Lho, bung yang merasa lebih jago hitung-hitungan, kenapa TIDAK AJUKAN jalan keluar yang lebih baik dan perjuangkan? Bahkan ajukan bagaimana perhitungan hutang-hutang yg bung anggap sudah TIDAK KEBAYAR itu??? Coba bung bantah pemikiran Sri Mulyani yang sampai sekarang tetap menganggap hutang RI masih sehat dan sanggup bayar hutang tanpa harus kuatir!

ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] 於 23/9/2019 20:38 寫道:

Jadi, Anda bersedia melunasi utang yang dia bikin?


"... Apa salahnya?"


--- SADAR@... wrote:

    Yang PASTI Jokowi jauh lebih pandai berhitung-hitung dibanding
    bung! Makanya Jokowi bisa jadi Presiden dan terpilih kembali untuk
    periode ke-dua, ... Sedang bung hanya bisa nyinyir saja!

    Propyek-proyek yang mangkrak justru bisa diteruskan oleh Jokowi,
    ... bukankah seperti MTR mangkrak sekarang bisa operasi di Jkt!
    Tentu dari sekian proyek infrastruktur yg dibangun mungkin saja
    ada yg kurang manfaatnya dewasa ini, ... dan baru akan bermanfaat
    setelah pembangunan berikut selesai!

    Pembangunan melebihi anggaran tentu boleh-boleh saja, produksi
    lokal masih belum mencukup juga boleh impor! Negara kekurangan
    modal juga boleh gunakan pengusaha domestik/asing untuk investasi,
    ... Apa salahnya?


    ajeg 於 23/9/2019 16:15 寫道:
    Sejak di Solo Jokowi tidak bisa berhitung. Bikin proyek selalu
    melebihi anggaran.

    Sekolah di mana itu anak, kok gk bisa ngukur diri.

    --- SADAR@... wrote:

        Apanya "BANJIR Baja IMPOR"??? Sekalipun impor baja Tk
        terbesar, tetap saja menunjukkan produksi baja lokal,
        khususnya dari produksi KS kenyataan BELUM bisa mencukupi
        kebutuhan pembangunan, kok! Kenapa kalau impor baja dari
        negara lain (bukan Tk) bisa membenarkan usulan RR naikkan 25%
        pajak impor baja? SAMA SAJA! Karena kenyataan produksi lokal
        TIDAK mencukupi kebutuhan! Kecuali HENTIKAN PEMBANGUNAN yg
        melebihi hasil produksi baja lokal! Atau pembangunan akan
        macet, atau setidaknya terhambat dengan kenaikan 25% harga
        baja yg harus digunakan?

        Ini ada sedikit data untuk pertimbangan:
        
https://katadata.co.id/telaah/2019/01/23/impor-baja-masih-akan-menggerus-neraca-perdagangan

        “Pertumbuhan demand impor baja tahun ini diperkirakan naik
        10-16% dibandingkan tahun 2018. Tak dapat dipenuhi dari dalam
        negeri karena kapasitas suplai dalam negeri relatif stagnan,”
        kata Wigrantoro. Kebutuhan baja dalam negeri terus meningkat
        karena maraknya pembangunan proyek infrastruktur. Perkiraan
        kebutuhan per tahun sekitar 14-15 juta ton. Sementara,
        produksi dalam negeri sekitar 8 juta ton. *Penambahan pasokan
        baja dari pabrik dalam negeri belum berhasil mengejar
        kebutuhan nasional.* Tahun ini, *penambahan kapasitas baja
        hanya datang dari Krakatau Steel. **“Jumlahnya belum mampu
        menghentikan ketergantungan impor,” *kata Wigrantoro, yang
        pernah menjabat Dirut Krakatau Steel. Saat ini, kapasitas
        produksi yang dimiliki Krakatau Steel hanya sebesar 5 juta
        ton per tahun. Pada April 2019 nanti, pabrik Hot Strip Mill
        (HSM) 2 perusahaan tersebut akan mulai memproduksi hot rolled
        coil sebanyak 1,5 juta ton. Krakatau juga akan mengakuisisi
        pabrik baja lokal yang hampir atau sudah bangkrut pada 2019.
        Pabrik yang akan diakuisisi diperkirakan menambah kapasitas
        sebanyak 1 juta ton baja. Selain Krakatau, kata Wigrantoro,
        tak ada perusahaan dalam negeri yang akan menambah kapasitas
        produksi. Dia menyebut perusahaan baja lain, PT Burung Garuda
        yang belum akan merealisasi penambahan kapasitas di tahun ini.

        Artikel ini telah tayang diKatadata.co.id
        <https://katadata.co..id/>dengan judul "Impor Baja Tiongkok
        Masih Akan Menggerus Neraca Perdagangan"
        
,https://katadata.co.id/telaah/2019/01/23/impor-baja-masih-akan-menggerus-neraca-perdagangan


          Impor Baja Indonesia Mencapai 12,57 Juta Ton


            Impor Baja (Produk Setengah Jadi dan Siap Pakai) 2007-2016

        Sumber : Worldsteel.org, 2017

        Penulis: Yuliawati
        Editor: Yuliawati


        ajeg 於 23/9/2019 12:44 寫道:

        Kalau banjir baja impor "dari Cina" diganti jadi "dari AS"
        atau "dari Rusia" atau "dari India" atau "dari Jepang", apa
        usulan RR tetap tidak masuk akal?


        --- SADAR@... wrote:

            Tentu masalah menyelamatkan KS yg setiap tahun rugi dan
            dengan hutang sudah mencapai Rp.30T itu, harus lebih
            dahulu menemukan dimana masalah utamanya! Kemarin ini
            bung Djie sudah keluarkan beberapa masalah, ... dan
            menurut JK yg utama juga manajemen KS yg perlu
            diberesin dulu! Dan sedang diusahakan semaksimal
            mungkin, entah berhasil tidak, ...?


            Tempo hari saya pernah mengikuti video diskusi
            "Menyelamatkan KS" ada RR, ada juga Presdir KS, yg
            menjelaskan hasil produksi baja KS utamanya bukan utk
            pembangunan infrastruktur, dan oleh karenanya tdk
            mengambil produksi baja KS, jadi wajar saja kalau
            pembangunan infrastruktur Jokowi lebih 4 th terakhir ini
            masih harus import! Hanya saja saya tidak berhasil
            menemukannya kembali.

            Entah apakah KS bisa tidak dengan mudah merubah jenis
            produksi baja sesuai kebutuhan pasar? Atau karena
            teknologi dan aparat yg digunakan sudah kuno, ...???

            Jadi, berapa besar kran impor baja dibuka, yaa
            tergantung kebutuhan pasar di Indonesia! TIDAK PERLU
            menyasar baja Tk yg lebih murah! Lalu, bagaimana pula
            dengan hasil produksi baja Morowali itu? Bisa KS
            bersaing dengan hasil baja Morowali, atau produksi baja
            Morowali itulah yg dibilang baja Tk??? Kalau saja impor
            baja Tk kebanyakan yg katanya murah dengan harga
            dumping, juga tidak akan laku dan akhirnya hanya
            tertimbun digudang saja! Bukankah importir nya akan RUGI
            sendiri!


            ajeg 於 22/9/2019 22:50 寫道:

            Maksudnya Jokowi tidak tidak tahu pentingnya industri baja?

            Dia bisa menyesal industri tekstil digempur Cina kenapa
            untuk baja hanya menyalahkan manajemen KS? Apa presdir
            KS punya wewenang untuk membuka / tutup keran impor?


            --- SADAR@... wrote:

                Entah bung tahu tidak ditahun 1950-an Tiongkok
                sudah punya pabrik baja Ibukota, yg dibangun dengan
                bantuan dan teknologi Sovyet Uni! Dan justru untuk
                meningkatkan BERDIKARI lebih lanjut, Deng masih
                tetap minta bantuan Baja-Nippon untuk bangun pabrik
                baja yg lebih besar lagi!

                Lha, jelas masalah utama KS ada pada manajemen yg
                perlu dibenahi, dan itulah yg akibatkan HARGA baja
                KS jadi tinggi dan sulit bersaing dipasar! Kenapa
                pemasukan baja dari Cina yg salahkan dan dumping
                harga? Jadi ikut2an Trump yg jalankan, ... naikkan
                pajak dan TIDAK memecahkan masalah yg terjadi
                sesungguhnya dengan tidak peduli pula rakyat
                berteriak harus beli barang dengan harga lebih
                mahal? Dimana kebijakan berdikari yang
                dijalankan!!! Bukankah Presdir KS baru saja diganti
                dan tugas utamanya membenahi manajemen KS yg memang
                bermasalah itu. Lalu bagaimana hasilnya?


                ajeg 於 22/9/2019 5:18 寫道:

                Tentu saja Cina ngerti bahwa industri baja
                merupakan tulang punggung pembangunan negara /
                masyarakat berdikari. Itulah yang digarap Deng di
                awal kekuasaannya dengan memohon bantuan Jepang
                (Nippon Steel).

                Jadi, untuk menambah tingkat ketergantungan bahkan
                menghancurkan Indonesia ya tinggal dirusak saja
                industri bajanya, Krakatau Steel itu. Caranya,
                banjiri Indonesia dengan baja murah dan murahan
                dari Cina atas nama persaingan pasar bebas. Toh
                boneka centeng siap menggebuk Rakyat yang
                coba-coba menghalangi usaha para cukong "cari
                makan" di Indonesia! Apa susahnya? Silakan putar
                ulang pidato visi-misi presiden pilihan KPU-MK
                yang tegas menyatakan kesiapannya sebagai centeng
                cukong.

                Dari sini jelas bahwa bahaya di depan Rakyat
                Indonesia yang sudah memiliki industri baja ini
                pertama-tama adalah keberadaan centeng-centeng di
                pucuk kekuasaan sejak HMS, BJH, MSP, SBY, hingga
                JKW. Hanya BK dan GD yang sampai akhir hayat
                pantang menyerah untuk membawa bangsa ini berdiri
                di atas kaki RI.

                Banyak kok usaha Rakyat yang berhasil secara
                tradisional tetapi selalu patah tumbuh hilang
                berganti karena keberdikariannya tidak dilindungi
                pemerintah. Sebaliknya, usaha berdikari yang
                kelihatan semakin maju, buru-buru digiring untuk
                memakai sistem administrasi / manajemen
                kapitalisme Barat. Barang siapa membangkang,
                habislah dia dengan macam-macam fitnah termasuk
                tudingan "komunis" hingga "komunitas ajaran sesat"!

                Ada-ada sajalah cara neolib-neocon untuk
                menghancurkan kekuatan lawannya yang selalu
                dimulai dengan isu dan propaganda media. Bila
                perlu, terapkan taktik andalan, adu domba.
                Sebagaimana yang kita saksikan hari-hari ini dalam
                peristiwa kebakaran kilang minyak Aramco.

                --- lusi_d@... wrote:

                Melanjutkan pembicaraan ttg ekonomi politik saran
                RR masalah Krakatau Steel






--
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com

Kirim email ke