Wah, tambah banyak nih 'korban' dokter pebisnis.
Kenapa nama dokternya dirahasiakan ?
Ini kan milis eksklusif utk anggota saja, jadi menurut saya tdk perlu
dirahasiakan. Kecuali kalau koran/media masa umum, memang perlu dirahasiakan
sementara sampai koran itu mendapatkan info dari dokter tsb.

Bgmn rekan netters yg lain ?

Taufan
NB. Sekali lagi, dokter yg tdk prof. tdk perlu dilindungi. Masak konsumen yg
harus jadi korban terus.



-----Original Message-----
From: Imelda, Pasni [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Monday, April 23, 2001 4:43 PM
To: balita anda (E-mail)
Subject: [balita-anda] Sikap dokter beken


Dear netters,
Saya mau curhat tentang apa yg saya alami di hari Jum'at yang lalu di sebuah
rumah sakit di kawasan Jakarta Timur.
Jum'at siang itu saya memutuskan pulang kantor lebih cepat agar bisa
berkonsultasi dengan seorang dokter ahli kandungan yang sangat-sangat
terkenal di negara ini. Ini untuk pertama kalinya saya menjadi pasien dia,
setelah sebelumnya di rumah sakit yg sama saya adalah pasien dokter
kandungan lainnya yg praktek hari Sabtu siang. Karena Sabtu siang kemarin
saya ada keperluan, maka saya mempercepat jadwal konsultasi saya pada hari
Jum'at tsb.
Saat awal konsultasi saya ceritakan niat saya yg ingin punya momongan kedua.
Dokter tsb mewajibkan saya untuk papsmear dan tes darah untuk diperiksa
toksonya, tanpa menerangkan apa kegunaannya ataupun apa resiko yg dapat
terjadi jika saya tidak melalui tahap tsb. Sampai tahap ini saya masih OK-OK
saja, karena saya sudah mengetahui 'sedikit' tentang kedua hal tsb dari
media massa ataupun dari obrolan sesama teman atau dari milist ini. Tapi
jauh di dalam hati saya protes, seharusnya dokter ini memberikan penjelasan
medis dan saran, bukan keputusan, karena itu adalah hak saya sebagai pasien
untuk mendapatkan penjelasan dan memberikan keputusan. Lalu bagaimana jika
dokter itu memberikan tindakan medis lainnya yg tidak begitu populer
sehingga pasiennya tidak familiar dengannya?

Singkat cerita, jadilah saya di-papsmear. Dokter itu tidak memberikan
kata-kata 'maaf/permisi' atau apa kek yg 'menentramkan' saya saat itu,
seakan-akan saya sudah 'terbiasa' menghadapi kondisi spt itu. Bagi dia
memang sudah sangat biasa, tapi bagi pasiennya...? Apalagi di negara Timur,
terutama bagi yg muslim spt saya... Duh!

Setelah papsmear saya kembali ke tempat duduk pasien. Ternyata dokter tsb
sudah siap dengan urusan administrasinya dan sambil berdiri serta menunjuk
pintu ruangan prakteknya yg telah terbuka lebar, dokter tsb meminta saya
untuk ke ruangan praktek dokter lain yg kebetulan sedang kosong untuk
pengambilan sample darah untuk tes toxo. Kesan saya dari sikap dokter tsb,
dia ingin saya cepat berlalu agar dia bisa cepat memeriksa pasiennya yg
sudah antri di luar. Akhirnya saya nekat mengajukan beberapa pertanyaan yg
memang saya persiapkan sebelum pergi ke RS tsb, sambil juga berdiri. Tampak
sekali wajahnya tidak suka saya bertanya hal-hal yg berkaitan dengan
kehamilan... Ampun deh...

Sesampainya di ruang praktek tempat pengambilan sample darah, saya heran kok
suster yg mengambil darah saya tidak menggunakan seragam RS. Setelah saya
tanya, ternyata suster tsb adalah suster Klinik Pasutri di daerah Tebet yg
dibawa khusus oleh dokter tsb ke RS itu, jadi bukan pegawai RS itu. Tambah
heran lagi saya.... Padahal di RS itu ada fasilitas laboratorium yg juga
dapat digunakan untuk memeriksa toxo dalam darah. Setelah mengambil darah
saya, suster tsb mengatakan bahwa biayanya 650 ribu, dan harus dibayar dg
uang cash saat itu juga. Lhooooo.....!! Saya bilang saya mau bayar pake
credit card, karena saya tidak bawa uang sebanyak itu, dan seharusnya suster
tsb bilang sejak awal sehingga saya tidak merasa dijebak spt ini. Si suster
malah menyuruh saya untuk pergi ke ATM untuk mengambil uang. Saya menolak
karena saya tidak bawa kartu ATM. Si suster pantang menyerah, saya diminta
untuk memberikan uang muka dan sisanya dilunasi esok hari. Saya menolak
juga, karena saya ada acara dan tidak dapat datang ke RS hari Sabtu keesokan
harinya dan yg jelas saya tidak mau bayar dengan uang cash karena rasanya
tidak aman bawa-bawa uang cash di jaman edan kayak sekarang.
Saya tanya ke suster, bagaimana kalau tidak jadi saja dan saya tes darah di
RS atau tempat lain saja. Kata si suster, bisa aja... tapi biasanya dokter
itu (sambil menyebutkan nama dokter tsb) maunya hasil tes dari Klinik
Pasutri-nya. Astagaaaaa.......... Makin sebel saya. Akhirnya saya putuskan
tidak jadi di tes saja, walaupun darah saya sudah diambil. Yang bikin saya
makin-makin kesel, surat pengantar dari dokter untuk tes darah dirobek oleh
suster tsb di depan saya. Alamaakkk!!

Sungguh saya jadi kecewa dg kesewenang-wenangan dokter yg sangat terkenal
tsb, beserta dg 'kroni'-nya.




>> kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




>> kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke