Dear Rusini Juraimi

Maaf bila anda tersinggung dengan tulisan saya...
dengan tulisan ini saya berusaha menghimbau sahabat-sahabat saya rakyat
indonesia untuk tidak membenci malaysia
karena saat ini banyak rakyat indonesia yang membenci malaysia,

saya tidak bermaksud untuk memperkeruh situasi, saya menginginkan indonesia
dan malaysia bersahabat
tapi jujur saya sebagai bangsa indonesia, telukai hati nurani saya karena
bangsa malaysia banyak membuat luka
bagi bangsa indonesia. saya pun memiliki banyak sahabat dari malaysia.
karena saya menghargai perbedaan setiap bangsa.

Anda boleh marah dengan tulisan saya, tapi dalam kenyataanya ratusan juta
rakyat indonesia terluka dan marah terhadap bangsa
malaysia, maka dengan tulisan ini saya bermaksud mendamaikan hati sahabat
satu bangsa saya. mungkinlebih baik kita saling
mengintropeksi diri. dimana agar kita tidak saling menyakiti.. karena
manusia dihadapan tuhan adalah sama. yang berbeda hanya
nilai ketaqwaan.

"mari kita jalin persahaban malaysia, indonesia yang harmonis, yang saling
menghargai hak hidup sebagai mahluk ciptaan tuhan,
bukan hubungan yang terus saling melukai, dan hubungan merasa aroganitas."

Dengan tulisan ini saya harap bisa membantu hubungan yang lebih baik antara
malaysia dan Indonesia

Salam Dari Putra Indonesia untuk rakyat malaysia
Erwin Arianto


On 9/3/07, Rusini Juraimi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ERWIN ARIANTO sebelum anda bicara tentang rumahtangga' ORANG',anda
> seharusnya tilik diri anda sendiri.Pernahkah anda terfikir?Berapa ramaikah
> rakyat Indonesia termasuk artis Indonesia sendiri telah datang ke malaysia
> untuk mencari rezeki disini,tak guna anda bicara tentang ketenangan jiwa
> jika jiwa anda sendiri telah dicemari.Kami rakyat malaysia sentiasa ingat
> apa itu 'SERUMPUN SEBANGSA'.
>
> Note: forwarded message attached.
>
> ------------------------------
> Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
> Play Sims Stories at Yahoo! Games.
> <http://us.rd.yahoo.com/evt=48224/*http://sims.yahoo.com/>
>
>
>
> ---------- Forwarded message ----------
> From: "Erwin Arianto" <[EMAIL PROTECTED]>
> To:
> Date: Mon, 3 Sep 2007 11:26:56 +0700
> Subject: [Mayapada Prana] Kenapa Kita Benci Malaysia
>
> Malaysia lagi kehilangan muka gara-gara badmintonnya
> nggak lagi berbulu dan bolasepaknya hancur lebur di
> Piala Asia kemarin. Seperti kita tahu, lewat dua
> sektor itu Malaysia merasa pernah menandingi
> Indonesia yang nyaris mengganyangnya. Mereka juga
> merasa naik gengsi dengan memiliki Mahathir yang
> berjuluk "Soekarno kecil".
>
> Jadi, buat apa membenci orang yang punya kekurangan?
>
> Soal musik sampah, itu lantaran mereka lagi gedeg.
> Susah-payah bikin lagu-lagu yang mereka klaim sebagai
> genre "Malaysian Rock", eeh...
> ternyata bikin begituan cuma hal sepele saja buat si
> Sheila Ungu on Kangen Seven. Pasalnya, rock malesya
> itu melulu "Isabela adalah..."
> yang merinto-rinto penuh harahap. Sedangkan Indonesia
> yang punya sejibun rocker aliran apapun, nggak perlu mendongkrak
> dirinya untuk kelihatan eksklusif. Malah, dengan rendah hati kita
> mengakui rocker juga manusia.
>
> Jadi, buat apa membenci orang yang kurang perhatian?
>
> Malaysia samasekali bukan tandingan Indonesia. Jangan
> kotori jari kita untuk nyentil orang yang banyak kekurangannya.
> Tapi tetap, kita harus waspada terhadap penyusupan pemikiran
> fundamentalis (sejak pertengahan 1980an kalau nggak salah) serta
> ekspor
> teroris macam Azahari & M.Top yang sengaja menghancurkan nama
> Indonesia dan - langsung atau tidak - merampas kue pariwisata kita.
>
> Jadi, ndak ada gunanya membenci orang yang cemburuan.
> Semakin kita membenci Malaysia (dan Singapur) &
> semakin keruh situasi kawasan, semakin senanglah si
> ceriwis Inggris. Apalagi kalau sampai timbul
> konflik, semakin leluasalah pasukan sekutu
> mengangkangi Selat Malaka
> dengan helm PBB - seperti di Timtim itu.
>
> Inggris, bangsa yang gampang marah dan pendendam itu,
> bagaimanapun pandai mempermainkan wajah & lidah demi
> peran aristokratnya. Dia lebih suka menyuruh orang
> lain menjalankan misinya. Tapi kalau sudah
> kelewat ngebet, maka perangai aslinya yang lebih
> rendah dari bonek dan lebih sadis dari residivis pun
> muncul. Lihat, apa kurang jauhnya Malvinas dari
> London? Toh direbut juga sekalipun dengan
> menenggelamkan anak-anak mudanya di lautan beku.
>
> Kita, Indonesia, boleh marah terhadap proyek Inggris
> bernama "Malaysia" itu, tapi tidak kepada pribumi di
> sana. Saudara-saudara di Semenanjung itu justru perlu
> dibantu untuk bebas menjadi dirinya
> sendiri. Kita boleh tersinggung akan perlakuan
> adik-adik kecil itu.
> Tapi membenci? Kok jadi mirip Tessy Srimulat; mantan
> KKO yang lebih seneng nyubit ketimbang tetap gagah.
>
> Sebagai yang lebih tua kita wajib membimbing Malaysia
> ke jl. yang benar. Lihat, mereka kan masih nggak ngerti cara
> bertetangga, salah memahami rock, serta keliru pula memaknai lagu
> santai
> sebagai anthem kerajaan...: )
>
> Nggaklah. Indonesia masih lebih gagah dan punya harga
> diri dibanding "Malaysia". Masalahnya tinggal bagaimana kita
> menggali, menemukan, dan membangunkan lagi jatidiri Indonesia.
>
> Kerja ini bisa tambah ruwet kalau melihat pidato SBY
> yang terkesan jadi jubirnya Malaysia: "Kalau (polisi
> itu) terbukti bersalah, akan ditindak".
>
> Akhirul kalam, mari kita benahi saja dulu dari titik
> ini; para pemingpin itulah yang - sadar atau tidak,
> sengaja atau tidak - membuat bangsa ini serba menciut
> dan ketinggalan di mana-mana.
> Tangani setiap perselisihan dengan Malaysia atau
> siapapun secara logis dan dewasa. Juga dengan
> pemerintah sendiri
>
> From: "Satrio Arismunandar"
>
>
> --
> Best Regard
> Erwin Arianto,SE
> えるウィン アリアンと
> Internal Auditor
> PT.Sanyo Indonesia
> Ejip Industrial Park Plot 1a Cikarang-Bekasi
> --------------------------------------------
> See my Article On http://erwinarianto.blogspot.com/

Kirim email ke