Hahahaha... kalo saya mah lagi ketawa ter-bahak2 ko Chan, banyak
yang lucu dari hidup ini, liat kelakuan orang2.
Dibalik kekasaran orang2 Hongkong yang sangat mendunia itu, ada
juga lucunya. Apa si ko Chan ga ketawa baca pejabat ditanya kapan
matinya oleh awak media?
Di Amerika juga banyak yang lucu. Baca si Trump ditanya wartawan
bagaimana hasil perundingan dengan siapa gitu, lupa, jawaban si
Trump :"Bukan urusanmu". Apa ga lucu? dianggapnya negara ini
bisnisnya dia aja.
Saya yang biasanya sebal sama si Trump ini, jadi liat dia serasa
so cuuuuute...Emoji (Ini sih cuma selingan).
Nah urusannya dengan si ko Chan, ya engga ada salahnya pindah
dari daratan ke Hongkong, tentu pilih mana yang lebih enak buat
hidup kan? Masa ada orang nyari tempat tinggal yang ga enak
ditinggalin. Cuma saya mau nanya, kenapa sudah enak tinggal si
Hongkong lalu pingin aturan China daratan yang si ko Chan
tinggalkan karena pasti tidak enak tinggal disana. Kan aneh,
mangkanya saya nanya. Bukan marah. Cuma pingin tau aja. Kalo ada
yang aneh kan orang pingin nanya.
Gitu aja. Jawaban saya yang lalu cuma saya reply ke privat saja
loh, bukan ke milis. BHJo yang bawa.
mj
n Tuesday, August 13, 2019, 09:33:08 PM PDT, ChanCT <sadar@...>
<mailto:sadar@...> wrote:
Hahahaa, ... ci Martha semalam tidak enak tidur dan mimpi
buruk??? Lalu jadi murang-muring nyerang sana-sini, ...
Lalu, apa dan dimana salah salah saya pindah dari Beijing hidup
di HK? Bukankah setiap orang bebas-bebas saja menentukan pilihan
jalan hidupnya sendiri dengan pertimbangan masing-masing! Yang
patut disesalkan bahkan disalahkan adalah orang-orang yang pindah
hidup ditempat lain lalu melupakan bahkan menghujat tanahair
dimana dia dilahirkan dan dibesarkan! Bahkan seseorang hidup
disatu negara lalau mengkritik bahkan mengutuk politik pemerintah
yang berkuasa juga apa salahnya?
Saya pro Beijing dan hidup di HK selama ini, tentu saja TETAP
menghendaki Hongkong TIDAK DIRUSAK apalagi berhasil DIHANCURKAN
oleh bandit-bandit yg selama 2 bulan ini sangat merusak dan
jelas-jelas didukung kuat oleh AS!
Biarlah pertarungan menjadi lebih sengit antara RRT-AS, tidak
hanya perang dagang yg dilancarkan Trump 2 tahun terakhir ini,
... Dan kita lihat siapa akan keluar sebagai pemenangnya!
Hanya saja apapun yang terjadi, saya tetap mengharapkan jangan
sampai rakyat banyak dikorbankan!
Itu saja, ...
marthajan04 於 14/8/2019 10:56 寫道:
Hehehe.... Chan Chung Tak pro beijing tapi senang tinggal di
hongkong, melarikan diri dari China daratan.
Bbjo sami mawon. pro beijing, anti america tapi tinggal di
amerika .
Ga mau tinggal di daratan China.
Sama seperti lainnya disini, kahaji.
Pada muja2 china daratan tapi ga sudi tinggal disana. Bagaimana
anda2 bisa, menjelaskan hal ini?
Senang orang2 di daratan tertindas? Saya sih terus terang pro
Taiwan dan Hongkong mandiri tidak dibawah Beijing. Semoga
tercapai cita2 mereka bebas dari Daratan.
Sent from my Verizon, Samsung Galaxy smartphone
-------- Original message --------
From: "bhjo@... [GELORA45]" <mailto:bhjo@...[GELORA45]>
<GELORA45@yahoogroups.com> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
Date: 8/13/19 7:15 PM (GMT-08:00)
To: marthajan04@... <mailto:marthajan04@...>
Subject: Re: Muncul dalam Konferensi Pers, Pemimpin Hong Ko ng
Ditanya "Kapan Mati?" Halaman all - Kompas.com
Bung Chan,
Para pendemo yg sudah menjadi anarkis dan merugikan Hong Kong,
harus di"tumpas" rata. Kami yg akan transit di HK bulan Oktober,
mengharap pendemo/pengacau bisa paling sedikit dibersihkan dari
airport.
BH Jo
*Muncul dalam Konferensi Pers, Pemimpin Hong Kong Ditanya "Kapan
Mati?" ***
AGNI VIDYA PERDANA
Kompas.com - 13/08/2019, 17:08 WIB
carrie lam的圖片æœå°‹çµæžœKepala Eksekutif Hong Kong Carrie
Lam saat memberikan pernyataan terkait aksi unjuk rasa warga Hong
Kong, Senin (5/8/2019).(AFP / ANTHONY WALLACE)
HONG KONG, KOMPAS.com - Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, kembali
tampil di hadapan publik, pada Selasa (13/8/2019), menyusul akhir
pekan yang diwarnai demonstrasi dan bentrokan.
Lam hadir dalam konferensi pers untuk menyampaikan pernyataan
singkat pascakekerasan yang terus meningkat antara pengunjuk rasa
pro-demonstrasi dengan aparat keamanan di kota semi-otonom itu.
Namun tak lama setelah dapat menyampaikan pernyataannya, Lam
langsung mendapat "serangan" pertanyaan dari awak media, mulai
dari pertanyaan biasa hingga yang menyudutkannya.
"Kapan Anda akan menerima tanggung jawab politik untuk mengakhiri
ketakutan warga? Kapan Anda akan bersedia mundur? Kapan Anda akan
memerintahkan polisi untuk berhenti?" tanya seorang reporter dari
penyiar publik Hong Kong, RTHK.
Baca juga: Pemimpin Hong Kong Peringatkan Bahaya yang Timbul jika
Demo Terus Terjadi
Belum sempat Lam menjawab pertanyaan tersebut, reporter itu
kembali menambahkan pernyataannya. "Anda sebelumnya meminta saya
untuk menjalankan pekerjaaan saya secara serius, jadi tolong
jawab pertanyaan saya juga dengan serius," ujar reporter tersebut.
Pertanyaan lain yang datang dari wartawan lainnya lebih
mengejutkan di saat Lam mendadak meninggalkan podium. "Apakah
Anda memiliki hati nurani?" teriak seorang jurnalis.
"Nyonya Lam, banyak warga bertanya, kapan Anda akan mati?" tanya
wartawan lainnya.
Baca juga: Pemimpin Hong Kong Diserang Bertubi-tubi oleh Jurnalis
Saat Membahas Unjuk Rasa
Di bawah prinsip "satu negara, dua sistem", media di Hong Kong
mendapat kebebasan dalam menyampaikan laporannya, sesuatu yang
tidak dapat dirasakan oleh rekan-rekan seprofesi mereka di China
daratan, di mana media kerap mendapat sensor keras dari
pemerintah pusat.
Hal tersebut termasuk saat mengajukan pertanyaan saat konferensi
pers, sehingga dapat menghadirkan keterwakilan politik yang lebih
luas, mulai dari pro-Beijing hingga yang mendukung kemerdekaan.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah Hong Kong telah memberikan
peringatan jika aksi unjuk rasa yang sudah terjadi selama dua
bulan terakhir tidak menemukan solusi akhir.
Dalam konferensi pers, Lam menyatakan kekerasan tidak peduli
seperti apa bentuknya, bakal menjerumuskan masyarakat ke situasi
yang berbahaya dan mengerikan.
"Situasi Hong Kong dalam sepekan terakhir telah membuat khawatir
bahwa saat ini, kami sudah mencapai level yang dimaksud," ucap
Lam dilansir AFP Selasa (13/8/2019).
Baca juga: Demo Hong Kong, dari Penolakan UU Ekstradisi hingga
Hak Kedaulatan Negara
"Sekali lagi saya meminta kepada semua orang untuk
mengesampingkan perbedaan dan tenang. Saya meminta waktu untuk
berpikir jernih. Apakah kalian hendak membawa Hong Kong ke
jurang?" tanyanya.
Hong Kong kembali mengalami kekerasan dalam bentrokan yang
terjadi di sejumlah titik, melibatkan pengunjuk rasa dengan
aparat keamanan, selama akhir pekan lalu.
Tak hanya di jalanan, aksi juga digelar di Bandara Internasional
Hong Kong, pada Senin (12/8/2019), yang melihat hingga 5.000
orang memenuhi aula kedatangan.
Pihak otoritas bandara akhirnya memutuskan untuk menghentikan
operasional bandara dan membatalkan jadwal keberangkatan dan
kedatangan pada Senin sore.
Situasi bandara telah berangsur normal pada Selasa (13/8/2019)
pagi, dengan sejumlah penerbangan dan kedatangan dapat berjalan
sesuai jadwal.
Baca juga: Bandara Hong Kong Pulih, Penerbangan Garuda Indonesia
Kembali Normal廣告Halaman: 1 2 Show All Dapatkan hadiah utama
Smartphone setiap bulan dan Voucher Belanja setiap minggunya,
dengan berkomentar di artikel ini! #JernihBerkomentar *Baca
Syarat & Ketentuan di sini! Video Pilihan 10:05Bandara Hong Kong
Diduduki Massa, 75 WNI Terjebak04:41Demonstran Duduki Bandara
Internasioal Hong Kong, Penerbangan Dibatalkan00:59Demonstran
Duduki Bandara Hong Kong, Seluruh Penerbangan Dibatalkan01:23Ada
Ruang Turunkan Suku Bunga, BI Terus Pantau Dinamika Pasar
Global03:30Otak-Atik Kursi Menteri, Pasar Inginkan Porsi Lebih
Besar Dari Kalangan Profesional09:00Memupuk Cinta Indonesia -
Smart Happiness02:13Membangun SDM Unggul Melalui Penggunaan Dana
Desa12:43Kontroversi Penambahan Kursi Pimpinan MPR, Politisi
PDI-P: Arahnya Sudah Jelas PenulisAgni Vidya Perdana EditorAgni
Vidya Perdana SumberAFP
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
<http://kompas.com/> dengan judul "Muncul dalam Konferensi Pers,
Pemimpin Hong Kong Ditanya "Kapan Mati?"",
https://internasional.kompas.com/read/2019/08/13/17081701/muncul-dalam-konferensi-pers-pemimpin-hong-kong-ditanya-kapan-mati?page=all.
Penulis : Agni Vidya Perdana
Editor : Agni Vidya Perdana
<http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient>
不含病毒。www.avg.com
<http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient>
<#DAB4FAD8-2DD7-40BB-A1B8-4E2AA1F9FDF2>