Bung Billy,
Benar, faktor kebudayaan juga penting.
Tetapi sekarang di berbagai daerah, orang sudah berani kerja jauh, melihat
tetanggnya, yang balik, ada yang jadi makmur.
Meskipun belum sampai dapat jabatan pimpinan, semua crew dari bagian
pembuatan air minum dari air laut di kapal Cruise Holland Amerian Line
sepanjang
pantai New Zealand, semuanya orang Indonesia. Kepalanya, orang Belanda,
lulusan TU Delft. Saya dan satu teman dari Amerika untung diijinkan lihat
dan
tanya2. Wah, multiple evaporatornya sebesar multiple evaporator pabrik gula..
Air hasil penyulingn dialirkan ke batu2 mineral, supaya rasanya seperti air
minum biasa, mengandung bermacam2 ion.
Kalau di bagian dapur, crew dan tukang masaknya semuanya orang Korea.
Kalau di bagian bediening makan, crew dari Indonesia sudah mulai banyak
naik
jabatan, jadi kepala grup, mengepalai beberapa orang. Bahasa Inggris mereka
maju pesat, karena mereka dari lulusan sekolah perhotelan, tidak seperti 20
tahun
yang lalu. Waktu itu orang2 India, yang banyak jadi kepala grup, karena
lancar
bahasa Inggrisnya.
Anak teman di jakarta buka bebrapa fakultas. Yang paling laris, adalah
fakultas
perhotelan. Begitu lulus, langsung dapat pekerjaan dengan gaji bagus.
Beberapa
hotel Indonesia di Jakarta pakai management asing. Wah, ya, memang maju
pesat.
Manager2 asing di Jakarta diminta bantu beri kuliah hotel management.
Wah Tiongkok kalah, bagian receptienya terlalu zakelijk, kurang membantu
kalau
tidak diminta, dan seperti tidak pernah tersenyum......
Umumnya di perusahaan2 kalau ada probleem, dilakukan brainstorming setelah
probleem
didefinisikan. Tiap orang yang hadir mengajukan saran, dan ditulis di papan
tulis.
Yang lain pada sessie pertama belum boleh mendebat, menyatakan setuju
tidaknya.
Kemudian saran2 dikelompokkan, Baru tiap orang menjelaskan idee mengatasi
probleem itu. Kemudian ada yang memajukan keberatan pada idee2 tertentu,
dengan
alasannya. Kemudian dicari apa ada idee2 yang kalau digabungkan, dapat
mengatasi
probleem lebih baik.
Jadi yang dicari solution bersama.
Neef saya di Singapore cerita, wah kalau bossnya selalu menggunakan
brainstorming
meskipun dia tahu bagaimana mengatasinya. Ini untuk melatih bawahannya
memikirkan
penyelesaian persoalan dari berbagai sudut pandang.
Salam,
KH

2018-04-21 10:58 GMT+02:00 BILLY GUNADIE <billyguna...@rogers.com>:

>
> Di samping itu semua .. kebudayaan .. dan terbentuknya suatu sifat manusia
> oleh ALAM/ecology...
>
> Dalam bahasa Sunda ada istilah "Engke deui wae lah...".... kenapa...?
> Iklim yang sepoi sepoi anginnya dan sepanjang masa hidupnya matahari terbit
> pukul 6 pagi dan terbenam pukul 6 sore ..... kenikmatan hdup yang tidak di
> kejar waktu atau musim... temperatur sekitar 20an sampak sekitar 30an
> Celcius ... tanah yang subur/volcanic ...
>
>
>
> On Saturday, April 21, 2018 3:24 AM, kh djie <dji...@gmail.com> wrote:
>
>
> Masalahnya tidak saja soal ketrampilan dan keahlian, tetapi juga apa itu
> turn key project, atau suatu joint venture yang pemerintah ikut .
> Ada pekerjaan yang membutuhkan keahlian pada waktu pembangunan pabrik. Ini
> yang paling sulit dipenuhi oleh tenaga kerja dalam
> negeri. Orang yang sudah punya keahlian sudah dapat kerjaan yang mapan,
> enggan kerja di lokasi yang sulit. Faktor lain, begitu pabrik selesai
> berdiri, dia mesti cari kerja lain. Faktor lain lagi, adalah kalau turn key
> project. Kontraktor bisa rugi besar, kalau projectnya molor, tidak
> selesai pada waktunya, kena denda besar, karena pemilik pabrik ingin cepat2
> bisa berproduksi supaya modalnya cepat kembali.
> Mungkin cara terbaik adalah seperti joint venture antara pemerintah dengan
> modal dari Tiongkok bangun Suromadu, dan nanti project
> High Speed Train Jakarta-Bandung. Di situ jelas bagian kerja berbagai BUMN
> indonesia, dan bagian kerja Perusahaan Asing , dan mana yang dikerjakan
> bersama-sama ( design, bagian2 tertentu dll). Pengalihan teknologi bisa
> berjalan lancar. Pada turn key project, orang praktis tidak belajar
> banyak, kecuali yang kebetulan mau dan bisa dapat kerja waktu pembangunan
> project.
> BUMN 2 bekerja sama. Di samping itu BUMN punya cabang2, sehingga bis
> mengumpulkan tenaga2 ahli dari berbagai sektor untuk
> mengerjakan bagiannya. Mereka ini adalah orang2 yang biasa dikirim ke
> mana2 mengerjakan project2 dari BUMN. Kalau project
> selesai, mereka tetap kerja sebagai pegawai di BUMN, tidak perlu cari
> kerja lain.
> Melihat situasi begini, orang2 lokal yang mau kerja, dapat bagiannya hanya
> kerja kasar, yang berat2. Kalau pabrik sudah berdiri,
> orang2 lokal dapat diberi pekerjaan jadi operator dengan bimbingan,
> menjalankan 1-2 mesin dulu. Biasanya dalam 1 minggu orang
> yang tidak pernah kerja di pabrik sudah bisa dengan didampingi instructor..
> Pemerintah rupanya tidak cukup waktu dan kemampuan membuka pendidikan
> resmi bagi tenaga kerja lokal untuk mmenuhi kebutuhan ini. Mungkin
> pemerintah daerah perlu melakukan positieve discriminatie. Misalnya saja,
> perusahaan yang pakai tenaga lokal, bulan pertama diganti uang pembayaran
> pekerja lokal itu 100 % penuh. Tiap bulan berikutnya turun 20 %. Sehingga
> pada bulan ke lima, pekerja lokal sudah punya kemampuan penuh dan
> perusahaan harus bayar gaji pekerja lokal sendiri. Juga perlu pengaturan
> berapa % dari pegawai perusahaan harus pekerja lokal. Mungkinkah dengan
> cara begini, gesekan2 dapat berkurang, dan meskipun tanpa pendidikan resmi, 
> pnduduk
> lokal bisa mencapai ketrampilan tertentu, dan dapat kerja tetap.
> Perusahaan juga wajib melakukan pendidikan intern untuk menaikkan
> efficiency kerja, mengurangi kesalahan dalam berproduksi. Dengan pendidikan
> intern yang baik, efficiency kerja bisa naik 25 - 33% yang sangat
> menguntungkan perusahaan, tanpa orang harus kerja lebih berat, lebih cepat.
> Perusahaan dapat memberikan gaji bulan ke 13. Kalau di Indonesia sudah ada,
> jadi gaji bulan ke 14.
> Orang2 yang sudah bekerja seperti di perusahaan konpeksi ada yang
> mengajari teman2nya di rumah teknik menjahit. Setelah bisa, temannya dibantu
> melamar kerja. Karena ternyata sudah bisa menjahit waktu diuji, langsung
> diterima kerja.
> TKI di Belanda bawa temannya yang baru datang dari Indonesia untuk belajar
> kerja, ikuti dia bersih2 rumah dan kaca. Belajar cara2 pakai stofzuiger,
> pakai stoom apparaat bersihkan kamar mandi, pakai alat bersihkan kaca,
> pakai bahan2 apa untuk bersihkan ini itu. Dua kali ikut, sudah bisa,
> sudah bisa dicarikan pekerjaan. Orang mau terima, karena sudah tidak perlu
> ngajari lagi.
> Barangkali ada saran2 lain untuk mengatasi berbagai probleem ini ?
>
> 2018-04-21 6:59 GMT+02:00 Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com>:
>
> 1. Pada pokoknya, saya tidak mempersoalkan soal bahasa. Itu saya anggap
> masalah sekunder.
> 2. Soal ketrampilan, untuk memenuhi syarat, dsb, sekali lagi, adalah tugas
> Pemerintah. Lagi-lagi soal keberpihakan. Kalau sebuah pemerintah memang
> berpihak kepada buruhnya, maka dia akan kembangkan ketrampilan buruhnya.
> Soal kesediaan meninggalkan keluarga dan bekerja berpindah-pindah,
> sebenarnya sudah dibuktikan dengan buruh migran Indonesia yang pergi ke
> luar negeri untuk cari makan. Bukan hanya meninggalkan keluarganya, bahkan
> mempertaruhkan nyawanya!! Itu yang ke luar negeri. Sedangkan yang
> pindah-pindah di dalam negeri juga dibuktikan dengan GSBI Papua Barat yang
> menuntut agar distop aliran buruh dari luar Papua, mereka menuntut agar
> Pemerintah berusaha meningkatkan ketrampilan buruh lokal supaya mengurangi
> pengangguran di kalangan penduduk lokal. Jadi sebenarnya soal pindah-pindah
> juga bukan masalah. Kesimpulan: bagi saya, masalah pokoknya adalah
> keberpihakan pemerintah yang menentukan kebijakannya. Karena pemerintah
> tidak perduli pada nasib buruh Indonesia, maka lahirlah semua kebijakan
> yang sangat merugikan dan menyengsarakan kaum buruh.
>
>
> On Friday, April 20, 2018 10:52 PM, kh djie <dji...@gmail.com> wrote:
>
>
> 1. Peraturan TKA harus bisa berbahasa Indonesia sudah dicabut. Jadi sulit
> untuk dipersoalkan lagi.
> 2. Persoalan TKA . Kalau Indonesia sudah punya tenaga kerja yang memenuhi
> syarat dan ondernemer2
>     yang dapat mengerjakan sebagian projek, pembangun pabrik akan lebih
> murah pakai tenaga Indonesia.
>     Kalau untuk membangun bangunan pabrik, mestinya onderanemer dari pulau
> Jawa sudah bisa, mengingat
>     mereka sudah sanggup membangun gedung2 tinggi. Tetapi apakah mereka
> mau kerja di luar Jawa, merekrut
>     dan membawa tenaga kerja yang sudah berpengalaman dari jawa, dan
> berbulan-bulan kerja mulai dari babat
>     hutan, dan meninggalkan keluarga, meskipun diiming-iming dengan
> bayaran extra ?
>     Orang2 di Tiongkok sudah biasa bekerja berpindah pindah dari satu kota
> ke kota lain, berbulan-bulan
>     meninggalkan keluarganya di desa.
>     Suatu turn key project perusahaan asing yang ada dead timenya,
> menyebabkan perusahaan asing takut denda
>     kalau terlambat menyelesaikan proyeknya. Mereka bawa tenaga2 yang
> sudah berpengalaman, yang pernah
>     membangun proyek yang sama di tempat2 lain.
>     Suatu proyek seperti Suramadu dengan pembagian jelas, mana yang
> diselesaikan BUMN Indonesia, mana yang
>     oleh perusahaan asing, mana yang bersama ( di situ pengalihan
> teknologi dapat terjadi dengan cepat) mungkin
>     paling baik. Jadi BUMN Indonesia kalau perlu bisa cari ondernemer2
> yang terpercaya hasil kerjanya.
>
> 2018-04-20 21:18 GMT+02:00 Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com>:
>
> Rupanya bung tidak tahu bahwa untuk melawan ketidak adilan dan kebijakan
> yang merugikan diperlukan instrumen. Bung kira setiap orang yang mengalami
> ketidak adilan, lantas kontan bisa melawan atau protes??? Seandainya
> protes, apakah lantas bisa berhasil??? Jalannya panjang bung!!!! Disitulah
> arti penting dari BERORGANISASI!!!! Pernah saya postingkan sebuah
> penelitian tentang kehidupan buruh pertambangan Nikel di Sulawesi yang
> dikelola modal Tkk yang membawa buruhnya sendiri. Buruh Indonesia yang
> diwawancarai sudah tentu tidak senang dengan adanya buruh Tkk yang
> jelas-jelas kondisi hidup dan upahnya jauh lebih baik dan tinggi dari pada
> dia dan kawan-kawan buruh lainnya. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa??
> Mengapa? Di situ tidak ada serikat buruh!!Dan mengorganisasi SB tidak
> mudah!!! Kemudian masih harus dilihat SB yang bagaimana?? Serikat buruh
> yang membela sungguh-sungguh kepentingan buruhnya atau yang berpihak kepada
> pengusaha????Buruh mau berorganisasi ketika sadar akan arti penting
> organisasi sebagai alat perjuangan. Dan untuk mencapai kesadaran itu perlu
> proses pendidikan yang hanya bisa didapat dari pengalaman perjuangannya
> sendiri melalui organisasi buruh.
> Masalah ketrampilan, proyek di luar Jawa dan seterusnya adalah masalah
> yang justru seharusnya menjadi tanggung jawab Pemerintah. *Disinilah
> letak akar masalahnya*: kebijakan pemerintah yang TIDAK MEMIHAK KEPADA
> kaum buruhnya sendiri!!!!Maka itu jangan salahkan ormas-ormas rakyat yang
> terus berjuang melawan politik/kebijakan Jokowi-JK dan menunjuk pemerintah
> sebagai boneka imperialis!! Itu bukan tuduhan kosong tanpa dasar!!
> Anda ambil contoh perusahaan asing di Tkk yang mengerjakan pekerja asing
> karena keunggulan bahasa Inggrisnya. Nah, ini juga pencerminan dari
> kebijakan Pemerintah kapitalis Tiongkok yang tidak memihak dan membela
> kepentingan buruh Tiongkoknya sendiri. Masak mendidik buruhnya sendiri
>  supaya bisa berbahasa Inggris saja tidak mampu??? Sampai harus
> mendatangkan orang dari Malaysia dan Scotland. Dulu, pada jaman Mao, ketika
> hubungan masih baik dengan Soviet, banyak ahli dari Uni Soviet. Masalah
> bahasa adalah masalah sekunder yang mudah diselesaikan!!! Lagi-lagi soalnya
> terletak pada politik/kebijakan pemerintahnya sendiri!!! Begitu juga di
> Soviet Uni, pada jaman Stalin, banyak buruh dan ahli datang dari AS untuk
> menghindari krisis ekonomi tahun 30-an... Masalah bahasa bukanlah masalah
> POKOK!!!!
>
>
> On Friday, April 20, 2018 8:32 PM, "kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]" <
> GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
>
>
>
> Tenaga kerja illegal , ya harus ditangkap, dipenjara.
> Prusahaan yang memperkerjakannya, harus didenda berat.
> Kalau berulang, didenda beberapa kali lipat.
> Instantie yang dapat melakukan :
> - departemen tenaga kerja.
> - jawatan pajak, karena pekwerja asing harus bayar ijin kerja.
> - polisi.,
> sendiri2, atau bersama.
> Yang saya herankan kok protest terhadap adanya TKA bukan datang dari
> onderannemer2.
> Kan mereka yang paling dirugikan, kalau TKA yang mengerjakan.
> Apa sebabnya ? Apakah mereka tidak sanggup mengerjakan, tidak punya cukup
> tenaga
> trampil ? Apakah karena proyek2 itu di luar Jawa, maka mereka kesulitan
> merekrut, membawa
> tenaga kerja dari Jawa yang telah berpengalaman mengerjakan ? Apakah
> tenaga kerja dari
> pulau Jawa enggan bekerja terus menerus ber-bulan2 di luar pulau,
> meninggalkan keluarga ?
> Kalau gaji pegawai Indonesia lebih murah dan cukup terampil, mestinya
> perusahaan mana saja
> yang berdasarkan perhitungan ekonomis, akan pakai tenaga yang murah dan
> efficient dari Indonesia?
> Saya tahu perusahaan real estate Indonesia bangun real estate di Pudong
> Shanghai. Dia pakai
> onderannemer dari Scotland yang berbahasa Inggris. Tenaga2 kerja
> berpengalaman sudah ada
> di Shanghai, tetapi terjadi kesultian komunikasi karena perbedaan bahasa.
> Real estate ini menyewa
> mandor yang berpengalaman dari Malaysia, yang bisa berbahasa Inggris
> dengan onderannemer
> dari Scotlandia, yang memberi instruksi, dan berbahasa Mandarin dengan
> tukang2 dari Shanghai
> yang harus mengerjakan sesuai dengan gambar.
> Kalau hanya pakai penterjemah yang tidak mengerti teknik, akan terjadi
> kesulitan lain.
>
> 2018-04-20 19:16 GMT+02:00 Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com>:
>
> Ya memang, harusnya begitu!! Tangkap, penjarakan dan denda!!! Tapi harus
> diingat pemerintah Indonesia bukan pemerintah Belanda!! Pemerintah
> Indonesia betu-betul mengorbankan kepentingan nasional dan rakyatnya
> sendiri. Lha, bung baca sendiri pernyataan Menterinya yang anda postingkan
> itu ,sangat tidak sesuai dengan kenyataan: membandingkan TKA Tiongkok
> dengan TKI di Tiongkok!! Sebuah perbandingan yang sama sekali palsu dan
> tetap didasarkan pada pemihakan kepada MODAL ASING!!
>
>
> On Friday, April 20, 2018 7:06 PM, "kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]" <
> GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
>
>
>
> Tenaga kerja illegal, tangkap saja dan penjarakan..
> Perusahaan yang berani pakai tenaga illegal jatuhi denda yang berat.
> Kalau masih berulang, denda lebih berat lagi..
>
> On 20 April 2018 at 18:51, Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com> wrote:
>
> Nah, postingan ini merupakan usaha untuk membenarkan pembanjiran buruh
> Tiongkok ke Indonesia, bahkan yang ilegal. Masalah yang seharusnya
> diklarifikasi dan dijelaskan adalah pekerjaan apa yang dikerjakan oleh TKI
> di Tiongkok?? Bagaimana kondisi kerja, kondisi kehidupan dan upah para TKI
> ini??? Karena harus diingat perbedaan tingkat hidup antara Indonesia dan
> Tiongkok. Ada yang bisa memberi informasi ini?
>
>
> On Friday, April 20, 2018 4:11 AM, "kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]" <
> GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
>
>
>
> https://economy.okezone.com/ read/2016/12/21/320/1572422/
> tki-di-china-lebih-besar- dibandingkan-jumlah-pekerja- china-di-ri
> <https://economy.okezone.com/read/2016/12/21/320/1572422/tki-di-china-lebih-besar-dibandingkan-jumlah-pekerja-china-di-ri>
> TKI di China Lebih Besar Dibandingkan Jumlah Pekerja China di RI
> Dedy Afrianto, Jurnalis *ยท* *Rabu 21 Desember 2016 17:23 WIB*
> [image: https: img.okeinfo.net content 2016 12 21 320 1572422
> tki-di-china-lebih-besar-dibandingkan-jumlah-pekerja-china-di-ri-tYJVuiEj51.jpg]Menteri
> Tenaga Kerja Hanif Dhakiri (Foto: Okezone)
> JAKARTA - Tenaga kerja asing (TKA) asal China hingga saat ini telah
> mencapai 21 ribu tenaga kerja yang bekerja pada berbagai sektor. Besarnya
> jumlah tenaga kerja ini pun menjadi salah satu sorotan masyarakat di
> Indonesia.
> Hanya saja, jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) di Indonesia ternyata jauh
> lebih besar dibandingkan jumlah TKA China di Indonesia. Untuk daratan China
> saja, terdapat sekira 81 ribu TKI asal Indonesia. Angka ini belum termasuk
> jumlah TKI pada daerah yurisdiksi China lainnya.
> BERITA TERKAIT+
> <https://economy.okezone.com/topic/32984/tenaga-kerja-china-ilegal>
>
>
>
>    - Catat! Kadin China Keluhkan Pekerjanya Selalu Dituding Tenaga Kerja
>    Ilegal
>    
> <https://economy.okezone.com/read/2017/07/17/320/1738123/catat-kadin-china-keluhkan-pekerjanya-selalu-dituding-tenaga-kerja-ilegal>
>
>
>    - Investasi China Makin Besar, Risikonya Tenaga Kerja Ilegal Bertambah
>    
> <https://economy.okezone.com/read/2017/05/23/320/1697837/investasi-china-makin-besar-risikonya-tenaga-kerja-ilegal-bertambah>
>
>
>    - Menaker: Tenaga Kerja Asing Asal China Tak Perlu Dikhawatirkan
>    
> <https://economy.okezone.com/read/2017/01/23/320/1599053/menaker-tenaga-kerja-asing-asal-china-tak-perlu-dikhawatirkan>
>
> "Pada saat saya menyatakan jumlah TKA dari china dibanding TKI di China
> lebih besar TKI di China, orang marah.. Padahal itu faktanya. Misal TKI di
> China 81 ribu, sementara TKI di Hongkong 153 ribu, di Macau 16 ribu, Taiwan
> saja 200 ribu," tutur Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri di
> Menara Kadin, Jakarta, Rabu (21/12/2016).
> Menaker pun meminta agar isu ini tidak dibesar-besarkan. Pasalnya, hal ini
> mampu memberikan sentimen negatif bagi tenaga kerja Indonesia. Masyarakat
> pun diminta untuk tetap tenang karena pemerintah akan terus mengawal isu
> TKA ilegal pada berbagai daerah di Indonesia.
> "Jadi ini harus dipahami secara rasional. Jangan sampai isu TKA ini
> dibawa-bawa ke mana-mana sehingga membangun sentimen-sentimen yang tidak
> sehat bagi demokrasi kita maupun untuk persatuan bangsa," pungkasnya.
>
>
>
>
>
>
>
> 
>
>
>
>
>
>
>
>
>
  • Re: [GELORA45] TKI an TK... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
    • Re: [GELORA45] TKI ... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
      • Re: [GELORA45] ... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
        • Re: [GELORA... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
          • Re: [GE... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
          • Re: [GE... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
            • Re... 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
            • Re... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
            • Re... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
            • Re... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
            • Re... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
            • Re... Hsin Hui Lin ehh...@gmail.com [GELORA45]
            • Re... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
            • Re... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
            • Re... b...@yahoo.com [GELORA45]
            • Re... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
            • Re... b...@yahoo.com [GELORA45]
            • Re... 'B.H. Jo' b...@yahoo.com [GELORA45]
            • Re... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
            • Re... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
            • Re... b...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke