AS itu sudah pasti ya kapitalisme bung Chan, cuman bukannya state capitalism 
tetapi private capitalism. Dari daftar 10 perusahaan yg memiliki kekayaan lebih 
banyak dari negara2 yg dikirim Ajeg juga bisa dilihat dominasi perusahaan2 AS 
disana. Dus, kalau mau dibilang AS itu capitalist imperialist ya mungkin tidak 
salah lha wong memang ideologi-nya begitu. 

 Dari kasus di Indonesia misalnya kasus Kereta Cepat Indonesia China dimana 
peraturan2 dirubah, tata ruang dirubah, bahkan menteri perhubungan didepak 
kesemuanya itu jelas menunjukan capitalist imperialist yg diterapkan.
 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :

 Bentuk kapitalisme-negara yaa macam AS itu, negara yang hakekatnya dikuasai 
kapitalis-monopoli. Jadi, menurut pengertian saya, kalau BUMN-BUMN yang 
menguasai negara, belum tentu menjadi kapitalisme-negara. Macam Sovyet Uni 
dimasa Lenin-Stalin dan RRT dimasa Mao, dimana yang ada hanya BUMN, tidak ada 
hak milik perseorangan itu, dimana kapitalis-kapitalis sudah tidak ada, 
bagaimana bisa dikatakan kapitalisme negara??? Bagaimana bisa dikatakan 
kapitalisme kalau prinsip yang dijalankan politik sosialisme! Atau harus berani 
mengakui, hubungan produksi yang dijalankan di Sovyet dan RRT ketika itu adalah 
hubungan produksi kapitalisme!
  
 Pusing juga ya, kalau seperti dinyatakan bung Nesare kemarin, dilihat dari 
sudut ilmu ekonomi, tidak ada itu ekonomi sosialis, yang ada hanya prinsip 
supply and demmand, penawaran dan permintaan, nilai, harga dan perdagangan, 
.... yang ada hanya pasar. Jadi, yang membedakan sosialisme dan kapitalisme 
hanya politiknya! Bagaimana caranya memenuhi kebutuhan pasar, negara yang 
menentukan atau menyerahkan pada kapitalis perseorangan? Kemana larinya bagian 
terbesar dari KEUNTUNGAN itu, masuk kantong kapitalis perseorangan atau 
kepentingan rakyat banyak. Karena memang ternyata, adanya BUMN-BUMN, adanya 
plan-5 tahun yang dijalankan juga tidak menentukan sistem yang dijalankan 
sosialisme atau kapitalisme, ... Jadi, yang lebih membedakan jalan kapitalisme 
atau jalan sosialisme tetap POLITIK kekuasaan negara yang dijalankan.
  
 Bahwa RRT atau PKT sekarang ini, kalau tidak hati-hati dengan mengembangkan 
kapitalis tumbuh berkembang, begitu buuuaanyak miliuner bahkan biliuneer bisa 
mempengaruhi kekuasaan negara, memang bisa terjadi akhirnya dikendalikan 
kapitalis-kapitalis dan berubah menjadi kapitalisme negara. Memang cukup 
serius, apalagi kemarin ini terungkap ratusan anggota Kongres Rakyat perwakilan 
Propinsi Ji-Lin harus dibatalkan, dengan terbongkarnya korupsi sek. Partai 
Propinsi. Tapi, dari penglihatan saya, sampai sekarang yang berkuasa masih 
tetap PKT, Partai Komunis Tiongkok dan menjalankan 4 Prinsip yg telah 
diputuskan Kongres 10 PKT itu! Contoh dimana negara masih pegang kendali 
ekonomi nasional, bukankah beberapa tahun yl. AS menuntut RRT jangan pengaruhi 
nilai RMB, harus membiarkan naik dibanding Dollar. Tapi kenaikan tidak sesuai 
harapan AS, membuat Obama marah-marah Pemerintah tetap saja mengeekang kenaikan 
RMB! Kalau tali kendali ekonomi nasional sudah tidak ditangan Pemerintah, 
bagaimana b isa kendalikan nilai RMB?
  
 Salam,
 ChanCT
  
  
 From: mailto:GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com
 Sent: Friday, September 23, 2016 11:35 PM
 To: yahoogroups mailto:gelora45@yahoogroups.com
 Subject: Re: [GELORA45] Lenin dan Ekonomi Pasar ==> Program Anti KKN dan 
Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1)


  

   
 Bung Chan, hakekat state capitalism itu ya industri dipegang negara bukannya 
tidak ada industri besar sama sekali, adanya industri pertambangan besar 
ditangan BUMN itu jelas bagian dari state capitalism, rupanya anda terkecoh 
atau kacau dgn pendapat ngawur yg mengatakan BUMN itu swasta ha ha ha. Saya 
setuju dgn yg dikemukakan Tatiana NEP itu hanya "temporary retreat" tujuan 
utamanya sebenarnya mengembalikan pertanian, didalam NEP ini yg ditolerir 
Stalin para petani gurem, industri ringan skala kecil, perdagangan eceran kelas 
mom and dad pokoknya hanya UKM sedang industri skala besar, perbankan, 
transportasi, ekspor impor ditangani negara. Dan ingat ini hanyalah sementara 
saja. Sedang investment asing pada industri minyak joint venture dgn BUMN yg 
anda sebutkan itu selain hanya utk ekspor juga tujuan utamanya cuman ahli 
tehnologi.
  
 Sedang tentang Tiongkok dewasa ini bung Chan bagaimana bisa bilang "Tapi, 
kenyataan yang saya lihat, tali kendali ekonomi nasional tetap dipegang kuat 
oleh NEGARA!" kalau billioner dan millioner itu bejibun menguasai parlemen yg 
mengeluarkan kebijakan negara?
  
  
 ---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :


 Tidak, bung Goei! Lenin justru pegang kuat industri besar, spt. pertambangan 
tetap milik Negara, hanya memperkenankan UKM, borjuis kecil tumbuh berkembang 
dengan kebijakan NEP nya di tahun 1921. Tapi, kemudian  Lenin juga berani 
membuka modal asing masuk kerjakan tambang dan kehutanan, dalam bentuk 
kerjasama dengan Negara dan bentuk sewa. Yaa, bagaimana kalau teknologi dan 
ahli-ahli dalam negeri belum bisa mengerjakan, untuk mengejar 
ketertinggalannya, ya harus berani membuka pintu, mempersilahkan modal asing 
masuk dan dari situ BELAJAR.
  
 Dari tulisan kisah Lenin menentukan NEP (bhs. Tionghoa), merubah pikiran 
semula sama sekali menentang yang berbau kapitalis, Lenin sampai juga pada 
kesimpulan dengan menyatakan: “Masyarakat Rusia yang mayoritas mutlak adalah 
petani, tenaga produksi sangat terbelakang dan tingkat budaya masih sangat 
rendah, tanpa mengembangkan kapitalisme khususnya kapitalisme negara, adalah 
sulit bisa dibayangkan negara sosialis bisa mengejar ketertinggalan dari negara 
maju kapitalis bahkan sulit untuk melewati transisi menjadi negara murni 
sosialisme dengan sistim pembagian sosialis. Adalah sesuatu yang berada diluar 
kemampuan kita sendiri.” Hanya saja sayang, dari tulisan Lenin yang mana dan 
dimana diambil kata-kata Lenin itu.
  
 Dari penangkapan dan pengertian saya, tidak seharusnya diambil secara ekstrim 
atau dimutlakkan antara sosialisme dan kapitalisme itu! Baiknya justru 
memadukan keunggulan kedua sistem itu dengan bijaksana, banyak masalah praktis 
jadi berlawanan dengan prinsip sosialisme itu sendiri kalau dilakukan dengan 
ektrim. Prinsip mengembangkan/membebaskan TENAGA Produksi misalnya, dengan cara 
pembagian kerja Komune Rakyat yang begitu ketatnya, setiap petani tidak lagi 
berhak mengerjakan ditanah-sendiri, itu dalam kenyataan memukul atau mengekang 
petani yang giat kerja. Mestinya boleh saja setiap petani mengerjakan tanah-nya 
sendiri diluar jam kerja kolektif, bahkan harus didorong begitu. Begitu juga 
hasil produksi kelebihan ditanahnya sendiri itu, boleh-boleh saja dia jual pada 
orang lain yang butuh. Kenapa pula harus dilarang? Sekalipun dengan 
dibiarkannya jual-beli bebas, menjadi muncul pasar bebas. Uaa, akhirnya akan 
berkembang dan tumbuh kapitalis. Tapi, itu sikap dan cara merangsang setiap 
orang lebih giat bekerja untuk meningkatkan taraf hidupnya. Bukan dilarang, 
tapi ditertipkan saja, jangan sampai terjadi penipuan, dan kecurangan, ...
  
 Yang terjadi di Tiongkok, perkembangan cepat di masa Jiang, kemudian 
dilanjutkan oleh Hu harus dikatakan sedikit kebablasan, pertumbuhan ekonomi 
begitu dahsyat dicapai dengan munculnya kapitalis-kapitalis miliuner bahkan 
billiuner dengan tertinggalnya sistem/ketentuan yang mengontrol, dengan 
maraknya koruptor sampai pucuk pimpinan pusat. Tapi, kenyataan yang saya lihat, 
tali kendali ekonomi nasional tetap dipegang kuat oleh NEGARA! Baru setelah 
Xi-Li bisa ada ketegasan memngendalikan dan memberantas koruptor dan gang mafia 
yang sudah menyusup dahsyat itu, ... banyak orang, khususnya kader-kader tua 
yang bisa bernafas lega melihat ketegasan Xi-Li. PKT bisa diselamatkan dari 
keruntuhan.
  
 Salam,
 ChanCT
  
  
 From: mailto:GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com
 Sent: Friday, September 23, 2016 12:13 PM
 To: GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com
 Subject: Re: [GELORA45] Lenin dan Ekonomi Pasar ==> Program Anti KKN dan 
Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1)


  

 
 hampir bung Chan tetapi masih kurang tepat, Lenin menentang "petty-bourgeois" 
dan "private capitalism" yg menurut beliau akan membawa ke capital imperialism, 
ekonomi pasar yg dimaksud beliau pada level UKM. Yg terjadi di Tiongkok justru 
petty-bourgeois dan private capitalism inilah yg merajalela, ditambah dgn 
dominasi billioner dan millioner ini diparlemen sukar disangkal Tiongkok 
dibawah cengkeraman capitalist imperialist seperti yg dimaksud Lenin. 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :

 Baguuuslah, ternyata masalah aktual yang dihadapi untuk menjernihkan hubungan 
ekonomi sosialis dan ekonomi pasar bisa mendapatkan tanggapan dari banyak 
kawan, ...!
  
 Terkadang memang agak sulit berdiskusi dengan sementara orang, khususnya mbak 
Tatiana yang TIDAK BERANI menggunakan otak sendiri untuk berpikir, maunya apa 
yang dikatakan Lenin secara tertulis bagaimana. Apa benar seperti dikatakan 
Fuwa Tetsiro, Ketua PKJepang itu, Lenin PERNAH memadukan ekonomi sosialis dan 
ekonomi pasar? Satu kata Lenin juga tidak ada! Tandas Tatiana. Terus terang 
saja, saya sendiri tidak banyak membaca karya Lenin, semalam juga jadi ribet 
dimana saya harus mencari kata-kata Lenin sehubungan ekonomi pasar itu? 
Ternyata baru tahu pagi ini dari tanggapan beberapa kw, yang digunakan Lenin 
malah “Kapitalisme Negara” bukan ekonomi pasar! Sungguh menarik, di Tiongkok, 
Deng juga menggunakan sebutan ekonomi pasar, tidak meenggunakan “kapitalisme 
negara”.
  
 Padahal pengertian saya selama ini, kalau sudah menyatakan “Kapitalisme 
Negara” itu berarti negara dikuasai kapitalisme! Bagaimana bisa tetap 
dikendalikan oleh diktatur Proletariat, 2 sistem yang bertolak belakang? Entah 
bagaimana sesungguhnya Lenin ketika itu menggunakan istilahnya. Barangkali ada 
kw yang bisa memberi pencerahan. Kalau gak salah ingat, bung Tjaniago pernah 
mengulas masalah ini, ya? Coba nanti saya aduk-aduk kumpulan email lama di 
GELORA45. 
  
 Lenin dengan berani menyebutkan “kapitalisme negara” masih dibawah diktatur 
proletariat, karena tali kendali ekonomi nasional tetap dipegang oleh NEGARA, 
dengan menggunakan BUMN-BUMN nya. Sedang Deng, menyatakan ekonomi sosialis 
mempunyai ekonomi pasar nya sendiri, dengan tetap mempertahankan keunggulan 
ekonomi sosialis dengan mengambil keunggulan ekonomi pasar! Membuag 
bagian-bagian ekonomi sosialis berencana yang terlalu tersentralisasi, artinya 
berikan kebebasan daerah juga ikut menentukan sendiri pengembangan ekonomi 
daerah sesuai kebutuhan dan kondisi konkritnya. Sedang ekonomi pasar juga 
dijalankan secara terbatas saja, tidak dibiarkan berkeembang liar apalagi 
menjadi neolibralisme! Dan kenyataan yang dijalan RRT, tali kendali ekonomi 
nasional TETAP dipegak erat-erat oleh NEGARA! Tidak bedanya dengan pemikiran 
Lenin.
  
 Jadi, nampak jelas, yang SALAH adalah Stalin, yang kata Fuwa Tetsiro, setelah 
5 tahun Lenin meninggal, keputusan Lenin NEP nya itu dicabut, membatalkan 
meneruskan “kepitalisme negara” dibawah diktatur propletariat! Dan itulah yang 
kemudian juga diikuti oleh Mao setelah tahun 1956 di Tiongkok. Jadi ikutan 
SALAH! TENTU, menyatakan Stalin dan Mao salah dalam hal membabat kapitalis, 
jangan kebablasan menjadi menghujat bahkan menegasi jasa-jasanya yang luar 
biasa besarnya bagi RAKYAT Rusia dan RAKYAT Tiongkok! Begitu sikap Deng 
terhadap kesalahan Mao dan dengan TEGAS menyalahkan sikap Krushchove yang 
menghujat Stalin dan anti-Stalin!
  
 Begitu juga dengan Deng membubarkan komune rakyat ditahun 1980 itu, dia tidak 
anti-komune rakyat secara prinsip. Tidak! Yang disalahkan, dilaksanakan terlalu 
cepat, karena KESADARAN petani di TIongkok belum sampai kekesadaran sepenuhnya 
kerja kolektif, usaha meningkatkan KESADARAN rakyat itu TIDAK bisa dipaksakan 
apalagi gunakan KEKERASAN! Harus dilakukan dengan SABAR melalui proses 
kehidupan dan kerja yang cukup panjang, agar mereka sendiri mencapai 
kekesadaran KERJA KOLEKTIF sebagai KEHARUSAN! Itulah yang saya perhatikan 
mengapa desa Xiao Gang yang dipilih dan diangkat menjadi model desa reformasi 
yang BERHASIL, merubah desa miskin terbelakang menjadi desa yang maju sekarang 
ini. Karena desa Xiao Gang itulah yang menempuh jalan wajar sebagaimana proses 
kesadaran PETANI yang terjadi. Setelah hak-guna tanah diserahkan kembali pada 
setiap keluarga petani, kembali terjadi kerja petani secara individual, 
sendiri-sendiri yang ternyata sulit untuk berkembang. Muncullah 18 petani 
bertekad mensukseskan produksi pertaniannya, menyatukan diri bekerjasama, dan 
kemudian membentuk koperasi kerja dan kemudian ditingkatkan menjadi koperasi 
tingkat tinggi, yang mengolah kebutuhan dan kepentingan warga desa Xiao Gang. 
Kalau diperhatikan lebih lanjut, sekalipun belum menyebutkan diri komune 
rakyat, hakekat koperasi-tingkat tinggi di Xiao Gang itu ya sudah komune 
rakyat! Mengapa? Karena hak-guna tanah yang semula dibagikan pada petani itu, 
semua sudah tergabung kembali dalam SAHAM koperasi yang mereka bentuk, dan 
pembagian pekerjaan juga dilakukan oleh barisan produksi yang mereka tentukan 
sendiri.
  
