Salam kenal bung Moko. Saya setuju dengan pendapat anda.


Helson SIAGIAN
-----------------------
http://gwu.edu/~siagian
-----------------------


On Thu, 13 May 1999, Moko Darjatmoko wrote:

> At 4:41 PM 5/13/1999, FNU Brawijaya wrote:
>
> |Okay mengenai pemakaian tauke dengan mas. Sebetulnya istilah apa saja
> |kalo dipake secara nggak bener juga akan nggak bener. Sebaliknya kalo
> |mau diplesetkan untuk diartikan salah juga akan salah, bagaimanapun
> |kita mau bikin bener.
> |
> |Kayak 'tauke', ini istilah yg digunakan sehari-hari, ...
>
> Betul sekali, seperti halnya kata apapun, "tauke" atau "cina", atau
> kata apa saja itu memang netral. Baru setelah mendapatkan intonasi
> (dalam bahasa ucap) atau dalam *konteks* tertentu (kalimat,
> situasi, dsb.) maka kata yang sebetulnya "netral" tersebut bisa
> menjadi derogatory (pelecehan), rasis, dsb.
>
> Kalau kita simak awal mula thread ini ...
>
>     At 11:59 AM 5/11/1999, FNU Brawijaya wrote:
>
>     |Lha KAMU belum jadi tauke lagunya sudah kayak
>     |Donald Trump. Bisa bayar 3-20 juta mestinya kan
>     |bisa bayarin tiket buat keluarga untuk keluar dari
>     |Indonesia. Tauke kayak KAMU ini yang biasanya
>     |jadi sasaran pertama tiap ada kerusuhan.
>
> Siapapun yang sedikit rasional dan mngerti situasi rasial di
> Indonesia mengerti apa maksud kalimat diatas, siapa yang dituju.
>
> The above phrase DOES send a clear message ... and the word is no
> longer neutral! It is a racist's remark.
>
>
> Moko/
>

Kirim email ke