anda lagi kesurupan ya? ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :
Koq BUMN = swasta dibilang ngawur? Kalau BUMN = public company ngawur enggak? Kalau jawabannya ngawur juga, jadi BUMN itu perusahaan apa? Bukan swasta/private, juga bukan perusahaan public. Apakah ente mau bilang BUMN itu perusahaan abal2 hahahaha. Kalau jawabannya tidak ngawur alias benar, artinya BUMN itu = perusahaan yang sudah go public artinya saham2nya sudah dijual di pasar alias diperdagangkan di bursa saham. Kalau begini artinya apa? Kan artinya hanya 1: BUMN = public company dan bukan private company. Gimana ceritanya ente koq BUMN bisa jadi public company????!!!!!! Ane mau lihat gimana logika umumnya berjalan? Berjalan kekiri, kesamping masuk jurang atau jalan terus. Kalau jalan terus ane mau lihat gimana argumennya: BUMN itu perusahaan apa? Perusahaan swasta atau public? Hehehehe Sudah dijelaskan kaya’ anak kecil artinya private company vs. public company. Masih enggak mudeng juga. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Friday, September 23, 2016 11:35 AM To: yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: Re: [GELORA45] Lenin dan Ekonomi Pasar ==> Program Anti KKN dan Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1) Bung Chan, hakekat state capitalism itu ya industri dipegang negara bukannya tidak ada industri besar sama sekali, adanya industri pertambangan besar ditangan BUMN itu jelas bagian dari state capitalism, rupanya anda terkecoh atau kacau dgn pendapat ngawur yg mengatakan BUMN itu swasta ha ha ha. Saya setuju dgn yg dikemukakan Tatiana NEP itu hanya "temporary retreat" tujuan utamanya sebenarnya mengembalikan pertanian, didalam NEP ini yg ditolerir Stalin para petani gurem, industri ringan skala kecil, perdagangan eceran kelas mom and dad pokoknya hanya UKM sedang industri skala besar, perbankan, transportasi, ekspor impor ditangani negara. Dan ingat ini hanyalah sementara saja. Sedang investment asing pada industri minyak joint venture dgn BUMN yg anda sebutkan itu selain hanya utk ekspor juga tujuan utamanya cuman ahli tehnologi. Sedang tentang Tiongkok dewasa ini bung Chan bagaimana bisa bilang "Tapi, kenyataan yang saya lihat, tali kendali ekonomi nasional tetap dipegang kuat oleh NEGARA!" kalau billioner dan millioner itu bejibun menguasai parlemen yg mengeluarkan kebijakan negara? ---In GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@... mailto:SADAR@...> wrote : Tidak, bung Goei! Lenin justru pegang kuat industri besar, spt. pertambangan tetap milik Negara, hanya memperkenankan UKM, borjuis kecil tumbuh berkembang dengan kebijakan NEP nya di tahun 1921. Tapi, kemudian Lenin juga berani membuka modal asing masuk kerjakan tambang dan kehutanan, dalam bentuk kerjasama dengan Negara dan bentuk sewa. Yaa, bagaimana kalau teknologi dan ahli-ahli dalam negeri belum bisa mengerjakan, untuk mengejar ketertinggalannya, ya harus berani membuka pintu, mempersilahkan modal asing masuk dan dari situ BELAJAR. Dari tulisan kisah Lenin menentukan NEP (bhs. Tionghoa), merubah pikiran semula sama sekali menentang yang berbau kapitalis, Lenin sampai juga pada kesimpulan dengan menyatakan: “Masyarakat Rusia yang mayoritas mutlak adalah petani, tenaga produksi sangat terbelakang dan tingkat budaya masih sangat rendah, tanpa mengembangkan kapitalisme khususnya kapitalisme negara, adalah sulit bisa dibayangkan negara sosialis bisa mengejar ketertinggalan dari negara maju kapitalis bahkan sulit untuk melewati transisi menjadi negara murni sosialisme dengan sistim pembagian sosialis. Adalah sesuatu yang berada diluar kemampuan kita sendiri.” Hanya saja sayang, dari tulisan Lenin yang mana dan dimana diambil kata-kata Lenin itu. Dari penangkapan dan pengertian saya, tidak seharusnya diambil secara ekstrim atau dimutlakkan antara sosialisme dan kapitalisme itu! Baiknya justru memadukan keunggulan kedua sistem itu dengan bijaksana, banyak masalah praktis jadi berlawanan dengan prinsip sosialisme itu sendiri kalau dilakukan dengan ektrim. Prinsip mengembangkan/membebaskan TENAGA Produksi misalnya, dengan cara pembagian kerja Komune Rakyat yang begitu ketatnya, setiap petani tidak lagi berhak mengerjakan ditanah-sendiri, itu dalam kenyataan memukul atau mengekang petani yang giat kerja. Mestinya boleh saja setiap petani mengerjakan tanah-nya sendiri diluar jam kerja kolektif, bahkan harus didorong begitu. Begitu juga hasil produksi kelebihan ditanahnya sendiri itu, boleh-boleh saja dia jual pada orang lain yang butuh. Kenapa pula harus dilarang? Sekalipun dengan dibiarkannya jual-beli bebas, menjadi muncul pasar bebas. Uaa, akhirnya akan berkembang dan tumbuh kapitalis. Tapi, itu sikap dan cara merangsang setiap orang lebih giat bekerja untuk meningkatkan taraf hidupnya. Bukan dilarang, tapi ditertipkan saja, jangan sampai terjadi penipuan, dan kecurangan, ... Yang terjadi di Tiongkok, perkembangan cepat di masa Jiang, kemudian dilanjutkan oleh Hu harus dikatakan sedikit kebablasan, pertumbuhan ekonomi begitu dahsyat dicapai dengan munculnya kapitalis-kapitalis miliuner bahkan billiuner dengan tertinggalnya sistem/ketentuan yang mengontrol, dengan maraknya koruptor sampai pucuk pimpinan pusat. Tapi, kenyataan yang saya lihat, tali kendali ekonomi nasional tetap dipegang kuat oleh NEGARA! Baru setelah Xi-Li bisa ada ketegasan memngendalikan dan memberantas koruptor dan gang mafia yang sudah menyusup dahsyat itu, ... banyak orang, khususnya kader-kader tua yang bisa bernafas lega melihat ketegasan Xi-Li. PKT bisa diselamatkan dari keruntuhan. Salam, ChanCT From: mailto:GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com Sent: Friday, September 23, 2016 12:13 PM To: GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com Subject: Re: [GELORA45] Lenin dan Ekonomi Pasar ==> Program Anti KKN dan Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1) hampir bung Chan tetapi masih kurang tepat, Lenin menentang "petty-bourgeois" dan "private capitalism" yg menurut beliau akan membawa ke capital imperialism, ekonomi pasar yg dimaksud beliau pada level UKM. Yg terjadi di Tiongkok justru petty-bourgeois dan private capitalism inilah yg merajalela, ditambah dgn dominasi billioner dan millioner ini diparlemen sukar disangkal Tiongkok dibawah cengkeraman capitalist imperialist seperti yg dimaksud Lenin. ---In GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@... mailto:SADAR@...> wrote : Baguuuslah, ternyata masalah aktual yang dihadapi untuk menjernihkan hubungan ekonomi sosialis dan ekonomi pasar bisa mendapatkan tanggapan dari banyak kawan, ...! Terkadang memang agak sulit berdiskusi dengan sementara orang, khususnya mbak Tatiana yang TIDAK BERANI menggunakan otak sendiri untuk berpikir, maunya apa yang dikatakan Lenin secara tertulis bagaimana. Apa benar seperti dikatakan Fuwa Tetsiro, Ketua PKJepang itu, Lenin PERNAH memadukan ekonomi sosialis dan ekonomi pasar? Satu kata Lenin juga tidak ada! Tandas Tatiana. Terus terang saja, saya sendiri tidak banyak membaca karya Lenin, semalam juga jadi ribet dimana saya harus mencari kata-kata Lenin sehubungan ekonomi pasar itu? Ternyata baru tahu pagi ini dari tanggapan beberapa kw, yang digunakan Lenin malah “Kapitalisme Negara” bukan ekonomi pasar! Sungguh menarik, di Tiongkok, Deng juga menggunakan sebutan ekonomi pasar, tidak meenggunakan “kapitalisme negara”. Padahal pengertian saya selama ini, kalau sudah menyatakan “Kapitalisme Negara” itu berarti negara dikuasai kapitalisme! Bagaimana bisa tetap dikendalikan oleh diktatur Proletariat, 2 sistem yang bertolak belakang? Entah bagaimana sesungguhnya Lenin ketika itu menggunakan istilahnya. Barangkali ada kw yang bisa memberi pencerahan. Kalau gak salah ingat, bung Tjaniago pernah mengulas masalah ini, ya? Coba nanti saya aduk-aduk kumpulan email lama di GELORA45. Lenin dengan berani menyebutkan “kapitalisme negara” masih dibawah diktatur proletariat, karena tali kendali ekonomi nasional tetap dipegang oleh NEGARA, dengan menggunakan BUMN-BUMN nya. Sedang Deng, menyatakan ekonomi sosialis mempunyai ekonomi pasar nya sendiri, dengan tetap mempertahankan keunggulan ekonomi sosialis dengan mengambil keunggulan ekonomi pasar! Membuag bagian-bagian ekonomi sosialis berencana yang terlalu tersentralisasi, artinya berikan kebebasan daerah juga ikut menentukan sendiri pengembangan ekonomi daerah sesuai kebutuhan dan kondisi konkritnya. Sedang ekonomi pasar juga dijalankan secara terbatas saja, tidak dibiarkan berkeembang liar apalagi menjadi neolibralisme! Dan kenyataan yang dijalan RRT, tali kendali ekonomi nasional TETAP dipegak erat-erat oleh NEGARA! Tidak bedanya dengan pemikiran Lenin. Jadi, nampak jelas, yang SALAH adalah Stalin, yang kata Fuwa Tetsiro, setelah 5 tahun Lenin meninggal, keputusan Lenin NEP nya itu dicabut, membatalkan meneruskan “kepitalisme negara” dibawah diktatur propletariat! Dan itulah yang kemudian juga diikuti oleh Mao setelah tahun 1956 di Tiongkok. Jadi ikutan SALAH! TENTU, menyatakan Stalin dan Mao salah dalam hal membabat kapitalis, jangan kebablasan menjadi menghujat bahkan menegasi jasa-jasanya yang luar biasa besarnya bagi RAKYAT Rusia dan RAKYAT Tiongkok! Begitu sikap Deng terhadap kesalahan Mao dan dengan TEGAS menyalahkan sikap Krushchove yang menghujat Stalin dan anti-Stalin! Begitu juga dengan Deng membubarkan komune rakyat ditahun 1980 itu, dia tidak anti-komune rakyat secara prinsip. Tidak! Yang disalahkan, dilaksanakan terlalu cepat, karena KESADARAN petani di TIongkok belum sampai kekesadaran sepenuhnya kerja kolektif, usaha meningkatkan KESADARAN rakyat itu TIDAK bisa dipaksakan apalagi gunakan KEKERASAN! Harus dilakukan dengan SABAR melalui proses kehidupan dan kerja yang cukup panjang, agar mereka sendiri mencapai kekesadaran KERJA KOLEKTIF sebagai KEHARUSAN! Itulah yang saya perhatikan mengapa desa Xiao Gang yang dipilih dan diangkat menjadi model desa reformasi yang BERHASIL, merubah desa miskin terbelakang menjadi desa yang maju sekarang ini. Karena desa Xiao Gang itulah yang menempuh jalan wajar sebagaimana proses kesadaran PETANI yang terjadi. Setelah hak-guna tanah diserahkan kembali pada setiap keluarga petani, kembali terjadi kerja petani secara individual, sendiri-sendiri yang ternyata sulit untuk berkembang. Muncullah 18 petani bertekad mensukseskan produksi pertaniannya, menyatukan diri bekerjasama, dan kemudian membentuk koperasi kerja dan kemudian ditingkatkan menjadi koperasi tingkat tinggi, yang mengolah kebutuhan dan kepentingan warga desa Xiao Gang. Kalau diperhatikan lebih lanjut, sekalipun belum menyebutkan diri komune rakyat, hakekat koperasi-tingkat tinggi di Xiao Gang itu ya sudah komune rakyat! Mengapa? Karena hak-guna tanah yang semula dibagikan pada petani itu, semua sudah tergabung kembali dalam SAHAM koperasi yang mereka bentuk, dan pembagian pekerjaan juga dilakukan oleh barisan produksi yang mereka tentukan sendiri. From: mailto:GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com Sent: Friday, September 23, 2016 3:40 AM To: yahoogroups mailto:gelora45@yahoogroups.com Subject: RE: [GELORA45] Lenin dan Ekonomi Pasar ==> Program Anti KKN dan Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1) Saya rubah sedikit highlight anda utk meliputi "Large businesses would still be nationalized" disini terlihat ekonomi pasar yg dimaksud Lenin itu pada level UKM yg dijalankan masyarakat kebanyakan bukannya ekonomi pasar yg dijalankan perusahaan2 besar, atau dalam istilah Indonesia mungkin mirip2 dgn istilah ekonomi kerakyatan walaupun tidak sepenuhnya sama. Kita juga bisa