On Sat, 21 October 2000, "Johnny Anwar" wrote:

> Aku tidak sependapat dengan pendapat bahwa masyarakat kita sudah bobrok moralnya, 
>harus dipisahkan dong antara apa yang muncul di koran dan yang sebenarnya terjadi di 
>lapangan. Masih banyak rakyat yang tidak sengeri apa yang kita bayangkan, dengan 
>kearifan loka l mereka mampu mengelola dan alam dan linkungan serta kehidupan sosial 
>dengan baik.mungkin strata-strata yang merusak, strata 1-3 adalah merupakan sebuah 
>kekeliruan dalam sistem, karena rakyat lebih mampu memahami alam daripada 
>produk-produk pengabdi kaum modal. Seperti yang terjadi di wilayahku kemampuan 
>nelayan dalam memahami alamnya tidak kalah dari seorang doktor lulusan luar negeri, 
>bahkan lebih terasa, karena sehari-hari mereka hidup di wilayah tersebut. Namun yang 
>terjadi kemampuan alam tersebut dirusak dengan rekomendasi-rekomendasi para ahli, 
>yang menyebabkan kali mereka dibendung dan diganti dengan perumahan mewah (kasus 
>Tawang Mas, Semarang) atau sungai yang ditekuk 90 derajat yang mengakibatkan 
>hancurnya kawasan pantai dan tambak rakyat serta kehidupan nelayan (kasus KLI)Pintar 
>tidaklah cukup tapi juga hati nurani, dan rakyatlah yang punya itu. Aku pingin 
>tanggapan selanjutnya.
> 
> ----- Original Message -----
> From: "ybb" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Sunday, October 22, 2000 10:14 AM
> Subject: Re: [envorum] Menggagas pelaku pembangunan
> 
> 
> > Emang kita gak bisa menutup mata melihat kenyataan yang terjadi sekarang
> > ini. Betapa bobroknya moral bangsa ini. Bukan hanya birokrat tapi
> masyarakat
> > pun tidak kalah burtal dan birngasnya. Saya tidak tau apakah ini karena
> > perut yang kosong atau karena keserakahan. Tapi yang jelas ini adalah
> akibat
> > melompongnya iman didada. Tidak ada lagi yang peduli dengan moral dan
> > kemanusiaan. Jangankan hanya untuk mendapatkan gelar S2, S3 atau es teller
> > sekalipun yang didapat dengan cara tidak halal, membunuh orang pun bisa
> > dilakukan tanpa rasa bersalah, seperti hanya membunuh seekor semut/lalat
> > atau apapun namanya. sepertinya sebuah nyawa tidak ada lagi artinya.
> Padahal
> > Tuhan memberikan nyawa/kehidupan bagi setiap manusia agar manusia itu bisa
> > berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi semua makhluk dimuka bumi ini. Bukan
> > untuk menebarkan kehancuran dan penderitaan bagi makhluk lainnya (agama
> > manapun pasti setuju). Sekarang bukannya kita pesimis, tapi coba deh dari
> > kita sendiri dulu. Hal yang paling gampang aja  adalah "berhentilah
> > menghujat" karena belum tentu kita lebih baik dari yang kita hujat. Tapi
> > MARI BERBUAT DARI HAL YANG PALING KECIL,  karena dari yang kecil akan
> > tercipta sesuatu yang besar.
> >
> >
> > peace
> >
> > Ati'
> 
> Sebagai penggagas saya sangat setuju dan sepemahaman, karena ada jargon yang
> menyebut "Think Globally and Act Locally"; di lain pihak kita tidak hidup
> hanya pada hari ini, masih banyak hari di depan kita. Ibarat sebuah
> perjalanan, di hadapan kita terbentang hambatan, tantangan dan masalah
> kehidupan yang berbeda dari setiap individu; tinggal bagaimana kita
> menyikapinya. Pada tulisan-tulisan saya sebelumnya saya telah mencoba
> memberi beberapa contoh kesalahan akibat kekurang pahaman kita melihat dan
> memaknai arti kehidupan ini secara lebih dalam (memaknai arti dan tanggung
> jawab sebagai seorang ilmuwan). Sepengetahuan saya di Institusi mana saja di
> jagat ini, dalam membuat tugas akhir (skripsi, thesis dan desertasi) tidak
> ada yang pernah bertujuan membuat MAKAR, semua bertujuan untuk kemaslahatan
> umat dan kemajuan ilmu itu sendiri. Hal inilah yang mengherankan saya bahwa
> ada pernyataan-pernyataan dari para birokrat? yang mengatakan ada aktor
> intelektual dibelakang semua peristiwa dan prahara yang sedang kita hadapi
> saat ini; karena saya yakin bagi seorang intelektual tulen, DIA tidak akan
> membuat MAKAR. Sebab itu saya ingin menyamakan visi dengan teman-temin
> sekalian untuk mencermati arti keintelektualan dan kaidah-kaidah keilmuan
> dalam menciptakan tatanan kehidupan sebagai suatu perbuatan yang kecil dan
> lebih baik, lepas dari ES-ESan yang tidak karuan asal usulnya yang membuat
> kaum intelektual murni terkena getah dan fitnah.
> 
> Salam,
> 
> 
> ---------------------------------------------------------------------
> Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
> Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
> Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id


____________________________________________________
Dapatkan email gratis Anda di http://mail.astaga.com

---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke