Yang PASTI Jokowi jauh lebih pandai berhitung-hitung dibanding bung!
Makanya Jokowi bisa jadi Presiden dan terpilih kembali untuk periode
ke-dua, ... Sedang bung hanya bisa nyinyir saja!
Propyek-proyek yang mangkrak justru bisa diteruskan oleh Jokowi, ...
bukankah seperti MTR mangkrak sekarang bisa operasi di Jkt! Tentu dari
sekian proyek infrastruktur yg dibangun mungkin saja ada yg kurang
manfaatnya dewasa ini, ... dan baru akan bermanfaat setelah pembangunan
berikut selesai!
Pembangunan melebihi anggaran tentu boleh-boleh saja, produksi lokal
masih belum mencukup juga boleh impor! Negara kekurangan modal juga
boleh gunakan pengusaha domestik/asing untuk investasi, ... Apa salahnya?
ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] 於 23/9/2019 16:15 寫道:
Sejak di Solo Jokowi tidak bisa berhitung. Bikin proyek selalu
melebihi anggaran.
Sekolah di mana itu anak, kok gk bisa ngukur diri.
--- SADAR@... wrote:
Apanya "BANJIR Baja IMPOR"??? Sekalipun impor baja Tk terbesar,
tetap saja menunjukkan produksi baja lokal, khususnya dari
produksi KS kenyataan BELUM bisa mencukupi kebutuhan pembangunan,
kok! Kenapa kalau impor baja dari negara lain (bukan Tk) bisa
membenarkan usulan RR naikkan 25% pajak impor baja? SAMA SAJA!
Karena kenyataan produksi lokal TIDAK mencukupi kebutuhan! Kecuali
HENTIKAN PEMBANGUNAN yg melebihi hasil produksi baja lokal! Atau
pembangunan akan macet, atau setidaknya terhambat dengan kenaikan
25% harga baja yg harus digunakan?
Ini ada sedikit data untuk pertimbangan:
https://katadata.co.id/telaah/2019/01/23/impor-baja-masih-akan-menggerus-neraca-perdagangan
“Pertumbuhan demand impor baja tahun ini diperkirakan naik 10-16%
dibandingkan tahun 2018. Tak dapat dipenuhi dari dalam negeri
karena kapasitas suplai dalam negeri relatif stagnan,” kata
Wigrantoro. Kebutuhan baja dalam negeri terus meningkat karena
maraknya pembangunan proyek infrastruktur. Perkiraan kebutuhan per
tahun sekitar 14-15 juta ton. Sementara, produksi dalam negeri
sekitar 8 juta ton. *Penambahan pasokan baja dari pabrik dalam
negeri belum berhasil mengejar kebutuhan nasional.* Tahun ini,
*penambahan kapasitas baja hanya datang dari Krakatau Steel.
**“Jumlahnya belum mampu menghentikan ketergantungan impor,” *kata
Wigrantoro, yang pernah menjabat Dirut Krakatau Steel. Saat ini,
kapasitas produksi yang dimiliki Krakatau Steel hanya sebesar 5
juta ton per tahun. Pada April 2019 nanti, pabrik Hot Strip Mill
(HSM) 2 perusahaan tersebut akan mulai memproduksi hot rolled coil
sebanyak 1,5 juta ton. Krakatau juga akan mengakuisisi pabrik baja
lokal yang hampir atau sudah bangkrut pada 2019. Pabrik yang akan
diakuisisi diperkirakan menambah kapasitas sebanyak 1 juta ton
baja. Selain Krakatau, kata Wigrantoro, tak ada perusahaan dalam
negeri yang akan menambah kapasitas produksi. Dia menyebut
perusahaan baja lain, PT Burung Garuda yang belum akan merealisasi
penambahan kapasitas di tahun ini.
Artikel ini telah tayang diKatadata.co.id
<https://katadata.co.id/>dengan judul "Impor Baja Tiongkok Masih
Akan Menggerus Neraca Perdagangan"
,https://katadata.co.id/telaah/2019/01/23/impor-baja-masih-akan-menggerus-neraca-perdagangan
Impor Baja Indonesia Mencapai 12,57 Juta Ton
Impor Baja (Produk Setengah Jadi dan Siap Pakai) 2007-2016
Sumber : Worldsteel.org, 2017
Penulis: Yuliawati
Editor: Yuliawati
ajeg 於 23/9/2019 12:44 寫道:
Kalau banjir baja impor "dari Cina" diganti jadi "dari AS" atau
"dari Rusia" atau "dari India" atau "dari Jepang", apa usulan RR
tetap tidak masuk akal?
--- SADAR@... wrote:
Tentu masalah menyelamatkan KS yg setiap tahun rugi dan
dengan hutang sudah mencapai Rp.30T itu, harus lebih dahulu
menemukan dimana masalah utamanya! Kemarin ini bung Djie
sudah keluarkan beberapa masalah, ... dan menurut JK yg
utama juga manajemen KS yg perlu diberesin dulu! Dan sedang
diusahakan semaksimal mungkin, entah berhasil tidak, ...?
Tempo hari saya pernah mengikuti video diskusi "Menyelamatkan
KS" ada RR, ada juga Presdir KS, yg menjelaskan hasil
produksi baja KS utamanya bukan utk pembangunan
infrastruktur, dan oleh karenanya tdk mengambil produksi baja
KS, jadi wajar saja kalau pembangunan infrastruktur Jokowi
lebih 4 th terakhir ini masih harus import! Hanya saja saya
tidak berhasil menemukannya kembali.
Entah apakah KS bisa tidak dengan mudah merubah jenis
produksi baja sesuai kebutuhan pasar? Atau karena teknologi
dan aparat yg digunakan sudah kuno, ...???
Jadi, berapa besar kran impor baja dibuka, yaa tergantung
kebutuhan pasar di Indonesia! TIDAK PERLU menyasar baja Tk yg
lebih murah! Lalu, bagaimana pula dengan hasil produksi baja
Morowali itu? Bisa KS bersaing dengan hasil baja Morowali,
atau produksi baja Morowali itulah yg dibilang baja Tk???
Kalau saja impor baja Tk kebanyakan yg katanya murah dengan
harga dumping, juga tidak akan laku dan akhirnya hanya
tertimbun digudang saja! Bukankah importir nya akan RUGI
sendiri!
ajeg 於 22/9/2019 22:50 寫道:
Maksudnya Jokowi tidak tidak tahu pentingnya industri baja?
Dia bisa menyesal industri tekstil digempur Cina kenapa untuk
baja hanya menyalahkan manajemen KS? Apa presdir KS punya
wewenang untuk membuka / tutup keran impor?
--- SADAR@... wrote:
Entah bung tahu tidak ditahun 1950-an Tiongkok sudah
punya pabrik baja Ibukota, yg dibangun dengan bantuan
dan teknologi Sovyet Uni! Dan justru untuk meningkatkan
BERDIKARI lebih lanjut, Deng masih tetap minta bantuan
Baja-Nippon untuk bangun pabrik baja yg lebih besar lagi!
Lha, jelas masalah utama KS ada pada manajemen yg perlu
dibenahi, dan itulah yg akibatkan HARGA baja KS jadi
tinggi dan sulit bersaing dipasar! Kenapa pemasukan baja
dari Cina yg salahkan dan dumping harga? Jadi ikut2an
Trump yg jalankan, ... naikkan pajak dan TIDAK
memecahkan masalah yg terjadi sesungguhnya dengan tidak
peduli pula rakyat berteriak harus beli barang dengan
harga lebih mahal? Dimana kebijakan berdikari yang
dijalankan!!! Bukankah Presdir KS baru saja diganti dan
tugas utamanya membenahi manajemen KS yg memang
bermasalah itu. Lalu bagaimana hasilnya?
ajeg 於 22/9/2019 5:18 寫道:
Tentu saja Cina ngerti bahwa industri baja merupakan
tulang punggung pembangunan negara / masyarakat
berdikari. Itulah yang digarap Deng di awal
kekuasaannya dengan memohon bantuan Jepang (Nippon Steel).
Jadi, untuk menambah tingkat ketergantungan bahkan
menghancurkan Indonesia ya tinggal dirusak saja
industri bajanya, Krakatau Steel itu. Caranya, banjiri
Indonesia dengan baja murah dan murahan dari Cina atas
nama persaingan pasar bebas. Toh boneka centeng siap
menggebuk Rakyat yang coba-coba menghalangi usaha para
cukong "cari makan" di Indonesia! Apa susahnya? Silakan
putar ulang pidato visi-misi presiden pilihan KPU-MK
yang tegas menyatakan kesiapannya sebagai centeng cukong.
Dari sini jelas bahwa bahaya di depan Rakyat Indonesia
yang sudah memiliki industri baja ini pertama-tama
adalah keberadaan centeng-centeng di pucuk kekuasaan
sejak HMS, BJH, MSP, SBY, hingga JKW. Hanya BK dan GD
yang sampai akhir hayat pantang menyerah untuk membawa
bangsa ini berdiri di atas kaki RI.
Banyak kok usaha Rakyat yang berhasil secara
tradisional tetapi selalu patah tumbuh hilang berganti
karena keberdikariannya tidak dilindungi pemerintah.
Sebaliknya, usaha berdikari yang kelihatan semakin
maju, buru-buru digiring untuk memakai sistem
administrasi / manajemen kapitalisme Barat. Barang
siapa membangkang, habislah dia dengan macam-macam
fitnah termasuk tudingan "komunis" hingga "komunitas
ajaran sesat"!
Ada-ada sajalah cara neolib-neocon untuk menghancurkan
kekuatan lawannya yang selalu dimulai dengan isu dan
propaganda media. Bila perlu, terapkan taktik andalan,
adu domba. Sebagaimana yang kita saksikan hari-hari ini
dalam peristiwa kebakaran kilang minyak Aramco.
--- lusi_d@... wrote:
Melanjutkan pembicaraan ttg ekonomi politik saran RR
masalah Krakatau Steel
--
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com