Media tidak membutuhkan orang-orang moderat dalam kaitan ini karena yang mereka 
butuhkan ialah orang-orang yang membuat ini lebih ramai. Anda mungkin ikut 
memirsa tayang bincang antara Fadjroel dan Ulil; Fadjroel teruuuuuus memancing 
si Ulil tentang kebebasan berpendapat; bahwa pemikiran ekstrem boleh-boleh 
saja. Yang laku lagi, uztad Ja'far yang bertentangan 180 derajat dengan ABB.

Salam,

Zul


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Budi Dharma <budiprest...@...> 
wrote:
>
> Menyaksikan acara bincang-bincang dalam program berita tv kemarin sore yang 
> mengupas soal penangkapan lagi ABB, mengapa yang melulu disorot adalah tokoh2 
> Islam radikal ? Topik jihad dimunculkan kembali, teroris timbul gara2 benci 
> soal Amerika dan sekutunya.
>  
> Disudut lain, sebagian kelompok orang2 “muslim” yang sebenarnya 
> mempermalukan institusi kepolisian dalam hal keamanan, justru malah diberi 
> peluang tampil sebagai “pembela”. Gubernur seolah menjadi “tameng” 
> bahwa keberadaan mereka “sah” walau meresahkan. Fyi, kemarin malam FPI 
> sempat jadi trending topik di twitter gara2 apa yah ?
>  
> Sementara kalangan minoritas yang beragama lain kian tertekan karena untuk 
> dapat beribadah sesuai agama dan keyakinan malah diteror. Sudah izin 
> mendirikan bangunan dipersulit, eh mau berhubungan dengan Yang Maha Kuasa 
> secara pribadi pun seakan dihalang-halangi. Ahmadiyah dan umat HKBP menjadi 
> contoh ketidakjelasan sikap pemerintah untuk melindungi umat beragama di 
> negeri ini. Apa kata dunia kalau begitu ? 
>  
> Disinilah, sebenarnya tokoh-tokoh agama yang moderat untuk lebih lantang 
> menyuarakan lagi soal konsep pluralitas yang digagas Gus Dur. Jangan takut 
> untuk mengajak mereka yang berlaku frontal untuk diajak berdebat, tentunya 
> bukan acara debat ala tvOne yang malah memperuncing pro kontra dan bukan 
> mencari titik tengah yang damai ( atau menurut istilah Mario Teguh : mencari 
> jalan baiknya ). Bukan sekedar wacana di media massa semata.  
>  
> Agama adalah hal yang privat, bukan sesuatu yang bisa dipaksakan. Justru 
> mestinya kalau hendak mengajak orang untuk lebih bersimpati, bukan dengan 
> cara kekerasan dan anarki, tetapi menjadi teladan kebaikan. Toleransi dan 
> kerukunan, itulah keunggulan negeri kita, bukannya malah pengen ikut-ikutan 
> terseret budaya Islam ala timur tengah yang tidak cocok untuk kultur bangsa 
> ini. 
>  
> Bukan perbedaan agama yang menjadi masalah bangsa ini, tetapi korupsi, 
> kemiskinan, dan kebodohan. Mestinya itulah medan perang jihad kita semua, 
> bukan berkelahi dengan sesama anak bangsa saudara setanah air.
>  
>  
> NB :
> Andai saja para anggota FPI itu sering menyimak acara Mario Teguh Golden 
> Ways, he he he…
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke