Coba saya ikut jawab dgn bahasa yg sederhana mudah2an gak tambah bingungin.
Idealnya, apa yg kita rekam di permukaan bumi adalah hasil konvolusi antara
koefisien refleksi (perbedaan batas lapisan di bawah permukaan) dgn apa yg
kita kirim (seismik wavelet) ditambah dgn noise. Harapan kita adalah bahwa
wavelet yg kita kirim tidak berubah sepanjang perjalanan menembus bumi, dgn
demikian dapat dilakukan proses dekonvolusi (kebalikan dari konvolusi) utk
mendapatkan koefisien refleksi dari lapisan2 di bawah permukaan. Pada
kenyataannya, wavelet ini berubah secara vertikal dan lateral (amplitudo,
frekuensi, dan fasanya) sepanjang perjalanannya karena berbagai hal, antara
lain karena geologi (mis. anelastisitas/Q factor) dan prosesing (mis. nmo
strecth).
Akibatnya, kandungan frekuensi kita akan berubah secara vertikal dan
lateral. Hal ini akan terasa sekali apabila kita melakukan angle stack,
maka pada near stack kita kandungan frekuensi akan relatif lebih tinggi
daripada mid dan far angle stack. Untuk mengkompensasinya, biasanya
digunakan spectral balancing, yg umum dilakukan adalah menggunakan high-cut
filter pada near angle stack dan spectral whitening pada far angle stack
dgn tujuan menyamakan keduanya ke dalam range frekuensi dari mid angle
stack. Mid angle stack biasanya digunakan sebagai referensi karena S/N
ratio (perbandingan antara signal dan noise) relatif lebih tinggi daripada
near angle stack yg biasanya masih mengandung sisa2 noise dari multiple,
sekaligus frekensi band-nya masih relatif lebih luas daripada far angle stack.
Jika ada data sumur, maka dapat dibuat sebuah "target trace" yg dibuat dari
data seismik di sumur di mana target trace ini dapat digunakan sebagai
referensi untuk membuat near, mid dan far angle stack kita ke dalam satu
referensi yg sama dgn menggunakan semacam operator atau filter.
Istilah Pak Leo yg menyebutkan "spektrum seismic yg bentuknya seperti
lonceng dibikin rata" menurut pendapat saya pribadi lebih cocok digunakan
untuk spectral whitening daripada spectral balancing. Spectral balancing
bagi saya lebih untuk mendapatkan hasil yg "balanced in term of spectral
content", atau dapat juga disebut spectral shaping, sedangkan spectral
whitening prinsipnya hanya ekstrapolasi spektra dgn tujun untuk membuat
kandungan frekuensi lebih luas, sehingga resolusinya bertambah.
Mohon maaf kalo kepanjangan.
bsm
At 12:32 PM 3/14/2007, you wrote:
Mungkin bahasa simpelnya : Spektrum seismic yang bentuknya seperti lonceng
dibikin rata
. ?
LL
----------
From: adi widyantoro [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 14, 2007 12:10 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing
Bapak-bapak:
Ini masalah pengertian fundamental penting yang sekarang mungkin sedang
dibaca oleh adik-adik kita di universitas.
Jadi mestinya harus ada klarifikasi bagi yang mengerti, dan pada akhir
email adik kita ATTAR yang bertanya harus bisa menyimpulkan dengan jelas
apa yang dia tanyakan.
Karena dari email-email bapak-bapak di bawah saya jadi tambah bingung
karena menyangkut "survey" segala, survey apa ya?.
Jadi penalaran saya, saya bawa ke pengertian fisika dulu sebelum ke rumus
matematis atau aplikasi software.
Mari sejenak mengingat-ingat masalah penjalaran gelombang yang bersifat
tidak stasioner sepanjang penembusan bawah permukaan. Waveform yang kita
terima di permukaan sebagai akibat dari wavelet yang berubah bentuk dan
fasa sepanjang perjalanan waktu karena ada atenuasi frekuensi tinggi yang
terjadi pada lapisan yang jauh lebih dalam, Belum lagi ada ground roll dan
macem-macem.
Jadi sebetulnya waveform yang kita baca bukan karena semakin dalam tidak
ada frekuensi tinggi tetapi karena adanya divergensi frekuensi vertikal
dan lateral juga perlambatan waktu tempuh.
Jadi karena pengertian ini, maka secara teoritis dapat diestimasi
peluruhan frekuensi dan inversinya untuk membalikkan peluruhan itu dalam
domain frekuensi (spectral). Fungsi untuk membalikkan peluruhan ini yang
mestinya sering disebut-sebut sebagai operator dalam literatur.
Matematisnya macem-macem, silahkan diuprek-uprek sendiri.
Dengan mengaplikasikan operator terhadap data dalam domain frkuensi maka
frekuensi akhir waveform jadi seperti "seimbang" (lebih tepat dibayangkan
frekuensinya lengkap) karena tidak terpengaruh oleh peluruhan bawah
permukaan. Terutama wajib untuk data seismik darat, karena energi ground
roll berkurang atau hilang.
Maka sekarang kita dapat membayangkan rumus matematisnya..hmmm...
Leonard Lisapaly <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Kayaknya begitu.
LL
-----Original Message-----
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 14, 2007 11:22 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing
oh iya, keleru....
utk spectral balancing, salah satu survey dijadikan target,
kemudian utk survey2 lain dibuatkan operator-nya utk shaping ke target
spectral.
begitu yah?
--pta
On 3/14/07, Leonard Lisapaly wrote:
>
> Kalau RMS yang dihitung, apa bukan namanya amplitude balancing ?
>
> LL
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
---------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
---------------------------------------------------------------------
The fish are biting.
<http://us.rd.yahoo.com/evt=49679/*http:/searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v2.php?o=US2140&cmp=Yahoo&ctv=Q107Tagline&s=Y&s2=EM&b=50>Get
more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.