jadi pekerjaan memang tidak 
dibuat untuk di selesaikan apalagi di tuntaskan.... it is still a dream... 
belum harapan....nah ini mungkin hasil pengamatan.... untuk bangsa amangkurat.

vieb
  ----- Original Message ----- 
  From: gde ngurah purnama jaya 
  To: bali@lp3b.or.id 
  Sent: Tuesday, February 19, 2008 7:52 PM
  Subject: [bali] Re: Kandidat Gubernur bali


  Politik adalah  Realita, maju terus Pak Wijaya sebagai pemain baru, walaupun 
tiang bukan pendukung bapak, semoga sukses.
  Koreksi dan komentar itu penting untuk perbaikan, maju terus Bu Vibieke dkk 
sebagai pengamat.

  Poer, banten


  ----- Original Message ----
  From: Wijaya Kusuma <[EMAIL PROTECTED]>
  To: bali@lp3b.or.id
  Sent: Tuesday, 19 February, 2008 1:33:56 PM
  Subject: [bali] Re: Kandidat Gubernur bali


  Bapak / Ibu Yth.
  Sebelumnya salam untuk pak Frans, apa benar tetangga saya di Kaliuntu 
Singaraja? Adik saya V Studio Musik Singaraja.

  Terima kasih atas dukungannya. Saya terus terang masuk dalam konvensi Partai 
Golkar, dengan perhitungan kalah.
  Sebenarnya pendaftaran resmi untuk Konvensi Partai Golkar ditutup tanggal 24 
Januari 2008.
  Namun, oleh DPP diminta diperpanjang hingga tanggal 5 Februari 2008.
  Saat diperpanjang inilah, muncul spekulasi bahwa DPP ingin memasukkan 
calonnya, terlebih pak CBS dulu adalah pendukung 
  Akbar Tanjung.

  Hingga tanggal 8 Februari 2008, ada dua kubu yang siap berseteru di konvensi 
ini. Satu, adalah aspirasi DPP dan satu lagi aspirasi 
  DPD Bali. 

  Metoda pemungutan suara adalah voting block, sehingga hanya 4 orang sebagai 
penentu kemenangan Konvensi, yakni
  1 orang (dari sayap partai mewakili 10 orang), 1 orang (dari DPP mewakili 40 
orang), 1 orang (dari DPD Kabupaten/Kodya mewakili 30 orang) dan 1 orang (dari 
DPD Bali mewakili 20 orang). Memang demokratis, tetapi demokrasi secara 
perwakilan.

  Akibatnya bisa ditebak, semua kalah. Dan hal ini sudah disampaikan kepada 
saya saat mau mendaftar Konvensi.

  Kita bukan orang politik, sehingga bagi saya kalah dan menang bukanlah suatu 
target untuk tahun ini.
  Dalam konvensi tersebut, kita bisa belajar bagaimana mesin suatu partai 
politik bekerja, sehingga kalau tahun yang akan datang para independent boleh 
bertarung, maka kita bisa mengatasi mesin politik partai tersebut.

  Saya akan terus berjuang untuk masyarakat Bali. Jadi, sebelum ada keputusan 
KPUD Bali tentang Calon Gubernur Bali periode 2008-2013, maka saya tidak akan 
berhenti sampai di sini.

  Saya mohon dukungannya, semoga kita bisa mewujudkan cita - cita ini.

  Salam,

  Wijaya.




------------------------------------------------------------------------------
  Sent from Yahoo! - a smarter inbox.

Kirim email ke