Hmmm hmmmm, saya pikir itu hanyalah ungkapan "curhat" dari pak "dfaj21" (dan 
mgkn bnyk yg sependapat, dari "dengar2 saja") hehehe... Peace.....

Saya ingin komentar hal yg terakhir tentang devisa bebas... Frankly saya tidak 
tauk apakah itu usulannya IMF atau "ndoro londo" (kita ini koq sepertinya 
miderwardegh ya? Selalu dikait2kan dgn mrk). Yg jelas dasar hukum devisa bebas 
yg masih berlaku saat ini adalah UU no.24 tahun 1999 (tentu ini output dari 
pemerintah dan lembaga legislatif). 

UU24/1999 ini merupakan pembenahan tatahukum dan "penegasan" dari UU sejenis 
tahun 1967 yg tidak eksplisit sehingga dilengkapi dgn PP/keppres (cmiiw).  
Tentu perlu dikaitkan dgn kondisi saat itu utk menilai... But I think it's the 
best and brilliant choice. Saat itu kondisi ek-pol-sos-kam RI boleh dikata 
"chaos n mismanaged" a.l. utang default (LN+DN), devisa minim, hiper-inflation, 
high-unemployment. Regime devisa (controlled) menimbulkan "pasar gelap valas" 
dan sumber KKN administraturnya. So, if you can not managed them effectively n 
efficiently, let the market do the job.

Satu hal yang cukup menggelitik.... Nampaknya banyak diantara kita yg demikian 
antipati dgn IMF ya? Saya agak berebda pandangan soal ini. Sure they made 
mistake... But without their "help" I'm not sure NKRI bisa survive (note: yg 
"dibantu" bukan hanya RI). Mgkn yg harus dilakukan adalah memperkuat peran 
diplomasi dan "pengaruh" RI dalam lembaga2 supranasional tsb. Jangan "memble 
ajee"

Just a though :-)

Salam
Sent from my BearBerry®
powered by ISAT & TLKM

-----Original Message-----
From: Pak AA <pakaa2...@gmail.com>
Date: Mon, 21 Sep 2009 10:11:46 
To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
Subject: Re: [ob] Kang Bagus - Apakah Indonesia meminta Inflow Hot Money untuk 
        masuk Kontrak Berjangka Currency?

Elaborate dong bos W4W.... yg versi bos W4W gimana
Mumpung liburan.... hehehe
thanks

2009/9/21  <mr_...@yahoo.com>:
> Maaf Pak AA dan pakar2 OB, cuman pengamatan bego saya. Mungkin waktu test AWA 
> di GMAT dulu saya salah baca buku.
>
> 1.) Yg saya maksud analogy ngga tepat ini :
>> Pasar bebas sama seperti naek mobil > ke puncak dengan gigi netral.
>
> Masa karena kucing dan anjing sama2 berbulu kita bisa analogikan anjing 
> mengeong juga.
>
> 2) Exaggeration yg ini :
>>Dikasih bunga 50% sampe 200% >setahun juga gak ada mau yang bantu >beri hutang
>
> Dan ini, menurut saya, either juga di lebih2kan atau ngga relevan:
>
>>Tapi buat masing-masing individu hidup >susah selama 3-5 tahun itu kan 
>>>penderitaan juga. Putus pacarlah, >setres lah, impotenlah, sakit jantung 
>>>lah, beban emosi dan juga lain-lainnya >lagi....
>
> Sorry pak dafj21, silahkan lanjut diskusinya.
>
> Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
>
> -----Original Message-----
> From: Pak AA <pakaa2...@gmail.com>
> Date: Mon, 21 Sep 2009 08:14:24
> To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
> Subject: Re: [ob] Kang Bagus - Apakah Indonesia meminta Inflow Hot Money untuk
>        masuk Kontrak Berjangka Currency?
>
> Gak nyambungnya gimana?
>
> exageration dan irrelevant nya di mana? Ayo, jelasin dong bos
>
> 2009/9/21  <mr_...@yahoo.com>:
>> Sorry Sir,
>>
>> Itu analagy ngga nyambung.
>>
>> The rest of the argument is either exaggregation or irrelevant.
>>
>> Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
>>
>> -----Original Message-----
>> From: "dfaj21" <dfa...@yahoo.com>
>> Date: Mon, 21 Sep 2009 05:43:18
>> To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com>
>> Subject: Re: [ob] Kang Bagus - Apakah Indonesia meminta Inflow Hot Money 
>> untuk masuk Kontrak Berjangka Currency?
>>
>> Ibaratnya mobil, ada gas tapi kalau tidak ada rem itu namanya nyari mati...
>>
>> Pasar bebas sama seperti naek mobil ke puncak dengan gigi netral. Lagi 
>> nanjak dorongnya setengah mati. Dikasih bunga 50% sampe 200% setahun juga 
>> gak ada mau yang bantu beri hutang.
>>
>> Begitu giliran turunan, rem-nya gak ada. Inflow gila-gilaan masuk gak bisa 
>> di rem. Di tiap tikungan pemerintah atau swasta peminjam harus cepat-cepat 
>> restrukturisasi hutang, dan jadinya sangat tergantung sama kemampuan supir 
>> banting setir ke kiri kanan. Sampe nantinya ketemu tikungan tajam lagi 
>> (panik/krisis) yang sudah gak bisa di tangani lagi...  jadilah tabrakan.
>>
>> Korbannya... barangkali secara statistik cuma penurunan 3-4% GDP, dll 
>> sebagainya. Tapi buat masing-masing individu hidup susah selama 3-5 tahun 
>> itu kan penderitaan juga. Putus pacarlah, setres lah, impotenlah, sakit 
>> jantung lah, beban emosi dan juga lain-lainnya lagi....
>>
>> jadi pilih mana...
>>
>> Ngomong-omong, undang-undang 98 tentang devisa bebas itu produk bikinannya 
>> IMF waktu jaman krismon dulu ya? Masih dipake?
>>
>> --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, h...@... wrote:
>>>
>>> Pemilik dana asing akan panik bila ada peraturan baru. Mereka akan segera 
>>> keluar dulu.
>>> Tapi tampa kontrol nilai tukar kita benar2 tergantung pasar. Ketika terjadi 
>>> fluktuasi yg tidak menguntungkan instervensi bi bagaikan mengarami lautan.
>>>
>>> J

Kirim email ke