Bung Chan, terima kasih utk. cerita/pengalamanya dgn. bullet train di RRT. Untungnya, kami pergi dgn. rombongan dimana pemimpin2 nya pasti mengerti Mandarin, jadi tidak begitu menjadi masalah walaupun kami tidak mengerti Mandarin atau tulisan kanji. RRT sekarang barangkali nomor 1 dalam pembangunan infrastrutur di segala bidang. Malahan membangun infratruktur di banyak negara dgn. harga yg. lebih murah dan dalam jawal/waktu yg. cepat. Amerika dan Kanada sudah banyak ketinggalan di banyak bidang. Sekarang baru "perang" utk. pembangunan "sistem 5G" anata RRT, AS, Korea Selatan dan Jepang. Rupanya, menurut berita2, RRT akan bisa menjadi pemenang and mengusai bidang komunikasi, driverless car dll. Maka dari AS menghalangi Huawei utk. berkembang di AS. Sayangnyn kali ini, flight nya cuma transit di HK sebelum ke Vancouver. Jadi tidak keluar dari airport di HK. Sebelum ke Xiamen kami akan di Singapore, saya akan bisa membandingkan kemajuan RRT dgn. Singapore. Salam,BH Jo On Sunday, April 22, 2018, 6:50:31 AM PDT, Chan CT <sa...@netvigator.com> wrote: Bung Jo yb, Kalau boleh saya tambahkan pengalaman saya beberapa kali gunakan KA-Cepat di Tiongkok, yang dibilang teknologi modern itu, dimana KA lari dengan kecepatan begitu tinggi sampai 300Km/h, tapi betul-betul tidak terasa! Begitu tenang tanpa goyang dan sedikitpun tidak terasa adanya grenjel-grenjel spt naik KA biasa kalau pass roda gerbong melewati celah sambungan rel KA, ... dan anehnya lagi kalau kita memandang keluar lewat jendela, juga tidak jadi pusing dengan kecepatan bayang-bayang pepohonan atau apalah diluar sana yg dilewati, seperti kalau kita nyetir mobil lari dengan kecepatan hampir 200Km/h. Entah kacanya dilapisi apa, biar mata kita tertipu tidak terasa dengan kecepatan yang tinggi itu. Tentu kalau rombongan tour, ada guide tidak bermasalah, tapi kalau pergi sendiri dan tidak mengerti bhs. Th, mungkin bisa menemui kesulitan. Seperti kata bung Djie, kita harus tunggu di Gate berapa sesuai dengan No.KA nya dari jurusan mana kemana, gerbong berapa dan No. Tempat-duduk, semua sudah diprint di tiketnya, hanya dengan bhs. Th! Sedang stasiunnya KA begitu besarnya dan banyak Gate sesuai dengan jurusan dan jam berangkat, ... Yang diceritakan bung Djie, kebetulan dari Shanghai KA mulai berangkat, jadi KA sudah siap di stasiun belasan menit sebelum berangkan, dan mereka turun ke peron 10 menit sebelum KA berangkat. Cukup banyak waktu. Tapi kalau stasiun tengah jalan, itu betul-betul cuma 2 menit untuk penumpang turun dan naik. Caranya, juga 10 menit sebelum KA berangkat, penumpang disuruh siap turun ke peron, berbaris didepan pintu sesuai No. Gerbong. Begitu KA berhenti tepat ditempat, pintu terbuka, keluarlah penumpang yang harus turun dulu, barulah penumpang yang naik, berbaris masuk, ... itulah sebab bagasi jangan bawa terlalu besar dan berat-berat! Dekat pintu masuk gerbong itu ada pemusatan tempat barang yang agak besar. Tapi nampaknya tidak ada yang jaga, ... dan kontrol apakah penumpang yang turun distasiun berikut bisa salah ngambil bagasi. Sedang koper kecil b isa dibawa sampai tempat duduk, bisa ditaroh diatas spt di pesawat, atau disamping kaki kalau tidak keberatan mengganggu duduk saja. Begitu juga saat hendak turun ditengah jalan, 10 menit sebelum tiba, diumumkan, juga hanya dengan bhs. Th. akan tiba distasiun apa dan diminta penumpang yang hendak turun sudah siap-siap dengan bagasinya berbaris dekat pintu, dan keluar begitu pintu terbuka, ... Satu saat saya kembali dari Xia Men ke Shen Zhen gunakan KA-Cepat itu, kebetulan ramai dan penuh, nampak tiket yang dijual melebihi kapasitas, ... dan, yang menarik banyak orang desa, bawa pikulan hasil tanaman dan ternak ayam mereka. Kebetulan tempat duduk saya dibagian belakangnya ada sedikit ruang korong, pikulan ditaroh sana dan orangnya berdiri disamping saya. Saya tanya, kok bisa masuk naik KA tanpa ada tempat duduk? Dia bilang, beli tiket tanpa tempat duduk lebih murah dan karena hanya 2 stasiun cuma 15 menit, berdiri juga tidak masalah. Menarik juga cara Tk mengabdi dan melayani rakyatnya, ... rakyat jadi senang dengan ketambahan KA-Cepat ini untuk berpergian sesuai keperluan. Dan bagi rakyat kecil, ternyata harga tiket KA-Cepat masih terjangkau, tidak dirasakan terlalu mahal! Yang dirasakan mahal dan banyak dapatkan protes, makanan/minuman yang dijajakan di KA, ... entah sekarang sudah ada perbaikan belum? Yang juga menarik, jalur KA-Cepat itu frekwensinya cukup banyak, barangkali tidak sampai 30 menit bisa satu. Jadi, kalau kita datang terlalu pagi sebelum jam berangkat, boleh coba ke loket, untuk ganti tiket berangkat lebih dahulu dari jam semula, tentu kalau kebetulan ada tempat! Begitu juga sebaliknya, kalau kita datang terlambat, bisa datang ke loket untuk ganti line KA dijam berikut. Ganti tiket saja! Cukup praktis, ... Tentu kalau rombongan tour banyak orang, akan kesulitan bisa mempertahankan berangkat bersama dan dalam satu gerbong! Yang juga cukup menarik, biasanya di stasiun kota besar, seperti Xia Men, Shen Zhen bersambung dengan stasiun Metro kekota, ... memudahkan bagi kita untuk pindah-KA kota sesuai tujuan. Hanya saja kalau tidak bisa bhs.. Th., mungkin juga cukup sulit untuk nyelonong sendiri, ... kecuali cukup banyak waktu dan bisa perlahan-lahan perhatikan petunjuk jalan dan tanya pemuda-pemudi yg mengerti bhs. Inggris. Salam,ChanCT From: b...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Sunday, April 22, 2018 6:04 PMTo: GELORA45@yahoogroups.com Subject: Re: [GELORA45] TKI an TKA ==> Bullet train Bung Djie, Passport kami disini, bisa minta yg. berlaku 5 atau 10 tahun. Passport saya berlaku 10 tahun sampai tahun 2024, jadi tidak sering repot mesti ganti passport. Sebetulnya saya tidak ada rencana utk. mengikuti Reunion di Xiamen/RRT. Tetapi waktu saya di Amerika bulan yg. lalu waktu ngobrol2 dgn. teman di Phoenix/Arizona, dia cerita akan mengikuti Reunion. Kebetulan saya akan di Asia pd. bulan September dan Oktober, jadi saya coba utk mengikuti Reunion ini. Koq kebetulan ada orang yg. cancel. Dunia ini kecil. Justru yg. membantu saya bisa ikut Reunion adalah Dr. Tjio Hock Tong, (mantan dari Mayo Clinic). Saya belum pernah bertemu muka dgn. Dr. Tjio tetapi bisa kenal melalui Yahoo/Googlle Group dimana kami mempunyai mutual friend yaitu Prof. Dr. Hoo Joe-Jie. Dr. Hoo asalnya dari Malang, barangkali bung Djie mengenalnya. Dr. Hoo dulu sekelas dgn. saya selama 5 1/2 tahun waktu di universitas di Je rman. Kemudian dia mendapat kerjaan sebagai dosen dan membuat riset di Kanada. Kemudian dia di tarik utk. balik ke Jerman utk. bekerja di universitas di Hamburg. Kemudian dia ditarik ke Amerika utk. bekerja sebagai dosen dan riset di universitas di Syracuse/New York. Pengalaman saya pertama kali naik bullet train, lebih dari 15 tahun yg. lalu, adalah juga di Jepang waktu mengikuti konferenz di kota Kyoto. Dari Kyoto ke Tokyo naik bullet train Shinkasen. Pengalaman yg. "mengecewakan" adalah waktu mau me-motret/taking picture bullet train yg. lewat dgn. cepat melalui stasiun. Saya selalu terlambat me-motret-nya sebab begitu kelihatan dari jauh, tahu2 sudah hilang melewatinya. Saya tidak ingat bagaimana saya bawa kopernya. Nanti saya akan coba stinky taufu di Xiamen. Salam, BH Jo
---In GELORA45@yahoogroups.com, <djiekh@...> wro te : Hallo bung Jo, Saya tidak tahu precies bagaimana cara kerja panitianya, apa semuanya diatur oleh suatu travel bureau.Kami perginya lewat travel bureau, jauh2 hari sudah diatur dengan pasport lama.Tetapi waktu mau ambil visa di Tiongkok, saya perpanjang pasport saya dulu, karena untuk dapat visa,hanya dapat diperoleh kalau masa berlakunya visa masih 6 bulan setelah tiba di Tiongkok.Wah, waktu mau masuk Tiongkok, dicocokkan antara ticket kami yang kami dapat dari guide dengan nomor pasport.Ya, tentu saja tidak cocok, karena saya pakai pasport baru. Ya, saya jelaskan. Tetapi petugas check in tidaklangsung mengijinkan, mau tanya kepalanya dulu.Untung istri saya ingat, kalau dia yang foto pasport lama saya dan kirim per HP ke travel bureau di Tiongkok. Jadi cari foto pasport saya di HP, tunjukkan, dan langsung OK.Jadi bung J o, kalau pernah kirim copy pasport lama, perlu bawa pasport lama dan baru.Waktu berangkat dengan High Speed Train di Shanghai, kereta apinya sudah tunggu lama di station, dan peronnya sudah dibuka seperempat jam sebelumnya. Di ticketnya ada nomor gerbong kereta api, dan nomor seatnya. Saya tidak bisa berbahasa Mandarin, tetapi bisa menebak maksudnya, dari baca angka2nya. Jadi sambil jalan, lihat nomor gerbongnya.Kalau naik HST dari Tokyo ke osaka dan sebaliknya, juga harus lewat reservering. Jauh sebelum kereta api tiba, sayasudah berdiri di tempat yang di situ precies pintu gerbong kereta apinya akan terbuka. Orang2 antrinya miring dari kiri dankanan, sedangkan penumpang turun dari tengah,. Maka waktu 2 menit itu cukup, tidak tergesa-gesa.Yang mengatur perjalanan di Xiamen nanti adalah dr. Tjio Hock Tong. Tiap tahun dia ke Tiongkok, mempelajari riwayatTiongkok, kebiasaan dan makanan. D ia banyak nulis di Kompas dan koran di Amerika. Dia bunya apartemen di Guangzhou.Dia paham bahasa Mandarin. Dia sudah dua kali nginap di kami. Ada probleem apa, bisa minta tolong supaya dia yang atur.Moga2 segalanya berjalan lancar. Kalau di Xiamen, saya paling suka makan stinky Taufu, tahu basin, digoreng, renyah.Ada bau2 sedikit, saya dan beberapa orang suka sekali sampai restaurant kecilnya kami datangi tiap siang. Tetapi di gruptur baru2 ini, ada beberapa yang tidak suka baunya.Salam,KH 2018-04-22 9:46 GMT+02:00 bhjo@... [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>: Bung Djie, pengalaman anda berguna bagi kami karena kami mau mengikuti Reunion dari mantan ITB dari seluruh dunia di Xiamen dan salah satu program nya adalah naik bullet train dari Quanzhou ke Wuyishan dan dari Wuyishan ke balik ke Xiamen. Sebetulnya, saya dan istri bukan mantan ITB (tetapi kami adalah mantan universitas di Jerman) tetapi untung di sponsori supaya bisa mengikuti acara Reunion ini. Sebetulnya peserta dibatasi cuma 200 orang dan deadline nya tgl 31 Januari, tetapi kebetulan ada peserta yg. cancel. Sebelum dapat sponsor dari Los Angeles, sebetulnya saya mau minta bung Djie menjadi sponsor kami karena bung Djie adalah mantan ITB. Kami, sebelum Beijing Olympic, pernah naik "Maglev" bullet train dari kota Shanghai ke airpo rt nya tetapi jaraknya ya tidak begitu jauh. Bullet train yg. kami akan pakai dgn. teknologi lain. Panitia sudah memberi tahu kepada peserta supaya jangan membawa koper besar sebab tidak ada tempat di bullet train utk. koper besar. Jadi saya akan titipkan koper2 besar di hotel di Xiamen dan cuma akan membawa carry-on luggage. Juga dikatakan bahwa bullet train cuma berhenti 2 menit di setiap stasiun, jadi harus cepat naik dan turunnya dari bullet train. Tetapi katanya kalau sampai ketinggalan peserta bisa naik bullet train yg. akan datang kemudian. Juga sebelum naik bullet train akan melawati 2 security check. Ada nasehat lain? Salam, BH Jo