lihat penekanan Lenin pada State Capitalism yg disebut beliau sebagai aspek penting yg prinsipal "The state capitalism, which is one of the principal aspects of the New Economic Policy...". Pengertian ekonomi pasar Lenin ini adalah jauh berbeda dgn pemahaman ekonomi pasar bung Chan yg diterapkan di Tiongkok yg lebih cenderung kearah ekonomi pasar-nya capital imperialist. "As stated by Lenin, “economically and politically speaking the New Economic Policy completely ensures to us the possibility of building the foundation of a socialist economy.” It was meant to be based off of the existence of capitalism. Basically it would be a combination of the capitalist economy and the communist politics. Large businesses would still be nationalized, in order to ensure that the “petty bourgeoisie,” or the capitalist Imperialists, would not gain too much power over or get in the way of the growing Socialist society. Lenin believed that capitalism would lead to Imperialism, which is the entity which they had only just eliminated." ---In GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@... mailto:nesare1@...> wrote : Jelas ente gak ngerti NEP nya lenin. Baca dulu sebelum sesumbar! Bagi ane: NEP itu resep Lenin untuk menanggulangi masalah ekonomi setelah revolusi. Karena ingin mempertahankan politik sosialismenya, ekonominya “dibebaskan” kepasar. Lenin yang anti imperialism dan takut kapitalisme itu menjadi imperialism (ini salah satu ide utamanya lenin bahwa imperialism is the highest stake of capitalism. Ini juga ide bung Karno dan para pemimpin negara2 dunia setelah PD2). NEP itu adalah cara memanipulasi kapitalisme utk meyakinkan bahwa capital itu adalah hasil dari labor, sehingga imperialism tidak bisa masuk infiltrasi dan menang/berkuasa. As stated by Lenin, “economically and politically speaking the New Economic Policy completely ensures to us the possibility of building the foundation of a socialist economy.” It was meant to be based off of the existence of capitalism. Basically it would be a combination of the capitalist economy and the communist politics. Large businesses would still be nationalized, in order to ensure that the “petty bourgeoisie,” or the capitalist Imperialists, would not gain too much power over or get in the way of the growing Socialist society. Lenin believed that capitalism would lead to Imperialism, which is the entity which they had only just eliminated. From: GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, September 22, 2016 11:17 AM To: yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com mailto:gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] Lenin dan Ekonomi Pasar ==> Program Anti KKN dan Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1) Masyaallah! masak uraian Lenin tentang State Capitalism dianggap sebagai bukti Lenin memadukan ekonomi sosialis dan ekonomi pasar. ---In GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@... mailto:nesare1@...> wrote : Lenin wrote: State capitalism would be a step forward as compared with the present state of affairs in our Soviet Republic. If in approximately six months’ time state capitalism became established in our Republic, this would be a great success and a sure guarantee that within a year socialism will have gained a permanently firm hold and will have become invincible in this country. Source: http://www.marxists.org/archive/lenin/works/1921/apr/21.htm http://www.marxists.org/archive/lenin/works/1921/apr/21.htm - this writing also has much more on state capitalism. Lenin wrote: The state capitalism, which is one of the principal aspects of the New Economic Policy, is, under Soviet power, a form of capitalism that is deliberately permitted and restricted by the working class. Our state capitalism differs essentially from the state capitalism in countries that have bourgeois governments