Bg. Lusi,kan anda ndak keberatan kalau saya minta satu kesmpatan ajaa
menjawab anda sebelum kita berdua meLARIKAN  diri dari panggun debat ini.!!!

Bg. Lusi .- ojo wedi. pokok-ee sing  penting kan  soal HAKEKAT  masalah
yang dibahas.....bukan soal  bahasanya yg dipakai kecuali kalu anda tak
bisa mengerti arti kalimat/kutipan  yg saya ajukan.

bahasa adalah bagian penting dari  kebudayaan, bahasa JUGA ADALAH sesuatu
alat komunikasi yang vital antara bangsa, antara suku, dalam
keluarga,lintas budaya, ilmu pengetahuan dll.. saya selalu beranggapan,
menguasai suatu bahasa lain adalah bagaikan mempunyai tambahan alat kerja
dalam tangan, jadi selalu ada kefaedahannya.

Coba pikirkan , dalam suatu kalimat yg berbahasa Indonesia, politik,
ekonomi ilmu pengatuan, budaya atau percakapan se-hari2 anda HITUNG  ajaa
kata2 asing, inggris, arab, dll  yng disisipkan, diplintir jadi "bahasa"
Indonesia  ....kan anda juga mengikuti koran dan berita Indonesia, nah kan
banyak kata2 yg berasal dari bahasa inggris, dll bahasa ...nah saya ingin
tahu  "pendapat" anda tentang kata2 asal kata asing yg menyusupi tulisan2
itu.

Bagi negarawan seperti XI, " hakekat" kutipan nya  itu  adalah "masalah"
rakyatnya sebesar 1,4 billion dan soal dunia dan rakyatnya...ini adalah
"hakekat"  -  " to create a sociaty with common future" yang diterima
dengan resmi  dalam  sidang  PBB sebagai pedoman dan tujuan PBB - dalam
berbagai bahasa apa ajaaa - ,

Bagi saya kan sebagian besar waktu dipakai urus dalam lingkungan keluarga
ajaa... kalau toh ada  buku2 Karl Marx kan  hanya  pajangan rumah aja, ntah
bagimana dgn anda? ( catatan: saya tak punya karya Marx .)
Nah Ingin bertanya,  apa kah sumbangan NYATA  anda   dalam "-perjuangan
pembebasan rakyat dari penghisapan manusia atas manusia.?" .......
terus terang, kalau saya sih NOL  KOSONG , NDAK ADA YG BISA SAYA
BANGGAHKAN!!

nah, kalau anda setuju, marilah, sekarang,  kita2 ber-sama2 me -larikan
diri - dari topik yg kita bahas dalam tulisan kita yg terdahulu.

Lin


2018-05-18 16:22 GMT+05:30 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com>:

>
>
> Bg Lin kayaknya kan lebih fasih bhs Inggris ketimbang bhs Indonesia.
> Karena itu baiknya kita tutup saja banyolan yang tidak lucu ini dng
> mempelajari pernyataan pihak Korea Utara yg berbahasa Inggris sbb.:
>
> Subject: [GELORA45] Pernyataan press Wakil Menteri Pertama Luar Negeri
> DPRK, Kim Kye Gwan.
> Date: Thu, 17 May 2018 13:01:37 +0000 (UTC)
> Reply-To: GELORA45@yahoogroups.com,Tatiana
> Lukman<jetaimemuc...@yahoo.com>
> Sender: GELORA45@yahoogroups.com
> X-Mailer: WebService/1.1.11871 YahooMailNeo Mozilla/5.0 (Windows NT
> 6.0) AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko) Chrome/49.0.2623.112
> Safari/537.36
>
> Press Statement by Kim Kye Gwan First Vice-Minister of Foreign Affairs
> of DPRK Pyongyang, May 16 (KCNA) --
>
> Kim Kye Gwan, first vice-minister of Foreign Affairs of the DPRK, made
> public thefollowing press statement on Wednesday: Kim Jong Un, chairman
> of theState Affairs Commission of the Democratic People's Republic of
> Korea, made astrategic decision to put an end to the unpleasant history
> of the DPRK-U.S.relations and met Pompeo, U.S. secretary of state, for
> two times during hisvisit to our country and took very important and
> broad-minded steps for peaceand stability in the Korean peninsula and
> the world.
>
> In response to the nobleintention of Chairman Kim Jong Un, President
> Trump stated his position forterminating the historically deep-rooted
> hostility and improving the relationsbetween the DPRK and the U.S.
>
> I appreciated the positionpositively with an expectation that upcoming
> DPRK-U.S. summit would be a bigstep forward for catalyzing détente on
> the Korean peninsula and building agreat future.
>
> But now prior to the DPRK-U.S.summit, unbridled remarks provoking the
> other side of dialogue are recklesslymade in the U.S. and I am totally
> disappointed as these constitute extremelyunjust behavior.
>
> High-ranking officials of the White House and the Department of
> Stateincluding Bolton, White House national security adviser, are
> letting loose theassertions of so-called Libya mode of nuclear
> abandonment, "complete,verifiable and irreversible denuclearization",
> "total decommissioningof nuclear weapons, missiles, biochemical
> weapons". etc, while talkingabout formula of "abandoning nuclear
> weapons first, compensatingafterwards".
>
> This is not an expression ofintention to address the issue through
> dialogue.. It is essentially a manifestation of awfully sinistermove to
> impose on our dignified state the destiny of Libya or Iraq which
> hadbeen collapsed due to yielding the whole of their countries to big
> powers.
>
> I cannot suppress indignation atsuch moves of the U.S., and harbor
> doubt about the U.S. sincerity for improvedDPRK-U.S. relations through
> sound dialogue and negotiations.
>
> World knows too well that our country is neither Libya nor Iraq
> whichhave met miserable fate.
>
> It is absolutely absurd to darecompare the DPRK, a nuclear weapon
> state, to Libya which had been at theinitial stage of nuclear
> development.
>
> We shed light on the quality of Bolton already in the past, and we
> donot hide our feeling of repugnance towards him.
>
> If the Trump administrationfails to recall the lessons learned from the
> past when the DPRK-U.S. talks hadto undergo twists and setbacks owing
> to the likes of Bolton and turns its earto the advice of
> quasi-"patriots" who insist on Libya mode and thelike, prospects of
> upcoming DPRK-U.S. summit and overall DPRK-U.S. relationswill be
> crystal clear.
>
> We have already stated our intention for denuclearization of the
> Koreanpeninsula and made clear on several occasions that precondition
> fordenuclearization is to put an end to anti-DPRK hostile policy and
> nuclearthreats and blackmail of the United States.
>
> But now, the U.S. ismiscalculating the magnanimity and broad-minded
> initiatives of the DPRK assigns of weakness and trying to embellish and
> advertise as if these are theproduct of its sanctions and pressure.
>
> The U.S. is trumpeting as if it would offer economic compensation
> andbenefit in case we abandon nuke.
>
> But we have never had any expectation of U.S. support in carrying
> outour economic construction and will not at all make such a deal in
> future,either.
>
> It is a ridiculous comedy to seethat the Trump administration, claiming
> to take a different road from theprevious administrations, still clings
> to the outdated policy on the DPRK - apolicy pursued by previous
> administrations at the time when the DPRK was at thestage of nuclear
> development.
>
> If President Trump follows inthe footsteps of his predecessors, he will
> be recorded as more tragic andunsuccessful president than his
> predecessors, far from his initial ambition tomake unprecedented
> success.
>
> If the Trump administration takes an approach to the DPRK-U.S.
> summitwith sincerity for improved DPRK-U.S. relations, it will receive
> a deservedresponse from us. However, if the U.S. is trying to drive us
> into a corner toforce our unilateral nuclear abandonment, we will no
> longer be interested insuch dialogue and cannot but reconsider our
> proceeding to the DPRK-U.S. summit..-
>
> Nah kalau disingkat kan spt dalam teks singkatah berbahasa Indonesia
> yang dikirimkan oleh Tatiana yang lalu tokh:
>
> Pernyataan press Wakil Menteri Pertama Luar Negeri DPRK, Kim Kye Gwan.
> Korut bukan Irak dan juga bukan Libia!!! Perdamaian tidak dicapai
> dengan mengorbankan kedaulatan nasional dan martabat bangsa, alias
> mencium pantat imperialis!! Iming-iming "bantuan" ekonomi tak akan bisa
> menyuap Korut untuk meninggalkan senjata nuklirnya!!! Semenanjung Korea
> baru akan sungguh-sungguh menjadi zone bebas nuklir kalau AS berhenti
> dengan semua ancaman dan latihan militernya.
>
> Jadi apa yang disebut "belajar-belajar dari Tiongkok" itu jiwanya tidak
> ada dlm statemennya dari Korea-Utara itu spt tafsiran pihak Kemlu
> Tiongkok itu. Ini termasuk kategori masalah kerjasama sama derajat antar
> negara tetangga yang bersahabat.
>
> Btw: siapa sih yang nggak tahu kalau kalangan anak-anak keluarga Kim Il
> Sung pernah studi di Swiss? Justru karena itu mereka sangat memahami apa
> artinya masalah terutama untuk mempertahankan arti kedaulatan nasional
> dan martabat bangsa. Swiss kan mampu mempertahankan sikap netral dlm
> PD-II. yang hakekatnya kan kontradiksi antagonisme antar negeri-negeri
> imperialisme itu.
>
> Am Fri, 18 May 2018 07:22:40 +0530
> schrieb "Hsin Hui Lin ehh...@gmail.com [GELORA45]"
> <GELORA45@yahoogroups.com>:
>
> > Bg. Lusi,
> > Benar kata anda, kok Korut mau belajar ML asli tulen ke Beijing, kan
> > nyasar dari MLism dan disana akan hanya dijejal dgn Han-besar-isme
> > nya Xi - is me. , Korut kan baiknya belajar dari pengalaman
> > prrkembangan Aachen yg nya ta BUKAN dari hasil kapitalisme. Dan
> > pula buku2 ajaran Marxist yg asli, tak terpelintirkan, kan dalam
> > bentuk tercetak black n white , ada disana..... diperpustakaan
> > negara...untuk dipelajari! ...... bukan sebagai bantal dan guling
> > loo. Benar2 pimpinan Korut tersesatkan oleh pengalaman TK yg
> > menyesatkan tuuu dan penuh dg Han-besar-isme, buktinyai theori Xi:
> > "society of shared future"!!!! Omong kosong nya Xi !!.
> >
> > Memang Rakyat kan bisa bertahan ratusan tahun dg perut kosong asalkan
> > penuh dgn ML-ism.... Buktinya? .... Loo pergi ajaa ke Aachen,
> > pendeknya Jermanlah dan carilah the right contact, benar2 seorang
> > MLnist.... Ingat, sejuta kali, jangan nyasar ke Beijing.
> > Opo tumon ...loo kan ono bukti nyata, ngak ngowos2an!
> > Wis, wong2 Korut tuu benar goblok, kalau mereka punya hotline dg.the
> > "right" person di Aachen, mereka ndak sampai nyasar ke Beijing.
> > KimJung Un kan juga tak belajar di Beijing tapi di Swiss.
> > Kok goblok men.... Ora tumon looo.
> >
> >
> > On 18 May 2018 2:48 a.m., "'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]" <
> > GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
> >
> > >
> > >
> > > Itu memang betul kalau bung Lin "hanya ber-gurau dengan bg Lusi..."
> > > Nah seandainya tidak bergurau kan jalannya cerita bisa spt di
> > > bawah ini. hehehe.
> > >
> > > Soalnya saya kan menanggapi berita yang diucapkan oleh wakil
> > > jubirnya Kemlu Tiongkok, (bukan pihak Korea-Utara lho) yang berbau
> > > apa yang disebut sebagai sindrom Han-besarisme thd Korea Utara.
> > > (baca: Beijing (ANTARA News) – Delegasi Korea Utara telah
> > > mengunjungi Beijing untuk belajar tentang pengalaman China dalam
> > > reformasi ekonomi <Lusi: maksudnya merevisionisasi kediktaturan
> > > proletariat menjadi sitim kediktaturan turbo-kapitalisme?> dan
> > > pembukaan diri <Lusi: sepenuhnya meleburkan sistim ekonomi politik
> > > Korea Utara ke dalam sistim kapitalisme-global?>, ungkap
> > > Kementerian Luar Negeri pada Selasa (15/05), sebuah langkah
> > > diplomatik terbaru oleh rezim Korea Utara.)
> > >
> > > Sayapun juga heran kok bung Lin yang merasa berkompeten untuk
> > > menjawab keheranan saya itu (baca Lusi: Kalau begitu, Xi Jinping
> > > berambisi ingin jadi gurunya Kim Jong Un? Opo tumon.)
> > > Emangnya, apa bung Lin ini masih perlu cari tambahan yuen di Kemlu
> > > Tiongkok sana, wong pensiunnya kan di banknya kan sudah mbludak
> > > begitu. Sampai-sampai ikut-ikut kejangkitan sindrom Han-besarisme
> > > dan berani-beraninya memberi petunjuk ke delegasi Korea-Utara untuk
> > > pergi ketempat saya segala.
> > > Waduh huebat sekali saya ini. Opo tumon toh lé...lé.
> > >
> > > Nah kalau pendapat bung Bhjo itu mah lain lagi juntrungnya.
> > >
> > > Sementara itu kita terima berita yang berisi pernyataan dari pihak
> > > Korea Utara dengan semangat yang tidak sama seperti yang dikemukakan
> > > oleh pihak RRT sebagai berikut ini:
> > >
> > > From: "Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]"
> > > <GELORA45@yahoogroups.com>
> > > To: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>, GELORA_In
> > > <gelora45@yahoogroups.com>, Daeng <menakjin...@t-online.de>, Harry
> > > Singgih <harrysing...@gmail.com>, Rachmat Hadi-Soetjipto
> > > <nc-hadis...@netcologne.de>, Mitri <scorpio200...@yahoo.de>,
> > > "in...@ozemail.com.au" <in...@ozemail.com.au>, Farida Ishaja
> > > <farida.ish...@gmail.com>, Oman Romana <oromana0...@gmail.com>,
> > > Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com>, Gol
> > > <gogo...@gmail.com>, Harsono Sutedjo <harsut...@gmail.com>,
> > > "da...@telia.com" <da...@telia.com>, Billy Gunadi
> > > <billyguna...@rogers.com>, Sie Tik Tan <sietik....@yahoo..com>,
>
> > > Sahala Silalahi <silalahi2...@yahoo.de>, "Ronggo A."
> > > <ronggo...@gmail.com>, Andreas Sungkono <wisoges...@hotmail.com>,
> > > Tjoa <alitjo...@gmail.com>, Nunu Nugroho <nuhari...@gmail.com>, WIN
> > > DJOYO <w.bahagia...@gmail.com>, Everistus Kayep
> > > <everistus.ka...@gmail.com> Subject: [GELORA45] Pernyataan press
> > > Wakil Menteri Pertama Luar Negeri DPRK, Kim Kye Gwan. Date: Thu, 17
> > > May 2018 13:01:37 +0000 (UTC) Reply-To:
> > > GELORA45@yahoogroups.com,Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com>
> > > Sender: GELORA45@yahoogroups.com X-Mailer: WebService/1.1.11871
> > > YahooMailNeo Mozilla/5.0 (Windows NT 6.0) AppleWebKit/537.36
> > > (KHTML, like Gecko) Chrome/49.0.2623.112 Safari/537.36
> > >
> > > Press Statement by Kim Kye Gwan, First Vice-Minister of Foreign
> > > Affairs of DPRK
> > >
> > > Pernyataan press Wakil Menteri Pertama Luar Negeri DPRK, Kim Kye
> > > Gwan. Korut bukan Irak dan juga bukan Libia!!! Perdamaian tidak
> > > dicapai dengan mengorbankan kedaulatan nasional dan martabat
> > > bangsa, alias mencium pantat imperialis!! Iming-iming "bantuan"
> > > ekonomi tak akan bisa menyuap Korut untuk meninggalkan senjata
> > > nuklirnya!!! Semenanjung Korea baru akan sungguh-sungguh menjadi
> > > zone bebas nuklir kalau AS berhenti dengan semua ancaman dan
> > > latihan militernya.
> > >
> > > Salam
> > > Lusi.-
> > >
> > > ------------
> > >
> > > Am Thu, 17 May 2018 11:06:57 +0530
> > > schrieb "Hsin Hui Lin ehh...@gmail.com [GELORA45]"
> > > <GELORA45@yahoogroups.com>:
> > >
> > > > Bg. Jo,
> > > >
> > > > Saya hanya ber-gurau dgn bg. Lusi......nothing serious ....!
> > > > Lin
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > 2018-05-17 11:01 GMT+05:30 b...@yahoo.com [GELORA45] <
> > > > GELORA45@yahoogroups.com>:
> > > > >
> > > > >
> > > > > Bung Lin, KU mesti merubah ekonomi sosialis/komunis nya menjadi
> > > > > ekonomi sosialis kapitalis nya pelan2, mesti belajar dari Xi
> > > > > Jinping dulu, kalau sudah mendapat kemajuan baru belajar dari
> > > > > Angela Merkel, yg. lebih kapitalis.
> > > > >
> > > > > Negara2 Komunis murni rontok/satu persatu karena adanya
> > > > > "Instinct for survival" dimana mahkluk hidup mencari kecukupan
> > > > > (utk. "diri mereka sendiri") daripada kekurangan/kemiskinan,
> > > > > keenakan daripada penderitaan, ketentraman daripada ketakutan
> > > > > dsb. (utk. bisa berkembang biak = To survive). Instinct ini di
> > > > > tanam di genes mereka sedari mulainya evolusi yg. sudah berumur
> > > > > jutaan tahun. Manusia adalah "juga" mahkluk hidup yg. mempunyai
> > > > > Instinct for survival ini dibawah "subconscious mind" nya. Jadi
> > > > > tidak gampang utk. melawan instinct ini yg. ada di subconscious
> > > > > mind di setiap orang. Korupsi ada di setiap bangsa karena
> > > > > asalnya dari instinct ini. Orang berimigrasi/pindah dari negara
> > > > > yg. kurang enak ke negara yg. lebih enak seperti banyak kawan2
> > > > > kita yg. di Eropa (banyak yg.. dari Eropa Timur pindah ke Eropa
> > > > > Barat) atau dimana saja. Saya belum pernah dengar orang ber
> > > > > imigrasi utk. mencari kemiskinan atau kesusahan. Sekarang
> > > > > selain runtuh nya negara2 komunis, utk. menuruti instinct ini,
> > > > > orang2 menjadi imigran, imigran ekonomi, refugees. Jadi
> > > > > hipokrit kalau orang bilang gembar-gembor anti ekonomi
> > > > > kapitalis tetapi maunya hidup di negara2 maju yg. beraliran
> > > > > kapitalis tetapi tidak mau tinggal di Korea Utara yg. tinggal
> > > > > satu2 nya negara komunis yg. baru sekarat (mau meniru
> > > > > Tiongkok) . Orang Jerman Timur lebih senang hidup di di Jerman
> > > > > Barat (dulu memanjat Berlin wall) , orang Vietnam Utara senang
> > > > > hidup di Vietnam Selatan, ya karena adanya insticnt ini..
> > > > >
> > > > > Saya anti politik luar negeri Amerika, maka dari itu tidak mau
> > > > > tinggal di Amerika walaupun saya berhak/boleh tinggal di
> > > > > Amerika.
> > > > >
> > > > >
> > > > > ---In GELORA45@yahoogroups.com, <ehhlin@...> wrote :
> > > > >
> > > > > Bg. Lusi,
> > > > >
> > > > > KU kirim delegasi ke Beijing untuk mempelajari pengalaman RRT
> > > > > dan berguru pada Xi .....wah cilaka besar ,rupa2nya salah
> > > > > alamat ni , .......kan seharusnya delegasi KU ke Aachen, Jerman.
> > > > > Ajooo bg.Lusi cepat2 dikoreksi dan berilah pada KU informasi
> > > > > yang cukup, siapa yang harus mereka temui dan pada siapa harus
> > > > > berguru di Aachen !
> > > > >
> > > > > Salam, Lin
> > > > >
> > > > >
> > >
> > > > > 2018-05-17 0:06 GMT+05:30 'Lusi D.' lusi_d@.... [GELORA45] <
> > > > > GELORA45@yahoogroups.com>:
> > > > >
> > > > > Kutipan kalimatnya Beijing (ANTARA News): "Delegasi Korea Utara
> > > > > telah mengunjungi Beijing untuk belajar tentang pengalaman China
> > > > > dalam reformasi ekonomi dan pembukaan diri, ungkap Kementerian
> > > > > Luar Negeri pada Selasa (15/05), sebuah langkah diplomatik
> > > > > terbaru oleh rezim Korea Utara."
> > > > > Kalau begitu, Xi Jinping berambisi ingin jadi gurunya Kim Jong
> > > > > Un? Opo tumon. Hehehe
> > > > >
> > > > > Am Wed, 16 May 2018 11:28:31 +0800
> > > > > schrieb "'Chan CT' SADAR@... [nasional-list]"
> > > > > <nasional-l...@yahoogroups.com >:
> > > > >
> > > > > > Korut kunjungi Beijing untuk pelajari reformasi China
> > > > > > Rabu, 16 Mei 2018 10:07 WIB
> > > > > >
> > > > > > Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan dengan
> > > > > > Presiden China Xi Jinping, dalam foto yang diambil dari video
> > > > > > siaran pada Rabu (28/3/2018). Jong Un melakukan kunjungan
> > > > > > tidak resmi ke China mulai Senin hingga Rabu, menurut
> > > > > > keterangan kantor berita Xinhua. (CCTV via Reuters TV)
> > > > > >
> > > > > > Beijing (ANTARA News) – Delegasi Korea Utara telah mengunjungi
> > > > > > Beijing untuk belajar tentang pengalaman China dalam reformasi
> > > > > > ekonomi dan pembukaan diri, ungkap Kementerian Luar Negeri
> > > > > > pada Selasa (15/05), sebuah langkah diplomatik terbaru oleh
> > > > > > rezim Korea Utara.
> > > > > >
> > > > > > Sekutu era Perang Dingin itu telah meningkatkan hubungannya
> > > > > > dalam beberapa pekan terakhir saat pemimpin Korea Utara Kim
> > > > > > Jong Un bersiap untuk pertemuan bersejarah dengan Presiden AS
> > > > > > Donald Trump di Singapura pada 12 Juni.
> > > > > >
> > > > > > China mengatakan bahwa Pak Thae Song, wakil ketua Komite
> > > > > > Sentral Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara,
> > > > > > mengunjungi Beijing pada Senin atas undangan Partai Komunis
> > > > > > China.
> > > > > >
> > > > > > Baca juga: Indonesia siap fasilitasi pertemuan Kim Jong-un dan
> > > > > > Trump
> > > > > >
> > > > > > "Kunjungan ini adalah sebuah contoh konkret dari konsensus
> > > > > > penting antara Sekretaris Jendral (Partai Komunis) dan Ketua
> > > > > > Kim Jong Un," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lu
> > > > > > Kang dalam konferensi pers reguler, yang membenarkan laporan
> > > > > > media tentang kunjungan itu.
> > > > > >
> > > > > > Baca juga: Trump dan Kim Jong-un bertemu di Singapura pada 12
> > > > > > Juni
> > > > > >
> > > > > > Delegasi itu datang untuk "belajar tentang pencapaian
> > > > > > pembangunan ekonomi domestik China dan reformasi serta proses
> > > > > > pembukaan diri," kata Lu.
> > > > > >
> > > > > > Para analis mengatakan bahwa janji Kim pada bulan lalu untuk
> > > > > > membangun "konstruksi ekonomi sosialis" dapat mendorong
> > > > > > reformasi ekonomi bergaya China, yang mengubah negara yang
> > > > > > dipimpin komunis itu menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia,
> > > > > > AFP.(hs)
> > > > > >
> > > > > > Baca juga: Xi Jinping dan Kim Jong Un bertemu di Tiongkok
> > > > > > Penerjemah: Ida Nurcahyani
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > >
> > >
> > >
>
> 
>

Kirim email ke