  
  
 
 From: mailto:GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com
 Sent: Friday, September 23, 2016 3:40 AM
 To: yahoogroups mailto:gelora45@yahoogroups.com
 Subject: RE: [GELORA45] Lenin dan Ekonomi Pasar ==> Program Anti KKN dan 
Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1)


  

    
 Saya rubah sedikit highlight anda utk meliputi "Large businesses would still 
be nationalized" disini terlihat ekonomi pasar yg dimaksud Lenin itu pada level 
UKM yg dijalankan masyarakat kebanyakan bukannya ekonomi pasar yg dijalankan 
perusahaan2 besar, atau dalam istilah Indonesia mungkin mirip2 dgn istilah 
ekonomi kerakyatan walaupun tidak sepenuhnya sama. Kita juga bisa lihat 
penekanan Lenin pada State Capitalism yg disebut beliau sebagai aspek penting 
yg prinsipal "The state capitalism, which is one of the principal aspects of 
the New Economic Policy...". Pengertian ekonomi pasar Lenin ini adalah jauh 
berbeda dgn pemahaman ekonomi pasar bung Chan yg diterapkan di Tiongkok yg 
lebih cenderung kearah ekonomi pasar-nya capital imperialist.
  
 "As stated by Lenin, “economically and politically speaking the New Economic 
Policy completely ensures to us the possibility of building the foundation of a 
socialist economy.” It was meant to be based off of the existence of 
capitalism. Basically it would be a combination of the capitalist economy and 
the communist politics. Large businesses would still be nationalized, in order 
to ensure that the “petty bourgeoisie,” or the capitalist Imperialists, would 
not gain too much power over or get in the way of the growing Socialist 
society. Lenin believed that capitalism would lead to Imperialism, which is the 
entity which they had only just eliminated."

  
 ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :


 Jelas ente gak ngerti NEP nya lenin. Baca dulu sebelum sesumbar!
 Bagi ane: NEP itu resep Lenin untuk menanggulangi masalah ekonomi setelah 
revolusi. Karena ingin mempertahankan politik sosialismenya, ekonominya 
“dibebaskan” kepasar.
 Lenin yang anti imperialism dan takut kapitalisme itu menjadi imperialism (ini 
salah satu ide utamanya lenin bahwa imperialism is the highest stake of 
capitalism. Ini juga ide bung Karno dan para pemimpin negara2 dunia setelah 
PD2).
 NEP itu adalah cara memanipulasi kapitalisme utk meyakinkan bahwa capital itu 
adalah hasil dari labor, sehingga imperialism tidak bisa masuk infiltrasi dan 
menang/berkuasa.
  
 As stated by Lenin, “economically and politically speaking the New Economic 
Policy completely ensures to us the possibility of building the foundation of a 
socialist economy.” It was meant to be based off of the existence of 
capitalism. Basically it would be a combination of the capitalist economy and 
the communist politics. Large businesses would still be nationalized, in order 
to ensure that the “petty bourgeoisie,” or the capitalist Imperialists, would 
not gain too much power over or get in the way of the growing Socialist 
society. Lenin believed that capitalism would lead to Imperialism, which is the 
entity which they had only just eliminated.
  
  
 From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Thursday, September 22, 2016 11:17 AM
To: yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Lenin dan Ekonomi Pasar ==> Program Anti KKN dan 
Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1)


  
  
 Masyaallah! masak uraian Lenin tentang State Capitalism dianggap sebagai bukti 
Lenin memadukan ekonomi sosialis dan ekonomi pasar.

  

  

 ---In GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@... 
mailto:nesare1@...> wrote :



 Lenin wrote:

 State capitalism would be a step forward as compared with the present state of 
affairs in our Soviet Republic. If in approximately six months’ time state 
capitalism became established in our Republic, this would be a great success 
and a sure guarantee that within a year socialism will have gained a 
permanently firm hold and will have become invincible in this country.

 Source: http://www.marxists.org/archive/lenin/works/1921/apr/21.htm 
http://www.marxists.org/archive/lenin/works/1921/apr/21.htm - this writing also 
has much more on state capitalism.

  

 Lenin wrote:

 The state capitalism, which is one of the principal aspects of the New 
Economic Policy, is, under Soviet power, a form of capitalism that is 
deliberately permitted and restricted by the working class. Our state 
capitalism differs essentially from the state capitalism in countries that have 
bourgeois governments in that the state with us is represented not by the 
bourgeoisie, but by the proletariat, who has succeeded in winning the full 
confidence of the peasantry.
Unfortunately, the introduction of state capitalism with us is not proceeding 
as quickly as we would like it. For example, so far we have not had a single 
important concession, and without foreign capital to help develop our economy, 
the latter’s quick rehabilitation is inconceivable.

 Source: https://www.marxists.org/archive/lenin/works/1922/nov/14b.htm 
https://www.marxists.org/archive/lenin/works/1922/nov/14b.htm

  

  

 From: GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Thursday, September 22, 2016 10:26 AM
To: Chan CT <sadar@... mailto:sadar@...>; Lusi D. <lusi_d@... 
mailto:lusi_d@...>; GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com
Cc: temu_er...@yahoogroups.com mailto:temu_er...@yahoogroups.com; Daeng 
<menakjinggo@... mailto:menakjinggo@...>; Mitri <scorpio2001id@... 
mailto:scorpio2001id@...>; Mang Broto <alimoerti@... mailto:alimoerti@...>; 
Roeslan <roeslan12@... mailto:roeslan12@...>; Rachmat Hadi-Soetjipto 
<nc-hadisora@... mailto:nc-hadisora@...>; Ronggo A. <ronggo303@... 
mailto:ronggo303@...>; Lingkar Sitompul <lingkarsitompul@... 
mailto:lingkarsitompul@...>; Jonathan Goeij <jonathangoeij@... 
mailto:jonathangoeij@...>; Hsin Hui Lin <ehhlin@... mailto:ehhlin@...>; 
Wuting301 <wuting301@... mailto:wuting301@...>; Marsiswo Dirgantoro 
<mdirgantoro@... mailto:mdirgantoro@...>
Subject: Re: [GELORA45] Lenin dan Ekonomi Pasar ==> Program Anti KKN dan 
Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1)



  

  

 Mengatakan  Lenin yang mengajukan "teori memadukan ekonomi sosialis dan 
ekonomi pasar", tapi tak ada satu kalimatpun dari Lenin yang menunjukkan atau 
mengekspresikan ide atau teori itu. Sekali lagi kalau orang jujur berdebat dan 
memang mau mencari kebenaran, paling sedikit ajukan kata-kata lenin atau 
praktek Lenin dimana orang bisa dapat bukti akan teori itu. Semuanya abstrak!! 
Gimana orang akan bisa lihat "kebenaran" teori itu kalau tidak diperlihatkan 
kapan dan di mana Lenin mengajukan pemaduan ekonomi sosialis dan ekonomi 
pasar??? Sebaliknya, penelitian orang tentang NEP yang saya ajukan berdasarkan 
kepada kata-kata dan instruksi Lenin sendiri. Ada tulisannya yang bisa dicek.


  


 On Thursday, September 22, 2016 3:17 PM, Chan CT <sadar@... mailto:sadar@...> 
wrote:


  

 Ada baiknya kalau bung baca saja sendiri bagaimana ketua PK Jepang, Fuwa 
Tetsuro itu menjelaskan:


 http://www.gelora45.com/activity/LeninDanEkonomiPasar.pdf 
http://www.gelora45.com/activity/LeninDanEkonomiPasar.pdf


  


  


 -----原始郵件-----


 From: Lusi D.


 Sent: Thursday, September 22, 2016 5:08 PM


 To: Chan CT ; GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com


 Cc: Tatiana Lukman ; temu_er...@yahoogroups.com 
mailto:temu_er...@yahoogroups.com ; GELORA_In ; Daeng ; Mitri ; Mang Broto ; 
Roeslan ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Ronggo A. ; Lingkar Sitompul ; Jonathan 
Goeij ; Hsin Hui Lin ; Wuting301 ; Marsiswo Dirgantoro


 Subject: Re: [GELORA45] Re: [temu_eropa] Re: Program Anti KKN dan Demaoisasi 
Harus Berjalan Bareng (1)


  


 Ikut nimbrung sedikit.


  


 Bung Chan bisa menjelaskan lebih lanjut pengertian "memadukan ekonomi


 
(Message over 64 KB, truncated)









































Kirim email ke