Assalamualikum ww
   
  Ketika orang2 Romawi belum pernah melihat lincah dan genitnya cewek2 India 
menari, pemalunya gadis Melayu berdendang dan gesitnya amoy sipit Shanghay 
bersilat kungfu, orang Saba’  Arab Yaman telah menopoli perdagangan emas, 
rempah2 dan obat2an dari Timur 
   
  Orang2 Eropa semula mengira Tanah Arab lah sebagai penghasil komoditas 
tersebut sehingga berencana-lah penguasa Romawi untuk mendudukinya namun mereka 
kecewa tidak menemukan suatu apapun, jangan pohon rempah yang tumbuh dinegeri 
tandus berbukit cadas itu rumput dan lumut pun enggan 
   
  Waktu itu dikenal hanya 2 jalur perdagangan yaitu “Jalur Sutra” yang 
melintasi Jazirah Arab, Samarkand, Turkhistan terus ke Tingkok sementara jalur 
Selatan dikuasai orang2 Arab melintasi sepanjang pantai Laut Merah, negeri2 
Arab Selatan seperti Syihr, Al Mazan, Zulfar, Oman terus Kambai, Gujarat India, 
Maladewa, Sailan, Selat Malaka, Perak terus ke Canton China, hanya armada2 
dagang Arab dan China yang berlalu lalang antara Timur Tengah dan Timur Jauh
   
  Bagaimana pula dengan agama dan kepercayaan waktu itu?
  Jauh sebelum Islam lahir pelosok bumi diselimuti atmosfir kejahiliyahan, 
lihat saja dinusantara ini moyang kita masih mempertuhankan pohon, batu dan 
gunung bahkan di-abad2 permulaan Masehi diperkenalkan pula dengan berbagai dewa 
seperti Wisnu, Brama dan Syiwa atau Trimurti bahkan saking kuatnya pengaruh 
sang dewa sampai2 menembus ruang istana
   
  Lihat saja berita China menyebutkan tahun 132M Raja Ye Tiao mengirim utusan 
membawa barang / upeti keistana kaisar Han, tentu saja yang dimaksud Ye Tiao 
adalah Jawadwipa, dari sumber lain ada pula Kutai Kartanegara (Hindu) di 
Kalimantan Timur, Tho Lo Mo (Tarumanegara -Hindu) di Jawa Barat, Mo Lou Yen 
Melayu (Budha) Sumatera Tengah dan Sheh Lie Fo Shien Sriwijaya (Budha) yang 
menurut berita Arab disebutkan sebagai Syarbazah
   
  Bagaimana pula di Arab sono?
  Moyang orang Arab juga penganut politheisme yang diwujudkan dalam bentuk 
pemujaan berhala seperti dewa Hubal sebagai dewa tertinggi bersemayam di 
Ka’bah, dewa Lata di Thaif, Uzza di Hejaz dan Mamats di Yatsrib dan banyak lagi 
dewa2 lain di-masing2 suku yang tersebar ditanah Arab   
   
  Namun 1395 tahun yang lalu seberkas sinar Hidayatullah memancar kesepenjuru 
alam, berbeda ketika itu dengan para malaikat yang khusuk mensucikan asma Allah 
makhluk lain seperti Jin, Iblis dan Syathon tersentak kaget ter-huyung2 
“bantuak Japang mabuak” saling bertanya sesama mereka “Apa gerangan yang 
terjadi? 
   
  Hari itu dalam sebuah gua tidak jauh dari perkampungan kaum Quraisy dilembah 
“Bakkah” Jazirah Arab seorang lelaki gagah bernama “Muhammad” bin Abdullah bin 
Abdul Muthalib dari bani Hasyim dipromosikan sebagai Rasul Allah yang ditandai 
dengan turun-nya wahyu pertama yang sekarang tercantum dalam surah 96 al ‘Alaq 
ayat 1-5
   
  Setelah 23 tahun berda’wah nabi Muhammad berhasil membawa manusia kepada 
kemajuan yang fantastis bahkan sejarah manapun tidak sanggup membuat perubahan 
yang semenakjubkan itu bahkan pada periode Madinah (622-634) Islam telah 
menjadi sebuah kekuatan politik dimana Madinah tidak saja sebagai pusat da’wah 
tetapi juga sebagai Pusat Pemerintahan Negara Islam Dunia dengan Nabi Muhammad 
tidak hanya sebagai Kepala Agama tetapi juga sebagai Kepala Negara  
   
  Sebelum Kepala Negara Islam ini wafat (634) Islam telah berkembang keseluruh 
Tanah Arab sedangkan kepada raja2 diluar itu dikirim perutusan untuk mengajak 
mereka bergabung kedalam Islam bahkan sampai ke Timur Jauh Tiongkok risalah 
Islam itupun disampaikan, tidak kurang dizaman 4 Khalifah Rasyadah (634-661) 
Islam telah pula mengakar di Persia, Mesir, Armenia, Tunisia, Rodhesia dan 
Ciprus
   
  Ke Timur Jauh pun Islam telah diperkenalkan melalui “Jalur Sutra” lewat 
khafilah /  saudagar2 Arab berkendaraan onta diterima orang2 Hui di Tiongkok 
Barat, lewat laut melalui saudagar2 Arab Hadhramaut yang “nenek moyangkoe orang 
pelaut” itupun Islam telah pula sampai ke Canton di Tiongkok Selatan dan tentu 
saja mereka mampir ke Nusantara sejak dari Filipina hingga Sulu, Jawa dan 
Sumatera
   
  Masuknya Islam ke Indonesia tidaklah bersamaan antara daerah yang satu dengan 
yang lain, hal ini tentu saja disebabkan beberapa faktor seperti geografis, 
politik, sosial, ekonomi dan budaya namun demikian sebuah sumber India 
menyebutkan adanya 2 pucuk surat Maharaja Lokitawarman dari Kerajaan Melayu 
yang memohon kepada Khalifah Muawiyah (661) agar mendatangkan guru agama Islam 
ke-istananya di Muara Sabak (Prop. Jambi sekarang - Muawiyah memerintah setelah 
Khalifah IV Ali bin Abi Thalib)
   
  Masuknya agama Islam ke Minangkabau diperkirakan pada abad pertama hijrah 
atau abad 7 atau 8 Masehi yang dibawa oleh pedagang2 yang merangkap sebagai 
da’i atau mubalig, tentang Shekh Burhanuddin (1646) yang kuburannya di Ulakan 
Pariaman bukanlah pembawa agama Islam pertama dan satu2nya ke Minangkabau 
beliau sama juga dengan da’i2 lainnya turut mengajarkan Islam kepada masyarakat 
yang masih berfaham jahiliyah 
   
  Di Pariaman ketika kekuasaan Pagaruyung melemah berpuluh tahun berada dibawah 
takluk kerajaan Samudera Pasai Aceh hingga terjadi asimilasi budaya sebagaimana 
kita lihat saat ini dalam pemakaian gelar sako yang matriachat terdapat juga 
pemakaian gelar yang patriakhat (gelar yang diwariskan dari ayah kepada anak 
laki2nya) yang dipasang didepan nama yang bersangkutan seperti Sutan untuk 
mereka2 yang mempunyai hubungan darah dari garis ayah dengan raja2 Pagaruyung, 
Bagindo yang mempunyai hubungan darah dengan raja2 Pasai Aceh sedangkan gelar 
Sidi dipakai oleh mereka2 yang ada hubungan darah dengan sahadah (Sayiid) 
saudagar / pengembang agama Islam dari Arab Hadhramaut, contoh pemakaian gelar 
misalnya Sidi Arman Bahar Piliang Malin Bandaro, Sidi yang patrikhat sedangkan 
Malin Bandaro system matriakhat    
   

Minangkabau berarti Menang pado fi'il kerbau

 Takalo maso nantun, nagari alun banamo Minangkabau, syarak alun mandaki dari 
Ulakan, urang alun banyak nan basandi ka kitabullah, rang kampuang alun tantu 
ba’a hukum ma-adu ayam, takalo maso itu nagari alun banamo Minangkabau, dusun 
banamo dusun Guntuang, Andaleh namo tanahnyo, urang ma-lukah diateh pagu 
manangguak ditangah padang, kok ma-lukah diateh pagu mancik jo cacak nan 
bamakan kok manangguak ditangah padang kalo jo sipasan nan bapanggang, hala jo 
haram alun babedo sah jo bata alun dikaji sunaik paradu alun basabuik, adaik 
banamo jahiliah, babaua indak bago nikah, sia gadang sia malendo sia tinggi sia 
maimpok, sawah indak bapamatang palak indak babintalak, hukum syariat alun 
balaku, parangai sarupo jo kabau, sajak dari nan ketek alun tumbuah gigi inggo 
nan gaek nan lah tangga gigi

 Masuaklah maso nantun, ajaran rasulullah, kok hala jo haram lah babateh, 
sunaik paradu lah disabuik, sah jo bata dikaji ciek2, sabalun babaua, nikah 
dahulu, adaik nan tapabuek disigi jo kitabullah, lamo jo lambeknyo, dek gunuang 
tumbuak kabuik, bukik lancaran paneh, lurah himpunan batang, kualo himpunan 
kapa, mako disabuik nagari nangko nagari "Manangkabau" aratinyo anak nagari nan 
manang pado fi'ia kabau

 Itulah barakaik ajaran rasulullah nan turun dari tanah Makah bacebang hinggo 
katangan Tuangku Shekh Abdul Rauf bajawek katangan Katik Pono nan bagala 
Tuangku Shekh Burhanuddin nan badiam di Ulakan Pariaman mandaki syara' ka luhak 
nan tuo disambuik kapangkuan Rajo Alam Sulthan Alif Muayatsyah hinggo basibak 
ka-luhak Agam jo Limo Puluah taruih karantau laweh Kuwantan sasimpang jalan 
Gunuang Sahilan hinggo sa-jalan lah adaik jo sarak

 Kok kini anak kamanakan baralek kawin, saraik nan ampek manjadi limo ba-inai, 
ba-hiyeh, ba-sandiang, ba-arak, ba-bunyi2an, ba-akaik nikah palangkok syara', 
baru buliah disarumahkan, itulah syara' nan mangato adaik mamakai, ba-bezo jo 
zaman jahiliyah nan ba-fi'ia co kabau, sakandang indak bago nikah, manang kito 
kini pado parangai kabau di-nagari nan kini banamo “Minangkabau”

                                Adaik manurun syara' mandaki

                              Adaik basisampiang syara' batilanjang

                              Adaik basandi syara', syara' basandi kitabullah

                              Adaik mangato syara' mamakai

 Bagaimana peran seorang seorang anak jati Minangkabau yang gundah melihat 
rakyat negerinya sudah menjadi jahiliyah kembali? 

Tekadnya dari seberang laut untuk meng-Islam-kan kembali urang Islam di 
Minangkabau nenjadi ber-darah2 bahkan seorang Nan Dipituan Sati Tuangku Sutan 
Rajo Alam Bagagarsyah Johan Badulat harus membayar mahal dengan runtuhnya 
Kerajaan Melayu Minangkabau di Pagaruyung pada tahun 1849 M, setelah yang satu 
ini, ………..  

 

Muhammad Dafiq Saib <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Wa'alaikumsalam wa rahmatullahi wa barakaatuhu

Santiang angku Malin. Lanjut.... Jaan lamo-lamo bana
siaran iklanno....

Wassalamu'alaikum,

Lembang Alam


                
---------------------------------
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ 
countries) for 2¢/min or less.
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================

Kirim email ke