in that the state with us is represented not by the bourgeoisie, but by the proletariat, who has succeeded in winning the full confidence of the peasantry. Unfortunately, the introduction of state capitalism with us is not proceeding as quickly as we would like it. For example, so far we have not had a single important concession, and without foreign capital to help develop our economy, the latter’s quick rehabilitation is inconceivable. Source: https://www.marxists.org/archive/lenin/works/1922/nov/14b.htm https://www.marxists.org/archive/lenin/works/1922/nov/14b.htm From: GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, September 22, 2016 10:26 AM To: Chan CT <sadar@... mailto:sadar@...>; Lusi D. <lusi_d@... mailto:lusi_d@...>; GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com Cc: temu_er...@yahoogroups.com mailto:temu_er...@yahoogroups.com; Daeng <menakjinggo@... mailto:menakjinggo@...>; Mitri <scorpio2001id@... mailto:scorpio2001id@...>; Mang Broto <alimoerti@... mailto:alimoerti@...>; Roeslan <roeslan12@... mailto:roeslan12@...>; Rachmat Hadi-Soetjipto <nc-hadisora@... mailto:nc-hadisora@...>; Ronggo A. <ronggo303@... mailto:ronggo303@...>; Lingkar Sitompul <lingkarsitompul@... mailto:lingkarsitompul@...>; Jonathan Goeij <jonathangoeij@... mailto:jonathangoeij@...>; Hsin Hui Lin <ehhlin@... mailto:ehhlin@...>; Wuting301 <wuting301@... mailto:wuting301@...>; Marsiswo Dirgantoro <mdirgantoro@... mailto:mdirgantoro@...> Subject: Re: [GELORA45] Lenin dan Ekonomi Pasar ==> Program Anti KKN dan Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1) Mengatakan Lenin yang mengajukan "teori memadukan ekonomi sosialis dan ekonomi pasar", tapi tak ada satu kalimatpun dari Lenin yang menunjukkan atau mengekspresikan ide atau teori itu. Sekali lagi kalau orang jujur berdebat dan memang mau mencari kebenaran, paling sedikit ajukan kata-kata lenin atau praktek Lenin dimana orang bisa dapat bukti akan teori itu. Semuanya abstrak!! Gimana orang akan bisa lihat "kebenaran" teori itu kalau tidak diperlihatkan kapan dan di mana Lenin mengajukan pemaduan ekonomi sosialis dan ekonomi pasar??? Sebaliknya, penelitian orang tentang NEP yang saya ajukan berdasarkan kepada kata-kata dan instruksi Lenin sendiri. Ada tulisannya yang bisa dicek. On Thursday, September 22, 2016 3:17 PM, Chan CT <sadar@... mailto:sadar@...> wrote: Ada baiknya kalau bung baca saja sendiri bagaimana ketua PK Jepang, Fuwa Tetsuro itu menjelaskan: http://www.gelora45.com/activity/LeninDanEkonomiPasar.pdf http://www.gelora45.com/activity/LeninDanEkonomiPasar.pdf -----原始郵件----- From: Lusi D. Sent: Thursday, September 22, 2016 5:08 PM To: Chan CT ; GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com Cc: Tatiana Lukman ; temu_er...@yahoogroups.com mailto:temu_er...@yahoogroups.com ; GELORA_In ; Daeng ; Mitri ; Mang Broto ; Roeslan ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Ronggo A. ; Lingkar Sitompul ; Jonathan Goeij ; Hsin Hui Lin ; Wuting301 ; Marsiswo Dirgantoro Subject: Re: [GELORA45] Re: [temu_eropa] Re: Program Anti KKN dan Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1) Ikut nimbrung sedikit. Bung Chan bisa menjelaskan lebih lanjut pengertian "memadukan ekonomi sosialis dan ekonomi-pasar itu"? Hakekatnya apa yang dikatakan ekonomi sosialis dan apa yang dimaksudkan dengan ekonomi pasar, sesuai pengertian yang bung terima dari penjelasan Fuwa Tetsuro itu? Saya kutip alinea yang saya maksud sbb.: "> Satu-satunya andalan saya pernyataan ketua PK Jepang? Hehehee, ... > Tapi, anda tidak mampu membantah kenyataan yang diajukan Fuwa > Tetsuro, bahwa Lenin lah orang komunis pertama didunia ini yang > meneliti hubungan ekonomi sosialis dan ekonomi pasar! Yang pasti Fuwa > Tetsuro, sekalipun anda tuduh REMO, tidak memfitnah bahwa Lenin telah > membuat kesimpulan keharusan memadukan ekonomi sosialis dan