Bung Andang...saluuut sama idealisme anda. Geologist memang asset bangsa
yang bisa mengetahui nilai kekayaan alam non hayati di negeri ini. Sebagian
besar geologist di negeri ini dididik di perguruan tinggi negeri dengan
menggunakan uang negara. Seharusnya merupakan kewajiban bagi geologist kita
mengabdi untuk bangsa.

Tapi Bung...kalau istri kita minta mobil mewah dan rumah mewah dengan
kehidupan yang wuuuaaahhh....kita bisa apa??

Salam,

sArwanto

2012/7/30 andang bachtiar <andangbacht...@yahoo.com>

> Krisis energi Indonesia ini sebagian juga karena kesalahan geologist -
> termasuk saya dan anda2 – yg mendiamkan atau tidak berusaha keras
> mengoreksi kebijakan pemerintah yg mendasarkan program pengelolaan migas,
> mineral dan batubara Indonesia:  1) hanya pada cadangan yg sudah ada
> bukan pada sumberdaya yang harus diketemukan, 2) hanya pada rekayasa
> pengurasan bukan pada pencarian sumber2 baru di daerah2 baru dg konsep2
> baru, 3) hanya pada kecenderungan konsep eksplorasi dunia (itupun telat
> mulainya) bukannya merunut sifat dan tahapan eksplorasi di indonesia
> sendiri, 4) hanya pada euforia menerapkan konsep2 eksplorasi baru indonesia
> yg diciptakan periset2 asing dan bukannya mendorong penemuan konsep2 baru
> oleh periset2 Indonesia shg kita lebih punya bargaining dan tidak keduluan
> meraup informasi ttg daerah kita sendiri, 5) hanya pada spirit kemudahan
> perijinan spec2 survei oleh pihak2 asing dan bukannya mengalokasikan dana
> untuk riset gede2an dan spec survey sendiri shg data tidak dikangkangi
> pihak asing selama mrk mau dan kita hanya gigit jari, 6) hanya pada
> kekinian dan bukan pada masa depan.
>
>
> Lalu dimana? Kemana? Siapa? Mana itu geologist2 hebat yg katanya pewaris
> tradisi eksplorasi Klompe, van Bemmelen, Lasut, Katili dan senior2
> legendaris lainnya lagi? Masih sajakah kita bersibuk ria dengan mengerjakan
> proyek2 menguliti cadangan yg sudah ada atau paling jauh mereka-reka dimana
> ada prospek di blok2 baru di dekat2 blok2 dan sumur2 lama dengan konsep yg
> itu2 juga? Mana riset2 kita? Mana doktor2, professor, spesialis,
> eksplorasionis, peneliti dan para penemu kita? Mana teori tektonik
> Indonesia baru kita? Mana rekonstruksi sejarah cekungan2 baru kita? Pada
> kemana para ahli mineral kita koq dari dulu cuma berkutat di mandala
> metalogeni yang sudah berpuluh tahun diceritakan pendahulu2 kita?
>
>
> Ketika kutengok di ruang-ruang kuliahpun para pendidik sekaligus peneliti
> kita juga nggak terlalu sempurna hadir disana; kalau pengorbanan para
> mahasiswa yg tdk sempat diajar dosen2nya itu diganjar dengan temuan2 riset2
> baru kebumian Indonesia yang dapat menghasilkan temuan2 migas, mineral dan
> batubara yang signifikan sih masih Ok-lah alhamdulillah wa syukurillah.
> Tapi ternyata temuan2 baru itupun tidak ada, riset2pun tidak bergema! Yang
> kita kerjakan adalah sibuk berproyek ria menyelaraskan diri dengan
> kebutuhan industry yang ingin mencari gampangnya saja mendidik sekaligus
> memanfaatkan kedekatan dengan akademisi untuk mendapatkan jasa bagi
> rutinitas pekerjaan mereka, hampir tidak ada pekerjaan2 yang sifatnya riset
> breakthrough konsep dan teknologi yang dapat membawa cakrawala baru temuan2
> baru migas, mineral, batubara Indonesia.
>
>
> Lalu, bagaimana kita nggak mengganggap diri kita salah kalau itu semua
> terjadi di sekeliling kita? Ayolah bangkit,..minimal sadarilah: kita semua
> punya masalah: negeri ini memerlukan geologist yang punya komitmen: seperti
> anda, saya, kita semua! Serius, kita sedang krisis: bukan hanya krisis
> energi, tapi krisis identitas geologist Indonesia!!!
>
> Salam
> ADB - Arema
> IAGI-0800
>

Kirim email ke